NovelToon NovelToon

SCINCERE LOVE FOR ZIANDRU

Untouchable Man

Sosok tinggi tegap, berwajah tampan nampak turun dari bis sekolah. Bukan seperti anak sekolah lainnya yang turun berdesakan dengan suara riuh, remaja berseragam putih abu-abu ini turun dengan tenang di urutan terakhir.

Langkah kaki pemuda itu menyeretnya berlawanan arah dengan anak anak sekolah yang turun dengannya tadi. Remaja laki laki ini melangkah memasuki gerbang sekolah mewah berlantai lima.

Berbeda dengan gerombolan anak sekolah lainnya yang memasuki SMA Negeri yang satu komplek dengan sekolahnya, remaja ini masuk ke dalam halaman sekolah swasta.

Dia adalah satu-satunya murid sekolah mewah ini yang menaiki bis sekolah. Semua siswa yang sekolah di sekolahnya adalah anak orang kaya. Mereka rata-rata menaiki kendaraan pribadi.

Pamuda ini melangkah memasuki gerbang sekolah setelah sebelumnya menyapa dengan ramah satpam sekolah yang sedang berjaga di pos jaga.

" Sudah jam segini baru beberapa orang yang datang. Dasar anak-anak orang kaya yang manja !! " Gumam remaja ini.Tatapan sinisnya mengitari halaman sekolah dengan mata elang beraura dingin itu lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang OSIS.

Dia adalah ketua OSIS terpilih di tahun ini. Sebenarnya dia tidak punya keinginan untuk menjadi ketua OSIS. Tapi desakan hampir semua murid sekolah ini terutama kaum hawa, membuat tidak kuasa untuk menolak. Dan semua guru-guru di sekolah ini sangat setuju dengan pilihan semua murid untuk pemuda itu.

" Ck...merepotkan !! " Gusarnya sambil membuka ruang OSIS.

" Pluk...Hei !! Kiapa ngana pagi pagi so ba veto sandiri. Ada mimpi apa tadi malam ?? " Sebuah tepukan lembut diiringi suara merdu sambil terkekeh pelan seorang wanita berhasil mengalihkan atensi pemuda itu.

Sontak pemuda itu berbalik dan menatap tajam ke arah tangan yang menepuknya tadi. Ditepisnya dengan kasar jari jari lentik yang sengaja di letakan sang pemiliknya di bahunya.

" Jaga jarak. Sudah sering aku peringati jangan pernah menyentuhku !! " Desis Pemuda ini geram. Giginya gemelutuk menahan emosi.

Gadis remaja yang merupakan wakil ketua OSIS ini sontak memundurkan langkahnya lalu mengulas sebuah senyum polos tanpa dosa.

" Sorry !! Where did i go wrong ?? Aku hanya menyentuh bahumu. Aku tidak memelukmu. Sebenarnya hal apa yang membuatmu alergi denganku, Zian ?? " Ujar gadis itu sendu.

Yah..pemuda itu adalah Aqlan Sharga Ziandru atau akrab disapa Zian oleh teman-temannya.

Zian mendengus kesal pada gadis di depannya lalu melangkah keluar dari ruang OSIS meninggalkan gadis itu.

" Hhff..pria aneh. Semakin kau menjauh, aku semakin semangat menggodamu " Desis gadis bernama Alicia dengan smirk devil-nya sambil menyelipkan anak rambut panjang yang menutupi pipinya ke telingannya.

Gadis remaja berkulit putih mulus berasal dari Profinsi paling Utara pulau sulawesi itu, memang sudah lama mengagumi Zian, sejak mereka sama-sama masih berstatus siswa baru. Dan dia sangat terobsesi menaklukannya. Sebenarnya bukan cuma dia yang ingin menjadi pacar Zian, tapi hampir seluruh kaum hawa di sekolah ini.

Sikap Zian yang sangat dingin, tidak ingin kontak fisik dan selalu menundukan pandangan dari lawan jenisnya, wajah tampannya seperti sengaja di sembunyikannya dari para wanita. Hal ini semakin membuat penasaran oleh kaum hawa.

Dia adalah untouchable man.

" Kak Zian, apa jadi rapat OSIS tentang pelaksanaan MOS sebentar ?? " Celetuk seorang laki laki adik kelas Zian yang merupakan anggota OSIS, berhasil menghentikan langkah Zian.

" Hmm..iya. Nanti jam istirahat pertama. Jangan terlambat datang, agar persiapan MOS nya maksimal " Jawab Zian singkat seraya tersenyum ramah pada adik kelasnya itu tanpa mengurangi kharisma seorang pemimpin.

Zian akan bersikap ramah jika berhadapan dengan laki laki. Bukan berarti dia penyuka sesama jenis, tapi lebih menjaga pandangan dan sikap pada lawan jenis.

" Siap, kak !! " sahut adik kelas Zian.

" Ya udah, kakak tinggal dulu " Pamit Zian sambil menepuk lembut pundak adik kelasnya.

" Mari, kak !! " Adik kelas Zian mengangguk hormat seraya menatap punggung Zian yang semakin menjauh dengan tatapan kagum.

" Kalau aku yang punya wajah tampan seperti itu, sudah kupacari semua cewek cantik di sekolah ini " Gumam remaja itu.

" Tapi sayang, waktu pembagian wajah tampan aku terlambat datang " Imbuhnya lagi sambil terkikik geli merasa ambigu.

" Ha..ha....bangun woi..bangun !! masih pagi, jangan mimpi !! " Suara terbahak menganggu lamunannya. Remaja ini sontak berbalik dan memandang kesal pada teman yang sedang menertawakannya. Rupanya temannya ini mendengar gumamannya tadi.

" Cih..sialan !! " Umpatnya lalu berjalan meninggalkan temannya yang masih menertawaknnya.

***

Zian menghempaskan tubuh letihnya di kasur berukuran kecil. Aktifitasnya seharian di sekolah cukup menguras energinya. Rapat OSIS yang dijadwalkan selesai jam 10 pagi tadi ternyata belum bisa menyempurnakan persiapan, alhasil rapatnya digelar kembali setelah sholat dzuhur.

Pemuda tampan ini menatap nanar langit- langit kamarnya yang sempit. Kamar panti asuhan yang sudah ditempatinya selama setahun lebih ini menjadi tempatnya melepas penat setelah beraktifitas seharian.

" Tok "

" Tok "

" Kak Zian !! dipanggil bunda !! Suara cempreng khas anak kecil membuyarkan lamunan Zian.

Perlahan Zian bangkit dari tempat tidurnya lalu membuka pintu kamar.

" Iya. Bilang bunda Kakak mandi dulu baru menemui bunda, soalnya sudah mau maghrib " Ucap Zian pada bocah kecil salah satu penghuni panti asuhan itu dengan senyum disunggingkan dengan ramah.

" Baik, kak !! " pekik bocah itu lalu membalikan badannya menjauh dari Zian.

***

" Ada apa bund. Bunda manggil Zian tadi ?? " Ujar Zian sambil menghempaskan tubuh kekarnya di sofa berhadapan dengan wanita yang dipanggilnya bunda.

Selepas sholat maghrib Zian datang menemui perempuan dewasa pengasuh anak-anak panti asuhan itu.

" Tadi pagi ada yang mengantar bayi laki-laki pada bunda. Ibu dari bayi itu lumpuh dan bapaknya pergi entah kemana. Bayi itu diantar oleh tetangganya " Tutur perempuan yang biasa dipanggil bunda Lina itu dengan nada sendu.Wajahnya terlihat gelisah.

Bunda Lina adalah janda tanpa anak. Dia hidup sebatang kara. Dia memilih mengabdikan hidupnya untuk mengasuh anak anak malang yang diterlantarkan keluarganya dan anak yatim piatu.

" Astaghfirullah...jadi bayinya ada di mana bund ?? " Zian tersentak mendengar pemaparan bunda Lina.

" Ada di dalam lagi diasuh oleh Raya " Ucap bunda Lina.

Zian mengangguk dan tiba tiba wajahnya jadi sendu.

" Artinya bayi itu tidak diharapkan kehadirannya oleh bapaknya " Batin Zian menjerit pilu.

" Masalahnya bayi di sini sudah berjumlah 5 orang, nak. Bunda tidak mampu mengasuh mereka semua. Raya masih belum cekatan merawat mereka.Apalagi kalau pagi sampai sore Raya ada di sekolah. Bunda khawatir tidak bisa maksimal merawat mereka " Keluh perempuan berumur 40 tahun itu dengan suara lirih.

Zian mendongak. " Kira-kira adakah orang yang mau dibayar untuk mengasuh mereka ?? " Celetuk Zian tiba tiba.

" Bunda rasa ada. Tapi masalahnya dananya mungkin tidak mencukupi, nak !! " Ungkap bunda Lina pelan.

" Dana dari donatur hanya bisa mencukupi makan dan susu mereka " Keluh bunda Lina lagi dengan nada lemah.

" Hff.." Zian terpaku di tempatnya. Dia sedang berfikir dari mana dia akan mendapat dana untuk menyewa pengasuh untuk bayi-bayi malang itu.

Bengkel motor yang baru dirintisnya setahun terkahir dengan modal hasil mengumpulkan uang jajan yang diberikan Uminya ini belum bisa mencukupi kebutuhan anak-anak panti tempat tinggalnya.

" Biar Zian bicara dengan nenek, Bund " cetus Zian dengan wajah sumringah. Dia percaya neneknya akan memberi solusi dari permasalahan ini.

Panti asuhan ini dibangun di atas tanah yang diwakafkan oleh sang nenek. Mamah dari Maliq. Dan neneknya adalah donatur tetap di sini. Setiap bulan nenek mentransfer semua gaji pensiunnya ke rekening panti asuhan.

Begitu pula dengan orang tua Zian. Maliq dan Syifa juga adalah donatur tetap.

Jika ada yang bertanya kenapa Zian tinggal di panti asuhan ??

Sepulangnya dari pesantren karena desakan Syifa, Zian memutuskan tinggal di panti asuhan. Remaja tampan ini belum ingin seatap dengan Abinya. Entah mengapa setiap melihat wajah laki laki yang sangat dicintai Uminya itu, hati Zian terasa perih. Bayang bayang Maliq mengusir Syifa saat dia lahir terus menari di benaknya.

Diary bersampul biru milik sang Umi yang disembunyikannya sembilan tahun lalu telah menjelaskan semuanya pada Zian. Setelah dia bisa membaca dan mengartikan dengan fasih coretan sang Umi yang memakai bahasa inggris, Zian sangat benci dengan perlakuan Maliq pada Uminya.

Apakah dia dendam ?? Entahlah. Berkali dia menasihati dirinya sendiri agar tidak menyimpan dendam, berkali juga iblis selalu mengusik benaknya dengan derita wanita cinta pertamanya itu.

Banyaknya waktu yang dia habiskan di pondok pesantren nyatanya tidak bisa menyembuhkan luka hatinya yang terlanjur tergores di hatinya.

Zian memanglah anak jenius di bidang akademik. Zian menghabiskan sebagian waktunya di pesantren tapi jangan lupa, dia hanyalah manusia biasa yang belum bisa menyembuhkan luka hatinya.

Keputusannya untuk tinggal di pesantren adalah pilihannya untuk berbagi rasa bersama dengan orang - orang yang menurutnya senasib dengan dirinya.

" Apa tidak mengapa membebankan ini pada nenek nak Zian ?? " Celetuk bunda Lina membuyarkan lamunan Zian.

" Insyaa Allah tidak apa-apa bund. Insyaa Allah nenek tidak keberatan. Insyaa Allah hari ahad besok, Zian ke rumah nenek " Ujar Zian seraya mengulas senyum menenangkan ibu pantinya itu.

" Ya sudah bund. Zian pamit ke musholah dulu mau lihat adik-adik yang sedang mengaji " Imbuhnya berpamitan pada bunda Lina.

Bunda Lina mengangguk pelan sambil tersenyum lembut pada Zian.

" Ya Allah..berkahi selalu umur anak ini. Sungguh dia anak yang berhati mulia. Dia adalah anak orang kaya, tapi rela hidup menderita dengan anak-anak malang di panti asuhan ini dengan alasan ingin berbagi rasa " Doa bunda Lina di dalam hati sambil menatap punggung lebar yang menghilang di balik tembok.

Siapa Zian ??

" Kakak !! " Pekikan remaja perempuan menghentikan langkah Zian yang hendak memasuki gerbang sekolahnya.

Zian menoleh ke asal suara. Nampak seorang gadis remaja berseragam putih biru berlari ke arah Zian.

" Dek " Zian mengulas senyum manis. Wajah tampannya sumringah melihat siapa yang berlari ke arahnya.

" Kakak jahat !! Farah tunggu-tunggu kakak datang ke rumah tapi kakak tidak datang. Kakak ingkar !! " Gadis cantik berjilbab putih itu memberenggut kesal. Dipukulnya bahu Zian dengan manja.

Zian terkekeh pelan. " Maaf, dek !! Bukan kakak mau ingkar, tapi kakak lagi sibuk. Sebentar lagi MOS untuk siswa baru, jadi kakak sibuk membuat persiapan. Pas pulang sekolah kakak sibuk di bengkel " Tutur Zian lembut memberi pengertian pada gadis berlesung pipi di depannya itu.

" Iya deh..iya deh.. Yang jadi ketua OSIS, lagi sibuk jadi lupa sama Farah " Kesal Farat dengan bibir cemberut.

" Maaf ya, dek !! " Ucap Zian sambil membelai lembut pucuk kepala yang ditutupi jilbab itu.

" Nih !! Titipan ibu. Kata ibu harus dihabisin biar kakak tidak sakit soalnya sering lupa sarapan. " Farah menyodorkan kotak bekal berwarna biru pada Zian lalu berbalik sambil menghentakan kakinya. Dia masih kesal pada Zian.

" Makasih dek, jangan marah lagi. Insyaa Allah sabtu besok kakak ke rumah. Bilang ke ibu juga terima kasih " Pekik Zian tapi tidak dihiraukan oleh Farah. Dia merajuk.

Zian hanya tersenyum melihat tingkah Farah. Dia hapal kebiasaan Farah. Farah merajuk hanya sebentar, lepas itu pasti sejam kemudian dia akan menghubungi Zian untuk minta maaf dan kembali ke mode manjanya.

Zian berbalik dan melanjutkan langkahnya kembali memasuki gerbang sekolah. Tanpa Zian sadari ada sepasang mata sedang memperhatikan interaksi Zian dan Farah.

" Gadis kecil itu lagi. Kenapa dia bisa sedekat itu pada Zian. Sikap Zian padanya tidak seperti pada perempuan lain. Apakah dia adik Zian ?? " Gumam pemilik mata itu penasaran.

" Aku harus mendekati gadis itu. Siapa tahu dia mau membantuku untuk mendekati Zian " Imbuhnya lagi dalam gumaman.

***

" Zian !! Jadi kan tading basket hari ini dengan SMA di sebelah ?? " Celetuk Deny teman Zian. Suasana ramai di kantin membuatnya harus menaikan nada suaranya.

Zian menatap datar sahabatnya tanpa suara lalu melanjutkan makannya dengan teratur. Deny sahabat Zian langsung nyengir kuda.

" Sorry, bro !! " Ujar Deny salah tingkah. Netra Zian memang menatapnya biasa tapi dia bisa mengartikan riak dalam netra itu. Dia tahu Zian sangat tidak suka diajak ngomong saat makan.

Zian menghabiskan makannya dan meneguk es teh hingga tandas yang tersisa di gelasnya.

" Memang jadwalnya kan hari ini ?? Kenapa haris ditanya lagi ?? " sarkas Zian seraya mengusap pelan mulutnya dengan tissu.

" Yaa mungkin saja ada perubahan jadwal " Ucap Deny tersenyum tipis.

" Hai..!! Boleh gabung ?? " Celetuk seorang gadis tiba tiba seraya menghenyakan tubuhnya di bangku yang bersebrangan dengan Zian dan Deny. Dia meletakan mangkok soto pas di depan piring makan Zian yang telah kosong.

Deny mendongak. " Alicia ?! " Deny melotot ke arah gadis itu. Dia mengisyaratkan agar Alicia segera pindah tapi tidak diindahkan oleh gadis cantik itu.

Deny menggeram kesal. Dia tahu Zian sangat tidak suka kalau ada perempuan yang berusaha mendekatinya.

" Deh..kiapa ngana Deny ?! Ini kan tempat umum. Wajar kita dudu di sini !! " protes Alicia geram melihat Deny melotot ke arahnya.

Zian menghela nafasnya lalu beranjak dari tempatnya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Alicia.

" Aku duluan, Den. Habiskan makananmu, mubazir !! " Ucap Zian lalu melangkah pergi meninggalkan Deny.

" Yaaa salaam ...!! Ini cewe merusak suasana. Sudah tahu Zian alergi perempuan malah maksa dekat dekat " Gerutu Deny sambil buru buru menghabiskan makanannya. Dia ingat pesan Zian, harus menghabiskan makanan kalau tidak mubadzir.

" Deh..ngana pe teman itu aneh. Memangnya kita mo ba apa ?? Cuma da dudu sini lee " Tukas Alicia mencibir ke arah Deny.

Deny hanya mendengus kesal lalu buru-buru menghabiskan makanannya dan meninggalkan Alicia yang sedang menikmati soto di mangkoknya.

***

" Ya ..Assalamualaikum.Bunda !! " Zian menatap layar ponselnya yang sedang melakukan panggilan Vidio.

" Waalaikum salam warrahamatullahi wabarakatuh.. Anak bunda !! Kakak masih di sekolah nak ?? " Sahut suara lembut di seberang.

" Iya, bund. Kakak masih di sekolah. Bunda apa kabar ?? " Ujar Zian. Dia sedang melakukan panggilan vidio dengan Bunda Fatimah yang berada di pulau K.

Sejak Zian sekolah di pesantren. Maliq dan Syifa memutuskan kembali ke kota mereka. Dan usaha mini market mereka, dipercayakan pada Fatimah.

Walaupun Fatimah berlainan pulau dengan Syifa, tapi mereka intens saling bertukar kabar. Apalagi dengan Zian, Fatimah sangat sering menghubungi anak angkatnya tersebut sejak dia pulang dari pondok pesantren.

Panggilan Zian di tengah keluarga telah berubah sejak kelahiran adik ceweknya yang kembar. Dia lebih sering di panggil kakak. Itulah sebabnya bunda Fatimah memanggilnya kakak.

" Alhamdulillah baik, nak !! Kenapa kakak belum pulang sudah jam segini, nak ?? Inikan sudah jam empat " Kata Fatimah sambil menatap Zian yang masih memakai seragam dengan intens.

" Kakak mau tanding basket dulu, bund. Ini lagi di ruang ganti " Sahut Zian tersenyum. Dia sangat tahu bundanya itu sangat protect terhadapnya dan sangat hafal dengan jadwal Zian. Makanya tidak heran dia menelpon Zian saat ini karena dia fikir Zian sudah pulang dari setengah jam yang lalu.

" Ooh..ya sudah. Kakak ganti baju saja, nak !! Awas jangan keasikan main lupa sholat maghrib. Bunda tutup dulu yaa. Assalamu alaikum "

" Waalaikum salam warrahmatullahi wabarakatuh !! " Sahut Zian menutup panghilannya.

" Hhf..jadi rindu bunda " Gumam Zian sendu. Dia sangat merindukan wanita yang mengasuhnya dari kecil itu.

Sejak dia pulang ke kota Maliq. Dia belum bertemu secara langsung dengan Fatimah. Beda waktu dia masih mondok. Aslan dan Fatimah rutin mengunjunginya sebulan sekali.Pasangan suami istri itu tetap mengaggap Zian adalah anak kandung mereka walaupun mereka telah mengadopsi sepasang anak perempuan dan laki laki tapi tidak menggeser kedudukan Zian di hati mereka.

Tepukan lembut di bahunya membuat Zian terjengkit kaget.

" Rindunya di tahan dulu, bro. Lawan sudah ada di lapangan " Ujar Deny sahabatnya sambil tersenyum.

" Astagfirullah !! Dari kapan kau di situ ?? " Ucap Zian kesal pada sahabatnya itu.

" Dari sejak kau lagi kangen kangenan sama bundamu. Ternyata bundamu itu cantik juga yaa " Sahut Deny usil.

Zian mendelik ke arah Deny. " Mata dijaga !! " Sentak Zian sambil beranjak dari tempatnya menuju loker miliknya.

" Yee...mentang mentang bundanya cantik. Btw, memangnya bundamu tinggal di mana ?? Kayanya jauh yaa..?? " Tanya Deny kepo.

Dia penasaran dengan Zian. Zian sangat tertutup. Sudah setahun dia bersahabat dengan Zian. Tapi dia tidak tahu tentang Zian. Dia tidak tahu Zian anak siapa? Zian tinggal di mana ?? Yang dia tahu Zian itu pulang pergi sekolah naik bis sekolah gratis, berbeda dengan mereka yang naik kendaraan pribadi.

" Tapi Zian itu kayanya bukan anak dari orang biasa. Walau penampilannya sederhana, tapi auranya tidak bisa mendustakan bahwa dia itu anak orang berada. Dan aku lihat, semua guru-guru di sini seperti segan dengannya " Batin Deny sambil mentap ke arah Zian.

Zian tak menggubris pertanyaan Deny. Dia lebih fokus mengganti seragamnya dengan jersey basket lalu meninggalkan Deny yang masih terpaku di tempatnya menunggu tanggapan Zian.

" Woii..kenapa ditinggal !! " Pekik Deny ketika sadar melihat Zian sudah jauh meninggalkannya.

Zian hanya terkekeh pelan tanpa menoleh pada Deny.

Curhatan Valen

" Mi..Valen tinggal dengan Umi saja ya, Mi !! Valen kesepian di rumah " Keluh remaja cantik yang sedang rebahan di paha milik Syifa, Uminya Zian.

Syifa terkekeh pelan sambil sambil mengelus rambut hitam kecoklatan milik gadis bernetra hazel itu.

Valen sangat manja dengan Syifa. Kedekatannya dengan Syifa menyamai kedekatannya dengan sang Mommy.Dia menganggap Syifa seperti ibu kandungnya. Begitupun Syifa, menganggap Valen seperti anaknya sendiri. Sejak Syifa kembali ke kota Maliq, Syifa dan Gladis lebih sering bersama. Sehingga Valen sangat dekat dengan Syifa serta anak anak Syifa, tentunya diluar Ziandru.

" Kalau Valen senang tinggal dengan Umi..silahkan !! Umi senang kalau Valen di sini. Tapi Valen selalu ijin sama Mommy ya sayang. Walau Mommy tidak ada di Indonesia, Valen harus ijin kalau mau keluar rumah !! " Ucap Syifa lembut memberi pengertian pada Valen.

Valen adalah anak Willy dan Gladis sahabat Syifa dan Maliq. Sepasang suami istri itu memang selalu meninggalkan Valen untuk urusan bisnis. Jika mereka lagi keluar negeri atau keluar daerah, mereka lebih mempercayakan anaknya pada Syifa dan Maliq.

Selain tidak ada sanak saudara mereka yang mereka percaya. Mereka lebih percaya Valen ada dibawah pengasuhan Syifa.

Orang tua Gladis yang telah meninggal tiga tahun lalu karena kecelakaan mobil, menyebabkan Gladis lebih suka menitipkan Valen Pada Syifa.

Sementara orang tua Willy. Mereka sudah kembali ke Jerman sejak Brian kakak Willy meninggal karena bunuh diri akibat dari depresinya yang tidak jadi menikah dengan Linda ( Baca Kisah Hidup Gadis Introvert ).

" Maksud Valen, Valen mau tinggal selamanya di sini sama Umi. Biar Mommy ada di Indonesia, Valen tetap sama Umi " Rajuk Valen sambil memanyunkan bibirnya.

" Valen kesal ditinggal tinggal cuma sama pembantu di rumah. Mommy pergi pergi terus sama Daddy " Imbuhnya lagi dengan suara lirih. Suaranya bergetar menahan tangis.

" Ssstt..tidak boleh kesal sama orang tua sendiri. Mommy sama Daddy pergi untuk urusan bisnis. Mereka pergi mencari rejeki dan itu untuk masa depan Valen " Syifa mendudukan tubuh Valen yang lebih tinggi posturnya darinya.Diusapnya dengan lembut cairan bening yang mengalir dari pipi anak sahabatnya itu.

" Tapi Valen mau seperti adek Hana dan Hani. Mereka setiap hari sama sama Umi dan Abi. Tiap pulang sekolah, dijemput Umi atau Abi bukan sopir seperti Valen " Getaran suara itu kini berganti isakan dari bibir merah muda sang remaja putri. Wajah putihnya terlihat memerah menahan kepedihan hatinya.

Syifa meraih tubuh tinggi semampai itu lalu membawanya ke dalam dekapan hangatnya.

" Jangan pernah membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain, nak. Setiap orang sudah memiliki garis jalan hidupnya. Jangan pernah mengeluh tentang apa yang terjadi dengan Valen.Selalu bersyukur. Dan ingat, Mommy sama Daddy seperti ini, karena mereka sayang pada Valen. Valen satu satunya buah hati mereka. Mereka berani meninggalkan Valen, karena mereka tahu ada Umi sama Abi yang selalu ada menemani Valen " Syifa mengusap lembut punggung Valen yang bergetar karena menangis.

" Apa Valen tidak senang, saat Mommy sama Daddy pergi, waktu Valen lebih banyak sama Umi ?! " Imbuh Syifa lembut.

" Valen senang, Mi. Malah senang sekali. Soalnya di sini ada adek Hana sama Hani " Tukas dara turunan Jerman Indonesia itu seraya mengurai pelukan dan seketika tersenyum cerah ke arah Syifa.

" Nah...itukan..ternyata Valen sangat beruntung. Saat Mommy sama Daddy lagi pergi, Valen ada keluarga lainnya. Terus apa yang membuat Valen sedih, hmm ?? " Syifa mengusap jejak air mata di pipi mulus Valen lalu tersenyum penuh kelembutan pada anak sahabatnya itu.

Wajah Valen yang tadinya sangat mendung seketika ceria kembali mendengar nasihat nasihat Syifa. Di dalam hatinya dia bersyukur dan mengakui ucapan Syifa, ternyata dia sangat beruntung memiliki orang tua dan sahabat orang tuanya yang selalu ada untuknya.

" Terima kasih, Mi. Sudah menyayangi Valen " Ungkap Valen tulus seraya kembali memeluk Syifa dengan erat.

" Sama-sama sayang. Umi senang Valen menyayangi Umi juga " Ucap Syifa tetap lembut penuh kasih. Tatapan penuh cintanya menatap wajah cantik di depannya.

" Oh ya..Valen kan sudah masuk SMA. Jadi Valen mendaftar di mana sayang ?? " Celetuk Syifa tiba tiba setelah sesaat mereka hanyut dalam perasaan mereka.

" Di sekolah Daddy dan Abi " Ujar Valen sumringah.

" Kan Kak Zian sekolahnya di situ juga.Jadi Valen harus sekolah di situ juga " Imbuh gadis blasteran itu sambil tersipu.

Yah..pemegang saham terbanyak di sekolah Zian adalah Maliq dan Willy. Kedua sahabat itu memang memiliki saham di sekolah mewah di kota mereka itu

Dan Valen, dari dulu dia sangat menyukai Zian.Dia terus mendekati Zian sejak umurnya masih kanak kanak. Sikap ketus Zian dia anggap bukan satu masalah. Baginya Zian adalah orang yang dicintainya diam-diam dan dia senang harus satu sekolah dengan pujaan hatinya.

Syifa terpana dengan wajah tersipu Valen. Bukan dia tidak tahu apa yang sedang dirasakan oleh remaja tanggung itu. Tapi sebisa mungkin dia pura pura tidak tahu.

" Ya Allah...bagaiamana aku harus bersikap ?? Semoga cinta gadis ini hanyalah cinta monyet karena sedang mengalami masa puber saja " Keluh Syifa dalam hati.

Dia tidak ingin melihat Valen kecewa dengan penolakan Zian, dan hatinya sakit jika ada yang menyakiti Valen.Sedangkan Zian tidak sekalipun dia bersikap manis terhadap Valen. Ditambah lagi, keyakinan mereka berbeda dengan gadis di depannya ini.

" Asslaamualaikum Umi !! " Pekikan suara seorang gadis remaja lainnya tiba tiba mengalihkan atensi Syifa dan Valen yang sedang duduk di gazebo belakang rumah.

" Waalaikum salam warrahmatullahi wabarakatuh !! " Sahut Syifa sambil menatap ke arah dua orang berlainan jenis yang sedang berjalan beriringan ke arahnya.

" Kakak !! Farah !! Kok bisa sama-sama datangnya, nak ?? " Ujar Syifa lembut sambil mengulurkan tangannya untuk dicium oleh Zian dan Farah.

" Iya, Mi. Kakak tadi jemput Farah di rumah jadi datangnya bareng pake taksi online " Tutur Farah dengan suara manja tanpa sedikitpun melirik ke arah Valen.

Anak Fandy dan Tasya itu sepertinya sangat anti dengan Valen.Sejak kecil memang dia lebih mendominasi Zian. Dia tidak suka bila Valen mendapat perhatian Zian. Ditambah lagi sikap Zian yang selalu ketus terhadap Valen, membuat Farah tidak pernah mau menyapa Valen kalau tidak terpaksa.

Sewaktu Zian di pesantren, Farah dan orang tuanya sering menjenguk Zian di pondok. Itulah sebabnya hubungan Farah dan Zian sangat dekat. Beda dengan Valen, dia bertemu Zian hanya pada waktu dia berumur lima tahun dan baru satu tahun terakhir ini dia bisa melihat Zian secara langsung setelah Zian balik dari pondok.

" Adek Hana sama Hani mana, Mi ?? " Tanya Zian sambil melirik sinis ke arah Valen dengan sorot matanya yang dingin. Tak ada sedikitpun niatnya untuk menyapa Valen.Dia tidak menyukai kehadiran Valen di rumah orang tuanya.

Valen yang ditatap seperti itu, seperti biasa tetap mengulas senyum cerah ke arah Zian. Seperti apapun sikap Zian padanya, dia menganggap itu sangat manis.

" Tuh..sama ustadzahnya lagi mengaji " Jawab Syifa sambil menunjuk ke arah gazebo di sebrang kolam renang. Hari sabtu sore seperti ini memang menjadi jadwal adik kembar Zian untuk mengaji.

" Zian ke sana Mi !! " Kata Zian lalu melangkah menuju adik kembarnya.

" Kak Zian mau Valen buatin minum apa ?? " Celetuk Valen mencoba menyapa Zian.

Zian menghentikan langkahnya. " Siapa yang menyuruhmu buatin minum ?? " Sarkas Zian dengan tatapan sinis.

Aah..Valen tidak heran lagi. Dia biasa saja mendapat tanggapan seperti itu dari Zian.

" Kan kak Zian baru datang. Siapa tahu saja haus " Ujar Valen tetap dengan mode ceria. Usahanya tetap konsisten, ingin mendapat perhatian Zian.

" Ini rumah Umiku.Jangan sok kamu seolah tuan rumah ini " Tekan Zian dengan nada sinis.

" Kakak !! Kenapa seperti itu ucapannya sayang !! Valen anak Umi juga begitu juga Farah. Umi tidak suka, nak !! " Ucap Syifa lembut tapi dengan nada tegas. Tatapannya datar ke arah Zian. Riak kecewa nampak dari netra bening wanita tiga anak itu.

" Maaf Mi.. !! Zian menunduk merasa bersalah pada Uminya. Bukan merasa bersalah pada Valen.

" Mm " Syifa tetap dengan tatapan datarnya pada anak laki lakinya itu. Ingin hatinya menasihati putranya tapi dia memilih diam dulu. Dia tidak ingin menjatuhkan mental sang anak dengan menasehatinya di depan orang lain.

" Iya, sayang..!! Temui kedua adikmu. Mereka sudah merindukan kakak katanya " Ujar Syifa tetap lembut tapi tatapannya tetap datar ke arah Zian.

" Farah..Valen. Yuk ikut Umi kita memasak untuk makan malam !! " Ajak Syifa pada kedua gadis remaja di sampingnya.

" Ayo, Mi !! " Tukas Valen ceria.

" Farah mau ketemu dengan adek Hana Hani dulu, Mi !! Farah rindu mereka " Ungkap Farah beralasan yang hanya ditanggapi dengan anggukan oleh Syifa lalu beranjak menuju dapur rumahnya dengan diikuti oleh Valen.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!