angin malam sedikit berbeda malam ini seperti sengaja menemani sebuah ruangan yang sunyi.angin malam sedikit berhembus kedalam ruangan kamar lewat celah jendela yang sedikit terbuka.
"kak,kenapa lampunya masih nyala kakak belum tidur lagi?," suara mamah yang setiap malam pasti mengingatkanku tidur sambil sedikit membuka pintu.
"iya,mah kakak ada tugas,bentar lagi selesai," jawabku sambil membuka buku paket fisika asal.
"ya udah tidur yah kak,udah malem loh," mamah sambil menutup pintu kamar.
wajar saja mamah mengingatkanku untuk tidur, jam sudah menunjukan pukul 23.30 aku sebenarnya berbohong malam ini tidak ada tugas apapun hanya saja kebiasaan ku yang susah tidur jika malam hari entahlah apa yang membuat itu menjadi kebiasaan. dan untungnya saat mamah datang aku sedang mengisi buku diary ku dengan beberapa kata dan bisa beralasan mengerjakan tugas sekolah.
matahari pun mulai muncul dari sebelah timur menandakan waktu pun sudah mulai pagi.untung saja tadi malam aku tidak lupa memasang jam welker jika lupa mungkin sekarang aku belum terbangun dari mimpi panjang ku.
"kak,udah bangun belum? ayo turun kita sarapan," ajak mamah dibalik pintu.
"udah mah,ayo...," jawabku sambil membuka pintu kamar ku
setelah tiba di meja makan ternyata sudah ada dua orang yang sedang duduk menanti yang didepannya sudah tersedia banyak makanan.mereka adalah ayah dan adik perempuan ku.
"wiih tampil yah Alya," goda ku pada Alya
Alya Sabrina ialah adik ku satu-satunya ia baru menduduki bangku smp kelas 1.Namun kebanyakan orang mengatakan sikapnya kebalikan dari sikapku,ia sangatlah ekstrover dan sangat peduli dengan penampilannya.
"iya dong kak namanya makan harus pertama takut keburu abis sama ayah hehe," jawabnya asal.
"ayah..diledekin ade noh,"adu ku
"udah biasa kak,klo sama ade,"jawab ayah sambil tersenyum lebar.
Akhirnya kami pun tertawa bahagia di lingkaran meja makan.pagi yang cukup menyenangkan bagiku makan bersama dan tertawa bersama mereka rasanya seperti kebahagian yang ingin selalu aku ulang tiap detiknya.they my the best family.
"kak,kok masih pake kacamata aja sih kak?terus kenapa masih gak suka dandan?,"tanya alya yang mencairkan keheningan beberapa menit yang kami fokuskan pada makanan yang ada dihadapan kami.
Sungguh, kenapa adikku yang satu ini tidak pernah lupa dengan pertanyaan itu, jika saja setiap pertanyaannya aku catat mungkin sudah lebih dari satu buku karena terlalu sering ia menanyakan hal itu.
" kak kenapa?jawablah,"paksanya.
"apa sih lu de," jawabku dengan kesal dan beranjak berdiri dari meja makan.
"udah makannya kak?," tanya mamah.
"udah," jawab singkat ku.
"yah..ayo tinggalin si ade," ajak ku dengan kesal.
"kejam lu kak," jawab alya sambil beranjak berdiri.
Akhirnya kami pun berangkat bersama dengan arah yang berbeda pertama ayah harus mengantarkan ade ke sekolah,lalu mengantarkan ku ke sekolah setelah itu ayah harus putar balik dari arah sekolahku karena kantor ayah dan sekolah berbeda arah sebenarnya. Hanya saja ayah terlalu baik mengorbankan waktunya untukku.
"ayah,kakak pamit yah," ucapku sambil mencium tangan ayah
"iya...belajar yang bener kak jangan pacaran aja," jawabnya asal.
"apa sih yah,jomblo yah jomblo anak ayah lupa?,"
Ayah hanya tersenyum menanggapi jawabanku.kemudian ketika mobil ayah mulai tidak terlihat aku pun memasuki gerbang sekolah yang sudah terbuka lebar dari beberapa menit tadi.
... ...
...****************...
Setiba disekolah rupanya sudah banyak orang yang berkumpul memenuhi tengah lapangan untuk melaksanakan upacara hari senin.Untung saja jam masih menunjukkan pukul 06.30 masih tersisa 30 menit untuk memulai upacara.Hanya saja hari senin ini sedikit berbeda,mereka seperti sedang meributkan sesuatu,entah apa yang mereka ributkan.
" Ri,sini...",Bella memanggilku dengan lambaian tangannya.
Bella Amelia adalah salah satu temanku dari SMP kelas 1.lebih tepatnya satu-satunya karena aku seorang introvert yang tidak berbakat dalam mendapatkan banyak teman. Berteman dengan Bella saja sudah lebih cukup bagiku.
" kenapa Bell?...",aku menghampirinya.
ia pun mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dari beberapa menit lalu.Ternyata petugas pembaca UUD 1945 tidak bisa hadir untuk bertugas pada upacara bendera dikarenakan ia sakit.Kemudian dikarenakan petugas pembaca UUD 1945 disekolah ku harus dihapal maka tidak ada seorang pun yang berani menggantikannya.Ada yang beralasan "tidak ada persiapan, tidak hapal,bahkan ada yang beralasan suaranya terlalu lembut takut nanti gk kedengaran",banyaklah alasan mereka.
"Bu,Riana aja yang jadi petugasnya ," tawar Bella kepada bu Anisa.
"Oh,betul tuh kamu siap kan Riana?,"Tanya bu Anisa dengan penuh keyakinan.
Aku tidak pandai melontarkan kata penolakan,yang aku bisa hanya menganggukkan kepala sebagai tanda setuju.entahlah bisa atau tidak bagiku itu urusan nanti.
"Baik,mari kita mulai upacara ini karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.00,"ajak bu Anisa kepada seluruh siswa dan siswi yang terdengar cukup keras lewat alat pengeras suara.
"Baik Bu....,"jawab seluruh murid serentak.
Setelah beberapa menit upacara pun akhirnya bisa dilaksanakan dengan khidmat dan selesai dengan baik.
"lu keren Rin," Bella mengawali percakapan.
"keren apa sih Bell,"tanya ku sambil fokus memainkan handphone.
"yah..keren, lu tuh klo sama orang banyak itu introvert tapi lu berani giliran ditunjuk kaya gituan, udah lu keren banget pas pembacaannya lantang...,"Tuturnya panjang lebar.
"Berlebihan lu," jawabku singkat.
"Emang susah yah ngobrol sama orang introvert gua ngomong panjang lebar lu cuman jawab berlebihan lu",sindirnya dengan memonyongkan bibir meledek ala-ala Bella.
"Iya,Bella cantikkkk jadi sabar-sabar aja lu ngadepin introvert kaya gua."godaku sambil tersenyum.
"Udah sering sabar gua ,"
Setelah beberapa menit berjalan dari lapangan ke kelas akhirnya kita pun sampai dikelas yang sudah dipenuhi oleh beberapa murid yang membuat ruangan terdengar berisik.
"Assalamualaikum..," suara Bu Tia yang sudah berada diambang pintu.
"Waalikumsalam...,"jawab beberapa murid.
Bu Tia adalah guru pendidikan agama dikelas ku dan salah satu guru yang baiknya minta ampun,sehingga banyak murid yang tidak takut padanya lebih tepatnya tidak bisa menghormatinya.Tadi saja,hanya beberapa murid yang menjawab salamnya beberapa murid lagi masih sibuk dengan kegaduhan yang mereka buat.Memang bu Tia itu penyabar the best pokoknya.
"Baik,anak-anak harap perhatikan yah karena pembelajaran akan segera dimulai."perintahnya dengan sangat lembut.
"woy.... yang lain diem,"suara fajri yang mencoba menghentikan kegaduhan selaku ketua kelas dikelasku.
Fajri adalah salah satu siswa terkalem dikelasku jadi wajar saj jika mereka masih saja berisik.
"Baik,mari kita mulai pembelajaran ini,"Ajak Bu Tia sambil menulis judul materi pagi hari ini.
Setelah beberapa menit berjalan pembelajaran pun hampir selesai,namun para murid yang tidak tahu diri itu masih saja berisik.dan aku benci itu.kemudian menit Bu Tia pun menutup pembelajaran dan pergi keluar kelas.
"Assalamualaikum wr.wb," Bu Tia mengakhiri pembelajarannya
"Waalikumsalam wr.wb," jawab beberapa murid.
Kegaduhan pun masih berlangsung tiada hentinya yang membuatku mulai terganggu. seorang introvert seperti itu tidak suka keramaian dan tidak suka berisik.
"DIAM....." teriakku karena sudah tak tahan mendengarkan kegaduhan yang mereka buat.
Seluruh mata pun tertuju kepadaku.Wajar saja mereka heran melihatku seperti ini, karena ini pertama kali aku memberanikan diri mengungkapkan semua yang sudah aku tahan beberapa kali mendengar mereka begitu berisik.
...****************...
Waktu istirahat pun tiba dan biasanya para siswa berkumpul di kantin untuk membeli beberapa jajanan.Ketika aku dan bella tiba di sana suasananya tiba-tiba langsung berubah, seluruh mata tertuju kepadaku sambil terdengar bisikan-bisikan yang cukup menyakitkan.
"Heh,liat Riana so kalem,padahal yah pas di kelas tadi so so an,"suara bisikan yang dibuat-buat agar terdengar jelas datang dari sebelah kiri ku.
"Emang...ngerasa paling pinter kali,"kemudian terdengar sautan keras dari sebelah kanan ku.
Setelah itu mulai ramai semua mulut ikut meneriaki ku, rasanya tak sanggup jika harus terdiam ditengah suara berisik itu.mereka pun mulai melempari ku dengan sampah-sampah yang ada dihadapan mereka.Bella hanya berusaha agar membuat ku sabar karena ia pun takut jika ikut bersuara.
"huh.... Riana so jagoan lu" teriak salah satu dari mereka
sedangkan yang lain ikut bersorak ramai.
"huh......,"
"kita ke kelas aja yuk,"bujuk Bella sambil mengelus pundak ku
Rasanya tak tahan jika terus menahan amarah yang sudah tak kuat lagi jika harus ditahan.Kemudian ibu kantin pun ikut membantu ku karena melihat keributan yang sudah tidak karuan.
"hey!!!....sudah jangan ribut di sini," bentak bu kantin sambil menghampiri ku dan membersihkan sisa makanan dan sampah-sampah yang sudah memenuhi tubuhku.
Aku hanya bisa terisak menangis menahan rasa sakit yang mereka lakukan terhadapku.
"udah bi ngapain dibantuin," suara salah satu dari mereka.
"betul.....bi," yang lain pun ikut menjawab serempak.
"sudah!!!...kalian mau bibi laporkan kepada pak kepala sekolah,"Tegas ibu kantin.
Akhirnya mereka pun terdiam membisu mendengar ibu kantin mengancamnya.Aku pun berlari semampuku pergi meninggalkan tempat itu yang diikuti oleh Bella.
Ri....tunggu,"" teriak Bella sambil mengejar ku.
Aku hanya bisa terus menangis dalam kamar mandi sekolah.Rasanya tak ingin keluar dan menyaksikan hal tadi terulang.Ini akan menjadi trauma yang amat susah dihilangkan dan akan terus membuatku menjadi introvert selamanya.
"Ri...kita pulang yuk sebentar lagi bel pulang bunyi ," ajak Bella dari balik pintu.
Tapi aku tak mampu rasanya membalas ajakannya yang sedari tadi mencoba membujukku agar mau keluar, rasanya malu tuhan untuk keluar.Rasanya air mataku pun mulai habis dan terasa sesak di dada,entah apa yang terjadi setelah itu rasanya dunia mulai berubah menjadi gelap.
"kakak...bangun kak,"terdengar suara mamah yang entah datang dari mana.
Setelah beberapa jam yang aku lewati akhirnya aku berusaha membuka mataku perlahan,dan entah kenapa aku sudah berbaring di atas kasurku.
"mah...kakak kenapa?,"tanya ku lirih
"kakak pingsan di kamar mandi sekolah,kakak kenapa?,"tanya mamah sambil mengelus lembut keningku.
Aku pun mulai mengingat semua yang terjadi padaku.Namun aku tak ingin mamah tahu yang sebenarnya terjadi,jika mamah tahu mamah akan sangat khawatir nantinya,dan aku benci itu membuat wanita kesayanganku merasa khawatir.
"kata Bella apa mah?," tanyaku lirih dan berharap Bella tidak memberi tahu sebenarnya.
"kata Bella kamu kecapean kali jadi pingsan di kamar mandi,"jawab mamah
syukurlah Bella tidak memberi tahu yang sebenarnya kepada mamah,aku yakin ia sudah paham yang aku inginkan dan ia pun sudah tahu hal apa yang aku suka dan hal apa yang aku benci.terimakasih Bella.
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!