NovelToon NovelToon

Detak Jantung Terakhir

Serangan Panik

Dania dan Luna berlari ke arah pintu UGD, saat mendengar kabar salah satu Anggota Brimob saat penyelamatan sandera di salah satu Bank swasta terkena ledakan Bom.

Dania dan Luna sama - sama panik, saat mendengar siapa yang tertembak. Karena melihat siaran langsung di televisi, menyiarkan bahwa Firza salah satu korban yang terkena Bom.

Mobil ambulance pun tiba dan berhenti telat di depan pintu UGD, terlihat Firza yang penuh darah membasahi wajahnya.

"Ya Allah Firza. " Ucap Dania yang langsung mendorong tubuh Firza di atas blankar.

"Seperti nya, Firza terluka parah akibat ledakan tersebut. Bagian kepala dan mungkin tukang belakang. " Ucap Luna, yang ikut membantu mendorong brankar dimana Firza berbaring lemah.

"Luna, ini tugas saya sebagai Dokter IGD. Jadi biar saya yang menangani. " Ucap Dania.

"Tapi Firza sahabat kita? "

"Ini rumah sakit, bukan di luar. Di UGD tugas saya kamu bukan Dokter UGD, walau ini nanti nya kamu yang tangani. " Ucap Dania.

"Ok, saya akan lihat saja. " Ucap Luna.

Dania menggunting pakaian Firza, terlihat luka memar di bagian punggung dan dada, Dania juga memeriksa kepala bagian belakang Firza yang berdarah.

"Kita lakukan scan menyeluruh pada tubuh nya. " Ucap Dania pada beberapa perawat.

"Dokter, apakah kita melakukan scan sekarang? " Tanya salah satu perawat.

"Iya, segera lakukan scan. " Jawab Dania Dokter muda yang mengenakan jilbab

"Bagaimana kondisi dia? " Tanya Luna.

"Seperti nya ada yang cedera dengan tulang nya tapi kita lihat hasil scan nanti. " Jawab Dania.

***

"Bagaimana? " Tanya Luna saat Dania membaca hasil scan Firza.

"Kepala aman, hanya tukang punggung sedikit retak dan harus segera di operasi. " Jawab Dania dan Luna langsung membaca hasil dari photo tersebut.

"Retak ringan, dan akan segera sembuh beda dengan retak parah akan memakan waktu lama untuk sembuhnya. " Ucap Luna.

"Firza harus segera di operasi sekarang juga. " Ucap Luna.

***

"Dania bagaimana Firza? " Tanya Ibu Wike saat baru tiba bersama suami nya Pak Wahyu.

"Firza masih di ruang operasi Tante Om, sebentar lagi juga selesai. " Jawab Dania.

Pintu ruang operasi pun di buka, tubuh Firza terbaring lemah di atas brankar yang akan membawa nya ke ruang Observasi.

"Firza di tangani oleh saya, selama di rumah sakit, Firza pasien saya. " Ucap Luna pada Dania.

Dania hanya diam dan berjalan mengikuti langkah Luna yang berada di belakang perawat yang mendorong brankar.

Setelah satu jam pasca operasi, Firza sadar dan melihat Ibu Wike dan Pak Wahyu berada di dalam kamar nya.

"Ayah Ibu. " Ucap Firza pelan.

"Alhamdulillah, kamu akhirnya sadar juga. " Ucap Ibu Wike.

"Sakit Bu, seperti nya obat nya sudah mulai hilang. " Ucap Firza.

"Alhamdulillah, kamu selamat atas tragedi meledak nya bom tersebut. " Ucap Pak Wahyu.

"Kejadian nya begitu sangat cepat. " Ucap Firza.

****

Dania dan Luna bertemu di depan pintu kamar rawat Firza kedua nya saling menatap dan saling melemparkan senyum.

"Gimana keadaan nya? " Tanya Luna sambil mengecek tubuh Firza.

"Sakit nya masih terasa. " Jawab Firza.

"Bertahap, saya sudah kasih pereda nyeri, dan jangan dulu bergerak walau hanya retak ringan. Nanti dokter ortopedi akan memeriksa lebih lanjut . " Ucap Luna.

"Kamu tahu Firza, saat melihat di TV kalau kamu Anggota Brimob yang terkena Bom saya langsung panik, dan saat mobil ambulance datang saya langsung mendekati. Melihat tubuh kamu terbaring dengan luka di kepala banyak darah saya langsung lemas, di UGD saat itu bagian saya Dokter jaga nya langsung saja saya tangani kamu." Ucap Dania.

"Makasih Dania, makasih Luna."

"Firza, hari ini saya ganti shif, besok kita bertemu lagi " Ucap Luna.

"Iya, istirahat ya pasti kamu capek. " Ucap Firza dan membuat Luna merasa bahagia dengan perhatian Firza.

"Kamu pulang tidak? " Ajak Luna pada Dania.

"Pulang lah, masa nginap disini sama Firza." Ucap Dania.

"Walau kalian Sahabat Saya, Saya juga mikir lagi. Kalian capek masak suruh jaga bermalam disini. "Ucap Firza.

" Kalau begitu kami pamit. " Ucap Luna, lalu pintu kamar pun terbuka masuk lah beberapa teman sesama Anggota Brimob yang akan menengok Firza.

"Luna." Sapa Aldi.

"Bang Aldi." Ucap Luna.

Dania tersenyum seakan mengerti berjalan mendahului nya.

"Saya pulang dulu Bang. " Ucap Luna.

"Abang antar. "

"Nggak usah terima kasih. "

Luna pun berjalan mengejar Dania yang kini sudah berada di pintu keluar.

"Cieeee yang lagi di PDKT sama Bang Aldi." Ucap Dania.

"Saya anggap dia kakak, nggak lebih. Dia juga senior Firza. " Ucap Luna.

"Tapi Bang Aldi itu benar - benar pantang menyerah. "

"Biarlah, tapi Saya nggak suka sama dia."

"Terus, cowok yang kamu suka siapa? "

"Ada deh, rahasia. " Ucap Luna membuka pintu mobil nya.

"Main rahasia - rahasiaan segala. " Ucap Dania pun membuka pintu mobil nya.

"Memang nya, kamu bakal cerita sama Saya kalau kamu juga lagi suka sama seorang cowok. " Ucap Luna.

"Kalau Saya, bukan tipe cewek seperti kamu selalu menutupi hal yang kamu sukai."

"Memangnya kamu suka sama siapa? " Tanya Luna.

"Saya suka sama Firza, tapi kamu jangan dulu bilang sama dia. Kamu bisa bantu kan, jomblang in Saya sama dia? " Ucap Dania.

Deg kedua kaki Luna merasakan sangat lemas dan hati yang sangat sakit, saat sahabat nya memiliki rasa yang sama terhadap Firza.

"Kenapa harus di jomblang in? Kamu kan sahabat an lama sama Firza dari kecil, bilang aja sendiri. Urusan di tolak belakangan."

*****

"Sayang, bagaimana kondisi Firza? " Tanya Ibu Rika Mamah Dania.

"Kondisi nya baik Mah, alhamdulillah Firza masih selamat. " Jawab Dania.

"Syukur deh. " Ucap Ibu Rika.

"Besok kita tengok Firza Mah, tadi Papah sudah telepon Wahyu. " Ucap Pak Dino.

"Besok Mamah Papah mau ke rumah sakit? " Tanya Dania.

"Iya sayang, kami berdua akan kesana. Kamu besok masuk pagi kan? " Jawab Pak Dino kembali bertanya.

"Iya Pah, tapi Saya nggak bisa ikut nengok paling pas pulang. "

"Nggak apa - apa, masih banyak waktu. "

****

Pukul 8 malam, Luna kembali ke rumah sakit. Masih terlihat beberapa teman Firza yang sedang duduk di kursi depan pintu kamar rawat Firza.

Luna tersenyum menyapa pada mereka dan membuka pintu kamar, terlihat Ibu Wike sedang duduk sambil menonton televisi.

"Malam Tante. " Sapa Luna.

"Hey.. malam, kamu sendirian? " Tanya Ibu Wike.

"Iya Tan, maaf ya Ayah sama Bunda belum bisa nengok Firza. Karena mereka sedang menghadiri acara nikahan keponakan Ayah. " Jawab Luna.

"Nggak apa - apa. " Ucap Ibu Wike.

"Firza nya tidur ya Tante? "

"Iya, habis minum obat langsung tidur."

"Assalamu'alaikum." Sapa Dania masuk , melihat Luna sudah datang terlebih dahulu.

"Walaikumsalam." Balas Luna dan Ibu Wike.

"Kamu kok sudah ada disini? " Tanya Dania.

"Iya, tadi habis ada perlu langsung kemari." Jawab Luna berbohong.

"Kirain sengaja kesini, tadi kita sama - sama pergi nya. "

.

.

.

Mengungkapkan Hati

"Dania, kamu bawa apaan? " Tanya Ibu Wike.

"Ada buah, ada bolu. " Jawab Dania.

"Kamu bawa apaan Luna? " Tanya Dania.

"Bawa badan. " Jawab Luna kecut.

"Luna, wajah Firza ganteng banget saat tidur." Bisik Dania.

"Bukan nya , kamu sering lihat dia tidur sebelum nya? " Ucap Luna.

"Beda, ini mah ganteng banget. "

"Karena kamu punya rasa. "

"Mungkin."

Luna duduk diam di sofa, terlihat Dania mengobrol akrab dengan Ibu Wike, saat itu Firza bangun Dania langsung menyapa Firza.

"Kamu sama siap malam - malam kesini? " Tanya Firza dengan suara khas bangun tidur.

"Sendiri an, gimana keadaan nya? " Tanya Dania.

"Sudah mendingan. " Jawab Firza lalu menoleh menatap Luna yang sedang duduk di sofa.

"Luna, kamu dari tadi? " Tanya Firza.

"Sama dengan Dania datang nya, tapi kita nggak janjian tahu - tahu ketemu di sini." Jawab Luna.

Firza tersenyum menatap Luna, begitu juga Luna. Dania melihat nya dan langsung menutupi pandangan Luna dari Firza dengan tubuh nya.

"Kalau begitu saya pamit ya, Luna kita pulang yuk. " Ajak Dania.

"Oh ya hayu. " Kata Luna.

"Hati - hati ya di jalan. " Ucap Ibu Wike.

Luna dan Dania pun mencium punggung tangan Ibu Wike dan lalu pamit pada Firza.

"Firza, kamu itu sahabat an sama mereka berdua, apa tidak ada rasa gitu? " Tanya Ibu Wike.

"Bunda Ibu bicara apa sih? " Ucap Firza.

"Tapi Ibu Lihat Dania seperti nya suka sama kamu, Ibu setuju loh kalau kamu sama Dania."

****

"Pagi." Sapa Luna berjalan masuk bersama kedua perawat lalu meletakkan stetoskop nya pada dada Firza memeriksa kondisi nya.

"Bagaimana, masih ada yang di rasa? "

"Sedikit."

"Belajar miring ke kiri dan kanan ya, jangan telungkup terus. Pelan - pelan nanti baru duduk. "

"Siap Bu Dokter. "

"Firza."

"Iya, kamu pernah nggak berfikir. "

"Pagi." Sapa Dania sehingga ucapan Luna terputus.

"Gimana kondisi nya? " Tanya Dania.

"Alhamdulillah baik. " Jawab Firza.

"Tante mana? " Tanya kembali Dania.

"Pulang dulu. " Jawab Firza.

Dania menyenggol lengan Luna memberikan sebuah kode, dan Luna pun mengerti.

"Firza, saya mau visit lagi ke kamar lain."

"Makasih ya. "

Luna pun pergi sambil tersenyum ke arah Dania, dan meninggalkan Dania bersama Firza.

"Kok belum di makan? "

"Nanti tunggu Ibu. "

"Saya suapin ya? "

"Boleh."

Dari balik pintu Luna melihat Dania menyuapi Firza dengan tersenyum Luna melanjutkan langkah nya.

*****

"Ini buat kamu. " Ucap Roni menyerah kan coffelate pada Luna.

"Makasih ya Ron. " Ucap Luna sambil meminum Coffelate pemberian dari Roni.

"Gimana kondisi Firza? "

"Baik, sudah ada perkembangan, tiga hari lagi sudah bisa pulang. "

"Perasaan kamu sama Firza bagaimana? "

"Masih sama Roni, tapi yang membuat saya sedih. Dokter Dania menyukai dia juga, malah dia sangat akrab sama Ibu nya dan Firza. "

"Kamu tahu Dania suka itu kata siapa? "

"Dania sendiri yang bilang kalau suka sama firza."

"Terus? "

"Apakah saya harus bersaing dengan sahabat saya? "

"Apakah kamu melihat, Firza itu suka sama siapa? "

"Dia itu orang nya care sama siapa saja, tapi entah lah dia tidak pernah curhat suka sama siapa. "

****

"Luna sudah kesini? " Tanya Aldi.

"Biasanya pergantian shif dia akan kesini dulu. " Jawab Firza.

"Firza, menurut kamu Luna itu tipe cewek yang bagaimana? " Tanya Aldi.

"Asik Bang, dia itu terlalu sederhana." Jawab Firza.

"Kenapa memang nya? "

"Mendapatkan hati dia susah sekali."

"Kurang ilmu nya. "

Aldi dan Firza tertawa dan saat itu Luna datang dan menyapa kedua nya, bersama dua perawat dan dua perawat pengganti.

"Firza, sekarang ganti shif, nanti seperti biasa sama Dokter Luki untuk shif sore hingga Pagi." Ucap Luna.

"Iya, kamu mau langsung pulang ? "

"Sepertinya iya. "

Aldi menatap Luna yang sedang menulis laporan dan memeriksa infus Firza.

"Tolong nanti dosis nya di kurangi, bilang sama Dokter Lukman untuk tidak memberikan obat ini. " Ucap Luna pada salah satu perawat.

"Baik Dok. " Ucap perawat.

"Kalau begitu , saya lanjut jalan. "

Aldi mengejar Luna dan memanggilnya nya, Luna pun menoleh dan berhenti melangkah.

"Bang Aldi, ada apa? " Tanya Luna.

"Pulang sama Abang yuk? " Ajak Aldi.

"Saya bawa mobil Bang. "

"Saya kemari sama teman, Abang antar kamu sampai rumah pakai mobil kamu, nanti teman Abang akan jemput Abang. " Ucap Aldi.

"Tapi Bang. "

"Ayolah, mau ya atau kamu naik ke mobil Abang. "

"Baiklah, kalau memaksa. "

Aldi tersenyum lalu Luna pergi ke dalam ruangan nya untuk mengambil tas dan kunci mobil.

Saat di parkiran, Dania melihat Luna masuk kedalam mobil nya bersama Aldi dan langsung Dania memotret nya.

"Ternyata kamu jadi juga sama Bang Aldi." Ucap Dania.

*****

"Tante." Sapa Dania.

"Eh kamu, masuk sore? " Tanya Ibu Wike.

"Iya Tante, eh Tante coba lihat ternyata Luna sama Bang Aldi. " Jawab Dania sambil menunjukkan photo pada Ibu Wike.

"Wah... Salamah sama Aji harus tahu ini. "

"Mereka pasti senang ya, akhirnya Luna sama Bang Aldi. "

"Dania."

"Iya Tante? "

"Kamu suka sama Firza? "

Dania tersenyum dan menunduk malu, Ibu Wike lalu merangkul pundak Dania.

"Tante, berharap kamu menjadi menantu Tante. "

"Tante serius? Bisa bantu saya? " Ucap Dania merasakan kesempatan berpihak padanya.

"Iya, Tante akan bantu kamu. "

"Makasih Tante. "

*****

"Makasih Bang, sudah di antar pulang, walau aneh yang antar nya nunggu di jemput. " Ucap Luna sambil tersenyum.

"Kan jarang - jarang begini. " Ucap Aldi tersenyum.

"Luna."

"Iya Bang. "

"Mau nggak kamu jadi pacar Abang? "

"Jawaban yang sama seperti dulu Bang."

"Kamu tahu, Abang itu sangat sayang sama kamu, tapi hati kamu entah kenapa tidak pernah bisa luluh sama Abang. "

"Karena hati saya ada pada orang lain. "

"Kamu mencintai pria lain? "

"Iya Bang, lebih tepat nya mencintai dalam diam. "

"Kenapa? "

"Abang tidak perlu tahu, tapi saya hargai Abang yang mencintai saya. Tapi maaf saya belum siap membuka hati untuk pria lain, hati saya hanya pada dia. "

"Abang tetap akan tunggu kamu sampai kamu bisa membuka hati. "

"Maaf kan Abang kalau memaksa. "

*****

Firza membaca status di sosmed milik Luna status yang tidak jauh - jauh dari berbagi ilmu tentang kehidupan sehari-hari yang sehat ala Dokter Luna.

Pengikutnya hampir menuju 1 M, bahkan hampir di sejajar kan dengan para pesohor tanah air.

"Kamu itu luar biasa Luna, karena keaktifan kamu dan keuletan kamu hingga kamu di kenal. "

"Sayang."

"Ibu, Ayah mana? katanya mau kesini. "

"Ayah, sedang di jalan nanti juga sampai. Eh tadi Ibu lihat photo di Dania. "

"Lihat apa? "

"Ternyata Luna sama Aldi. "

"Mereka belum jadian bu, Bang Aldi baru PDKT. "

"Kalau kamu PDKT sama Dania bagaimana? "

.

.

.

.

Mencintai Dalam Diam

Firza terlihat sudah banyak perkembangan, hingga bisa memiringkan tubuh nya ke kiri dan ke kanan.

Luna melihat pergerakan Firza yang sudah tidak merasakan sakit, hingga bisa duduk dengan sempurna.

"Sudah enak an Kan? " Tanya Luna.

"Iya sudah, makasih ya sudah kasih obat yang terbagus. " Jawab Firza.

"Obat nya itu, kamu usaha untuk sembuh, kalau saya hanya membantu kamu untuk sembuh. Tanpa usaha si pemilik tubuh nggak akan bakal bisa. "

"Tapi makasih juga. "

"Iya."

"Luna, kapan nikah? " Tanya Ibu Wike sontak membuat Luna kaget.

"Nikah sama siapa Tante? Pacar saja belum punya. " Jawab Luna.

"Kemarin katanya di antar sama Aldi, kata Dania Aldi itu suka sama kamu. "

"Tapi kan pulang di antar itu bukan berarti jadian Tante. "

"Sudah, mau saja. Aldi itu baik. Oh iya, Tante mau bilang sama kamu, kalau Dania sama Firza cocok nggak? "

"Ibu, sedang apa sih bicara begitu? " Ucap Firza.

"Heee.. itu sih tanya nya sama Firza. " Ucap Luna.

"Tante hanya minta pendapat kamu, cocok nggak? Tante sih mau Firza sama Dania."

*****

Hiks.. hiks.. hiks..

"Sedih banget sama sakit, Roni. " Isak Luna di ruangan Roni.

"Itulah kalau kamu mencintai dalam diam, tak mau di ungkapkan. " Ucap Roni.

"Tapi kan, saya ada niat begitu, Dania sudah bilang ke saya dia juga suka, malah Ibu nya Firza setuju sama Dania. "

"Tapi kan belum tentu Firza mau, apa salah nya kamu ungkapan dulu isi hati kamu."

Hiks.. hiks.. hiks..

"Saya tidak mau menyakiti perasaan dia, Saya tidak mau. "

"Dania maksud kamu? "

"Iya Dania. "

"Kalau begini terus, berarti kamu siap - siap patah hati. "

****

"Kamu kenapa nggak pulang ke rumah Ibu sama Ayah? " Ucap Ibu Wike.

"Iya kamu malah memilih pulang ke rumah sendiri. " Ucap Pak Wahyu.

"Firza sudah baikan, kalau di sana nanti kayak orang sakit terus. Sama Ibu di manja. "

"Kan, anak Ibu sama Ayah yang paling dekat sama kita. Sedangkan kakak kamu jauh, dia pulang satu tahun sekali. "

"Ya Firza mau nya disini. "

"Assalamu'alaikum." Sapa Dania memberi salam.

"Walaikumsalam." Sapa semua nya.

"Hey... sini sayang, kamu baru pulang ya? " Ucap Ibu Wike.

"Iya Tante, tadi langsung kemari. Pas mau ke nengok katanya sudah pulang. "

"Sudah mendingan kok, lama - lama disana nggak enak. "

"Kamu ngobrol sama Firza, Tante sama Om masuk ke dalam dulu. " Ucap Ibu Wike memberikan kode pada Pak Wahyu.

"Sudah nggak ada yang sakit? " Tanya Dania.

"Sudah nggak, kamu nggak bawa apa - apa kemari? " Jawab Firza kembali bertanya.

"Kamu mau apa? Nanti Saya belikan? "

"Jangan, suruh Luna saja dia kan lewat kemari pulang nya suruh beli apa kek. " Firza mengambil ponsel nya dan menghubungi Luna.

"Hallo... " Sapa Luna dari seberang.

"Kamu dimana? " Tanya Firza.

"Jalan pulang. " Jawab Luna.

"Belikan apa kek buat kita berdua. "

"Lagi sama siapa? "

"Ada Dania, dia kesini nggak belikan apa - apa buat Saya. " Ucap Firza melirik ke arah Dania dan Dania langsung mencubit lengan Firza.

Awwwww

"Sakit."

"Kamu kenapa? "

"Nggak apa - apa, Dania reseh. "

"Nanti saya mampir ke minimarket. "

Firza mematikan ponsel nya, melihat Dania pun sedang memainkan ponsel nya, dan Firza merebut ponsel milik Dania.

"Kamu lagi mau chat sama siapa sih? " Tanya Firza memeriksa ponsel milik Dania.

"Ih.. sini dong Firza, nggak sopan. " Jawab Firza.

"Kamu saja, suka lihat - lihat ponsel saya." Ucap Firza.

"Ih... nggak, kapan itu. "

"Alah.. alasan aja pura - pura lupa. "

Sedangkan dari balik tembok, Ibu Wike mengintip Firza dan Dania yang sedang berada di ruang tamu.

"Ayah, coba deh perhatikan mereka berdua. "

"Apa sih Bu? " Ucap Pak Wahyu mendekat.

"Yah, mereka cocok kan? "

"Terus? "

"Kita jodoh kan mereka, Dania itu suka sama Firza. Dan seperti nya anak kita juga sama suka sama Dania. "

"Tapi mereka nya mau tidak? Mereka akrab itu kan karena sahabat an dari kecil. "

"Beda Ayah, beda ini mah suka bukan suka sebagai sama Sahabat. "

"Nanti kita berunding saja, mereka memang sudah pantas berumah tangga. "

Tak lama Luna pun datang membawa berbagai macam makanan hingga dua kantong kresek.

"Nih, tinggal bayar. " Ucap Luna.

"Tenang, saya transfer. Mana sini nomer rekening nya? "

"Makan tuh, saya sengaja beli banyak."

"Ini cemilan semua? " Ucap Dania.

"Lah kan minta nya begitu, kenapa kamu nggak bilang nanti saya belikan. "

"Ya kirain ada makanan berat nya. "

"Minta makan aja sana sama Firza. "

"Sana buat mie rebus. "

"Mau nggak kalian? " Tanya Dania.

"Buat aja 3, Ibu sama Ayah tawarin juga sekalian. " Jawab Firza.

Dania pun pergi ke arah dapur untuk membuat mie rebus.

"Jadi Bang Aldi beneran antar kamu pulang? "

"Nggak hanya mengantarkan saja tapi dia menembak saya. "

"Kamu terima?"

"Dia sering saya tolak. "

"Kenapa? "

"Karena saya menyukai seseorang. "

"Siapa? boleh dong tahu. "

"Cinta saya nggak akan mungkin terbalas."

"Kamu mencintai sendiri? "

"Iya, lebih baik begini dari pada katakan jujur nanti semuanya berubah. "

"Maksud kamu? "

"Saya tidak mau gara - gara cinta, hubungan Saya sama dia renggang dan pria itu juga ad yang suka, malah keluarga si pria mendukung. "

"Dia nya suka nggak si cowok nya? "

"Nggak tahu, tapi kemungkinan suka. "

****

"Makasih Dania. " Ucap Pak Wahyu.

"Mie rebus buatan Dania ini lezat banget pasti Om sama Tante ketagihan. " Ucap Dania.

"Pasti enak lah buatan kamu. " Ucap Pak Wahyu.

"Kamu cepat kasih kesana, nanti keburu dingin. " Ucap Ibu Wike.

"Dania ke depan dulu ya. " Dania mengangkat nampan berisi tiga mangkuk mie rebus.

"Mie rebus sudah jadi. " Ucap Dania sambil menaruh nampan di atas meja tamu.

"Kalau nggak enak awas. " Ucap Luna.

"Di jamin kamu ketagihan. " Ucap Dania.

Mereka bertiga pun makan mie rebus sama - sama, saat sedang makan Firza membenarkan kerudung Dania yang ujung nya terjatuh hampir mengenai Mie rebus nya. Firza mengikat antara ujung dengan ujung bertemu dengan di ikat kebelakang.

Luna yang melihat nya hanya menunduk sambil memakan mie rebus nya.

"Makasih ya. " Ucap Dania.

"Hati - hati makan nya, Luna tidak akan merebut Mie nya. " Ucap Firza.

Luna mata nya sedikit berkaca - kaca, saat melihat mereka berdua akrab, hingga tak sadar air mata nya jatuh.

" Kamu kenapa nangis? " Tanya Dania.

"Ah..ini karena pedas, kamu tahu kan Saya nggak suka pedas. " Jawab Luna.

"Punya kamu nggak pedas kok, tadi yang pedas hanya punya Saya saja,nggak salah kasih kok."

"Buat Saya ini pedas."

"Kamu lupa mungkin." Ucap Firza pada Dania.

"Nggak kok, nggak lupa. "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!