Pov Fajar
Namaku Fajar Gumilar Praditya, tahun ini umurku sudah genap 35 tahun. Sudah hampir 7 tahun Aku menyandang status duda. Pengalaman pahit pernikahan membuatku enggan untuk membuka hati apalagi menikah lagi. Seakan gerbang rumah tangga impian bagiku telah kandas dan karam di dasar samudera.
Aku anak pertama dari dua bersaudara, adik perempuanku sudah menikah bahkan sudah di karuniai sepasang anak yang cantik dan tampan. Dia adalah Ardelle Arunika Mentari, gadis paling menyebalkan walau sudah berstatus sebagai seorang ibu selalu saja menjengkelkan dan merepotkan ku.
Semua keluarga terutama Bundaku berharap, Aku membuka hati dan berniat untuk menikah lagi, entah Aku bisa atau tidak yang pasti Aku akan berusaha jika menemukan wanita yang benar-benar baik untukku. Sampai sekarang Aku belum menemukan wanita yang bisa menggetarkan hatiku, sejak kejadian itu Aku semakin dingin jika ada wanita mendekatiku. Hingga tidak ada satupun wanita yang berhasil meraihku. Krisis kepercayaanku sudah semakin meradang tak terkendali dan mulai berkerak di hati.
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki menggema di sebuah perusahaan raksasa yang di miliki Fajar. Perusahaan dengan nama Sky Company. Yang bergerak di bidang sentra pengiriman pasir bangka baik dalam negri maupun luar negri. Tidak ada yang tidak tau kwalitas pasir bangka di kancah pasar dunia. Kwalitas pasir bangka asal indonesia sudah menjadi target-target perusahaan industri di dunia.
"Selamat pagi Tuan Fajar."ucap Bayu sang asisten pribadi Fajar
"Selamat pagi Bay, jadwal ku hari ini apa saja ?"
"Jam 10 pagi Anda ada meeting bersama PT Mutiara Jaya membahas kelanjutan proyek pengadaan air bersih di desa XX, Siang Anda ada jadwal rapat akhir bersama seluruh redaksi untuk kegiatan Tali Asih. Dan sebelum rapat nanti Anda harus sudah melihat beberapa video kiriman dari para pengaju proposal. Setelah itu kosong sampai jam pulang kantor Tuan."
"Baik thanks Bay."
"Sama-sama Tuan."
"Bay sekarang saja kita cek satu persatu video pengaju yang sudah di acc, bawakan filenya kesini!"
Fajar melihat satu per satu profile singkat dari sebuah yayasan ataupun lembaga pendidikan non formal. Fajar terpaku pada satu video yang di bawakan oleh seorang wanita berhijab, dengan suara yang lemah lembut dan empuk suaranya berhasil menghipnotis netra tajam Fajar. Senyuman dengan sedikit lesung di pipinya semakin menambah pesonanya. Mata lebar dengan manik jernih kehitaman, lentik bulu matanya semakin menambah keindahan mata jernih itu. Hidung yang tidak terlalu mancung juga tak terlalu pesek bener-bener perpaduan pas hampir mirip dengan hidung sang aktris di film Zorro si Drew Barrimore. Hatinya bergetar melihat wanita yang ada di dalam video itu.
"بِسْــــــــــــــــــمِ اللَّه"
"السلام عليكم ورحمة الله وبركاته"
"الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله"
"Sebelumnya perkenalkan Saya Senja Lazuardi Permana, Saya selaku wakil kepala sekolah di bidang kesantrian di SDTA Kuttab Al Faruq. Saya akan menceritakan singkat tentang profile lembaga pendidikan yang di bawahi oleh yayasan Kuttab Al Faruq................."
Fajar akhirnya bisa terpesona dengan lawan jenisnya, setelah sekian tahun membeku. Debaran di jantungnya mulai berpacu beriringan dengan senyuman khas wanita yang ada di dalam video. Fajar pun menyunggingkan senyum di bibirnya berharap bisa ketemu dengan wanita berhijab itu. Video bergerak itu terus membawa sang pembawa acara mengelilingi area sekolah sesekali mengenalkan tahapan-tahapan kelas tahfidz yang ada di lembaga tersebut. Ketika berhenti di satu halaqah atau kelas yang sesuai di sebutkan wanita yang ada di dalam video tersebut adalah halaqah wustho atau pertengahan wanita itu mencoba menguji santri dengan membacakan suroh dan setelah di lanjutkan oleh santri biasanya bisa di sebut dengan sambung ayat. Fajar semakin berdebar dan menggila ketika mendengar alunan ayat per ayat yang di lantunkan oleh sang wanita di dalam video. Lantunan suaranya tidak berirama namun sangat lembut, jelas dan bagus.
"Bay, jika dari kesekian video yang sudah di acc. Berapa yang seharusnya kita terima, dan untuk acara puncak, saya mau selain rapat akbar ada acara indoor dan juga out door untuk mengetahui skil masing-masing kandidat yang di kirim oleh lembaga tersebut. Dan pastikan perwakilan dari yayasan ini, adalah wanita yang ada di video tadi." Dengan tatapan yang juga belum terlepas dari video sang wanita berjilbab lebar.
"Target tahun ini perusahaan menyediakan tali asih untuk 20 pengaju proposal Tuan. Dan kemungkinan setiap pengaju wajib mengirimkan perwakilan paling sedikit dua orang. Saya pastikan agar wanita itu yang akan mewakili lembaga yayasannya. "
"Oke.... Buat acaranya selama satu bulan, pembukaan tetap di Jakarta setelahnya buat sebagian acaranya out door di Bandung dan juga Bogor. Persiapkan segala akomodasi untuk 20 penerima bantuan. Segera buat susunan acaranya. Acara keseluruhan total berjalan 3 pekan, yang 1 pekan berikan mereka kebebasan untuk berlibur namun masih dalam pengawasan pihak management.
"Siap Tuan nanti saya buat susunan acaranya."
"Baik thanks Bay."
"Sama-sama Tuan."
Setelah Bayu kembali ke ruangannya, Fajar segera menyelesaikan sedikit pekerjaan sebelum waktu meeting tiba. Berharap hari ini semua kesibukannya segera berakhir. Bagai anak ABG yang sedang terkena virus merah jambu, disela-sela kesibukannya Fajar memutar kembali video seorang wanita bernama Senja itu. Entah jantungnya terus berdebar kala melihat wanita itu.
Tuttt
"Bayu.... Keruangan sebentar!''
"Baik Tuan."
CEKLEK
"Maaf Tuan, ada yang bisa saya bantu?"
"Cari tahu tentang wanita yang ada di video itu, Senja Lazuardi Permana."
"Baik Tuan!"
"Saya tunggu paling telat malam ini Bay!"
"Baik Tuan saya usahakan secepatnya."
Bayu pun kembali ke ruangannya dan segera mencari informasi mengenai wanita yang di maksudkan oleh Bos nya itu. Ternyata tidak sulit untuk mendapatkan info mengenai wanita itu. Segera di ketiknya dan di print dan segera di berikan pada Bos nya. Kurang dari 30 menit.
Tok
Tok
Tok
"Masuk!"
"Permisi Tuan saya mau mengantar ini..."
"Apa ini Bay?"
"Data informasi wanita bernama Senja sesuai permintaan Tuan."
"Woahhhh..... Cepet juga Kamu dapetinnya, bener-bener bisa saya andalkan kamu Bayu."
Fajar segera mengambil file yang sudah di berikan Bayu padanya, Dia mulai membacanya dengan seksama.
Biodata:
Nama : Senja Lazuardi Permana
Tempat, tanggal lahir : Malang, 1 Agustus 1990
Status : Single mom
Jumlah Anak : 4
...........................
"Bay..... Ini bener ga salah?"
"Saya pastikan tidak ada yang salah Tuan."
"Janda 4 anak?" Tanya Fajar.
"Benar Tuan, dapat bonus sekaligus 4 Tuan!"
"Ck... Kau ini!"
"Cerai hidup atau mati Bay?"
"Suaminya meninggal 7 bulan yang lalu karena kecelakaan Tuan."
"7 bulan yang lalu?"
"Benar Tuan. Di situ sudah saya lengkapi dengan foto - foto putra dan putri ibu Senja Tuan."
"Mana?"
"Ini Tuan."
"Masih kecil - kecil?"
"Benar Tuan, anak pertama baru kelas 2 SD, anak kedua TK B, anak ketiga TK A dan ke empat baru berumur 2 tahun lebih Tuan. Bu Senja kehidupannya bisa di bilang keluarga menengah ke bawah bahkan maaf kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ibu Senja mengajar dari pagi sampai malam Tuan. Pagi sampai siang mengajar di SD, setelahnya mengajar privat 1 jam, setelah ashar mengajar TPQ. Waktu jeda untuk istirahat setelah maghrib sampai isya' karena setelah isya ada yang belajar ke rumahnya hingga jam 9 malam. Anak - anak ibu Senja termasuk anak yang pengertian. Setelah isya' putra putri beliau sudah siap untuk tidur hingga ibu Senja bisa mengajar dengan baik.
Itu informasi yang saya dapatkan Tuan.
"Hmm... Oke thanks Den!
"Wanita yang kuat dan tangguh, Aku harus bisa mendapatkannya."gumam fajar dalam hati.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...~ Cinta adalah sebuah rasa yang hadir juga adanya sebuah takdir. ~...
Hari ini bisa jadi hari bersejarah bagi Fajar dan juga orang yang melihatnya. Setelah sekian lama gunung es itu mulai mencair, bahkan tidak akan ada yang percaya jika hari ini mereka melihat Fajar bak orang yang sedang kasmaran. Senyum-senyum sendiri, jantung berdebar tiada henti, fikiran selalu menerawang ke wajah yang tadi di lihat di video singkat yang di putar di laptopnya.
"Pagi setengah siang duda tampan..."teruak Mentari sang adik kesayangan.
"Ck... Mau apa lo kesini dek?"
"Ish ish ish.... Sinis amir, amir aja ga sinis amat, makanya amat suka sama amir."
"Sudah Mentari.... Mau apa lo kesini?"geram Fajar
"Kakak bisa ga lembut dikit, makanya ga dapat-dapat jodoh. Udah kaku kayak kanebo kering, dingin kayak freezer gimana ada cewek mau deket sama kakak!"
"Udah Mentari kakak lagi sibuk, mau apa cepet!"
"Bunda suruh kakak pulang, entar malam ada acara makan malam sama kak Agnes dan keluarganya."
"Agnes? Ngapain sih!"
"Mau di jodohin kali!"
"Ck... Bunda maunya apa sih?"
"Udah kak pulang aja, hanya sekedar makan malam. Klo ada tujuan lain tetep stay cool aja, Aku juga ga bakalan dukung kakak sama kak Agnes."
"Tumben....?"
"Kayak ga tau aja, udah sering kali, Aku ketemu sama Dia sering keluar masuk hotel sama cowok."
"Hah.... Bunda tahu ga dek?"
"Tentu.... Ga tau! Kan Dia seperti rubah, di depan Mommy seperti wanita yang baik-baik."
"Cari buktinya dek, biar kakak ga di jodoh-jodohin lagi sama Bunda."
"Tapi kasih tau dulu, wanita yang sudah berhasil menggetarkan hati kakak gue yang udah lama ngebeku!"
"Hehh... Lo tau dari mana?"
"Bayu, sang assistent tertampan seperusahaan.... Siapa lagi."
"Ck... Ember tuh anak!"
"Siapa kak cepetan penasaran nikh!"
"Lagian sok tau aja Dia tukh!"
"Ya taulah... Sampek segitunya langsung meluncur cari bionya...."
"Hmm udah diem dek... Nikh lihat sendiri!" Fajar menyodorkan laptopnya memperlihatkan videonya. Mentari melihat dengan sesekali mengerutkan alisnya, sesekali terpesona dengan senyuman yang di hiasi lesung pipit di sebelah pipinya.
"Wahhhhh.... Gue dukung 1000% kak, manis banget teduh lihatnya."
"Heem... Baru kali ini kakak merasakan getaran itu, rasanya juga berbeda ketika dengan Akira dulu."
"Ya bedalah Akira tukang selingkuh gimana bisa getarin hati, yang Dia bisa cuma getarin pulau kapuk doang!"
"Hush!"
"Gue dukung 1000% Bunda pasti seneng banget."
"Doain dek, semoga jodoh kakak."
"Aamiin... Kak gue cabut jemput pasukan bodrex.... Minta uang sakunya!"
"Emang suami elo sudah bangkrut ga bisa kasih duit?"
"Suami gue kaya, tapi gue maunya minta saku sama kakak gue yang tampan sedunia TITIK!"
"CK... NIKH, DASAR TUKANG PALAK!"
"Biarin wleeeee.... Bye, Duda tampan...."
"Dasar, udah punya buntut juga masih aja kayak anak kecil!"
"BOMAT!!"ucap Mentari sambil berlalu
Begitulah Fajar bersama adiknya, tidak pernah akur sedari kecil. Hingga kini sudah dewasa pun masih saja tetap sama adu mulut tak pernah berhenti saling ejek sudah jadi hiasan setiap kali bertemu, namun mereka saling mendukung, saling menjaga saling menyayangi satu sama yang lainnya. Apalagi Fajar, Dia sangat menjaga adiknya melebihi apapun.
Jam kantor telah usai, Fajar enggan sekali untuk beranjak dari kursi kebesarannya. Apalagi mengingat jika malam ini Dia diminta untuk pulang ke rumah ibunya. Dia sudah bisa menebak apa yang akan terjadi nanti. Semakin malas rasanya untuk pulang, namun tidak ada alasan yang akan di berikan pada bundanya.
Tringggg
Tringggg
Tringggg
Handphone Fajar berdering, dilihatnya nama cinta pertamamya yang tertera. Sang Bunda selalu saja begitu akan selalu memastikan dirinya pulang.
"Halo..."
"Assalamu'alaykum, Sayang.... Bisa ga salam klo nerima dan telp?"
"Iya Bund... Wa'alaykumussalam...."
"Mentari sudah bilang ke kamu kan sayang...."
"Sudah Bund...."
"Klo gtu bunda tunggu ya, jangan sampek telat!"
"Iya Bund...."
Tutttttt
"Hufft.... Harus tegas dari awal, agar wanita itu nantinya memilih mundur. Aku akan memperjuangkan rasa baru yang menyapa hatiku.... Senja Lazuardi Permana, Hatiku mulai terpaut pada wanita itu."monolog Fajar
Diapun bergegas pulang dan menuju kediaman orang tuanya. Tak membutuhkan waktu lama, karena sore ini jalanan cukup lengang tak se macet biasanya. Kini mobil Fajar sudah memasuki halaman luas di mansion keluarga Praditya. Setelah memarkirkan mobilnya, Fajar segera masuk ke dalam rumah dan menemui bundanya...
"Eh anak Bunda sudah datang...."sosok paruh baya itu menyambutnya dengan hangat, senyumannya tak pernah berubah selalu mempesona di pandang. "Yuk... Bunda kenalin seseorang, pasti kamu kaget nanti!"
"Bund...."
"Sudah nurut!"
"Fajar mau ngomong dulu sama bunda bisa... Sebentar saja?"
"Ada apa? Apa yang mau kamu omongin sama bunda sayang?"
"Boleh..."sengaja Dia menjeda apa yang ingin di ucapkannya takut Bundanya tersinggung, "Fajar boleh menolak niat bunda, walau Fajar belum tau niatan bunda apa, mengenalkan Fajar sama seorang gadis."
"Kenapa sayang, apa kamu masih belum bisa move on?"tanya Bunda
"Bukan masalah sudah atau belum move on bund, hanya Fajar sedang mencari seseorang yang tepat mengisi hati Fajar berikutnya. Dan itu Fajar pastikan, adalah wanita yang tepat sebagai pemilik hati Fajar nantinya."
"Lalu apa kamu sudah menemukannya?"
"Doakan Fajar bund, sebentar lagi Fajar akan membawa calon istri Fajar ke depan bunda. Bersabarlah...."
"Jika demikian bunda bisa apa?"
"Terima kasih Bund!" Pelukan hangat Fajar berhasil meluluhkan sang bunda, merekapun berjalan ke ruang keluarga yang di sana sudah ada pak Roland Fray Praditya ayah dari Fajar, ada juga papa mama Agnes dan juga Agnes.
"Akhirnya yang di tunggu-tunggu sudah datang... Ayo Fa kenalkan ini om Darwin dan tante Nella. Dan di sebelahnya adalah Agnes putrinya, kamu pasti ingatkan dengan Agnes?" Sebelum menjawab pertanyaan ayahnya Fajar terlebih dahulu menyalami tamunya satu per satu.
"Bagaimana kabarnya Om.... Tante...."
"Baik, Kami baik seperti yang kamu lihat."
"Hai gimana kabarnya?'' Fajar menyalami gadis bernama Agnes yang akan di jodohkan dengannya.
"Baik..."
"Inilah putra kami pak Darwin, kalau putri saya sudah menikah dan juga sudah punya anak. Kemungkinan sebentar lagi sampai."
"Gimana Fa sudah ingat dengan Agnes?"
"Lupa-lupa ingat yah."
"Dia dulu sering main sama kamu waktu kecil, malah kalian berdua lengket banget. Ya ga pak Darwin?"
"Iya benar pak Roland, mereka dulu sangat menggemaskan. Namun takdir baru mempertemukan mereka sekarang.''
"Apakah nak Fajar sudah ada kekasih?"
"Sudah om..."
"Hah.... Sejak kapan? Kenapa ayah ga tau Fa!"
"Hanya adek yang tau yah, ya ga bro!" Suara siapa lagi klo bukan Mentari si penyelamat kali ini.
"Kok adek ga bilang sama ayah sama bunda?"
"Surat izin belum turun bund, jadi masih wajib di jaga kerahasiaannya."
"Kalian berdua selalu sekongkol!"
"Baru tau bund?"
"Kamu hutang cerita sama bunda dek!"
"Siap sendiko dawuh kanjeng ratu."
Agnes gadis yang awalnya datang penuh dengan kebahagiaan kini seketika wajahnya berubah muram. Bagaimana tidak seakan impian yang hampir tercapai kini terhempas sirna dalan sekejap mata.
"Hai kak.... Gimana kabarnya, Aku Mentari... Kak Agnes kan?"
"H...Hai... Iya Aku Agnes."
"Klo ga salah Aku sering lihat kakak di hotel XY kakak kerja disana kah?"
Seketika Agnes menegang, tidak pernah terbayangkan jika ada orang pernah melihatnya berada di hotel.
"Hanya kebetulan saja sedang ada meeting atau acara dengan teman atau client disana."
"OH...."
"UTI AKUNG MAKAN YUKKK!"
"Kakak adek ga sopan nak..." Tegur suami mentari Dharma Kuncoro, yang biasa di panggil Dharma.
"Iya Dad..."
"Mom..." Panggil Dharma pada istrinya.
"Ashiaap darling.. I am comingggg yuhuuuuuu anak mommy time to madhang madhang (makan makan)."sungguh bar-bar wanita satu ini, namun cinta sang Dharma sangat besar berkali-kali wanita-wanita di luar hendak merayunya namun mundur dengan sendirinya.
"Mentari!" Tegur bunda sambil geleng-geleng dengan kelakuan bar-bar sang putri yang tak pernah terkikis walau sudah berumah tangga. Untung suaminya kalem dan bucin kalau ga perang brotoyudho bisa-bisa.
"Maaf jeng putri saya memang sedikit bar-bar, mari kita lanjutkan di meja makan."
Mereka semua menuju ruang makan, disana sudah tersedia berbagai macam masakan. Bunda Tiara memang jago masak, dan masakannya selalu di rindukan oleh seluruh anggota keluarganya. Mereka makan dengan hikmat, hanya sesekali ramai karena suara si kembar yang sedikit rewel karena sedikit picky dengan makanan. Acara perjodohan malam ini pun berhasil di gagalkan oleh kakak beradik. Beribu maaf di ucapakan oleh ayah dan bunda ke pada Agnes dan juga orang tuanya. Akhirnya merekapun pulang,menyisakan keluarga inti saja. Mereka sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Kak... Dek jelaskan semua kepada ayah dan bunda jangan ada yang di tutupi!"ucap bunda dengan sedikit nada yang di buatmya tegas.
"Hufft.... Bro ini tugas lo, gue cuci kaki."
"Cuci tangan yank..."
"Ishh... Plesetan darling biar ga tegang!"
Fajar mengeluarkan laptopnya, dan biodata yang sang wanita yang di berikan oleh Bayu tadi Siang.
"Bunda sama Ayah lihat saja videonya, di video itu ada wanita yang sudah berhasil menggetarkan hati Fa lagi. Fa baru lihat pertama kali namun serasa sudah sreg dihati. Sebelum Bunda baca biodatanya, fa kasih tau dulu. Dia janda 4 orang anak, janda mati bund, yah. Dari keluarga sangat sederhana, bahkan bisa di bilang kalangan bawah. Untuk detailnya bunda dan ayah bisa baca di biodatanya... Ini bund yah, kalau gtu Fa mandi dulu bebersih ya bund yah."
Fajar segera naik ke kamar pribadinya, segera melakukan ritual mandinya dan segera turun kembali. Tentu pasti akan banyak pertanyaan dari bunda dan ayahnya nanti. Makanya Dia ingin mendinginkan kepalanya sebelum di serbu omelan-omelan yang menyejukan dari sang Bunda.
Tidak tau apa yang akan terjadi nantinya, berharap orang tuanya tidak mempermasalahkan status wanita itu. Semoga gayung bersambut, hingga akan banyak kemudahan mendapatkan seorang Senja Lazuardi Permana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...~ *Cinta ia tidak memaksa namun senantiasa berusaha*. ~...
Namaku Senja Lazuardi Permana, Orang memanggilku Senja. Aku bekerja sebagai guru di sekolah non formal setara dengan SD. Selain Aku mengajar materi umum Aku juga spesialis mengajar Al qur'an dan Tahsin. Aku memiliki 4 anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan.
Status baru yang kusandang mengharuskan Aku untuk lebih bekerja keras. Anak-anak yang masih kecil-kecil mengharuskanku lebih produktif lagi.
7 bulan lalu, pagi itu Aku terakhir melihat senyuman suamiku. Senyuman yang selalu meneduhkan, Aku masih belum bisa melupakan suamiku. Aku selalu berusaha menyibukkan diri untuk bisa lebih cepat move on. Suamiku pergi tanpa ada pesan sebelumnya.
Kegiatanku sehari-hari bisa terbilang monoton, mungkin jika tidak demi anak-anakku pasti Aku sudah resign sejak awal. Namun ada mereka sebagai penyemangatku. Sekolah tempatku mengajar, masih belum terlalu besar. Gaji yang kudapat juga tidak mencukupi untuk keseharian kami. Kasihan lihat anak-anak yang sejak 7 bulan lalu hampir tidak ada waktu bermain bersamaku, selain mereka bermain sendiri bersama anak-anak tetangga.
Aku tidak tahu takdirku seperti apa setelah ini, namun Aku berharap Allaah menakdirkanku bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anakku.
Asholatu khoirum minan naum........
Adzan subuh hampir tiba, Aku membangunkan anak sulung ku. Karena sudah kebiasaan putraku bangun di waktu ini dan pergi ke masjid.
"Abang..... Nak.... Bangun, sudah mau masuk subuh...."
"Iya umma......"
Dia anak yang penurut, penuh kasih sayang kepada adik-adiknya. Walau masih berumur 8 tahun, Dia cukup faham dengan kondisiku. Dia tidak malu jika Aku memintanya untuk membantuku jualan keliling kompleks perumahan tempatku tinggal. Seperti biasa setelah sholat subuh, Dia akan membantuku membuat camilan yang Aku titipkan di kantin sekolah, lumayan bisa buat beli lauk sehari-hari.
"Abang.... Bangunkan adek nak, suruh sholat setelah itu abang mandi. Nanti umma antar dulu abang ke sekolah."
"Siap umma!"
Suamiku berasal dari bhumi malayu tepatnya di sumatra barat di kota padang. Hingga Akupun sedikit terbawa dengan adat yang dibawanya. Seperti memanggil putra sulungku abang, putri kedua dan ketiga dengan panggilan uni.
Putra sulungku sangat menyayanggi adek-adeknya. Tidak pernah bernada tinggi ketika menasehati adek-adeknya, tidak sepertiku yang selalu saja suaraku melengking memenuhi segala ruang yang ada di rumahku.
Aku sedikit tertekan dengan kondisiku, berjuang sendiri dengan 4 anak yang masih di bawah umur. Hingga rasa sabarku hampir terkikis karenanya, rasa lelah ingin menyerah hampir sering Aku rasakan di awal-awal hari beratku.
"Umma.... Masak apa? Hari ini uni sama adek Khuzama ga usah bawa bekal ya, nanti di sekolah ada bagi-bagi bekal."
"Iya nak.... Sekarang mandi dan lekas sholat subuh ya, setelahnya baru sarapan."
"Iya Umma."
Setelah selesai dengan rutinitas paginya, Senja mengantar kedua putrinya terlebih dahulu ke sekolah. Baru setelahnya berangkat ke sekolah tempatnya mengajar yang sekaligus tempat putranya belajar.
"Assalamu'alaykum Ustadzah Senja...."
"Wa'alaykumussalam.... Shobakhul Khayr."begitulah Senja, seberat apapun beban yang di tanggungnya senyuman tak pernah luntur darinya. Keceriaan selalu menghiasi langkahnya yang bisa menular ke seluruh orang yang melihatnya.
"Alhamdulillaah khayran Ustadzah."
Inilah hari-hariku, senyuman anak didikku adalah mood booster di pagi tegangku. Setelah adegan drama bak telenovela bersama putri keduaku dan juga putra bungsuku. Putra bungsuku baru berumur 2 tahu 6 bulan, sehingga setiap mengajar Aku selalu membawanya. Sekolah adalah rumah kedua baginya, disekolahpun Aku membawa tempat tidur atau kasur bayi untuknya tidur. Maklum jam tidurnya masih banyak dan belum teratur tak jarang Dia tertidur tertelungkup di meja ku.
"Ya thullab (wahai penuntut ilmu).... Ayo waktunya berbaris. Ustadzah hitung sampai sepuluh ya, wahid.... Isnaini.... Tsalatsa..... Arba'a.... Khonsa....." Rutinitas awalku memimpin baris berbaris setelah bel berbunyi, sudah menjadi kewajibanku karena amanah yang diberikan kepadaku sebagai wakasan kesantrian atau wakasan kesiswaan (wakil kepala sekolah bagian kesiswaan). Kenapa Aku di amanahi sebagai wakasan kesiswaan, mungkin karena Aku galak hahaha. Tapi galakpun mereka pada sayang sama Aku. Tetap dih bagiku kedisiplinan itu wajib di gerakkan sejak usia dini.
Menunjuk salah satu santri untuk memimpin berbaris. Murid disekolahku dari kelas 1 hingga kelas 6 baru 50 an santri. Tidak banyak memang namun kita berharap dari merekalah pahala-pahala mengalir untuk kami atas ilmu yang kami ajarkan.
Setelah selesai baris-berbaris dan apersepsi mereka lanjut masuk ke kelas masing-masing untuk melanjutkan rutinitas berikutnya, seperti biasa mereka akan melakukan dzikir pagi bersama-sama. Baru setelahnya mereka ke halaqah tahfidz masing-masing.
"Ustadzah Senja.... Diminta Ustadz Ahmad ke kantor."
"Na'am Ustadzah Rofi, jazaakillaahu khayran."ucapku pada rekan sejawat.
Aku segera meluncur ke kantor, ternyata disana sudah ada mbak Ida selaku admin. Mereka tampak terlihat sumringah apalagi mbak Ida.
"Assalamu'alaykum..."
"Wa'alaykumussalam, tafadholi Ustadzah Senja silakan masuk."
"Na'am Ustadz."
"Kita bakal healing-healing Ustadzah."
Aku hanya mengeryitkan alisku, tanpa faham apa yang di maksud oleh mbak admin kecintaanku.
"Ustadzah Senja, sebelumnya kami ucapkan terima kasih jazaakillaahu khayran atas usahanya untuk sekolah ini. Bi'idznillaah atas izin Allaah proposal kita di terima."
"Alhamdulillaah.... Maa sya Allaah kabar yang sangat bagus Ustadz."
"Namun ada syarat yang harus kita lakukan, sesuai perintah dari atasan atau CEO perusahaan yang menyalurkan tali asih. Meminta Ustadzah Senja untuk mewakili nantinya. Dan sudah saya tentukan nanti Ustadzah Senja berangkat bersama mbak Ida."
"Maaf Ustadz sebelumnya, kenapa harus saya? Dan saya berapa lama harus mengikuti kegiatan itu nantinya?"
"Saya sendiri tidak tahu Ustadzah alasannya pastinya, kemungkinan karena Ustadzah Senja yang ada di dalam video yang kita kirimkan. Sesuai rundown yang sudah di kirim oleh pihak penyelenggara kegiatan dilakukan selama satu bulan.''
"Apa tidak bisa saya di gantikan Ustadz, karena saya tidak bisa meninggalkan anak-anak.''
"Nanti kita fikirkan bersama jalan keluarnya Ustadzah, yang pasti pihak manajemen meminta Ustadzah yang hadir untuk mewakili."
"Na'am Ustadz, yassarallahu lakum semoga Allaah mudahkan."
Setelah selesai dari ruangan sang kepala sekolah, Senja tidak langsung kembali ke lokal. Dia singgah di ruangan admin yang juga sebagai tempat guru-guru akhwat berkumpul. Disana sudah ada beberapa Ustadzah yang sedang menyiapkan bahan ajar.
"Mbak Ida bisakah di usahakan saya di ganti dengan yang lain? Kalau saya pergi bagaimana dengan Khunais, yang pasti ga bisa di tinggal. Mau nitipin sama ibu, kalau ga ninggalin uang juga ga nyaman mbak. Takutnya malah ngrepotin beliau juga."
"Coba nanti saya tanyakan Ustadzah apakah boleh membawa anak-qnak Ustadzah. Siapa tahu mereka bisa menyediakan jasa pengasuh sementara selama Ustadzah kegiatan."
"Lalu Khurayya, Khaulah dan Khuzama gimana mbak?"
"Iya juga ya Ustadzah!"
"Coba tanyakan ke pihak sana mbak, apakah saya bisa di ganti apa tidak. Jika alasannya tetap tidak, minta menghubungi saya mbak."
"Sipz Ustadzah."
"Ya sudah... Makasih ya mbak saya balik ke lokal lagi."
"Oke ustadzah!"
"Ya Allaah... Berikanlah kemudahan setelah ini. Semoga ada jalan keluar yang terbaik."monolog Senja
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
..."Senja mengajarkan kita bahwa keindahan tak harus datang lebih awal."...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!