Dengan tongkat Laila berjalan menyebrang jalan saat lampu merah , mobil motor berhenti hingga banyak penjualan asongan yang menjajakan jualan nya.
Laila di bawah sinar terik matahari menawarkan dagangan nya yaitu sebuah Rengginang.
"Pak.. bu.. Rengginang nya. Ada rasa gurih, manis, rasa terasi ada juga yang ada gula merah nya. Hanya sepuluh ribu per bungkus. " Ucap Laila.
Di dalam truk Reo seorang Tentara di balik kemudi nya dengan kaca mata hitam menatap Laila yang sedang menawarkan dagangan nya, tak ada satu pun yang membeli, hingga berhenti tepat di samping truk yang di kemudikan oleh Dika.
"Rengginang Pak Bu. " Ucap Laila.
"Mba, Rengginang nya berapa an? " Tanya Dika.
"Murah, Sepuluh ribu per bungkus nya. " Jawab Laila dengan senyuman.
"Yaudah Mix ya, saya beli seratus ribu. " Ucap Dika, terlihat wajah Laila sangat senang karena Dika adalah pembeli yang pertama.
"Dik, penjual nya buta ya? " Ucap Fatih.
"Iya Bang, tapi saya lihat dia hafal mana rasa yang berbeda pada rengginang nya. " Ucap Dika.
Suara klakson mobil di belakang berbunyi tanda lampu sudah berganti menjadi warna biru.
"Ini mba uang nya, makasih ya. " Ucap Dika.
"Makasih Pak, semoga lancar rejeki nya. " Ucap Laila tersenyum dan di balas senyuman oleh Dika.
Dika dari spion truk Reo melihat bagaimana cara perempuan penjual rengginang tersebut menepi, sedangkan Fatih membuka satu bungkus Rengginang nya di beli Dika.
"Enak rasa nya, gurih nya pas. " Ucap Fatih.
"Dia buta saja, masih semangat cari uang. Masih muda, cantik lagi. " Ucap Dika.
"Kenapa, kamu naksir? " Ucap Fatih.
"Nggak Bang, hanya kasihan saja. " Ucap Dika.
*****
Rengginang yang di beli Dika pun di serbu, saat sedang memakan rengginang Andi datang sambil melirik ke arah teman - teman nya yang sedang memakan Rengginang.
"Mana? Masih ada sisa nggak? " Tanya Andi.
"Nih, masih ada punya saya. " Jawab Dika sambil menyerah kan satu bungkus Rengginang yang sudah di buka bungkus nya.
"Kalau makan beginian, ingat si bibi kalau pulang kampung pasti bawa beginian." Ucap Andi sambil mengunyah.
"Sudah, makan tinggal makan jangan ingat rumah nanti melow kangen keluarga. "
"Kemarin kan habis pulang. "
"Wah.. double Andika, lagi berbagi ya. " Ucap Fatih.
Andi dan Dika adalah dua orang berbeda dengan nama yang sama, Andika mereka adalah Sahabat sejak kecil yang sama - sama menjadi seorang Tentara. Karena kedekatan nya, dengan nama yang sama agar tidak tertukar tidak menggunakan nama depan saat memanggil, hingga masing - masing di panggil Andi dan Dika.
"Ini Bang, saya lihat pada asik makan apa, ternyata sedang makan rengginang. "Ucap Andi.
" Eh enak tahu, dan asal kamu tahu. Penjual nya cantik, tapi sayang buta. "
"Buta, memang beli dimana? " Tanya Andi.
"Beli di lampu merah. " Jawab Dika.
"Oh, saya kok nggak pernah lihat. " Ucap Andi.
"Kayak nya baru jualan deh. " Ucap Dika.
*****
Laila, duduk di emperan toko, sambil menawarkan rengginang nya yang masih banyak. Seharian jualan nya hanya baru satu orang yang beli.
"Mba, sudah malam pulang. " Kata seorang pengamen bernama ucok.
"Nggak apa - apa, kasihan Ucok jualan mba Marni masih banyak. Dan saya juga kan butuh buat makan sama bayar kontrakan. " Ucap Laila.
"Ya sudah, tapi hati - hati ya mba, kalau pulang nanti. "
"Iya cok, makasih. "
Saat berhenti di lampu merah, Dika melihat penjual rengginang tersebut sedang duduk sendiri di emperan toko. Dika terus menatap gadis tersebut, hingga tak sadar lampu telah berwana hijau.
"Dia masih jualan. " Ucap pelan Dika sambil mengendarai motor nya.
Dika pun merasakan sangat iba pada nya, hingga motor nya pun berputar balik, dan berhenti tepat di depan penjual rengginang yang di temui nya tadi pagi.
"Mba, masih banyak ya. " Ucap Dika.
"Iya Pak, mau beli rengginang nya? " Ucap Laila sambil menawarkan dagangan nya.
"Kalau saya beli semua berapa? " Tanya Dika
"Alhamdulillah, sejak tadi siang baru satu orang yang beli, sekarang baru ada yang beli lagi. Di borong lagi, jadi tambah senang saya." Ucap Laila sambil memasukan rengginang pada kantong kresek.
"Wajah nya cantik, saya dia memiliki keterbatasan. Tapi dia tidak malu untuk mencari uang walau seorang pedagang keliling. " Ucap Dika dalam hati nya.
"Pak, sudah dan total nya dua ratus ribu. "
"Ini uang nya. " Ucap Dika.
"Alhamdulillah, terima kasih ya. "
"Sama - sama. " Ucap Dika.
Dika memperhatikan gadis tersebut yang kini sedang berdiri dan akan pulang ke rumah nya. Dika memperhatikan cara dia berjalan dengan di bantu oleh sebuah tongkat.
"Mba." Panggil Dika mengejar nya.
"Iya Pak, ada apa? Apakah ada yang melempem? "
"Nggak, kalau boleh tahu. Mba pulang nya jauh tidak? "
"Satu kilo saya jalan, kenapa? "
"Saya antar ya? "
"Terima kasih, maaf saya tidak ingin merepotkan orang atau merasakan kasihan sama saya. "
"Oh.. bukan begitu, maaf maksud nya ini sudah malam, biar saya antar. "
"Sekali lagi terima kasih. " Ucap Laila melanjutkan langkah nya.
****
"Ini untung kamu, lima puluh ribu. " Ucap Marni.
"Alhamdulillah, terima kasih mba Marni." Ucap Laila.
"Besok, masih mau jualan rengginang lagi? "
"Masih mau mba, saya butuh buat makan."
"Ya sudah, nanti besok seperti tadi. "
"Baik mba Marni, kalau begitu saya pamit."
"Iya, terima kasih kembali. " Ucap Marni.
"Eh... ada Laila , kebetulan. " Ucap salah satu Tetangga nya.
"Ibu gimana? " Tanya Laila.
"Besok, bisa nyuci baju saya,Bu Broto? " Tanya Kembali Ibu Broto.
"Bisa, nanti setelah sholat shubuh saya ambil cucian nya. " Jawab Laila.
"Ya sudah, saya tunggu. " Ucap Ibu Broto.
*****
"Nih makan. " Ucap Dika saat baru pulang.
"Rengginang lagi? " Tanya Andi.
"Iya, tadi lihat penjual rengginang yang siang saya beli, jam segini masih jualan saja. Otomatis saya beli semua nya kasihan perempuan jam segini masih saja di jalanan." Jawab Dika.
"Jangan bilang, kamu naksir penjual rengginang nya. "
"Jangan ngaco kamu. "
Hahahahah
"Kali aja. " Ledek Andi.
*****
"Alhamdulillah, rejeki hari ini. Saya masih bisa makan, walau hanya beli beras nya saja. " Ucap Laila makan nasi putih campur garam.
"Walau rasanya seperti ini, tetap bersyukur atas segala nikmat Allah yang di berikan."
Laila adalah gadis yatim piatu, buta sejak kecil. Hidup sendiri tanpa mau belas kasih dari orang lain.
"Saya harus istirahat, besok sebelum jualan harus siap tenaga untuk mencuci. "
*****
Dengan segala keterbatasan nya, Laila mencuci pakaian milik keluarga Ibu Broto dengan mencuci manual. Ibu Broto adalah langganan tetap Laila.
"Alhamdulillah, nikmat benar semua pekerjaan ini. Semoga saja apa yang di dapat hari Ini bisa untuk menyambung hidup. "
"Bu, sudah saya cuci sama saya jemur baju nya. " Ucap Laila.
"Oh iya makasih, ini upah nya. " Ucap Ibu Broto.
Laila menerima uang dari Ibu Broto dengan meraba uang kertas tersebut, entah berapa yang Laila bayar tapi Laila bisa membedakan berapa nilai uang kertas tersebut.
"Alhamdulillah, makasih Bu. " Ucap Laila.
"Sama - sama, nanti kalau ada cucian lagi saya kabari. "
"Baik bu, makasih. " Ucap Laila.
Laila pun berjalan pulang dengan di bantu tongkat nya, saat akan masuk suami Ibu Broto Pak Broto keluar mencari Laila.
"Laila mana Bu? " Tanya Pak Broto.
"Sudah pulang, kenapa? " Jawab Ibu Broto bertanya kembali.
"Nggak, bapak hanya mau kasih uang tambahan buat Laila. " Ucap Pak Broto.
"Nggak usah, udah cukup Ibu kasih. "
"Bapak hanya kasihan Bu, Laila kan buta masa Ibu kasih nggak punya hati. "
"Pak, dua puluh ribu saja sudah cukup, toh Laila dapat upah dari si Marni. "
Pak Broto hanya menggeleng kan kepala nya atas perilaku Ibu Broto.
***
"Pagi - pagi dari mana Laila? " Sapa Ibu - ibu yang baru pulang dari pasar.
"Habis cuci baju nya keluarga Ibu Broto. " Ucap Laila.
"Laila, kalau kamu cuci baju boleh dong. " Ucap salah satu Ibu .
"Silahkan Bu, kapan? "
"Sekarang."
"Sore aja gimana, soalnya saya harus jualan Rengginang nya mba Marni. "
"Oh ya sudah nggak apa - apa, nanti ke rumah Ibu Salma ya. "
"Iya Bu. "
Laila pun melanjutkan langkah nya, dengan insting nya Laila sudah terbiasa jalan sendiri menuju ke rumah warga bahkan berjualan keliling kampung. Sejak usia 5 tahun, Laila buta setelah kecelakaan bersama kedua orang tua nya.
"Kasihan, Laila itu cantik bahkan dia bisa sekolah di SLB saja dengan biaya sendiri dan bantuan dari seorang Dermawan. Cari makan sendiri, serabutan. Saya salut sama yang buta saja semangat cari uang nggak seperti yang bisa melihat kadang malas." Ucap Ibu Salma.
"Itulah Bu, orang - orang sini sangat senang sama Laila bahkan kasihan kadang kan mereka yang memiliki lebihan makanan buat Laila. " Ucap Ibu Rika.
****
Dika berdiri di depan lampu merah, menunggu gadis penjual rengginang yang dia beli kemarin. Setelah pertemuan pertama nya, Dika merasakan kasihan bahkan berniat untuk membantu jualan nya.
Dika tersenyum saat Laila datang, dengan segera Dika menyebrang jalan menuju Laila yang duduk di emperan toko.
"Hi." Sapa Dika.
"Hi juga. " Balas Laila.
"Boleh dong saya borong Rengginang kamu." Ucap Dika.
"Boleh." Ucap Laila senang.
"Ok, berapa semuanya? "
"Tiga ratus ribu rupiah. "
"Ini uang nya. " Ucap Dika sambil menyerah kan tiga lembar uang merah.
Laila menerima uang dari Dika dengan meraba kertas nya lalu tersenyum ke arah Dika.
"Terima kasih Pak, semoga Bapak diberikan rejeki lebih. "
"Amin, tapi jangan panggil Bapak dong panggil saya Abang, nama saya Andika panggil Dika. "
"Baik Bang, kenalkan nama saya Laila."
"Oh iya, mungkin setiap hari saya akan beli rengginang kamu seharga segini saja, nanti saya akan tunggu kamu di sini setiap pagi."
"Alhamdulillah, ya Allah makasih Bang. "
"Ya Sudah, saya mau berangkat dulu. "
"Iya Bang, makasih ya. "
*****
Andi, Fatih dan lain nya menatap satu meja yang penuh dengan rengginang, semua nya menatap ke arah Dika.
"Rengginang lagi? " Ucap Andi.
"Kita terbang begini Dik. " Ucap Fatih.
"Setiap hari kalian akan makan beginian, boleh di bawa pulang mau ambil berapa juga." Ucap Dika.
"Kamu naksir yang jual nya ya? " Tanya Fatih.
"Nggak Bang, saya nggak naksir. Hanya kasihan Bang, dia sudah buta malah jualan pas lampu merah berhenti , malah sampe malam lagi. " Jawab Dika.
"Kasihan sekarang, besok naksir. " Celetuk Andi.
"Tapi jujur dia cantik. " Ucap Dika.
"Nah loh nyata kan Bang, kata saya juga apa." Ucap Andi.
*****
"Serius, Laila..!! " Ucap Marni.
"Serius mba, masa saya bohong."
"Alhamdulillah, kalau begitu kita sudah bisa lihat hasil nya. "
"Iya Mba, dia baik banget. Siang beli, malam beli, eh hari ini beli lagi. "
"Tapi yang beli, bukan kasihan atau terpaksa lihat kamu kan? "
"Yang penting jualan mba Marni laku."
"Tapi saya berasa tidak manusiawi. "
"Saya ikhlas mba, saya ini bantu mba Marni dari pada saya mengemis, says ikhlas di bayar berapa pun, asal saya kerja keras bukan di kasih hani tanpa bekerja. "
"Makasih Laila, dan ini upah buat kamu Lima puluh ribu. "
"Alhamdulillah, hari ini saya dapat banyak bisa buat makan besok juga, dan di kumpulkan buat bayar kontrakan juga. "
"Alhamdulillah, ya sudah kamu istirahat besok jualan lagi. "
*****
"Mau bawa cucian? " Tanya Andi.
"Iya lagi malas nyuci, mau saya laundry." Jawab Dika.
"Eh.. tapi yang lain nya, pernah bilang ada tukang cuci, nggak sama setrika sih cuci nya saja ada di kampung sebelah, katanya bersih walau cuci manual di bayar nya juga seikhlas nya saja. " Ucap Andi.
"Masa sih, jaman sekarang mau di bayar seikhlas nya saja. "
"Kan nggak pake setrika. "
"Nggak pake setrika juga, pakai tenaga."
"Kamu pernah? " Tanya Dika.
"Nggak, saya cuci sendiri. " Jawab Andi.
"Coba aja ke kampung sebelah, ada jasa cuci baju. Namanya tuh siapa ya lupa, nah tuh tanya sama Budi, Bud sini bud. " Panggil Andi.
"Kenapa Bang? " Tanya Budi.
"Ya suka cuci pakaian kotor itu di mana, yang di bayar nya se ikhlas nya saja? " Tanya Andi.
"Oh.. itu Bang, nama nya si Laila, dia buta Bang tapi cuci baju kita itu bersih. Tapi kita setrika sendiri, lumayan lah buat ngeringanin tenaga."
"Laila? Kayak namanya nggak asing, dan buta lagi. "
"Tanya saja Bang, kapan saja kalau nggak repot di cuci kan."
"Terus pakaian kapan di ambil? "
"Paling besok Bang, nunggu kering."
"Ribet amat, mending loundry cepat. "
"Enak nya nggak di kilo Bang. "
"Dasar, nggak kasihan tenaga orang."
*****
Dika berada di kampung sebelah sesuai petunjuk yang di arahkan junior nya, Dika pun bertanya - tanya hingga tiba di depan rumah yang di tunjuk oleh salah satu warga.
"Permisi." Sapa Dika.
"Iya, ada perlu apa? " Tanya Laila saat keluar dari dalam rumah, sedangkan Dika merasakan sangat terkejut.
"Ini Abang yang beli Rengginang jualan saya ya? " Ucap Laila.
"Kok kamu tahu? " Ucap Dika, Laila tersenyum dengan seakan menatap wajah Dika.
"Dari Perfume Abang sudah hafal di hidung Laila, Abang selalu pakai Perfume yang ini. "
"Kamu suka wangi nya? "
"Saya akan mengenali orang dengan ciri khas nya. "
"Oh begitu ya. "
"Abang mau beli Rengginang lagi? "
"Bukan, Abang mau kamu cuci baju - baju Abang. "
"Oh boleh Bang, besok ya di ambil nya."
"Iya, kamu setiap hari jadi buruh cuci? "
"Nggak setiap hari, kalau ada saja yang suruh. Yang sering langganan ada tiga Tentara yang suka minta saya cuci pakaian mereka."
"Oh begitu ya. "
"Saya terima ya. "
"Iya."
.
.
"Andi, ternyata cewek itu si penjual Rengginang. " Ucap Dika.
"Si tukang cuci nya? " Tanya Andi kembali.
"Benar, dia ternyata. Saya nggak menyangka dia itu jadi buruh cuci, jualan Rengginang dengan keterbatasan nya. Saya nggak habis pikir, semangat nya benar - benar. " Jawab Dika.
"Berarti, dia itu nggak ingin merepotkan orang lain."
"Mungkin, tapi saya salut sama dia. Saya salut dengan apa yang dia kerjakan semangat nya benar - benar luar biasa. Dan seperti nya dia itu tidak memiliki keluarga. "
"Kamu tahu dari mana? "
"Di rumah nya nggak ada siapa - siapa."
"Kan belum tentu, nggak ada siapa - siapa juga sapa tahu sedang pergi. "
"Mungkin, tapi saya salut sama dia."
"Awas jatuh cinta. " Ucap Andi.
"Mungkin, kesini nya saja kesan nya sudah beda. " Ucap Dika.
"Semoga sukses. " Ucap Andi.
****
"Hallo."
"Hallo Bang. "
"Mana pesanan Abang? "
"Ini Bang. " Ucap Laila sambil memberikan satu kresek besar Rengginang.
"Kok masih ada? "
"Ini kan buat jualan Bang. "
"Jadi, kamu bawa lebih nya? "
"Iya Bang, kasihan Mba Marni lagi butuh banyak uang. "
"Oh, begitu ya. "
"Abang, cucian nya sore saja tadi belum kering banget. "
"Iya, nggak apa - apa, kebetulan hari ini kan saya libur. "
"Abang Tentara ya? "
"Kamu kok tahu? "
"Saya kan bisa meraba seragam nya, Saya sudah hafal. "
Dika menatap wajah Laila sangat cantik, bahkan senyuman nya membuat nya dirinya jatuh hati pada sosok wanita di depan nya.
"Laila, boleh Abang temani kamu jualan? "
"Jangan Bang, masa Tentara jualan di pinggiran jalan begini. "
"Kenapa? ini kan halal. "
"Bukan begitu, nanti di lihat teman - teman Abang malu lagi. "
"Nggak, Abang nggak akan malu kok. "
"Benar nggak apa - apa? "
"Iya benar. "
"Kalau begitu, Abang temani ya. "
"Iya Bang, makasih. "
*****
"Eh.. tunggu - tunggu, itu kan si Dika? Dia ngapain dari kendaraan satu ke kendaraan yang lain nya? " Ucap Andi saat berada di atas motor nya berhenti tepat di depan lampu merah melihat Dika membawa sesuatu di tangan nya.
"Dia jualan rengginang? " Ucap Andi tidak percaya.
Lampu pun kembali hijau, Andi menjalankan kembali motor nya.
"Laku satu. " Ucap Dika.
"Alhamdulillah." Ucap Laila.
"Panas ya kamu nggak panas? "
"Sudah biasa, Abang Tentara nggak kuat Panas? "
"Hahahaha kata siapa nggak kuat, Abang merasakan jadi kamu panas terik begini jualan di jalan pas lampu merah. "
"Yang penting halal Bang. "
"Saya salut sama kamu, ternyata kamu pantang menyerah. "
"Walau memiliki keterbatasan, Saya tidak ingin merepotkan orang lain, kalau Saya masih memiliki tenaga kuat ya harus bekerja."
"Ngomong - ngomong kamu tinggal sendirian?"
"Saya yatim piatu sejak kecil Bang, kedua orang tua Saya meninggal dunia yang mengakibatkan kedua mata Saya buta."
"Waktu kecil sama siapa? "
"Ada orang yang peduli sama Saya, dia menyekolahkan Saya ke SLB bahkan semua nya pun di jamin oleh nya, tapi setelah Saya lulus tingkat SMA dia pindah ke kota nya di luar provinsi. Entah sekarang nggak ada kabar lagi, dia baik banget Bang tapi dengar berita terakhir orang nya sudah meninggal dunia. " Ucap Laila menjelaskan.
"Kamu beruntung,masih ada yang peduli sama kamu."
*****
"Abang, makasih ya sudah bantuin jualan." ucap Laila setelah seharian dibantu oleh Dika berjualan.
"Sama - sama, tapi boleh kan kalau libur lagi, Abang bantu jualan lagi? "
"Jangan Bang, jangan. "Ucap Laila menolak.
"Nggak apa - apa kok, Abang malah punya pengalaman baru. "
"Tapi, saya tidak bisa bayar Abang. "
"Nggak perlu bayar Abang, tapi syarat nya kita harus berteman. "
"Teman ya Bang. "
"Iya teman, bayar nya dengan itu saja. Kita mulai dari sekarang berteman."
"Baik, kita berteman sekarang. " Ucap Laila bersalaman dengan Dika.
"Bang, saya ambil seragam nya dulu ya. Maaf saya tidak menyetrika karena saya takut merusak pakaian pelanggan, takut kena setrika panas mengenai pakaian."
"Boleh Abang tunggu. " Dika tersenyum melihat Laila saat Laila bangun dari duduk nya.
"Bang, ini. " Ucap Laila menyerah kan kresek berisi pakaian milik Dika.
"Makasih ya, ini buat kamu. " Ucap Dika sambil menyerah kan uang pada Laila.
Laila pun meraba uang kertas yang di terima nya, setelah merasakan bahwa hafal dengan berapa nominal nya.
"Bang, ini banyak sekali. "
"Tidak apa - apa, ambil lah. "
"Tapi orang nggak pernah kasih segini Bang, terlalu besar. "
"Biarlah orang yang kasih upah di bawah rata - rata dan tidak menghargai jerih payah orang, Abang hargai kamu jadi terimalah. "
"Alhamdulillah, semoga Allah membalas kebaikan Abang. "
*****
"Eh, serius nanya. Kamu sama si penjual Rengginang itu? " Tanya Andi.
"Kenapa, ada yang salah? " Jawab Dika.
"Kamu saya lihat, jualan Rengginang di lampu merah. Kalau ada yang lihat kamu bagaimana? " Ucap Andi.
"Ya nggak gimana - gimana, masa mau lari." Ucap Dika.
"Ok, sekarang jujur sama saya, kalian pacaran? " Tanya Andi.
"Pacaran sih nggak, hanya baru teman." Jawab Dika.
"Hanya baru teman, berarti nanti bisa jadian dong. "
"Doa kan saja. "
"Saya selalu dukung kok, semoga kamu bisa memiliki nya. "
"Dia itu saya lihat wanita yang sangat luar biasa, bahkan jarang memiliki sifat kerja keras seperti dia. Laila, gadis yang memiliki keterbatasan tidak pernah untuk mau mundur bahkan pantang mengeluh. "
*****
"Ini Pak, uang nya. " Ucap Laila memberikan sejumlah uang untuk membayar kontrakan.
"Laila, kamu ini kenapa sih, tidak mau jadi istri Abang, kalau kamu jadi istri Abang tidak perlu kamu kerja atau bayar kontrakan begini." Ucap Bonar.
"Maaf Bang Bonar, saya tidak ingin menjadi istri muda Abang, apalagi istri ke tiga. "
"Kalau kamu mau, saya akan ceraikan mereka. "
"Maaf Bang Bonar, saya bukan wanita seperti itu, silahkan Bang Bonar untuk pamit dari sini."
"Kamu mengusir saya Laila? " Bentak Bonar.
"Kalau Abang, terus merayu saya. Saya mohon Abang angkat kaki."
"Kamu pikir, saya takut hah.. sama kamu? Ingat Laila, kalau bukan karena kasihan sama kamu, saya tidak ingin rumah ini di kontrak sama kamu, sudah murah tidak ingin di naikkan dapatin kamu saja tidak, rugi pula saya ini. "
"Rugi kenapa Bang? "
Bonar menoleh ke arah sumber suara, terlihat pria tinggi dengan seragam loreng nya, Dika sudah berdiri dengan berkacak pinggang.
"Kamu siapa? " Tanya Bonar.
"Saya calon suami nya. " Jawab Dika.
Hahahahahaha
"Apa, calon suami? Nggak salah , kamu mau jadikan dia istri. "
"Kenapa, apa yang salah dari dia, tadi saya dengar kamu mau jadikan Laila istri muda, kamu juga nggak salah? " Ucap Dika.
"Tidak jadi, sudah buta sombong lagi. "
"Eh.. Bang, kamu jangan menghina." Ucap Dika kesal.
"Bang Bonar, tolong pergi. Saya tidak mau terjadi keributan. " Ucap Laila.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!