Jangan tersipu dengan tatapan ini, ini adalah wajah dari dua orang kakak Adik kembar Furuhashi yaitu Taro dan Misaki. Kembar berusia 15 tahun ini baru saja menjalani hidup di Tokyo setelah sebelumnya mereka tinggal di Osaka, kedua orang tua mereka Bekerja di stasiun radio dan TV di Tokyo sebagai pengarah produksi dan psikiater. Tuan Furuhashi adalah Pengarah produksi acara TV paling terkenal, sedangkan sang Istri nyonya Michiko Furukawa adalah psikiater yang sering berpindah kota untuk bekerja di radio dan instansi pemerintah.
Setelah bersekolah di Tokyo, Taro Furuhashi mendapat perlakuan buruk dari teman sebayanya karena dia tampak lemah dan pendiam. Sekolah khusus anak lelaki Hoshizora Tokyo menjadi saksi bisu bagi Taro yang baru saja menjalani hidup di Tokyo.
"Aku tidak berniat melanjutkan sekolah." ucap Taro yang sedang bersama Misaki di kamarnya
"Kakak gak bisa nyerah gitu aja, kita cari jalan keluarnya bareng ya." ucap Misaki
"Aku tidak kuat harus menghadapi berandal jalanan di sekolahku, apa salah jika aku minta pindah?" Taro semakin menangis
"Papa sama Mama sibuk ngurusin kerjaan, jadi susah kalo kita minta pindah sekolah." ucap Misaki yang bingung menghadapi sikap kakaknya
Taro memilih berbaring lalu menutupi wajah dengan bantal, Misaki semakin bingung memikirkan jalan keluar masalah ini. Apalagi ketiadaan kedua orang tua mereka yang sangat sibuk bekerja, Misaki hanya bisa memandang langit malam ini dari jendela kamar Taro.
"Sehari saja papa dan mama disini, memperhatikan anaknya. Tapi..." Misaki memotong ucapannya sambil memandang Taro yang terus menutup wajahnya
"Tapi jika aku boleh memilih, aku akan memilih menjadi anak lelaki sama dengan Taro." Misaki memandangi langit malam penuh bintang, dia melihat sebuah bintang berekor melewati langit malam di Chiyoda
"Anak lelaki?" ucap Misaki dalam hati, terbesit suatu ide yang aneh
"Ah aku tau!" Misaki mengeluarkan suara tinggi hingga membangunkan Taro
"Kamu kenapa sih?" Tanya Taro dengan kagetnya
"Kakak gak perlu pindah sekolah, aku punya ide yang sangat bagus." Misaki mendekati Taro, lalu membisikkan idenya
Mata Taro terbelalak, disisi lain dia berfikir soal ide Misaki yang aneh.
"Bertukar peran? Jangan konyol deh." ucap Taro
"Ini satu - satunya cara biar kakak gak tertekan, lagian papa dan mama gak akan tau soal ini. Bekerja samalah!" Misaki meyakinkan Taro soal ini
"Tapi kalo nanti ketahuan?" Taro masih khawatir dengan ide Misaki, namun Misaki menjelaskannya dengan detail
"Udah percaya aja, aku punya banyak ide." Misaki mengeluarkan senyuman manisnya
Taro hanya mengangguk tanda setuju, Misaki menjalankan misinya mulai besok meskipun dia pasti akan mengorbankan waktu sekolahnya di Amanohara Tokyo.
"Kalo misi ini berhasil, kakak gak akan diganggu siapapun lagi. Aku bersumpah akan membuat mereka jera, kalo bisa bikin mereka masuk penjara." Misaki sudah menemukan jalan keluarnya malam ini, tentu dia percaya dengan apa yang dia lakukan akan berhasil.
Mengorbankan pendidikannya selama di sekolah Amanohara Tokyo dan memilih berhenti dari sekolahnya tanpa ketahuan orang tuanya, Misaki memotong rambut panjangnya agar memiliki potongan rambut seperti Taro dan berlatih suara berat seperti suara Taro.
"Hai, aku Furuhashi Taro. Mulai hari ini, nyawa kalian dalam genggamanku." ucap Misaki dengan suara beratnya
Pagi pukul 05.30
Misaki sudah terbangun dan bersiap untuk mandi, tetapi sebelum itu dia harus menyiapkan barang bawaan ke sekolah barunya.
"Kakak, kakak....!" Misaki mengetuk pintu kamar Taro
"Nih, udah aku siapin semua buku pelajaran. Tapi inget! jangan sampe ketahuan ya kalo kamu cewek." ucap Taro sambil menyerahkan tas sekolah
"Siap kakakku sayang." Misaki kembali ke kamar menaruh tas sampai dia menyadari kalau Taro berjalan menuju kamar mandi
"Eh, tadi dia membawa handukku." Misaki berlari menuju kamar mandi dimana pintu sudah tertutup rapat
"Kakak!!" teriak Misaki
"Aku duluan ya Misaki!" ucap Taro dari dalam kamar mandi
"Ih curang!" Misaki akhirnya menunggu giliran untuk mandi
*beberapa saat kemudian
Selesai mandi, kedua kakak adik ini akhirnya sarapan menjelang masuk sekolah, Taro menikmati nasi kari buatan Misaki
"Aku ingin memperkenalkanmu pada beberapa temanku." Taro menunjukkan foto wajah teman sekelasnya.
Taro dekat dengan 3 orang sahabat, Maulana
kemudian ada Tanaka dan Taguchi
"Jika terjadi sesuatu, katakan saja apa adanya pada mereka." ucap Taro
"Aku harus langsung beradaptasi dengan mereka, bagaimana dengan orang yang merundungmu?" tanya Misaki
"Aku tidak punya foto mereka, yang jelas berhati - hatilah dengan orang dengan rambut tengah berdiri tegak dan beberapa orang yang sedang berkumpul menggunakan pakaian aneh." ucap jelas Taro
"Aku akan berusaha langsung kenal dengan mereka." ucap Misaki meyakinkan sang kakak
"Aku tidak tau pasti akan bagaimana, yang jelas berhati - hatilah. Aku tidak mau terjadi sesuatu denganmu, aku berharap mereka tidak menganggumu." Taro mengelus rambut sang adik
"Kakak jangan khawatir, aku akan buat mereka tunduk padaku." Misaki kembali tersenyum
Pukul 06.45
Misaki sudah berada di sekolah Hoshizora Tokyo, dia nampak memperhatikan beberapa orang disekitarnya.
"Aku belum menemukan 3 orang ini." Misaki kembali menatap foto yang ditunjukkan oleh Taro, sampai seseorang menepuk pundaknya
"Eh?" ucap Misaki kaget
"Hemm, Taro? Kau sudah masuk sekolah lagi?" pria yang mendekati Misaki adalah Maulana, satu dari tiga pria yang dia cari
"Eh, mmm. Aku sudah baikkan sekarang, jadi sudah bisa bersekolah lagi." ucap Misaki meyakinkan Maulana
"Syukurlah, aku harap kau tidak bertemu Ryusei sepulang sekolah nanti." ucap Maulana
"Ryusei?" Misaki menunjukkan wajah bingung, karena tentu dia belum pernah bertemu Ryusei apalagi melihat fotonya.
Ryusei Sawada, salah satu anak paling mengganggu di sekolah.
"Iya, semoga saja." Misaki hanya tersenyum mendengar pernyataan Maulana
"Bagus, sebaiknya kita ke kelas sekarang sebelum bel berbunyi." Maulana berjalan ke kelas bersama Misaki
Dalam kelas
Misaki memandangi satu kelas dimana tidak ada anak perempuan disana, dia hanya memandang wajah pria yang memang memenuhi kelas ini bahkan satu sekolah yang semuanya pria.
Maulana kebetulan duduk di kursi dekat Taro, tepatnya di sebelah kiri. Misaki yang melihat itu langsung merasa lega.
"Oh iya Taro, selama masa pemulihan apakah ada sesuatu yang aneh?" tanya Maulana penasaran
"Tidak, aku baik - baik saja." Misaki kembali membuang muka ke kanan, tanda kalau dia sedang malu.
Ini hari pertama Misaki menginjakkan kaki di sekolah khusus anak lelaki di Tokyo, baginya ini adalah awal misi untuk menemukan siapa yang merundung kakaknya.
Pelajaran di mulai pukul 07.30
Misaki segera mempersiapkan buku, semuanya lengkap karena memang sudah disiapkan oleh Taro.
"Perjalananku sudah dimulai, aku bersumpah akan membuat perundung kakakku menyesal seumur hidup." ucap Misaki meyakinkan diri agar misinya berhasil.
Perjalanan Misaki di Sekolah khusus anak lelaki Hoshizora Tokyo pun dimulai.
Sekolah khusus anak lelaki Hoshizora, Chiyoda, Tokyo 🗼
Hari ini adalah hari pertama bagi Misaki Furuhashi menjadi siswa di Sekolah khusus anak lelaki Hoshizora menggantikan sang kakak, Misaki sudah berhasil menemui salah seorang sahabat sang kakaknya.
Namun ada hal yang janggal, sebelum masuk ke kelas Misaki bertemu dengan seseorang yang dicirikan oleh Taro dan Maulana untuk di hindari. Bagian tengah rambut kepalanya agak tinggi, sementara rambut sisi kepalanya mengikuti bagian tengah.
Ryusei?
Misaki sempat berpapasan dengannya, dan Ryusei menyapanya dengan sedikit mengintimidasi.
"Boo!" Ryusei berlalu melewati lorong sekolah mendekati kelasnya
"Dasar aneh." ucap Misaki yang belum masuk ke kelas, Maulana mendekatinya lalu menyuruhnya masuk
"Taro! Ayo masuk, kenapa bengong?"
Misaki akhirnya masuk ke kelas, pelajaran pertama hari ini adalah Matematika yang tentu saja dikuasai oleh Misaki namun tidak untuk Taro.
Begitu memasuki kelas, aura pak Sakamoto (Guru Matematika) terpancar keluar. Misaki memandanginya dengan kagum, sampai dia lupa sedang memerankan seorang anak Laki - laki.
"Ya ampun, tampannya...." tutur batin Misaki
Melihat hal itu, pak Sakamoto menegur Misaki
"Hei Taro, kenapa kau memandangiku dengan wajah begitu hah? Oh iya ngomong - ngomong kemana saja kamu?"
Misaki terkejut, lalu menjawab pertanyaan pak Sakamoto
"Maaf pak, saya masih dalam masa pemulihan secara psikis." Misaki tersipu malu melihat sekitar, tentu reaksi bodoh yang dia keluarkan disaat sedang berperan menjadi seorang anak lelaki
"Aku tidak boleh lengah, memerankan seorang lelaki normal."
Pukul 09.30
Jam Istirahat datang, Misaki mendekati meja tempat Maulana dan dua orang lainnya menyantap makanan.
"Hai Taro, apa kabar?" tanya salah satu siswa
"Ehm iya, aku baik - baik saja." Misaki hanya bisa tertegun melihat dua orang yang nampak asing, dia pun berusaha untuk mengingat siapa saja orang yang harus dia temui selama di sekolah.
"Taguchi? Tanaka?" bisik Misaki
"Rio, biasanya kau memanggilku Rio." ucap Tanaka Rio, lelaki yang tadi menyapanya
"Apa - apaan ini, kau bersikap seperti orang lain saja." ujar Taguchi Yamada
Di hadapannya, Misaki sudah bertemu dengan tiga sahabat Taro di Sekolah.
"Kau ini sakit apa sih? sampai lupa dengan kami." ujar Taguchi
"Maaf ya, aku harus mengosongkan pikiranku saat mengunjungi psikater. Eh, malah keterusan." ucap Misaki meyakinkan Taguchi
"Tapi ada yang berbeda denganmu, aku bisa merasakannya." ujar Rio
"Apa lagi ini?" ucap Maulana agak kesal
"Bolehkah aku memegang tanganmu?" Pertanyaan bodoh akhirnya keluar dari mulut Rio
"Apa? kau ini bukan..." sebelum melanjutkan bicaranya, Rio langsung menutup Mulut Taguchi
"Aku pria normal bodoh! Tapi sungguh, aku melihat ada yang berbeda darimu. Boleh kan, aku menyentuh tanganmu?" Tanya lagi Rio kepada Misaki
"Ehmm, iya." Misaki memberikan kedua tangannya kepada Rio
Saat meraba - raba sedikit tangan Misaki, mata Rio mengeluarkan aura berwarna merah jambu. Hal ini terlihat dari bagaimana dia memandangi wajah Misaki, Taguchi yang melihat hal itu langsung menepuk bahu Rio.
"Hei, sudah cukup! Kau mengeluarkan aura pink? Jangan bilang kau jatuh hati pada Taro." ucap lagi Taguchi
"Ini pertama kalinya aku merasakan tangan seorang lelaki yang lembut layaknya tangan perempuan. Dan wajahmu mengeluarkan aura yang berbeda juga, Taro." ucapan itu membuat Misaki terkejut hingga membuat wajahnya memerah
"Ayolah tidak lucu Rio, jangan membuat Taro merasa dia perempuan." ucap Maulana agak kesal sedikit
"Aku kan hanya berkata jujur, ngomong - ngomong dia pasti melakukan perawatan kulit selama tidak ke sekolah." Pernyataan ini lebih mengejutkan Misaki
"Aku tidak melakukan itu kok, aku hanya bersantai di rumah." ucap Misaki agak malu
"Akan sangat aneh bagi Taro jika dia melakukan perawatan, lagipula dia kan anak lelaki." ucap Maulana
"Sudahlah, ayo kita fokus kepada makanan kita." ucap Taguchi yang membuat Susana kembali normal
Sementara di rumah...
Taro yang asli sedang sibuk menyiramin pohon yang ada di kebun, beberapa tanaman yang ia tanam bersama Misaki sejak SMP yang kini tumbuh.
"Anggap saja ini bagian dari pengobatanku." ucap Taro menenangkan diri
beberapa saat kemudian, seseorang melempar botol plastik ke arahnya. Seseorang itu mendekati Taro dengan jalan santainya, Taro sangat mengenali wajah itu.
"Selamat Pagi, Furuhashi-kun." ucap pria itu
"Kau?"
Yoshuke, Adik penguasa gangster sekolah Hoshizora, Yoshida.
"Kau masih belum berani keluar rumah rupanya, bagaimana kabarmu hah?" ucap Yoshuke mengejek Taro
"Apa yang kau inginkan? Aku sedang tidak menerima tamu." ucap Taro
"Kau berhutang padaku 10.000 💴, apa kau lupa?" Yoshuke ternyata memiliki Piutang yang besar dengan Taro, ini karena Taro kalah taruhan soal tim baseball yang ia dukung di Liga Australia
"Aku akan membayarnya nanti setelah aku ke sekolah, kau sendiri kenapa ada disini?" Taro hanya membuang muka, dan tidak mau menatap Yoshuke
"Kau tidak perlu tau, yang jelas aku akan menjadi orang kaya setelah ini. Ngomong - ngomong, dimana adikmu yang manis itu?" ucapan Yoshuke membuat Taro berbalik memandangnya, serta menunjukkan wajah amarah.
"Jangan menganggu adikku!" Taro mengancam Yoshuke dengan pisau rumput yang ia pegang sekarang
"Berani mengancamku?" Yoshuke membuat wajah intimidasi
"Jangan kau pikir adikku akan menjadi alat bayar hutang." Taro semakin mengancam Yoshuke
"Aku tidak takut dengan ancamanmu, cepat atau lambat dia akan menjadi milikku. MILIKKU!" Yoshuke akhirnya menjauh dari hadapan Taro, dia sama sekali tidak merasa bersalah telah berkata seperti itu.
"Kenapa aku harus bertemu dengannya, ini membuatku memikirkan Misaki lagi." Taro kembali menyiram tanaman di kebunnya, meski begitu perhatiannya terhadap Misaki tentu membuat fokusnya buyar.
Kembali ke sekolah...
Jam menunjukkan pukul 13.00, sebentar lagi Misaki akan pulang karena jam pelajaran terakhir akan selesai.
"Baiklah saya rasa cukup sampai disini pelajaran kita, sampai jumpa hari Kamis." ucap guru kesenian ibu Nami Uchida
Seluruh murid berdiri lalu membungkuk
"Terima Kasih Banyak." *ありがとうございました
Setelah ibu Nami, semua siswa langsung membereskan buku dan memasukannya ke dalam tas. Misaki hendak mendekati Taguchi atau Rio, namun Maulana menahannya.
"Ada yang ingin aku tanyakan padamu." Maulana menarik tangan Misaki lalu membawanya ke luar sekolah
beberapa meter dekat gerbang sekolah
Maulana akhirnya mempertanyakan Misaki soal seseorang.
"Apa kau baru saja bertemu Ryusei?" pertanyaan Maulana membuat Misaki bingung
"Ryusei?" Misaki kemudian mengingat kembali seseorang yang ia lihat tadi pagi
"Iya, Ryusei." Maulana melihat sosok Ryusei ketika Misaki melamun di depan pintu kelas
"Maksudmu orang dengan rambut tengah yang berdiri?" jawab Misaki yang membuat Maulana sedikit terkejut
"Hah? Iya maksudku orang itu, apa yang ia katakan?"
"Hmm tidak ada, dia hanya menatapku dengan tatapan yang aneh. Itu saja, memangnya kenapa?" Misaki Masih dengan rasa bingungnya
"Jangan pernah berurusan dengannya, atau kau akan mendapatkan masalah besar." Ucapan Maulana sekaligus membuat Misaki teringat pesan Taro mengenai Ryusei dan gangster sekolahnya
"Aku mengerti, terima kasih Maulana." Misaki menuruti permintaan Maulana mengenai Ryusei
"Ngomong - ngomong jalan pulang kita berbeda, kau kesana (menunjuk ke selatan dari gerbang sekolah) sedangkan aku ke sini (arah timur dari gerbang sekolah) kita berpisah disini ya, Taro." ucap Maulana
Misaki membungkuk sambil mengucapkan salam
"Terima Kasih, sampai jumpa besok." *ありがとうございました、じゃねえ
Misaki berjalan menyebrangi sekolah, sedangkan Maulana berjalan tepat di trotoar yang searah dengan gerbang sekolahnya.
Pertemuan yang singkat antara Misaki dengan Ryusei, Taro dengan Yoshuke. Akankah keduanya akan menemui masalah baru hari esok? Bagaimana Maulana-Rio-Taguchi bisa melindungi sosok Taro dan Misaki dimasa depan?
Sepulang sekolah, Misaki langsung berjalan cepat menjauh dari sekolahnya. Misaki menghindari beberapa sahabat Taro dan menjauhi pertemuan dengan gangster sekolah.
Sekitar 1 kilometer dari sekolah, Misaki bertemu dengan seseorang yang dia kenali. Dia berusaha menutupi wajahnya dengan tas sekolah, meski pada akhirnya ketahuan oleh temannya.
"Misaki? Hei, Misaki!" ucap anak perempuan itu
"Huu kenapa disaat seperti ini?" Misaki berusaha menghindar namun gadis itu mengejarnya
"Misaki! Kenapa kamu menghindariku?" suara gadis itu terdengar keras
"Maaf, aku tidak mengenalmu. Tolong menjauhlah dariku." Saat hendak berlari, Misaki terjatuh dan membuat lututnya luka
"Aw!" Misaki mencoba bangkit, tas tidak lagi menutup wajahnya hingga gadis itu mampu mengenali wajah Misaki
"Misaki? Ya ampun kenapa kamu berpakaian seperti laki - laki?" Tanya Gadis itu
"Kenapa kamu ada disini, Miyu?" Misaki terpaksa meladeni gadis bernama Miyu itu
"Aku baru saja pulang sekolah, kamu kenapa keluar tiba - tiba dari sekolah?" Miyu mendekati Misaki lalu membawanya ke kursi dekat taman
"Aku tidak bermaksud apapun, sebelumnya aku mohon kamu rahasiakan ini ya." jawab Misaki
"Merahasiakan? maksudnya, kamu?" Miyu sepertinya salah paham soal ini, namun dengan cepat Misaki menjelaskannya
"Aku gadis normal, Miyu. Aku bukan penyuka sesama jenis, aku sedang menjalani misi." Misaki menaikkan nada bicaranya
"Misi? Hahahaha, jangan buatku tertawa Misaki. Kau ini orang biasa, jadi jangan berbohong terlalu dalam." Miyu tentu tidak akan percaya dengan apa yang Misaki katakan
Meski begitu, Misaki tidak bisa menjelaskan misi apa yang dia kerjakan. Baik Misaki dan Taro sama - sama sudah berjanji untuk merahasiakan ini semua sampai kondisi membaik, Misaki kini hanya bisa terdiam dan mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Ah iya, tentu saja aku bukan mata - mata hehe." Misaki merubah raut wajahnya agar tak dicurigai Miyu
Miyu mengajak Misaki ke sebuah restaurant mie di dekat sekolah Misaki dulu
Misaki dan Miyu menyantap Mie yang sama, Ramen Shio
"Tapi Sungguh ya Misaki, aku bingung kenapa kamu keluar dari sekolah tanpa pamit dengan temen yang lain." Miyu kembali menegaskan pertanyaannya
"Aku minta maaf sebelumnya, aku benar - benar harus pindah sekolah karena satu hal. Lagian semuanya akan baik - baik saja tanpaku kan?" Misaki memutar bola mata sambil tersenyum
"Jawaban macam apa itu, kamu masih tidak menjawab pertanyaanku." Miyu menyenggol sedikit
"Baiklah baiklah baiklah.... Aku sedang mencari suasana baru, jadi pindah sekolah deh. Enggak lebih kok, Miyu tolong sampaikan permintaan maafku ke yang lain ya." Misaki kembali menegaskan jawabannya dengan menyimpan rahasia besar
"Eh iya Misaki, Miyamura-kun juga pindah sekolah loh. Cuman kita gak tau dia pindah ke mana, katanya sih sekolah Khusus gitu." Pernyataan Miyu sedikit membuat Misaki terkejut
"Hah? Sekolah Khusus apa?" Misaki menatap tajam mata Miyu
"Aku tidak tau pasti, yang jelas dia pindah ke Sekolah Khusus yang ada di wilayah Chiyoda Utara katanya. Mungkin saja sekolah Hoshizora?" jawaban Miyu membuat Misaki tersedak
"Uhuk uhuk, air air air.." Misaki segera meminum teh yang dia pesan
"Segitunya sama mantan pacar, gak usah kaget gitu deh." ucap Miyu menggoda Misaki
"Hoshizora? itu Sekolah Khusus Lelaki kan? Memangnya kenapa dia pindah?" Misaki sekarang yang bertanya
"Katanya karena kamu diam saat dipintai jawaban, kamu inget kan waktu itu kamu cuekin dia di Sekolah sampe akhirnya pindah?"
Miyu membuat Misaki kembali mengingat apa yang dia lakukan kepada Miyamura, Misaki hanya tertegun lesuh ketika mengingat kalau dia memang tidak acuh terhadap Miyamura saat hendak pindah.
Inilah gambaran wajah Takumi Miyamura, mantan kekasih Misaki.
"Aku yakin dia pindah karena tidak mau jatuh cinta pada gadis lain di sekolah." ucap Miyu
"Memangnya tidak ada satupun gadis yang membuatnya jatuh cinta? Lagipula dia kan ganteng." jawab Misaki
"Kamu inget Yuki Hasegawa? Cewek yang populer di sekolah, dia aja ditolak sama Miyamura." Miyu membuat Misaki mengingat nama itu
"Bagaimana mungkin? Aku tidak tau siapa dia, lagian kamu sendiri kan tau kalo aku sibuk sama ekskul dulu." Misaki sangat aktif dalam ekstrakulikuler Karate dulu 🥋 sehingga jarang sekali bertemu banyak orang di sekolah, kecuali saat bertanding di sekolah lain
"Misaki menjauhi Miyamura, seseorang mendekati Miyamura." Headline di Majalah Dinding sekolah Misaki yang dulu membuat Miyu geram
"Seaneh itu ya, siapa yang buat sih?" Misaki bertanya sambil tersenyum
"Iya iya, itu Kenta ayang bab aku." ucap Miyu
"Ngomong - ngomong, apa kabar dengan Kenta?" Misaki kembali menggoda Miyu
"Dia baik kok, lagi sibuk sama PMR yang mayoritas cewek." Miyu sedikit kesal
"Cie.. cemburu nih ye.." Misaki kembali menggoda Miyu
Misaki dan Miyu kembali fokus ke makanan mereka, setelah selesai Miyu harus pamit karena kedatangan Kenta yang menunggu di depan restaurant mie.
"Eh itu, bukannya Kenta?" tanya Misaki dengan terkejut
"Iya, tadi aku minta jemput soalnya. Yaudah Misaki terima kasih untuk hari ini, kita ketemu lagi ya nanti." ucap Miyu
"Iya, jangan lupa salamku untuk temen - temen yang lain ya." Misaki juga beranjak dari kursi dan berjalan keluar
Saat pulang, seseorang mengikuti Misaki dalam perjalanan.
"Aku merasa seperti ada yang mengikutiku." Misaki mempercepat jalan
Semakin cepat Misaki berjalan, orang yang mengikutinya juga berlari mendekatinya.
"Hei, tunggu!" ucap seorang pria yang mengikutinya
Misaki terjatuh di sebuah gang kecil menuju rumahnya, pria itu langsung mendekat dan membantu Misaki berdiri. Saat menatap pria itu, alangkah terkejutnya Misaki karena pria yang mengikutinya adalah Miyamura.
"Miyamura-san?" tanya batin Misaki
"Maaf kalau aku membuatmu takut, aku tidak bermaksud begitu." ucap Miyamura
"Iya tidak apa." Misaki membuang wajah
"Aku Miyamura, siswa di Sekolah Khusus Pria Hoshizora." ucap Miyamura sambil menyodorkan tangan hendak bersalaman
"Apakah kita sekelas?" tanya Misaki
"Tidak, aku berada di kelas lain. Aku tau namamu adalah Furuhashi Taro kan?"
Keberadaan Miyamura akan membuat penyamaran Misaki terbongkar, itu yang ditakutkan Misaki saat ini. Meski begitu, Taro tidak membicarakan apapun soal Miyamura.
"Kenapa kakak gak bicara sih? Oh iya, aku kan gak bilang ke kakak kalo aku punya pacar di sekolah." Misaki kembali menatap Miyamura
"Oh iya, kamu anak baru ya di sekolah?" tanya Misaki
"Iya, aku baru pindah sebulan yang lalu saat ada kejadian di sekolah." Miyamura tersenyum kepada Misaki, Misaki tersipu malu
"Bagaimana mungkin aku bisa melupakan senyumnya yang manis itu, ayo Misaki fokus!" tutur batin Misaki
"Wajahmu mengingatkanku kepada seseorang, yang pernah aku kenal sebelumnya." Miyamura sedikit mengejutkan Misaki dengan pernyataannya
"Oh ya? Siapakah dia? Sahabatmu?" tanya Misaki
"Kekasihku, dan namanya juga Furuhashi
Misaki hanya terdiam memandang Miyamura, timbul sebuah pertanyaan.
"Apakah dia akan membuka penyamaranku? Apakah ini akhir bagi Furuhashi Misaki?"
Miyamura akhirnya memutuskan pulang
"Maaf, kalau begitu aku pulang duluan ya. Sampai bertemu besok, Furuhashi-san."
Misaki memandangi punggung Miyamura yang semakin menjauh darinya.
"Maafkan aku, Miyamura."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!