...***...
Ini adalah kisah ku, yang selalu berandai-andai. Terkadang aku berpikir, kenapa seperti itu?. Apakah kisah cintaku memang seperti itu?. Terkadang aku merasa hidup ini aneh, terutama pada bagian kisah perjalanan cintaku. Dalam kisah kesempatan ini akan aku ceritakan, pengalaman diriku menjadi kekasih bayangan. Sekali lagi aku katakan, terkadang aku merasa sakit jika memang bagian dari peranku yang seperti itu. Kekasih bayangan, aku tidak pernah membayangkan jika diriku seperti itu. Inilah curahan hatiku tentang diriku sebagai kekasih bayangan.
Wahai, padamu pemilik hati yang tak pernah ku miliki. Rasanya aku hampir terbawa suasana saat aku memulai kisah ini. Aku membayangkan dirinya yang memang tidak bisa aku miliki. Hatiku terasa sangat sesak, perih, dan sakit sendiri memikirkan dirinya yang tak pernah aku dapatkan.
"Mas?. Sebenarnya aku ini bagi kamu itu seperti apa?." Aku hanya ingin mengetahui aku ini bagimu seperti apa?.
"Pertanyaan kamu itu ngaco banget ya?. Jangan sembarangan kalo bicara!." Kau membentak ku dengan suara yang sangat keras, sementara di sisi lain kau berbicara dengan sangat lembut dengan orang lain. Apakah menurutmu itu sangat adil bagiku?. Apakah wajar aku mengeluh padamu?.
Tapi dia yang hadir sebagai bagian dari kisah hidupku. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan dirinya yang merupakan bagian dari hidupku. Bagian dari kisah perjalanan cintaku yang dapat aku katakan cinta yang menyakitkan. Terkadang aku berpikir, andai saja dia tidak hadir pada saat itu, kisah cintaku akan berakhir seperti apa.
"Mas, nanti mas nggak lembur, kan?." Saat itu aku hanya bertanya, karena aku ingin memberikan sesuatu yang sangat penting untuk kita mas.
"Aku lembur kek biasa, dan mungkin aku enggak pulang malam ini." Jawabnya dengan juteknya. Hatiku sangat sakit mendengarkan apa yang ia katakan pada saat itu. Hati siapa yang tidak sakit mendengarkan ucapan seperti itu. Padahal aku hanya ingin memberikan kejutan padanya dihari spesial baginya. Tapi sayang.
Sayang, dia hadir di dalam hidupku, dia yang aku cinta dengan segenap rasa di hati. Lagi, terkadang aku memikirkan betapa bodohnya diriku dengan mudahnya yang dengan mudahnya menerima dirimu pada saat itu. Apakah aku tidak bisa melupakan pada saat aku menerima kedatangan mu dengan mudahnya?. Hingga jalinan kasih itu berjalan seiring waktu, bahkan aku selalu menurut setiap yang kau minta, meskipun ada hal-hal yang mustahil sekalipun. Akan selalu ku mencoba menjadi seperti yang engkau minta, walaupun aku sendiri merasa tidak nyaman.
Namun pada saat itu aku dapat merasakan hal yang ganjal di dalam hubungan yang terjalin antara kita. Ada hal yang tidak bisa kita jelaskan dengan kata-kata, tapi rasanya sangat menyakitkan. Apakah kau tidak menyadari itu apa?.
"Mas, aku ingin kita bicara baik-baik." Aku berusaha. untuk menekan semua perasaan yang aku rasakan pada saat itu.
"Bicara baik-baik seperti apa yang kamu maksudkan?." Kau berbicara dengan suara yang tinggi lagi padaku.
"Sebenarnya dalam hubungan kita ini seperti apa mas?." Aku hanya ingin memastikan apa yang telah kita jalani ini berjalan dengan sangat baik.
"Kamu itu lama-lama ngelunjak ya?. Apa sih yang kamu mau?." Hatiku sangat sakit mendengarkan apa yang kau katakan.
Aku tahu engkau, sebenarnya tahu dengan hubungan yang terjalin diantara kita, akan tetapi, kau memilih seolah engkau tak tahu. kau berpura-pura cuek padaku, seakan-akan kita orang lain yang tidak pernah saling mengenal sebelumnya. Kau sembunyikan rasa cintaku, kau sangat pintar menyembunyikan perasaan itu. Bukan hanya pada diriku saja, akan tetapi pada orang lain pun kau sangat pintar menyembunyikan perasaan itu. Sementara aku?. Aku harus kuat menahan perasan cinta itu ketika kau dengan manjanya dirangkul oleh orang lain. Padahal kau menyadari bagaimana perasaanku ketika aku melihat itu, dengan teganya kau menyembunyikan perasaanku yang sama sekali tidak tenang dengan kondisi yang seperti itu. Dengan pintarnya kau sembunyikan perasaanku di balik topeng persahabatan mu yang palsu. Hati siapa yang tidak sakit ketika kau memperkenalkan aku sebagai sahabat mu, sedangkan hatimu mengetahui aku siapa bagimu pada saat itu.
"Eh?. Bro?. Siapa yang lu bawa tu?." Saat temannya bertanya siapa aku.
"Dia teman lamaku. Kami baru bertemu beberapa hari yang lalu. Karena baru sampai di sini jadi dia tidak begitu tahu tentang kota ini." Dengan santainya kau berkata seperti itu, seakan-akan aku tidak sakit hati dengan apa yang kau ucapkan pada saat itu.
Dan fakta yang paling menyakitkan adalah, ketika aku mengetahui kau telah memiliki yang lainnya. Hatiku semakin hancur, tidak memahami apa yang ingin kau lakukan dalam hubungan kisah cinta kita ini. Dan yang paling membuat aku merasa sakit ketika itu adalah, ketika kau jadikan aku sebagai kekasih bayangan. Terkadang aku ingin bertanya pada diriku sendiri. Aku tidak pernah berpikir akan dijadikan seperti itu oleh seseorang dalam sebuah hubungan cinta. Kekasih bayangan?. Hatiku sangat sakit memikirkan itu, karena kekasih bayangan itu bagaikan hanya untuk menemani saat kau merasa sepi. Tapi kau tidak pernah merasakan kesepian yang aku rasakan.
Bahkan bertahun lamanya kujalani kisah cinta sendiri. Hanya aku sendiri yang merasakan perasaan sesak itu, sementara itu kau bebas bersama siapa saja yang kau inginkan. Apakah menurutmu itu adil untukku?.
Berapa kali aku telah mengatakan padamu, tapi kau tidak memberi respon padaku. Dengan teganya kau berkata jika aku tidak tahan lagi aku bisa pergi meninggalkan dirimu?. Apakah menurutmu hatiku dan hatimu terbuat dari apa?. Apakah kau tidak dapat merasakan perasaan sakit yang aku rasakan ketika kau berkata seperti itu padaku?. Tega sekali kau berkata seakan-akan aku tidak memiliki perasaan sakit.
"Mas?. Apakah kita masih ingin melanjutkan hubungan yang tidak aku ketahui aku sebagai apa di dalam hidupku ini?." Dengan perasaan yang sangat iba aku bertanya seperti itu padamu.
"Aku tidak akan menjawabnya, hanya kamu yang bisa menjawabnya." Hatiku semakin terasa sangat sakit mengingat itu semua.
Itu adalah pengalaman yang paling menyakitkan di dalam hidupku tentang perjalanan kisah cintaku. Akan aku jadikan sebagai kenangan yang sangat menyakitkan. Menjadi kekasih bayangan, hanya perasaan sakit yang aku dapatkan. Terkadang aku pernah berpikir, bahwa di dunia ini ada perasaan cinta yang sebenarnya. Tapi aku belum mendapatkan perasaan kasih sayang yang tulus.
"Mungkin memang benar hanya aku yang merasakan perasaan cinta itu. Menjadi kekasih bayangan hanya untuk melepaskan rasa kesepian seseorang memang sangat menyakitkan. Akan aku ingat ini adalah hal yang terburuk yang pernah aku alami saat bersama denganmu." Hatiku memang tidak bisa menerima ini dengan hati yang tenang, tapi aku mencoba untuk menjalaninya dengan perasaan tanpa adanya dendam.
"Mungkin memang benar, memang benar manusia memiliki hati untuk menilai. Terkadang mereka merasa benar untuk menilai sesuatu, termasuk menilai seberapa besarnya harga sebuah nilai dalam percintaan. Akan tetapi, setalah apa yang aku alami, cinta itu tak lagi berharga. Harga nilai di dalam sebuah percintaan yang aku alami sama sekali tidak ada harganya." Aku hanya menghela nafas mengingat apa yang telah kau berikan padaku. "Tidak berbekas, kecuali perasaan sakit yang aku rasakan, serta apa yang dia berikan padaku hanyalah sebuah rasa sakit yang tidak bisa aku lupakan begitu saja. Sehingga aku beranggapan bahwa cinta itu memang tidak ada harganya selain perasaan hampa, perasaan perih setalah apa yang aku lalui." Saat itu ingin rasanya aku menangis karena perasaan penyesalan yang aku rasakan. "Semuanya percuma bila engkau tak punya ikatan apapun dengan orang yang kau cintai. Rasanya sangat sakit, jika hanya satu orang saja yang bersemangat mencintai seseorang. Cintanya terasa sia-sia, sangat sakit bila diingat. Aku tidak pernah lupa pada kenangan pahit itu, kenangan yang mengajarkan aku untuk mencintai seseorang yang benar-benar mencintai diriku, hanya diriku yang akan dicintainya. Tidak ada cinta yang lain sekali diriku. Apakah aku tidak boleh berharap seperti itu pada seseorang?. Apakah hanya aku saja yang berharap jika aku hanya dicintai satu orang saja di dalam hidupnya?. Apakah aku salah telah berharap seperti itu?. Hanya diri sendiri yang akan menjawabnya." Aku telah mencoba untuk merelakan perasaan cinta yang telah aku miliki, karena takdirku telah berkata memang begitu.
Mungkin kisah ku sebagai kekasih bayangan memang terasa sangat menyakitkan, dan akan aku jadikan ini sebagai pengalaman yang sangat terburuk yang pernah aku rasakan. Namun bukan berarti itu membuat aku kapok untuk mencintai seseorang. Karena aku percaya, masih ada perasaan cinta yang lainnya yang dapat menerima diriku apa adanya, bukan ada apanya. Terkadang aku berkhayal tentang diriku yang hidup bahagia dengan seseorang yang sangat aku cintai, walaupun terkadang khayalan itu pada akhirnya membuat aku merasa sakit. Karena itu hanyalah khayalan semata, aku tidak akan dapat merasakannya secara nyata. Hanya bayangan saja, sama seperti diriku ketika itu. Ada di dekatnya, tapi aku hanyalah sebagai kekasih bayangan. Terkadang, jika aku ingat lagi itu memang terasa sangat menyakitkan. Hanya menjadi kekasih bayangan, tak jauh bedanya dengan berkhayal memiliki kekasih yang sempurna di dunia ini. Semangat hidup untuk diriku ini.
...***...
...***...
Ini adalah kisah Cintaku yang lainnya. Kisah yang cukup membuat aku sakit karena cinta. Begitu banyak pengalaman cinta yang aku rasakan di dalam hidupku. Namun aku sangat menikmati semua kisah cinta ini, walaupun kadang itu terasa sakit, dan aku ingin melupakannya. Ini adalah kisah yang sangat sulit aku lupakan begitu saja. Ini keluar begitu saja dari hatiku, aku ingin mengatakan padanya.
"Wahai kau yang pernah hadir di dalam hidupku. Setelah kau pergi, aku selalu merasakan kehampaan. Aku tak punya hati untuk mendapatkan cinta yang lainnya. Untuk mencintai yang lain, karena kau begitu berkesan. Namun aku yakin juga, kau tidak akan menemukan cinta yang seperti ku mencintaimu." Telah aku rangkai kata yang indah untuk mewakili perasaan yang aku rasakan pada saat itu.
"Aku tak punya hati untuk mencintai, hingga aku merasakan perasaan yang sangat kosong.
Benar-benar tak punya hati untuk menyayangi karena telah kau bawa seluruh hatiku pergi. Hatiku yang dahulunya memiliki perasaan asmara yang membara kini tak dapat lagi aku rasakan setelah kau pergi. Kau bawa semua perasaan itu, dan kau tinggalkan aku dengan perasaan luka yang sangat luar biasa." Aku seperti sedang berbicara dengan diriku sendiri, berdialog dengan diriku sendiri, tanpa ada yang membalas ucapanku.
Setelah kau pergi, banyak hal yang tertinggal di sini. Hidupku terasa berantakan, bahkan hidupku terasa mati, karena tak dapat lagi merasakan perasaan cinta. Tak pernah kurasakan bagaimana indahnya perasaan cinta seperti yang dahulu. Cinta yang seperti cintamu membuat diriku ini tersiksa karena tidak bisa melupakan apa yang telah kita lalui. Aku tidak bisa melupakan dirimu semudah itu.
"Namun ada hal yang paling menyakitkan setelah kau tinggalkan aku pada saat itu. Aku tak punya hati tuk mencintai dirinya. Dirinya yang mencoba untuk menggapai perasaan hatiku." Itu memang terasa sangat menyakitkan bagiku. "Meskipun aku mencoba untuk menerima dirinya, tapi tetap saja. Aku tidak dapat memberikan cinta ku seperti ku mencintaimu. Rasanya semakin menyakitkan. Aku tidak memiliki perasaan cinta hatiku untuk menyayangi dirinya. Bahkan aku hampir menyakiti dirinya. Sungguh, aku tak mampu untuk menerima dirinya di dalam hidupku. Aku takut, jika kau menyakiti dirinya hanya karena aku membandingkan cintamu dengan cintanya." Aku yakin kau tidak akan sanggup jika jadi aku pada saat itu.
"Aku tak punya hati untuk mencintai dirinya. Dia sangat baik, yang salah itu ada pada diriku, diriku yang tidak bisa lepas dari bayangan masa lalu. Benar-benar tak punya hati untuk menyayangi dirinya. Apakah aku adalah orang yang sangat jahat?. Salahkah aku melakukan itu?. Jika dia bertanya kenapa aku melakukan itu padanya?. Itu semua karena telah kau bawa seluruh hatiku pergi, dia yang telah membawa perasaan cintaku hingga kau tak dapat lagi memberikan cintaku pada yang lainnya. Ini memang sangat menyakitkan, dan aku sendiri merasa tersiksa dengan perasaan itu." Kemabli aku berdialog pada diriku sendiri mengenai apa yang aku rasakan pada saat itu.
"Malam sunyi ku impikanmu, aku ingin kau datang untuk mengobati luka yang telah kau tinggalkan pada diriku ini. Ku lukiskan kita bersama dalam bayangan yang selalu menari-nari di dalam pikiranku setiap harinya." Meskipun pada saat itu aku bersama dengan kau tapi kau tidak menanggapi aku sama sekali.
Namun terkadang selalu aku bertanya pada diriku jika aku sedang membayangkan dirimu. Adakah aku di mimpimu?. Apakah aku juga ada di dalam ingatanmu?.
Di hatiku hanya terukir namamu, namamu yang tidak bisa aku lepaskan begitu saja. Cinta rindu beradu satu, hingga menusuk relung hatiku yang terdalam. Terkadang selalu aku bertanya pada diriku sendiri mengenai dirimu yang dahulu ketika kita masih bersama. Adakah aku di hatimu?. Apakah aku benar-benar telah mengisi relung hatimu yang memiliki perasaan cinta padaku?.
"Telah ku nyanyikan alunan-alunan senduku, mengingat bagaimana kisah cinta yang telah aku lalui bersama dirimu. Telah ku bisikkan cerita-cerita gelapku mengenai betapa sakitnya dalam mencintai seseorang yang tak lagi mengenal diriku ini di dalam hidupnya. Telah ku abaikan mimpi-mimpi dan ambisiku hanya untuk mendapatkan cintanya. Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu seperti dulu lagi?. Kenapa cinta ini begitu menyakitkan diriku ini?. Kenapa dia tidak?. Sedangkan aku sedang tersiksa dengan rasa cinta ini." Rasanya aku benar-benar telah berdialog dengan diriku sendiri. Rasanya sangat menyakitkan.
Bila saja kau di sisiku, hatiku kadang lupa jika kau telah menyakiti aku. Akan ku beri kau segalanya dengan segenap perasaan cinta yang aku rasakan. Namun terkadang tak henti aku bertanya pada diriku sendiri. Aku selalu bertanya pada diriku sendiri, aku tidak pernah bertanya pada orang lain, karena aku yang merasakan perasaan itu. Karena itulah aku bertanya pada diriku sendiri mengenai perasaanku padamu. Adakah aku di rindumu?. Apakah kau memiliki perasaan rindu ketika kau jauh dari diriku?. Aku sangat penasaran dengan itu.
"Tak bisakah kau sedikit saja dengar aku?. Apakah kau tidak bisa mendengar bagaimana hatiku semala ini?. Apakah benar kau tidak dapat mendengarkan apa yang aku rasakan?. Apakah hatimu telah mati sehingga kau tidak tidak dapat mendengarkan jeritan hatiku?. Bahkan langit dan laut saling bersahutan pun dapat mendengarkan suara teriakan piluku. Mencipta awan hujan pun turun turut berduka atas apa yang aku rasakan. Namun mereka begitu merasa bersimpati padaku, sementara kau tidak. Ketika dunia saling membantu untuk menghilangkan kesedihan yang mereka rasakan, namun aku masih saja berduka. Mereka memamerkan cinta yang mereka miliki, sementara aku?. Cinta yang seperti apa yang dapat aku pamerkan pada dunia ini?." Apakah kau tidak menyadarinya betapa sakitnya aku.
Kau memang manusia sedikit kata bisa menjadi senjata yang mematikan. Bolehkah aku yang berbicara tentang cinta kita yang pernah kita lalui ketika itu?. Kau memang manusia tak kasat rasa, hingga aku ingin menangis menahan betapa sakitnya perasaan luka akibat dari sebuah ucapan. Biar aku yang mengemban cinta yang menyakitkan ini. Aku yakin kau tidak akan menanggungnya, karena hanya kau yang rasakan perasaan sakit itu.
Terkadang aku mengamati sekitarku ketika aku merasakan perasaan yang menyakitkan di hati ku ini. Saat itu aku melihat awan dan alam saling bersentuh dengan penuh cinta. Mencipta kehangatan yang membuat orang lain tersenyum ketika melihat itu. Ketika itu kulihat syahdu syair lagu cinta yang mungkin dapat mengobati hatiku yang terlanjur sakit. Dan aku mencoba kembali merasakan cinta, cinta yang entah akan jatuh pada siapa setelah ini.
"Rasanya aku tidak bisa melupakan begitu saja, walaupun terasa sangat menyakitkan. Tetap saja aku sakit untuk melupakan itu semua, bahkan ketika cinta baru ingin membentuk tunas baru ia tidak bisa menerimanya. Terkadang aku bertanya pada diriku ini, dimana letak kesalahan yang telah aku lakukan dalam hubungan percintaan ini?. Kenapa aku tidak mudah untuk menerima hati yang lain setelah aku tersakiti begitu dalam. Sulit untuk aku mengatakan jika ini adalah pengalaman cinta yang sangat aneh. Tapi aku tetap akan mencoba menerimanya walaupun terasa sangat sakit. Semangat hidup untuk diriku untuk mendapatkan cinta yang selalu aku impikan, semangat hidup ku ini." Itukan perasaan sebenarnya.
...***...
...***...
Hidup ini penuh dengan dramatis yang tanpa sadar cipta begitu saja. Panggung drama yang terkadang mengalahkan aktor atau aktris yang telah diatur oleh seorang penulis sedemikian rupa untuk menarik hati para penonton. Namun dalam kisah cinta ini, dalam tuangan kisah ini bukan dari seorang penulis terkenal yang membuat kisahnya. Namun ini adalah tentang diriku yang tercipta karena ingin mengenal bagaimana perasaan cinta yang aku miliki sesungguhnya. Perasaan yang cukup mengahdirkan diriku tentang cinta yang aku rasakan selama ini. Kisah ini lahir dari diriku yang tak mampu untuk memperjuangkan apa itu yang namanya cinta.
"Kalau sedih itu ada, aku termenung di dalam kesendirian malam yang sunyi. Kalau tangis itu ada, akan aku tuangkan di malam tanpa bintang yang menyapa diriku. Mengapa tidak ada air mata?. Meskipun aku telah menangis, rasanya air mata itu telah kering karena aku menangis dalam kesepian yang menderaku." Aku telah mengatakan pada diriku sendiri apa yang telah aku rasakan pada saat itu.
"Kalau rasa itu ada, aku tak dapat memilikinya lagi, selain perasaan hamba yang terasa sangat menyakitkan. Mengapa ini tak berasa?. Bagaimana aku bisa merasakan perasaan itu jika saja hatiku hampa?. Kalau cinta indah, aku tidak akan sesakit ini. Kenapa kah bisa sakit?. Karena luka yang aku rasakan dalam cinta itu sangat berbeda ketika aku goreskan tanganku dengan benda tajam. Hatiku tidak bisa diobati dengan mudahnya, selain sakit yang menyiksa yang aku rasakan setiap harinya." Beberapa kali aku mengatakan padamu jika aku telah melakukannya karena cinta.
"Kalau senyum itu ada, aku akan memamerkan senyuman itu pada dunia. Bahwa aku adalah orang yang paling bahagia di dunia ini.
Kalau sentuh itu ada, sentuhan seperti apa yang dapat menyentuh diriku ini?. Mengapa kisah ini tidak nyata?. Mengapa kisah indah yang aku bayangkan selama ini tidak nyata selain rasa sakit yang aku rasakan?." Hatiku sangat sakit jika berdialog pada diriku sendiri. Terkadang memang begitu yang aku rasakan saat itu.
"Kalau sayang itu ada, kenapa aku tidak dapat merasakan sayang itu dengan hatiku?. Mengapa ini tak sempurna?. Apakah aku tidak boleh merasakan kesempurnaan dalam kisah cinta?. Apakah hanya perasaan sakit yang aku rasakan dalam percintaan?. Ada bahagia tapi tak bersama?. Bagaimana sesungguhnya cinta itu?. Aku sangat tidak mengerti dengan apa yang telah aku jalani selama ini selain perasaan yang sangat bimbang karena cinta yang sakit." Telah aku ungkapkan dengan segenap hatiku, jika kau adalah penyebab dari segala hal yang aku rasakan..
"Di doaku, aku hanya berharap mendapatkan cinta yang setia, cinta yang bahagia. Meskipun tidak aku temukan tatapanmu lagi, tidak ku temukan yang seperti dirimu. Aku aku hidupkan senyumanmu kembali meskipun itu terasa sangat sulit untuk aku dapatkan. Bertemu kamu di suatu hari dengan senyuman yang biasa tanpa mengingat perasaan sakit yang pernah aku rasakan walaupun itu menyiksa hati." Bahkan aku berdoa kebaikan untuk dirimu. Aku selalu berdoa yang baik untukmu.
"Di doaku, aku hanya berharap akan ada perasaan untukmu kembali untuk menata diriku yang terlanjur sakit. Di doaku, aku hanya ingin kau memperbaiki diri ini agar lebih hidup lagi. Kau peluk tubuhku kembali dengan perasaan cinta yang pernah kau berikan padaku dulunya. Berdua hidup dalam doa ini, doa yang selalu aku panjatkan pada sang pencipta. Namun cinta ini salah tapi baik, dan juga berkesan." Hanya itu yang aku inginkan di dalam hidup ini.
"Kalau semua ini salah, lantas kenapa ada perasaan cinta pada saat itu?. Perasaan cinta yang pada akhirnya membuat kita hidup bersama dalam derita. Kalau semua ini derita kenapa Tuhan pertemukan kita?. Apakah ini adalah takdir yang telah Tuhan tulis untuk kita berdua?. Tapi kenapa rasanya sangat sakit, kenapa Tuhan memberikan cinta yang sesakit ini pada kita berdua?." Aku terkadang bertanya dimana letak kesalahan itu hingga kita mengalami hal yang buruk seperti itu.
"Sandiwara kah selama ini?. Apakah benar ini adalah sandiwara dalam percintaan yang telah dituliskan Tuhan untuk kita berdua?. Setelah sekian lama kita telah bersama ternyata ini hanyalah sebuah permainan panggung semata?." Hingga aku bertanya seperti itu karena ragu.
Inikah akhir cerita cinta yang telah kita bangun selama ini?. Rasanya sangat menyakitkan dari apa yang aku bayangkan. Cinta yang selalu aku banggakan di depan mereka?. Cinta yang selalu aku ucapkan dengan penuh bangga hati pada semua orang. Entah di mana ku sembunyikan rasa malu ini jika aku ingat kembali apa yang telah aku lakukan pada saat itu. Rasanya aku ingin menghilang dari dunia ini jika aku bertemu dengan mereka.
Kini harus aku lewati begitu saja perasaan cinta yang aku rasakan. Sepi hariku tanpa dirimu lagi, hingga aku lupa caranya untuk bahagia. Biarkan kini ku berdiri sendiri di sini sambil merenungi yang telah terjadi selama ini. Melawan waktuku utuk melupakanmu, melupakan semua kenangan indah, pahit, perih, dan manisnya dalam hubungan kita. Walau pedih hati namun aku bertahan, dan terkadang aku memikirkan apakah ini salah takdir hidupku ini yang memang buruk?. Entah di mana ku sembunyikan rasa malu ketika aku masih teringat dengan kejadian itu. Urat Maluku rasnya telah putus kala itu, hingga kejadian itu terjadi begitu saja.
Sekali lagi aku katakan pada diriku, kini harus aku lewati semuanya dengan mencoba untuk tegar walaupun terkadang perasaan sakit itu masih ada. Sepi hariku tanpa dirimu lagi, dirimu yang telah mencuri semua perhatian duniaku yang indah dulu, namun kini telah hancur berkeping-keping karena kenyataan pahit yang aku rasakan. Biarkan kini ku berdiri tanpamu, tanpa melawan arus waktu yang kapan saja bisa menjatuhkan aku. Melawan waktu yang tidak akan bisa menyembuhkan luka ku begitu saja.
Rindu ini mengggema jauh ke dalam hatiku yang sedang terluka parah. Sampai di ujung luka ini aku ingin melihat apa yang ada di sana. Kau yang bertabur sinar, namun tak dapat lagi menyentuh diriku yang terlanjur tersakiti. Hanya membias dalam imajinasi melodi yang sangat menyakitkan hati.
Engkau pencuri hatiku yang kala itu dalam keadaan yang sangat bahagia. Tanpa pernah sadari ternyata itu hanyalah bagian dari pentas sandiwara cinta. Aku dipeluk nanar, namun tiada bergeming, usah pedulikan diriku ini.
Aku sadar siapa diriku ini, diriku yang tidak mungkin menggapaimu dalam keadaan yang biasa. Cukup aku saja yang mengingat bagaimana kisah yang telah kita jalani dalam sandiwara cinta yang telah berjalan sesuai dengan skenario Tuhan yang telah mempertemukan kita di dalam kesakitan yang kita rasakan di dalam hidup ini.
Ya, hanya aku saja yang mengingat kisah cinta yang sakit ini walaupun terkadang aku bertanya pada diriku sendiri, apakah kau masih mengingat kisah cinta yang pernah kita lewati atau bagimu ini memang sandiwara cinta yang memang harus kau mainkan, hingga kau mampu melangkah maju. Sedangkan aku masih merasakan perasaan sakit itu di dalam kesunyian malam yang membuat hatiku membeku tanpa adanya sentuhan hangat seseorang. Hidup ini memang penuh tanda tanya yang sangat misteri, hingga aku berpikir hidup ini tak ada gunanya tanpa adanya perasaan cinta membara.
Next.
...***...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!