Air mata Dara terus menetes kala mengingat semua perlakuan kasar sang suami yang terus menyiksanya lahir maupun batin.
Dara yang terlanjur mencintai Reiner berharap jika Reiner akan kembali mencintainya seperti dulu sebelum dia mengetahui siapa Dara sebenarnya.
"Maafkan aku mas,aku memang bersalah karena telah menipumu dulu"
Ucap lirih Dara menyesali perbuatannya karena telah membohongi Reiner.
Reiner yang kini selalu pulang malam dalam keadaan tidak sadar dan mabuk berat selalu menyiksa Dara yang setia menunggunya di kursi ruang tamu berharap Reiner akan menyentuh dan tersenyum padanya.
Namun harapan Dara akan semua kasih sayang ataupun sedikit senyum Reiner padanya harus pupus, senyum yang selalu dia harapkan akan selalu berbalas menjadi air mata.
"Mas sudah pulang,aku sudah siapkan air hangat untuk mas mandi,sini biar aku bawakan tasnya"
Dara coba membantu Reiner dengan membawakan tas kerjanya,namun Reiner menepis tangan Dara yang hendak meraih tasnya.
Reiner menepis tangan Dara dengan kasar dan tanpa berkata apapun,tatapannya terlihat sangat marah pada Dara.
Dara pun mengerti dengan tingkah suaminya itu, Dara pun mengalah,dia tidak memaksa Reiner untuk membawakan tasnya.
"Baiklah kalau mas tidak ingin aku bantu,aku sudah menyiapkan air hangat untuk mas mandi"
Ucap Dara kemudian berlalu meninggalkan Reiner yang sedang duduk merebahkan diri di sofa ruang tamu.
Sebenarnya Reiner masih sangat mencintai Dara,namun perasaan kecewa karena Dara telah membohonginya perlahan memupus semua rasa cintanya pada Dara.
Reiner sangat kecewa karena selama ini Dara telah membohonginya,membohongi cinta dan kasih sayangnya.hingga akhirnya dia sangat membenci Dara karena telah mengkhianatinya.
Namun meskipun begitu,Reiner tidak bisa meninggalkan Dara begitu saja,karena dia sedang mengandung buah cinta mereka.
Buah cinta bersama Dara.
Reiner kini menjelma seperti monster jahat yang siap memakan mangsanya kapan saja,
Setiap Dara berbuat kesalahan sedikit saja,dia tidak segan untuk memaki dan menghina Dara,bahkan tak segan dia mendorong bahkan menamparnya.
Sikapnya sangat dingin pada Dara,dia jarang sekali bicara sepatah kata pun padanya,setiap Dara bertanya atau menawarkan sesuatu padanya Reiner hanya diam.
Dara seakan hidup tapi mati bersama Reiner.
Cintanya yang besar membuat dara mampu bertahan menghadapi sikap dingin dan kasar Reiner padanya, Dara mulai terbiasa dengan perangai Reiner yang kasar dan sering menyiksanya.
Namun meskipun begitu,Dara pun menyadari jika semua yang terjadi pada Reiner adalah kesalahannya.
Kesalahan dirinya karena telah membohongi Reiner.
Reiner yang dulu sangat mencintai Dara,kini begitu membenci dirinya,Reiner ingin sekali meninggalkan Dara,namun dia tidak bisa karena dia teringat akan janin yang sedang tumbuh di rahim Dara.
"Andai tidak tumbuh janin di rahimnya,mungkin aku sudah membuang dan meninggalkan mu Dara "
Ucap hati Reiner setiap kali mengingat penghianatan yang dilakukan Dara padanya.
Rasa benci yang teramat besar pada Dara membuat Reiner selalu ingin menyiksanya,dia menikmati setiap tetesan air mata yang keluar membasahi pipi merahnya itu.
"Ayo mas,nanti air nya keburu dingin,aku sudah siapkan di kamar mandi untukmu"
"Cerewet,ya aku dengar,aku sudah tahu,diam lah aku muak dengan semua ucapan dan perhatian palsu mu,kamu jangan sok baik dan sok memperhatikan aku"
Jawab kasar Reiner pada Dara dengan melemparkan benda yang ada di dekatnya.
Air mata Dara pun kembali menetes,entah sampai kapan Reiner akan bersikap kasar padanya,dan entah sampai kapan pula Dara mampu bertahan dan memperjuangkan cintanya.
Dara sangat terguncang setiap kali Reiner memarahi dan menghinanya,namun dia harus kuat dan bertahan demi cinta yang tumbuh di rahimnya.
Dalam lubuk hati yang paling dalam,Dara sangat menyesal karena telah membohongi Reiner dengan cinta dan kepalsuan tentang dirinya.
"Maafkan aku mas,entah sampai kapan kamu akan menghukum ku untuk kebohonganku dulu,aku sangat menyesal karena telah membohongimu tentang semuanya,kapan kamu akan memaafkan aku dan kembali mencintaiku"
Penyesalan Dara yang selalu dia ucapkan pada dirinya tentang Reiner.
Seketika air matanya pun kembali menetes jika teringat akan setiap perlakukan Reiner padanya.
Dan kebenarannya ternyata,di dalam kamar mandi,setiap kali Reiner berbuat kasar atau menyakiti Dara,dia pun selalu menyiksa dirinya sendiri,dia menghukum dirinya untuk semua perlakuan kasar nya pada Dara.
Reiner selalu memukul dirinya sembari memaki dirinya sendiri.
"Pemarah,monster,jahat, jahat kamu Reiner"
Sambil menampar dirinya sendiri Reiner terus mengumpat akan sikapnya pada Dara.
"Ah...andai dulu aku tidak pernah mencintaimu"
Setiap kali Reiner berlaku kasar pada Dara,disaat dia menyendiri,dia selalu menyiksa dirinya untuk setiap perlakuan kasarnya pada Dara.
Dia sangat mencintai Dara sampai saat ini,meskipun kebohongan dan penghianatan Dara mungkin tidak bisa dia maafkan.
"Ingin sekali aku pergi darimu,tapi mengapa langkah ini seakan tidak bisa pergi darimu,kau ada disini tapi aku sangat muak dan benci padamu,entah kenapa aku lebih suka melihatmu menangis daripada kau tersenyum Dara"
Lanjut Reiner meluapkan kekesalannya untuk semua yang sudah terjadi.
...
Setelah selesai mandi,Reiner turun untuk makan malam,seperti biasa,Dara sudah menyajikan masakan kesukaan Reiner berharap Reiner menyukainya.
Udang saus tiram kesukaan Reiner biasanya selalu membuatnya lahap makan,namun kali ini saat pertama kali Dara memasak menu tersebut pasca kebenarannya terungkap Reiner langsung melempar piring berisikan udang kesukaannya.
Prak..
"Apa apaan ini"
Piring pun pecah dan makanan pun berserakan,karena Reiner membuang dan melempar masakan Dara.
Dara yang terkejut langsung meraih pecahan piring tersebut karena takut akan membuat Reiner terluka jika menginjaknya.
Dengan linangan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya,Dara seakan sudah tidak tahan dengan perlakuan Reiner yang sudah melampaui batas.
Air mata Dara yang menetes membuat pandangannya kabur sehingga saat memungut pecahan beling yang berserakan jarinya berdarah karena tidak sengaja tertusuk pecahan beling yang tajam.
"Ah "
Dara kesakitan,
Melihat semua itu Reiner pun hanya terdiam,dia berlalu meninggalkan Dara sendirian.
Entah kemana kali ini Reiner pergi,Dara tidak pernah tahu,sehabis pulang kerja dia memang suka pergi keluar dan pulang larut malam,itupun dalam keadaan tidak sadarkan diri atau mabuk.
Melihat Reiner yang pergi tanpa memperdulikannya sedikitpun, Dara menangis sejadinya,
"Mengapa kamu berubah seperti ini mas,mengapa?apa sebesar itu kah kebencian mu padaku sekarang,hingga kamu tega menyiksa aku untuk setiap waktumu"
Tangis Dara pun pecah,dia tidak mampu menahan air matanya yang mungkin sudah mulai mengering karena terlalu sering menetes.
"Aku akan selalu terima semua perlakuanku mas,tapi aku mohon maafkan aku,aku sangat mencintaimu mas"
Lanjut Dara berbicara sendiri dengan penuh linangan air mata.
"Aku akan tetap mempertahankan cinta kita,sampai kamu menyadari jika aku benar-benar tulus mencintaimu "
Tangis kesedihan Dara akan cintanya.
Tepat pada malam anniversary mereka yang ke 6 bulan, Dara sengaja menyiapkan kejutan untuk Reiner, berharap dia akan menyukai hadiah yang akan di berikannya.
Dara menghias setiap sudut rumah dengan aksesoris bernuansa mawar merah, agar terasa romantis.
Dia juga menghias tempat tidurnya dengan taburan bunga agar lebih indah berharap hati Reiner akan tersentuh.
Semua kejutan pun sudah selesai Dara pasang, dia tinggal menunggu Reiner pulang dari kantornya.
Dara menghias dirinya dengan sangat cantik, tak lupa dia juga memakai dress favorit Reiner dengan wangi parfum yang pernah Reiner hadiahkan untuknya.
Di depan cermin, Dara tersenyum manis sendiri, sambil menyisir rambutnya dia membayangkan jika Reiner pasti akan menyukai kejutannya.
"Aku yakin, kamu pasti tidak akan menolak hadiahku mas"
Ujar Dara sambil menyisir rambut panjangnya.
Setelah dirasa sudah siap, Dara langsung memesan makanan dari luar dan kue untuk tiup lilin bersama suaminya itu.
Sebuah cake coklat susu kesukaan mereka terlihat sangat indah dan menggoda lidah.
"Wah bagus sekali, pasti Reiner sangat menyukainya"
Dara pun menambahkan tulisan di kue itu dengan kalimat hatinya
(Happy anniversary 6 bulan sayang)
Tanda love pun tak terlupakan.
...
Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, Dara sudah biasa menghadapi Reiner yang sering pulang malam, dia pun berpikir mungkin Reiner terjebak macet atau masih lembur, Dara pun menunggu di kursi ruang tengah.
Pukul 10 Reiner masih belum pulang, Dara pun mulai sedikit mengantuk, akhirnya dia berdiri dan berjalan kesana kemari untuk menghilangkan rasa kantuknya,
"Jangan sampai aku tertidur saat Reiner pulang, aku harus tetap terlihat segar dan cantik agar dia suka"
Waktu terus bergulir, Reiner masih tak kunjung pulang, Dara pun mulai putus asa, karena Reiner tidak bisa dia hubungi, dan akhirnya tepat pukul setengah 11 malam, pintu rumah pun terbuka.
"Kau sangat cantik sekali sayang"
Puji Reiner pada wanita yang mengantarnya pulang dengan membelai rambutnya mesra, bahkan di depan Dara Reiner mencumbu pipi wanita itu dengan sangat manja.
"Jangan pergi, tetaplah disini bersamaku cantik"
Air mata dara pun mulai menetes kala melihat semua pemandangan di depan matanya, Dara yang melihat Reiner pulang dengan membawa wanita lain sangat kecewa, semua yang Reiner lakukan padanya begitu menyakiti hatinya.
Dara pun bergegas pergi ke kamar dan mengunci dirinya di dalam.
Dara menangis sejadinya mengingat semua yang telah Reiner lakukan bersama wanita lain di ruang tamu, terdengar suara Reiner yang terus menggoda dan merayu wanita itu, sungguh semua itu sangat menyesakkan hatinya, air mata Dara pun tak henti mengalir.
"Kamu tega mas, kamu jahat"
Kata hati Dara yang mulai putus asa menghadapi sikap Reiner yang terus menyakiti jiwa dan raganya.
Untuk ke sekian kali Reiner membawa wanita lain ke rumahnya, namun Dara masih bisa mengerti karena Reiner masih berada dalam kemarahan padanya saat itu.
Tapi untuk kali ini, rasanya Dara sudah sangat menyerah menghadapi sikap Reiner yang terus saja menyakitinya.
Dalam kemarahan yang sangat besar untuk setiap perlakuan Reiner padanya, akhirnya Dara bangkit dan membereskan semua pakaian di lemarinya.
Dara menghapus semua riasan di wajahnya dan menghancurkan semua hiasan di kamarnya.
Karena sudah tidak tahan lagi mempertahankan hati untuk Reiner, Dara pun memutuskan untuk pergi meninggalkan Reiner malam itu juga.
"Selama ini aku yang terus sabar menghadapi sikap kamu yang begitu jahat padaku mas, aku terima semua perlakuanku karena aku memang bersalah telah membohongi dan menipumu, semua cinta yang pernah kamu berikan dulu membuat aku melupakan dendamku padamu, tapi mengapa kamu tidak pernah menyadari jika cintaku tulus?"
Rintihan hati Dara yang sangat kecewa pada Reiner.
Tanpa meninggalkan pesan apapun untuk Reiner, Dara akhirnya keluar dari kamar mereka, kamar yang penuh dengan kenangan indah bersama Reiner.
Dengan mengusap perut yang sedang tumbuh buah cinta Reiner di rahimnya, Dara meminta maaf pada calon anaknya karena dia tidak bisa mempertahankan hubungan mereka.
"Maafkan ibu nak, selama ini ibu berusaha kuat bertahan dengan papamu hanya untuk kamu, tapi untuk kali ini, ibu sudah menyerah, ibu tidak kuat lagi menghadapi papamu yang sangat membenci ibu"
Ucap hati Dara pada sang buah hati.
Di ruang tamu, Reiner yang masih bersama wanita lain masih bersikap mesra, Reiner pun melihat kedatangan Dara yang membawa koper hendak pergi.
"Hei mau kemana kau?"
Tanya Reiner pada Dara dengan jiwanya yang di pengaruhi alkohol.
Dara tidak menjawab pertanyaan Reiner yang tidak sadar, karena semua hanya akan percuma saja, sedangkan wanita nakal yang Reiner bawa ke rumahnya hanya tersenyum licik ke arah Dara.
Entah siapa dan darimana wanita itu Reiner bawa, sebab setiap malam Reiner sering Gonta ganti wanita setiap dia pulang dalam keadaan mabuk.
Dara yang tak kuasa menahan kesedihan dan air matanya pun berlalu dan pergi dengan penuh kekecewaan pada Reiner.
Dalam lubuk hatinya, Dara bersumpah jika dia tidak akan pernah mencintai Reiner dan kembali padanya lagi.
"Jika dari awal aku tahu cintamu hanya sebatas sampai disini, mungkin aku tidak akan semakin mencintaimu dengan perasaan yang dalam, benih dendam yang berhasil kau kubur di hati ini mungkin akan tumbuh kembali setelah cintaku selalu kau abaikan Rei"
Ucap hati Dara akan cintanya yang tak terbalas.
Meski berat, Dara pun melangkahkan kakinya keluar dari rumah kesayangannya itu, rumah sederhana yang penuh dengan kenangan bersama Reiner.
"Maafkan aku Rei, semoga kau baik-baik saja tanpa aku? Namun setelah kau menyadari semua cintaku untukmu, mungkin semua sudah terlambat, aku sudah tidak akan pernah ada lagi di hidupmu"
Kata hati Dara saat melihat Reiner untuk yang terakhir kalinya.
Air mata cinta Dara pada Reiner terus mengalir deras membasahi pipinya yang lembut dan merona,
Sedangkan Reiner yang masih tidak sadarkan diri terus menghabiskan waktunya bermanja dengan wanita lain di ruang tamu rumahnya.
Rumah Dara dan Reiner tepatnya.
Pintu rumah Dara buka secara perlahan. Langkahnya terasa berat dia ayunkan.
Pandangan matanya terus menatap Reiner yang sedang asik dengan wanita lain.
"Selamat tinggal Rei "
Pintu pun Dara tutup berharap Reiner tidak menyadari akan kepergiannya.
Di tengah malam sendirian Dara berjalan menyusuri tepian, sungguh sangat sunyi dan sepi,
Tak ada satupun orang yang lalu lalang, bahkan satu kucing pun tak nampak.
Hanya semut hitam yang terlihat di kegelapan malam yang sedang merayap menuju tiang pohon atas.
Dara masih belum menyeka air matanya akan Reiner, dia terus menangis sedih karena sikap suaminya yang sudah keterlaluan itu.
Angin malam pun berhembus menusuk tulang Dara yang masih mengenakan dress kesukaan Reiner.
Rasa cinta dan benci yang kini sedang beradu dalam benak Dara kembali bergelut memperebutkan apa yang terbaik untuk Dara.
Haruskan Dara menyimpan dan mengubur semua cintanya yang besar pada Reiner, an memulai kembali pembalasan dendam akan kematian adiknya yang telah dilecehkan oleh Reiner dan kawannya.
Dara masih ingat betapa dia sangat membela cintanya pada Reiner, hingga demi cintanya Dara berani melawan dokter Rafi yang telah menyelamatkan hidupnya dan meninggalkan nek Nilam yang selama ini selalu ada untuknya.
Dara melawan dokter Rafi karena dia dibutakan oleh cinta Reiner padanya, Dara yang dimabuk asmara tidak bisa membedakan antara cinta dan dendam yang sedang dia lakukan dulu.
Bahkan karena cintanya pada Reiner, nek Nilam yang selalu baik dan mendukung setiap langkahnya terpaksa dia tinggalkan karena Reiner meminta Dara untuk hidup bersamanya.
Sungguh ironi yang sangat sulit masuk diakal, Dara yang dari awal datang ke rumah Reiner dan keluarga untuk membalaskan dendam dan mencari bukti yang baru untuk setiap kejahatan mereka, justru dia sendiri yang terjebak oleh cinta Reiner.
***
Dara coba memesan taksi online namun tidak ada satupun yang menerima pesanannya.
Dara berniat mencari hotel untuk sementara dia bermalam sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan Reiner.
Dara pun duduk di sebuah halte pemberhentian bus, dan disaat yang bersamaan, Dara yang sedang duduk termenung sedih di hampiri seorang preman yang sedang mabuk berat dan hendak melukainya.
"Halo cantik, sendirian aja nih"
Melihat Dara yang masih mengenakan dress mini kesukaan Reiner, membuat preman yang melihat Dara tergoda dan berniat menyentuhnya.
Dara pun mulai cemas dan berteriak minta tolong.
"Jangan kamu dekati aku, pergi kamu?"
Dara coba mengusir preman itu dari hadapannya,
",Tolong, tolong"
Teriak Dara meminta tolong berharap seseorang akan datang menyelamatkannya.
"Berteriak lah, karena tidak akan ada orang yang menyelamatkanmu sayang, ayo kemari? Kita nikmati malam ini bersamaku, kau sangat cantik dan seksi"
Ujar preman yang terus mendekati Dara.
Dara terus mundur menghindari preman tersebut, dan terus berteriak minta tolong, hingga pada akhirnya disaat Dara mulai lemah akan serangan preman yang terus manarik tangannya, Dara pun hampir putus asa dan tak sadarkan diri.
Dan tiba-tiba saja, seseorang datang menyelamatkan Dara yang hampir pingsan.
Pria itu berhasil melawan preman tersebut dengan semua serangannya yang bertubi-tubi.
"Sadam, kau, terima kasih sudah datang menolongku"
Tak sempat berkata banyak, Dara pun langsung pingsan tak sadarkan diri.
Sadam pun segera membawa Dara ke klinik terdekat, dia khawatir akan keadaannya yang sedang mengandung, dalam benak Sadam, dia bertanya mengapa Tengah malam begini Dara ada diluar? Sedang apa dia dan hendak kemana dia pergi dengan membawa koper besar.
Sebagai sahabat yang baik, Sadam pun coba menghubungi Reiner untuk memberitahu keadaan istrinya itu.
Dara terkulai lemas karena sedari siang tadi dia belum sempat makan apapun.
Dara terlalu sibuk mendekorasi rumah dan kamarnya demi memberi kejutan untuk Reiner.
Sadam terus coba menghubungi Reiner, namun masih tetap tidak tersambung. Dan akhirnya Dara pun tersadar sudah berada di klinik.
"Aku dimana? Mengapa aku ada disini?
Tanya Dara pada Sadam.
Sadam pun mengatakan jika dirinya jatuh pingsan setelah tadi di serang preman,
Dara pun mengingat semua yang telah terjadi.
"Jadi kamu yang sudah menolongku?"
Tanya Dara pada Sadam.
Sadam pun mengatakan jika memang dirinya yang telah menolongnya dari preman yang hendak menodainya, Sadam juga bertanya mengapa Tengah malam Dara berada di luar, apa yang sedang dia lakukan tengah malam diluar rumah, dan kenapa Reiner tidak bisa dia hubungi.
"Reiner harus tahu jika kamu hampir saja diserang oleh preman."
Mendengar Sadam hendak menghubungi Reiner, Dara langsung menghentikannya, Dara meminta Sadam untuk tidak menghubungi Reiner.
"Jangan, jangan hubungi dia, jika kamu tidak keberatan, bisakah kamu carikan aku hotel untukku malam ini? Aku sedang tidak ingin pulang"
Sadam pun terdiam, dia sudah mengira pasti Dara dan Reiner sedang bertengkar, itu sebabnya Dara tidak mau pulang ke rumah.
Karena kasihan, akhirnya Sadam pun menuruti permintaan Dara mencarikan kamar hotel untuknya.
Waktu menunjukan pukul 12 malam, Sadam dan Dara tidak menemukan kamar hotel yang kosong.
Sadam pun merasa kasihan pada Dara, dan akhirnya diapun menawarkan diri untuk membantunya.
"Kalau kamu tidak keberatan, untuk sementara waktu kamu bisa tinggal di rumahku saja dulu, biar aku tinggal di rumah ibuku, kamu jangan khawatir, ada bi anah di rumah yang akan menemani kamu, nanti aku akan bicara padanya"
Sadam menawarkan bantuannya.
Dara terdiam sejenak, sebenarnya dia tidak ingin merepotkan orang lain, namun apalah dayanya, untuk saat ini Dara memang harus menerima bantuan dari Sadam.
"Tapi aku tidak ingin merepotkan kamu Sadam, selama ini kamu selalu baik padaku"
Selama ini memang Sadam lah yang selalu baik pada Dara di tengah kebencian Reiner dan keluarganya.
Dan untuk malam ini Dara pun akhirnya bermalam di rumah Sadam.
"Sekali lagi terima kasih ya, maafkan aku karena aku harus merepotkan mu lagi, oh ya jika kamu tidak keberatan aku minta jangan bilang Reiner jika aku ada disini?"
Pinta Dara pada Sadam.
***
Di kamar tamu rumah Sadam, air mata Dara kembali menetes teringat akan sikap Reiner padanya, setiap kata kasar yang selalu menusuk hati dan perlakuan buruk yang selalu dia terima,
Dara melihat bekas luka cengkraman kasar Reiner di tangannya yang sampai ini masih belum hilang.
"Kamu jahat Rei, mengapa kamu begitu tega padaku"
Dara kembali merintih akan sikap Reiner.
"Andai dulu aku tidak tergoda oleh perhatian dan kasih sayangmu, mungkin saat ini aku tidak akan pernah menderita dan menangisi setiap yang kamu lakukan"
Dara pun mulai menyesali akan cintanya yang tak pernah terbalaskan lagi oleh Reiner,
Sepanjang malam Dara hanya bisa menangis menyesalinya.
Sementara di tempat lain, Reiner yang sudah terlelap bersama wanita lain di sofa ruang tengahnya terbangun karena kehausan,
Dia berteriak memanggil Dara untuk membawakannya air minum.
"Dara ambilkan air untukku"
Tak ada jawaban terdengar oleh Reiner.
"Dara ayo cepatlah aku sangat haus"
Reiner kembali berteriak memanggil Dara namun masih tidak ada jawaban, hingga akhirnya dia bangun dan bangkit sendiri berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum.
Di atas meja makan tertata makanan lezat yang sudah Dara siapkan untuknya, Reiner pun bergeming mengapa makanan yang di sediakan Dara masih utuh?
Karena lapar melanda, akhirnya Reiner pun menyantap makanan yang tersaji di meja makan dengan lahap tanpa menyadari jika Dara sudah tidak ada lagi di rumahnya.
Reiner yang sudah setengah sadar akhirnya pergi ke kamar meninggalkan wanita liarnya yang terlelap di ruang tamu.
Namun saat dia tiba dan masuk kedalam kamar, dia sangat terkejut melihat isi kamar yang sangat berantakan dengan semua hiasan yang sudah Dara hancurkan.
"Apa ini? Dara... Dara"
Reiner memanggil dan mencari keberadaannya,
Reiner pun melihat sebuah kue ulangtahun yang tersimpan di meja kamarnya lengkap dengan lilin yang belum dinyalakan.
Betapa terkejut Reiner saat melihat tulisan diatas kue tersebut, sebuah ungkapan Dada untuknya di hari jadi mereka yang ke 6 bulan.
Sebuah sweater bayi rajut buatannya pun tersimpan sebagai kado untuknya.
"Dara...kau?"
Reiner langsung membuka lemari pakaian milik Dara, dan disana dia tidak menemukan satu helai pun pakaian milik Dara.
"Dara..tidak mungkin, ini pasti tidak mungkin, kau tidak boleh pergi meninggalkan aku"
Reiner tidak terima Dara meninggalkannya.
" Dara... Dara ..."
Teriak Reiner memanggil istrinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!