NovelToon NovelToon

LUKA TAPI TIDAK BERDARAH

Sarapan pagi

"Selamat pagi sayang lagi masak apa untuk sarapan pagi kita hari ini," tanya Deni.

"Sudah bangun mas,biasa masak kesukaan Tio ayam goreng sama nasi goreng," jawab Almira.

"Bagaimana kalau hari ini kita jalan jalan mas, sudah lama kayaknya kita tidak pernah ngajak Tio berlibur mumpung hari Minggu," ajak Almira dengan semangat.

"Jalan jalan ya? kemana?" tanya Deni kurang yakin.

"Kemana ajalah mas yang penting kita ajak anak kita refreshing,kasihan Tio jarang sekali bertemu samamu mas,kalau mas pulang kerja Tio nya sudah tidur, besoknya mas sudah berangkat ke kantor,apa mas gak rindu sama Tio," tanya Almira dengan muka sedihnya.

"Kamu kok ngomong gitu sih,mas kan kerja buat kalian juga, lihat hidup kita semua telah terpenuhi," jawab Deni dengan suara yang tinggi.

"Aku tau mas,bukan maksudku seperti itu.Tio sudah besar mas sudah bisa protes dia bilang mas sudah tidak sayang dan tidak perhatian lagi samanya," jawab Almira.

"Seharusnya kamu kasih dia pengertian,kalau ayahnya sibuk cari uang untuk keperluan kita, jangan malah kamu ajari yang tidak baik," jawab Deni dengan marah.

"Kenapa mas jadi marah marah seperti ini, kami cuma minta waktu mas sedikit saja, mumpung mas libur,mas sekarang sudah banyak berubah,mas sudah tidak peduli lagi dengan kami,mas lebih banyak menghabiskan waktu mas di luar daripada dengan kami," jawab Almira dengan sedih

"Kamu jadi istri tidak pernah bisa bersyukur,apa kamu pikir semua yang ada di rumah ini,baju dan perhiasan yang kamu pakai makanan yang enak dan semua kebutuhan yang lain itu biayanya dari mana!dari langit? saya yang kerja dari pagi sampai malam,jadi wajar kalau waktu ku lebih banyak di luar," jawab Deni dengan lantang.

"Aku tau mas, tidak usah mas marah marah aku cuma minta kita pergi cuma sebentar,kalau mas tidak bisa mau istirahat ya sudah tidak apa apa mas aku ngerti," jawab Almira

"Seandainya aku bisa memilih,aku lebih memilih hidup sederhana mas daripada hidup mewah tapi kita jadi jauh dan sering berantem seperti ini mas,"tambah Almira.

"Memang susah ya ngomong sama kamu, sudah lah aku mau istirahat jangan ganggu aku, kalau kalian mau pergi keluar kalian berdua saja minta antar sama supir, jangan lupa bilang sama Tio kalau hari ini aku belum bisa menemani kalian jalan jalan, lain waktu akan aku usahakan," jawab Deni.

Deni pun akhirnya pergi ke kamar dengan amarah nya dan tidak jadi sarapan, seleranya sudah hilang karena bertengkar dengan istrinya.

"Ayah kenapa Bu, kenapa ayah marah sama ibu?apa karena Tio nakal?Tio minta maaf Bu Tio janji Tio tidak jadi anak yang nakal lagi supaya ayah tidak marah sama ibu," tanya Tio dengan mukanya yang polos.

Jatuh sudah air mata Almira mendengar kata-kata anaknya yang begitu polos.

"Ayah tidak marah sama Tio sayang,ayah cuma kecapekan,Tio jangan ganggu ayah dulu ya ayah mau istirahat, kasihan ayah capek cari uang buat kita semua," jawab Almira berusaha untuk tersenyum.

"Jadi kita tidak jadi pergi nya ya Bu"? tanya Tio dengan sedih.

Ya Allah aku tidak tega melihat anakku kecewa seperti ini ya Allah,jerit hati Almira.

"Sekarang Tio makan ya sayang, ibu sudah masakan makanan favorit nya Tio," ajak Almira kepada anaknya.

"Terima kasih ibu,cuma ibu yang sayang sama Tio," jawab Tio sambil menunduk.

"Sssstttt.... jangan bilang seperti itu, semua sayang sama kamu,Ayah,ibu kami semua sayang sama Tio", jawab Almira sambil memeluk anak kesayangannya.

"Ayah sudah tidak sayang Tio lagi ibu,Ayah sudah tidak pernah peluk Tio lagi, Ayah juga sudah tidak mau main sama Tio lagi,apa karena Tio anak yang nakal," tanya Tio sambil menangis di pelukan ibunya.

"Tio sayang, Ayah sama ibu kami semua sayang sama Tio, jadi Tio jangan ngomong seperti itu lagi ya sayang," jawab Almira.

CURIGA

"Masakan Ibu memang paling enak," jawab Tio memuji ibu.

"Terima kasih sayang, ibu jadi curiga tumben Tio muji masakan ibu, ayo Tio mau minta apa sama ibu," tanya Almira kepada Tio yang tersenyum karena ibunya bisa menebak kalau Tio menginginkan sesuatu.

"Tio mau beli mainan baru ibu, mainan yang sama seperti teman Tio," jawab Tio menyampaikan keinginan nya.

Almira melamun, merenungkan permintaan Tio, ya memang sudah lama Tio tidak pergi bersama kedua orang tuanya, namun Deni suaminya tidak bisa memenuhi keinginan anak semata wayangnya.

"Bagaimana setelah sarapan ini kita pergi membeli mainan yang Tio inginkan," ajak Almira.

"Tapi Ayah tidak bisa pergi ibu," jawab Tio

"Bagaimana kalau kita berdua saja yang pergi, kita beli semua mainan yang Tio sukai bagaimana?" ajak Almira.

"Mau...mau...." jawab Tio dengan antusias.

Melihat Tio kembali ceria Almira merasa senang, apa sebenarnya yang terjadi samamu mas,kenapa akhir-akhir ini kamu banyak berubah, kamu bukan suami dan ayah yang kami kenal dulu, suara hati Almira.

Lagi menikmati sarapan pagi mereka tiba-tiba Deni turun dari atas dengan berpakaian rapi dan wangi. Deni melewati mereka begitu saja tanpa menegur bahkan menyapa anaknya.

"Mau kemana mas, apakah mas sudah selesai istirahat nya? apakah mas mau ngajak kami jalan jalan? tunggu sebentar ya mas kami siap siap dulu," jawab Almira dengan antusias.

mendengar itu Deni langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke asal suara, barulah Deni tau kalau di situ juga ada Tio yang tersenyum lebar karena mendengar kalau ayahnya akan mengajak pergi jalan-jalan.

Deni mendekati anaknya dan berjongkok didepan anaknya sambil tangannya memegang wajah Tio.

"Ayah belum bisa sayang, ayah masih banyak kerjaan, ayah minta maaf ya nanti kalau kerjaan ayah sudah selesai ayah pasti akan ajak Tio sama ibu jalan jalan," bujuk Tio

Mendengar penolakan ayahnya Tio kecewa, tanpa sadar Tio meneteskan air matanya, melihat itu Deni langsung memeluk anaknya.

"Maafkan ayah sayang, ayah janji setelah kerjaan ayah selesai kita pergi jalan-jalan, gimana kalau Tio sama ibu pergi duluan ayah janji setelah itu ayah akan menyusul Tio," tambah Deni.

Mendengar ayahnya akan pergi bersama mereka, Tio berhenti menangis dan tersenyum ceria.

"Ayah janji akan menyusul kami nanti, ayah tidak bohong kan", jawab Tio sambil menghapus air matanya.

"Ayah janji sayang ayah nanti akan langsung menyusul begitu kerjaan ayah selesai," jawab Deni.

"Tio sayang ayah," jawab Tio memeluk ayahnya.

"Sudah bisakah ayah pergi kerja, biar kerjaan ayah cepat selesai ayah harus pergi sekarang," jawab Deni sambil melepas pelukan Tio.

Deni langsung berdiri dan melangkah kearah pintu keluar.

"Mas tunggu sebentar," panggil Almira sambil melangkah tepat didepan Deni berdiri.

"Mas aku mohon, sekali ini tepati janjimu, apa mas lupa sudah berapa kali mas buat janji sama Tio," ucap Almira mengingatkan Deni.

"Akan aku usahakan, seandainya aku tidak bisa memenuhi janjiku, aku harap kamu bisa memberi penjelasan sama Tio," jawab Deni.

"Bukan jawaban seperti ini yang ingin aku dengar mas," jawab Almira dengan kecewa.

"Apa yang kamu harapkan dariku," jawab Deni dengan datar.

"Aku ingin kita seperti dulu mas, makan bareng, ngobrol ngobrol bersama kalau hari libur kita pergi jalan-jalan,"jawab Almira sambil mengenang saat-saat mereka masih harmonis.

"Apa maksudmu kamu ingin kita kelaparan seperti dulu, diusir pemilik rumah karena tidak bisa membayar kontrakan, kerja menjadi staf biasa bahkan gajinya sudah habis sebelum akhir bulan, ingin seperti itu maksudmu," jawab Deni dengan nada tinggi.

Tanpa mereka sadari Tio mendengar pertengkaran mereka dari arah dapur, Tio menangis sambil memeluk dirinya sendiri, karena bukan sekali ini saja Tio mendengar orang tuanya bertengkar.

"Kalau dengan kemiskinan membuat kita bisa bersama lagi, saling berbagi dan membuat kita bahagia kenapa tidak," jawab Almira.

"Apa kamu bilang? bahagia, adakah orang di dunia ini bahagia karena hidup miskin," tanya Deni dengan mengejek.

"Uang tidak menjamin hidup bahagia mas, tidak semua bisa dibeli dengan uang," jawab Almira.

"Oh ya apa kamu tidak butuh uang untuk biaya hidupmu, apa kamu bisa membeli sesuatu tanpa uang," jawab Deni.

"Apa mas sadar, setelah mas mendapatkan semua kemewahan ini mas mulai berubah, mas tidak ada waktu untuk kami, bahkan kita sering bertengkar mas," jawab Almira.

"Apa pernah aku tidak pulang ke rumah, kamu jangan selalu menyalahkan aku, aku kerja juga untuk kalian," jawab Deni.

"Tapi tidak harus mengacuhkan kami juga mas," jawab Almira.

"Sudahlah aku capek ngomong sama kamu, tidak ada gunanya, kamu selalu merusak mood ku," jawab Deni sambil melangkah keluar rumah menuju mobilnya.

"Apa ada orang yang kerja dihari libur seperti ini, aku harap kamu tidak membuat aku tambah kecewa mas, semoga apa yang aku pikirkan itu salah, kalau sampai itu terjadi aku akan pergi dari kehidupan mu mas, selamanya," ucap Almira pelan.

APA AKU SALAH ORANG

"Ibu aku mau mainan yang itu ibu," ucap Tio menunjuk mainan yang dia suka.

"Yang ini sayang," tanya Almira dengan lembut.

"Iya ibu Tio suka mainan ini," jawab Tio dengan senang.

Setelah membeli mainan untuk Tio mereka berkeliling di mall sambil menunggu Deni datang.

"Apa kamu sudah lapar Tio," tanya Almira

"Nanti aja makannya ibu kita tunggu ayah datang dulu, biar makan bareng sama ayah," jawab Tio penuh harap.

"Baiklah kalau Tio masih belum lapar, kita keliling lagi yuk," ajak Almira

"Semoga kamu bisa memenuhi janjimu kali mas, aku tidak tega melihat Tio terluka lagi," ucap Almira dalam hatinya.

Di tempat lain.

"Aku pergi dulu ya sayang, aku sudah buat janji dengan anakku," ucap Deni kepada perempuan yg dipeluknya yang bernama Dina.

"Apa kamu tega meninggalkan aku sendiri demi anak dan istrimu," tanya Dina memelas.

"Dari awal kita sudah sepakat kalau hari Minggu adalah waktu aku bersama mereka," jawab Deni.

"Oh kamu sekarang sudah berani ngomong seperti ini kepada aku ya mas, apa kamu lupa siapa yang membantu kamu sampai sekarang, apa kamu juga lupa bagaimana kamu yang dulu sebelum mendapat jawaban seperti sekarang, atau kamu sudah bosan dan ingin kembali hidup miskin seperti dulu, iya mas," tanya Dina dengan sinis.

"Bukan seperti itu sayang, kenapa kamu ngomong seperti ini, aku tidak mungkin bisa meninggalkan kamu, aku cuma tidak ingin kalau sampai istriku curiga, apa kamu mau itu ," tanya Deni.

"Ya bagus dong, kamu tidak perlu capek-capek ngasih dia penjelasan, kamu bisa langsung meninggalkan istrimu yang jelek dan tidak berguna itu", jawab Dina dengan senyum mengejek.

"Tidak seperti itu juga sayang, aku harus cari alasan yang masuk akal", jawab Deni membujuk kekasihnya.

"Alasan apalagi mas, bukannya kamu pernah bilang kalau kamu sudah tidak cinta lagi sama istrimu itu, apa itu semua bohong," jawab Dina marah.

"Beri aku waktu untuk memikirkan ini sayang, aku belum siap, ini terlalu mendadak," ucap Deni.

"Seharusnya kamu berfikir sebelum kamu mendekati aku mas, kalau kamu masih ingin bersama mereka silahkan, aku tidak akan mencegah, apa kamu sudah siap hidup seperti dulu lagi dan turun jabatan," ancam Dina.

"Beri aku waktu aku pasti akan menyelesaikan masalah ini, tolong jangan lakukan itu aku tidak ingin semua orang menghina aku seperti dulu lagi, sudah cukup aku diperlakukan seperti itu oleh mereka," jawab Deni.

"Satu bulan," jawab Dina

"Apa satu bulan," tanya Deni tidak percaya.

"Iya, kenapa? apa terlalu cepat atau terlalu lama," jawab Dina tersenyum misterius.

"Baiklah, aku sudah capek seperti ini terus, aku akan melepas mereka demi kamu sayang," jawab Deni sambil mencolek dagu kekasihnya.

"Apa setelah itu kita bisa menikah, aku sudah tidak sabar untuk segera meminang mu, apa setelah itu aku bisa menggantikan posisi papamu di perusahaan," tanya Deni dengan bahagia.

"Tentu, kamu bisa menggantikan posisi itu, asal kamu meninggalkan mereka, aku akan bicarakan masalah ini dengan papa," jawab Dina dengan manja dan mereka berpelukan.

"Ayo aku antar sampai ke depan, aku tidak bisa mengantarmu pulang, tadi istriku kasih kabar kalau mereka ditempat ini juga," ucap Deni.

Tanpa Deni sadari dari arah belakang ada yang melihat mereka berdua bergandengan mesra.

"Apa itu mas Deni ya, sepertinya itu mas Deni aku masih ingat baju dan celana sama persis seperti yang mas Deni pakai tadi pagi, ya Allah apa ini semoga itu bukan orang yang sama," ucap Almira pelan.

"Ibu kenapa?" tanya Tio

"kenapa sayang," tanya Almira

"Ibu kenapa melamun, Tio dari tadi manggil ibu, tapi ibu diam saja tidak mau jawab, ibu lihat apa di sana?" tanya Tio penasaran.

"Tidak ada apa-apa sayang ibu tadi seperti melihat ayah keluar, mungkin ibu cuma salah lihat," ucap Almira.

"Itu pasti benar ayah ibu, ayah kan sudah janji sama Tio," ucap Tio senang.

"Semoga ayah bisa datang kita bisa makan bareng ayah dan kita ajak ayah keliling mall lagi," ucap Almira.

"Itu ayah ibu, hore ayah sudah datang," ucap Tio sambil melompat lompat kegirangan.

Almira langsung menoleh kearah yang ditunjuk Tio, jantung Almira berdetak dengan sangat cepat, "ya Allah baju dan celana ini sama persis seperti yang aku lihat tadi, mas Deni belum ganti pakaiannya, apa tadi yang aku lihat juga mas Deni, tapi siapa wanita itu? kenapa mereka begitu mesra." ucap Almira pelan.

"Ayah," panggil Tio berlari kearah ayahnya.

"Tio jangan berlari seperti ini kalau jatuh bagaimana," tegur Deni.

"Kenapa kalian ada disini? apa kalian sudah selesai belanjanya," tanya Deni.

"Tadi ibu bilang melihat ayah keluar apa benar ayah?" tanya Tio dengan polos.

Deni langsung menoleh kearah Almira berdiri, Deni terlihat tegang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!