NovelToon NovelToon

Suami Pengganti Untuk Miranda

Malam Kelam

"Kau diam! Jangan banyak omong. Aku akan membayar mu mahal setelah kita bersenang-senang." Desis Tristan pada Miranda. Saat Miranda sudah terkungkung dalam dekapan kuat seorang Pria bernama Tristan Abimanyu.

"Aku bukan wanita murahan brengsek," pekik Miranda sambil meronta-ronta ingin lepas dari kungkungan Tristan. Pria berbadan cukup besar itu kini tengah mengunci pergerakan Miranda.

"Berteriak lah sebisa mu. Kamar ini kedap suara, tidak ada yang bisa mendengar mu." Desis Tristan lagi. Yang kini sedang berusaha untuk melumpuhkan tenaga Miranda. Agar gadis itu tidak banyak memberontak.

Pasalnya, wanita yang sedang di incar oleh Tristan itu nampak memberontak dengan begitu kuatnya.

Semakin Miranda memberontak, Tristan dengan tenaganya juga berusaha untuk melumpuhkan Miranda.

Sudah berhasil menyekap gadis cantik itu Tristan tidak ingin kehilangan mangsanya.

Dan sepertinya, tenaga Miranda seolah-olah malah semakin kuat untuk melawan semua perlakuan terkutuk Tristan. Yang akan berbuat asusila terhadap dirinya.

Miranda adalah salah satu karyawan yang bekerja sebagai pelayan dan housekeeping di sebuah Villa tempat Tristan menginap saat ini.

Dan Villa itu juga sebagian besar aset nya adalah milik keluarga Tristan.

"Sial, jangan salahkan aku jika aku berbuat kasar dengan mu." Ancam Tristan mengintimidasi Miranda.

"Aku tidak takut dengan mu." Sahut Miranda sambil memandang wajah Tristan dengan tatapan penuh kebencian.

"Dasar gadis bodoh, sok menolak." Desis lagi Tristan. Yang kini semakin kuat juga ingin segera melumpuhkan tenaga Miranda. Karena ia sudah tidak tahan lagi untuk bisa menikmati tubuh wanita cantik yang saat ini sedang ada dalam kekuasaannya itu.

"Kau pria brengsek, aku tidak akan melepaskan mu, sialan kau." Pekik Miranda penuh emosi. Sambil terus berusaha untuk meloloskan diri.

Dan, bugh........... sebuah pukulan keras mendarat di tengkuk Miranda. Tristan dengan sengaja melayangkan pukulan keras ke arah tengkuk leher Miranda.

Seketika tubuh Miranda limbung dan terhempas di tempat tidur. Beberapa saat kemudian, Miranda tidak sadarkan diri.

"Dasar gadis bodoh, rasakan pukulan itu. Andai saja kau tidak memberontak seperti itu dan menerima dengan baik ajakan ku. Kau tidak harus seperti ini." tutur Tristan sambil menyeringai penuh kelegaan setelah membuat Miranda pingsan.

Tidak ingin membuang waktu lagi untuk mencicipi tubuh Miranda. Tristan langsung melepaskan satu persatu kancing bajunya.

Lalu, ia pun segera melucuti pakaian yang melekat ditubuhnya satu persatu.

Setelah semua pakaiannya terlepas, ia pun kemudian berganti melucuti satu persatu pakaian yang dikenakan Miranda.

Kemudian membuangnya sembarangan.

Tristan nampak tersenyum getir. Ketika melihat bentuk tubuh wanita yang tak ia kenal dan yang sudah membuat nya tertarik untuk di ajak bermain-main itu.

Seorang wanita yang telah membuat nya tersinggung dan juga membuat ia marah tadi siang.

Sehingga ia berniat untuk berbuat nekat pada gadis tersebut.

Karena telah menolaknya secara mentah-mentah dan juga telah merendahkan harga dirinya.

Flashback on (siang itu)

Setelah rapat telah selesai membahas pekerjaan. Tristan yang sejak tadi memandangi gerak gerik Miranda saat sedang membersihkan meja di sudut ruangan. Di buat terkesan dengan kemolekan tubuh wanita 23 tahun tersebut. Yang menurut Tristan wanita itu sangat seksi dan dan sudah membuat gairah naik.

Lalu dengan iseng, Tristan mendekati Miranda yang sudah membuat dirinya tertarik.

Tristan dengan iseng menulis sesuatu di secarik kertas. Kemudian ia memberikan kertas itu pada Miranda.

Tanpa di baca, Miranda langsung membuang kertas yang Tristan berikan ke tong sampah.

Karena Miranda sudah tau, tulisan apa yang ada di dalam di sana.

Hal semacam itu sudah kerap kali ia terima selama ia bekerja di Villa tersebut.

Dan sontak saja, sikap Miranda membuat Tristan merasa terhina. Karena kertasnya di buang begitu saja di tong sampah.

Sambil mengepalkan tangannya, rahang Tristan mengeras. Ia seketika langsung menaruh perasaan dendam dengan wanita yang telah menolaknya.

"Kau menolak ku, liat saja. Ku habisi kau nanti malam." ujar Tristan sambil menahan rasa marah yang bergemuruh di dalam dadanya.

Flashback off

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Miranda POV

Entah sudah jam berapa sekarang ini. Aku merasakan sekujur tubuhku lemas dan tak berdaya.

Sudah berapa lama aku berada di tempat ini?

Dan apa yang sudah terjadi pada ku?

Ingatan ku kemudian beralih pada malam tadi. Saat seseorang memesan makanan untuk aku antarkan ke sebuah kamar.

Dan ternyata, di dalam kamar itu aku bertemu dengan seorang pria yang tadi siang mengajak ku untuk tidur bersama.

Tanpa menaruh rasa curiga, aku letakkan makanan yang telah ia pesan ke meja yang ada di kamar tersebut.

Dan setelah aku selesai melekatkan pesanannya. Aku berniat keluar kamar. Tapi pria tersebut malah menahan ku.

"Mau kemana kamu," ujar nya dengan nada suara parau.

"Tugas saya sudah selesai, itu pesanan anda. Saya masih banyak pekerjaan." ucap ku dengan nada kesal.

Dan pria itu nampak tersenyum misterius. Berjalan melalui ku dan kemudian menutup pintu serta menguncinya.

"Urusan kita belum selesai. Kau harus membayar perlakuan sok jual mahal mu pada ku tadi siang." ujar nya. Yang kemudian langsung mengedong ku dan menghempaskan aku ke ranjang yang ada di ruangan itu dengan kasar.

Dan aku tau, pria brengsek ini telah berniat jahat terhadap ku.

"Kau diam! Jangan banyak omong. Aku akan membayar mu mahal setelah kita bersenang-senang." ucap nya kala itu.

Tapi dengan sekuat tenaga aku memberontak.

"Kau pria brengsek, aku tidak akan melepaskan mu, sialan kau." kata ku mencaci nya.

Dan setelah nya, aku tidak begitu ingat lagi apa yang telah ia lakukan terhadap ku.

Setelah terakhir ku rasakan, sebuah pukulan melayang ke tengkuk ku.

Sejak itu pandangan mata ku kabur, dan sayup sayup aku melihat ia melepaskan pakaiannya.

Aku masih bisa merasakan gerakan kasar menyetak pakaian yang aku kenakan. Aku ingin memberontak tak tubuh ku terasa lunglai. Dan setelah itu, entah apa yang terjadi aku sudah tidak ingat.

Aku kembali sedikit tersadar saat sesuatu dengan di paksa memasuki **** ********** ku. Di mana area itu sangat aku jaga selama ini.

Aku bisa merasakan hentakan demi hentakan yang ia paksa lakukan. Aku ingin sekali menendang pria yang sudah berhasil menguasai ku. Ingin rasanya aku meludahi wajah nya dan memukul miliknya.

Ingin mendorong dari atas tubuh ku juga. Tapi aku sudah terlambat, saat ia sudah berhasil memasuki ku dan mendapatkan kesucian ku.

Sudah terlambat aku menjaga kesucian ku.

Pria brengsek itu berhasil mendapatkan mahkota yang selama ini aku banggakan.

Aku hanya bisa menangisi sesuatu yang telah hilang. Sesuatu yang sangat spesial bagi seorang wanita.

Sesuatu yang berharga, sesuatu yang bisa di banggakan dan di persembahan untuk suami ku kelak. Namun sekarang apa, semua itu lenyap tak berarti.

Kehilangan kehormatan

Miranda POV

Perlahan-lahan, ku paksakan diri ku untuk bangkit. Rasa perih di bawah sana masih sangat terasa aku rasakan.

Seumur hidup,ini adalah perlakuan paling kejam dan paling menjijikkan yang pernah ku terima.

"Pria brengsek, sialan." umpat ku sangat kesal.

"Aku berjanji, demi kehormata ku, aku akan membuat perhitungan dengan Pria berhati iblis itu." desis ku lagi.

Sebisa mungkin, aku mencoba berinsut dari tempat tidur yang sudah tidak karuan bentuknya ini.

Beberapa bantal terjatuh di lantai, dan kain sprei pun berantakan.

Apakah dia masih ada di ruangan ini? guman ku.

Sejenak, aku diam tak bergerak sambil memegangi selimut untuk menutupi tubuh ku yang benar-benar tak tertutup oleh apapun.

Ku tajamkan pendengaran ku dan ku perhatikan seluruh area ruangan dengan teliti.

Setelah benar benar aku perhatikan dengan seksama, sepertinya Pria brengsek itu sudah tidak ada.

Lebih baik dia tidak ada dari pada aku harus bertatap muka dengan nya saat ini. Yang hanya akan membuat ku muak melihat wajahnya.

Aku merasa jijik dengan tubuh ku saat ini. Kulit ini begitu terasa sangat lengket, dan masih bisa aku mencium bau parfum pria itu di sekujur tubuh ku.

Lagi lagi aku hanya bisa mengumpat sambil terus berusaha untuk turun dari tempat tidur. Rasanya benar-benar sangat perih dan sakit.

Begitu telapak kaki ini ku jejakkan di lantai, aku kemudian mencoba untuk berdiri.

Sambil terus memegangi selimut untuk menutupi tubuhku. Aku berniat untuk pergi ke kamar mandi.

Dan setip langkah yang aku gerakkan menuju kamar mandi, sangatlah perih aku rasakan di **** ************* ku di bawah sana.

Apakah begini rasanya saat kita pertama kali melepaskan kesucian. Rasa aku masih tidak percaya jika aku kini sudah kehilangan kesucian ku.

Aku melihat baju ku berserakan di lantai. Lalu ku punguti satu persatu bajuku dan kemudian aku bawa masuk ke kamar mandi.

Setelah berada di kamar mandi, ku nyalakan showernya. Kemudian ku guyuri seluruh tubuh ku dengan air hangat yang memancar dari shower tersebut.

Dengan mengunakan sabun sebanyak-banyaknya, ku gosok tubuh ku yang semalam telah terjamah dengan paksa oleh Pria brengsek dan menjijikkan itu.

Rasa sakit hati, kecewa, muak dan jijik ku rasakan menjadi satu saat ini.

Kenapa aku harus mengalami hal seburuk ini?

Apa yang harus aku lakukan setelah ini? pikiran ku mulai gamang.

Ya Tuhan, aku tidak bisa berfikir lagi.

Apakah aku harus tetap diam saja. Dan membiarkan hal ini terjadi.

Apa aku harus bertindak dan membunuh pria brengsek itu sekalian.

Semakin lama aku merintihi nasib ku saat ini. Semakin membuat ku berlama lama berada di dalam kamar villa.

Bagaimanapun, aku harus cepat cepat keluar dari kamar ini. Sebelum jam kerja ku ganti berganti shift.

Setelah aku selesai mandi, ku kenakan kembali baju seragam ku. Dan aku mengecek kembali wajah ku melalui cermin.

Bibir ku terlihat sedikit bengkak, mata ku pun terlihat letih. Bahkan mata panda di kedua kelopak mata itu sangat jelas terlihat.

Dengan menghela nafas panjang dan berberat. Ku beranikan diri untuk keluar dari kamar neraka ini.

Tadi malam, adalah sejarah buruk yang pernah menimpa ku. Betapa telah hancur semua impian ku.

Dengan mengumpulkan sisa-sisa tenaga dan kekuatan dari dalam diri. Aku membuka pintu kamar.

Lalu sebisa mungkin aku bersikap normal saat sudah berada di luar villa.

Aku melihat beberapa karyawan telah berganti shift.

Dan seharusnya, pagi ini pun aku juga sudah harus ganti shift.

Aku harus bisa membuat alasan agar tidak di curigai.

Segera aku pergi ke loker ku, dan mengambil barang barang ku untuk bersiap pulang.

"Mir, tunben belum balik," sapa Nuri, teman kerja ku yang kebetulan ia masuk shift pagi.

"Ini aku lagi mau siap siap untuk balik Nur," jawab ku.

"Ya udah, hati hati ya Mir," ucapnya, yang kemudian ia berlalu dari hadapan ku.

Beberapa saat kemudian, aku yang kini sudah bersiap untuk pulang dan tengah berada di parkiran. Tiba tiba tubuh ku kembali gemetaran. Saat seorang pria mendatangi ku.

Pria berkacamata hitam dan berpakaian rapi itu berjalan ke arah ku.

Tubuh ku kini membeku, dada ku bergemuruh. Semakin pria itu mendekat, tubuh ini bereaksi makin gemetaran.

Aku berpegangan pada motor butut ku agar aku tidak ambruk tersungkur.

Pria itu adalah pria brengsek yang membuat aku tidak perawan lagi semalam.

"Buat apa ia mendatangi ku?" Miranda membantin.

Tristan Abimana

Tristan POV

Wanita itu benar-benar membuat ku gila. Aku tidak akan pernah menyesal menidurinya.

Dia benar-benar berbeda. Apalagi saat aku mendapati bahwa akulah yang pertama mendapatkan kehormatannya.

Bukankah itu suatu kehormatan untuk ku pribadi.

Aku cukup bangga bisa mendapat mahkotanya.

Tidak hanya kehormatannya yang membuat aku puas. Tapi juga percintaan yang aku lakukan padanya.

Wajah pasrah nya, cara bagaimana ia ingin memberontak, dan bagaimana ia saat itu sempat mencengkeram lengan ku dengan sekuat tenaga. Semuanya menjadi pemandangan yang indah untuk ku.

Entah dia juga menikmati atau tidak. Yang jelas, aku sempat mendengar ia mengerang. Itu mungkin efek pelepasan yang ia rasakan.

Sialan sekali, dia memang luar biasa. Aku tidak akan pernah melupakan bagaimana expresi wajahnya saat kami saling mendapatkan kelepasan waktu itu.

Aku juga menyukai tubuhnya, hanya tubuhnya. Bukan sikapnya yang sombong dan sok jual mahal itu. Aku justru muak dengan sikap sok sucinya.

"Kamu! ini untuk mu." Ucap ku pada wanita yang semalam telah membuat ku begitu terpuaskan.

Aku memberikan uang cash padanya ketika aku sengaja menemuinya di parkiran motor.

Wanita itu diam saja, dan hanya menatap ku dengan tatapan mata yang tajam penuh dendam.

Dia kira aku takut padanya.

"Kamu tuli ya! Ini uang, ambil." Kata ku kasar padanya. Karena ia hanya melototi ku dengan tatapan mata penuh kebencian.

"Tidak usah jual mahal. Anggap saja ini bayaran mu. Ambil!" Seru ku lagi sambil menyodorkan sebuah amplop yang di dalamnya aku sudah isi dengan uang cash senilai 20 juta.

Kurasa jumlah uang itu sudah cukup untuk membeli keperawanannya.

Tapi, wanita itu sama sekali tidak bergeming.

"Dasar munafik, pura pura tidak mau. Nanti juga kamu pasti akan ambil kan." Kata ku lagi, kali ini dia sudah benar-benar membuat ku marah.

Tapi wanita ini tetap diam saja dan hanya menatap ku penuh benci.

"Sudahlah, aku tidak mau buang waktu berdiri mematung di hadapan orang bodoh seperti mu. Ini ambil, aku sibuk." Kata ku, kemudian ku lempar kan saja amplop yang berisikan uang itu ke arah nya.

Dan selanjutnya, saat aku melangkah pergi dari hadapan wanita itu. Aku sudah tidak peduli lagi mau di ambil apa di buang uang itu.

Yang jelas aku tidak mau di bilang mendapatkan ke wanitanya dengan cuma cuma.

Angap saja itu uang kompensasi untuk kehormatannya dan juga upah karena telah membuatku puas semalam.

Setelah memberikan uang itu padanya. Aku pun segera meninggalkan wanita aneh tersebut.

Dengan langkah cepat aku kembali menuju mobil.

Ada urusan pekerjaan yang jauh lebih penting yang harus aku urus.

Jika tidak, Papa pasti akan mengomel seperti biasa.

Menjadi anak bungsu tidaklah enak. Bukanya di manja, aku malah selalu di tekan oleh Papa. Agar bisa bekerja dan mengurus perusahaan dengan baik.

Papa hanya membanggakan Kak Wisnu dan Kak Shalimar.

Dua kakak ku itu selalu di puja dan puji. Sedangkan aku, aku tidak pernah sekalipun mendapatkan pujian dari Papa.

Aku bahkan belum punya posisi penting di perusahaan.

Masih sebagai karyawan biasa. Yang harus pontang penting kesana-kemari mengurusi masalah di kantor cabang.

Jadi jangan salah kan aku jika selama ini sebagai anak, aku yang paling memberontak.

Saat aku baru saja ingin menginjakkan pedal gas mobil. Tiba tiba sesuatu yang terlempar ke arah ku.

Sebuah amplop terlempar ke arah ku. Dan isi uang dalam amplop itu pun menghamburi diri ku yang saat ini duduk di kursi kemudi.

Ternyata wanita itu yang melempar kan uang yang tadi aku berikan untuknya.

"Aku tidak butuh uang mu, dan aku tidak menjual kehormatan ku. Akan aku buat kamu mendekam di penjara. Kamu harus membayar semua perbuatan mu." Ancam wanita itu, dengan kilatan mata berapi api.

"Bodoh kamu," jawab ku padanya. Dan aku tidak takut dengan gertakannya.

Wanita itu kembali berbalik ke arah ku, kemudian ia nampak mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya.

Dan....byurrrr...

Satu botol air mineral kini tenguyur ke arah ku. Dan membuat baju yang ku kenakan basah kuyup.

Brengsek, aku tidak terima di perlakukan seperti ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!