NovelToon NovelToon

Hanya Pengantin Cadangan

Pulang ke indonesia

Seorang wanita cantik menggeret kopernya dengan sangat terburu-buru. Karena ancaman dari Papanya yang akan mencoret namanya dari kartu keluarga jika ia tidak pulang ke indonesia.

Semenjak lulus SMA, gadis yang bernama Kezzia Afshen pergi ke luar negeri hingga bertahun-tahun lamanya. Gadis yang dulunya tomboy, urakan kini telah berubah menjadi gadis yang sangat cantik dan tak tersentuh.

Sakit hatinya kepada Rama Asher lelaki yang ia cintai yang telah menghina fisiknya di depan umum. Tak hanya menghina fisik saja, bahkan Rama menolak cintanya mentah-mentah di hadapan semua siswa dan siswi seluruh SMA Lentera Jaya. Semenjak itulah Kezzia menghilang bak di telan bumi tanpa satu orangpun yang tahu kecuali keluarganya.

Hari ini ia terpaksa menginjakan kakinya lagi di tanah kelahiranya yang menyimpan kenangan pahit untuknya. Kezzia membuka kaca mata hitamnya yang sedari tadi menutupi mata indahnya yang berwarna hazel.

Sudah lama Kezia tidak menghirup udara di tanah kelahiranya. Apakah kali ini nasip baik akan berpihak kepadanya. Atau malah memberinya hal yang lebih kejam dari masalalu. Jangan sampai itu terjadi untuk kedua kalinya.

Mata Kezia melirik kekiri dan kekanan mencari keberadaan kakaknya yang sudah berjanji akan menjemputnya. Adrian yang berjalan mondar-mandir mencari keberada'an adiknya namun tidak ada satupun gadis bergaya tomboy yang ia temui. Matanya melirik satu gadis yang wajahnya tidak asing baginya. Ragu-ragu Adrian ingin menghampirinya, memastikan apakah ia pernah kenal sebelumnya.

Kezia langsung berhambur kepelukan Adrian saat kakanya telah berdiri di depanya. Adrian yang belum sadar gadis di depanya adalah adiknyapun melepas pelukan kezzia.

Adrian yang tidak mengenali adik bungsunyapun merasa heran saat ada wanita cantik tiba-tiba memeluknya. Rasa yang tak asing baginya seolah ia pernah bertemu dengan wanita yang berada di depanya.

Kezia berdecak kesal saat kakanya tidak mengenalinya. Gadis itupun mengatakan bahwa dia adalah Kezia adik bungsunya. Sontak ucapan Kezia membuat Adrian kaget. Adrian memutari penampilan adiknya dan memperhatikan dari atas ke bawah.

Bahkan Adrian berasumsi jika adiknya menggunakan uang bulananya untuk melakukan oprasi plastik. Karena Kezia yang ia tahu tidak sefeminim ini.

Kezia memukuli pundak Adrian karena perkataan kakaknya semakin tak jelas. Gadis itu menyerahkan kopernya pada kakaknya dan memakai kaca mata hitamnya kembali. Semua mata memandangnya penuh pesona. Mungkin karena terlalu lama di ingris membuat Kezzia lebih mirip orang sana.

Adrian baru yakin bahwa gadis di depanya ini adalah adiknya. Ketika ia melihat tingkah dan cara bicara Kezia yang tak pernah berubah. Hanya penampilanya saja yang berubah.

Adrian meneriaki adiknya yang akan salah memasuki mobil. Kezia menoleh melepas kaca mata hitamnya dan melihat kakaknya yang berdiri di depan mobil sport keluaran terbaru tahun ini.

Bola mata Kezia langsung berbinar tatkala melihat mobil keren milik kakaknya keluaran terbaru. Gadis itu langsung berlari mendekat dan di buat kagum oleh mobil mewah di depan matanya.

Kezia bersorak-sorak dengan niatan akan meminjam mobil kakaknya untuk berkeliling kota. Adrian tersenyum mendapati keceriaan adik bungsunya yang sudah lama ia rindukan. Iapun mengiyakan apapun yang adiknya minta darinya.

Ucapan Adrian semakin membuat Kezia bersorak kesenangan. Bukan berarti dia gadis matre pecinta kemewahan. Memang dari kecil Kezia sangat menyukai apapun yang di miliki Adrian. Mulai dari Baju dan semua koleksi milik Adrian.

Tidak salah jika dia dulu sangatlah tomboy. Karena dia pecinta segala sesuatu milik kakak lelakinya. Bahkan ia sering memakai baju milik adrian.

Sebelum Adrian menyalakan mesin mobilnya. Kezia sempat bertanya kepada kakaknya tentang alasan papanya memintanya segera pulang. Pertanyaan itu keluar dari bibir kezia membuat Adrian bingung untuk menjelaskanya. Adrian hanya menjawab lebih baik bertanya langsung kepada papanya.

Kezzia semakin penasaran dengan teka-teki dari keluarganya. Menyuruhnya pulang dadakan bahkan dengan ancaman yang membuat ia merasa takut sekaligus bingung.

Mobil berjalan menembus jalan ibu kota yang tidak terlalu padat hari ini. Sehingga mereka berdua telah sampai di kediaman keluarga Afshen. Rumah yang terbilang cukup mewah yang sangat dirindukan Kezia. Kezia turun dari mobil dengan gaya anggunya. Sangat berbeda dengan kezia beberapa tahun yang lalu yang terlihat tomboy dan urakan.

Gadis itu memejamkan matanya menghirup udara sekeliling rumahnya yang sudah lama ia tinggalkan. Seluruh keluarganya telah berkumpul menyambutnya terutama Papanya.

Terdengar suara lelaki yang sangat ia rindukan memanggil namanya. Kezia langsung berlari berhambur kedalam pelukan papanya. Lelaki yang masih terlihat gagah di usianya yang tidak lagi muda.

Dengan sangat erat papanya memeluk putri bungsunya yang sudah lama ia nantikan kepulanganya. Tuan Afshen tidak terkejut dengan penamilan baru putrinya. Karena saking seringnya beliau mengunjungi Kezia di ingris.

Jangan tanya di mana mama kezia saat ini. Karena mama mereka sudah meninggal setelah melahirkan kezia. Dan itu adalah salah satu penyebab vania yang selama ini membenci adiknya.

Tuan Afshen mengajak putri bungsunya masuk ke dalam rumah. Kezia bergelanyut manja di lengan papanya menuju ruan tamu. Tiba-tiba matanya menatap sosok lelaki yang selama beberapa tahun ini ia hindari kini duduk manis di sofa bersama dua orang yang kezia tidak tahu siapa.

Rama langsung menatap tak percaya pada penampilan kezia saat ini. Sangat jauh berbeda dari penampilan kezia waktu SMA dulu. Bahkan kecantikan kezia saat ini melebihi vania kakaknya.

Meski hatinya masih merasakan sedikit nyeri karena bertemu lagi dengan pria di masalalunya. Kezia tetap tersenyum manis menyapa Rama. Rama merespon cuek karena ia tahu tentang rencana pernihakanya dengan Kezia. Dan menduga Kezialah dalang di balik semua ini.

Kezia bertanya kepada papanya saat mendapati dua orang asing yang duduk di sebelah Rama. Kezia memang tidak pernah tahu siapa orang tua rama. Jangankan mengetahui orang tuanya, mendekati anaknya ia tak mampu.

Ibunya Rama yang bernama Rani mendekati Kezia menyambut kepulanganya. Beliau juga memperkenalkan dirinya dan orang di sebelahnya adalah Ayahnya Rama.

Rani memuji kecantik Kezia yang bahkan lebih cantik dari Vania kakanya. Kezia tersenyum dan berucap terimakasih atas pujian dari Rani.

Kezia beranggapan mereka sedang menunggu vania kakaknya. Dia berfikir begitu karena ia tidak tahu masalah yang sebenarnya terjadi. Yang ia tahu kakanya Vania akan menikah dengan pria yang ia cintai.

Gadis itu mengira mungkin saja saat ini kakaknya Vania sedang berdandan di kamarnya menyambut calon suami beserta keluarganya. Kezia tersenyum getir menghadapi kenyataan kakaknyalah sang pemenang hati Rama. Sedangkan Rama memandang kezia dengan tatapan yang sulit di artikan.

Pria itu masih belum bisa percaya ketika melihat Kezia yang sekarang sangat berbeda dengan Kezia yang dulu. Dulu gadis yang akan menggantikan posisi vania sebagai calon istrinya itu sangatlah tomboy. Berbeda dengan sekarang penampilan kezia sangatlah cantik dan veminim.

Namun yang namanya hati tidak bisa di rubah dalam waktu singkat. Meskipun Rama saat ini di kecewakan oleh Vania. Rasa cintanya pada vania masih teramat besar. Hingga ia benar-benar masih belum bisa menerima jika Kezialah yang harus menggantikan vania demi nama baik kedua keluarga.

Setelah mendapat sambutan hangat dari keluarga. Kezia langsung pergi menuju ke kamar mandi. Agak cukup lama kezia mandi yang membuat kakaknya cukup kesal menunggunya. Setelahnya kezia kembali ke meja makan untuk makan malam bersama. Entah kenapa kakak perempuan kezia yaitu vania tidak ada yang membuat Kezia merasa heran. Beberapa pembicaraan di lakukan antara Kezia dan ibu kandung Rama. Namun entah kenapa Kezia merasa ada yang di tutupi oleh semua orang yang berada di meja makan.

Demi mengusir rasa penasaranya,Kezia memberanikan diri bertanya langsung kepada Papanya tentang Vania. Kepalanya menoleh kekanan dan kekiri mencari keberadaan Vania yang tidak ada di antara mereka.

Kezia semakin bertambah penasaran ketika papanya selalu mengalihkan topik. Hal itu semakin membuat Kezia bertambah bingung. Fikiranya di penuhi pertanyaan yang belum juga terpecahkan. Dari tadi Adrian melihat adik bungsunya hanya memutar-mutar sendoknya tanpa memakan makananya. Sehingga kakaknya berasumsi Kezia tidak lagi menyukai makanan indonesia.

Keziapun menggeleng tidak membenarkan duga'an kakaknya. Bahkan di ingris ia lebih sering memakan masakan indonesia buatanya sendiri. Takut kena tegur lagi dari Adrian kezia pun memakan makanan yang ada si depanya.

Mendengar calon menantunya bisa masak membuat merasa senang. Rani bertanya tentang ia yang bisa memasak membuat Kezia segera menganggukan kepalanya. Saking senangnya Mamanya Rama ingin mengajak Kezia masak bersama jika kezia ada waktu luang.

Kezia melirik Rama memastikan jika lelaki itu tidak keberatan. Namun lelaki yang ia lirik saat ini malah cuek tanpa meliriknya sedikitpun.

Sedangkan Rani masih menunggu jawaban dari Kezia. Akhirnya Keziapun mengangguk membuat Rani tersenyum senang. Mereka semua kembali fokus menikmati hidangan makan malam hingga selesai.

Setelah selesai acara makan-makan bersama. Kini Tuan Afshen merangkul bahu putri bungsunya. Mengajak kezia untuk ikut berkumpul bersama keluarga Rama yang saat ini juga duduk di ruang keluarga.

Untuk sekedar berbasa basi Edi Asher selaku papanya Rama membuka suara untuk menanyakan tentang mereka berdua sewaktu SMA. Kezia sempat kaget karena mereka membuat kezia mengingat waktu SMA dulu. Waktu yang beberapa tahun ini telah ia coba lupakan. Waktu yang sangat memalukan bahkan menyakitkan baginya.

Kezia masih menampilkan senyuman terbaiknya meskipun ia menahan sesak di dadanya. Kezia mengangguk mengiyakan pertanyaan dari papanya Rama.

"Berarti kalian berdua sudah saling kenal dan dulu sering ketemu?"

Rama kali ini melirik wajah Kezia, melihat bagaimana respon kezia saat orang tuanya membahas tentang masalalu mereka. Hingga pandangan mereka bertemu dan kezia tersenyum getir.

Kezia menjawab semua pertanyaan Papanya Rama tanpa terkecuali. Meskipun tidak sepenuhnya yang ia ucapkan benar. Namun tidak ada kata-kata yang menyudutkan baik dari sisi Rama maupun dirinya sensiri. Seperti halnya ia berkata memang benar dulu ia dan Rama satu kelas namun mereka tidak pernah bertegur sapa.

Ucapan kezia barusan membuat rama mengerutkan dahinya. Pasalnya wanita di depanya ini telah berkata bohong. Bahkan dulu kezia hampir setiap hari selalu mengganggu Rama seperti lintah yang melekat di kulit manusia.

Mamanya Rama yang kepopun merasa heran kepada mereka berdua. Mereka satu kelas namun tidak pernah bertegur sapa. Keziapun menghilangkan rasa penasaran Mamanya Rama dengan menjawab karena mereka berdua tidak terlalu akrab. Dan dirinya yang dulu sangat berbeda dengan dirinya yang sekarang. Mana mungkin Rama mau bergaul dengan Kezia yang dulu jauh dari kata feminim.

Kezia berucap sambil tersenyum sekaligus memberi sedikit sindiran halus untuk Rama. Rama yang merasa tersindirpun menatap jengah ke arah Kezia.

Melihat ketegangan antara adiknya dan Rama. Adrianpun mencairkan suasana dengan mengatakan jika ia lebih menyukai adiknya yang sekarang. Karena adiknya yang dulu suka memakai pakaianya tanpa izin kepadanya.

Kezia yang merasa malu karena masalalunya di ungkitpun protes. Adrianpun sampai heran melihat kezia yang sekarang. Bahkan Adrian belum bisa percaya bahwa gadis yang di depanya ini benaran adik bungsunya.

Adrianpun menanyakan kepada kezia apakah ia memiliki kekasih selama ia di ingris. Pertanyaan Adrian membuat semua mata menatap kezia menanti jawaban yang keluar dari bibir kezia. Kezia hanya menggeleng dan tersenyum. Tidak mungkin ia berkata selama ini ia fokus pada studynya dan fokus move on dari Rama calon suami kakaknya.

Jawaban kezia membuat keluarga rama tersenyum lega. Mereka tidak akan menyesal karena vania menggantikan dirinya dengan kezia menjadi calon istri Rama. Bahkan di mata kedua orang tua Rama, Kezia jauh lebih baik daripada vania.

Karena ini bukan kali pertama Kezia menanyakan keberada'an Vania. Papanyapun akhirnya angkat bicara. Bahkan saking penasaran, Kezia tetap mendesak papanya untuk memberitahukan masalah sebenarnya yang terjadi. Tatapan penuh tanya dan curiga terlihat dari mata hazel kezia. Gadis itu menatap kakak sekaligus papanya dan sesekali menatap Rama dan keluarganya secara bergantian.

Papanya berkata bahwa Vania telah pergi dan mereka tidak tahu di mana saat ini Vania berada. Oleh karena itu papanya meminta Kezia pulang.

Kezia merasa kaget setelah baru mengetahui kebenaran perihat Vania. Dan yang membuat ia semakin kaget ketika papanya menyerahkan berkas yang Kezia tidak tahu apa isinya.

Bola mata kezia mendadak melebar sembari kedua tanganya membekap mulutnya sendiri. Kezia menggeleng untuk tidak percaya dengan kenyataan yang saat ini menimpanya. Bahwa Vania telah mengganti namanya dengan nama Kezia di berkas pernikahan dirinya dan Rama.

Kezia menuntut jawaban dari papa dan juga kakanya. Dia menganggap kali ini mereka semua sedang mempermainkan dirinya.

Adrian mencoba menenangkan kezia yang saat ini masih syok. Adrianpun juga merasa bingung harus mencari vania kemana lagi. Mata kezia seketika memandang Rama yang terlihat menahan amarah. Sedangkan kedua orang tua rama menatap prihatin pada kezia.

Keziapun memberanikan diri bertanya kepada Rama perihal vania. Bahkan Kezia menebak antara Vania dan Rama memang ada masalah. Berbeda dengan Rama yang mengira kezia saat ini sedang bersandiwara. Rama mendengus kesal hanya melirik kezia tanpa menjawab pertanya'anya. Suasana di ruang keluarga saat ini menjadi semakin menegang.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Terimakasih para Readers yang sudah membaca karyaku😘

Menyetujui pernikahan

Kezia Afshen

Hidungku terasa panas,mataku mendadak berkaca-kaca. Bahkan dadaku saat ini terasa sesak setelah menerima kenyata'an. Bertahun-tahun lamanya diriku melupakanya. Memendam rasa perih di hati selama ini.Mengingat setiap hinaan yang keluar dari mulut lelaki yang aku cintai.

Sekejap bagai di tampar kerasnya kenyata'an yang barusan ku lihat dan ku dengar. Kakaku sendiri tega menggantikan namanya menjadi namaku di daftar pernikahan yang tak lama lagi akan di langsungkan. Karena banyaknya undangan yang telah tersebar membuatku mau tak mau harus menerimanya.

Aku bisa melihat kekecewaan semua orang kepada kak vania. Terutama aku melihat ketidak relaan di mata Rama saat akan di nikahkan denganku. Begitu cintakah lelaki itu pada kakaku.Lalu kenapa kakaku pergi meninggalkanya.Bukankah mereka saling mencintai. Permainan hidup apa lagi yang di gariskan untuku.

Hidupku telah lama ku tata di negara sebrang.Kini telah di kacaukan lagi tanpa meminta persetujuanku terlebih dahulu.

Kutarik tangan Rama saat itu juga karena kami butuh bicara empat mata. Aku membawa Rama ke taman belakang rumah menjauh dari keluargaku dan keluarganya.

Tanganku di hempaskan kasar oleh Rama setelah kami telah tiba di taman belakang rumah.Aku melirik sinis, ternyata lelaki itu masih sama seperti dulu.

"Hai kak, akhirnya kita berjumpa lagi dan sepertinya kamu memang di takdirkan denganku."

Aku menyeringai mengimbangi sikap cuek Rama kepadaku. Sangat terlihat jelas dari sorot matanya bahwa lelaki yang kucintai ini tidak menyukaiku.

Sekelebat bayangan masalalu melintas di fikiranku. Kali ini aku harus menjadi wanita kuat lebih kuat dari diriku yang dulu. Aku tidak bisa menghindar dari takdir.Aku tidak bisa menolak kenyataan ini. Ini semua demi nama baik keluargaku.

Lelaki di depanku, lelaki yang dulu dan sampai saat ini masih tersimpan namanya di hatiku. Lelaki itu masih saja diam tak bersuara. Akhirnya hanya aku yang berinisiativ membuka obrolan. Karena bagaimanapun kamilah yang akan memerankan drama pernikahan ini kedepanya. Kenapa aku menyebutnya drama pernikahan? karena pernikahan ini seperti lelucon.

"Dunia ini sempit ya kak! masih ingatkah dulu waktu kita SMA? kau menolaku di depan semua orang. Kau menghina fisiku dan sekarang lihatlah apakah aku yang sekarang sangat cantik?"

"Penampilanmu yang sekarang malah seperti wanita murahan bagiku."

"Deg" lagi-lagi lelaki di depanku ini menghinaku. Entah apa salahku sehingga ia begitu membenciku. Ku coba untuk tetap tersenyum akar diriku tak terkalahkan lagi olehnya.

"Oh ya? bagus dong berarti daripada penampilanku yang dulu yang kau bilang preman. Wow, sekarang diriku sudah naik level menjadi wanita murahan di di matamu. Memang aku terlihat seperti wanita murahan bukan? kakaku sendiri secara tidak langsung menjualku kepadamu.Ooops, atau malah sebaliknya kakaku yang menjualmu kepadaku."

Kulihat mata tajam Rama penuh amarah menyorot kepadaku. Aku sudah terbiasa dengan sikapnya ini kepadaku. Aku akan hadapi karena dia akan masuk ke dalam kehidupanku.

"Jangan berbesar kepala kau bisa menikah denganku. Sampai kapanpun aku tidak akan menganggapmu istriku. Pasti kepergian vania ada sangkut pautnya dengan dirimu. Atau ini memang ulahmu agar kau bisa menikah denganku."

Ucapan Rama membuatku sedih namun aku tetap menmpilkan senyuman agar terlihat kuat.

"Prok, prok, prok" aku bertepuk tangan setelah mendengar ucapan Rama.Bisa-bisanya lelaki itu menyalahkanku. Apa dia tidak melihat jika akulah yang menjadi korban karenanya dan kak vania.

"Anggap saja begitu, terserah dirimu mau menilaiku bagaima.Aku akan menyetujui pernikahan ini. Dan persiapkan dirimu untuk menjadi suamiku Kak R-A-M-A A-S-H-E-R

Sengaja aku menekankan namanya karena rasa kesalku atas tuduhanya kepadaku.

"Aku akan mengagalkan pernikahan ini, aku tidak sudi menikah dengan wanita licik sepertimu."

Hahahaha dia mengataiku wanita licik? kelicikan mana yang pernah ku perbuat. Mulutnya sangat pedas hingga menembus ke uluh hatiku.

"Kata-katamu sangat menyakitiku sayang, tapi tak apa karena kau tak akan pernah bisa mengagalkan pernikahan ini.Kakaku sendirilah yang membawamu masuk dalam kehidupanku. Bukankah barusan kau mengataiku wanita licik? mari kita lihat kelicikanku, sayang.

Kezia melangkahkan kakinya meninggalkan rama dengan senyuman getir. Ia segera mengusap air matanya yang tak sengaja menetes. Ia tak ingin di cap sebagai wanita lemah. Ia akan menghadapi semua masalah hidupnya seolah dirinya adalah wanita yang kuat.

"Akan ku buat kau bertekuk lutut di hadapanku Rama. Kebencianmu padaku sangat tidak wajar. Padahal aku tidak seperti yang kamu tuduhkan."

"Sayang di mana Rama? apa kalian sudah membicarakanya baik-baik?"

Rania mamanya rama bertanya kepadaku. Aku tersenyum mengangguk dan berkata pada semua orang yang berada di ruang keluarga bahwa aku menyetujui pernikahan ini.

"Aku setuju dengan pernikahan ini."

Semua orang yang berada di ruang keluarga tersenyum senang penuh kelega'an. Aku juga ikut senang melihat mereka senang. Kecuali Rama yang barusan datang dengan wajah datarnya.

"Ram, akhirnya Kezia setuju menikah denganmu, nak. Besok kalian fitting baju pengantin bersama mama.

Ucap Rani mamanya rama yang terlihat dari sorot matanya yang sangat bahagia.

Aku menyeringai puas melihat wajah rama yang terlihat mati kutu.Jangan kira kau bisa membuatku terpuruk lagi seperti dulu. Cukup sekali aku menjadi pecundang yang harus lari meninggalkan negaraku ini hanya untuk menghindarimu.

"Baiklah tante, kami akan fitting baju pengantin besok bersama tante."

"Kezi, panggil mama sayang, sebentar lagi kamu akan menjadi menantu mama, jadi kamu panggil tante mama ya, nak."

"Baiklah mama."

Beliau membawaku dalam pelukan hangatnya. Pelukan yang terasa nyaman bagiku seperti pelukan yang telah lama hilang semenjak sepeninggalnya mamaku.

"Bolehkan kezi memeluk tant, maksud kezi mama lebih lama. Kezi merasa nyaman seolah di peluk oleh mama kezi."

"Iya sayang, mulai saat ini kezi bisa menganggap mama seperti mama kezi sendiri."

Aku melepaskan pelukan kami dan menatap haru pada calon ibu mertuaku. Sikap dan sifatnya sangat jauh berbeda dengan Rama. Bahkan papa Rama juga jauh berbeda sikapnya dengan Rama. Entah Rama menuruni sikap siapa sehingga ada lelaki seperti itu di dunia ini.

"Akhirnya kita tetap akan menjadi besan tuan Afshen."

"Ya kau benar, akhirnya anak-anak kita akan tetap bersatu mengikat keluarga kita menjadi satu keluarga."

Mereka tertawa semua meluapkan rasa kebahagiaan. Aku juga ikut tersenyum senang setidaknya fokusku pada keluarga bukan pada Rama.

"Jaga adik gua, awas saja jika kau menyakitinya, Ram."

Adrian berbisik di dekat telinga Rama dan di angguki Rama. Lelaki itu ternyata berbakat juga di dunia acting. Lumayan juga jika dia menjadi seorang Actor film. Mungkin dia akan menjadi Actor yang sangat terkenal karena actingnya yang luar biasa.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Siapa yang merasa kesal dengan Rama? Angkat tanganya🤭

fitting gaun pengantin

Hari ini adalah waktunya aku dan Rama fitting baju pengantin. Aku mengenakan gaun selutut tanpa lengan berwarna lilac. Rambutku sengaja ku gerai dan memberi hiasan pita senada dengan gaunku.Tas kecil dan sepatu yang warnanya juga senada dengan dressku.

Ku pandang pantulan tubuhku yang ideal bertambah cantik saat mengenakan gaun ini. Aku harus tetap tampil cantik sebelum berperang melawan calon suamiku. Mengingat aku menyebut Rama sebagai calon suamiku sungguh sangat menggelikan.

"Perfect Kezia! kau sunggu cantik dan hanya lelaki bodoh seperti Rama yang menyia-nyiakan wanita sepertimu."

Aku tertawa ketika aku seperti orang gila yang berbicara sendiri dengan pantulan diriku di cermin.

"Sudahlah, aku harus ke butih sekarang juga. Ya beginilah nasip seorang pengantin cadangan. Berangkat ke butik sendirian tanpa di jemput calon suami."

Tak butuh waktu lama untuk aku sampai ke butik. Karena jarak butik tidak terlalu jauh dari rumahku. Di depan sana dari jarak jauh aku bisa melihat lelaki berjas hitam yang tak lain adalah Rama. Bolehkan aku GR dan berharap saat ini Rama menungguku.

Aku keluar dari mobilku ketika mobilku sudah terparkir rapi di parkiran samping butik. Dengan sangat anggun ku langkahkan kakiku m menghampiri Rama. Aku mengulum senyum saat mata lelaki lain memandangku terpesona. Sedangkan lelaki yang ku inginkan tetap fokus pada benda pipih yang sedari tadi ia mainkan.

"Ehemmm! apa kau sudah datang dari tadi, kak?"

Lagi-lagi aku mengulum senyum merutuki kebodohanku karena bertanya pada patung hidup. Tentu saja yang di tanya hanya diam saja seperti orang bisu. Apakah sangat menjengkelkan? tentu saja namun aku sudah terbiasa di perlakukan Rama seperti itu.

Ku gandeng tanganya Rama dan ku ajak memasuki butik. Kali ini dia hanya menurut karena di dalam sana Mama Rani sudah duduk manis menanti kedatangan kami.

"Ah sayang kau cantik sekali?"

"Terimakasih mama telah memujiku cantik dan maafkan Kezia telat datang dan membuat mama menunggu lama jadinya."

"Tidak apa-apa sayang, ayo nak langsung saja kamu coba gaun pengantinya. Rama temani calon iatrimu mencoba gaunya."

Hahahaha wajah Rama seperti terpaksa menuruti perintah mamanya. Dia mengikutiku berjalan di belakangku. Tak ku hiraukan dia dan langsung saja aku mencoba setiap gaun yang ku suka.

Dengan sengaja aku makin membuatnya marah ketika aku mencoba gaun yang sangat sexy dengan belahan dada yang menonjol dan paha mulusku yang terexpose.

Aku keluar untuk meminta pendapat Rama.Bukan kata-kata yang ku dapat namun tarikan tanganya yang membawaku masuk ke ruang ganti.

"Penampilanmu seperti wanita murahan, ganti gaunmu atau ku robek paksa saat ini juga."

"Sssst, pelankan suaramu sayang, bagaimana tanggapan para pegawai jika melihatmu menariku masuk di dalam ruangan ini. Mereka akan berfikir kita sedang berbuat mesum."

Ucapanku barusan membuat rahang Rama semakin mengeras. Dia langsung keluar begitu saja dan meninggalkanku di ruang ganti untuk berganti gaun yang di pilihkan Rama untuku. Tentu saja aku akan memakainya karena dari awal gaun pilihanyalah yang juga ku inginkan.

"Bagaimana penampilanku dengan gaun pilihanmu?"

Rama hanya meliriku sekilas tanpa berkomentar. Bahkan bukan pujian yang keluar dari mulutnya. Melainkan pujian dari pemilik butik, pegawai dan juga mama Rani.

"Nona, kau sungguh sangat cantik dan anggun mengenakan gaun ini. Kau akan menjadi pengantin wanita tercantik saat hari itu tiba."

"Terimakasih atas pujianya."

"Calon menantu mama sungguh cantik. Gaun ini sangat pas di tubuhmu yang ideal, nak."

"Terimakasih ma, Kezi mau gaun yang ini saja ma.Kebetulan tadi Ramalah yang memilihkan gaun ini untuku."

"Benarkah, berarti pilihan calon suamimu sangat tepat untukmu, nak."

Dua puluh menit kami berada di dalam butik. Dan saat ini mama Rani mengajaku ikut pulang ke rumah mereka. Bagaimana dengan mobilku?aku meninggalkanya di butik dan ikut masuk ke dalam mobil milik Rama. Aku melirik Rama yang mendengus kesal. Hahahaha, kini menjadi hobby baruku membuat Rama kesal.

Saat kami telah sampai di kediaman keluarga arshen. Mama Rani memintaku istirahat sebentar di kamar rama. Ini sangat gila, kami belum menikah tetapi mama Rani menyuruhku masuk ke dalam kamar Rama.

"Ram, antar Kezi ke kamarmu untuk istirahat, dia pasti lelah."

Lelaki itu menarik tanganku sangat kasar lalu mendorongku masuk ke dalam kamarnya. Untung saja keseimbangan tubuhku bagus waktu itu.

"Sayang kenapa kau mendorongku di sini. Seharusnya kau mendorongku di atas ranjang secara pelan. Apa kau sudah tidak sabar bercinta denganku?

Perkataanku sungguh seperti wanita murahan saja. Ku lihat kemarahan di wajahnya yang begitu terlihat jelas. Aku mengulum senyum, aku sangat suka membuatnya marah.

"Berhenti memanggilku dengan sebutan sayang. Kau sangat membuatku muak dasar wanita murahan."

Aku mendekatinya dan tanganku terulur untuk mengelus pipinya. Tanganku langsung di hempaskan kasar oleh rama.

"Ya,,,apapun yang kau ucapkan itu semua benar. Sudahlah tidak usah kau ucap berkali-kali aku memang wanita murahan di matamu."

"Kau memang berbeda dengan vania yang tak tersentuh. Kau lebih menjijikan dengan sikapmu yang semakin terlihat murahan."

"Sudahlah jika kau tahu aku murahan apa kau masih tetap ingin menggagalkan pernikahan kita? Lebih baik kau keluar aku ingin istirahat."

Sengaja aku menyuruh Rama keluar karena sisi lemahku kambuh lagi.Bagaimanapun aku tetap seorang wanita yang akan merasa sakit jika di katai kasar seperti itu. Namun semua ini tetap ku tutupi dengan kezia yang pemberani.

"Ini kamarku, jika kau lupa dan seharusnya kau yang pergi dari sini."

"Ayolah Rama apa kau lupa jika kau sendiri yang membawaku ke sini. Atau aku pulang saja dan kau akan kena marah mama Rani?"

Sepertinya Rama sangat takut dengan mamanya. Karena ketika aku menyebut nama mama Rani dia selalu diam.

Aku mengabaikan rama dan langsung membaringkan tubuhku di atas ranjang. Ku guling-gulingkan tubuhku seperti anak kecil. Rasanya ranjang ini sangat nyaman,apa karena ranjang ini milik Rama. Mungkin akan jauh lebih nyaman jika dia ikut berbaring dan menemaniku tidur.

"Cuci kaki dan tanganmu sialan,,,kau mengotori ranjangku."

"Aku tidak mau,,,!aku lelah, aku mau istirahat sebentar dan keluarlah."

Rama menarik tanganku menyuruhku ke kamar mandi. Aku terus menolah hingga tubuhnya terhuyung jatuh ke atas tubuhku.

Jangan di bayangkan seperti adegan romantis yang saling menatap dengan tatapan penuh cinta. Justru sebaliknya tatapanya semakin tajam menusuk sampai ke pupil mataku.

"Sayang bersabarlah jangan mengajaku bercinta saat ini. Tunggulah beberapa hari lagi ketika kita sudah menikah."

Rama langsung berdiri menjauh dari tubuhku. Lagi-lagi aku mengulum senyum karena berhasil membuatnya emosi lagi.

"Jangan harap aku akan menyentuhmu setelah pernikahan sialan itu terjadi. Mungki saja tubuhmu sudah di jamah ribuan lelaki di inggris sana."

"Deg," Begitu hinakah aku di matanya hingga ia berkata tanpa memikirkan perasaanku. Hatiku sangat terluka dengan kata-katanya barusan. Diriku masih suci meskipun diriku tinggal di negri yang bebas.

"Hahaha, terserah kau saja,aku mau tidur."

Ku tutup seluruh tubuhku menggunakan selimut. Air mataku menetes karena sedari tadi aku menahanya. Ternyata aku bukan wanita yang kuat dan lebih tepatnya hanya berpura-pura kuat.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Hai Readers, ada yang merasa kesal gak? Enaknya di apain si Rama, ya?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!