NovelToon NovelToon

Taubatnya Sang Pendosa

1. Kepuasan Diri

...Happy Reading...

Tidak ada kesederhanaan yang sama dengan sebuah pikiran yang seimbang, dan tidak ada kebahagiaan yang sama dengan kepuasan, karena tidak ada penyakit layaknya ketamakan, dan tidak ada kebaikan yang sama dengan kasih sayang.

Disebuah kamar VVIP class, terdengar suara erangan-erangan kecil dan juga suara desa han, yang membuat para cleaning service yang akan melakukan tugasnya seolah menjadi enggan untuk memulainya, mereka terlihat menutup pintu kamar itu kembali dengan hati-hati karena memang tidak terkunci, bahkan wanita itu langsung bersandar ditembok dan mengusap lengannya yang merinding karena mendengar suara-suara ero tis dari penghuni di dalamnya.

"Hanny.. uh.. Hanny.. argh **!!*! Aku sampai Hanny! you are amazing girl Hanny!"

Terdengar seorang pria yang sudah tidak lagi remaja mengoceh kesana kemari dengan keringat yang bercucuran disekujur tubuhnya, karena merasakan sensasi yang luar biasa dan tidak pernah dia dapatkan dari orang yang SAH didalam kehidupannya.

Baru segitu saja sudah termehek-mehek kamu, bagaimana kalau aku keluarkan semua keahlianku? Mungkin kamu bisa gila karena ketagihan bermain denganku!

Hanny langsung tersenyum kecut dan mengumpat di dalam hati, saat melirik tubuh pria itu yang kini terkulai lemah tak berdaya, dengan senyum kepuasan yang terpancar dari wajahnya.

"Aku harus segera pulang bos, soalnya aku masih ada jam kuliah siang ini." Jawabnya sambil kembali memunguti pakaian yang sudah berserakan entah kemana-mana.

Dialah Hanny Claire, wanita berparaskan cantik dan memiliki postur tubuh yang aduhai sekali, yang jelas bisa membuat semua mata para lelaki pasti menoleh kearahnya jika berpapasan dengannya, mahasiswa tingkat akhir disebuah fakultas bergengsi dikota itu memang sangat populer, selain karena kecantikannya, dia juga memiliki otak yang cerdas dan selalu mendapatkan nilai tinggi dalam setiap mata kuliahnya.

Bugh!

Satu gepok uang cash berwarna merah bergambarkan duo bapak-bapak yang saling tersenyum itu, jatuh dipangkuannya saat dia masih sibuk mengancingkan bajunya.

"Apa nanti malam kamu free? aku akan memberikan kamu bayaran tiga kali lipat dari siang ini?" Ucap Pria berhidung belang itu dengan tatapan penuh harap.

"Hmm... Sepertinya aku sudah tidak bernaf su bermain dengan orang yang sama dalam satu hari, next time lah yaa, kalau aku masih menginginkanmu lagi."

Ucap Hanny dengan angkuh dan senyum miring, sambil berjalan melenggak-lenggok untuk keluar dari ruangan yang penuh dengan lembah kenis taan itu, tentu saja setelah dia memasukkan satu gepok uang yang diberiaknnya tadi kedalam tas branded miliknya.

"Siaaall... dasar Ja lang sombong kamu!" Teriak pria itu yang merasa tidak terima, karena ditolak begitu saja dengan Hanny, padahal dia sudah menawarkan bayaran tiga kali lipat dari sekarang.

Karena memang service yang Hanny berikan selalu bisa membuat semua pria berhidung belang ketagihan dan merasakan kepuasan tertentu setelah berhubungan dengannya.

Tidak semua orang tahu profesi dan siapa itu Hanny, karena dia sangat misterius, dia hanya mau melayani orang-orang yang berkelas atas saja, itu pun kalau dia berminat dan berselera, kalau moodnya sedang tidak bagus, mau diberi bayaran senilai mobil Lamborgini pun dia pasti akan menolaknya.

Dengan mengendarai mobil sport mewah berwarna merah dengan plat mobil yang cantik secantik harga mobilnya, dia memasuki kawasan kampus elit tempat dia menimba ilmunya itu.

Buruk kelakuannya tidak membuat dia buruk dalam studynya, karena menurutnya jadi seorang wanita itu harus cerdas agar bisa hidup mandiri nantinya, tanpa bergantung dengan seorang lelaki manapun di muka bumi ini.

"Hanny?" Teriak salah seorang wanita berhijab yang baru saja dia kenal kemarin tanpa dia sengaja.

"Kamu? yang kemarin kan? kuliah disini juga ternyata?" Hanny mengerutkan keningnya saat menatap gadis lugu itu berjalan mendekatinya.

"Iya.. aku mahasiswa pindahan, baru saja daftar tadi, saat aku melihat mobil itu, aku seneng banget, ternyata kita bisa ketemu lagi." Ucap seorang gadis yang bernama Alisya itu.

"Owh.. begitu, kalau begitu aku ke kelas dulu." Jawab Hanny dengan tampang cueknya, walau dia populer dikampus, namun dia jarang mau berteman dengan siapapun, apalagi dengan seorang cowok, karena dia hanya menggangap kalau semua pria itu jika ingin dekat dengannya hanya karena nafsv belaka.

"Hanny tunggu!" Alisya langsung menarik lengan Hanny dengan cepat saat dia akan berlalu melewati dirinya.

"Kelasku sudah akan dimulai, aku tidak bisa berlama-lama lagi disini." Jawab Hanny bahkan tanpa menoleh ke arahnya.

"Hmm... aku cuma mau ngucapin terima kasih saja, karena kamu sudah mau menolongku kemarin, kalau tidak ada kamu entah bagaimana nasipku selanjutnya." Ucap Alisya dengan senyum penuh dengan kehangatan.

"It's okey, jangan terlalu difikirkan." Jawab Hanny yang bahkan sudah melupakan kejadian itu.

"Aku berhutang budi denganmu, suatu saat aku pasti akan membalasnya." Alisya bahkan sangat bersyukur, ternyata masih ada orang baik didunia ini pikirnya.

"Aku ikhlas membantumu dan aku tidak perlu balasan darimu, lupakan saja kejadian kemarin, sory... aku harus masuk kelas sekarang!"

Dia memang tidak terbiasa berbasa-basi dengan teman-teman dikampusnya, apalagi yang baru dia kenal.

"Emm... nanti pulangnya aku traktir makan mau nggak, hitung-hitung buat salam perkenalan kita, kan sekarang kita teman satu kampus?" Alisya masih berusaha agar bisa dekat dengan Hanny.

"Sory.. aku sibuk, bye!" Hanny langsung melambaikan tangannya dan berlalu meninggalkan Alisya yang masih berdiri mematung melihat kepergiannya.

Kenapa kamu dingin sekali Hanny? padahal aku ingin sekali berteman denganmu?

Akhirnya Alisya pergi menuju kelas barunya, dia masih terus memikirkan cara agar bisa menjalin pertemanan dengan Hanny, karena sejak pertama kali dia melihatnya, dia sudah kagum dengan sosok Hanny yang suka berbagi tanpa pamrih.

Saat Hanny menyelesaikan kelas terakhirnya, dia langsung tancap gas keluar area kampus dan menuju ke apartement mewah miliknya, namun saat masih dipertengahan jalan disebuah traffic light, dia mendapati seorang wanita tua yang sedang berjualan dipinggir jalan, dia menepikan mobilnya dan bergegas keluar untuk membeli barang dagangan milik wanita itu karena merasa kasihan.

Namun tidak disangka, saat dia berjalan ingin kembali masuk ke dalam mobil, ternyata lampu lalu lintas itu sudah hijau dan sebuah mobil mewah yang berada tepat dibelakang mobilnya menyalip dan menyenggol tubuhnya hingga dia terpental membentur mobilnya sendiri.

"Aish sial... aw.. aw sakit!"

Teriak Hanny saat merasakan perih dikeningnya, ternyata ada darah yang mengucur cukup deras dari bagian keningnya dan benda cair berwarna merah pekat itu mulai membasahi wajahnya yang putih gebu itu.

"Heh... punya mata dipakai dong, jangan cuma buat pajangan doang!" Teriak seorang pria tampan yang sedang mengendarai mobil itu.

"Apa kamu bilang?" Hanny seolah langsung terperangah sendiri saat mendengar ucapan pria yang terkesan sombong itu.

"Kenapa? kamu mau uang berapa?" Tanyanya dengan angkuh, bahkan dia tidak mau keluar dari mobilnya, walau melihat Hanny terduduk karena merasakan nyeri dibagian keningnya.

"Ciiih... aku tidak butuh uangmu!" Jawab Hanny dengan senyum sinisnya.

"Dasar, miskin aja belagu! kamu sengaja kan menabrakkan diri di mobilku, agar kamu bisa minta ganti rugi denganku?"

"What!" Hanny bahkan langsung membelalakkan kedua matanya.

"Dih.. Pura-pura sok jual mahal, sok menolak, padahal kamu ngarep bisa kenalan dengan pria tampan sepertiku kan? dan nanti kamu mengunakan rayuan bulusmu itu, agar kamu bisa menguras uangku kan?"

"Sinting nih orang!" Hanny bahkan muak saat mendengar suara lantamnya itu.

"Lagu lama... walaupun kamu bergaya sosialita sekalipun, tapi taktikmu itu kampungan!" Pria itu mengamati pakaian dan sepatu milik Hanny yang memang terlihat branded.

"Woaaah.. kamu benar-benar ya, haish kampret! kamu bahkan membuatku semakin benci dengan yang namanya Lelaki di muka bumi ini."

Hanny bahkan langsung tidak merasakan rasa sakit lagi, karena terlalu muak dengan omongan pria itu, dia segera memunguti kerupuk yang dia beli dari wanita tadi, dia tidak mau membuang-buang makanan hasil kerja keras orang tua tadi, karena perjuangan hidupnya pasti tidak mudah.

"Penjual kerupuk saja belagu, sini aku beli semua kerupuk milikmu, berapa harganya?" Karena merasa penasaran dengan sosok wanita cantik berbaju branded namun menjual kerupuk, bahkan satu kantong kresek besar itu, pria tadi kembali memanggilnya.

"Aissshh... dia benar-benar menguji kesabaranku!" Umpat Hanny perlahan.

"Hei... Nggak usah pura-pura sombong kamu!" Teriaknya kembali.

"Memang kamu punya uang berapa, harga kerupukku ini mahal, asal kamu tahu?" Hanny langsung berdiri dan berkacak pinggang didepannya, tanpa rasa takut sama sekali.

"Hahaha... memang semahal apa harga sebuah kerupuk, bahkan pabriknya pun mampu gw beli, itu terlalu kecil bagiku." Bahkan pria itu menjentikkan jari kelingkingnya dengan jiwa penuh dengan kesombongan.

Dialah Jeremy, pria berwajah blasteran dengan rambut pirang, hidung mancung, dan postur tubuh yang atletis, seorang anak pengusaha kaya raya yang bergelimangan harta dan paling benci dengan yang namanya wanita, karena dia pernah trauma berhubungan dengan wanita yang hanya mencintai hartanya saja dan bukan dirinya.

Gunung yang tinggi, besar, luas, dan gagah perkasa pun tidak pernah bangga. Lalu kenapa engkau yang hanya sejentik-Nya saja berani sombong?

..."Your ego decides the humanity in you, higher the ego lesser the humanity.”...

...(Egomu memutuskan kemanusiaan dalam dirimu, lebih tinggi ego, lebih rendah kemanusiaan.)...

Hallo bestie-bestieku, jumpa lagi dengan karya author terbaru, semoga kalian suka.

Dalam cerita ini, author mengkisahkan seorang wanita kupu-kupu malam, cukup ambil hikmahnya tapi jangan tiru kelakuannya.

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan yang maha Esa.

Selamat membaca bestie-bestiekuh, luph you sekebon pokoknya buat kalian pembaca setiaku🥰

Jangan lupa tekan tombol 💙 Subscribe agar selalu dapat notifikasi update terbaru dari author🥰

2. Sisi Lain

...Happy Reading...

Terlalu sombong untuk berpikir kamu tidak membutuhkan teman, namun terlalu naif untuk berpikir semua orang adalah temanmu.

Karena malas berdebat Hanny memilih meneruskan memunguti bungkusan kerupuk yang masih tercecer disekitar mobilnya.

Walau dia tidak berniat untuk memakannya, namun setidaknya dia bisa memberikan kerupuk itu kepada orang yang membutuhkan, karena masih terbungkus dalam kondisi baik dan masih layak untuk dikonsumsi.

"Heh gadis belagu, emang berapa harga kerupukmu itu? aku bayar sepuluh atau seratus kali lipat dari harga aslinya deh?" Ucap Jeremy sambil memamerkan dompet mahal miliknya.

Ciih... asal kamu tahu, bahkan aku sudah tidak gadis lagi, aku tidak berminat dengan uangmu yang tidak seberapa itu, dari gayamu saja sudah kelihatan, kamu masih makan uang hasil dari kerja keras orang tuamu, sory nggak level!

Hanny bahkan tidak mau menengok ke arahnya, dia malas meladeninya karena menurutnya hanya akan buang-buang waktu dan tenaganya saja.

"Hai adek manis, maaf atas kelakuan putra saya ya, dia mungkin tidak sengaja tadi, dan sepertinya keningmu sedikit sobek nak, biarkan anak saya mengantar kamu ke rumah sakit ya, biar diobati?"

Disaat amarah Hanny semakin memuncak, tiba-tiba terdengar suara serak-serak basah yang baru saja keluar dari pintu belakang mobil yang dikendarai Jeremy.

Hmmm... ini nih, baru barang bagus, kira-kira kapan aku bisa menik mati tubuh kekarnya itu ya, auh?

Senyum dari wajah Hanny pun langsung terbit dengan indahnya saat melihat pria setengah baya yang masih terlihat keren baginya, apalagi saat mendengar sebutan adek manis, terasa seperti angin sepoi-sepoi yang berhembus disekitar tubuhnya, disaat teriknya sinar matahari menyengat tubuhnya.

"Aku tidak apa-apa om, luka ini tidak seberapa, nanti aku bisa pergi ke rumah sakit sendiri."

Terlalu murah jika dia langsung menyetujui permintaannya, padahal saat pertama kali dia melihat dan mendengar suara lembutnya dia sudah mulai tertarik dengan pria berkumis tipis itu.

Hanny paling tidak bisa menyia-yiakan orang berhati dan bersuara lembut seperti itu, apalagi terlihat dewasa karena dia memang lebih berminat kepada pria-pria yang sudah berumur daripada cowok yang hanya mengandalkan wajah tampannya saja.

"Dad, jangan lengah mungkin itu hanya akal bulusnya saja." Ucap Jeremy yang masih belum bisa percaya.

"Woah?"

Ingin sekali rasanya aku bejek-bejek itu terong miliknya, lalu akan aku potong-potong dan aku berikan kepada anj*ng peliharaan di komplekku!

Hanny semakin takjub dibuatnya, bahkan dia mengusap darah yang mengalir dipipinya dengan kasar karena terlalu kesal mendengar suara putranya.

"Jeremy... kamu nggak lihat keningnya berdarah itu? sepertinya lukanya cukup dalam itu nak, cepat kamu bawa dia kerumah sakit saja ya?" Pria yang ternyata adalah ayah Jeremy itu mengusap punggung anaknya yang memang keras kepala juga.

"Tidak masalah Om, aku bisa pergi ke rumah sakit sendiri kok." Jawab Hanny semakin yang seolah tidak sudi melihat tampang Jeremy berlama-lama disana.

"Tuh kan, dia bisa sendiri katanya dad?" Jeremy bahkan meliriknya dengan tatapan merendahkan.

Hah.. sepertinya dia perlu merasakan goyangan mautku, biar dia bisa tunduk dibawah kakiku, padahal sebenarnya aku lebih tertarik dengan ayahnya, namun saat melihat kesombongan di dirinya, aku jadi ingin mencobanya! aku akan menyelidiki dulu latar belakang pria ini secepatnya.

Prinsip seorang Hanny, dia hanya akan melakukan kegilaannya dengan seseorang yang berkelas, namun memiliki masalah dalam hidupnya ataupun dalam hubungan keluarganya, dia selalu menyelidiki siapa orang yang akan tidur dengannya saat semua latar belakangnya sudah dia ketahui, bahkan dia punya anak buah khusus yang bisa dengan mudahnya dia hubungi untuk menyelidiki tentang latar belakang seseorang.

"Kalau begitu, ini kartu nama saya, kamu bisa menghubungi saya atau anak saya jika butuh sesuatu." Ucap Pria itu sambil menyerahkan sebuah kartu nama kepada Hanny.

Ini yang aku butuhkan, nanti malam kamu akan tahu siapa aku yang sebenarnya, haha..!

Hanny menaikkan satu sudut bi birnya saat melihat sebuah kartu nama bertuliskan dua nama bertintakan kuning emas disana.

"Kalau begitu saya permisi ya adek manis, maaf soalnya saya masih ada keperluan yang harus saya selesaikan sekarang juga jadi----"

Belum sempat pria setengah baya itu menyelesaikan perkataannya, tubuh Hanny malah langsung ambruk didepan mereka.

Aduh... punggungku terhantuk trotoar, sakit sekali ini, arghh... tapi aku harus berakting, supaya aku bisa menakhlukkan cowok sombong itu.

Hanny memejamkan kedua matanya, pura-pura terkulai lemah tak berdaya diatas trotoar jalan.

"Jeremy.. angkat gadis itu, bawa masuk kedalam mobil, sebelum orang-orang melihat kita." Teriak Ayah Jeremy yang langsung panik.

"Aiishh... kenapa mesti pingsan segala sih?" Jeremy langsung mengangkat tubuh Hanny dan memasukkannya ke kursi belakang mobilnya.

"Jer.. kamu bawa dia kerumah sakit ya, ayah harus meeting penting setelah ini, kamu urus dia baik-baik, jangan sampai merusak nama baik keluarga kita okey?" Ayah Jeremy langsung mengambil tas kerjanya dan memberhentikan taksi yang lewat.

Yess... Memang ini yang aku mau!

Hanny langsung tersenyum diam-diam saat mendengarnya.

"Astaga... mimpi apa aku harus berurusan dengan gadis seperti ini?" Jeremy hanya bisa berdecak berulang kali sambil menjalankan mobilnya, untuk pergi kerumah sakit terdekat dari sana.

"Uhuk... uhuk..."

Saat mobil berjalan beberapa meter saja, Hanny langsung pura-pura batuk dan terbangun.

"Heh, kamu sudah sadar?" Jeremy melihat Hanny dari kaca spion tengahnya.

"Kamu mau bawa aku kemana?" Tanya Hanny dengan suara yang dia buat selirih mungkin.

"Kerumah sakitlah, masak ke pasar!" Jawabnya dengan nada yang terdengar sengak dan merusak telinga.

Siaaall... akan aku buat nanti malam kamu tidak mau pulang dari apartementku!

Hanny bahkan langsung menggeratkan semua giginya saat mendengar jawaban dari cowok yang bernama lengkap Jeremy Kendrick Rahardjo itu.

"Aku ingin pulang ke apartement saja!" Jawab Hanny sambil mengetik sebuah pesan kepada anak buahnya untuk menyelidiki siapa Jeremy dan untuk mengambil mobil mewahnya yang masih mejeng dipinggir trotoar jalan raya tadi.

"Tapi bagaimana dengan lukamu, nanti kamu pingsan lagi, sudah lah... nggak usah banyak gaya, aku tanggung jawab deh, aku bayarin semua biaya rumah sakitnya, jangan khawatir. Jangan kayak orang susah deh!" Ucap Jeremy yang jadi kasihan juga melihat darah yang terus saja mengalir sedari tadi.

Sial... Aku akan pastikan, kamu merengek minta nambah nanti malam!

Hanny semakin kesal saja dengan segala ucapan yang keluar dari mulut cowok itu.

"Aku benci rumah sakit, aku punya kotak P3K dirumah, jadi antarkan saja aku pulang, kalau tidak biarkan aku turun saja disini, aku tidak butuh tumpanganmu!" Teriak Hanny sambil menghela nafasnya dengan kasar, baru kali ini dia bertemu dengan pria yang tidak langsung tertarik dengan paras cantik dan bodynya yang memang yahud itu.

"Ckk... dasar gadis aneh, sudah sombong, belagu, sok jual mahal, keras kepala lagi, aku rasa tidak akan ada pria yang berminat denganmu, dimana alamat rumahmu?" Ucap Jeremy yang langsung menuruti saja permintaan Hanny yang keras kepala itu menurutnya.

Kena kau! siap-siap saja kamu merin tih nanti malam, akan aku buat kamu kecanduan dengan segala tentangku, lalu aku campakkan kamu ke jurang!

Hanny sudah menyiapkan seribu satu cara untuk bisa membuat pria itu jatuh dan tunduk dihadapannya, selama ini pria yang sudah pernah berhubungan dengannya selalu saja mengemis-ngemis dan meminta untuk yang kedua kalinya, bahkan bersedia menikahinya apapun syarat dan ketentuannya, namun Hanny enggan melakukannya, karena sudah tidak berminat merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya, karena menurutnya barang yang sudah pernah dia pakai akan dia buang begitu saja setelahnya.

Bahkan tidak pernah terbesit sekalipun didalam pikirannya, tentang suatu pernikahan indah dan romantis yang selalu di idam-idamkan oleh semua gadis didunia ini, karena dia tidak pernah bisa percaya dengan mulut dan kelakuan seorang lelaki setelah kejadian yang menimpa dirinya disaat dulu dia masih beranjak dewasa.

Cara meredakan kesombongan dalam diri kita adalah dengan mengingat asal dan akhir dari kita.

Karena terkadang Tuhan tidak akan mengubah suatu keadaan yang terjadi di sekitarmu, karena dia ingin mengubah apa yang ada di dalam hatimu.

3. Polos atau Bodoh?

...Happy Reading...

Tidak ada yang salah dari dunia, manusianya saja yang salah menerima.

Begitulah manusia, selalu mendahulukan ego daripada akal sehatnya.

Saat sampai diparkiran apartement, Jeremy dibuat melongo sendiri, bahkan dia bertanya-tanya, siapa sebenarnya cewek yang dia papah saat ini, karena Hanny pura-pura berjalan dengan lemas untuk menyempurnakan aktingnya.

"Kamu beneran tinggal di apartement ini?" Tanya Jeremy yang masih bingung, pasalnya apartement ini terlalu mewah jika ditempati oleh seorang penjual kerupuk walau memakai pakaian branded dan wajah cantik sekalipun, pikirnya.

"Apa wajahku ini tidak cocok untuk tinggal di apartement ini?" Jawab Hanny dengan wajah datarnya, kalau menuruti kata hatinya, ingin sekali rasanya dia menimpuk wajah pria tampan disampingnya ini dengan kedua tangannya sendiri karena terlalu kesal.

"Owh... pasti kamu anak asisten rumah tangga disini ya? makannya kamu berdagang kerupuk buat nambah penghasilan?" Ucap Jeremy yang tiba-tiba merasa iba dengan apa yang dia pikirkan tentang Hanny.

Woah gilak... apa wajahku ini cocok jadi penjual kerupuk ya? baru kali ini ada cowok yang tidak memuji kecantikanku, dan malah menyamakan wajahku dengan penjual kerupuk? hmm... aku jadi tambah penasaran, sehebat apa dia diranjang nantinya?

Lain yang Jeremy pikirkan, lain pula yang Hanny pikirkan, karena didalam kehidupan Hanny cuma ada dua prioritasnya yaitu pelajaran di kampus dan pelajaran masalah ranjang bergoyang saja.

Dia bahkan tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang pria yang berstatus pacar sama sekali, jangankan pacar, merasakan debaran-debaran cinta saja dia tidak pernah, berbeda dengan debaran kenik matan yang selalu dia rasakan disetiap petualangan gila nya yang kapan saja dia bisa rasakan kalau dia mau.

"Terserah kamu saja, kamarku ada dilantai paling atas." Ucap Hanny saat mereka memasuki lift didalam apartement tersebut.

"Wuidih... beruntung kamu, orang miskin bisa merasakan tidur dilantai paling atas di apartement ini, karena harga apartement disana paling mahal diantara lantai-lantai lainnya." Celoteh Jeremy yang sedang mengeluarkan unek-uneknya, sebagai anak seorang pembisnis dia tahu betul soal property.

Terserah loe deh mau ngomong apa, yang penting elo punya senjata tempur saja, itu sudah cukup bagiku!

Hanny bahkan malas untuk menjawabnya, dia lebih memilih menyandarkan kepalanya di dinding lift itu, baru kali ini statusnya anjlok, terjun bebas didepan seorang pria, hanya karena dia membeli satu kresek kerupuk dipinggir jalan.

"Wah gilak, ini beneran kamar elo? majikan loe ada dirumah nggak?" Jeremy langsung clingak-clinguk melihat sekeliling ruangan apartement Hanny, dia bukannya terkagum-kagum dengan mewahnya ruangan itu, karena rumahnya juga tak kalah mewah dengan ini.

Namun yang membuatnya terkejut, kenapa penjual kerupuk bisa tinggal ditempat mewah seperti ini, biasanya kalau asisten orang tajir mlintir seperti ini gaji perbulannya saja sudah lebih dari cukup untuk makan, kenapa masih cari kerja sampingan, apa dia tidak kena marah, pikirnya.

"Kamu bisa tolong ambilkan kotak P3K di dapur itu?" Ucap Hanny yang langsung melanjutkan kembali aktingnya.

Ting...

Ting...

Ting...

Beberapa pesan dan juga gambar, masuk beruntun diponselnya, membuat kedua sudut bibirnya terangkat keatas.

Mangsa yang bagus, tidak salah aku memilih putranya, padahal mungkin rasa ayahnya lebih nikmat terasa, tapi ya sudahlah, setidaknya aku memberikan pelajaran berharga dulu untuk pria menyebalkan satu ini!

"Sini, biar aku bersihkan dulu wajahmu itu!" Ucap Jeremy yang langsung duduk bersila didepan Hanny yang terduduk diatas sofa ruang tamu miliknya.

"Okey." Jawab Hanny yang langsung membuka kancing bajunya satu persatu.

"Heh, kamu mau ngapain? kenapa pakai acara buka baju segala?" Jeremy langsung melotot melihat aksi dari Hanny yang tidak dia sangka-sangka.

Pria ini polos apa bodoh? biasanya orang langsung menelan ludahnya saat melihat aku mulai membuka bajuku, lalu kenapa dia malah protes, apa dia ini pria impoten, atau bahkan seorang Pelangi, waah... Semakin menantang ini sepertinya?

Hanny menautkan kedua alisnya karena merasa aneh, namun dia tetap saja melanjutkan aksinya, karena pantang menurutnya kalau tidak bisa menakhlukkan sasarannya di atas ranjang.

"Aku gerah, lagian bajuku kotor terkena darah dari keningku tadi." Jawabnya dengan santai.

"Owh begitu, terserah deh!" Ucap Jeremy yang juga kembali melanjutkan aktifitasnya untuk mengambil kapas dan alkohol untuk membersihkan kening Hanny.

Apa? terserah? woaah... pria ini benar-benar menantangku!

Hanny langsung kembali melancarkan aksi yang lebih memacu semangatnya.

"Aw.. aw.. sakit."

Hanny meringis menahan sakit saat alkohol itu mengenai lukanya, namun kedua tangannya sengaja mengusap lembut pa ha Jeremy yang bersila didepannya.

"Tahan, luka ini harus dibersihkan kalau tidak bisa terkena infeksi nantinya." Ucap Jeremy dengan santainya, bahkan dia tidak merasa terganggu dengan usapan tangan Hanny di pahanya, sama sekali.

Heh? astaga... dia tidak terpengaruh sama sekali? apa kurang terasa? owh... mungkin harus lebih ekstrim kali ya?

Hanny kembali memikirkan cara lain agar bisa menggangu pertahanan pria dihadapannya itu.

"Aw.. perih keningku.. aw..!"

Teriak Hanny yang pura-pura menjerit kesakitan, walaupun memang perih tapi tidak sesakit itu sebenarnya.

"Eeh... maaf, nggak sengaja!"

Hanny sengaja menyenggolkan tangannya ditempat keramat para pria, hingga tangannya merasakan sesuatu yang kenyal disana.

"Sabar.. obatnya memang terasa perih, tapi harus tetap dikasih, biar cepet kering lukanya." Jawab Jeremy yang kembali tidak terpengaruh sedikit pun, seolah benda keramat itu mati rasa dan malah memundurkan sedikit tubuhnya.

E.. buset dah, dia ini pria normal nggak sih? kenapa dia santai saja? bahkan nggak ada pergerakan sama sekali di area senjatanya?

Hanny semakin bingung dibuatnya, bahkan dia mengamati dengan detail sesuatu yang menyempil disana, namun benar-benar tidak ada pergerakan.

"Aww... jangan banyak-banyak taruh obatnya!" Hanny langsung saja mere mas senjata perang milik Jeremy.

"Heh? awas tanganmu, sebentar lagi selesai ini!"

Jeremy langsung memindahkan kakinya dan langsung menyilangkan kedua kakinya dan menghimpit apa yang Hanny pegang tadi, sehingga Hanny tidak tahu apa reaksinya, namun kalau melihat wajah Jeremy dia terlihat biasa-biasa saja, masih asyik memasang perban dikeningnya.

Aissh... emosi gw, dia ini pria atau bukan sih, kalau yang gue sentuh pria lain pasti sudah mende sah ini, tapi dia? bodo amatlah, langsung eksekusi saja deh...

Hanny sengaja melepas baju luar miliknya dan saat dia ingin melepas cela nanya, perkataan Jeremy membuat tangannya berhenti dan mematung ditempat.

"Kamu mau mandi ya? kok sudah lepas baju? luka kamu ini nggak boleh kena air, tapi kalau kamu gerah mau mandi juga nggak papa, yang penting jangan sampai basah kena air okey?"

Dengan santai bahkan tanpa ekspresi yang lain, Jeremy kembali mengemasi obat dan juga perban dan memasukkan kembali ke kotak P3K tanpa merasa tertarik dengan pemandangan yang ada didepannya.

Arrrggghhh... ternyata aku salah target, jangan-jangan dia jeruk makan jeruk lagi? aiisshh... nggak jadi ganti oli mesin aku hari ini?

Inilah pertama kalinya seorang Hanny gagal menakhlukkan targetnya, walau hanya berduaan saja di dalam apartement mewah miliknya.

Bahkan moodnya langsung memburuk hari ini, sepertinya dia harus kembali mengasah trick untuk menjatuhkan lawan perangnya, kalau sudah seperti ini dia tidak minat lagi untuk menyentuh apalagi membuat suara-suara yang bisa membuat bulu kuduk merinding.

Dalam hidup ini terkadang memang lebih mudah untuk melawan ribuan orang bersenjata lengkap, daripada melawan kesombongan diri sendiri.

Tapi ingatlah, diatas langit masih ada langit, jangan hanya karena sedikit kelebihanmu, lalu kamu melupakan siapa yang menciptakan dirimu.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN BESTI.

Dan pastikan tekan tombol 💙 favorit, agar kalian dapat info update terbaru dari author, terima kasih semua pembaca setiaku.

Loph you sekebon😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!