Seorang wanita dengan gagah berani berdiri paling depan memimpin di antara banyaknya anggota.
Baju lorengnya begitu terlihat begitu pas di tubuhnya menambah aura kepemimpinan dan ketegasan pada dirinya.
Kopral Clara
Itulah Panggilan yang di sematkan untuknya. Seorang wanita yang di usia muda yakni 22 tahun menjadi seorang kopral dengan segala prestasinya dan selalu berhasil memberantas kejahatan.
Malam ini kopral Clara bersama anggotanya untuk memberantas sebuah kelompok yang merupakan bandar narkoba.
"Kopral Clara kita harus segera masuk" panggil Sang jenderal pada kopral Clara.
"Siap jendral" jawab Clara yang langsung berbalik memberi penghormatan kepada sang jendral yang merupakan orang yang akan memimpin mereka untuk menyerang kelompok itu.
"Kalian siap" ucap Kopral Clara pada anggotanya.
"Siap Kopral" balas mereka serentak.
"Bagus tunggu aba-aba dariku!"
"Siap Kopral!"
Clara langsung berbalik menatap tajam sebuah bangunan di depannya yang merupakan markas dari bandar narkoba terbesar di dunia. Kelompok itu selalu licin dan tak pernah tertangkap namun kali ini Clara berjanji akan menangkap mereka hidup-hidup atau mati sekalipun.
"Sayap kiri dan sayap kanan segera ke posisi masing-masing"
Terdengar perintah kopral Clara pada setiap earphone yang di gunakan oleh anggota Clara.
"Siap Kopral" balas mereka dengan. Tegas.
Kedua kelompok itu segera berjalan maju menuju posisi yang telah di rencanakan. Hingga beberapa saat kemudian terdengar laporan semua sudah di tempat masing-masing.
"Tim penyerang bersiap!"
"Siap!"
"Kopral Clara saatnya menyerang" suara pria terdengar di telinga Clara lewat Earphone yang di digunakannya.
"Siap!"
"Serang...!"
Anggota militer Clara langsung menyerbu markas musuh. Malam sunyi itu telah di isi dengan suara bising senjata api dan teriakan kesakitan dari setiap orang yang mengalami luka.
Dor
Dor
"Menyerahlah dan serahkan diri. Tempat ini telah terkepung" ucap seorang jendral yang menyodongkan pistol ke arah pria paruh yang di duga sebagai kepala pemimpin dari Kelompok Narkoba itu.
"Menyerah?"
Hahahaha
Bukannya panik atau takut pria paruh baya itu malah tertawa terbahak-bahak seperti tidak ada ancaman sama sekali.
Melihat itu Clara langsung mengernyitkan alis lalu mendekat ke arah sang jendral.
"Jendral sepertinya ada yang tidak beres" bisik Kopral Clara di belakang sang jendral.
Mendengar itu sang jendral langsung waspada. Walau pangkatnya lebih tinggi namun tidak ada yang berani meragukan insting dari seorang Kopral Clara.
"Kita akan binasa bersama disini! Kita akan mati dan hangus terbakar bersama hahahahaha"
Kata pria itu di iringi dengan tawa yang begitu lantang. Sedangkan sang Jendral dan Clara langsung membulatkan mata di ikuti yang lain.
Bip
Bip
Bip
Sang jendral dan kopral Clara langsung saling melirik saat mendengar suara itu. Suara itu sangat mereka kenali yang tak lain adalah suara Bom.
"Cari dan temukan Bomnya...!" Teriak sang Jendral dan Kopral Clara secara bersamaan.
"Cari jalan keluar" teriak kopral Clara lagi yang dalam pencarian Bom.
"Percuma. Aku sudah menutup semua pintu dengan menggunakan Chip remot tapi sudah ku telan hahahah"
Dor
"Diam saja kamu bajingan" umpat Clara yang dengan enteng menembak pria paruh baya itu.
"Dasar ****** sialan, tapi sudahlah mari kita menemui raja Yama bersama-sama."
"Dasar gila" Guman Clara dan sang jendral secara bersamaan.
"Ketua saya menemukan Bom nya" teriak salah satu anggota Clara.
Clara yang mendengar itu segera berlari ke asal suara di ikuti sang jendral.
"Mana?"
"Ini Ketua"
Clara melototkan matanya saat melihat waktu yang tersisa hanya 90 detik lagi.
"Minggir" sentak Clara yang langsung mengambil rakitan bom itu.
"Percuma saja itu hanya akan berakhir sia-sia kecuali di antara kalian ada yang mau berkorban" kata pria tua itu dengan santai duduk tenang di sofa padahal tangannya sudah di borgol.
Clara memutar matanya melihat keadaan sekitar hingga matanya berhenti di jendela yang hanya bisa di lewati satu orang.
"Sialan. Tua Bangka ini telah merencanakan semuanya dengan matang" umpat Clara yang ingin sekali membunuh pria tua di depannya itu.
"Jendral ada yang ingin aku katakan. Dengarkan baik-baik!" Ucap Clara yang terdengar tegas.
"Aku mencintaimu" ucap Clara lantang yang langsung berlari meloncat melewati jendela itu.
"Kamu bisa Clara" Guman Clara yang berlari menjauh dengan sekuat tenaga saat melihat tersisa 60 detik lagi.
Clara terus berlari hingga sampai di sebuah danau yang Clara bisa tebak jika dalam. Tanpa keraguan Clara langsung menceburkan diri ke dalam danau itu hingga detik berikutnya hanya terdengar suara ledakan yang sangat keras di dalam hutan itu.
Dhuaaar
"CLARA......!"
"KETUA......."
Teriak sang Jendral bersama para anggotanya dan anggota Clara.
"Kenapa harus seperti ini? Aku bahkan sudah lama mencintaimu jauh sebelum kamu mencintaiku bahkan mengenalku" batin sang jendral yang menetaskan air mata melihat wanita yang dia cintai berkorban di depan mata.
"Ssssh sakit"
Sosok yang tengah terbaring di tanah itu meringis sakit saat merasakan sakit di seluruh tubuhnya.
"Ini dimana" Guman sosok itu yang berusaha bangun.
"Hutan?"
Sosok itu mengedarkan pandangannya ke seluruh arah. Hingga Alisya menyatu setelah menyadari jika ada yang Anek dengan pakaian yang di kenakannya.
"Tunggu! Ini apa? Pakaian apa yang aku kenakan? Dan..... Tubuhku kenapa mengecil seperti ini?" Teriak Sosok itu panik.
Sosok itu tak lain dan tak bukan adalah Clara Devinson sang kopral yang meninggalkan karna mengorbankan diri untuk melindungi rekan-rekannya.
AAAAAA
Tiba-tiba sebuah ingatan masuk dalam kepala Clara. Ingatan itu seperti film rusak yang terus berputar di kepala Clara membuat Clara merasakan sakit luar biasa pada kepalanya. Saat kenangan itu memaksa Clara untuk mengingatnya.
Hingga beberapa menit kemudian rasa sakit itu berangsur-angsur mereda.
"Hosh Sial hosh" umpat Clara dengan napas yang memburu dan keringat dingin yang membasahi wajahnya.
Li Shang Yue
Itu adalah identitas yang di masuki Clara atau Clara tempati tubuhnya.
Li Shang Yue adalah Calon Putri mahkota kerajaan Li yang merupakan putri kaisar Li Cheng dan permaisuri Li Shing Xue(sudah meninggal). Li Shang Yue meninggal karna di bunuh para pembunuh bayaran yang di dewa selir Ayahnya yaitu Selir Hua rong.
Sedangkan Kaisar Li hanya diam tanpa mencari keberadaan Putri Li Shang Yue karna bagi Kaisar menghilangnya Putri Li Shang Yue adalah sebuah berkah dimana dia tidak akan di ejek oelh kaisar lain karna memiliki putri yang cacat.
Cacat?
Li Shang Yue memiliki kecatatan pada dantian yang tersumbat. Hingga membuatnya tidak bisa mengelola qi dalam dirinya membuatnya menjadi putri yang lemah dan mudah di tindas. Selain itu, Li Shang Yue juga memiliki dengan julukan wajah monster dimana wajahnya penuh minyak dan jerawat yang bernana yang memenuhi wajahnya.
Li Shang Yue di singkirkan selain aib kerajaan karna anak dari selir Hua rong yaitu Li Wei menginginkan posisi sebagai Putri Mahkota.
"Sialan, nggak di dunia modern nggak di dunia semua saja. Bahkan orang tua rela membuang anaknya demi sebuah harta dan kekuasaan." Umpat Clara yang entah kesekian kalinya.
"Aku kira hanya di duniaku dulu ada orang tua yang kejam tapi disini bahkan lebih kejam dari duniaku dulu" monolog Clara yang berjalan pelan menuju salah satu pohon lalu duduk istrahat bersandar pada pohon itu.
"Kamu tenang saja Li Shang Yue aku pasti akan membalaskan semua dendam kamu di dunia ini. Queen Ara akan selalu menepati janjinya" Guman Clara yang menutup mata.
Queen Ara
Adalah nama lain dari Clara. Selama ini Clara hanya di kenal sebagai dengan identitas sebagai Kopral di kemiliteran. Tidak ada yang mengetahui jati lain dari diri seorang Kopral Clara.
Siapa yang menduga jika pangkat Kopral hanya sebagai profesi sampingan dari dirinya sendiri. Queen Ara merupakan identitas asli dari seorang Clara Devinson yang merupakan ketua Mafia Black Angel. Mafia yang paling di takuti di dunia bawah.
Membunuh musuh dengan sebuah jarum emas adalah karakter dan ciri khas darinya dalam membunuh lawan.
Untuk melumpuhkan lawannya Queen Ara tidak memerlukan pistol atau katana yang dia perlukan hanya sebuah jarum.
Kruyukk
Kruyuk
"Sial aku lapar, tapi mau makan apa di hutan seperti ini? Berburu? Itu sama saja dengan mengantarkan nyawa kepada hewan buas" gerutu Clara.
Clara mulai sekarang kita ganti menjadi Li Shang Yue.
Li Shang Yue memaksa berdiri lalu berjalan masuk ke dalam hutan dengan kaki pincang dan menahan sakit di perut karna luka tusukan.
Li Shang Yue terus masuk dalam hutan dengan harapan bisa mendapatkan buah-buahan dan obat-obatan herbal untuk mengobati lukanya. Sudah sekitar 1 jam Li Shang Yue berkeliling namun belum juga menemukan buah-buahan yang bisa di makan. Di tangan Li Shang Yue sudah ada beberapa tanaman yang bisa di jadikan dirinya obat nanti.
Sssst
Sssst
Li Shang Yue langsung siaga saat mendengar suara itu. Clara yang dulu mempunyai Indra pendengaran yang tajam mempermudah dirinya untuk waspada.
Sssst
"Eh"
Untuk sesaat Li Shang Yue terpaku pada apa yang di lihatnya yang berada di depan sana.
Ssssst
"Kamu terluka?" Tanya Li Shang Yue yang mendekati ular putih yang tengah kesakitan karna terluka.
Ular putih itu langsung siaga dan menatap tajam ke arah Li Shang Yue.
"Mau apa kamu manusia?"
"Eh"
Bruk
"Sialan! Binatang apa kamu ini? Kenapa bisa bicara? Siluman ularkah? Atau Dewa ular?" Tanya Li Shang Yue dengan wajah polos.
Entah polos atau bodoh perlu di garis bawahi jika polos dan bodoh itu hampir sama dalam versi yang berbeda.
"Kamu manusia dari mana? Aku ini hewan ilahi!" Jawab Ular putih itu dengan sombong.
"Ck aku tidak peduli? Yang aku pedulikan apa yang ada di atas kepalamu" balas Li Shang Yue yang mendongak ke atas dengan mata berbinar-binar.
Ular putih itu langsung mendongak mengikuti apa yang di lakukan Li Shang Yue.
"Kamu tidak inginkan aku?"
"Untuk apa? Kamu memang cantik tapi tetap saja aku tidak minat. Aku lebih minat dengan itu"
Uhuukkk
"Ssst apa dia benar-benar tidak menginginkan aku? Padahal aku sudah mengatakan jika aku adalah hewan ilahi." Kata ular putih dalam hati memperhatikan Li Shang Yue.
"Hey ular minggir! Aku mau manjat" teriak Li Shang Yue yang menunjuk ular putih dengan santai.
"Kamu tidak takut aku makan?" Tanya ular putih yang menjulurkan lidahnya menakut-nakuti Li Shang Yue.
"Ck kalau mau makan yah makan saja sudah amat hidup kau pula. Minggir aku mau naik"
Ular putih yang mendengar jawaban Li Shang Yue hanya bisa melongo dengan tingkah abstruk gadis kecil di depannya itu.
Li Shang Yue tanpa ba-bi-bu langsung manjat pohon apel di dekat ular putih itu.
Crash
"Nyam nyam nyam enak dan manis" kata Li Shang Yue yang makan tenang di atas salah satu dahan pohon apel.
"Kamu mau?"
Li Shang Yue yang menawarkan ular putih apel di tangannya kepada ular putih yang sedari tadi hanya diam memperhatikannya.
Ular putih yang melihat itu langsung membuang muka ke arah lain. Li Shang Yue yang melihat itu hanya acuh kembali menggigit apel di tangannya.
"Ya sudah kalau nggak mau. Kalau mati juga itu bagus suapaya aku jadikan kamu ular panggang kan lumayan daging kamu pasti banyak" kata Li Shang Yue dengan santai.
Uhuukkk uhukk
"Gadis ini? Apa yang ada di pikirannya itu hanya makanan?" Kata ular putih dalam hati.
Entah kenapa ular putih itu merasa kesal saat Li Shang Yue malah lebih berminat pada pohon apel di banding dirinya.
"Okey cukup"
Li Shang Yue dengan lihai turun dari pohon apel. Dengan segera Li Shang Yue mengambil bahan-bahan obat yang dia pegang tadi. Di tumbuknya bahan-bahan itu hingga menjadi halus.
Setelah melihat jika bahan itu menjadi halus Li Shang Yue menghentikan tumbukannya. Li Shang Yue tanpa malu dan ragu segera melepas hanfu luarnya di depan ular putih.
"Yaaaak gadis kecil! Kenapa kamu sembarangan membuka pakaianmu ha....?" Teriak ular putih itu yang menatap tajam Li Shang Yue.
Li Shang Yue yang mendengar teriakan ular putih langsung melihat ke arah tubuhnya.
"Ck ini hanya luarnya saja. Lagipula kamu kan seekor ular bukan manusia" kata Li Shang Yue yang mulai mengambil obat dan membaluti luka di perutnya.
"Hey manusia walau aku seekor ular tapi aku ini pria"
Ingin sekali ular putih itu berteriak ke telinga Li Shang Yue.
"Hey ular putih berbaliklah aku akan mengobati luka mu"
"Hey ular putih berbaliklah aku akan mengobati luka mu"
"Kamu tau aku terluka?" Tanya ular putih itu dengan kaget.
"Cih kamu itu warna putih semua orang juga tahu kamu terluka melihat warna merah yang ada di punggung kamu itu" jawab Li Shang Yue. "Ayo berbalik!" Kata Li Shang Yue seperti perintah.
Ular putih itu segera bergerak pelan hingga punggungnya yang terluka langsung di obati Li Shang Yue.
"Done." Ucap Li Shang Yue yang tersenyum bangga.
"Hari sudah gelap aku tidak mungkin jalan masuk ke dalam sana lagi. Aku juga tidak punya sesuatu untuk ku jadikan sebagai penerang" monolog Li Shang Yue.
"Ah tidur di atas saja"
Li Shang Yue langsung kembali memanjat pohon apel itu. Li Shang Yue mencari tempat yang lumayan rindang agar ia tidak merasa kedinginan.
"Aku tidur dulu. Selamat malam ular putih" Guman Li Shang Yue yang langsung menutup mata menuju alam mimpi.
Ular putih itu segera mendekat ke arah Li Shang Yue yang sedang tertidur. Terlihat keningnya di satukan dengan kening Li Shang Yue. Hingga lama kelamaan ingatan tentang Li Shang Yue masuk dalam kepala ular putih itu.
Hanya identitas sebagai Li Shang Yue yang di serah ular putih. Sedangkan identitas sebagai Clara telah terkunci rapat di dalam diri Li Shang Yue.
"Ternyata dia du buang oleh keluarganya sendiri. Malang sekali nasib mu gadis kecil." Kata ular putih yang melilit Tubuh Li Shang Yue dengan ekornya.
" Menjadi hewan kontraknya ku rasa tidak apa-apa. Walau dia tidak kuat tapi aku bisa melindunginya di masa depan nanti" kata Ular putih itu lagi.
Ular putih membaringkan Li Shang Yue di atas tumpukan jerami yang di lapisi bulu-bulu halus. Ular putih segera membuat lingkaran dari ekornya hingga membuat Li Shang Yue berada di tengah-tengah lingkaran.
"Semoga ini bisa menghangatkan mu gadis kecil" Guman ular putih yang menutup matanya untuk tidur.
Sinar mentari dan suara kicauan burung membuat Li Shang Yue terbangun dari tidurnya.
"Eh ini apa?"
Li Shang Yue langsung membuka matanya melihat apa yang di pegang dan di pelukannya yang sedari tadi malam ia jadikan sebagai bantal gulingnya.
"Sudah bangun tukang tidur?" Ejek ular putih yang menatap tajam Li Shang Yue yang tidak menyukai jika ekornya di jadikan bantal guling oleh gadis itu.
"Heheheh maaf," ucap Li Shang Yue yang malah memamerkan giginya yang putih.
"Eh kenapa aku bisa tidur disini bukan kah semalam aku berada di atas?" Ucap Li Shang Yue yang menggaruk-garuk kepalanya yang terlihat bingun.
"Eh i.....itu karna kau tidur hampir terjatuh ja....jadi aku memindah kamu ke tempat tidurku" kata ular putih dengan gugup.
"Hm"
Li Shang Yue hanya berdehem lalu berdiri merentangkan tangan hingga terdengar suara seperti remukkan tulang.
Krek
"Hey apa yang kamu lakukan gadis kecil? Kamu membuat tulang mu patah" teriak Ular putih yang langsung merayap cepat ke arah Li Shang Yue.
"Ck ini namanya merenggangkan otot kalian saja yang terlalu kuno. Begitu saja tidak tahu" ucap Li Shang Yue dengan sinis.
Li Shang Yue berbalik mengambil sisa sisa bahan obat kemarin lalu menumbuknya hingga halus.
Setelah halus ia kembali mengobati lukanya laku luka si ular putih.
"Setelah ini kita tidak akan bertemu lagi. Kamu jaga diri baik-baik aku harus memperkuat diri aku sekarang," kata Li Shang Yue yang berbicara sambil mengobati luka Ular putih itu.
"Nah sudah selesai. Pergilah" ucap Li Shang Yue yang mengelus kepala ular putih sejenak setelah itu naik kembali di dahan pohon apel memetik beberapa buah untuk di jadikan bekal nanti.
"Eh kenapa belum pergi juga? Kamu mau ini? Ini ambilah"
Li Shang Yue meletakan dua buah apel di depan sang ular. Setelah selesai Li Shang Yue langsung berbalik masuk ke dalam hutan. Li Shang Yue bertekad untuk memperkuat diri sebelum kembali ke istana untuk membalas dendam.
"Sekarang umur Li Shang Yue 14 tahun, aku akan belajar 1 tahun di hutan setelah itu aku akan kembali ke istana untuk membalas dendam" Guman Li Shang Yue yang terus dalam hutan.
"Sebenarnya ini hutan apa? Kenapa tidak ada binatang buas yang aku temui" ucap Li Shang Yue yang celinguk kanan kiri mencari hewan untuk ia jadikan buruan.
Beberapa menit kemudian Li Shang Yue terus berjalan sesekali memetik daun obat-obatan. Tanpa Li Shang Yue ketahui di belakangnya tengah di ikuti ular putih yang sedari tadi mengikutinya.
Ular putih itu sebenarnya ingin Li Shang Yue menjadikannya hewan kontrak tapi karna rasa gengsi yang tinggi membuat ular itu tak membuka diri. Lagi pula apa kata langit hewan ilahi sepertinya yang hanya berada satu di bawah mitologi memohon kepada seorang gadis untuk di jadikan hewan kontrak. Di tambah gadis itu tidak mempunyai kekuatan apapun.
"Jika begini terus aku makan apa?" Gerutu Li Shang Yue yang kesal.
"Ck berhenti mengikuti ku" kesal Li Shang Yue yang membalik badannya menatap tajam mahluk apa yang berani mengikutinya.
"Eh. Kau..... Kenapa mengikutiku ular putih? Apa kamu mau berteman denganku? Jika ingin berteman tidak perlu seperti itu" kata Li Shang Yue lembut.
Clara Devinson dahulu adalah gadis pencinta hewan-hewan yang kata orang menjijikan dan menyeramkan tapi di mata Clara mereka semua sangat lucu dan manis-manis. Bahkan tak tanggung-tanggung mension pribadi ada beberapa kucing besar (singa dan harimau) dia pelihara.
"Aku jadi merindukan kucing-kucing ku disana. Entah bagaimana kabar mereka" Guman Li Shang Yue yang menundukan kepala sedih hingga meneteskan air mata.
Duk
Ular putih yang berfikir jika Li Shang Yue sedih karna kelaparan langsung meleset mencari ayam hutan. Hingga hanya beberapa menit ular kembali dan meletakkan ular hasil buruannya di depan Li Shang Yue.
"Wahhhh kau berburu,? Kau baik sekali" kata Li Shang Yue yang menatap penuh binar ke arah ayam hutan buruan ular putih.
"Dia hanya gadis kecil yang begitu haus akan kasih sayang" kata ular putih dalam hati yang menatap Li Shang Yue dengan gembira berjalan dengan menenteng membawa ayam buruannya.
Ular putih yang melihat Li Shang Yue begitu gembira dengan senandung kecil keluar dari mulutnya membuat ular putih itu langsung meleset mengikuti Li Shang Yue dari belakang.
"Eh goa?"
Li Shang Yue yang melihat sungai ingin membersihkan ayamnya tapi terhenti saat matanya menatap goa depan sana.
"Masuk sajalah. Siapa tahu ada harta Karun" ucap Li Shang Yue yang masuk ke dalam goa dengan nada riang.
"Gadis kecil lebih baik kita keluar. Tidak aman jika kita berada disini" kata ular putih yang terlihat panik.
Ular putih bisa merasakan adanya hewan yang lebih kuat dan lebih tinggi kedudukannya daripada dirinya. Ular putih tau hewan yang lebih tinggi kedudukannya dari mereka yang hewan ilahi adalah hewan mitologi. Ular putih berusaha mencegah Li Shang Yue untuk masuk lebih dalam. Namun Clara dulu yang merupakan seorang Kopral di tambah dengan profesi nya yang sebagai Queen of Mafia membuat rasa penasarannya semakin kuat.
Semakin di larang maka semakin besar pula rasa penasaran yang di rasakan oleh Li Shang Yue. Semakin di larang maka semakin keras pula Clara memberontak.
"Waaah ada ikan pelangi" teriak Li Shang Yue yang berteriak kegirangan membuang sembarangan ayam di tangannya menatap penuh binar kumpulan ikan di depannya.
"Ga.....gadis ke....kecil Ki...kita se...seka...rang dalam ma....salah" ucap ular putih dengan suara yang bergetar menatap sesuatu yang tengah menatapnya tajam di depan sana dengan mata merah menyala.
Li Shang Yue mengedarkan pandangannya ke segala sekitar. Hingga mata menyipit saat melihat sesuatu yang memilik mata merah tengah menatapnya tajam.
Bukannya takut Li Shang Yue malah berjalan mendekati sosok itu dengan rasa penasaran yang sudah di ubun-ubun. Tanpa menyadari jika apa yang dia lakukan bisa merenggut nyawanya.
"Gadis kecil menjauh," teriak Ular putih dengan panik.
"Kamu siapa? Apa kamu dinosaurus atau naga?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!