Sebelumnya silakan baca dulu [System Super Kultivasi] Dan ini adalah kelanjutannya.
Gunakan poin untuk menambah energi
Penambahan energi
Loading…
Mulai…
10%…
20%…
30%…
40%…
50%…
60%…
70%…
80%…
90%…
100%…
Selesai
Poin Anda di potong 100
Sisa poin Anda [3610]
"Hari ini saja cukup, ayo kita pergi cari makan dulu," ajak Feng Lias.
"Iya, aku juga sudah sangat lapar," ucap Song Chen menyimpan batu permata ya.
Mereka pun keluar dari hutan tersebut lalu menuju salah satu warung makan.
Di sana sudah ramai para murid-murid yang sedang makan.
"Silakan masuk Tuan, Anda mau pesan apa?" tanya pelayan warung makan tersebut.
"Pesankan kami 2 mangkok ramen," pinta Feng Lias.
"Baik Tuan, silakan menunggu," ucap pelayan warung.
Feng Lias mengangguk dan duduk di kursi yang masih kosong.
"Hey Feng Lias!" panggil Shi Ling melambaikan tangannya.
Feng Lias dan Song melihat ke arah pemilik suara tersebut juga ikut melambaikan tangan.
"Ayo kita pindah," ajak Shi Ling kepada Jin Chan.
Jin Chan mengangguk dan membawa mangkok makanan mereka menuju meja Feng Lias.
"Kalian tadi latihan di mana? Aku tidak melihatnya?" tanya Shi Ling meletakkan mangkoknya di meja.
"Hm… kami latihan di dalam hutan," jawab Feng Lias.
"Pantas saja tidak terlihat, oh ya besok adalah pertandingan untuk merebut juara pertama dan bisa masuk ke hutan fuguya, apa kalian sudah siap?" tanya Shi Ling.
"Kalo aku sih siap aja, masalah menang dan kalah urusan nanti, yang penting ikut berpartisipasi saja dulu," jawab Song Chen.
"Aku juga sama, hm… siapa yang akan mengalahkan mu ya?" tanya Shi Ling tersenyum melihat ke arah Feng Lias.
"Hey! Kau 'kan sudah tau kehebatannya, mana ada yang bisa mengalahkannya," ucap Song Chen membela.
"Hahaha … aku bercanda, aku tau jika mengalahkan Feng Lias sangat sulit, aku saja belum tentu bisa mengalahkannya," ucap Shi Ling tertawa.
Pelayan itu datang mendekat membawakan makanan di atas Napan.
"Silakan Tuan," ucap pelayan itu meletakkan makanan itu di atas meja.
"Terima kasih," ucap Feng Lias.
Mereka pun menyantap makanannya dengan lahap karena mereka sangat lapar.
"Kali ini biar aku yang traktir," ucap Shi Ling.
"Benarkah? Wah kamu sangat baik," ucap Song Chen.
"Hehehe… tidak apa-apa, kita adalah teman," ucap Shi Ling.
"Terima kasih," ucap Song Chen tersenyum sambil menepuk pundak Shi Ling.
"Uhuk! Uhuk! Uhuk!…" Shi Ling tersedak.
"Ini minum mu," ucap Song Chen memberikan segelas air putih.
Shi Ling meneguk air minum tersebut.
"Maaf, maaf" ucap Song Chen.
"Tidak apa-apa. pelayan berapa semua makanan kami?" tanya Shi Ling ketika melihat pelayan yang sedang lewat.
Pelayan itu mendekat lalu melihat makanan di atas meja.
"Semuanya 8 batu permata level 5," ucap pelayan itu.
Shi Ling mengeluarkan batu permata dari cincin penyimpanannya.
"Ini batu permatanya," ucap Shi Ling menyerahkan batu permata kepada pelayan itu.
"Terima kasih Tuan," ucap pelayan itu.
"Ini sudah hampir malam, ayo kita pergi," ajak Feng Lias.
Mereka pun bersama-sama meninggalkan warung makan tersebut dan menuju tempat tinggalnya.
Feng Lias dan Song Chen menuju tempat tinggalnya dan begitu juga Shi Ling dan Jin Chan.
Sesampainya di tempat tinggalnya, Xier Ming menunggu mereka di depan gubuk.
"Guru," lirih Song Chen.
Mereka pun mendekati Xier Ming yang sedang bersama Momo.
"Hormat kepada guru," ucap Feng Lias menundukkan kepalanya yang di ikuti oleh Song Chen.
Xier Ming mengangguk.
"Apa guru sudah lama menunggu?" tanya Feng Lias.
"Tidak juga, guru ke sini untuk mengatakan jika besok adalah pertandingan di panggung, apa kalian sudah siap?" tanya Xier Ming sedikit khawatir yang terlihat dari wajahnya.
"Tentu saja guru, aku tidak akan menjadi murid yang guru banggakan," ucap Feng Lias yakin.
"Bagaimana dengan Song Chen?" tanya Xier Ming.
"Aku siap guru, meskipun aku tidak yakin jika aku menjadi juara," ucap Song Chen.
"Tidak apa-apa, jika kamu sudah di batas kemampuan mu ingat, kamu angkat tangan ya, jika kamu memaksa juga, nyawa mu akan melayang," ucap Xier Ming memegang pundak Song Chen.
"Iya guru, ikut berpartisipasi saja aku sudah senang. Aku mengandalkan kamu Feng Lias, meskipun kita hanya berdua menjadi murid guru, aku percaya jika kamu akan menjadi bintang yang bersinar," ucap Song Chen tersenyum ke arah Feng Lias.
"Iya, doakan yang terbaik untuk ku," ucap Feng Lias.
"Ak… ak… ak…," ucap Momo juga ikut senang.
"Momo, kamu juga harus hadir ya, untuk melihat pertandingan ku," ucap Feng Lias mengelus kepala Momo.
"Ya sudah, kalian istirahatlah, besok kalian harus berjuang," pesan Xier Ming.
"Baik guru," angguk Feng Lias dan Song Chen bersamaan.
"Guru pergi dulu," ucap Xier Ming meninggalkan Feng Lias dan Song Chen.
Mereka pun masuk ke dalam gubuknya lalu Feng Lias berbaring di atas tempat tidurnya sambil menatap langit-langit tempat tinggalnya.
"Feng Lias, kamu kalau menang dan mendapatkan juara pertama, kamu pasti masuk ke hutan fuguya, jangan lupa ambil harta Karun banyak-banyak," ucap Song Chen memiringkan tubuhnya ke arah Feng Lias.
"Kamu tau jika masuk ke dalam hutan fuguya itu pasti sangat bahaya, pasti hanya orang kuat yang masuk ke dalam sana, makanya di adakan pertandingan, aku justru merasa ada yang tidak beres ya?" tanya Feng Lias.
"Ah, benarkah? Aku merasa itu normal saja, apa jangan-jangan kamu yang berpikir berlebihan," ucap Song Chen.
"Semoga saja itu hanya pikiranku saja," ucap Feng Lias menutup matanya.
xxx
Pagi pun tiba.
Feng Lias bangun dan kemudian ia duduk. Ia melihat ke arah Song Chen yang masih tidur.
"Song Chen, ayo bangun, ini sudah pagi," ucap Feng Lias menggoyang-goyangkan tubuh Song Chen.
"Hm..." Song Chen bangun sambil mengucek matanya.
"Eh sudah pagi ya?" tanya Song Chen melihat di celah mengeluarkan sinar matahari.
"Ayo kita cari makan dulu, biar kuat tandingnya nanti," ajak Feng Lias.
Saat mereka keluar dari tempat tinggalnya, Xier Ming baru saja datang yang ingin menemui mereka.
"Kalian sudah bangun, ayo kita pergi makan dulu," ajak Xier Ming.
"Iya guru, kami baru saja ingin pergi ke warung makan," jawab Feng Lias.
Mereka pun pergi menuju sebuah warung makan di dalam akademi.
Ternyata di setiap warung makan sudah penuh, tentu saja penuh karena mereka harus mengisi energi sebelum pertandingan di mulai.
"Sepertinya kita tidak dapat tempat duduk, tidak apa-apakan jika makannya di bawah saja?" tanya Xier Ming.
"Tidak apa-apa guru, jika menunggu mereka selesai makan kita nanti pasti akan terlambat," ucap Feng Lias.
Xier Ming mendekati penjual tersebut lalu memesan makanan.
"Sebentar ya," ucap penjual itu.
Xier Ming menunggu makanan tersebut di samping penjual.
"Guru, Biar aku yang menunggu, guru duduk saja di sana," ucap Feng Lias.
"Hm… baiklah," angguk Xier Ming.
Tak berapa lama, makanan mereka selesai, Feng Lias membawakan makanan itu kepada Xier Ming dan Song Chen.
"Setelah makan, kalian harus pemanasan dulu ya, agar otot tubuh kalian tidak kaget saat pertandingan nanti," pesan Xier Ming.
"Baik Guru," angguk Song Chen dan Feng Lias bersamaan.
Mereka pun melahap makanannya dengan cepat, setelah selesai makan Xier membayar lalu mereka pun pergi ke lapangan.
"Karena, kalian baru selesai makan, istirahatlah sebentar, kemungkinan pertandingan ini akan berlangsung selama 3 hari karena muridnya banyak," ucap Xier Ming.
"Guru mau ke mana?" tanya Song Chen saat melihat Xier Ming hendak pergi.
"Aku menjemput Momo sebentar," ucap Xier Ming.
"Oh, Baiklah guru," angguk Song Chen. Xier Ming pun pergi menuju tempat tinggalnya untuk menjemput Momo.
"3 hari, berarti setiap harinya ada berapa orang yang bertanding?" tanya Song Chen.
"Entahlah, yang pasti pertandingannya sampai sore," jawab Feng Lias.
"Udah benar menit ini? Ayo kita melakukan pemanasan sebelum guru datang," ajak Feng Lias.
"Iya." mereka pun berdiri lalu mengerak- gerakan tubuhnya.
"Kalian sedang apa?" tanya Shi Ling yang datang menghampiri Feng Lias dan dan Song Chen.
"Sedang melakukan pemanasan," jawab Feng Lias yang masih menggerak- gerakan dan meliukkan tubuhnya.
"Kalau begitu aku juga ikut sebelum acara di mulai," ucap Shi Ling yang juga mengerakkan tubuhnya yang di ikuti Jin Chan.
"Baiklah semuanya para murid, kita akan memulai acaranya saat ini," ucap Shong Hun.
"Baiklah untuk peserta pertama yaitu dari murid biasa, ayo maju 6 orang peserta untuk di tempatkan di lapangan pertandingan di barat, di tengah dan di timur," ucap Shong Hun.
6 peserta maju ke panggung pertandingan.
"Baiklah mari kita saksikan pertandingan ini, apa peserta sudah siap?" tanya Shong Hun.
"Siap," jawab peserta bersemangat.
"Pertandingan… di mulai!!" teriak Shong Hun.
Seluruh murid bertepuk tangan dengan meriah.
Para peserta pun maju ke depan dan mereka bertarung dengan kekuatan yang mereka miliki.
Xier Ming datang mendekat bersama Momo.
"Guru kenapa di sini? Bukannya para guru ada di sana?" tanya Feng Lias.
"Tidak apa-apa, guru di sini saja bersama kalian," ucap Xier Ming tersenyum.
Mereka pun fokus melihat pertandingan yang memanas.
"Apa perlu aku membantumu dalam pertandingan nanti?" tanya naga emas.
"Tidak perlu, aku merasa jika mereka bukan lawan ku, keadaan kamu juga masih di bilang belum sepenuhnya pulih, lebih baik kamu pulihkan dirimu dulu, kau hanya bisa keluar saat aku benar-benar dalam bahaya," ucap Feng Lias lewat telepati.
"Baiklah jika begitu, aku akan tidur lagi," ucap naga emas itu kembali memejamkan matanya.
Pertandingan terus berlangsung dengan jurus terhebat mereka, hingga mengeluarkan senjata andalannya.
Satu persatu para murid jalur biasa hanya tinggal sedikit, bagian kalah dan menang mereka di pisahkan, yaitu 20 besar yang tersisa, mereka sengaja di pilih 20 besar guna melawan murid jalur khusus, dan murid jalur khusus untuk 20 besar tersisa guna melawan murid kelas elit, dan sisa 10 murid elit akan bertarung dengan murid luar.
Puluhan murid sudah sebagian tereliminasi dan sebagian masih bertahan.
Akhirnya, sisa 20 orang, dan hari sudah mendekati sore.
Pertandingan tetap di lanjutkan untuk murid jalur khusus, namun kemungkinannya tidak semua murid akan bertarung semua.
"Baiklah, untuk murid jalur biasa silakan beristirahat, kalian besok akan bertanding kembali, jika murid jalur biasa bisa mengalahkan murid jalur khusus maka murid itu akan naik menjadi murid jalur khusus, begitu juga selanjutnya. Baiklah peserta untuk murid jalur khusus, silakan untuk 6 peserta untuk maju menuju panggung pertandingan," ucap Shong Hun.
"Bagaimana? Apa mau naik duluan?" tanya Song Chen.
Bersambung
jangan lupa like vote komen dan hadiah
terima kasih
mampir juga di
[SYSTEM NEXT LEVEL]
[System Miliyader]
[System Super Kultivasi]
[System Kekuatan dan Kekayaan]
[System Kekayaan Super Box]
"Bagaimana? Apa mau naik duluan?" tanya Song Chen.
"Orang keren tentu datangnya belakangan, karena masih ada waktu besok, aku ingin. menambah kekuatan ku lagi agar bisa mengalahkan seluruh murid elit," ucap Feng Lias.
"Benarkah? Jika begitu aku juga ingin menyimpan kekuatanku, menurutku biarkan mereka saling bertarung dulu, jadi besok pasti tinggal sedikit," ucap Song Chen.
"Iya, tapi mereka yang kuat saja yang tinggal," jawab Feng Lias.
"Benar juga ya, tapi setidaknya aku bisa melihat kekuatan apa yang mereka miliki, aku bisa mempelajarinya untuk mencari kelemahan mereka," ucap Song Chen yakin.
"Iya, aku juga begitu, aku akan memperhatikannya baik-baik apa saja kekuatan mereka, setidaknya aku bisa menghindar," sahur Shi Ling.
Mereka pun kembali fokus melihat pertandingan di atas panggung. Pas saat hampir malam ada satu peserta yang sudah menang berkali-kali namun ia masih di atas panggung tersebut sambil melihat orang-orang di bawah.
"Aku ingin menantang Feng Lias sebelum acara selesai," ucap pria itu.
"Apa! Haish… ingin bersantai sebentar saja tidak bisa," sungut Feng Lias.
"Udah, nggak apa-apa, setidaknya kami bisa belajar darimu cara bertarung mu," ucap Song Chen tersenyum.
"Baiklah," angguk Feng Lias berdiri lalu menuju panggung pertandingan.
Ding Ding
Misi baru
Kalahkan dia
Hadiah 50 poin
Feng Lias naik ke panggung tersebut, dan berdiri di hadapan pria yang tidak ia kenal itu.
"Kamu sangat terkenal kuat, jadi aku sangat ingin melawannya," ucap pria itu.
"Baiklah aku akan melayani mu," ucap Fiqan.
Pria itu memejamkan matanya mengumpul kan kekuatannya dan mengeluarkan sebuah bendera.
"Apa itu bendera formasi?" tanya Feng Lias dalam hati.
Ia memutar tangannya, dan keluarlah sepuluh bendera formasi yang mengelilinginya lalu ia arahkan ke arah Feng Lias.
"Formasi, terkunci lah," ucap pria itu membuat asap hitam mengepul mengelilingi Feng Lias sehingga ia saat ini sedang tidak ada di dunianya lagi.
"Hehehe, kamu terkenal sangat hebat kan? Bagaimana jika kamu berada di daerahku, apa kamu juga bisa mengerahkan seluruh kemampuanmu," ucap pria itu tersenyum sinis, namun tubuh itu terbungkus oleh asap.
Gunakan poin untuk memisahkan tubuhnya dari asap yang membungkusnya.
Loading...
Mulai...
10%…
20%…
30%…
40%…
50%…
60%…
70%…
80%…
90%…
100%…
Selesai
poin Anda di kurang 20 poin
Sisa Poin Anda [3590]
Tiba saja asap itu berpindah dan menghilang, pria itu sangat kaget dan kebingungan.
"Hey! ke mana pergi asap itu? Hey kembali kamu!" teriak pria itu.
"Katanya kamu sangat kuat, jika begitu kenapa kamu malah berlindung dengan asap itu, Lawan aku dengan kekuatan langsung mu saja," ucap Feng Lias.
"Baiklah, jika begitu," ucap pria itu geram. Ia mengeluarkan jurusnya.
JURUS MATA HANTU
Dari matanya mengeluarkan cahaya hitam yang mengarah ke arah Feng Lias lalu mengelilinginya.
Feng Lias melihat sekeliling cahaya hitam itu. "Mungkin buku hitam ini ada yang bisa mengalahkannya," ucap Feng Lias.
JURUS PERISAI
perisai itu melindungi Feng Lias dari asap hitam tersebut. Feng Lias mengeluarkan buku hitam itu lalu mempelajarinya.
Gunakan poin untuk mempelajari buku hitam
Memuat…
Loading…
Mulai…
10%…
20%…
30%…
40%…
50%…
60%…
70%…
80%…
90%…
100%…
Selesai.
Poin Anda di potong 20 poin
Sisa poin Anda [3570]
Selamat, Anda sudah mempelajari jurus penghisap.
pria itu terus mengerahkan kekuatannya untuk memecahkan perisai milipk Feng Lias.
Trank!
Perisai Feng Lias pecah.
"Hahaha… hanya segitu kemampuanmu, aku pikir kamu sekuat apa, hanya Choi Meng saja waktu itu yang tidak serius mengalahkannya sehingga ia kalah darimu, jangan berpikir kamu untuk lulus dariku," ucap Pria itu kembali mengerahkan kekuatannya.
JURUS CAHAYA HITAM
Duuuaaaaaarrrrr
Feng Lias mengangkat tangannya.
JURUS PENGHISAP SEGALA ARAH.
Duuuaaaaaarrrrr
Jurus mereka beradu satu sama lain dan akhirnya pecah.
Duuuaaaaaarrrrr!!!
Jurus Feng Lias menghisap asap itu dan juga menghisap kekuatan pria itu hingga ia menjadi lemah dan berlutut.
"Eh… bukannya tadi dia yang menguasai panggung pertandingan? Dia malah berlutut di hadapan Feng Lias?" tanya para murid itu.
"Aku menang darinya bukan dia yang meremehkan kekuatan sehingga ia mengurangi kewaspadaannya sehingga ia kalah, aku menang karena kekuatanku," ucap Feng Lias.
"Aku… aku minta maaf, tapi… tapi bisakah kau kembalikan kekuatanku," ucap pria itu dengan suara yang lemah.
"Apa yang sudah terjadi, tapi tidak bisa di kembalikan, kau yang ingin menantang ku terlebih dahulu jadi kekuatan mu itu sudah tertelan dan bergabung menjadi kekuatanku , jadi aku tidak bisa mengembalikannya," ucap Feng Lias.
"Baiklah, pemenangnya adalah Feng Lias," ucap Shong Hun mengangkat tangan Feng Lias.
Song Chen lompat-lompat kesenangan yang di ikuti oleh Momo.
"Aku sudah yakin jika dia pasti memenangkan pertandingan sampai akhir," ucap Xier Ming bangga.
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN DAN HADIAH
TERIMA KASIH
"Baiklah, acara selesai sampai di sini, kita akan lanjutkan besok lagi, jadi untuk murid semua selamat beristirahat," ucap Shong Hun selaku pembawa acara.
Semua pun bubar pergi meninggalkan panggung pertandingan tersebut.
"Hey Feng Lias, selamat atas kemenangan mu ya," ucap Song Chen berlari ke arah Feng Lias.
"Ah, ini baru permulaan, kamu terlalu cepat memberiku selamat," ucap Feng Lias.
"Sampai akhir pun kamu tetaplah akan menjadi pemenangnya," sahut Xier Ming yang datang menyusul.
"Guru, Momo," sapa Feng Lias.
"Iya, bahkan cara bertarung mu pun kami tidak bisa melihatnya akibat dari asap kabut kawanmu yang menutupi pertandingannya," ucap Jin Chan bersuara.
"Iya, bahkan kami tidak bisa melihat pertarungan mu," sambung Shi Ling.
"Ya sudah ayo kita pergi, apa kalian ingin makan dulu, guru ingin membawa kalian ke pasar akademi, katanya hari ini ada barang baru, mungkin ada sesuatu yang ingin kalian mau," ucap Xier Ming.
"Maaf guru Xier Ming, apa boleh kami berdua ikut dengan kalian?" tanya Shi Ling.
"Ehem… lebih baik kalian izin dulu dengan guru kalian, takutnya ada salah paham," ucap Xier Ming.
"Baiklah jika begitu guru Xier Ming," angguk Shi Ling.
"Kami akan menunggu kalian di depan pasar ya," Xier Ming.
"Baik guru Xier Ming, jika selesai minta izin, kami akan langsung ke pasar, jika begitu kami permisi dulu," ucap Shi Ling berpamitan.
"Xier Ming dan yang lain mengangguk dan mereka pun saling berpisah.
Sesampainya di pasar.
"Ayo beli makanan dulu, kalian pasti lapar," ucap Xier Ming.
"I-iya guru," jawab Song Chen segan. Xier Ming terlebih dahulu berjalan menuju menuju tempat seorang bapak-bapak menjual daging panggang yang di tusukkan dengan kayu.
"Tuan, saya ingin 3 tusuk daging panggangnya," ucap Xier Ming.
"Baik Nona, tunggu sebentar," ucap bapak paruh baya itu segera memanggang kan dagingnya.
Mereka pun duduk di kursi yang sudah di sediakan sambil menunggu Shi Ling dan Jin Chan datang.
"Memangnya guru ingin membeli apa?" tanya Feng Lias.
"Hm… sebenarnya guru ingin mencari inti sari untuk pedang guru, apa kamu bisa membantu guru untuk mencarinya?" tanya Xier Ming.
"Tentu saja," angguk Feng Lias tersenyum senang.
"Soalnya guru mendengar jika ada inti sari yang di jual di pasar ini, tapi guru bingung mulai mencarinya dari mana, itu sangat sulit di temukan dan juga harganya sangat mahal," ucap Xier Ming.
"Guru tenang saja, aku pasti membantu guru sampai guru mendapatkannya," jawab Feng Lias.
"Ini daging panggangnya, silakan," ucap penjual tersebut meletakkan piring yang berisi daging di atas meja kayu.
"Terima kasih," ujar Xier Ming tersenyum.
Mereka pun menyantap makanannya dengan lahap, tak lama Shi Ling pun datang.
"Guru Xier Ming, kami sudah di beri izin untuk bergabung," ucap Shi Ling datang mendekat.
"Baiklah, kalian boleh bergabung dan ayo makan bersama," ajak Xier Ming.
"Tuan, pesan 2 daging panggangnya lagi," pesan Xier Ming.
"Baik Nona," jawab penjual itu mengangguk dan dengan segera memanggang dagingnya di bara api yang memanas.
Shi Ling dan Jin Chan ikut duduk di kursi.
"Guru mu bilang apa?" tanya Xier Ming.
"Dia mengizinkan dan juga guru menitip surat untuk guru Xier Ming, tapi katanya di buka saat guru sudah berada di tempat tinggal guru," ujar Shi Ling menyerahkan surat kepada Xier Ming dengan kedua tangannya.
Xier menerimanya meskipun ia sangat penasaran namun ia tidak bisa membukanya di tempat yang ramai, Xier Ming menyimpan di cincin penyimpanannya.
"Ini makanannya," ucap penjual itu meletakkan makanan itu di depan Shi Ling dan Jin Chan.
"Terima kasih," ucap Shi Ling dan Jin Chan bersamaan.
Mereka pun langsung menyantap makanannya dengan lahap.
Setelah makan, mereka pun masuk ke dalam pasar itu untuk memilih barang yang akan mereka beli.
"Feng Lias, aku mendengar jika guru mu sangat ingin mencari inti sari?" tanya Naga Emas.
"Benar, kau harus membantuku menunjukkan sesuatu benda yang berisi inti sarinya," ucap Feng Lias.
"Kau saja bisa mencarinya kenapa menyuruhku?" tanya Naga itu manyun.
"Hey! Jika kau tidak mau membantuku kenapa bertanya?" tanya Feng Lias kesal.
"Heheh… mungkin jika kamu memohon aku bisa membantumu," ucap Naga tersenyum licik.
"Eh benar juga," ucap Feng Lias tersenyum.
Gunakan poin untuk melihat tembus pandang
Memuat…
Loading…
Mulai
10%…
20%…
30%…
40%…
50%…
60%…
70%…
80%…
90%…
100%…
Selesai
Poin Anda di potong 40 poin.
Sisa poin Anda [3530]
Selamat Anda mendapat kekuatan tembus pandang.
Feng Lias membuka matanya, ia sangat terkejut.
"Astaga!" teriak Feng Lias.
"Ada apa Feng Lias?" tanya Song Chen di samping Feng Lias yang berjalan beriringan.
"Eh, bukan apa-apa, kakiku hanya kesandung sesuatu tadi," jawab Feng Lias menggelengkan kepalanya.
"Oh." Mereka pun kembali melanjutkan perjalanannya.
Yang di lihat oleh Feng Lias saat membuka matanya untuk pertama sekali adalah seorang anak gadis yang sedang jualan tapi kelihatan pakaian dalamnya, itu adalah akibat dari mata tembus pandang tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!