RABUNSELL
Halloo guys.
How you kabar nih? gue harap fine fine aja ya.
( Harap dimaklumi guys, soalnya Zelia suka bolos kelas bahasa Inggris, jadi bahasa Inggrisnya rada aneh )
Ada pepatah yang mengatakan, tak kenal maka tak sayang, tapi jangan sayang sama guru kelas nanti sakit seperti saya, so kita saling perkenalkan diri dulu ya, kalau ada yang sayang mohon diungkapkan, kalau hanya diam untuk dipendam akan berakibat......... Jawab sendiri jangan manja.
Ini gue, sebelum kenal dengan filter Instagram dan belum di takdirkan untuk dipertemukan dengan pak Deko tamvan dan pemberani.
Kali ini gue bakalan kenalin diri gue, nama gue Rapunzel Zizwana Putri, lebih tepatnya lagi Zelia nan cantik dan jelita. Seperti biasanya gue ga suka serius soalnya serius gue hanya untuk hubungan gue sama pak Deko ganteng.
Enam tahun lalu gue sekolah di SD negri yang jauh dari planet Pluto, dan tiga tahun yang lalu gue sekolah di SMP swasta yang hanya dihuni oleh para manusia terkuat seperti Ultraman, porenjes, iron man, dan Popo berbie.
Dan sekarang gue SMA di atas tanah dan dibawah langit, dan yang gue tunggu tunggu yaitu masa depan gue yang secerah layar hape Mak gue, mungkin aja gue nikah sama ayank beb gue, terus punya anak dua belas untuk buat tim sepak bola, mohon doanya ya prent kalau memang itu terjadi gue bakalan undang kalian ke KUA yang berlokasikan di bumi.
Oke next kembali ke topik cerita gue, disini gue bakalan ceritain masa masa SMA gue yang dimana gue ditakdirkan bertemu dengan orang orang jenius seperti teman teman gue dan dia ayank beb gue.
Penasaran ga siapa ayank beb gue? Spill ga nih? Tapi sepertinya gue mau main tebak tebakan dulu sama readers, yang benar bakalan dapat hadiah sebesar sepuluh juta rupiah yang akan ditanggung oleh pemenang!!!!!
Gimana guys? Bosan ya sama novelnya? Atau ga suka? Aneh banget? Ga nyambung?, ya udah skip aja, gue bakalan terima dengan lapang dada.
Silahkan yang mau bertanya, gue akan membuka sesi pertanyaan bukan sesi curhatan, jadi tidak usah panjang lebar.
Oke sekian dari gue Rapunzel Zizwana Putri, mohon maaf jika ada kekurangan karena kesempurnaan datang dari Tuhan, dan kesalahan datang dari setan, kita hanyalah korban.
~Sekian terima kasih.
~Marketing skill dewa.
~SAYA DOAKAN YANG MEMBELI SEPULUH DONAT SAYA, SEMOGA BERJODOH DENGAN CRUSHNYA~
"Gila! Gue penasaran banget sama Bu Reni, marketingnya sesad semua tapi laris banget woy!" Ketrin geleng geleng kepala setelah membaca spanduk dihadannya.
"Bu kira kira ibu mampu ga doakan saya?" tanya seorang gadis dengan ragu ragu.
"Tentu saja."
"Tolong doakan saya berjodoh dengan idola saya Taehyun."
"Bisa dong neng, makanya beli donatnya sepuluh."
"Kalau gitu saya beli sepuluh donatnya."
"Sip neng."
"Bu saya beli sepuluh ya!"
"Siap neng."
"Bu, ini uang Zelia lima puluh ribu."
"Ini neng kembaliannya tiga puluh ribu." Wanita paruh baya itu memberikan beberapa helai uang kembalian.
"Ga perlu Bu, ibu cukup doakan Zelia sama pak Deko harus berjodoh sebanyak uang kembaliannya." Tolak Zelia.
"Alhamdulillah makasih neng. Siap, nanti saya doakan neng Zelia harus berjodoh sama pak Deko sebanyak tiga puluh ribu kali." Seru Bu Reni dengan ekspresi sangat gembira.
"Akhirnya... Akhirnya ada pihak lain yang mendoakan gue sama pak Deko berjodoh!" Teriak Zelia melangkah keluar dari kerumunan para beban orang tua.
"Iya Zel, mudah mudahan habis ini, doa gue makin kuat untuk dijodohkan sama Revan!"
"Halah, hahahh udah jelas Lo berdua di bodohin sama Bu Reni. Jangankan tiga puluh ribu kali, satu kali aja dia doain Lo belum tentu, udah deh jangan ngarep kalian berdua!" Maya tergelak mendengar ucapan syukur yang keluar dari mulut kedua sahabatnya.
"Ihhh apaan sih Lo Ket! Lo sirik bilang aja!" Gumam Zelia dengan manyun.
"Zel zel! Liat tuh pak Deko kayaknya bakalan lewat sini deh!"
Seketika wajah Zelia langsung ceria kembali setelah mendengar perkataan Ketrin. Ya, itu yang dia tunggu tunggu, seorang pria tampan berkulit putih itu kini berjalan berselisih dengannya.
Pipi Zelia seketika memerah begitu juga dengan hatinya yang kini berdebar kencang.
"Fokus Zelia fokus, pokoknya kesempatan ini harus Lo gunain sebaik mungkin!"
"Pak Deko!" Panggil Zelia menghentikan langkah pria itu.
"Saya Rapunzel Zizwana Putri dari kelas-."
"Saya sudah tau, bisa langsung ke intinya?" Deko mulai bosan dengan setiap perkataan gadis dihadapannya. Bagaimana tidak, gadis itu selalu memperkenalkan dirinya setiap mereka bertemu. Jika tak terlalu sering mungkin bisa dimaklumi, tetapi ini kebalikannya, mungkin saja mereka bertemu satu kali dalam setiap jam.
"Beneran pak? Padahal kita baru tiga tahun bertemu tapi bapak sudah tau siapa saya!ternyata beli donatnya Bu Reni ga sia sia yaa, doanya mujarab banget! Kalau gitu nama saya siapa pak?" Gumam Zelia membuat pria dihadapannya mulai risih.
"Hmm kalau Koko ga mau jawab ga papa. Seperti janji Zelia dari awal, Zelia bakalan panggil Pak Deko dengan sebutan Koko karena pak Deko udah tau saya ini siapa."
Zelia membuka tasnya dan mencari sebuah barang dalam tasnya. Tak lama kemudian ia mengeluarkan handphone dan memberikannya kepada Deko.
"Kamu mau kasih saya handphone? Saya juga punya." Tolak Deko berusaha menjauhkan jarak mereka yang begitu dekat.
"Salah Ko! Maksud Zelia, Zelia mau minta nomor Koko, biar nanti Zelia bisa nelfon Koko, kirim pesan Koko, atau ga kalau Koko mau kita bisa sleepcall tiap malam?" Sahut Zelia dengan pede nya.
"Astaga Zelia! Habis Lo digantung pak Deko! Kenapa gue punya temen bego kayak Lo sih! Mau di letakin dimana muka gue! Ya Allah..... berikan Zelia nyawa tambahan, soalnya kalau dia keburu mati terus hutangnya semasa hidup di hamba mu ini gimana? Walaupun cuman lima ratus perak saya ga ikhlas ya Allah." Maya menyembunyikan wajahnya sembari berdoa.
Deko tampak memikir sejenak tanpa membalas kata kata Zelia yang semakin ngeyel.
"Ayo Kooo." Zelia menodongkan handphonenya kearah Deko, sehingga membuat jarak mereka semakin dekat.
Tanpa pikir panjang Deko mengetik angka angka pada layar handphone Zelia, kemudian memberikannya kembali pada Zelia.
"Makasih Koko!" Sahut Zelia.
Deko hanya geleng geleng kepala mendengarnya. Entah kenapa semakin hari gadis itu tampak aneh dihadannya.
"Gue ga nyangka, akhirnya pak Deko kasih nomornya ke gue!" Teriak Zelia menghampiri kedua sahabatnya.
"Widih congrats bestie! gue sebagai guru Lo bangga sama Lo!" Ketrin memuji kemampuan temannya yang diluar nalar.
"Coba kita liat, benar ga nomor dia." Sahut Maya penasaran.
Mereka melihat kearah layar handphone Zelia dengan seksama • 112 •
"Sial! Gue dikadalin sama Koko gue sendiri!" Zelia menghentakkan kakinya dengan kesal.
"Zelia Lo dikasih nomor panggilan masyarakat tuh, mungkin bisa jadi Lo butuhin buat jadiin temen curhat gitu." Gumam Ketrin dengan polosnya.
"Bener tuh, tidak dipungut biaya, gratis sayang!" Ledek Maya semakin menggila.
"Hahah kisah cinta Lo itu terlalu rumit! Cocoknya dijadiin stand up tuh!" Gelak tawa Ketrin dan Maya seketika memenuhi ruangan.
"Ga papa, ini baru awal. Pokoknya gue sebagai Rapunzel Zizwana Putri bakalan berusaha untuk dapetin cintanya pak Deko dengan cara apa pun juga!" Tekad Zelia kuat tak bisa diganggu gugat.
Begitulah Zelia, seorang gadis yang akan memperjuangkan sesuatu yang dia inginkan. Ia tak akan mudah menyerah sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan sesuatu yang dia inginkan itu bukanlah hal yang mudah, tetapi sebaliknya, ia menginginkan sosok yang susah digapai.
🦋🦋🦋🦋🦋🦋
KALAU MISALKAN KALIAN BERADA DI POSISI PAK DEKO APA YANG BAKALAN KALIAN LAKUIN? 🤔
BUANG ZELIA KE SELOKAN atau ga KIRIM ZELIA KE RSJ.
"Selamat makan para beban keluarga!" Sahut Ketrin meletakkan nampan berisi berbagai makanan dimeja.
"Hummm lezatnya, kalau misalkan gue nikah sama pak Deko, gue bakalan sewa piringnya!" Ujar Zelia setelah menyuap makanan dihadapannya.
"Halah! Freak kali lu!"
Uhukkkk.......
Maya terbatuk menyemburkan air kearah makanan mereka. Tentu saja membuat selera makan mereka langsung hilang. Tak hanya makanan, wajah mereka pun juga ikut terkena.
"Sial Lo! Mau Lo gue jadiin steak babi!" Spontan Zelia memukul meja sembari berdiri.
"Percuma gue pakai farfum mahal, kalau akhirnya gue bau jigong." Rengek Ketrin menyium aroma bajunya.
"Sorry gue ga sengaja! Kalau gue sengajain sekalian aja nih piring melayang." Sahut Maya tanpa bersalah.
Zelia kembali duduk dan mengeringkan wajahnya menggunakan tisu. "Sial lo! Ada apa sih? Lo liat Tante girang lagi godain sugar Daddy Lo?"
"Engga! Ini loh ada grup chat masuk ke hp gue, adminnya nomor rahasia lagi." Ujar Maya sambil memperlihatkan kepada kedua sahabatnya.
"Haa? Ini barang langka! Ga boleh disia siain!"
"Perhatian...... Perhatian semuanya, kali ini gue Bella Zalvina Revita bakalan rekrut anggota baru untuk masuk ke Genk gue." Ujar seorang gadis bersama sekelompok orang yang baru saja masuk dan langsung mengambil perhatian seisi kantin.
Gadis itu adalah Bella Zalvina Revita, seorang mahasiswi yang satu kelas dengan Zelia. Lebih tepatnya lagi musuh bebuyutan Zelia, setiap detik, menit, dan jam mereka selalu saja bertengkar.
"Biasalah kang caper." Bisik Ketrin pada kedua sahabatnya.
"Kalian semua udh pada tau kan rumor grup chat rahasia? Kalau kalian minat lebih baik gabung sama gue."
"Gue ga bermaksud untuk meremehkan kemampuan kalian, tapi kalian tau kan gue ini anak konglomerat, cantik, serta followers terbanyak di SMA ini, so kapan lagi kan kalian gabung sama tim gue."
"Gue saranin kalian gabung sama gue! Keuntungan kalau kita menang, gue bakalan traktir kalian di restoran bokap gue!" Tambahnya lagi dengan gaya sombongnya.
Maya berdiri kemudian melangkah ke arah Bella, dan kini berhadapan langsung dengan Bella. "Perhatian untuk teman teman gue yang terhormat.... Kalian jangan mau dibodohin sama Queen caper ini, alasannya..."
"Pertama! Orangnya bego.."
"Kedua! orangnya bego... bego...."
"Ketiga! Orangnya bego.... bego..... bego...."
"Dan begitu juga selanjutnya, lebih baik kalian gabung bareng anggota kami, keuntungannya.... Barang yang kita menangin saat lelang, akan bergiliran pindah tangan selama satu jam, gimana?" Tambahnya lagi membuat seisi kantin mulai ribut.
"Bisa bisanya ya Lo ambil kesempatan dalam kesempitan." Akhirnya suara gadis itu terbuka dan tertuju pada gadis dihadapannya.
"Bukan kesempatan, tapi lebih tepatnya lagi gue berusaha untuk membantu sahabat gue sendiri." Balas Maya.
"Tahan... Tahan Bell, Lo ga boleh terpancing emosi, Lo belum tau kan pendapat yang lain, mungkin banyak tertarik." Ujar Nadin berusaha menahan amarah Bella.
"Lo benar! Mana mungkin gue kalah sama mereka."
"Kita lihat aja, teman teman ayo keluarkan pendapat kalian."
"Benar juga kata Maya, peluang untuk kita menang akan lebih sempit karena melawan pihak mereka berdua, setidaknya dalam seumur hidup kita pernah megang langsung itu barang!" Bisik seorang gadis kepada teman temannya.
"May! Gue sama circlean gue bakalan masuk dan ngedukung partai Lo!" Ujar seorang gadis membuat seisi kantin langsung terdiam.
Gue jugaa!
Gue sama temen temen gue juga!
Gue sebenernya masih dendam sama Lo! Tapi demi mendapatkan barang yang selama ini gue incar! gue bakalan usahain kesempatan Lo buat menang!
Zelia tersenyum mendengar suara antusias seisi kantin, kali ini banyak orang yang berpihak padanya. Dia tak menyangka bahwa temannya memiliki kemampuan yang luar binasa.
"Jadikan aku ini murid mu suhu." Ujar Ketrin menyambut Maya yang kembali duduk.
"Semua ini mah gampang sama gue!"
"So? Habis ini kita langsung ke TKP?" Tanya Zelia menyuap makanan terakhirnya.
"Yoi! Lo tenang aja nanti partai kita bakalan menang." Jawab Maya dengan percaya diri.
⏳⏳
Satu jam kemudian.....
"Lo yakin lelangnya disini?" Tanya Zelia tak yakin dengan Maya.
"Iya Zel, katanya sih digudang tua belakang sekolah." Jawab Maya meyakinkan Zelia.
"Ya udah, sekarang kita masuk dulu." Gumam Ketrin berlalu pergi.
Tok... Tok... Ketrin mengetuk pintu gudang tua dihadapannya. Gudang tua itu tampak tak terurus yang mulai dipenuhi semak belukar.
"Permisi..." Tambahnya lagi.
"Udah lah buka aja, sok sopan banget nih anak! Biasanya Lo langsung nyelonong masuk ajakan kerumah gue." Sahut Maya sambil membuka pintu secara kasar.
"B- Bu Reni?" Mereka terkejut melihat sosok wanita dihadannya.
Wanita itu tampak memberi isyarat untuk mendekat pada Ketrin menggunakan tangannya. Kemudian ia berbisik dan berlalu pergi meninggalkan mereka.
"Apa?" Tanya Maya penasaran.
"Untuk masuk kedalam, para anggota partai harus bayar tiket lima puluh ribu perorang." Ketrin berbisik kepada Maya.
"Bengkel! Udah gue duga itu tua bangka bakalan ambil kesempatan dalam kesempitan." Umpat Maya menghentakkan kakinya.
"Gimana nih Zel? Belum juga menang keburu bangkrut kita." Bisik Ketrin pada telinga Zelia.
"Lanjutin aja, gue yakin bakalan menang." Sahut Zelia dengan dinding.
"Karena anggota DPR kurang informasi penting, jadi untuk kawan kawan gue yang terhormat, mari kita bayar tiket dulu sebelum masuk." Gumam Ketrin dengan sedikit canggung.
"Halahh, belum juga menang! Awas aja kalian bertiga kalah, gue bakalan minta kerugian tiga kali lipat." Kesal seorang gadis dibelakang Zelia.
"Kalau gue kalah, gue bakalan traktir kalian semua." Sahut Zelia berlalu pergi meninggalkan mereka.
Didalam ruangan, terlihat Bella beserta teman temannya sudah memenuhi kursi bagian kiri, sedangkan kursi pada bagian kanan terlihat kosong tanpa penghuni.
Tanpa pikir panjang, Zelia melangkah menuju kursi paling depan disamping Bella.
"Haii Bella!" Panggil Zelia dengan melambaikan tangannya.
"Emang kita kenal?" Sahut Bella langsung memutar matanya kearah yang berlawanan.
Wajah Bella terlihat manyun dan tidak bersemangat, saat disapa saja ia langsung memutar bola matanya kearah yang berlawanan.
"It's oke, tapi gue duduk disini aja kali ya, kayaknya lebih empuk dari kursi yang sebelah." Alasan Zelia agar bisa membuat emosi Bella tak terkontrol.
"Terserah."
"Bagaimana bisa si Rabunsell duduk bersampingan sama gue? Dia mau buat gue malu lagi? Amit amit dahh!" Batin Bella berkali kali memukul jidatnya.
"Ciee panik ya?" Zelia pura pura bertanya pada Bella.
"Ga lah."
"Lalu? Lo ngapain mukul jidat Lo? Dari tadi gue lihat cuma Lo aja yang panik sendiri, gue takut kalau Lo kalah, otomatis Lo ga punya teman lagi." Bisik Zelia.
"Lo bisa diam ga sih?"
"Para hadirin semua.... harap tenang! Lelang akan segera kita mulai."
"Lo berani taruhan?"
"Gue ga takut zel!"
"Oke, kalau Lo kalah.... Lo harus cuci sepatu gue selama dua minggu." Gumam Zelia dengan percaya diri untuk menang.
"Dan jika gue menang, Lo harus cuci kaos kaki gue selama dua Minggu dan bayar semua para tamu undangan gue yang hadir nanti malam." Sahut Bella tak ingin kalah.
🦋🦋🦋🦋🦋🦋
KIRA KIRA SIAPA YANG MENANG YA? BELLA ATAU ZELIA? HAYOOO NIHHH KELUARKAN RAMALAN KALIAN PARA DUKUN NT 👀
•Sahabat ku Zelia, manusia beban uang jajan ku.
"Gue ga terima!" Zelia melambungkan tasnya sembarang arah.
Lelang itu sudah berjalan dengan lancar, tentu saja pulpen berharga itu kini berpindah tangan kepada Bella yang sudah memenangkan lelang.
Zelia tak terima atas kekalahannya, bagaimana mungkin Bella memenangkan lelang itu bersama kelompok kecil yang dibuat olehnya. Sedangkan Zelia, ia mempunyai kelompok yang banyak anggotanya, saking banyaknya kelompok Zelia, jumlah kursi untuk mereka menjadi kurang.
"Gue juga ga nyangka, kenapa rombongan muka susahhh itu bisa menang." Gumam Ketrin ikut duduk disamping Zelia.
"Pulpen kesayangan Koko gue gimana?, dengan tinta pena itu, Koko gue menciptakan bulat sempurna ke kertas ulangan gue." Rengek Zelia mengacak acak rambutnya.
"Halah... pulpen Lo rengekin, harga pulpennya aja dikantin seribuan doang ngapain Lo rengekin, yang seharusnya Lo rengekin itu kekalahan Lo rabunnn!" Sahut Maya yang mulai emosi.
"Ga papa, namanya juga takdir. Mungkin aja kan Zelia belum di takdirkan megang barang sisa pemakaian pak Deko." Ketrin mulai membuka suara untuk mencairkan suasana.
"Dalang dibalik semua ini pasti korupsi nih, Kalian tau kan Bu Reni orangnya gimana? apalagi Bella?"
"Iya Lo benar Zel, dari awalnya aja udah jelas banget! pertama, kita disuruh bayar untuk masuk lagi, dikira bioskop apakali ya?"
"Nahh bener Lo Ket! Dari awal gue juga langsung ngeh, ngapain kita disuruh buat perbanyak pendukung, emangnya kita mau pilkada?" Tanya Maya membenarkan Ketrin.
"Apalagi itu barang lelang cuman pulpen seribuan dikantin! itu pun udah sisa pemakaian Pak Deko, harganya pun sampe puluhan juta! untung aja ya siswi di sini anak konglomerat, kalau anak kang rentenir gimana? bisa bangkrut tuh dianya!" Lagi dan lagi Ketrin angkat bicara.
"Ya Lo kan tau! ciwi ciwi disekolah ini pada ngecrush sama Pak Deko! Menurut gue sih berlebihan banget, tapi ya gitu namanya juga cinta apa pun bakalan mereka lakuin demi mendapatkan cinta." Kali ini Maya memberikan sindiran halus untuk Zelia.
"Udah udah! gue lagi pusing! Sekarang yang harus kita pikirin itu uang untuk mentraktir mereka." Sahut Zelia mengalihkan pembicaraan.
"Ya Lo sih.... sok soan mau taruhan! Makan tuh taruhan!" Maya mendengus kesal.
"Terus gimana lagi?"
"Hmm gimana kalau gue ngutang dulu di restoran nyokap Lo?"
"Hehhh gila Lo! mau di tarok di mana muka Lo haa? Lo mau gue dijambak sama emak gue gara gara bangkrut temenan sama Lo! gaa pokoknya ga bisa." Tolak Ketrin.
"Hmm atau ga gue pinjem uang jajan kalian berdu-.
"No... noo! ga bisa pokoknya ga bisa! Lo lupa sama hutang Lo sama kami berdua dua hari yang lalu? udah sampai lima ratus juta Rabunnnnnnn."
"Dan Lo tau, gara gara Lo pinjem uang gue, gue ga jadi beli tas keluaran baru!" Tambah Maya.
"Terus gimana lagi woy? mana nanti malam mereka minta gue satu tempat lagi sama Bella!" Gerutu Bella menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Lo pikirin aja sendiri! mending gue pulang duluan." Maya berlalu pergi meninggalkan Zelia dan Ketrin yang terlihat kebingungan.
"Lo doain aja rabun! semoga nanti malam Bella di tabrak ojol biar ga bisa adain acara ulang tahunnya! tenang aja nanti gue aamiin!" Ujar Maya dari kejauhan.
"Ket! gimana nih, ya kali gue jual ginjal gue." Keluh Zelia berusaha mengambil hati sahabatnya.
"Hmmm gue juga ga tau Zel, kalau soal uang gue ga bisa bantu. Soalnya Lo kan tau gue lagi di hukum bokap gue gara gara kita keluar malam kemarin."
"Nah gue tau caranya gimana!"
"Apa tuh? Lo ga pakai cara gilakan?"
"Lo tenang aja, pokoknya kalian berdua harus jemput gue ke rumah! ga pakai lama, ya udah gue pulang dulu untuk mengumpulkan kekuatan gue nanti malam! bye!" Zelia berlalu pergi dengan langkah kaki sedikit cepat.
"Haa buat apaan?"
"Buat jalan sama om om nanti malam!" Jawab Zelia dari kejauhan.
"Astaga."
🌜🌜
Malam telah tiba, seperti biasanya Deko bersama kelima temannya akan keluar untuk bersantai dipusat kota. Tampak keramaian memenuhi jalanan, apalagi banyak pedagang yang memenuhi pinggir jalan.
"Ini adalah malam Minggu yang paling menyebalkan, kita sudah tiga kali berjalan mengelilingi pusat kota ini." Gumam Arif yang mulai lelah.
"Kau ini kenapa? Bisa diamkan? Jika begitu, bagaimana kalau kau saja yang mentraktir kami semua disini? Apa bisa?" Jawab David menghentikan langkahnya.
"Sudahlah Arif! Mungkin saja ini obat diet agar tubuh mu menjadi lebih kurus hahah." Ledek Kevin menepuk pundak Arif.
Terdengar suara gelak tawa dari mereka, terkecuali dengan Deko yang sedari tadi menyelusuri setiap gedung yang dilaluinya.
Matanya seketika terfokus pada suatu Cafe yang terlihat masih asing baginya. Ia menyipitkan matanya untuk membaca tulisan yang tertera di baliho Cafe itu.
"Ya! Akhirnya ketemu!" Deko sumringah setelah membaca kalimat yang sedari tadi ia cari.
"Sudah sudah..! Kafe disana terlihat baru dan banyak pelanggan, jika dilihat dari balihonya terlihat sesuatu yang sedang kita incar." Lerai Deko melirik sebuah Kafe yang tak terlalu jauh dari hadapan mereka.
"Wahhh iya bro!" Seru David setelah membaca baliho.
Sementara itu, disisi lain Zelia tengah berpikir bagaimana caranya untuk keluar dari kamarnya.
Zelia mendengus pelan setelah dimarahi oleh kakeknya. Kenapa pria berbadan kekar itu berdiri didepan pintu kamar Zelia. Padahal malam ini ia harus memenuhi janjinya disebuah tempat.
Zelia merebahkan tubuhnya sembari menghidupkan kembali layar handphonenya, lagi dan lagi ia menerima pesan banyak dari sebuah obrolan grup chat.
📱Liat nih guyss gue sama para bestie gue udah sampe, kalian para partai kapan nih datangnya?
📱Bentar lagi dong! Btw yang lagi ultah cantik banget! Padahal umur udah delapan tahun tapi kok wajahnya masih kayak SMA ya? Tutor dong bell!
📱Wajar Bella memenangkan lelang tadi siang, soalnya pas banget untuk dia. Jadi nyesel gue tadi siang ga milih Lo bell!!
📱Coba aja gue belum punya pacar, udah gue nikahin Lo bell!
📱Pokoknya Bella paling cantik dikelas kita!
"Idihh... Jiji gue bacanya!" Gumam Zelia melemparkan hpnya.
"Arghhh lama lama gue bisa gila disini!" Zelia kembali duduk dan mengacak acak rambutnya dengan frustasi.
Stttt.... Woyyy..... Zelia.... Zelia!!
Suara itu membuat tangan Zelia langsung terhenti diatas kepalanya.
"Haaa?! Lo ngapain sih May! Kalau Lo mau mati jangan dirumah gue!" Zelia berlari sambil membuka pintu jendela.
Zelia segera membantu Maya dengan seribu ocehannya. Bagaimana tidak, sahabatnya yang satu ini nekat menaruhkan nyawanya demi bertemu dengan dirinya.
"Gimana?"
Baru saja masuk ia langsung menodong pertanyaan.
"Nihil! Lo ga liat apa?"
"Kakek Lo emang udah tidur?"
"Udahlah! Tapi suruhannya ga bakalan bisa tidur!" Ujar Zelia sambil mendengus kesal.
"So, Lo mau jadi ogj disini? Bunuh diri? Gantung diri?"
"Sialan Lo! Lo ga kasihan apa sama gue? Ya udah pergi aja sendirian! sekalian bayarin makanan anak anak di restoran." Geram Zelia sambil merebahkan tubuhnya.
"Ketrin ada loh, gue ga sendirian kesini, ya kan Ket?"
"Ketrin? Eh iya tumben itu kucing ga bersuara?"
Maya membalikkan tubuhnya kearah jendela "Iya, Lo ga liat Ketrin ema... ngg"
"Terus dia dimana?" Zelia melompat dari kasurnya.
"Woii nyet! Bisa bisanya tuh anak kita lupain!" Pekik Maya sambil berlari dan membuka pintu jendela diikuti oleh Zelia.
Benar saja, gadis mungil itu masih bergantung erat pada sebuah dinding dengan wajah yang pucat.
"Ketrin Lo ngapain?" Panggil Zelia.
"Gila kalian berdua! Ayo buruan kita pergi! Gue udah trauma manjat dinding woy!" Sahut Ketrin yang masih bertahan disebuah dinding.
"Ayo buruan!" Zelia mengeluarkan kaki kirinya untuk keluar dari kamarnya.
"Kakek Lo gimana?" Ketrin mengikuti Zelia dari belakang dengan perasaan yang mulai khawatir.
"Ga perlu khawatir! Urusan belakangan!"
"Mampus Lo Rabun! Abis Lo dibunuh sama kakek Lo!"
Zelia tergelak pelan "Santai aja... Kalau gue mati kan bisa bergentayangan kemana mana, Lo lagi berak pun bisa gue tembus pintu toilet lo!"
"Dihh ilfiel gue!"
Zelia melirik kebawah, ia meneguk ludahnya sendiri dengan wajahnya langsung memucat. Ia kagum pada kedua sahabatnya yang mau mempertaruhkan nyawanya demi menjemput dirinya.
"Ternyata gue ditakdirkan berteman dengan manusia cicak." Batin Zelia sambil mengusap keringat didahinya.
🦋🦋🦋🦋🦋
APA NIH PENDAPAT KALIAN TENTANG BARANG LELANGNYA ZELIA? 🤔
ADA KAH YANG MAU IKUTAN LELANG BARANG HASIL SISA PENGGUNAAN CRUSHNYA? ☺️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!