NovelToon NovelToon

Kutukan Cinta Pria Arrogant

Panglima Perang Arrogant

"Tolong ampuni saya. Saya mohon, tolong jangan bunuh putra saya. Dia baru saja berusia 10 tahun tolong, jangan lakukan ini." Ucap seorang wanita yang merupakan ibu dari seorang anak yang tengah memohon kepada seorang Panglima perang yang tampak bengis itu.

"Tidak ada pengampunan yang diberikan kepada siapapun yang mencoba untuk masuk ke dalam kediaman Panglima perang!!!"

Dia adalah seorang Panglima perang. Merupakan seorang pria berhati dingin yang sudah mengambil ribuan nyawa tanpa belas kasihan.

Hari demi hari, Panglima perang itu terus membunuh banyak orang.

"Panglima perang ada di sini...." Semua orang berteriak menyambut kedatangannya.

"Hmmmpp!" Dia tidak menghiraukan semua orang dan kemudian berjalan masuk ke dalam istana untuk menemui Sang Raja.

"Yang Mulia..." Ucap pria itu membungkuk di hadapan Sang Raja dengan penuh hormat.

"Kau boleh berdiri." Ucap Sang Raja yang membuat Panglima Perang itu lantas berdiri.

"Kau sudah menjadi Panglima Perang yang sangat hebat dari negara kita ini dan kau adalah orang yang paling dipercaya disini." Lanjut Sang Raja.

"Yang Mulia, apa yang bisa saya lakukan untuk Yang Mulia selanjutnya?" Tanya Panglima Perang itu.

"Kita harus mengambil alih Kerajaan Y, dan jangan biarkan keluarga kerajaan itu tersisa..." Sang Raja hendak berdiri.

"Tapi Yang Mulia, Kerajaan Y selama ini merupakan sahabat yang memiliki hubungan baik dengan negara kita."

Sang Raja berjalan mendekat kearah Panglima Perang itu.

"Iya kau benar, tapi Kerajaan Y mempunyai agricultural yang hebat. Dan itu akan sangat bermanfaat bagi kita, jika Ying akan menjadi bagian dari negara kita." Ucap Sang Raja seraya menepuk pundak Panglima Perang itu dan berjalan kembali ke kamarnya.

Panglima Perang itu kemudian bersiap untuk melakukan peperangan untuk menyerbu Kerajaan Y.

Setelah beberapa bulan lamanya, peperangan itu mengambil banyak nyawa dari orang-orang yang tidak bersalah dan anak-anak yang semuanya juga dibunuh.

Panglima Perang itu tidak memberikan pengampunan kepada siapapun, karena bagaimanapun dia adalah Panglima Perang yang dikenal amat sangat kejam.

Di dalam istana Kerajaan Y...

"Apa sebenarnya yang sudah kami lakukan? Kenapa kalian melakukan semua ini kepada kami?" Ucap Raja dari Kerajaan Y.

Raja Kerajaan Y adalah orang yang terkenal sangat baik.

"Kau adalah orang yang sangat baik, tapi dunia ini tidak membutuhkan dirimu sekarang...!" Ucap Panglima Perang itu kemudian menusuk raja itu dengan pedang miliknya.

"Tolong biarkan kami pergi. Kami tidak akan kembali lagi kemari." Ucap Sang Ratu dengan menangis dan berlutut di hadapan Panglima Perang yang kejam itu.

Panglima perang itu menyeringai dan melihat kearah Ratu.

"Kenapa kau juga tidak pergi bersama suamimu yang sudah mati sekarang ini."

"Kumohon jangan." Sang Ratu terus memohon kepada Panglima Perang yang kejam itu.

"Kami tidak memberikan pengampunan apapun dan kami tidak akan pernah melakukannya." Ucap Panglima Perang itu, lalu dengan sekali tebasan ia memenggal kepala Sang Ratu.

Putri dari Kerajaan Y dibawa menghadap ke arah Panglima perang itu.

"Oh, jadi kau mencoba untuk bersembunyi dariku? Tapi itu tidak ada gunanya." Ucap Panglima perang itu dengan senyuman jahat dan berjalan mendekat kearah Sang Putri.

"Lihatlah, ayah dan ibu mu sudah mati." Ucap Panglima Perang seraya menunjuk kearah kedua tubuh yang sudah tak bernyawa itu.

"Beraninya kau! Ayah ku selalu membantu negara mu dalam peperangan. Bagaimana bisa kau mengkhianati orang-orang yang sudah membantu dirimu." Ucap Sang Putri dengan penuh kemarahan.

"Kau berani berteriak kepadaku!" Ucap Panglima Perang itu kemudian menampar Sang Putri dengan begitu keras yang membuat pipi Sang Putri tampak memerah.

"Kau akan mati di tanganku sekarang juga." Ucap Panglima Perang itu dan dia kemudian menarik rambut Sang Putri dan menariknya keluar dari ruangan itu.

Sang Putri berteriak kesakitan.

"Diam lah!" Teriak Panglima Perang.

Tanpa segan, dia lalu mendorong Sang Putri dari atas istana yang tinggi itu.

"Aaahhhh!!!!" Teriak Sang Putri yang terjatuh dan langsung meregang nyawa.

"Kaisar, apa perintah selanjutnya?" Ucap para prajurit yang berlutut di hadapan Panglima Perang yang kejam itu.

"Informasikan kepada Yang Mulia bahwa semua orang termasuk keluarga kerajaan dari Kerajaan Y sudah mati. Kita akan segera kembali." Ucap Panglima Perang itu dan berjalan turun untuk keluar dari dalam istana Kerajaan Y.

"Semuanya... Bakar semua rumah yang ada disini." Ucap Panglima Perang memberikan perintah kepada para prajurit nya.

Dalam sekejap, semua rumah yang ada di Kerajaan Y mulai mereka bakar.

Semua orang tidak terjadi ke istana...

"Selamat datang, Panglima perang yang perkasa...."

Ada banyak orang yang menyambut kedatangan mereka tapi orang-orang itu tidak tahu bagaimana kejamnya Panglima perang itu dan bagaimana dia begitu bekerja keras untuk negara mereka.

Seperti biasanya, Panglima perang itu selalu tidak menghiraukan orang-orang dia juga tidak bahagia dan tidak juga merasa senang dia hanya terlihat normal seperti biasa dan masuk ke dalam istana.

Pintu istana terbuka dan sang raja menyambut kedatangan Panglima perang itu.

"Kerja bagus." Ucap Sang Raja yang tampak begitu bahagia tapi Panglima perang itu tampak tidak menunjukkan ekspresi apapun wajahnya hanya terlihat tidak bahagia.

Meskipun sebenarnya dia mempunyai kekuatan yang jauh lebih besar dari Sang Raja tapi dia selalu menghormati Sang Raja.

Kisah tentang Panglima perang itu dimulai sekarang.

Dia adalah Panglima perang yang begitu perkasa namanya Panglima Xander. Seorang pria berhati dinginnya tidak punya rasa belas kasihan terhadap siapapun.

Xander mulai menjadi seorang pria yang begitu dingin saat keluarga yang dia cintai terbunuh oleh orang dekatnya. Setelah itu dia pun berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak akan pernah mengampuni siapapun.

Untuk melanjutkan hidupnya Xander berkelahi dan terus berkelahi. Dia seorang pria yang begitu kuat dibanding siapapun yang ada di negara itu. Kemudian dia bertemu dengan Sang Raja di sebuah kompetisi dan setelah itu kemampuannya itu mendapatkan perhatian dari Sang Raja.

Saat itu dia masih berusia 15 tahun saat dia membunuh seseorang, dia harus membunuh banyak orang untuk menjadi panglima perang.

Di dalam kastil....

"Panglima Xander, ayo kita berjalan-jalan di sekeliling hutan." Ucap Sang Raja kemudian keduanya menaiki kuda untuk mengelilingi hutan.

"Panglima Xander, kau adalah pria yang kuat dan orang yang bisa dipercaya dimana tidak akan ada kerajaan ini jika kau tidak ada di dalam peperangan selama ini." Ucap Sang Raja berbicara tentang perang yang sudah dilewati di masa lalu.

Tiba-tiba muncul seorang wanita tua berdiri di hadapan mereka.

"Menyingkirlah dari jalanan itu." Teriak Xander pada wanita tua itu.

Wajah Xander tampak begitu marah melihat wanita tua itu.

Bersambung....

Kutukan & Masa Depan

Wanita tua itu mulai memohon pada Panglima Xander.

"Tolong bantu aku dan suamiku, kami kelaparan. Bisakah kau memberikan kami makanan? Rumah kami sudah dibakar." Ucap wanita tua yang tidak tahu bahwa dua orang yang ada di hadapannya itu adalah Raja dan Panglima perang yang menyerang negara mereka.

"Jadi, kau adalah orang dari Kerajaan Y..."

Xander turun dari atas kuda nya. Dia melihat kearah Raja dan kemudian Raja itu mengangguk.

"Iya, tolong bantu kami." Ucap wanita tua itu, berpikir bahwa Xander akan membantunya.

"Di mana suamimu?" Tanya Xander.

"Dia ada di sini." Jawab wanita tua itu.

Ada seorang pria tua yang duduk dibawah pohon. Dia tampak lemah dan kotor.

"Kasihan sekali kau, karena kau harus mati." Ucap Xander seraya menarik leher pria tua itu.

"Tidak...!" Teriak wanita tua yang lemah itu.

Tapi dia mencoba sekuat mungkin untuk menarik tangan Xander dari leher suaminya.

"Yang Mulia...." Ucap para pengawal yang datang setelah mendengar teriakan wanita tua itu.

"Kami baik-baik saja, hanya menyelesaikan sesuatu!" Ucap Xander.

Pria tua itu sudah mati, Xander kemudian membasuh tangannya di sebuah danau.

"Hei kau wanita tua, bagaimana caramu ingin mati?" Ucap Xander seraya mengacungkan pedangnya pada leher wanita tua itu.

Mata wanita tua itu dipenuhi kemarahan. Dia terlihat langsung menatap ke arah mata Xander.

"Aku mengutuk mu bahwa orang yang paling kau cintai akan mati dan menghilang dihadapan mu. Hari itu akan menjadi hari yang paling bahagia dibanding sebelumnya bagimu, tapi pada jam berikutnya awan hitam akan mengelilingi dirimu dan kemudian hari akan hujan. Lalu orang yang kau cintai itu akan menghilang. Aku mengutuk mu, bahwa kau tidak akan pernah mati sampai kau bisa menemukan orang itu. Di kehidupan yang kedua, kau akan merasakan bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang paling kau cintai!"

Sang raja menertawai wanita tua itu.

"Ha! Ha! Kutukan mu benar-benar tidak bisa dipercaya. Tidak ada orang yang bisa hidup selamanya, semua orang pasti akan mati." Ucap Sang Raja.

"Aku mengutuk mu, bahwa kau akan mendapatkan sakit yang parah dan mati karena penyakit itu. Kemudian negara ini tidak akan punya seorang Raja lagi." Ucap wanita itu dengan menunjuk ke arah Sang Raja.

"Hentikan omong kosong mu...!" Ucap Panglima perang Xander kemudian menendang wanita tua itu kedalam danau.

Wanita tua itu tenggelam, kemudian meninggal.

"Ayo kita kembali." Ucap Sang Raja.

Semua orang kemudian kembali ke istana.

Kutukan itu lantas mulai menjadi kenyataan setelah beberapa bulan. Sang Raja mulai sakit dan dia semakin melemah setiap harinya.

"Xander... Tolong jagalah kerajaan ini. Sepertinya, kutukan yang dibuat oleh wanita tua itu menjadi nyata. Tapi, kau mendapat kutukan bahwa kau tidak akan pernah mati. Jadi kau harus menjaga negara ini dengan baik." Ucap Sang Raja kemudian batuk dengan mengeluarkan banyak darah.

"Yang Mulia...." Ucap Xander, namun Raja kembali terbatuk dengan semakin parah.

Sang Raja pun mati, membuat seluruh kerajaan dan negara diliputi kesedihan.

Xander kemudian membuat negara itu menjadi begitu mandiri. Dia membawa demokrasi dalam negara itu dan orang-orang sangat puas dengan apa yang dia lakukan. Tapi kemudian dia menghilang seperti tertiup angin dan tidak muncul di manapun dan bahkan orang-orang mulai melupakan dirinya.

Banyak orang berkata bahwa Xander sudah meninggal tapi...

Dia masih hidup. Dia hidup dengan normal seperti orang-orang lainnya. Namun setiap harinya, dia tidak pernah bahagia dan dia sudah terbiasa seperti itu. Kutukan itu masih ada pada dirinya.

Setelah 130 tahun, semuanya mulai berubah ke era modern.

Di sebuah jalanan kosong di mana tidak ada orang yang melewati jalanan itu karena merasa takut. Orang-orang menyebut jalanan itu sebagai 'jalan mematikan'. Tapi hanya ada satu rumah disana. Ada sebuah rumah besar dan mewah yang terlihat tampak baru.

Di dalam rumah mewah itu, tinggallah Xander seorang diri selama 150 tahun, dia sudah tinggal di sana. Dia benar-benar sudah tidak ingin hidup lagi. Dia mencoba yang terbaik untuk membunuh dirinya sendiri tapi semuanya tidak bekerja dia tetap hidup.

Orang-orang menyebut dirinya arogan dan banyak hal buruk lainnya. Tidak ada orang yang suka berbicara dengannya, dia sendiri juga tidak pernah berbicara dengan siapapun.

Ia tidak pernah berbicara dengan seseorang. Tapi sepanjang malam saat dia merasa sedih, dia sering menyanyikan beberapa lagu.

Setelah malam berlalu, pagi pun datang. Dia mulai bersiap untuk pergi bekerja.

Iya benar sekali, dia juga bekerja. Dia membuka sebuah toko kecil kemudian bertahun-tahun setelah itu dia menjadi sangat sukses.

Dia mempunyai banyak uang dan di masa lalu, dia mulai mencoba membangun perusahaan lainnya. Di tahun ini, dia mempunyai perusahaannya sendiri yang menjual banyak kebutuhan seperti furniture pakaian dan juga makanan.

Dia adalah seorang pebisnis terkenal di seluruh negeri, bahkan di era modern nama dari negara yang ditinggali sejak zaman dahulu kala tidak pernah berubah. Di mana tidak ada seorangpun yang bisa mengenali sejarah dari negara itu, semuanya karena Panglima perang itu dan kesetiaan nya kepada negaranya.

Di perusahaan milik Xander...

"Selamat pagi Bos..." Semua orang memberikan salam kepadanya.

Xander masuk ke dalam ruangan nya dan kemudian mulai bekerja dengan dokumen di atas meja nya.

"Xander...." Seorang wanita masuk ke dalam ruangan nya.

"Apa?" Ucap Xander dengan begitu arogan.

Wanita itu berjalan mendekat kearah Xander.

"Aku merindukanmu. Ayo kita makan malam nanti."

"Aku bosan dengan dirimu. Pergilah dari sini, bawa cek ini dan menjauh lah dari ku." Ucap Xander dengan membuang sebuah cek yang terjatuh di lantai.

"Tapi Xander, aku mencintaimu. Aku akan melakukan apapun untuk mu." Ucap wanita itu mencoba mendekati Xander.

"Apapun!" Ucap Xander dengan wajah yang menyeringai.

"Iya, apapun itu." Ucap wanita itu.

Xander adalah orang yang berhati dingin. Semua yang dia lakukan tahun ini hanya mengejar banyak wanita. Kemudian membuang mereka begitu saja, saat dia merasa bosan kepada para wanita itu.

"Kalau begitu, kenapa kau tidak memberikan semua uangmu kepadaku dan kemudian kau tinggal saja di jalanan." Ucap Xander yang membuat wanita itu tidak mengatakan apapun.

"Aku...."

'Siapa yang bisa menerima untuk hidup di jalanan!'

"Keluarlah sekarang. Aku tidak menginginkanmu lagi. Kau membosankan." Ucap Xander.

Wanita itu mengambil cek itu dan berjalan dengan cepat, keluar dari ruangan Xander.

Xander menghela napas.

'Kapan aku bisa mati dengan tenang?'

Xander belum pernah bisa menemukan wanita yang bisa menghapus kutukan yang ada pada dirinya. Jadi dia mulai mengencani setiap wanita, tapi dia tidak pernah jatuh cinta kepada mereka.

Dan sekarang waktunya untuk menceritakan tentang pahlawan di kisah Xander ini...

Di sebuah Universitas H...

"Sherly...!!! Ini, kau melupakannya." Seorang teman Sherly memberikan sebuah kertas yang dibutuhkan untuk diserahkan Sherly pada dosen.

"Oh! He! He!" Sherly lantas mengambil kertas itu dan pergi ke ruangan dosen.

"Oh, kau membawanya. Sini, biar aku membantumu." Ucap dosen wanita itu membantu Sherly.

"Saya akan kembali Bu." Ucap Sherly hendak pergi, tapi dosennya kembali memanggil namanya.

"Sherly, kami membutuhkan banyak benda lainnya untuk proyek sains. Jadi, persiapkan semuanya dan ini list barang yang diperlukan." Dosen wanita itu memberikan kertas bertuliskan barang-barang yang diperlukan.

"Tapi Bu, saya tidak tahu dimana saya bisa membeli barang-barang ini." Ucap Sherly melihat kearah kertas yang dipegang nya itu.

Dosen Sherly mengeluarkan sebuah kartu.

"Ini, kau bisa mendapatkan semuanya dari sini. Aku sebenarnya yang harus memberikan semua ini untukmu. Tapi aku punya urusan lain yang sangat penting. Aku harus pergi sore ini, jadi...."

"Tidak masalah, terima kasih Bu..." Ucap Sherly seraya memasukkan kartu itu kedalam sakunya kemudian keluar dari ruangan dosen.

Bersambung...

Tentang Sherly

Sherly kembali ke kelasnya.

"Sherly kemari lah." Seorang temannya memanggil dirinya.

"Ada apa?" Tanya Sherly seraya melihat ke sekeliling dan berjalan mendekat ke arah temannya itu.

Para teman Sherly menarik dirinya mendekat.

"Lihat pria itu." Ucap mereka seraya menunjuk ke arah seorang pria yang berada di luar kelas mereka.

"Iya, ada apa dengannya?" Tanya Sherly lagi.

"Wanita tercantik di kampus kita ini berhubungan dengannya."

Mata Sherly membelalak.

"Benarkah? Aku sama sekali tidak mengetahuinya." Balas Sherly dengan raut wajahnya yang tampak terkejut.

Teman-teman Sherly melihat kearah wajah Sherly dengan raut yang kecewa.

"Seluruh kampus mengetahui hal itu, hanya kau saja yang tidak mengetahui hal yang seperti ini."

"Baiklah, baiklah. Ayo kita keluar sekarang. Aku merasa bosan berada di sini." Ajak Sherly.

"Sherly, kita masih ada kelas nanti. Ini akan menjadi keenam kalinya kita melewati kelas nanti." Ucap teman Sherly.

Sherly memang sering membolos sekedar untuk pergi makan, saat dia merasa bosan belajar di kampus.

"Aku tidak peduli. Hari ini aku yang mentraktir kalian. Jika kalian tidak mau ikut, maka baiklah. Aku bisa pergi sendiri dan makan sepuasnya." Ucap Sherly seraya berdiri dan perlahan berjalan kearah pintu.

Kedua temannya itu lantas berlari dan memegang tangan Sherly.

"Ingat ya, kau yang mentraktir kami hari ini. Jadi jangan tarik kata-katamu nanti." Ucap kedua sahabatnya berbarengan.

"Aku janji, tidak akan melakukannya. Sekarang ayo kita pergi." Ucap Sherly mengajak kedua sahabatnya itu.

Mereka semua lantas berjalan pergi ke arah pintu kelas.

"Apakah jalanan sudah aman untuk dilewati?" Tanya Sherly.

Seorang temannya uang bernama Bella mendapat tugas untuk mengintip.

"Iya... Aman." Balas Bella.

Sherly dan Bembi mengikuti langkah Bella yang berjalan lebih depan.

"Kau berjalanlah lebih dulu." Titah Sherly.

Mereka semua lantas memanjat tembok pembatas satu persatu.

"Akhirnya kita bisa keluar dengan aman."

Mereka semua menghela napas lega, kemudian cekikikan bersama.

"Sherly, pokoknya hari ini aku mau makan daging yang banyak." Ucap Bella dengan suara yang penuh kesenangan dan bersemangat.

"Kalau aku mau makan ayam." Ucap Bembi tak kalah bersemangat.

"Iya... Iya... Kalian akan makan sepuasnya." Balas Sherly.

Mereka semua lalu pergi ke sebuah warung makan yang sudah menjadi langganan mereka sejak lama. Hampir setiap hari mereka akan datang untuk makan di warung sederhana itu.

"Paman, kami ada di sini." Teriak mereka semua dan mulai duduk di tempat biasa.

"Ya Tuhan, apakah kalian kembali membolos dari kelas kalian lagi?" Ucap pemilik warung makan itu keluar dari arah dapur.

"Kami merindukan makanan paman, jadi kami datang untuk makan." Ucap Sherly dengan cekikikan.

Sherly dan kedua sahabatnya memang bersikap sangat ramah kepada pemilik warung itu. Mereka semua sudah begitu akrab dan tak canggung untuk mengobrol santai.

Pria pemilik warung itu hanya bisa menggelengkan kepalanya tersenyum setelah mendengar apa alasan para gadis itu sampai membolos dari kelas mereka.

"Hmmmm, baiklah. Jadi apa yang ingin kalian makan hari ini?" Pria paruh baya itu tampak bahagia melihat mereka semua.

"Paman, kami mau ayam, dua daging dan beberapa minuman seperti biasanya." Ucap Sherly mulai memesan dengan begitu bersemangat.

"Baiklah, kalau begitu tunggulah di sini. Aku akan memasak untuk kalian semua." Ucap pria paruh baya itu lantas masuk ke dalam dapur.

"Sherly ayo kita pergi karaoke nanti malam, mumpung malam minggu." Ucap Bella.

"Benar, ayo kita keluar." Sambung Bembi.

Sherly menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak bisa. Aku harus pergi membeli beberapa barang untuk proyek sains." Ucap Sherly dengan menghela napas panjang.

"Haah... menyedihkan sekali kau ini. Kalau begitu ayo kita pergi malam minggu berikutnya saja."

Mereka semua pun setuju dan berjanji akan pergi di malam minggu berikutnya untuk karaoke.

Tiba-tiba, seorang wanita paruh baya muncul dari pintu masuk warung dan mendekat ke arah mereka.

"Waah, kalian semua ada disini." Ucap wanita paruh baya itu yang membuat Sherly dan kedua temannya langsung menoleh ke arah suara.

"Bibi sudah kembali." Pekik mereka semua lalu memeluk wanita paruh baya itu.

"Tentu saja, aku sudah kembali sejak kemarin." Ucap wanita paruh baya itu.

Dia adalah istri dari pria pemilik warung makan dan sama seperti suaminya, dia juga sangat akrab dengan Sherly dan kedua temannya itu. Wanita paruh baya itu seolah sudah menjadi Ibu kedua bagi mereka semua.

"Kenapa tangan bibi menjadi sedikit kasar?" Tanya Sherly yang memegang tangan wanita itu.

Setelah mendengar ucapan Sherly, kedua temannya langsung bergantian memegang tangan wanita itu.

"Iya benar, kenapa jadi kasar seperti ini?" Tanya Bella lagi.

"Ya begitulah, Bibi harus melakukan banyak pekerjaan di kampung, jadi seperti inilah hasilnya..." Balas wanita itu tersenyum.

Mereka semua lantas duduk dan mulai mengobrol.

Beberapa saat kemudian, pria pemilik warung keluar dari arah dapur.

"Pesanan kalian sudah siap." Ucap pria pemilik warung dengan membawa makanan yang dipesan oleh Sherly dan teman-temannya.

Makanan itu sudah disajikan di atas meja dengan begitu rapi.

"Waaah aromanya enak sekali." Ucap Bembi yang tampak ingin langsung menyantap makanan yang ada dihadapannya.

"Suamiku, berikan mereka diskon 20% dariku." Ucap sang istri.

"Baiklah seperti yang kau katakan." Ucap sang suami dengan tersenyum.

"Waah, terimakasih paman dan bibi." Ucap Sherly dan teman-temannya dengan raut wajah senang.

"Para gadis kesayanganku ini adalah pelanggan yang setiap hari datang kemari. Jadi, tentu saja kita akan memberikan kalian diskon." Ucap sang istri.

"Terima kasih." Ucap Sherly dan teman-temannya bahagia.

"Sekarang makanlah. Bibi mau bantu-bantu dulu di dapur."

Sherly dan teman-temannya lantas mengangguk lalu mulai makan dengan lahap.

Beberapa saat kemudian...

Mereka sudah selesai makan dan kemudian berjalan keluar.

"Sherly, ingatlah untuk kembali ke rumah secepatnya, oke! Kami akan pulang lebih dulu sekarang." Ucap Bella yang disambut anggukan kepala Sherly.

Mereka semua memang tinggal bersama di sebuah rumah.

"Baiklah, aku akan kembali dengan cepat nanti, oke!" Sherly melambaikan tangannya kepada mereka.

Sherly lalu melihat kearah kartu yang diberikan oleh dosennya tadi, dimana kartu itu merupakan sebuah peta kecil. Jadi Sherly pun mengikuti peta itu.

"Akhirnya aku sampai juga disini." Ucap Sherly saat tiba di sebuah toko.

"Pak, bisakah anda memberikan saya barang-barang yang ada di dalam list ini..." Ucap Sherly seraya memberikan kertas berisi list barang-barang yang harus dibeli.

Penjaga toko itu mengangguk, kemudian dia mulai mengambil semua barang yang dibutuhkan oleh Sherly.

Beberapa saat kemudian...

"Ini dia, semuanya sudah ada di dalam tas ini." Ucap penjaga toko.

"Terimakasih banyak Pak." Ucap Sherly seraya membayar tagihan dan kembali ke rumahnya.

Bembi menelepon Sherly.

"Halo..." Ucap Sherly.

"Sherly belikan aku mie instan cup, saat kau kembali ke rumah nanti, oke."

"Baiklah nanti aku belikan. Aku akan mengambil jalan pintas supaya bisa cepat sampai ke rumah, tunggulah sebentar." Ucap Sherly seraya mulai berjalan melewati jalan pintas itu.

Dan disana lah semuanya dimulai....

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!