NovelToon NovelToon

Cinta Tulus Si Gadis Desa

bab 1 ~ Kehidupan yang menyedihkan ~

Rebecca berlari sekuat tenaga dari kejaran seorang pemuda di desanya,Rebecca berlari ke arah hutan,dia sudah tidak peduli lagi dengan gelapnya malam,baginya adalah hari ini dia selamat dari kejaran pria brengsek itu.Rebecca bersembunyi di sebuah pohon yang sudah tua,dia berharap ketiga pemuda itu tidak melihatnya bersembunyi di sana.

"Kemana wanita sialan itu,cepat sekali larinya aku yakin dia belum jauh dari sini,ayo kalian cepat cari dia." Ucap Rehan pemuda yang lama jatuh cinta kepada Rebecca.Rehan melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan cinta Rebecca tapi sayang cintanya tidak berbalas sehingga dia menipu neneknya Rebecca.

Rebecca menutup mulutnya,karena dua pria sudah semakin dekat ke arahnya,jantungnya sudah berdebar-debar dia takut mereka akan menemukannya.

"Tuan,sepertinya memang dia tidak ada disini,tidak mungkin seorang gadis berani bersembunyi di pepohonan menyeramkan ini." Ucap salah seorang dari mereka.

"Dasar kalian tidak becus." Rehan mengomel kepada kedua anak buahnya yang tidak bisa menemukan Rebecca.

"Ayo kita pulang,besok kita hancurkan rumahnya jika memang dia tetap tidak mau menikah denganku." Ucap Rehan dan mereka bertiga akhirnya meninggalkan tempat yang sangat gelap itu.

Rebecca menghela napas lega untuk kali ini dia bisa lolos dari jeratan para pria brengsek itu, tapi dia tidak tau besok-besok dia mampu bersembunyi dari ketiga pria yang selalu mengincarnya.

Rebecca menyenderkan tubuhnya di pepohonan itu,dia sudah tidak punya rasa takut sedikit pun,karena kenyataan hidup nya jauh lebih menakutkan.Merasa cukup aman Rebecca berdiri lalu mulai meninggalkan tempat itu,dia berjalan pulang untuk menemui neneknya yang sedang tidak berdaya di rumahnya.

Sudah dua bulan ini nenek Marni,hannya bisa tiduran di atas ranjang usang yang dimilikinya,ingin sekali Rebecca membawa neneknya untuk berobat tapi jangankan untuk membawa neneknya ke rumah sakit,untuk biaya makan mereka sehari-hari saja gajinya tidak cukup.

Rebecca menyeka air mata yang sudah membahasi pipinya,dia memang punya paman yang lumayan sukses di kota,tetapi pamannya itu sedikit pun tidak peduli dengan keadaan ibunya,sudah berulang kali Rebecca menghubungi pamannya dan memberi tahu keadaan neneknya jangankan untuk peduli mau tau pun pria itu tidak tentang keadaan ibunya.

Rebecca yang bersembunyi di balik semak-semak mengintip suasana malam dia sangat ketakutan jika Rehan dan anak buahnya masih berkeliaran di halaman rumahnya tapi karena suasana sudah sepi akhirnya Rebecca masuk kedalam rumahnya.

"Nenek.." Rebecca memekik saat melihat mulut neneknya sudah di penuhi darah,mungkin penyakit yang di deritanya kembali kambuh,sementara persediaan obat sudah mulai habis.

"Nenek...Jangan buat aku ketakutan begini nenek aku tidak punya siapa-siapa jika nenek meninggalkan aku,lawan penyakit mu itu nenek aku mohon." Ucap Rebecca sambil membersihkan darah yang mengotori tangan dan mulutnya.

" Nak harusnya kamu sudah menikah,jika nenek pergi maka nenek akan bahagia,dan tidak ada beban pikiran lagi,nenek sudah sangat lelah."Ucap nenek Marni dengan suara yang begitu lemah,dan Rebecca tidak bisa menahan air matanya dia langsung memeluk neneknya begitu erat.

"Tidak nenek,aku tidak mau kehilangan nenek,jangan bicara seperti itu,aku yakin suatu saat nenek akan sembuh aku berjanji akan membahagiakan nenek." Ucap Rebecca sambil menangis.Dia tidak tau bagaimana hidupnya tampa neneknya,selama ini dia di besarkan nenek ya penuh perjuangan dia sangat tau itu.

Dua minggu yang lalu Rehan menipu neneknya dengan memberikan sejumlah uang saat Rebecca pergi ke ladang,saat itu nenek Marni menerima dengan senang karena dia mengira jika Rehan membantunya dengan ikhlas,dan dia menandatangani surat perjanjian yang sudah di manipulasi Rehan.

Ternyata bantuan yang di berikan oleh Rehan hannya sebuah trik untuk Rehan agar dia bisa menikah dengan Rebecca,dan jelas saja Rebecca menolak karena tidak ingin memiliki suami pemabuk,suka judi dan rentenir seperti Rehan.

Sebenarnya Rebecca masih menyimpan uang yang diberikan Rehan kepada neneknya,karena neneknya sudah berulang kali untuk mengembalikan uang lima juta itu,tetapi Rehan menolak karena dia hannya menginginkan Rebecca untuk menjadi istrinya.

"Nenek bagaimana kalau malam ini kita pergi dari desa ini,aku ingin kita merantau ke kota,aku tidak yakin jika nenek akan sembuh jika terus-menerus tinggal di sini mari kita pakai uang pemberian Rehan,anggap saja kita berhutang kepadanya dan suatu saat akan kita bayar." Ucap Rebecca,dia berharap neneknya mau mengikuti kemauannya,karena untuk meninggalkan neneknya yang sedang sakit dia tidak tega sama sekali.

"Nak,kita belum pernah menginjakkan kaki di kota besar, bagaimana mungkin kita pergi kesana sementara kita tidak punya tujuan sama sekali." jawab nenek.Berat sekali rasanya dia meninggalkan desa ini,tapi dia tidak tega melihat cucunya menjadi bulan-bulanan pria yang sudah menipunya.

"Biarkan aku yang mengurusnya nanti nenek,kalau nenek setuju malam ini juga kita berangkat,aku tidak mau besok pria bajingan itu kemari lagi untuk mengejar ku." Ucap Rebecca.Nenek Marni setuju dengan keinginan cucunya,apa pun akan dia lakukan untuk membahagiakan cucunya itu.

Akhirnya malam itu juga Rebecca dan nenek Marni bersiap-siap untuk berangkat ke kota,Rebecca menemui tetangganya yang tukang becak,lalu menyewanya untuk malam itu.

Setelah mereka sampai di terminal desa itu,Rebecca membayar mahal ongkosnya kepada tetangganya sambil menitipkan rumahnya kepada tetangganya itu.

"Paman,aku titip rumah ya,kami terpaksa akan berangkat ke kota malam ini juga,aku ingin nenek mendapat perawatan yang baik disana,mungkin kami akan tinggal dalam waktu yang lama di kota." Ucap Rebecca.Setalan semuanya selesai,dan mereka pamit Rebecca membeli tiket keberangkatan malam,mereka menaiki bus dan tidak lupa Rebecca memasang syal dan jaket tebal untuk menutupi tubuh neneknya.

"Nenek tidur saja,sebentar lagi kita akan berangkat menuju kota Jakarta,semoga kita mendapat kehidupan yang lebih baik di sana nek." Ucap Rebecca penuh harapan.

Nenek Marni tersenyum kecil,dia berharap cucunya mendapat kehidupan lebih baik ke depannya,dia sangat merasa kasihan kepada Rebecca dari kecil hidupnya sudah sangat menderita.Sebenarnya Rebecca bukan cucu kandungnya dua puluh tahun yang lalu seorang wanita muda memberikan Rebecca kepadanya karena wanita itu tidak ingin menanggung malu menikah tanpa punya suami.

Masih jelas sekali nenek Marni mengingat Rebecca selalu mendapat penyiksaan dari anaknya,dari dulu anaknya Ramlan tidak setuju dengan kehadiran Rebecca di antara mereka tetapi karena dia sudah sangat mencintai Rebecca dia mengabaikan ucapan anaknya dan tetap merawat Rebecca,itulah sebabnya Ramlan mengabaikan dan meninggalkan nya sekarang.

*** bersambung****

bab 2 ~ Kehidupan di ibu kota ~

Akhirnya mobil yang di tumpangi Rebecca dan neneknya sampai di ibukota tepat pada subuh.Karena tidak mungkin untuk istrahat di dalam terminal dan lagian Rebecca takut ketiduran,karena dia masih menyimpan sisa uang pemberian Rehan.

"Nenek sepertinya di depan itu ada mesjid lebih baik kita istrahat disana,walaupun kita bukan bagian dari mereka tidak mungkin juga mereka mengusir kita hannya karena kita istrahat di sana." Ucap Rebecca.Dia memapah neneknya yang sudah kelelahan.Tidak sabar rasanya Rebecca menyambut pagi hari agar dia segera pergi dari tempat itu dan mencari kontrakan untuk mereka tinggali,kasihan neneknya yang sudah kelelahan.

Untuk beberapa jam mereka istirahat di emperan mesjid,hingga akhirnya Rebecca tertidur sementara neneknya berjaga,karena tidak ingin terjadi sesuatu,padahal dia sudah benar-benar lelah tapi dia takut untuk memberitahu kepada Rebecca,karena dia juga tau Rebecca sudah sangat banyak berjuang untuknya.

Akhirnya matahari menunjukkan wujudnya,dan masyarakat mulai beraktifitas seperti biasa,Rebecca membuka matanya dan dia menguap beberapa kali karena dia masih sangat mengantuk.

"Jika masih mengantuk tidurlah sebentar lagi,nanti nenek akan membangunkan mu." Ucap nenek Marni sambil mengusap kepala cucu kesayangannya.

"Tidak nenek,kita harus segera meninggalkan tempat ini dan mencari kontrakan,setelah itu aku ingin membawa nenek untuk periksa kesehatan nenek." Jawab Rebecca sambil mulai berdiri dan membuka tas yang selalu dia genggam erat.

"Syukurlah masih aman." Batin Rebecca saat uang simpanannya masih posisi aman.Akirnya mereka meninggalkan mesjid tidak lupa sarapan di warung dekat mesjid,sebelum pergi karena dia tidak ingin neneknya kelaparan.

Rebecca sebenarnya tidak punya tujuan,dia tidak tau ingin pergi kemana,akhirnya dia membantu neneknya menyusuri jalanan dan sesekali dia bertanya-tanya kepada orang-orang tentang rumah kontarakan.

Akhirnya Rebecca menghentikan langkahnya di sebuah rumah kecil yang bertuliskan dikontrakkan,Rebecca membawa neneknya mendekati rumah itu,dan mencari pemilik rumah.Setelah berbicara panjang lebar,akhirnya mereka langsung membayar uang rumah untuk dua bulan ke depan.

****

Sementara itu di sebuah gedung pencakar langit seorang putra konglomerat,akan bersiap-siap untuk bertemu keluarga calon istrinya yang sudah tunangan setahun yang lalu,pernikahan ini bukan karena berlandaskan cinta tetapi dia yang seorang pewaris dari kerajaan Henderson group,keputusan orang tuanya adalah keputusan mutlak yang tidak bisa di ganggu gugat.

"Tuan kita berangkat sekarang mobil sudah siap." Ucap Leon pria yang selalu ada di samping Charles kemana pun dia pergi.Tampa memberikan jawaban Charles langsung beranjak dari kursinya lalu me pergi dan di ikuti oleh Leon sang asisten dari belakang.

Charles Anderson pria berumur dua puluh sembilan tahun,dia anak tunggal dari pasangan William Anderson dan ibunya Marta Anderson.Perusahan yang sudah turun temurun semakin sukses di tangan William Anderson karena pria itu sangat lihai dalam berbisnis.Perusahan itu bergerak di bidang properti,perhotelan dan pertambangan di Papua,serta bisnis berlian di Australia.

Leon membawa Charles memasuki sebuah restoran mewah,di sana semua orang sudah berkumpul termasuk Evangelista,dia seorang putri pengusaha juga walau kekayaan orang tuanya tidak sebanding dengan kekayaan keluarga Anderson.

"Wah....Tamu besar kita sudah datang hari ini,mari duduk nak,kamu semakin tampan dan dewasa saja." Ucap bram ayah dari Eva,dan istrinya juga terlihat memasang senyuman yang paling manis untuk menyambut Charles.Charels mengabaikan setiap teguran calon mertuanya itu,dia begitu jijik melihat mereka yang terlalu pandai bersandiwara di hadapan kedua orang tuanya.

"Seperti yang kita sudah rencanakan setahun yang lalu,kita akan menikahkan anak-anak kita kalau usia pertunangan mereka sudah resmi setahun,jadi menurut saya karena pertunangan mereka sudah lewat satu tahun sebulan yang lalu bagaimana kalau kita secepatnya untuk meresmikan pernikahan mereka berdua,bukan kah begitu tuan bram?" Tanya William Anderson kepada calon besannya Bram.

"Kalau saya tuan,sangat senang hati jika secepatnya mereka menikah,aku juga sudah tidak sabar ingin segera menimang cucu,hahaha."Semua orang yang di sana tampak bahagia kecuali Charles yang terlihat biasa saja.

Eva terlihat sangat bahagia sudah tidak sabar rasanya menjadi seorang istri dari Charles Anderson,sebentar lagi dia akan menyandang status istri dari konglomerat Charles Anderson,tentunya dia tidak akan pernah kekurangan uang untuk selamanya.

Setelah mereka memutuskan bahwa pernikahannya akan di lakukan sebulan ke depan,Charles langsung pamit pulang dari tempat itu karena dia sudah sangat muak melihat keluarga calon istrinya yang selalu menjilat kepada kedua orang tuanya.

Dan tidak lama juga kedua orang tuanya juga pamit dari tempat itu,sekarang tinggal lah kedua orang tua eva dan juga dirinya.

"Pa,akhirnya semua keinginan kita untuk menjadi bagian dari keluarga Anderson terkabul juga,rasanya nga sabar menunggu hari itu,kamu lihat calon menantu kita yang kaya itu,sudah kaya taman dan juga orang hebat,rasanya aku begitu bangga memiliki calon menantu seperti itu,aku bisa langsung pamer kepada teman-teman sosialita ku." Ucap Rini dengan senyum khasnya.

Pada saat ingin kembali pulang tiba-tiba Eva merasa tubuhnya tidak nyaman,dan kepalanya sangat pusing dia langsung beranjak dari kursinya lalu berlari menuju kamar mandi,Rini ibunya langsung menyusul Eva karena dia begitu khawatir dengan anak gadisnya itu.

"Hoek.....Hoek....hoek...." Eva memuntahkan seluruh isi perutnya ke dalam toilet,wajahnya dipenuhi keringat sebesar biji jagung dia tidak tau kenapa tiba-tiba dia seperti itu.

"Eva kamu kenapa,apa yang terjadi dengan mu, sekarang kita kerumah sakit mama tidak mau terjadi sesuatu denganmu,lihat wajahmu begitu pucat." Ucap mamanya sambil menarik pergelangan tangan Eva dan membawanya menemui papanya yang masih menunggu di meja makan tadi.

"Ada apa dengannya ma?"

"Aku tidak tau pa,sepertinya kita harus membawa dia kerumah sakit karena barusan memuntahkan seluruh isi perutnya,mama takut terjadi sesuatu dengannya." Ucap Rini dengan wajah yang masuk panik.

Akhirnya mereka membawa eva ke rumah sakit yang tidak terlalu jauh dari restoran,sepanjang jalan Eva masih terlihat ingin muntah,yang membuat mama dan papanya sangat panik.

"Sabar sayang,sebentar lagi kita sudah sampai,kamu yang kuat,apa mungkin kamu keracunan atau alergi?" Tanya mamanya,dia masih berfikiran positif karena eva baru saja pulang dari luar negri menyelesaikan pendidikannya.

"Dokter...Dokter.. Tolong anakku,tolong periksa anakku, apa yang terjadi dengannya, dia tidak boleh sakit dokter karena sebentar lagi dia akan di nikahi seorang konglomerat kaya raya." Ucap Rini sedikit pamer kepada seluruh penghuni rumah sakit yang sedang melhat mereka.

**** bersambung****

bab 3 ~ Ini rahasia kita ~

Setelah Eva selesai di periksa oleh dokter,kedua orang tua eva mengikuti dokter ke ruangannya,mereka sangat khawatir jika sesuatu terjadi kepada anak gadisnya,sementara pernikahannya tidak akan lama lagi.Mereka tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapat menantu kaya dan juga hebat.

"Dokter apa yang terjadi dengan anakku?"Tanya Rini,terlihat jelas ke khawatiran di wajahnya begitu juga dengan Bram,dokter sudah mengerti dengan kedua pasangan ini,karena dia tau anaknya belum menikah tapi sudah hamil terlebih dahulu.

"Tenang tuan, nyonya,ini kabar gembira anak anda sudah hamil sembilan minggu selamat ya!" Jawab dokter dengan tersenyum ramah.

"A_apa....Eva hamil..."

"Ap_apa dokter...Hamil.." Kedua orang tua Eva membelalakkan mata,mereka cukup kaget mendengar ucapan dokter,mereka sangat yakin janin itu bukan milik Charles Anderson,karena mereka tau pria itu pria seperti apa.

"Dokter,apa anda tidak salah memeriksa,tidak mungkin anakku,hamil."Ucap Rini,dia sudah tidak peduli lagi harga dirinya,hal ini sudah membuat dia ketakutan.

"Tidak tuan,nyonya,tidak mungkin saya salah periksa,tapi jika nyonya dan tuan masih kurang yakin tuan dan nyonya masih bisa membawanya ke rumah sakit lain." Jawab dokter.Sekujur tubun Rini langsung lemas dan hampir saja terjatuh ke lantai kalau suaminya Bram tidak menangkap tubuhnya.

Mereka keluar dari ruangan dokter dengan perasaan malu dan cemas,bagaimana bisa di saat anaknya akan dinikahi orang berpengaruh di kota ini malah hamil,

"Mama,ayo kita bawa Eva pulang kita tanya itu anak siapa,papa tidak mau sampai rencana kota gagal menjadi besan orang penting." Ucap bram lalu dia menarik tangan istrinya dan kemabli ke ruang pemeriksaan menemui Eva yang masih tiduran karena seluruh tubuhnya begitu lelah.

"Apa yang terjadi denganku pa."Belum sempat mendengar jawaban dari pertanyaannya papanya sudah menarik tangannya dengan kasar dari dalam ruangan dan memaksanya masuk kedalam mobil,setelah itu mereka meninggalkan rumah sakit.

Eva sangat ketakutan saat melihat wajah kedua orangtuanya,dia sangat bingung apa yang terjadi dengannya hingga mereka terlihat begitu marah kepadanya.

"Ma,apa yang terjadi kepadaku,kenapa kalian kelihatan begitu marah?" Tanya Eva,dia masih berusaha terlihat tenang.

"Kamu bisa diam tidak,nanti kita bicarakan di rumah." Jawab Rini dengan sangat kesal.Akhirnya Eva hannya bisa diam sambil sesekali memegangi perutnya yang terus sakit dan ingin muntah.

Akhirnya mobil mereka sampai di rumah mewah milik mereka,Rini langsung menarik tangan Eva dan membawanya menaiki anak tangga dan membawa masuk kedalam kamarnya begitu juga Bram,dia mengikuti langkah istri dan anaknya.

"Plak....! Katakan kepadaku,siapa pemilik janin yang ada diperut mu,dasar anak tidak tau diri,seharusnya sebelum bertindak kamu harus memikirkan konsekuensinya,bukan seperti ini caramu,bagaimana kita nanti menghadapi keluarga calon suami mu kalau kamu sudah hamil begini,kurang ajar kamu."

"A_aapa ma,aku hamil,tidak.....Aku tidak mau hamil ma,...aku tidak mau keluar kamu dari perutku,anak setan...." Eva histeris hingga membuat kedua orang tuanya menjadi ketakutan,mereka tidak menyangka kalau eva lebih takut dari mereka.

"Keluarkan anak setan ini dari perutku hu....hu....hu....Pa,bantu aku,hu...hu..Aku tidak boleh gagal menikah dengan Charles pa,aku harus bisa menjadi nyonya di rumah itu hu....hu...hu,dan aku ingin anakku, menjadi pewaris seluruh harta mereka."Kedua suami istri itu saling menatap mereka bingung dengan keadaan,ingin sekali marah,emosi tapi mereka takut karena mereka sangat jarang marah kepada putri semata wayangnya itu.

"Ma,lebih baik kita gugurin kandungan ini,aku tidak mau hamil ma."

"Sudah diam,kalau sudah begini kami juga susah memikirkan ini,di gugurkan jangan karena resikonya sangat tinggi.Bagaiamana kalau kita meminta kepada keluarga Anderson untuk memperpanjang waktunya,sampai bayi ini lahir,untuk sementara kamu sembunyi di luar negri setelan bayi itu lahir kamu kembali ke Indonesia untuk menikah.Saya rasa ini jauh lebih baik." Ucap Rini sambil meminta persetujuan anak dan suaminya.

"Tidak ma,aku takut mereka akan murka kepada kita,aku takut nanti mereka curiga,atau marah karena sudah mempermainkan mereka,maklum lah mereka kan orang kaya." Ucap bram.Mereka bertiga tampak berfikir mereka bingung bagaimana mereka menyelesaikan semua masalah ini,karena untuk melepaskan Charles anderson adalah sesuatu yang tidak mungkin bagi keluarga itu.

"Sudah lebih baik kita pikirkan caranya,aku sangat pusing,untuk sementara kamu berdiam diri di rumah jangan banyak keluar dan ingat ini rahasia kita bertiga." ucap bram.

Eva kembali ke kamarnya dengan perasaan tidak menentu,entah apa yang terjadi hingga kehamilannya muncul saat ini,dia merasa semuanya sangat tidak mendukungnya.

"Dasar,aku tidak menyangka semuanya akan jadi seperti ini,aku tidak akan melepaskan kamu Charles apa pun yang terjadi,kamu pria tampan dan kaya,semua wanita ingin berada di samping mu sebagai istri,aku tidak mungkin melepaskan mu begitu saja." Batin eva,dia memandangi langit-langit kamarnya membayangkan yang terjadi sebulan yang lalu.

Eva menarik napas kasar,dia sekarang sangat ketakutan,kalaupun dia bisa menutupi kehamilannya saat ini,dia tidak akan mungkin bisa menutupi kelahiran anaknya nanti.

"Ini semua karena si brengsek itu,aku sudah katakan untuk tidak melepaskannya di dalam tapi dia sengaja mengerjai ku." Ucap Eva sambil melempar bantal ke dinding kamarnya.

*****

Sementara itu Rebecca keluar dari dalam rumah sakit,dia sangat sedih mendengar ucapan dokter barusan,yang mengatakan neneknya harus segera di operasi,dari mana dia mendapat uang,sementara mereka sama sekali tidak memiliki jaminan kesehatan.

"Apa kata dokter tentang penyakit ku?"

"Tidak usah di pikirkan nenek yang penting sekarang banyak istirahat dan kamu makan makanan yang sehat,aku yakin nenek segera pulih." Jawab Rebecca,dia tidak tega memberitahu penyakitnya kepada neneknya itu.

Rebecca menaiki angkutan umum untuk kembali ke rumahnya.Setelah dia mengantar neneknya pulang dan memberinya makan,Rebecca membawa berkas-berkas surat lamarannya yang sudah dibuatnya semalam rencananya dia ingin melamar pekerjaan perusahan perusahan.

Hari ini Rebecca mendatangi hampir sepuluh perusahaan tapi sayang,sampai sore hari dia tidak mendapat apa pun,Rebecca duduk di bawah pohon dengan tubun begitu lesu karena belum ada kabar baik yang dia dapatkan hari ini.

Pada saat Rini,baru saja keluar dari perusahaan milik suaminya,tampa sengaja dia melihat Rebecca yang sedang duduk di bawah pohon.

"Tunggu pak,ngapain Eva duduk di sana,tunggu pakaian apa yang dia kenakan itu,apa Eva gila memakai pakaian sampah seperti itu?"

*** bersambung***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!