NovelToon NovelToon

Young Mommy

Prolog & Pengenalan Tokoh

Ayana Putri Hartono, baru saja masuk sekolah menengah atas. Ayana memilih melanjutkan sekolahnya di salah satu sekolah swasta Wismagara. Ayana gadis cantik dengan tubuh yang mungil. Memiliki sifat yang periang dan humble. Dia merupakan putri satu-satunya dari keluarga Hartono, seorang pengusaha Frozen Food di kota Bandung.

Saat masa orientasi siswa, Ayana jatuh hati pada seorang kakak kelasnya yang bernama Gama Wismagara. Ya, dia adalah anak dari pemilik sekolah ini. Gama merupakan anak kelas tiga. Mempunyai wajah yang tampan, otak yang cerdas, murid ekskul basket dan futsal, membuat banyak murid wanita yang mengejar cintanya.

Setelah masa orientasi selesai, Ayana mulai memberanikan diri mendekati Gama. Tidak disangka Gama merespon baik padanya. Sejak saat itu Ayana semakin gencar memperjuangkan cinta Gama. Dan pada akhirnya perjuangan Ayana pun tidak sia-sia. Gama ternyata memiliki perasaan yang sama dengan.

Satu sekolah tidak percaya karena Gama dengan mudahnya membalas perasaan seorang wanita. Berbagai cemoohan pun mulai mengusik Ayana, banyak yang mengatakan Ayana memakai pelat untuk mendapatkan Gama. Bagaimana tidak dicemooh jika hanya dia yang bisa menaklukkan hati seorang Gama. Bahkan wanita yang digadang-gadang tercantik di sekolah mereka pun tidak bisa membuat Gama jatuh cinta.

Singkat cerita, hubungan Ayana dan Gama semakin romantis, bahkan mereka dijuluki 'The best couple'. Ayana merasa menjadi wanita paling beruntung karena bisa menjadi kekasih dari Gama. Bahkan wanita itu memperkenalkan Gama pada kedua orangtuanya.

Tak terasa hubungan mereka sudah berjalan 7 bulan. Sebentar lagi Gama merayakan kelulusannya. Ada perasaan sedih di hati Ayana, karena sebentar lagi mereka berpisah. Terlebih lagi Gama berencana melanjutkan kuliah di luar negeri. Tapi Gama selalu meyakinkan Ayana jika hubungan mereka akan baik-baik saja meskipun hubungan jarak jauh.

Setelah hari perpisahan, Gama meminta ijin kepada orang tua Ayana untuk keluar nanti malam. Pria itu mengatakan jika dirinya ingin dinner romantis dengan Ayana sebelum dirinya berangkat ke luar negri.

Malam harinya Ayana dan Gama makan di sebuah restoran milik orang tua Gama. Ayana begitu senang karena Gama telah menyiapkan makanan romantis untuk mereka. Hanya ada mereka berdua di dalam restoran karena Gama sengaja mengosongkan restoran.

Setelah makan, Gama mengajak Ayana untuk berdansa bersamanya. Ayana pun mengiyakan, keduanya berdansa dalam remang-remang malam, mereka hanya diterangi oleh lilin-lilin yang menyala di sekitar meja mereka.

Selesai berdansa, Gama memeluk tubuh Ayana dengan erat. Setelah itu ia mulai berani mengecup singkat bibir Ayana. Mendapati wanita itu tidak melawan, Gama pun meminta hal lebih, dan lagi-lagi Ayana hanya membiarkan Gama melakukan hal yang ia suka. Toh mereka sebentar lagi berpisah, itung-itung itu sebagai obat rindu nantinya.

Keduanya larut dalam ciuman bibir yang saling bertautan. Lama kelamaan ciuman mereka semakin menuntut. Tangan Gama mulai memberikan sentuhan-sentuhan nakal yang membuat Ayana terbawa suasana. Semakin lama mereka semakin melakukan hal yang intim. Hingga keduanya tidak sadar telah terperangkap oleh bujuk rayu syaitan. Mereka melakukan itu di dalam ruangan Manager restoran.

Pagi harinya mereka tersadar telah melakukan hal yang salah. Ayana mulai terisak karena takut orang tuanya tahu apa yang mereka lakukan. Gama pun sama halnya, ia takut jika benihnya tumbuh dalam rahim Ayana. Tapi pria itu berusaha bersikap tenang dan berpikir jika semuanya akan baik-baik saja.

Sebulan kemudian, Ayana merasakan perubahan pada tubuhnya. Ia merasa tubuhnya mudah lelah, ia juga sering mengalami mual-mual kala menghirup aroma tertentu. Ayana juga sering menginginkan makanan yang aneh-aneh. Wanita itu pun mulai khawatir, ia takut apa yang cemaskan benar terjadi. Akhirnya ia pun memberanikan diri untuk melakukan testpack. Ayana sungguh syok kala hasilnya menunjukkan dirinya tengah hamil.

Wanita itupun bergegas menemui Gama, ia mengatakan pada pria itu jika dirinya sedang hamil. Ia berharap Gama mau bertanggung jawab, tapi harapannya tinggallah harapan. Gama memintanya untuk menggugurkan kandungannya. Tentu saja Ayana tidak ingin melakukan hal tersebut. Akhirnya Ayana mendatangi kedua orang tua Gama dan mengatakan jika dirinya tengah mengandung cucu mereka. Namun lagi-lagi Ayana menerima kenyataan pahit karena kedua orang tua Gama memintanya menggugurkan kandungannya.

Ayana putus asah, dirinya benar-benar telah hancur. Gama telah menghancurkan hidupnya, bahkan pria itu tega meninggalkan dirinya saat dalam keadaan hamil. Tak sampai disitu saja penderitaan Ayana, kedua orangtuanya pun marah besar. Bahkan mereka meminta hal yang sama seperti Gama dan kedua orangtuanya. Ayana diberikan dua pilihan, mengugurkan kandungannya dan tetap hidup bersama orangtuanya atau memilih janin itu dan pergi dari rumah. Itu adalah pilihan berat bagi Ayana, tapi wanita itu harus memilih.

Di satu sisi ia tidak ingin pisah dari orangtuanya, namun disisi lain ia tidak mau membunuh anak yang tidak berdosa itu dalam rahimnya. Ayana berada di persimpangan dilema, dirinya bimbang dalam mengambil keputusan.

Lima tahun kemudian Ayana kembali bertemu dengan pria itu. Seketika rasa takut menghantuinya. Ia takut jika pria itu tahu Ayana mempertahankan bayi mereka. Ayana tidak mau kelurga Gama menyakiti anaknya, atau bahkan mengambil anak itu dari Ayana. Ia tidak ingin hal itu terjadi.

🍃

🍃

🍃

PENGENALAN TOKOH

Ayana Putri Hartono, gadis cantik dengan tubuh yang mungil. Memiliki sifat yang periang dan humble.

Gama Wismagara, mempunyai wajah yang tampan, otak yang cerdas, dingin terhadap wanita. Dia merupakan putra sulung dari pemilik sekolah.

Lucas, merupakan sahabat dari Gama. Mempunyai sifat yang humoris serta asyik.

Mona, sahabat Ayana yang memiliki sifat yang sedikit centil.

Dira, wanita yang berpenampilan sedikit tomboi ini juga sahabat Ayana.

Gala Wismagara, sama persis dengan sifat Gama, dia merupakan anak bungsu dari pemilik sekolah ini. Gala juga menjabat sebagai ketua OSIS di sekolahnya.

Lerry, orangnya kaku, dan pendiam, tapi sekali bicara suka nusuk, dia adalah sahabat Gala.

Tio, orangnya humoris dan sedikit bobrok. Dia juga sahabat Gala.

Sintia, wanita digadang-gadang menjadi murid tercantik di sekolah Wismagara. Wanita ini memiliki sifat yang berbeda dan licik, Iya begitu tergila-gila dengan Gama.

Mama Lisa, mama dari Ayana.

Papa Hartono, Papa dari Ayana.

Budianto Wismagara, adalah Ayah dari Gama dan Gala.

Mila Sari, adalah Bunda dari Gama dan Gala.

Itu Visual Versi Sa 😁 kalau ada yang nggak setuju bisa sesuaikan dengan visual masing-masing 🤗❤️

🍃

🍃

🍃

selamat bergabung kembali di novel terbaru Sa🤗❤️ jangan lupa masukkan Favorit + Like + Komen + Vote + Beri Hadiah🤗🥰

Part 1 - Hari Pertama masuk sekolah

...🍃 HAPPY READING 🍃...

Suara alarm di pagi hari mengusik tidur seorang gadis cantik. Dengan mata yang masih terpejam tangannya meraba-raba nakas mencari keberadaan jam wekernya. Ia segera mematikan jam wekernya dan kembali melanjutkan tidurnya.

Dari luar kamar terdengar suara gaduh sang mama yang merepet karena putrinya belum juga bangun.

"Ayana !!!" Teriak Mama Lisa kala masih melihat putrinya molor.

Wanita paruh baya itu mendekati putrinya dan mencoba menggoyang-goyangkan tubuh sang putri.

"Sayang, bangun !!! Ini sudah jam enam lewat loh, nanti kamu telat masuk sekolahnya. Hari ini hari pertama masuk sekolah"

Ayana yang tadinya sudah kembali ke alam mimpi mau tidak mau segera terbangun.

"Iya ma" jawabnya lesu. Ia terbangun dan meninggalkan tempat tidur ternyaman miliknya. Ia masuk kamar mandi dengan wajah bantal.

Tak butuh waktu lama, wanita itu sudah segar. Ia segera bersiap-siap untuk ke sekolah. Hari ini adalah hari pertama masa orientasi siswa baru. Ayana tidak boleh datang terlambat karena bisa-bisa dirinya dihukum.

Ayana segera turun dan ikut sarapan bersama kedua orang tuanya.

"Makan pelan-pelan aja sayang !" ucap Papa Hartono.

"Nggak bisa pelan-pelan Pa, bentar lagi kayaknya Ayana telat deh" jawabnya dengan mulut yang penuh dengan roti.

"Makan jangan sambil bicara ! Kunyah dulu makanannya lalu telan, nah baru deh bicara ! Kamu memang kebiasaan bangun telat, padahal udah gede juga" omel Mama Lisa.

"Sudah Ma ! Tidak baik ngomel di depan makanan" tegur Papa Hartono.

"Bener tuh kata Papa" celetuk Ayana.

"Papa selalu saja belain Ayana" kesal Mama Lisa.

Ayana terkekeh melihat mamanya marah-marah. Memang seperti itulah karakter sang Mama yang doyan ngomel tapi sebenarnya mempunyai hati yang lembut. Berbeda dengan sang Papa yang memiliki hati yang keras atau bisa dikatakan orangnya sangat tegas.

"Ayana udah selesai, Ayana pamit sekolah dulu ya Ma, Pa !"

Ayana pamit dengan kedua orang tuanya, tak lupa ia mencium tangan kedua orang tuanya dan pipi mereka.

Hari ini Ayana berangkat diantar oleh supir, sang Papa memang melarangnya untuk menyetir sebelum memiliki SIM mengemudi.

"Huft... Untung aja tidak telat" ucapnya lega kala ia turun dari mobil.

Ayana berlari masuk gerbang sekolah. Wanita itu ikut berbaris di tengah lapangan bersama para murid baru dari berbagai sekolah.

"Pssst...pssst..." Seseorang berbisik di dekatnya.

"Hai, kenalin namaku Dira !" lanjut murid baru yang berada tepat di samping kirinya.

"Kalau aku Mona" sambung murid yang berada di belakang Dira.

Ayana tersenyum lalu memperkenalkan dirinya, "Ayana"

"Kita berteman yuk !" Ajak Mona pada Ayana.

"Boleh, aku juga nggak punya teman di sekolah ini" jawab Ayana senang.

Ketiganya lalu mengobrol hingga tidak sadar seseorang kakak kelas menghampiri mereka.

"Hm..." Seketika ketiga perempuan itu terdiam, "Jangan ngobrol ! Jika kalian masih ngobrol saya akan kasih hukuman !" lanjutnya dengan suara dingin.

Ketiganya kompak mengangguk. Ayana melihat kakak kelasnya itu melenggang pergi. Sementara Mona kembali membuka suara.

"Gila, cool banget tuh cowok. Idaman aku banget itu mah"

"Diam Mona ! Nanti kalau kita ketahuan ngobrol, kita bakalan kena hukuman" tegur Dira.

Akhirnya Mona terdiam.

Tidak terasa waktu jam istirahat tiba. Mereka bertiga berjalan ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kelaparan. Setelah mereka pesan makanan, mereka lanjut mengobrol.

"Kalian lihat nggak cowok tadi ? Sumpah ya, itu ganteng banget, cool, keren, pokoknya tipe aku banget" ucap Mona tersenyum kegirangan.

"Ya kamu mah kalau dapat cowok ganteng dikit, sekalinya bilang kalau itu tipemu" sahut Dira memutar bola matanya dengan malas.

"Tapi kali ini auranya benar-benar beda. Kayaknya aku suka deh sama kakak itu" balas Mona.

"Auranya beda ? Maksudnya Auranya mistis gitu ?" Tanya Ayana menggoda Mona.

"Ya bukan itu juga kali Ayana" jawab Mona sedikit kesal.

Ayana dan Dira terkekeh melihat Mona kesal. Tak lama kantin yang tadinya sunyi mendadak riuh kala kedatangan tiga murid cowok keren. Mereka adalah Tio, Lerry, dan Gala.

Mereka terkenal sebagai murid terkeren di tingkatan kelas dua. Banyak wanita yang sering memuji mereka, terutama Gala. Namun Gala belum bisa menandingi ketenaran sang kakak di kalangan para murid sekolah Wismagara.

"Lihat deh itu ! Wah mereka ganteng-ganteng ya" ucap Mona menunjuk ke arah Gala dan kawan-kawan.

"Nggak ah, biasa saja. Menurutku hanya Gala yang tampan diantara mereka" balas Dira.

"Matamu kayaknya picek. Mereka semua tampan tahu, iya kan Ayana ?"

"Iya" jawab Ayana singkat.

Ayana melihat ke arah meja Gala, tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. Sejenak tatapan mereka saling mengunci. Hingga Tio menepuk pundak Gala dan pria itu pun mengalihkan pandangannya. Ayana pun sama halnya.

Setelah makan, bel pun berbunyi tanda jam istirahat sudah selesai. Mereka bergegas masuk ke ruangan yang mereka tempati.

Waktu berjalan, tanpa terasa sudah waktunya untuk pulang. Mona dan Dira sudah balik duluan. Sebenarnya mereka ingin menemani Ayana menunggu jemputannya, tapi Ayana melarang mereka.

Saat Ayana sedang duduk sendirian sambil mengutak-atik gadgetnya tiba-tiba seseorang mendekatinya. Ayana yang tadinya menunduk mengangkat kepalanya menghadap ke arah orang tersebut. Orang itu tidak lain adalah Gala.

"Boleh duduk ?" tanya Gala pada Ayana.

Ayana mengangguk sebagai jawaban, wanita itu sedikit menggeser posisinya memberi tempat duduk untuk Gala.

"Lagi nunggu jemputan ?" tanyanya lagi, dan Ayana menjawabnya dengan sebuah anggukan.

"Boleh aku temani ?"

Lagi-lagi Ayana hanya mengangguk.

"Namamu siapa ? Aku Gala"

Gala bertanya pada Ayana, Ia juga memperkenalkan namanya kepada wanita itu.

"Ayana" jawab Ayana singkat.

"Nama yang cantik, persis dengan wajahnya" guman Gala.

"Kakak bicara apa ?" tanya Ayana karena sempat mendengar guman dari Gala tapi sayangnya tidak begitu jelas.

"Ah, bukan apa-apa" jawab Gala.

Mereka lalu terdiam, kesunyian dan kecanggungan jelas mereka rasakan. Ayana bernafas lega kala melihat mobil jemputannya sudah datang. Wanita itu bergegas mendekati mobilnya. Saat hendak masuk mobil, tiba-tiba Gala mencekal tangannya.

"Tunggu ! Apa boleh aku minta nomor ponselmu ?"

Ayana melihat tangannya dipegang oleh Gala, ia pun tersenyum lalu memberikan nomor ponselnya pada Gala. Setelah itu ia segera masuk ke dalam mobilnya. Gala tersenyum puas kala mendapatkan nomor Ayana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa tinggalkan jejak ! ❤️

Part 2 - Gama Wismagara

...🍃Happy Reading🍃...

Seminggu telah berlalu, masa orientasi siswa baru pun telah usai. Kini mereka telah resmi menjadi siswa sekolah Wismagara. Semua murid baru masuk ke kelas mereka setelah pembagian kelas. Ayana dan kedua sahabat barunya begitu senang karena mereka bisa satu kelas.

Jam pelajaran pun dimulai, Ayana dan kedua sahabatnya mengikuti pelajaran dengan serius. Setelah jam pelajaran usai dan berganti dengan jam istirahat, mereka berjalan ke arah kantin.

Saat di jalan mereka saling bercanda bahkan saling dorong, hingga tanpa sengaja Ayana menabrak seorang pria tinggi.

Bruk. Kedua teman Ayana membulatkan matanya. Sementara Ayana tampak meringis kesakitan setelah menabrak dada bidang pria tersebut dengan keras.

"Aww..." Ayana mengelus hendaknya yang terasa sakit.

"Punya mata nggak sih ?" tanya pria itu dengan suara dingin.

Ayana mengangkat kepalanya hendak memarahi pria itu, tapi niatnya ia urungkan kala melihat wajah pria tersebut. Hati Ayana berteriak memuji ketampanan pria tersebut. Tapi Ayana merasa tidak asing dengan wajah pria itu.

"Jika ditanya ya dijawab ! Kamu caper ya sama Gama ?" sambung pria di samping mereka.

"Temanku nggak sengaja kali, Ayana tidak ada maksud buat caper !" celetuk Dira.

"Diam kamu ! Aku tidak mengajakmu bicara" bentak pria tersebut yang tak lain adalah Lucas sahabat Gama.

"Ye, sewot amat sih" gerutu Dira.

Lucas tidak menanggapi ucapan Dira.

"Maaf kak, aku nggak sengaja" ucap Ayana sambil tersenyum.

Gama tidak menggubris permintaan maaf dari Ayana. Iya hanya menatap dingin wanita itu, setelah itu dia segera pergi meninggalkan Ayana dan kedua sahabatnya.

"Tampan banget" puji Ayana ketika Gama sudah pergi.

"Ganteng sih, tapi judes" sahut Dira.

"Udah yuk, kita ke kantin !" ucap Mona.

Akhirnya mereka bertiga masuk ke kantin, mereka memilih duduk di meja paling pojok. Baru beberapa menit mereka duduk tiba-tiba Gala datang bersama kedua sahabatnya.

"Boleh kita gabung ?" tanya Gala.

"Boleh banget kak" jawab Mona dengan cepat. Tentu saja ia setuju duduk satu meja dengan cowok yang ia taksir.

Gala dan kedua temannya pun duduk di hadapan Ayana dan kedua temannya. Setelah itu mereka memesan makanan yang mereka mau sambil menunggu mereka mengobrol.

"Gimana hari pertama masuk sekolah ? Seru nggak ?" tanya Gala pada Ayana.

"Seru dong. Apalagi bisa lihat cowok-cowok ganteng seperti kalian" jawab Mona.

"Aiss... Anak ini, bukan dia yang ditanya tapi dia yang jawab" ucap Dira kesal.

"Ya biarin aja" balas Mona.

Ayana hanya bisa tersenyum melihat kedua sahabatnya itu. Gala terpesona dengan senyuman Ayana.

Di sebuah meja yang tidak jauh dari meja Ayana dan Gala. Terlihat dua pria menatap ke arah mereka.

"Sepertinya adikmu mengenal wanita itu" ucap Lucas pada Gama.

Gama tidak menanggapi ucapan Lucas, ia hanya fokus melihat interaksi Gala dan Ayana. Terlihat Ayana berbicara sambil tersenyum pada Gala.

"Tapi cewek yang nabrak kamu cantik juga sih, nggak kalah cantik sama Shintia" lanjut Lucas memuji Ayana.

Tak lama kemudian Shintia pun datang menghampiri meja mereka. Wanita itu duduk di samping Gama tanpa permisi.

Gama hanya bisa menghela nafas melihat kedatangan wanita itu. Wanita yang sudah dua tahun lebih mengusik ketenangan hidupnya.

"Kalian sudah pesan makan ?" tanya Shintia.

"Sudah, malahan sudah kenyang" balas Lucas.

Sementara Gama tidak membuka suara. Dirinya terlalu malas berbicara dengan Shintia. Pandangannya masih terpaku pada Gala dan Ayana.

Diabaikan oleh Gama membuat Shintia merasa kesal. Gama selalu memperlakukannya seperti ini.

"Gama aku lagi bicara loh sama kamu" ucapnya sambil mengguncang tubuh Gama.

Hal inilah yang membuat Gama tidak menyukai Shintia yang agresif. Akhirnya pria itu menggebrak meja dengan keras hingga membuat penghuni kantin menatap ke arahnya.

"Bisa nggak sih sehari aja nggak ganggu hidup aku ?" tanya Gama dengan intonasi suara yang meninggi. Ia pun pergi meninggalkan Shintia, disusul sahabatnya Lucas.

Semua mata menatap ke arah Shintia. Ada yang menatapnya iba ada juga yang menatapnya dengan tatapan mengejek. Hampir satu sekolah tahu jika Shintia terus mengejar cinta Gama, tapi pria itu selalu menolaknya. Banyak siswa yang tidak habis pikir dengan Gama yang tidak bisa menerima cinta Shintia, wanita yang digadang-gadang sebagai wanita tercantik di sekolah ini.

Shintia mengepalkan tangannya dengan kuat, ini bukan kali pertamanya ia dibentak oleh Gama. Shintia tidak akan menyerah untuk mendapatkan Gama, ia bertekad harus membuat pria itu luluh dan bertekuk lutut padanya. Shintia pun meninggalkan kantin dengan rasa malu dan amarah.

Semua kejadian itu tidak luput dari pengamatan Ayana dan kawan-kawan.

"Ck... Wanita itu selalu menganggu kakakmu" ucap Tio pada Gala.

"Iya, heran juga ya sama wanita seperti itu. Udah di tolak berkali-kali tapi masih aja mendekati kakakmu. Kalau aku jadi dia pasti udah malu banget" sambung Lerry.

"Memang wanita itu siapa ?" tanya Mona.

"Dia Shintia, wanita yang banyak dipuja kaum laki-laki di sekolah ini. Tapi dia selalu ngejar cinta Gama, kakak dari Gala. Dia udah ditolak berkali-kali tapi tetap tidak mau menyerah" jelas Tio pada Mona.

"Padahal cantik ya" ucap Mona.

"Cantik sih, tapi centil dan arogan" balas Lerry.

Diam-diam Ayana menyimak, ternyata pria yang ia tabrak tadi adalah kakaknya Gala. Pantas saja dia merasa tidak asing dengan wajah Gama. Jujur saja Ayana pun jatuh hati pada pria tampan itu.

"Oh ya, tadi kak Tio bilang itu kakaknya Kak Gala. Berarti dia anak sulung dari pemilik sekolah ini dong ?" tanya Mona.

"Yap benar sekali, dia adalah Gama Wismagara" jawab Tio.

Mona mengangguk paham. Mereka kemudian melanjutkan makannya. Setelah selesai makan tak lama bel berbunyi tanda jam istirahat sudah habis. Seluruh siswa yang masih berada di kantin berhamburan masuk ke kelas mereka masing-masing.

Saat jam pulang sekolah Ayana berjalan sendirian karena Mona dan Dira sudah balik duluan. Saat berjalan keluar, Ayana melewati parkiran siswa tanpa sengaja ia melihat Gama hendak masuk ke dalam mobilnya. Ayana tersenyum melihat pria itu, akhirnya ia mendapat kesempatan untuk berkenalan dengan Gama.

Ayana melangkah mendekati Gama, "Halo kak !" sapanya membuat Gama sedikit terkejut.

Gama menatap Ayana dengan dingin. Meski begitu Ayana masih melempar senyum manisnya.

"Kak kenalin, namaku Ayana !" Ayana menggantung tangannya di udara mengajak Gama berkenalan. Pria itu hanya melirik tangan Ayana tanpa ada niat membalasnya, Ayana pun sadar dan segera menarik tangannya.

"Kakak kok diam aja sih ?" tanya Ayana.

"Lalu aku harus bicara apa ?" Akhirnya Gama membuka suara walau terdengar dingin.

"Apa aja gitu, misal tanya-tanya tentang Ayana, dimana rumah Ayana, pulang bareng siapa, atau nggak tanyain nomor HP gitu !"

"Nggak penting banget" jawab Gama ketus.

"Jangan seperti itu kak, nanti kakak jatuh hati loh sama Ayana" ucap Ayana terkekeh.

"Nggak lucu" ucap Gama ketus.

Ayana menghentikan tawanya, ia menatap Gama yang terlihat kesal.

"Mau bagi nomor nggak kak ?"

"Nggak"

"Dih, pelit banget sih" Ayana mencebikkan bibirnya.

Gama tidak peduli, pria itu pun memutuskan untuk meninggalkan Ayana. Belum sempat pria itu membuka pintu mobilnya, Anya sudah mencekal tangannya.

"Bagi nomornya dulu kak !"

Anya memainkan puppy eyes berharap Gama mau memberikannya nomor HP. Gama menarik nafas panjang lalu berdecak kesal.

"Ck... Untuk apa ?"

"Untuk menelpon kakak, bertanya kabar agar bisa semakin dekat" jawab Ayana sambil nyengir kuda.

"Itu hal yang paling membosankan. Dan aku tidak suka hal seperti itu" jawab Gama menghempaskan tangan Ayana. Ia segera masuk mobilnya dan meninggalkan Ayana.

Ayana pulang ke rumahnya dengan wajah yang ditekuk membuat sang mama penasaran.

"Kenapa wajahnya kusut seperti itu ?" tanya mama Lisa.

"Nggak apa-apa kok Ma, cuman capek aja" jawab Ayana lesu.

"Baru juga hari pertama sudah letih seperti itu. Yang semangat dong sayang !" ucap sang Mama.

Ayana hanya tersenyum pada mamanya. Ia lalu masuk ke kamar mengganti pakaian kemudian turun untuk makan siang. Selesai makan siang, Ayana kembali ke kamarnya.

Ia membuka gadgetnya dan membalas pesan-pesan di grup chatnya. Mereka membahas tentang tim basket dari sekolahnya yang sebentar lagi tanding dengan sekolah rival mereka. Mona dan Dira sangat antusias untuk menyaksikan pertandingan itu Minggu depan. Berbeda dengan Ayana yang hanya menyimak dan membalas chat seadanya. Dia masih galau karena Gama.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa kasih ⭐⭐⭐⭐⭐

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!