Lagi dan Lagi Kanaya harus mengikuti kepindahan orang tuanya ke Jakarta karena sebuah Bisnis.
Sang Ayah Robi Atmaja yang tiada lain adalah seorang Pengusaha sukses dengan beberapa cabang Anak Perusahaan dengan banyak di kenali orang.
Namun sebagai anak dari kalangan konglomerat Kanaya sama sekali tidak sombong bahkan dia selalu menyembunyikan identitas dirinya.
dia tidak mau di Cap sebagai anak orang kaya dan selalu mendapatkan teman yang hanya memanfaatkan nya.
" Sayang,, Apa semua sudah siap " Ucap Nia yang tidak lain adalah Ibu kandung Kanaya.
" Sudah Mom, Apa kita harus terus pindah rumah seperti ini, Naya Capek " Keluh Kanaya yang memang sangat merasa lelah.
Sudah beberapa kali mereka pindah,bahkan dalam setahun bisa sampai 3 kali mereka ko harus pindah rumah dan Kanaya pindah Kampus.
Nia tersenyum dan mengusap wajah anak gadisnya yang kini sudah beranjak dewasa.
" Kamu sabar ya Nak, Kamu tau sendiri siapa Daddy kamu "
Kanaya mengangguk dan kembali memasukan barang barang nya ke dalam koper besar .
Walaupun mereka adalah orang kaya, namun mereka tidak pernah mengandalkan Pelayan di rumah, mereka tetap mengerjakan semua sendiri seperti Nia sendiri yang selalu setiap hari menyiapkan sarapan juga makan untuk suami dan anaknya.
Robi sendiri sibuk dengan ponselnya, beberapa pelayan juga Pengawal sudah siap di depan rumah.
" Apa semua sudah Siap " Ucap Robi berjalan menghampiri istri dan Anaknya.
" Dad, Kenapa harus pindah lagi Naya Capek dan harus kembali pindah Kampus."
Robi tersenyum dan menarik Putri nya untuk dia peluk.
" Maafin Daddy Sayang, Tapi Daddy janji ini terakhir kita pindah ."
Kanaya mengangguk.,
" Sekarang kita jalan ,karena semua sudah siap di bawah."
" Sebentar"
Kanaya mengambil tas dan bonekanya ,mereka berjalan turun dan langsung di sambut pengawal yang mengambil alih koper.
" Silahkan Tuan, Nyonya, Non Kanaya "
Mereka masuk dalam satu mobil mewah, dan melaju meninggalkan rumah yang sebenarnya baru beberapa bulan mereka tempati.
_____
Setelah perjalan yang cukup lama akhirnya mereka sampai di rumah baru mereka, rumah yang tidak kalah mewah dari rumah rumah mereka sebelum nya.
" Gimana Sayang, Apa kamu suka dengan rumah baru kita ?" Ucap Robi menatap Putrinya.
Kanaya menatapnya dan mengangguk,,
" Naya suka Dad, "
" Syukurlah kalau Kamu Suka sayang, karena jika Kamu tidak suka pasti Daddy kamu langsung mencari tempat lain " Lanjut Nia yang sangat tau bagaimana suaminya begitu memanjakan putrinya.
Robi terkekeh,,
Kanaya adalah putri kesayangannya, dan karena itu lah apapun yang Kanaya inginkan pasti akan di turuti.
" Sekarang masuk ke kamar dan istirahat lah Sayang "
" Daddy dan Mommy juga istirahat"
Robi juga Nia mengangguk dan menatap putrinya yang berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya
" Lebih baik kita juga istirahat Mom " Ajak Robi menggenggam tangan istrinya.
Keluarga Atmaja ,,
memang sangat terkenal tentang Keharmonisannya, apalagi Atmaja yang memiliki hati sangat baik juga tidak sombong.
walau dia memiliki banyak cabang Perusahaan namun tetap saja hatinya lapang dan selalu menolong siapa pun.
Banyak karyawan yang sangat menyukai nya, dan sangat betah bekerja dengannya.
Di dalam Kamarnya,,
Kanaya membuka koper yang di bawanya, dia membuka dan menata semua barang.
Beberapa Foto dirinya juga bersama orang tuanya, namun di saat melihat satu foto dimana dia bersama dua sahabat nya rasa sedih, pedih juga sesak kembali dia rasakan.
Sahabat yang begitu dekat dengannya, mereka dengan teganya menghianati nya dan hanya memanfaatkan nya saja hanya karena Kanaya anak orang kaya.
Padahal Kanaya sendiri begitu menyayangi mereka dan sudah menganggap nya seperti saudara.
Kalian,,
Sahabat gue, Sahabat yang sudah gue anggap seperti keluarga sendiri, tapi kalian sangat tega mengkhianati gue bahkan hanya menganggap gue seperti ATM kalian.
Kalian akan datang di saat menginginkan sesuatu.
Kanaya menghela napasnya,,
Dia pun meletakan nya kembali di dalam koper dan hanya memasang foto dirinya.
Setelah membereskan semuanya,,
Kanaya berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Dia pun ingin merendam tubuhnya yang lelah, dengan menyiapkan air hangat di dalam bethup dia mulai membuka pakaian nya dan masuk ke dalam.
Campuran Air hangat dengan wangi aromaterapi sungguh membuat nya relax.
Setelah beberapa saat,,
Dia pun menyelimuti tubuh nya dengan handuk dan kembali ke dalam kamar.
dengan mulai mengeringkan rambut panjang nya, Kanaya menatap wajahnya di Cermin.
Tidak ada Make up di atas meja rias karena Kanaya memang tidak suka berdandan.
Wajahnya alami dan natural akan kecantikan nya.
Karena merasakan lelah akhirnya Kanaya berjalan menuju tempat tidurnya, dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan sprei berwarna peach warna favorit nya.
tidak membutuhkan waktu lama , Dia pun terlelap.
tidak berbeda jauh dengan sang Anak, kedua orang tua Kanaya pun terlihat beristirahat.
Hari yang cukup melelahkan, mulai dari menyiapkan barang barang hingga mereka pindah ke rumah baru semua mereka lakukan sendiri.
Di ruang lain,,
beberapa pelayan terlihat melakukan pekerjaan masing masing, mereka memilih tugas dan pekerjaan sendiri.
Beberapa Koki andalan pun mulai menata bahan yang akan mereka masak.
_____
Kanaya berjalan turun dan tersenyum saat melihat Kedua orang tuanya duduk di ruang tengah.
" Hai Dad, Mom " Sapa Kanaya duduk di antara keduanya..
" Hai Sayang,, gimana tidur siangnya" Ucap Nia membelai rambut panjang putri nya.
" Nyenyak Mom "
Nia tersenyum menatap putrinya..
" Maaf Tuan, Nyonya di depan Ada,-
" Malam Om, Tante " Ucap seorang laki laki berdiri menatap mereka dengan senyumannya.
" Kak Revan " Ucap Kanaya yang langsung girang dan memeluk Kakak sepupu nya.
Revandra adalah keponakan dari Robi, dan selama ini hubungan mereka sangat dekat apalagi Revan yang sangat menyayangi Kanaya seperti adiknya sendiri.
" Gimana kamu kamu, lama Kakak tidak melihat Sekarang makin cantik aja "
Kanaya tersenyum,,
" Yaelah,, emang dari dulu Naya gak cantik apa "
" Hahaha,, Cantik dong Adik Kak Revan ini "
" Halo Om, Tante " Sapa Revan mencium punggung tangan mereka.
" Kamu apa Kabar Van, " Ucap Nia
" Baik Tante "
" Gimana Van, apa kamu udah urus semua Keperluan Naya kuliah bareng kamu " Ucap Robi
" Aman Om,, besok Naya tinggal berangkat saja "
" What,, Jadi Naya kuliah bareng Kak Revan ?"
" Iya Sayang,, Karena Daddy mau Revan jaga kamu selama di Kampus "
Kanaya menatap Revan yang tersenyum..
" Aah,, Makasih Daddy "
Nia tersenyum melihat Kanaya yang memang sangat manja, dan memang semua keluarga sangat memanjakan nya, Karena Kanaya sendiri adalah cucu Dan Anak Perempuan satu satunya dalam keluar besar mereka.
Sudah pasti semua sangat menyayangi Nya.
Sementara Revan,,
Walau mereka selama ini tidak pernah tinggal bersama dan berjauhan namun, hubungan keduanya sangat dekat.
Revan yang juga merupakan anak tunggal dan sangat ingin memiliki Adik perempuan menjadikan Kanaya seperti adik kandungnya sendiri dan selama ini dia begitu menjaga nya.
Kanaya sudah bersiap untuk berangkat Kuliah pagi ini, setelah sarapan dia menunggu Revan yang aman menjemput nya.
Karena kampus mereka yang sama, dan Robi yang sudah menitipkan Kanaya kepada Revan selama di kampus.
" Kak Revan,, Lama banget sih jemput nya " Kesal Naya saat Revan baru keluar mobil.
Revan tersenyum dan berjalan menghampiri Naya yang sudah menunggu nya di depan rumah.
" Maaf tadi macet , Udah siap mau berangkat sekarang?"
Naya menatap jamnya dan mengangguk,,
Mereka berjalan menuju mobil dan Revan membuka pintu Mobil untuk Adik sepupu nya,,
" Makasih Kak " Ucap Naya.
Revan mengangguk dan berjalan memutar, melajukan mobilnya keluar dari rumah mewah milik keluarga Atmaja.
Dalam Perjalanan Revan sesekali melirik Naya yang terlihat asik menatap jalanan Kota Jakarta..
Hingga sekitar 20 menit mereka sampai di depan sebuah Kampus ternama,,
" Kak Revan tunggu,, " Ucap Naya membuat Revan menghentikan mobilnya karena kaget.
" Kanaya,, Gimana kalau di belakang ada Mobil bisa bahaya "
" Iya Maaf "
Revan mengangguk,,
" Maaf Ya, Kakak kaget tadi.. ada Apa ?"
Kanaya terdiam dan menatap bangunan megah di depannya,,
Dia berpikir jika semua tau akan identitas nya, pasti mereka akan kembali memanfaatkan seperti yang sudah terjadi sebelum nya.
" Em,,, Apa Naya boleh minta sesuatu "
Revan menautkan kedua Alisnya,,
" Permintaan apa sih " Ucap Revan mengacak rambut Naya.
" Kak Revan,, Berantakan nanti "
" Tapi tetap Cantik Adik Kakak ini, Kamu mau apa tadi Hem "
" Jadi,, Naya mau Kakak rahasia kan identitas Naya termasuk Jika Kita Sepupuan . "
" Hah Apa,, Engga deh "
" Kak,, dengerin Naya dulu ..
Naya melakukan semua ini karena gak mau kejadian sebelumnya kembali terulang, Banyak yang mendekati Naya cuma karena mereka tau siapa Naya. "
Revan menatap Kanaya yang terlihat sedih, sebagai seorang Kakak dia pun tidak ingin melihat Adik yang sangat dia sayang sedih seperti ini.
" Oke Kakak setuju, tapi Kakak Tetap bakal jaga kamu "
Kanaya tersenyum dan mengangguk..
" Sekarang kita masuk "
" Ya "
Revan kembali melajukan mobilnya masuk ke dalam parkiran Kampus dan terlihat sudah banyak mobil yang terparkir di sana.
Kampus yang bisa di bilang untuk kalangan anak orang kaya, melihat begitu banyaknya mobil yang terparkir, beberapa motor sport yang juga berada di sana.
" Yuk turun " Ajak Revan namun Kanaya menggeleng membuat Revan kembali bingung.
" Kakak duluan, Kan kita pura pura tidak kenal di kampus Ka. "
Revan menghela napasnya dan mengangguk..
Setelah Revan berjalan masuk, Kanaya menatap sekeliling memastikan untuk tidak ada yang melihat nya keluar dari mobil Revan.
Aman.. Ucapnya membuka pintu mobilnya dan berjalan masuk.
Beberapa mahasiswa menatapnya saat Kanaya melewati Lorong kampung, bagaimana tidak Kanaya yang memang sangat cantik membuat semua terpesona dengannya.
aduh,,
gimana nih, mana aku gak tau kelas juga ruangan rektor lagi..
Kak Revan cepat banget ilang nya..
Kanaya terus berjalan dan mencari dimana ruang Rektor.
" Maaf Boleh tanya di mana Ruangan Rektor ya" Ucap Kanya kepada mahasiswa yang berada di sana.
" Lo mahasiswi baru ya,, "
Kanya tersenyum dan mengangguk..
" Lo jalan lurus aja terus belok Kanan, ruangan paling Ujung itu ruangan Rektor."
" Oke,, Makasih "
Kanaya kembali berjalan, dia akan menuju dimana ruangan yang sudah di tunjukan.
" Jadi Vin, Kamu siapkan semuanya karena pertandingan akan di laksanakan Minggu depan"
" Baik Pak, Saya akan bicara dengan yang lain.. Saya permisi Pa "
Kanaya berjalan mendekat dan berpapasan dengan mahasiswa yang juga baru saja keluar dari ruangan Rektor.
" Permisi Pa " Ucap Kanaya sopan.
" Kamu Kanaya Zivara ?"
" Iya Pa Saya Kanaya "
" Kita bicara di dalam "
Kanaya mengangguk dan berjalan masuk mengikuti laki laki yang masih di bilang muda itu.
" Perkenalkan Saya Jaya, Rektor Kampus ini dan selama Datang di Kampus Kanaya "
" Terima Kasih Pa,, "
" Papa Kamu sudah menceritakan semuanya, kenapa Kamu tidak ingin semua tau siapa Kamu"
Kanya tersenyum..
" Saya hanya ingin kuliah seperti yang lainnya Pa dan bukan karena Papa Saya."
" Termasuk Revandra ?"
Kanaya mengangguk,,
Bagaimana pun, dia sudah menetapkan jika selama dia kuliah dia tidak ingin status Keluarganya di ketahui banyak mahasiswa/wi di sana.
" Baiklah,, Tapi Jika terjadi sesuatu Kamu harus bicara dengan Saya."
" Baik Pa,, "
" Sekarang Saya antar kamu ke kelas "
" Terima Kasih Pak Jaya."
Dengan masih mengobrol dengan Jaya Yang mengantar Kanaya menuju kelasnya, mereka melewati beberapa kelas lain termasuk dimana Davin bersama temannya sedang mengobrol.
" Eh Liat liat, Pak Jaya bareng siapa "
" Mahasiswi baru ya,, Cantik banget dia "
" Gila sih ini,, kecantikan nya kalah saing dengan Bela "
Davin yang mendengar teman temannya saling bicara pun mendongak dan melihat Kanaya yang bersama Jaya berjalan bahkan melewati mereka.
" Siapa Pak Jaya "
" Awas Pa Jaya, inget istri di rumah "
begitulah celotehan beberapa mahasiswa yang saling berpapasan.
" Seperti ini lah Kampus kita, Mudah mudahan kamu betah Kuliah di sini."
Kanaya tersenyum dan mengangguk,,
" Kanaya, ini Kelas kamu dan sebentar lagi baru ada Dosen masuk. Saya sudah bicara jika ada mahasiswi baru hari ini."
" Baik Pak Jaya, sebelum nya terima kasih "
" Sama sama, selamat belajar"
Kanaya mengangguk dan berjalan masuk,,
" Kamu mahasiswi baru,, " Ucap Seorang Dosen Perempuan yang baru saja datang.
" Kita masuk dan Kamu perkenalkan diri di depan semua."
Kanaya mengangguk dan berjalan masuk.
" Teman teman semua,, Hari ini Kita kedatangan teman baru, Kanaya silahkan perkenalkan diri kamu."
" Baik Sis terima kasih."
" Hai semua,, Aku Kanaya Zivara.. Salam kenal kenal semua nya " Ucap Kanya tersenyum.
" Hai Kanaya, "
" Kamu bisa duduk di sebelah Dita "
" Terima Kasih Sis "
" Kanaya sini " Ucap seorang mahasiswi melambaikan tangan nya.
" Hai gue Dita "
" Kanaya "
Dia lah Dita,,
teman yang duduk di samping Dita.
Kanaya membuka tasnya dan mengeluarkan buku ya.
Sementara di sekitar kampus,
kedatangan Kanaya mahasiswi baru membuat geger satu kampus apa lagi karena kecantikan Kanaya yang membuat banyak Mahasiswa terpesona.
Bela bersama dua temannya heran dengan obrolan obrolan semua.
" Siapa sih Mahasiswi baru, penasaran gue secantik apa dia " Kesal Bela
" Udah lah Bel, yang pasti tetap Cantikan Lo kemana mana "
" Bener kata Zahra, Lagian Pesona kecantikan Lo tidak akan bisa tertandingi."
Bela tersenyum,,
selama ini Bela lah yang menjadi Idola kampus, banyak yang mengejarnya untuk bisa menjadi pacarnya namun Bela sendiri hanya menyukai Davin Januartha Kapten Basket dalam Kampus mereka.
Davin yang juga sangat terkenal dan menjadi Idola kampus membuat banyak Mahasiswi mengejarnya namun siap cueknya membuatnya sama sekali tidak melirik ataupun merespon mereka termasuk Bela yang terus saja berusaha mendekati nya.
Selain Davin yang menjadi Idola Kampus karena ketampanan nya juga karena dia adalah Kapten Basket, Revandra pun tak kalah menjadi idola kampus karena statusnya sebagai anak orang kaya dan salah satu pemilik Kampus selain itu pun ketampanan Revandra tak kalah dengan Davin. mereka sama sama memiliki pesona untuk Kaum Hawa.
Revan masuk ke dalam kelas nya dan menghampiri Davin yang bersama kedua temannya.
" Kalian jadi tanding Minggu depan" Ucapnya duduk di antara mereka.
" Yoi ,, Kenapa Lo mau main Van "
Revan menggeleng,,
" Kalian deh yang main, gua jadi suporter kalian saja." Ucap Revan terkekeh.
" Waw,, Kalian tanding lagi ? " Ucap Bela yang tiba tiba saja nimbrung .
" Gue yakin Kalian pasti menang, iya Kan Vin " Lanjut Bela yang langsung berdiri di samping Davin.
Bela sangat menyukai Davin, dia terus mengejarnya namun sikap Davin yang sangat dingin dan cuek tidak membuat Bela menyerah.
" Gue ke toilet dulu " Ucap Davin langsung beranjak Keluar.
Bela terus menatap Davin, apa lagi yang harus dia lakukan untuk bisa mendapatkan hati Davin.
Davin menyusui Lorong Kampus, setiap mahasiswi yang berpapasan dengan selalu saja terpesona dengan tampang Davin yang sangat tampan.
*Astaga Kak Davin,,
serius deh makin hari makin oke aja sih..
Damage nya bukan main Kak Davin*,,
Banyak lagi celotehan dari mahasiswi yang melihat idola kampus berjalan.
Sementara Kanaya,,
Dia baru saja selesai kelasnya,, Dita Langsung mengajaknya ke Kantin.
" Ke kantin Yuk, Lapar gue " Ajak Dita .
" Em,, Boleh "
Dita menarik tangan Kanaya keluar, mereka berjalan dengan saling mengobrol, sesekali mahasiswa menyapanya.
entah dari mana kabar Kepindahan Kanaya Langsung menyebar bahkan semua tau siapa nama Kanaya.
" Jadi Lo pindahan dari mana, Kok bisa pindah kenapa ?"
" Bokap gue pindah kerja jadi ya kita pindah deh,, "
" Oh,, Emang Di Perusahaan apa Bokap Lo kerja Nay "
Kanaya terdiam,,
dia tidak mungkin cerita jujur siapa dirinya,,
Belum Kanaya menjawab tiba tiba Dita langsung histeris saat melihat segerombolan mahasiswa yang berjalan.
" Aaaah,, Ganteng banget sih " Ucap Dita membuat Kanaya menautkan keningnya.
" Lo lihat cowok cowok itu " Lanjut Dita.
" Terus ?"
" Astaga Kanaya,, Mereka adalah Idola kampus kita Loh tapi,, Kok Kak Davin gak bareng mereka."
" Davin,, Siapa ??"
Dita menghela napas nya,,
" Gue Lupa kalau Lo anak baru di sini, Jadi mereka itu team basket Kampus dan Davin itu kapten Basket, dia sangat di idola kan di kampus ini, selain Kak Davin juga ada Kak Revan yang juga tidak kalah tampan, bahkan dia Adalah anak dari salah satu pemilik Kampus ini."
Kanaya mengangguk,,
sebenarnya dia sendiri sudah tau siapa Revan,,
" Hei,, Kenapa respon Lo malah begitu "
" Terus aku harus gimana Dit, Ikutan seperti mereka juga.. "
Dita menggeleng,,
" Yuk ke Kantin, kamu bilang lapar kan tadi "
Dita terkekeh dan kembali berjalan menuju Kantin yang sudah terlihat ramai.
bukan hanya karena Mahasiswi yang lapar, namun mereka terlihat betah di sana karena adanya Team basket Kampus.
" Kita duduk di sana deh " Ajak Kanaya saat mereka sudah membawa makanan.
Dita mengangguk,,
Hanya berbeda dua meja saja dengan Meja Cowok Cowok yang mereka anggap sebagai idola kampus.
Dita tidak berhenti terus menatap mereka bahkan melupakan makanan yang berada di depannya.
Kanaya menggeleng dengan masih menikmati makanan nya.
Tidak lama terlihat Davin berjalan menuju meja mereka,,
" Kanaya,, Kanaya " Ucap Dita menepuk lengan Kanaya membuatnya tersedak membuat Davin menoleh.
" Uhuk,, Uhuk,, "
" Astaga,, Minum dulu "
Dita memberikan minum kepada temannya,,
" Lo gapapa Kan Nay "
Kanaya menggeleng,,
" Lagian Lo kenapa sih Dit, jadi keselek aku "
" Hahaha Maaf,, tapi Lo lihat itu "
Kanaya menatap nya,,
" Cowok yang baru datang itu adalah Davin, gimana ganteng banget kan."
Kanaya menatapnya dan menggeleng,,
" B aja " Singkatnya membuat Dita membulatkan matanya.
" Gila aja sih Lo, Ganteng gitu Lo bilang B aja.. "
Kanaya mengangkat bahunya dan kembali menikmati makanannya.
Sementara di meja lain,,
Beberapa teman Davin menatap Kanaya dan sangat mengagumi nya.
Kecantikan Kanaya beda dari mahasiswi lainnya, mereka terlihat cantik karena polesan make namun Kanaya, walau natural namun tetap saja terlihat sangat cantik.
" Jadi dia mahasiswi baru itu, Cantik juga "
" Bener bener Cewek tulen, bukan seperti cewek lainnya "
Davin menatap Kanaya yang juga tidak sengaja melihat ke arahnya.
Tatapan mereka saling bertemu walau setelah nya mereka kembali membuang pandangannya.
Bela yang baru saja datang membuat heboh semua, bagaimana tidak Bela selalu saja Halu menjadi pacara Davin.
" Hai Vin,, Minuman Buat Lo " Ucap Bela menyodorkan mineral water untuk Davin.
Davin tidak menyukai minuman lain selain mineral, dia sangat menjaga kesehatan tubuhnya.
" Eh,, itu bukan buat Lo Gilang " Kesal Bela saat Gilang malah merebut nya.
Gluk
gluk
gluk..
" Ah,, seger " Ucap Gilang setelah meneguknya hingga hampir habis.
" Sorry Bel,, gue haus banget "
Bela menghentak kan kakinya kesal,,
" Itu buat Davin, kenapa Lo malah ambil sih balikin gak "
" Yaelah,, bisa beli lagi kan "
" Balikin Gilang "
" Stop,, " Ucap Davin membuat Bela terdiam.
" Gue bisa beli sendiri " Ucapnya beranjak.
" Davin tunggu gue ikut "
Bela mengejar Davin yang berjalan pergi,,
" Mereka pacaran ?" Ucap Kanaya yang sebenarnya melihat apa yang terjadi.
" Si bela aja yang kepedean, Dia terus mengejar Kak Davin padahal udah di cuekin tapi masih aja ngejar, gak tau malu banget sih jadi cewek."
Kanaya mengangguk,,
Dia baru tau apa saja yang terjadi di kampus milik Orang tuanya, karena selama ini dia Kanaya tidak pernah mau tau dengan kekayaan yang di miliki orang tuanya.
Tapi, dia pun mencari keberadaan Revan Kakak sepupu nya.
Dari mulai mereka berangkat pagi tadi, Kanaya tidak melihat Revan di kampus bahkan di kantin pun Revan tidak terlihat.
Dimana Kaka Revan,,
Kenapa tidak kelihatan dari tadi pagi ya..
Ting,,
Ponselnya Bunyi, Kanaya Langsung mengambilnya,,
Kak Revan
📨 Ingat jangan makan sembarangan dan jangan terlalu pedas.
Senyuman terukir di wajah Kanaya, Selalu saja Kakak sepupu nya perhatian Dengan nya.
walau hal hal kecil seperti ini, bukan hanya saat ini tapi di saat mereka jauh pun Revan selalu mengingat Kanaya.
Tangannya mengetikan sesuatu,,
Dita menautkan alisnya melihat ekspresi Kanaya..
" Ciyee,, Chat dari pacar Lo ya "
Kanaya menggeleng dan menyimpan kembali Ponselnya.
" Bukan,, Dari Kakak sepupu gue "
Dita mengangguk dan kembali menikmati makanan mereka.
Revan kini berada di ruangan Rektor bersama Pak Jaya,,
Mereka sedang membicarakan Kepindahan Kanaya, Sebetulnya Pak Jaya masih sangat bingung kenapa Kanaya tidak mau semua tau siapa dirinya dan tidak seperti Revan yang terbuka dengan status keluarga nya.
" Ada Alasan Dari Kanaya sendiri buat menutupi identitasnya, Jadi Kita juga ikutin saja kemauan anak itu."
" Kanaya memang bukan seperti remaja lainnya yang selalu memamerkan kekayaan keluarga nya. "
Revan mengangguk,,
Dia sangat tau siapa dan bagaimana Kanaya, dari kecil Kanaya sangat dekat Dengan nya dan mereka sudah seperti Kakak adik kandung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!