"Ma ... Jangan tinggalin Alexa Ma," teriakan histeris seorang gadis muda berusia 17 tahun terdengar jelas di salah satu ruangan pasien VIP pada sebuah rumah sakit.
Gadis itu adalah Alexandra Raisa Atmaja, anak dari pemilik Perusahaan Atmaja Grup, merupakan salah satu Perusahaan terbesar di Jogja yang bergerak di bidang Arsitektur. Alexa merupakan gadis yang cantik, baik, pintar, manja, akan tetapi terkadang sikapnya suka kenak-kanakan dan keras kepala. Bahkan ia selalu membantah perkataan kedua orang tuanya jika ia tidak menyukainya.
Flashback on...
"Alexa, sebentar lagi kamu akan lulus, Mama udah cari daftar Universitas Kedokteran yang terbaik di Jogja untuk kamu nanti," kata Delisa Ariani ibunya Alexa.
"Ma, Mama kan udah tau kalau Alexa gak mau jadi Dokter," protes Alexa. "Kenapa sekarang malah Mama yang atur semuanya sih".
"Alexa, tolong kamu jangan membantah, ini semua untuk kebaikan kamu Sayang, kamu tau kan kalau Mama dulu ingin sekali menjadi Dokter? Akan tetapi karena keterbatasan biaya, Mama gak bisa mewujudkan cita-cita itu. Bahkan untuk mengejar beasiswa pun Mama gak mampu, nilai Mama pas-pasan," kata Delisa. "Berbeda jauh dengan kamu sekarang, kamu itu pintar, orang tua kamu juga mampu untuk membiayai kamu kuliah Kedokteran, terus kenapa kamu gak mau?" Tanyanya pula.
"Ya aku udah tau Ma, bahkan aku bosan dengernya, Mama udah ucapkan itu berkali-kali. Tapi, itu keinginan Mama bukan keinginan aku, aku punya impian sendiri Ma, Mama juga udah tau impian aku dari kecil jadi pelukis," jawab Alexa.
"Pelukis itu gak akan ada masa depannya Alexa, apa salah jika orang tua ingin melihat anaknya sukses?" Ujar Delisa serta memberikan pertanyaan yang membuat Alexa murka.
"Pelukis juga bisa sukses Ma!" Tegas Alexa lalu pergi meninggalkan ibunya itu.
Flashback Off.
Alexa yang sedari kecil sangat suka menggambar memang mempunyai cita-cita untuk menjadi pelukis, wajar saja jika ia menolak keinginan ibunya untuk menjadi Dokter.
Hingga suatu hari Delisa mengalami penyakit serangan jantung, semakin hari kondisinya semakin memburuk, bahkan gagal di operasi dan meninggal dunia.
Kini hanya penyesalan yang ada di hati Alexa, ia tidak lagi bisa melihat ibunya. Semua telah terjadi, nasi telah menjadi bubur dan tidak dapat lagi berubah menjadi nasi.
"Sudahlah Alexa, jangan menangis terus Sayang, mama kamu udah gak sakit lagi," kata Andreas Aldi Atmaja ayahnya Alexa.
"Kenapa Tuhan harus mengambil semua orang yang aku sayang Pa? Kenapa?" Tanya Alexa dengan amarahnya.
"Alexa, kamu gak boleh menyalahkan takdir, yang sekarang harus kamu lakuin adalah berdoa untuk mama kamu, buat mama kamu bangga Nak," kata Andreas.
"Tapi aku udah kehilangan Kakak waktu aku masih kecil, kenapa sekarang aku harus kehilangan Mama juga Pa...?" Tanya Alexa lagi. Andreas menarik Alexa dalam pelukannya, ia juga sebenarnya sangat sedih, akan tetapi tetap berusaha kuat demi anaknya.
"Sayang, liat betapa rapuhnya kami saat kamu pergi meninggalkan kami, kamu yang tenang ya di sana," gumam Andreas dalam hati sembari menatap jasad istrinya itu.
*****
Acara Pemakaman telah selesai, warga yang ikut serta membantu dan hadir mengucapkan belasungkawa berangsur meninggalkan area pemakaman. Kini hanya tinggal Alexa yang masih tidak terima akan kepergian ibu tercintanya itu. Andreas tetap setia menemani putri semata wayangnya sambil terus berusaha menenangkan hatinya.
"Lex, kita pulang sekarang ya ?" Ajak Andreas.
"Gak mau Pa," tolak Alexa. "Aku mau temenin Mama di sini," kata Alexa dengan air mata yang membanjiri pipinya, entah sudah berapa lama Alexa menangis.
"Sayang, mama gak mau liat kamu seperti ini terus, pasti mama kamu juga sedih, senyum ya Sayang supaya mama kamu juga ikut senyum" pinta Andreas.
"Ma, maafin Alexa ya, Alexa janji gak akan jadi anak pembangkang lagi, Alexa akan wujudkan impian Mama buat jadi Dokter," gumam Alexa.
Sejak saat itu Alexa berjanji akan menjadi seorang Dokter spesial jantung seperti keinginan ibunya. Bukan hanya karena keinginan ibunya, akan tetapi karena ibunya yang gagal operasi jantung, membuat Alexa bertekad ingin menjadi Dokter spesial jantung agar dapat menyelamatkan nyawa orang lain. Sifat manja dan kenakan-kanakan yang dimilikinya pun hilang begitu saja, kini ia menjadi wanita yang lebih kuat, mandiri dan tidak pernah membantah apa kata ayahnya.
*****
Waktu terus berlalu, tidak terasa Alexa telah melewati ujian nasional dan lulus SMA dengan nilai terbaik. Alexa yang memang dasarnya sudah pintar, selalu menjadi juara umum, dengan mudah masuk ke Perguruan Tinggi yang ibunya pilihkan yaitu Universitas Gajah Mada.
Kini Alexa telah menjadi Mahasiswi Kedokteran semester pertama.
"Hai kenalin aku Thalita, panggil aja Lita," ucap seseorang yang duduk di samping Alexa di hari pertama kuliahnya.
Alexa menoleh ke arah sumber suara lalu membalasnya, "hai juga, aku Alexandra, panggil aja Alexa."
Sejak saat itu Alexa dan Thalita menjadi sahabat baik, kemana-mana selalu berdua dan selalu terbuka satu sama lain.
Setelah kurang lebih selama 5 tahun, Alexa dan Thalita berhasil lulus S1 Kedokteran dengan gelar S.Ked, juga telah melewati tahapan co-*** (co-assistant) dan juga sudah menghadapi Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).
Di usianya yang kini sudah memasuki 22 tahun, Alexa telah diterima magang di salah satu rumah sakit terbesar di Jakarta yaitu Hospital Hutama milik keluarga Bapak Geraldi Hutama. Berbeda dengan Thalita, ia akan magang di salah satu rumah sakit terbesar di Jogja, yaitu Rumah Sakit Bunda kasih tempat dimana Alexa dan Thalita melewati masa co-*** atau menjadi Dokter muda di sana.
"Lex, pokoknya sebelum kamu ke Jakarta, kita harus ketemu dan jalan terus kayak gini!" Kata Thalita di sela-sela makan malam mereka.
"Hm emang bisa?" Tanya Alexa. "Entar Dokter Dion ngambek lagi gara-gara pacarnya ini jalan bareng aku terus."
Dion Affandi, berusia 27 tahun adalah Dokter senior di rumah sakit Bunda Kasih, di rumah sakit tersebut Thalita dan Dion saling mengenal satu sama lain hingga membuat keduanya saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menjalin hubungan.
"Ikh ... Alexa apaan sih, gak mungkinlah Dokter Dion ngambek, kan tau sendiri dia juga sibuk terus sama pasien-pasiennya itu," kata Thalita.
"Mulai Minggu depan juga ketemu terus," kata Alexa menggoda.
"He he he jadi malu," ungkap Thalita dan wajahnya yang memerah.
"Ya udah kalau gitu, abis ini kita jalan dan shoping gimana?" Tanya Alexa.
Dengan cepat Thalita langsung mengangguk dan menjawab, "mau, mau banget Lex."
"Abisin dulu dong makanannya," kata Alexa sambil menunjuk makanan yang ada di depan mata mereka.
"Oke," jawab Thalita yang begitu antusias, lalu kembali menyantap makanan mereka hingga habis.
.
.
.
.
.
Bersambung.....
Terima kasih buat yang udah baca, semoga suka ya dan jangan lupa tinggalin jejak ya. 😘🥰
H-2 sebelum magang...
"Gak kerasa dua hari lagi anak Papa ini akan meninggalkan Papa ke Jakarta," kata Andreas menghampiri Alexa yang sedang memasak di dapur.
"Papa, jangan ngomong gitu dong, aku jadi sedih nih dengernya," kata Alexa.
"Hm sejujurnya Papa gak rela kamu tinggal sendiri, tapi Papa juga punya kesibukan sendiri sehingga jarang bisa temenin kamu dan ini semua demi masa depan kamu juga demi mewujudkan impian mama kamu," kata Andreas.
"Pa, aku tau kok semua yang Papa lakuin selama ini juga buat aku," kata Alexa.
"Iya Sayang, kamu masak apa? Bukannya mbok Jum tadi udah masak ya?" Tanya Andreas.
"Oh, ini aku lagi pengen makan mie instan aja Pa," jawab Alexa. "Papa mau?" Tanyanya pula.
"Gak usah sayang, Papa tadi udah makan. Tapi kamu jangan makan mie instan terus ya, gak baik buat kesehatan," kata Andreas.
"Siap Pak Dokter," kata Alexa tersenyum.
"Perasaan yang Dokter itu kamu deh," kata Andreas.
"Ha ha ha," tawa Alexa dan Andreas.
*****
Alexa telah tiba di Jakarta, kini ia sedang berada di sebuah apartemen yang sudah ia sewa dari jauh hari lewat online. Tempatnya luas, nyaman, dan dekat dengan rumah sakit tempat ia magang. Setelah mengantar Alexa, Andreas langsung pulang ke Jogja karena masih ada urusan pekerjaan.
Setelah mengemasi barang bawaan seadanya, kini Alexa akan pergi ke supermarket untuk berbelanja kebutuhannya sehari-hari, untungnya dia membawa mobil, jadi tidak susah jika ingin berpergian.
"Sikat gigi udah, tisu udah, shampo, sabun mandi, udah semuanya, apa lagi ya?" Gumam Alexa saat sedang berada di supermarket terdekat.
Alexa juga tidak lupa membeli cemilan, minuman dan juga bahan makanan untuk mengisi kulkas kosong yang ada di apartemennya. Setelah itu, Alexa juga langsung makan di sebuah restauran karena memang perutnya yang sudah terasa sangat lapar, apa lagi tenaganya banyak terkuras setelah menata barang-barang bawaannya di apartemen.
Setelah perut kenyang, kini tujuan Alexa adalah pulang ke apartemen, ia sudah tidak sabar lagi untuk merebahkan tubuhnya yang sudah sangat lelah itu ke atas kasur yang empuk dan nyaman.
Perlahan Alexa menjalankan mobilnya hingga ia sampai di apartemen. Alexa segara memarkirkan mobil, lalu keluar dari mobilnya dan hendak mengambil barang belanjaan yang ada di dalam bagasi mobil.
Din.. din.. Tiba-tiba ada suara klakson mobil yang sangat keras, sehingga membuat Alexa terkejut tetapi tidak memperdulikannya.
Din.. din.. Bunyi suara klakson itu lagi, dan kali ini seorang pria tampan mendongakkan kepalanya keluar jendela mobil sambil berteriak, "Singkirkan mobil kamu!"
Alexa yang sudah tidak tahan lagi menahan emosi, segera saja menghampiri pria tersebut.
"Heh ada apa sih teriak-teriak gitu, kamu kira saya budek apa?" Kata Alexa.
"Ya memang kamu budek kan? Buktinya di klakson-klakson suruh minggir malah gak pergi-pergi," kata pria tersebut.
Pria tersebut adalah Nicholas Fredick Hutama, Pria tampan yang biasa di panggil Nico itu berusia 28 tahun, ia memiliki sifat yang sangat dingin dan kelihatan arogan jika belum mengenalnya. Jika sudah mengenal dekat dengannya, ia merupakan sosok yang murah senyum, baik hati dan sangat perhatian.
"Kenapa saya harus minggir? Saya yang duluan parkir di sini," kata Alexa dengan suara meninggi.
"Penghuni baru ya kamu? Saya kasih tau ya ke kamu, ini tempat parkir mobil saya, semua penghuni apartemen juga udah tau. Singkirkan mobil kamu sekarang atau akan saya tabrak!" Kata Nico.
"Emangnya ini parkiran punya nenek moyang kamu apa?" kata Alexa kesal.
"Cepat singkirkan!" Kata Nico yang sudah kembali masuk ke dalam mobilnya dan sudah siap untuk menabrak mobil Alexa.
"Stop! Gila ya kamu beneran mau nabrak mobil saya?" Kata Alexa.
"Saya gak pernah bercanda," kata Nico dengan angkuhnya.
"Oke, oke, mundurin dululah mobil kamu, gimana saya mau pindahin mobil kalau mobil kamu ada di depan mobil saya," kata Alexa.
Akan tetapi bukan Alexa namanya jika ia mengalah begitu saja. Saat Nico sedang mundur dan menjauhkan mobilnya, Alexa mengambil makanan secukupnya di bagasi mobil lalu mengambil langkah seribu untuk segera meninggalkan area parkir yang terletak di bawah apartemen itu.
"Bye-bye cowok angkuh," Alexa melambaikan tangannya dan segera berlari.
Nico yang melihat akan hal itu sangat murka dan hanya dapat menahan amarahnya saat ini.
"Liat aja nanti," gumam Nico.
*****
Alarm berbunyi, tandanya pagi telah menyapa. Sinar Mentari mulai meninggi, suara kicauan burung saling bersahutan menambah indahnya suasana di pagi hari.
Alexa bergegas mandi lalu bersiap-siap dan sarapan, kini ia telah rapi dengan kunciran rambut yang selalu menjadi andalannya. Selesai sarapan, Alexa segera meraih tasnya lalu keluar dari apartemen. Hari ini adalah hari pertama Alexa magang, ia tidak mau terlambat, sebagai calon Dokter, ia harus menunjukkan kedisiplinannya.
Saat Alexa akan menutup pintu apartemen, ia melihat sesosok pria yang ia temui semalam juga sedang menutup pintu apartemen yang bersebelahan dengannya.
"Duh, tamat nih riwayat aku, ternyata itu cowok apartemennya bersebelahan sama aku," gumam Alexa dalam hati dengan wajah paniknya.
Sedangkan Nico hanya tersenyum smirk dan pura-pura tidak melihat Alexa, lalu Nico pun pergi duluan meninggalkan Alexa.
"Huft... Syukurlah, untung aja cowok itu gak ingat aku, apes banget sih ketemu dia lagi," gumam Alexa lalu bergegas menuju ke parkiran mobil.
"Akh sial," teriak Alexa kesal karena mendapati keempat ban mobilnya kempes.
"Kenapa bisa kempes semua gini sih, aku yakin deh ini pasti kerjaan cowok gila itu," kata Alexa.
"Itu peringatan buat kamu karena udah berani ambil tempat parkiran saya," kata Nico yang lewat di depan Alexa.
"Jadi beneran kamu, awas aja kamu bakalan saya balas," teriak Alexa karena mobil Nico semakin jauh.
Hospital Hutama...
"Selamat bergabung untuk kalian semua, nanti akan ada Dokter Senior dari masing-masing bagian yang akan mengawasi dan membimbing kalian," kata Vina yang merupakan Dokter Umum di Hospital Hutama, wanita cantik, tinggi, berusia 27 tahun.
Hari ini ada enam Dokter yang akan magang di Hospital Hutama, dengan masing-masing bidang yang berbeda dan akan di bimbing oleh Dokter senior yang memiliki keahlian di bidang tersebut.
"Siapa yang namanya Alexa Raisa Atmaja?" Tanya Vina.
"Saya Dok," jawab Alexa mengangkat tangan kanannya.
"Kamu langsung ke ruangan Dokter Nicholas aja ya, dia adalah Dokter senior spesialis jantung yang akan membimbing kamu langsung, ruangannya ada di sebelah sana," kata Vina sambil menunjuk.
"Baik Dokter, terima kasih," ucap Alexa lalu melangkahkan kaki menuju ke ruang Dokter yang di maksud oleh Vina tadi.
Saat Alexa sudah sampai dan akan mengetuk pintu, tiba-tiba saja seorang Dokter keluar dan bertatapan langsung dengannya.
"Kamu," gumam Alexa.
"Kamu," gumam Nico, mereka berdua sama-sama terkejut.
.
.
.
.
.
Bersambung.....
Bonus visual, semoga suka dan jangan lupa tinggalin jejak ya 🥰🥰
Alexa Raisa Atmaja
Nicholas Fredick Hutama
"Ngapain kamu di sini?" Tanya Nico.
Alexa tidak langsung menjawab pertanyaan itu, matanya terpaku pada sebuah name tag yang tergantung pada leher Nico dan bertuliskan nama 'Nicholas Fredick Hutama'.
"Hei, ternyata kamu beneran budek ya?" Kata Nico.
"Ma-maaf, kenapa tadi?" Tanya Alexa.
"Kamu ngapain di sini?" Nico mengulangi pertanyaannya.
"Mau ketemu sama Dokter Nico," jawab Alexa.
"Oh, kamu Dokter magang satu-satunya yang mengambil jurusan spesialis jantung?" Tanya Nico.
"Iya benar Dok," jawab Alexa.
"Oh, kalau gitu kamu tunggu aja ya di sini dulu. Saya ada urusan," kata Nico.
"Di sini Dok? Berdiri?" Tanya Alexa.
"Iya di sini, kenapa? Kamu gak mau? Kalau gak mau ya gak apa-apa juga sih, silahkan kami cari Dokter senior lain," kata Nico.
"Saya mau Dok, saya tunggu di sini ya," kata Alexa.
Lalu Nico pun pergi meninggalkan Alexa, Nico dan suster pergi untuk memeriksa beberapa pasien hingga satu jam lamanya, sementara Alexa masih setia menunggunya di depan ruangan Dokter Nico.
Karena lelah berdiri menunggu Nico yang tidak kunjung datang, akhirnya Alexa memutuskan untuk duduk di lantai dan bersandar pada dinding tersebut. Tidak lama kemudian Nico pun datang.
"Ayo masuk," ajak Nico.
"Kenapa lama banget sih Dok...?" Tanya Alexa kesal. "Saya udah satu jam lebih loh nunggu Dokter di sini."
"Saya habis periksa pasien," jelas Nico.
"Kenapa gak bilang sih Dok, atau Dokter emang sengaja ya mau ngerjain saya?" Tanya Alexa.
"Kamu butuh saya kan...? Harusnya itu, kamu gak usah banyak protes. Kalau kamu masih butuh saya, sekarang kamu masuk, kalau tidak silahkan pergi!" Kata Nico lalu masuk ke dalam ruangannya.
Alexa pun berdiri lalu masuk ke dalam ruangan Nico.
"Keluar!" Usir Nico saat Alexa masuk ke dalam.
"Loh kenapa? Bukannya tadi Dokter suruh saya masuk ya...?" Tanya Alexa kebingungan.
"Biasakan untuk mengetuk pintu terlebih dulu, jadi silahkan di ulang, sekarang! Saya masih banyak kerjaan," kata Nico.
"Ih.... Nyebelin banget sih nih Dokter," gumam Alexa dalam hati.
Lalu Alexa pun melangkahkan kaki keluar dari ruangan Nico.
Tok.. Tok.. Tok..
Nico tersenyum puas karena lagi-lagi ia berhasil mengerjai Alexa lalu berteriak, "Masuk!"
Alexa membuka pintu lalu masuk ke dalam.
"Permisi Dok, saya mau cari Dokter Nico," kata Alexa.
"Ikut saya," ajak Nico dan segera beranjak dari tempat duduknya.
Nico mengajak Alexa untuk memeriksa beberapa pasien yang penyakitnya berkaitan dengan jantung. Apa yang di jelaskan oleh Nico semua di simak dan di catat oleh Alexa tanpa satupun yang terlewat.
Hingga siang hari dan sudah saatnya makan siang.
"Dokter Nico mau ke kantin bareng gak...?" Tanya Vina yang menghampiri Nico dan Alexa saat baru saja selesai memeriksa pasien.
"Duluan aja, saya masih ada urusan," tolak Nico. "Oh ya kamu istirahat aja dulu," kata Nico kepada Alexa lalu pergi.
"Baik, terima kasih Dok," ucap Alexa.
Sedangkan Vina sangat kesal karena selalu saja mendapat penolakan dari Nico.
"Saya permisi Dokter Vina," kata Alexa dan berlalu.
*****
Alexa merebahkan tubuhnya yang lelah ke atas kasur. Akan tetapi, perutnya yang terasa lapar tidak bisa di ajak kompromi sehingga ia memutuskan untuk memesan makan lewat go food.
Beberapa saat kemudian...
Ting.. Tung.. (suara bel apartemen Alexa)
"Itu pasti makanan aku udah sampai," gumam Alexa lalu bergegas membukakan pintu.
Saat pintu terbuka, tampak pria tampan dengan setelan rumahan berdiri di depan dan langsung saja menyodorkan sebuah bungkusan.
"Ini apa...?" Tanya Alexa saat menerima bungkusan tersebut.
"Lain kali kalau pesan makan, tulis yang benar alamatnya. Atau kamu sengaja ya mau ganggu saya," kata Nico dengan gaya angkuhnya.
Alexa segera memeriksa alamat yang ternyata memang salah ia tulis, "Maaf Dok," ucapnya.
Nico langsung pergi tanpa menggubris ucapan Alexa. Akan tetapi tanpa di ketahui oleh Alexa, Nico tersenyum tipis karena melihat ekspresi wajah kesal Alexa.
"Ikh... Nyebelin banget sih tuh orang, kalau bukan karena dia Dokter senior aku, udah aku bejek-bejek tuh Dokter," gerutu Alexa lalu duduk di meja makan.
"Huft... Sabar Lex, sekarang mending makan dulu biar hati tenang," gumam Alexa lalu mulai memakan nasi dan ayam KFC yang ia pesan.
Setelah selesai makan dan membersihkan diri, Alexa kembali merebahkan tubuh di atas kasurnya sembari mengotak-atik ponselnya. Lalu ada video call dari sahabatnya, Thalita.
"Halo Baby," Thalita menyapa Alexa.
"Hai..." Balas Alexa dengan wajah cemberutnya.
"Itu bibir kenapa maju-maju gitu? Gimana hari magang pertama? Lancar dong?" Tanya Thalita.
"Lancar sih lancar, tapi tau gak sih siapa Dokter seniornya," kata Alexa.
"Emang siapa..?" Tanya Thalita.
"Cowok songong yang aku ceritain waktu itu," jawab Ara.
"Cowok yang berantem sama kamu kayak Tom and Jerry...?" Tanya Thalita balik.
"Kok Tom and Jerry sih," protes Alexa.
"Iya lah, baru ketemu aja berantem. Pasti berantem juga kan pas ketemu di rumah sakit? Gimana berantemnya, cerita dong," kata Thalita.
"Gak berantem, mana berani aku ajak senior berantem, tapi dianya buat masalah mulu sama aku Ta, bahkan tadi ya aku kan salah tulis alamat waktu pesan makanan, harusnya unit 3, tapi aku tulisnya unit 2, typo doang. Tapi ya tuh cowok tiba-tiba aja datang dan kasih makanan aku dengan wajah angkuhnya, bahkan aku minta maaf juga gak di layan. Akh...........Pokoknya nyebelin banget," kata Alexa lalu berteriak.
"Fix ini sih kalian jodoh," kata Thalita.
"Hah, jodoh apaan sih maksud kamu?" Tanya Alexa.
"Iya dong, karena ada aja tuh hal-hal kebetulan yang membuat kalian saling bertemu," jawab Thalita.
"Ih amit-amit jabang bayi kalau sampai aku berjodoh sama cowok gila, cowok songong, bisa-bisanya sih kamu ngomongin soal jodoh," kata Alexa.
"Kalau ngomong hati-hati Lex, jangan terlalu benci, entar bisa jadi cinta loh," kata Thalita.
"Gak bakalan, mentang-mentang udah bisa ketemu setiap hari sama Dokter Dion, ngomongnya jodoh mulu," kata Alexa.
"He.. He.. He.. Tapi tau sendirilah Lex, Dion kan terlalu sibuk, yang kita bahas ya soal kerjaan aja," kata Thalita.
"Tapi bisa dong nyambil," kata Alexa.
"Ha.. Ha.. Ha.. " Gelak tawa Alexa dan Thalita.
"Yang penting magang kamu lancar kan Ta...?" Tanya Alexa.
"Kalau soal itu jangan khawatir Lex, kan kita udah pernah jadi Dokter muda di rumah sakit itu," jawab Thalita.
"Iya deh, ya udah tidur yuk udah malam," ajak Alexa.
"Yuk, bye Lex," ucap Thalita.
"Bye juga Ta," balas Alexa.
Lalu video call terputus.
.
.
.
.
.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!