.
.
.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Seperti bulan - bulan sebelumnya jika suami ku gajian selalu di berikan kepada ibunya atau ibu mertuaku. Yang aku tahu gaji suamiku itu 6 juta perbulan dan 4 juta di serahkan kepada ibu mertuaku dengan rincian, 1 juta untuk ibu mertua dan 3 juta untuk biaya makan selama 1 bulan. Dan untuk nafkahku suami ku memberiku 1 juta itu tanpa sepengetahuan ibu mertua ku, suamiku bilang jangan sampai ibu mertua tahu soal uang 1 juta yang ada di tangan ku.
Nama ku Nisa rahayu dan umurku 25 tahun, aku menikah dengan seorang pria yang sangat baik dan berhati lembut, kami menikah baru 1 tahun dan saat ini kami tinggal di rumah ibu mertua ku . Suami ku Rendra permana saat ini berusia 29 tahun, dia bekerja di salah satu perusahaan swasta.
" Nis, ini uang bulanan mu. Seperti biasa mas memberimu satu juta dan ini hanya untuk kebutuhan mu saja. Uang belanja sudah sama ibu, mas minta maaf ya Nis karena seharusnya kamu yang mengatur uang belanja itu tapi malah mas serahkan sama ibu. Mas hanya tidak mau ibu marah dan salah paham sama mas Nis. " Ucap mas Rendra sambil menggenggam erat tangan ku.
" Iya mas tidak apa - apa. Aku tidak masalah yang penting rumah tangga kita selalu bahagia dan rukun. " Ucap ku dengan senyum manis ku.
Sebenarnya dirumah mertuaku ini aku mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari ibu mertua ku dan istri kakak ipar ku. Suami ku mempunyai seoarang kakak bernama Zainal dan istrinya Santi mereka mempunyai dua anak bernama kiki dan koko mereka anak kembar yang masih berusia 5 tahun.
" Nis, mas lapar nih yuk makan dulu. Kamu tadi masak apa Nis?" Tanya mas amar dengan menampakkan senyum manisnya membuat aku semakin jatuh cinta.
" Masak kesuakaan mas dong. Ada sayur asam, ayam goreng dan sambal terasi yang pedesnya nampol. " Ucap ku dengan senyum sumringah.
" Mas jadi tambah lapar. Yuk kita keluar pasti ibu sudah menunggu kita makan" Ucap mas rendra dengan lembut.
" Iya mas yuk " Ucap ku lalu bangkit dari tempat ku duduk.
Aku dan mas Rendra keluar dari kamar menuju mekan makan. Benar saja disana sudah ada ibu mertuaku dan kakak ipar dan anak istrinya, dan juga ada adik ipar ku Bagas.
" Ramai sekali ya meja makan ini. ?" Seru mas Rendra lalu duduk di kursi yang biasa dia tempati.
" Kamu lama banget sih Ndra, jadi kami makan duluan !" Seru mbak santi kakak iparku.
" Tadi kami sholat magrib dulu mbak, memangnya kalian adzan magrib bukannya sholat dulu tapi malah datang kesini. " Ucap mas rendra sambil terkekeh.
Aku hampir setiap hari memang masak dengan porsi banyak karena hampir setiap hari juga mas zainal dan anak istrinya makan dirumah. Mas Rendra hanya tahu saat makan malam saja, padahal pagi , siang , malam mereka sering makan dirumah. Yang aku tahu mas zainal hanya memberi uang 500 ribu untuk ibu mertua ku. Dan dengan uang itu dia dan keluarganya seenaknya makan dirumah.
" Makan mbak , mas nanti lagi ngobrolnya " Tegur adik ipar ku Bagas.
Bagas selama ini yang selalu baik dengan ku, di saat dia libur kuliah dia sering membantuku membereskan rumah. Biarpun laki - laki dia sangat rajin dan tidak malas membantuku.
" Iya gas " Jawab ku lembut.
Aku terpana melihat makanan yang ada di atas meja, hanya ada sambal trasi dan kuah sayur asam saja. Makananku yang ku masak tadi sudah habis, lalu bagaimana dengan mas rendra. Kalau aku sih tidak masalah makan apa adanya begini, mas rendra pun sepertinya kaget melihat isi di atas meja.
" Makanya kalau makan malam itu masak yang banyak karena biasanya kita kan memang makan malam bersama " Ucap ibu mertua ku.
" Iya nih , begitu saja harus dikasih tahu " Seru mbak santi.
" Mbak santi dan keluargakan makan disini jadi bantuin mbak anisa masak juga dong jangan maunya makan gratisan terus " Celetuk adik iparku.
Adik iparku bangkit lalu menuju lemari makan yang ada di dapur. Dia membawa mangkuk dan piring di tangan kanan dan kirinya. Aku tidak tahu apa yang dia bawa, mata kami semua tertuju kepada bagas.
" Ini untuk mas rendra dan mbak anisa, tadi aku sengaja memisahkannya terlebih dahulu. Kalau tidak begini pasti sudah habis sama keluarga nya mas zainal. " Ucap bagas sambil melirik kakaknya yang tetap makan tanpa dosa.
" Terimakasih Gas " Ucapku sangat terharu dengan kebaikan adik ipar ku ini.
Aku menyendokkan nasi untuk mas renda dan ku letakkan sayur asam, sepotong ayam goreng dan sambal terasi buatanku yang sangat disukai mas rendra.
* Akhirnya malam ini aku bisa makan malam dengan menu yang lengkap. * Gumamku sambil menikmati makan malam.
Selesai makan malam seperti biasa aku selalu membereskan semuanya sendiri. Mbak santi dan ibu mertuaku duduk santai sambil menonton televisi. Sama sekali tidak ada yang berniat untuk membantu pekerjaan ku. Sesekali bagas yang membantuku itupun jika ibu tidak memarahinya.
" Anisa selesai cuci piring buatkan kami teh dan kopi " Teriak mbak santi dari arah ruang keluarga.
" Apa mbak santi tidak bisa membuatnya sendiri ? Mbak tidak melihat jika anisa sedang sibuk dengan cucian piringnya ? " Terdengar mas rendra menegur kakak iparnya.
" Cuma buat teh dan kopi apa susahnya sih Ndra ? Lagi pula sekalian istri kamu masih ada di dapur " Ucap mbak santi tetap tidak mau kalah.
Mas zainal hanya diam saja , bukannya menasehati istrinya agar tidak seenaknya tapi mas zainal hanya diam seperti sengaja membiarkan istrinya bersikap seenaknya.
" Ini teh dan kopinya mbak , Bu.." Ucap ku yang datang sambil membawa teh dan kopi untuk semua yang ada di ruangan itu.
Huuuffff
Terdengar helaan nafas dari mas rendra, sepertinya dia tidak suka dengan tindakan ku yang mau saja di suruh-suruh. Mas rendra memang pernah menasehatiku untuk bersikap tegas dengan mbak santi agar dia tidak seenaknya, karena posisi ku dan mbak santi itu sama, sama - sama menantu dikeluarga mas rendra.
" Iya " Jawab mbak santi dengan ketus.
" Kenapa kopi ku pahit banget sih ?" Seru mas zainal mengagetkan yang lain.
" Ehh... anisa kamu bagaimana sih bikin kopinya ? Apa kamu lupa takaran kopi untuk suamiku ?" Tanya mbak santi sambil berkacak pinggang.
" Maaf mbak mungkin tadi aku kelupaan , jadi aku samain dengan takaran nya mas rendra " Ucap ku memang tadi aku sengaja membuat takaran kopi yang sama dengan punya mas rendra karena aku kesal kenapa aku yang harus membuatkan kopi untuk suaminya.
" Mbak santi kan istrinya mas zainal seharusnya mbak itu yang mengurus mas zainal. Bukannya anisa !" Ucap mas rendra membela ku. Dia pasti tidak suka dengan perlakuan mbak santi terhadap ku.
" Rendra kenapa kamu malah menyalahkan santi ? Seharusnya anisa itu paham dong , karena biasanya dia memang yang membuatkan kopi untuk mas mu. Atau jangan - jangan kamu sengaja membuatkan zainal kopi pahit ?" Tanya ibu mertuaku dengan mata melotot.
Haahhh..
Aku pun kaget karena ibu mertuaku bisa tahu jika aku memang sengaja membuat kopi pahit untuk mas Zainal. Tapi aku tidak akan begitu saja mengakuinya karena pasti akan semakin runyam.
" Tidak bu . Mungkin karena tadi aku kecapean jadi aku tidak fokus bu " Jawab ku seolah aku terlihat menyesal, padahal dalam hatiku aku tertawa puas.
" Alasan saja, kerja begitu saja capek. Sudah sana buatkan yang baru. " Ucap ibu mertuaku.
" Biarkan mbak santi yang membuatkan Nis. Sekarang kita masuk kamar saja" Seru mas rendra mengajakku masuk ke kamar.
" Tidak bisa begitu dong Ndra ! Nisa harus membuatkan mas zainal kopi yang baru dulu baru dia boleh masuk kamar."Seru mbak santi tidak setuju.
Aku dan mas rendra tidak memperdulikan penolakan mbak santi. Aku melenggang masuk kekamar sambil membawa cangkir kopi mas rendra. Memang aku pembantu mbak santi yang seenaknya di perlakukan seperti pembantu. Dirumah orang tuaku saja aku tidak pernah diperlakukan seenaknya, makanya mas rendra selalu memintaku untuk bersikap tegas kepada mbak santi.
Ibu mertuaku memang selalu membela mbak santi karena menurutnya mbak santi itu anak orang kaya dan tidak terbiasa dengan pekerjaan rumah. Kalau memang dia tidak terbiasa dengan pekerjaan rumah kenapa tidak mencari ART saja?
*********
Alhamdulillah akhirnya AUTHOR bisa menulis karya terbaru, semoga kakak para pembaca setia menyukai karya baru AUTHOR 😘😘😘
AUTHOR tetap menulis novel yang sering terjadi dalam kehidupan sehari - hari. Jujur AUTHOR tidak bisa menulis dengan menarik. Jika ada kekurangan Author mohon saran dan kritik nya. 🙏🙏
TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️
.
.
.
.
💞💞💞💞💞💞💞💞
Pagi - pagi sekali ibu sudah memintaku untuk berbelanja ini dan itu. Dan tumben sekali hari ini ibu memberiku uang belanja cukup banyak, 350 ribu karena biasanya ibu hanya 50 ribu saja dan itu harus cukup sampai makan malam. Tak jarang aku selalu menambahi kekurangannya menggunakan uang ku yang dari pemberian mas rendra tentunya tanpa sepengetahuan ibu dan mas rendra. Selagi bukan uang pribadiku aku tidak akan mempermasalahkannya.
" Dapat semua kan yang ibu suruh beli?" Tanya ibu Ratri, ibu mertuaku.
" Dapat bu " Jawab ku pelan karena aku sangat capek belanja lumayan banyak dan sendirian.
Aku belanja ada daging sapi, daging ayam , ikan , dan masih banyak lagi yang lainnya. Dan semua itu aku tenteng sendirian.
" Sekarang kamu mulai masak, daging sapi kamu masak rendang terus ayam nya kamu opor, ikan nya kamu masak bumbu kuning. Terus buat tumis sayuran hijau juga sama buat perkedel kentang jangan lupa sambal hijaunya. " Ucap ibu mertua ku semudah itu dia berucap tanpa memikirkan aku yang kelelahan.
Dan kenapa semua bahan harus diolah ? Apa akan ada tamu atau saudara yang akan datang. Tapi apa aku sanggup memasak semua ini sendirian ?
" Memangnya mau ada tamu siapa sih bu sampai masak segini banyak ?" Tanya ku memberanikan diri.
" Orang tua santi mau datang makanya tadi malam dia berpesan untuk memasak yang lebih enak dari biasanya biar tidak bikin malu. " Ucap ibu mertuaku.
Loh orang tua mbak santi mau datang ?
Terus kenapa aku yang repot menyiapkan ini dan itu ? Kan mbak santi anaknya seharusnya dia yang menyiapkan semuanya dan aku hanya membantu saja. Sedangkan rumah mbak santi kan terpisah dengan ibu mertuaku.
" Maksud ibu orang tua mbak santi mau berkunjung kerumah ini ?" Tanyaku mencari tahu.
" Ya kerumah santilah, santikan punya rumah sendiri yang tak kalah bagus dari rumah ini. Nanti setelah masakannya selesai kamu usung kerumah santi. Sudah cepat sana masak, karena orang tua santi datang saat jam makan siang. " Ucap ibu mertua ku semakin membuat aku kaget.
Apa-apaan ini ? Orang tua mbak santikan berkunjungnya kerumah mbak santi bukan dirumah ini tapi kenapa aku yang direpotkan. Ini tidak bisa dibiarkan aku harus bisa mencari cara agar aku tidak mengerjakan semuanya.
" Anisa... nis !! " Suara mbak santi menggelegar dari arah pintu depan.
" Ada apa sih mbak. ?" Tanya ku menghampiri mbak santi yang datang dengan dua anaknya yang aku pastikan anak itu belum ada yang mandi.
Ya ampun sudah jam 9 pagi tapi anak itu belum mandi , dasar mbak santi jorok. Pasti dia datang mau minta sarapan karena seperti biasa dia datang saat mas rendra sudah berangkat kerja.
" Mana sarapan ku dan anak - anak ? " Tanya mbak santi seenaknya meminta sarapan.
" Sudah habis mbak, soalnya tadi aku hanya masak 1 ikat kangkung sama telor ceplok saja. Karena hanya itu yang ada di kulkas " Ucap ku membalas pertanyaan mbak santi.
" Loh bagaimana sih ? Terus aku dan anak ku mau makan apa ?" Tanya mbak santi lagi.
" Ya mana saya tahu. Beli saja sih mbak di warung nasi nya bu neni, disana juga banyak pilihannya dan jam segini pasti masih ada. " Ucapku lalu membereskan barang belanjaan dan memasukannya di kulkas.
Bu neni memang tidak berjualan sampai siang,biasanya jam 10 sudah habis dan ini masih jam 9 pasti masih ada.
" Enak saja menyuruh ku beli, aku sudah memberi ibu uang 500 ribu jadi untuk apa aku beli makanan di luar. Uang itu kan sebagai uang makan ku disini. Lebih baik sekarang kamu gorengkan telor untuk ku dan anak - anak ku !" Ucap mbak santi sedikit membentak.
Seenaknya saja mbak santi membentakku, dia pikir uang 500 ribu cukup untuk memberi keluarganya makan selama sebulan. Ngakunya kaya tapi pelit, kalau orang kaya tidak akan sehemat itu juga.
" Aku sibuk , mau mencuci " Jawabku lalu meninggalkan dapur menuju tempat menguci pakaian.
" Anisa bukannya memasak malah mau kemana kamu !!" Teriak ibu mertuaku dengan lantang.
" Kamu juga belum membuatkan aku dan anakku sarapan Nisa !!" Teriak mbak santi.
Aku hanya tertawa mendengar teriakan mbak santi, oh tidak semudah itu kamu menindasku mbak santi. Aku sudah malas mengalah dengan mu, lama - lama kamu menginjak harga diriku.
" Ma aku lapar " Ucap kiki anak perenpuan mbak santi merengek kelaparan.
Sebenarnya aku kasihan dengan anak - anak mbak santi yang tak terurus. Bahkan sudah sesiang ini juga belum pada mandi. Tapi aku tidak mau menunjukan rasa kasihan ku yang ada mbak santi akan menyerahkan anak - anak nya untuk aku mandikan.
" Selesai mencuci langsung masak Nis. Ingat semua harus sudah siap saat jam makan siang. " Ucap ibu menemuiku di tempat pencucian baju atau bahasa kerennya ruangan laundry.
" Masak rendang itu lama bu, dan semua harus aku kerjakan sendiri mana bisa. Kalau begitu suruh dulu mbak santi membantu ku biarkan dia mencuci daging dan mengupas bawang atau apa. Setelah selesai mencuci nanti aku bantui masak " Ucap ku memberi solusi agar masakan cepat selesai.
" Haaaii anisa !! Jangan pernah kamu menyuruh - nyuruh santi untuk membantu pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah itu sudah menjadi tanggung jawabmu !!" Bentak ibu mertuaku dengan suara lantang.
Mbak santi memang diperlakukan seperti ratu di rumah mertuaku. Aku sebenarnya juga merasa iri tapi aku hanya menahannya dalam hati. Biarlah mereka menilaiku jelek dan buruk yang terpenting suamiku sangat mencintaiku dan menyayangiku. Suatu saat nanti mereka juga akan menyesali perbuatannya.
" Ya sudah terserah ibu saja, kalau masakan itu tidak selesai tepat waktu jangan salahkan aku." Ucap ku begitu saja.
Mata ibu mertuaku terlihat memerah karena aku berani membantah ucapannya. Sebenarnya lebih dari ini aku berani , cuma aku masih punya rasa hormat kepadanya mengingat dia itu ibu dari suamiku yang berarti beliau mertuaku yang harus aku hormati dan harus aku sayangi.
Selama ini aku juga sering mengalah dengan mbak santi karena aku malas ribut, jujur aku paling tidak menyukai yang namanya keributan. Selagi masih wajar aku lebih memilih untuk mengalah saja.
Sekitar 40 menit aku selesai mencuci dan sekarang sudah jam 10 pagi menjelang siang. Kulihat dapur masih saja tetap sepi dan tak terlihat mbak santi atau ibu mertuaku memasak . Rumah benar - benar sepi ,sepertinya ibu sedang kerumah mbak santi. Aku pun lekas masuk kamar dan berganti pakaian, setelah selesai akupun pergi dari rumah untuk sekedar jalan - jalan agar tidak stress. Aku tidak perduli dengan bahan makanan yang masih utuh di dalam kulkas, biar saja mbak santi membeli makanan untuk menjamu orang tuanya.
Aku keluar lewat pintu belakang dan langsung berjalan dengan cepat menuju jalan utama dimana sopir taksi sudah menungguku.
" Mau kemana mbak nisa ?" Tanya ibu neni yang sedang membereskan barang - barang sisa dia dagang.
Diwarung bu neni juga ada ibu - ibu lain yang hanya sekedar nongkrong untuk bergosip. Aku saja suka heran apa mereka tidak ada pekerjaan sehingga jam segini sudah bergosip.
" Mau kerumah teman bu. " Jawab ku dengan mengumbar senyum ramahku.
" Sesekali jalan - jalan saja mbak biar tidak stress, stress juga kalau terlalu lama dirumah apalagi pekerjaan tidak ada habisnya " Ucap ibu ira.
Ibu - ibu di lingkungan tempat tinggalku memang sebagian banyak yang tahu bagaimana mbak santi. Mengaku kaya tapi makan saja masih dirumah kami. Tapi yang mereka tahu mbak santi memberi uang banyak kepada ku untuk biaya makannya.
" Maaf bu saya permisi. " Ucapku agar mereka tidak semakin bergosip.
Aku terus berjalan menuju taksi online yang sudah menunggu ku.
" Sesuai aplikasi ya pak " Seru ku kepada sopir taksi.
Aku hari ini sudah membuat janji dengan teman ku silvia, dia sudah menunggu ku di cafe yang me jadi tempat usahanya. Sudah satu bulan aku tidak bertemu dengan silvia karena aku memang jarang keluar rumah. Semalam dia menghubungiku agar aku main ke cafenya dan aku pun mengiyakan jadi daripada aku capek-capek masak untuk keluarga mbak santi lebih baik aku main ke cafenya silvia.
*******
RATE BINTANG 5 NYA DULU YA KAK 🙏🙏🙏
LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNNYA YANG BANYAK 🙏🙏❤️❤️
TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️
.
.
.
💞💞💞💞💞💞💞💞
❤️ HAPPY READING ❤️
.
Anisa sudah sampai di cafe temannya, silvia adalah temannya saat berkuliah dulu. Mereka berkenalan saat anisa pertama kali masuk kuliah. Awalnya anisa merantau kekota untuk berkuliah dan dia lebih memilih tinggal di kontrakan daripada tinggal dengan kakak nya. Anisa hanya ingin hidup mandiri dan kakaknya pun menyetujuinya.
" Tumben nis kamu main kesini ? Kamu mimpi apa nis ?" Tanya silvia sambil terkekeh tidak jelas.
" Isshh... apaan sih, aku mimpi ketemu mak lampir dan mak lampirnya itu kamu. " Jawab Anisa dengan wajah cemberutnya.
" Sembarangan kamu kalau ngomong. Oh iya tumben kamu bisa keluar, memang nya mertua kamu kasih izin kamu keluar ?" Tanya silvia sambil menyeruput jus mangganya.
" Orang rumah tidak ada yang tahu. Tapi aku tadi sudah mengirim pesan kepada mas Rendra tapi belum ada balasan, mungkin dia masih sibuk. " Seru anisa lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.
Hhhuuuffff
Terdengar anisa menghembuskan nafas dengan panjang dan hal itu berhasil mencuri perhatiaan silvia. Sebagai teman yang sudah cukup lama mengenal anisa, silvia tahu jika saat ini Anisa sedang punya masalah. Silvia mencoba menanyakan masalah yang sedang dihadapi oleh anisa.
" Kamu ada masalah ?" Tanya silvia penuh tanda tanya.
" Tanpa aku bicara pasti kamu sudah tahu Sil. Aku lama - lama bosan tinggal dirumah mertua ku. Aku dan mas rendra sebenarnya ingin pindah tapi belum ada waktu yang tepat. " Jawab anisa kembali menegakkan tubuhnya.
" Kamu kan sudah punya rumah kenapa tidak pindah saja kerumah itu. Biar kamu bisa terbebas dari para benalu dirumah mertua mu itu. " Ucap silvia memberi saran.
" Mas rendra belum berani membahasnya lagi Sil. Karena terakhir kali mas rendra menyampaikan keinginannya untuk pindah , ibu marah besar dan memaki ku karena dia menganggap aku yang mempengaruhi mas rendra. Jadi aku juga malas membahasnya, kamu tahu sendiri bagaimana ibu mertua ku. " Seru Anisa terlihat begitu pasrah dengan nasibnya.
Silvia hanya mengangguk saja, dia tahu betul bagaimana watak dan sifat keluarga suami anisa apalagi ibu mertua anisa. Keluarga yang matre dan mengukur orang hanya dari harta yang dimilikinya saja.
" Terserah kamu Nis, yang penting kamu bahagia dan hubungan mu dan suami mu baik - baik saja. " Ucap silvia lagi.
" Alhamdulillah mas renda menyayangiku, meskipun nafkah yang ku dapatkan bisa dibilang kurang tapi kasih sayang mas rendra tidak pernah berkurang sedikitpun" Ucap anisa dengan senyum mengembang.
Dreett Dreeett Dreett
Ponsel anisa bergetar, ada panggilan masuk yang anisa sendiri sudah bisa menebak siapa orang yang menghubunginya. Dengan malas anisa mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya, dan benar saja ibu mertuanya yang menghubunginya
" Mertua kamu ?" Tanya silvia dan ternyata memang benar.
" Iya . Malas sekali aku mengangkatnya pasti akan memarahi ku karena aku tidak mengerjakan apa yang beliau suruh. Keluarga mbak santi mau datang kerumahnya dan dia menyuruhku masak ini dan itu. Mereka kira aku ini robot yang tidak punya rasa capek, kalau mereka mau bantuin aku tidak masalah ini mereka sama sekali tidak mau membantu dan hanya mau terima jadi saja " Seru anisa dengan kesal.
" Itu derita kamu sih. Sudah dibilang cepat pindah saja kamu masih betah saja dirumah itu. " Seru silvia.
Dreett Dreett Drreett
Ponsel Anisa kembali bergetar dan sangat mengganggunya. Dengan terpaksa anisa pun mengangkat sambungan telepon itu dan bersiap - siap untuk mendapatkan amarah dan cacian dari dua wanita yang tidak tahu malu.
[ Anisa kamu dimana ?!] Bentak ibu mertua anisa dengan lantang.
Baru juga anisa mengklik tombol hijau, seruan suara ibu mertuanya sudah memekikan gendang telinganya. Sehingga anisa menjauhkan ponselnya dari telinga.
[ Ada apa sih bu teriak-tetiak ? Anisa dengar bu tidak perlu teriak - teriak segala ,] Jawab anisa.
[ Dasar menantu kurangajar ! Tidak tahu diri ! Bisa - bisanya kamu pergi dari rumah tanpa seizin ku, dasar menantu durhaka ! Mana masakan yang sudah saya suruh untuk menjamu keluarga santi ? Kamu benar - benar kurangajar Anisa !] Teriak ibu mertua anisa dengan lantang.
Sudah dapat dipastikan wajah ibu mertuanya saat ini sangat memerah bahkan urat - urat lehernya pasti terlihat karena dia bicara dengan sangat lantang.
[ Pulang sekarang juga Anisa . ] Teriak santi dari seberang sana.
Santi juga ikut memarahi Anisa karena dia tidak memasak untuk orang tuanya.
[ Maaf bu , aku tadi ada urusan mendadak. Ini sebentar lagi aku pulang ]
[ Orang tua santi sudah mau sampai Anisa , tapi kamu belum memasak. Lalu mereka mau makan apa ?] Suara ibu mertua anisa terdengar mulai melemah.
[ Kalau soal itu gampang bu, mbak santi suruh beli saja makanan jadi. Uang mbak santi kan banyak jadi kalau untuk membelikan makanan orang tuanya tidak akan habis isi dompetnya ]
[ Heeehhh... dasar adik ipar tidak tahu diri. Sudah hidup menumpang tapi kurangajar. Aku tidak mau tahu pokoknya kamu pulang dan cepat masak !!]
Klik
Anisa tidak mau mendengar ocehan santi terlalu lama , dia mematikan sambungan telepon secara sepihak dan melanjutkan obrolannya dengan silvia.
Anisa berpamitan untuk pulang karena dia tidak mau membuat dua orang yang ada dirumah semakin murka dan kebakaran jenggot. Dengan menaiki taksi online Anisa pulang menuju rumah ibu mertuanya.
Sesampainya dirumah, dia melirik kearah rumah santi. Di halaman rumah santi sudah ada satu mobil terparkir dengan rapi dan anisa yakin jika itu adalah keluarga dari santi. Anisa melenggang dengan santai masuk kedalam rumah ibu mertuanya. Rumah terlihat sangat sepi, pasti ibu mertuanya ada dirumah santi.
Baru saja membuka kulkas dan hendak mengambil air minum, tiba - tiba suara santi menggelegar memanggil nama Anisa.
" Anisa !! Anisa !! " Teriak santi.
" Ada apa sih mbak ? " Tanya anisa dengan santainya. Anisa tidak perduli jika santi akan memarahinya karena urusan keluarga santi tidak ada urusannya dengan anisa.
Santi berkacak pinggang dengan wajah memerah dan mata yang sudah hampir copot dari akarnya. Nafas santi tersengal - sengal karena menahan amarahnya.
" Dasar adik ipar tidak tahu diri ! Aku menyuruhmu untuk memasak tapi kamu malah pergi tanpa pamit. Gara - gara kamu aku harus keluar uang untuk membeli makanan. Aku tidak mau tahu kamu harus mengganti uang ku 300 ribu " Seru santi seenaknya meminta uang kepada anisa.
Anisa tidak habis fikir dengan jalan fikiran santi, santi membeli makanan untuk orangtua kandungnya sendiri kenapa minta ganti kepada Anisa. Apa santi fikir mereka itu orangtua Anisa ?
" Kamu tidak salah minta ganti uang sama aku mbak ? Mereka itu orang tua kamu loh mbak, kok bisa aku yang harus mengganti uang mu. Sudah sewajarnya anak membelikan makanan untuk orang tuanya, lagi pula kamu kan orang kaya mbak. Pasti uangmu juga masih banyak." Jawab anisa tidak mau kalah.
" Aku tidak perduli yang penting uang 300 ribu segera kamu balikin !" Bentak santi dengan kesal.
" Sudah tidak waras " Seru anisa lalu berjalan meninggalkan santi dan masuk kekamarnya.
Santi mengira jika anisa masuk kamar untuk mengambil uang namun cukup lama santi menunggu anisa tidak kunjung keluar dari kamar juga.
Tok tok tok
Santi mengetuk pintu kamar anisa dengan keras, dia kesal karena anisa tidak kunjung keluar juga dan memberikan dia uang.
" Anisa buka pintunya ! Mana uangnya , aku mau pulang lagi !" Teriak santi di depan pintu kamar anisa.
Ceklekkk
Anisa membuka pintu dan sudah berganti pakaian rumahan. Anisa memandang santi yang masih berkacak pinggang dan berdiri tegak di depan pintu kamarnya.
" Tidak ada uang ! Jika kamu mau uang mu balik, itu ambil saja bahan - bahan makanan yang tadi aku beli. Itu totalnya 350ribu kan kamu masih untung 50 ribu. " Ucap anisa dengan kesal.
" Dasar adik ipar tidak tahu diri. Awas kamu anisa, aku akan mengadukan kamu kepada ibu dan mas zainal dan aku pastikan kamu akan dimarah oleh mereka berdua " Seru santi lalu pergi meninggalkan kamar anisa.
Huufffff
Baru anisa bisa bernafas dengan lega, saat ada santi di depan kamarnya tadi seeakan nafasnya sesak dan kamar terasa sempit.
* Dasar wanita yang aneh, wanita yang unik * Gerutu anisa dalam batinnya.
***********
RATE BINTANG 5 NYA DULU YA KAK 🙏🙏
JANGAN LUPA LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNYA YANG BANYAK YA KAK 🙏🙏❤️❤️
TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!