Munawar yang sedang asik mengobrol dengan Fariz, terhenti ketika seseorang masuk dari pintu utama.
'' itu istri ku pulang'' kata Munawar
'' Eh ada pak Fariz, sudah lama tidak berjumpa pak '' sapa Marlina istri Munawar dan duduk disampingnya Munawar
'' iya, kenapa tidak main main kerumah buk Marlina, istri saya selalu bertanya tentang anda '' kata Fariz
'' Oia saya juga sangat ingin bertemu dengan ibu Fitri, tapi akhir akhir ini saya sangat sibuk'' kata Marlina.
Setalah mengobrol beberapa saat Munawar dan Marlina ingin bicara sesuatu kepada Fariz.
'' Faris, aku tau kalau ini terlalu terburu buru, aku ingin berbicara sesuatu dengan kamu'' Munawar serius
'' Ada apa, apa ada masalah? tanya Fariz heran.
'' Eh tidak tidak, tidak sama sekali, sebenarnya aku dan istriku berencana Minggu depan akan berkunjung ke rumahmu, karena kamu sudah lebih dulu datang, aku ingin bicara langsung saja'' kata Munawar agak tidak enak
'' Baiklah, katakanlah munawar, kita kan sahabat tidak perlu sungkan begitu'' kata Faris
'' Begini Fariz, aku berniat menjodohkan putraku dengan putrimu, aku sudah tidak muda lagi, aku ingin putraku mendapatkan seorang istri yang baik, dan aku pikir Annisa adalah orang yang tepat untuk mendampingi putraku, karena aku sudah mengenal Anissa dari kecil, maka dari itu aku ingin persahabatan kita terjalin sampai kepada anak anak kita'' jelas Munawar panjang lebar
'' Iya pak Faris, anak kami tak kunjung mencari seorang pendamping, setelah ditinggal pacarnya yang terdahulu'' timpal Marlina
'' Tapi apa anak mu mau dijodohkan begitu'' tanya Faris
Kalau dia patuh pada perkataan kami, aku yakin dia tidak akan menolak'' jawab Munawar dengan yakin.
'' Aku belum bisa memberimu keputusan, aku sangat bahagia jika anak anak kita bisa menikah, tapi semua kembali kepada putriku, aku akan coba bicarakan dulu dengan anissa'' jelas Faris
'' Baiklah Fariz, aku berharap mendapatkan kabar baik darimu, tidak menyangka kalau Tuhan mengijinkan kita akan menjadi keluarga'' kata Munawar dan tersenyum.
setelah lama berbicara dirumah Munawar, Faris pun pamit untuk pulang.
Hari menjelang sore ketika Faris sampai dirumah, istrinya Fitri sudah lebih dulu berada dirumah dan memasak untuk makan malam, sementara Anissa tertidur di dalam kamar karena kelelahan membantu ibunya berjualan.
'' Ayah sudah pulang'' kata Fitri
'' iya bunda, Oia bunda ayah ingin bicara sesuatu yang penting duduk lah dulu'' kata Faris tersenyum
'' Ada apa yah? tanya Fitri dan duduk disampingnya Faris
Tadi ayah kerumah menawar, terus Munawar dan istri nya berniat datang kerumah kita kebetulan bapak datang, terus Faris menceritakan keinginan dari pada sahabatnya yang berniat menjodohkan putra mereka dengan putri kita Bun.
'' Bunda rasa Anis tidak akan setuju yah'' kata Fitri cemas
Anis adalah panggilan ayah dan bundanya Serta orang terdekat Anissa.
'' Ayah akan coba bicara dengan Anis dulu, dia harus mau'' kata Faris dengan sedikit tinggi
'' Baiklah terserah ayah'' kata Fitri dan kembali kedapur untuk melanjutkan memasak untuk makan malam
Tidak berapa lama, Anis keluar untuk makan malam.
'' Ayah sudah pulang, gimana om Munawar sehat? tanya Anis
'' Sehat Anis !! Oia ayah ingin bicara sesuatu yang penting'' Faris memulai percakapan
'' Ada apa yah'' jawab Anis heran
'' ayah sama Om Munawar sudah sepakat untuk menjodohkan Anis dengan anak nya om munawar'' kata Faris
'' Maksud nya giman yah, ayah jangan bercanda ya'' tanyak balik Anis
'' Ayah serius anis'' kata Faris dengan wajah serius
Anis pun terdiam sejenak memikirkan perkataan ayah nya.
Bersambung
'' kenapa mendadak sekali si yah, Anis belum siap untuk nikah secepat ini'' kata Anis dengan wajah kecewanya
'' Anis juga ingin kuliah seperti teman teman Anis'' ucapnya lagi
'' kamu bisa kuliah setelah kamu menikah nanti, om menawar tidak mempermasalahkan itu'' kata Faris
'' pokok nya Anis gak mau titik'' teriak Anis sambil berlari menuju kamarnya
'' Anis makan dulu sayang'' bunda mengetuk pintu kamar anaknya
'' Anis gak lapar bun'' teriak Anis dari dalam kamar.
Anis menangis dalam kamar memikirkan perkataan ayahnya..
Kenapa sih ayah gak pernah mau mengerti tentang keinginan ku, kenapa ayah selalu memutuskan sesuatu tanpa bertanya dulu dengan ku.
Setelah cukup lama didalam kamar akhirnya Anis keluar kamar menuju dapur, karena dari tadi sore Anis belum makan dan sekarang perutnya tidak bisa diajak kompromi lagi.
Bunda yang tidak bisa tidur memikirkan Anis yang belum makan malam pun mendengar pintu kamar Anis dibuka .
Lalu bunda melihat Anis didepan dapur , Anis kamu udah makan nak tapi Anis tidak menjawab
'' Anis, kamu harus mengerti ayah melakukan semua ini demi kebaikan kamu, tidak ada orang tua yang tak ingin anak nya tidak bahagia setiap orang tua menginginkan anak nya memiliki pasangan yang tepat, bukan cuma persahabatan ayah yang akan terjalin nak, tetapi semua nya nak seluruh anggota keluarga kita akan semakin kuat dengan pernikahan ini'' bunda mencoba meyakinkan Anis
''iya kenapa harus dengan menikah si bun, Anis juga ingin kuliah seperti teman teman anis'' jawab Anis dengan sesegukan
'' Anis juga ingin buat ayah sama bunda bahagia dengan prestasi Anis.
'' Anis juga ingin membahagiakan ayah sama bunda dengan hasil kerja Anis sendiri'' lanjut Anis
'' sayang, kami tidak melarang cita cita Anis kalau Anis ingin membahagiakan kami, justru kami bangga dengan Anis, tapi alangkah baiknya jika Anis menikah dengan Nabil itu akan lebih membuat kami senang lagi, karena kami sudah mengenal Nabil dari kecil maka dari itu kami tidak ragu untuk menikahkan kamu dengan nya'' kata bunda sambil mengelus kepala putri kesayangan nya
'' ayah menikahkan Anis dengan Nabil bukan karena uang kan bun'' tanya Anis sambil menatap bundanya
'' sayang orang tua Nabil memang orang kaya, tapi ayah selalu menjaga harga dirinya, lagian hidup kita tidak kekurangan meski kita tidak kaya, tapi kita bahagia dengan apa yang kita punya'' kata bunda menepis segala keraguan Anis
Anis pun mengambil selimut dan berbaring menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
'' pikirkanlah sayang, selamat malam'' kata bunda terus mengecup kepala putri kesayangan nya.
setelah bunda pergi dari kamar Anis pun bangun dan memikirkan permintaan orang tua nya.
ke esok harinya Anis sudah bersiap siap untuk pergi ke toko membantu orang tua nya berjualan.
'' jadi kamu sudah memikirkan tentang keputusan mu nak? tanyak Faris
" iya Anis mau yah , asalkan Anis dibolehkan untuk kuliah, ini kan yang ayah mau, sekarang ayah bahagiakan" kata Anis dang langsung berangkat ke toko
" yah, bunda jadi kasian sama Anis, apa kita tidak terlalu memaksakan nya" kata bunda sedih.
" sudah lah Bun, ayah juga tidak akan langsung setuju jika itu bukan Nabil, Nabil anak yang baik, masa depan Anis akan terjamin jika Anis menikah dengan Nabil" kata Faris meyakinkan istrinya untuk tidak terlalu cemas.
"terserah ayah'' saja, bunda hanya ingin anak perempuan satu satunya bunda bahagia itu saja" kata bunda
setelah sarapan ayah sama bunda bersiap siap untuk berangkat ke toko mereka seperti biasa untuk berjuala.
Bersambung
" semoga kalian menyukai novel ini y.
Faris dan Fitri sudah sampai di toko, bersiap siap untuk membuka toko, Karena masih pagi pembeli pun belum terlalu banyak
Faris pun ingin menelpon Munawar ingin mengabarkan kabar bahagia ini.
Di tempat lain
Munawar sedang sarapan bersama istrinya Marlina dan Nabil serta adik nya Aditia anak bungsu Munawar yang masih kuliah.
Mendengan suara telefon berbunyi Munawar pun mengangkatnya.
'' Hello munawar'' sapa Faris
'' pagi faris'' kata Munawar semangat
'' oh iya gimana Faris, ada kabar apa!! tanya Munawar semangat
'' Anakku Anissa mau menikah dengan nabil'' jawab Faris
'' Oia, syukurlah aku tidak menyangka akan dapat kabar bahagia secepat ini'' kata Munawar
'' iya, apa Nabil sudah kamu beri tau? tanya Faris
'' kalau itu kamu tenang saja Faris, aku akan urus itu, nanti kita atur pertemuan keluargaya'' kata Munawar
'' oke oke sudah dulu ya, nanti kita bicara lagi'' kata Faris
Sambungan telefon pun tertutup
'' siapa pa? tanyak Aditia
'' itu om faris'' jawab Munawar
'' Oia Nabil papa ingin bicara sama kamu''kata Munawar dan menatap Nabil yang sedang sarapan
'' ada apa'' jawab Nabil
'' papa ingin menjodohkan kamu dengan anak sahabat papa'' kata Munawar
'' Aku tidak mau'' jawab Nabil singkat
'' kamu jangan begitu nak, papa dan mama sudah tidak muda lagi , umut kamu juga sebentar lagi masuk kepala 3, seharusnya kamu sudah harus memikirkan soal pernikahan'' kata Bu Marlina
sementara Aditia yang melihat suasana dirumah mulai tegang, Aditia pun pamit untuk pergi kuliah.
'' pa, ma aku berangkat dulu y, kak Nabil aku duluan y'' kata Aditia dan berjalan keluar
setelah Aditia pergi, Nabil pun mulai berbicara
'' baiklah atur saja sesuai yang kalian mau'' jawab Nabil karena mendengan kata mama nya, dan Nabil pun berpikir apa yang di utarakan oleh ke dua orang tua nya ada benarnya.
Munawar dan Marlina tersenyum bahagia mendengan jawaban dari mulut putra nya sendiri.
Sore hari
Munawar menelfon Faris untuk menentukan tanggal dan hari pertemuan keluarga
'' hello Faris'' jawab Munawar
'' itu anak ku Nabil sudah setuju dengan perjodohan ini, kata munawar antusias
'' Oia sebentar lagi kita akan menjadi besan'' munawar tertawa
''iya munawar'' tertawa
'' Oia faris, aku ingin membicarakan tentang pertemuan keluarga kita, kapan kamu bisa'' tanya Munawar
'' aku kapan saja bisa, si Nabil si Nabil yang lebih sibuk yang harus kamu tanyakan kapan dia bisa mengatur waktu untuk pertemuan keluarga ini'' jelas Faris
''iya iya Faris, nanti aku akan tanyakan lagi pada Nabil kapan dia tidak sibuk'' jawab Munawar
'' dan aku rasa Nabil juga tidak akan terlalu sibuk akhir akhir ini jadi kamu tidak perlu cemas akan hal itu'' tegas Munawar lagi
'' y kita berharap apa yang kita ingin kan terlaksana tanpa kendala apa pun'' jawab Faris
'' iya itu harapan kita sebagai orang tua ingin terbaik untuk putra putri kita, agar silaturahmi ini akan terjalin sampai kita menua bersama'' jelas Munawar
''semoga anak anak kita cocok satu sama lain dan saling melengkapi'' jawab Faris
'' itulah harapan dan doa kita, semoga ini adalah keputusan yang tepat dan dapat membawa kebahagiaan untuk anak anak kita'' jawab Munawar
Beberapa saat kemudian toko Faris mulai ramai
Faris pun pamit untuk menyudahi pembicaraan mereka karena harus membantu istrinya melayani pembeli yang sudah mulai berdatangan.
Faris pun melanjutkan kegiatannya untuk melayani pembeli yang belanja keperluan mereka.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!