NovelToon NovelToon

Istri Simpanan

BAB. 1 Permintaan Arsen

Arsen Adipati Rustama, lelaki yang biasa di panggil Arsen dan pemilik perusahaan Adipati Grup, ia sudah 1 minggu yang lalu mencari data tentang Kinar Putri Kasna, yang tidak lain adalah mantan kekasihnya 5 tahun lalu, ia akan menikahi Kinar untuk menjadikannya istri yang ke dua, memang alasan ia akan menikah lagi karena keluarganya selalu saja menuntut ingin memiliki anak, 5 tahun menikah bersama Tiara, Arsen belum juga memiliki keturunan, di tambah lagi Kinar adalah cinta pertama Arsen, bahkan sampai saat ini Arsen masih saja mencintai Kinar.

Arsen tidak pernah melupakan tentang Kinar sedikit pun, walau pun sudah 3 tahun Arsen menerima pernikahannya dan menyentuh wanita yang sudah menjadi istrinya, tapi hatinya tetap saja milik Kinar. Apa lagi istrinya masih saja tidak mau memiliki anak, alasannya karena berfropesi sebagai model, jadi Arsen bertekad untuk melamar Kinar. Arsen duduk bersama Yoga, yang tak lain adalah Ayah dari Kinar.

"Bapak manggil saya ada apa?"

Yoga bingung, karena ia hanyalah sebagai meneger, tapi di panggil langsung oleh atasannya, jadi ia bingung.

"Pak, saya minta ijinkan untuk menikahi putri bapak."

"Bapak sudah memiliki istri, bagai mana mungkin?"

Yoga tidak percaya dengan permintaan dari atasannya.

"Saya mohon pak."

Kini wajah Arsen yang biasanya tegas dan berwibawa memohon di depan lelaki paru baya sambil berlutut di lelaki itu, tidak peduli tentang harga diri, ia tidak ingin lagi kehilangan Kinar, semenjak ia meminta putus pada Kinar, Kinar seperti di telan bumi, ia tidak pernah menemukan Kinar di mana pun, hingga ia mendapatkan data tentang Kinar.

"Bangunlah pak, jangan memohon seperti itu, lalu bagai mana dengan istri bapak?"

Yoga bertanya sambil membangunkan Arsen yang berlutut di kakinya dan dengan perasaan begitu bingung.

"Istri saya tidak mau hamil pak, sementara keluarga saya menuntut saya untuk memiliki keturunan, saya tidak bisa menceraikannya karena ada satu alasan yang tidak bisa saya ceritakan."

Arsen menghela nafas untuk menjeda ucapannya sesaat.

"Selain saya ingin memiliki anak, saya sudah mengenal putri bapak sebelum saya menikahi istri saya. Saya mencintai putri bapak, cinta saya tetap saja ada, semakin saya melupakan putri bapak, hati saya semakin tersiksa. Saya mohon ijinkan saya menikahi putri bapak. Saya tidak mau kehilangan Kinar untuk ke dua kalinya."

"Bapak mengenal putri saya?"

Yoga awalnya tidak begitu percaya kalau atasannya itu mengenal putri pertamanya, ia pikir yang akan di minta untuk di jadikan istri itu Kiara Anjani, putri ke dua dari Yoga, yang berusia 21 tahun, karena selama ini biyaya kuliah Kiara dari Arsen.

"Saya mantan kekasih Kinar 5 tahun yang lalu, saya yang meninggalkan Kinar saat itu, tapi sebenarnya saya berat untuk melepaskan Kinar. Namen di sisi lain saya tidak bisa menolak perjodohan dari orang tua saya, karena satu alasan yang tidak bisa saya ceritakan. Saya mohon pak, ijinkan saya menikahi Kinar. Saya janji tidak akan pernah melukai hati Kinar lagi."

Yoga menghela nafas berat, ia jadi bingung sendiri, atasannya yang selama ini membantunya untuk berobat, karena biasa penyakit tua yang selalu sakit-sakitan, dan atasannya juga masih saja mempekerjakannya, jelas-jelas daya pikirnya sudah berkurang, tapi atasannya selalu baik padanya, dan di tambah lagi biyaya kuliah Kiara di bantu oleh atasannya, tapi di sisi lain Kinar hampir saja bunuh diri oleh atasanya. Yoga tidak menyangka kalau nama Arsen yang di ceritakan putrinya itu adalah atasannya sendiri.

"Saya harus memikirkannya, bukan perkara mudah, putri saya hampir saja bunuh diri 5 tahun yang lalu karena di tinggalkan oleh bapak."

Arsen sangat terkejut saat mendengar jawaban dari Yoga, ia langsung mengusap wajahnya yang sudah memerah, ia tidak percaya kalau ke pergiannya akan membuat nyawa Kinar melayang. Arsen langsung berlutut untuk ke dua kalinya, bedanya sekarang ia untuk minta maaf.

"Maafkan saya pak, maaf karena telah melukai hati Kinar begitu dalam."

"Jangan terus berlutut pak, saya memang sudah memaafkan masalah itu, tapi tidak yakin kalau saya bisa membujuk Kinar."

Yoga membangunkan atasannya untuk yang ke dua kalinya.

"Tolong bujuk Kinar pak, saya tidak bisa lagi kalau harus hidup tanpa Kinar."

Mata Arsen mulai memerah, cintanya pada Kinar begitu besar, ia tidak mau kehilangan Kinar lagi.

"Saya pasti akan lakukan itu."

Yoga menghela nafas berat, sebenarnya ia juga tidak mau putrinya menjadi istri ke dua, tapi ia tau kalau atasannya ini orang baik.

"Apa bapak bisa menjamin kalau putri saya tidak akan pernah bapak lukai hatinya lagi? Apa bapak bisa menjamin tidak akan membuat Kinar menangis?"

"Saya bisa menjamin, dan tidak akan terjadi lagi seperti dulu."

"Baik, saya akan bicarakan ini dengan Kinar terlebih dahulu."

"Terima kasih pak."

Arsen mencium tangan Yoga dengan mata yang berbinar, akhirnya setelah 5 tahun berpisah ia bisa menikahi Kinar juga.

"Sama-sama pak, kalau begitu saya permisi."

"Iya pak."

Yoga keluar dari ruangan atasannya dengan wajah yang sangat murung, menurut ia permintaan atasannya itu di luar dugaan, tapi di sisi lain yang membantu ia berbobat dan hingga membuat Kiara wisuda juga atas bantuan Arsen selama ini, bagi ia Arsen adalah lelaki yang baik, tapi ada rasa kuatir di hatinya. Yoga mengusap wajahnya, ia sekarang memutuskan untuk menemui Kinar di kontrakan, memang Kinar mengontrak sendiri, Kinar bekerja di Atmaja Grup sebagai sekretaris. Sepanjang perjalanan membawa motor, Yoga terus saja memikirkan tentang ucapan atasannya. Yoga sampai di depan kontrakan Kinar, ia langsung mengucapkan salam sambil mengetuk pintu kontrakan Kinar.

Tok-tok.

"Assalamulaikum nak."

Kinar yang baru saja selsai mandi, ia langsung menyauti dari dalam.

"Wa'alaikumsalam."

Kinar mendekati pintu, ia langsung membuka pintu kontrakannya.

"Ayah."

Kinar langsung mencium tangan Ayahnya.

"Masuk Ayah."

"Iya nak."

Yoga langsung masuk ke dalam, ia duduk di kursi bersama Kinar.

"Tumben Ayah kemari? Biasanya Ayah akan menengki Kinar hanya hari minggu, apa lgi ini masih jam istirahat kantor lagi?"

"Ayah ada perlu nak, apa Ayah boleh berbicara denganmu?"

"Ayah mau bicara sama Kinar pakai ijin segala, apa yang mau Ayah bicarakan?"

"Kamu belum mau pergi ke kantor?"

"Sebentar lagi Yah, jam 1 Kinar baru berangkat, apa yang mau Ayah bicarakan?"

Kinar menatap serius mata sang Ayah.

"Boleh Ayah minta satu permintaan?"

Kinar mengangguk pelan.

"Arsen ingin menikahi kamu nak, dan Ayah ingin kamu menikah dengannya."

"Arsen Adipati Rustama?!"

Kinar sangat terkejut, nama itu sudah tidak lagi ia ingat semenjak menjalin hubungan bersama Martin Atmaja.

Martin adalah kekasih dan sekaligus atasan Kinar di kantor tempat Kinar bekerja. Martin lelaki yang menolong Kinar 5 tahun lalu, saat Kinar hampir saja melompat dari atas jembatan, di situlah Kinar dan Martin saling kenal. Martin mencintai Kinar dalam pandangan pertama, mereka menjalin persahabatan hingga 3 tahun lamanya, lalu setelah itu Martin mengutarakan isi hatinya pada Kinar, bahkan bukan sekali dua kali Martin mengutarakan cintanya, mungkin lebih dari 50 kali Martin mengutarakan cintanya, hingga Kinar menerima Martin menjadi kekasihnya.

BAB. 2 Permintaan Ayah

Yoga yang mendengar nama lengkap atasannya di sebut, ia hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Jadi benar Arsen atasan Ayah itu mantan kekasihmu nak?"

"Iya Ayah."

"Kinar, kamu mau'kan menikah dengan Arsen?"

"Ayah ini apa-apaan?! Arsen sudah memiliki istri Ayah."

"Ayah tau, tapi Arsen memintamu untuk menjadi istri ke duanya."

"Ayah tega menginginkan Kinar menjadi istri ke dua dari lelaki brengsek itu?!"

Hingga usia Kinar 26 tahun, ini pertama kalinya Kinar berbicara dengan suara lantang pada Ayahnya.

"Tapi Arsen menikahi wanita itu karena memiliki alasan Kin."

"Apa pun alasannya Kinar tidak perduli Yah, apa Ayah masih ingat? Nyawa putrimu ini hampir melayang karena si brengsek itu!"

"Dengar dulu Kin, tapi selama ini Arsen yang sudah membantu keluarga kita, dari biyaya kuliah adikmu dan setiap Ayah sakit-sakitan, Arsen juga yang membayarnya, di tambah lagi Arsen juga masih memperkerjakan Ayah, coba kamu pikir siapa yang mau memperkerjakan Ayah? Ayah sudah tua, daya pikirnya sudah berkurang."

"Kalau memang masalah uang, Kinar akan cari untuk membayar semua yang di habiskan oleh keluarga kita, apa Ayah tidak berpikir sebelumnya? Kalau orang membantu itu pasti ada maunya, Kinar tidak mau menikah dengan si brengsek itu Ayah!"

Kinar lagi-lagi memanggil Arsen si brengsek, menurut Kinar memang Arsen brengsek, ia tidak peduli dengan alasan apa pun, karena sekarang ia tidak membutuhkan lagi alasannya, memang di hatinya tidak pernah membenci Arsen, tapi hatinya sepenuhnya sudah milik Martin, lelaki pujaan hatinya yang sudah mengisi hatinya selama 1 tahun ini.

"Bukan masalah uang nak, tapi Arsen menikahimu karena menginginkan memiliki keturunan, istrinya hingga sekarang masih saja belum mau hamil."

"Jadi maksud Ayah Kinar di suruh mengandung benih si brengsek itu?! Lalu setelah itu Kinar di buang begitu saja?! Bagai mana bisa Ayah berpikir seperti itu? Bagai mana bisa Ayah merelakan cucu Ayah di asuh dengan si brengsek dan istrinya?! Kenapa tidak Ayah kasih saran saja pada si brengsek itu untuk mencari wanita yang mau meminjamkan rahimnya demi untuk uang!"

Kinar mengusap wajahnya dengan kasar, ia sangat kesal pada Arsen, enak sekali Arsen ingin menikahinya untuk memiliki keturunan.

"Bukan seperti itu nak, Arsen juga bilang kalau Arsen sangat mencintaimu."

"Cinta?! Cinta macam apa Ayah? Bahkan si brengsek itu meninggalkan Kinar dan memilih wanita yang di pilihkan oleh ke dua orang tuanya. Arsen itu lelaki pengecut Ayah, tidak pantas untuk menjadi suami Kinar!"

Yoga menghela nafas berat, putrinya dari kecil hingga sekarang belum pernah berbicara dengan suara lantang, baru kali ini putrinya berbicara dengan suara lantang.

"Nak, Ayah tidak meminta apa pun dari kamu kecil, tapi kali ini Ayah hanya minta satu saja keinginan Ayah, tolong menikah dengannya, Ayah percaya kalau suatu saat pasti kamu akan bahagia."

Mata Kinar mulai memerah, selama ini Ayahnya tidak pernah meminta apa pun darinya, ini baru pertama kalinya Ayahnya meminta tolong padanya, ia menjadi bingung sendiri, harus'kah ia menyetujui pernikahan yang tidak masuk akal itu? Lalu bagai mana dengan Martin? Lelaki yang selama ini ia cintai.

"Ayah yakin menginginkan Kinar untuk menikah dengan si brengsek itu?"

Yoga menghelan nafas berat, kalau saja Arsen tidak memohon padanya, ia juga tidak ingin menjadikan putrinya untuk menjadi istri ke dua, tapi melihat kesungguhan Arsen, ia sebagai orang tua hanya mencobanya, ia percaya kalau Arsen bisa menjadi suami yang baik untuk putrinya.

"Iya nak, Ayah mohon sama kamu nak."

Kinar lagi-lagi mengusap wajahnya dengan kasar.

"Kalau memang ini keinginan Ayah, Kinar tidak bisa menolak, walau pun berat, Kinar akan menerima ini semua."

Kinar menghela nafas berat. Walau pun mulutnya menerima, tapi hatinya tidak bisa menerima, ia mencintai Martin, dan ia juga tidak tau harus bilang apa pada Martin.

"Apa aku bisa melepaskan Martin dalam hidupku? Martin adalah orang yang sangat aku cintai, kenapa harus seperti ini? Kenapa Arsen harus berpura-pura baik sama Ayah? Lalu bagai mana rumah tanggaku nanti? Bagai mana perasaan istri pertamannya?" batin Kinar

"Terima kasih nak, Ayah sangat percaya pada Arsen bahwa Arsen akan menjadi suami yang baik untuk kamu."

"Iya Ayah."

"Lalu bagai mana dengan pekerjaanmu nak? Arsen di kota ini hanya berkunjung sebulan sekali, dan mungkin kamu juga akan ikut ke jakarta bersama Arsen."

Memang Arsen akan berkunjung hanya 1 Minggu sekali di perusahaannya yang ada di Bandung, karena perusahaan pusatnya terletak di jakarta.

"Mungkin hari ini Kinar sekalian untuk resen Ayah."

Kinar tidak ingin melihat wajah Martin yang murung nantinya, ia akan secepatnya mengakhiri hubungannya bersama Martin dan sekaligus mengundurkan diri juga.

"Baiklah kalau begitu."

Yoga langsung melihat jam tangannya yang sudah menujukan pukul 12.30WIB.

"Ayah harus kembali ke kantor nak."

"Iya Ayah."

Kinar mengantar Ayahnya sampai depan teras kontrakan, ia langsung mencium tangan Ayahnya.

"Hati-hati Ayah."

"Iya nak."

Setelah Ayahnya pergi Kinar terduduk lemas di depan pintu kamarnya, air matanya langsung mengalir deras, ia belum juga berbicara dengan Martin, tapi ia sudah begitu sedih, lalu bagai mana hati Martin yang begitu sengajan ia goreskan luka padanya? Bahkan hatinya saja begitu sakit, tapi di sisi lain Kinar tidak bisa menolak permintaan sang Ayah, karena ia tidak mau melihat Ayahnya sedih dan merasa berhutang budi pada Arsen.

"Martin, aku tidak bisa kehilangan kamu, aku dulu sudah merasakan sakit kehilang Arsen, aku tidak mau merasakan sakit untuk yang ke dua kalinya, tapi aku juga tidak bisa menolak permintaan Ayah."

Kinar berbicara dengan lirih pada dirinya sendiri. Setelah beberapa menit terduduk lemas di lantai, Kinar memutuskan untuk pergi ke kantor. Setelah mengganti baju, Kinar langsung melajukan motornya, air matanya masih terus mengalir, ia sudah mencoba untuk bersikap biasa saja, tapi nyatanya air matanya itu tidak bisa ia tahan. Kinar sampai di kantor, ia langsung membuat surat risen. Kinar sesekali menghapus air matanya, dengan kaki bergetar ia membawa surat risen itu ke arah ruangan Martin. Kinar langsung mengetuk pintu ruangan Martin.

Tok-tok.

"Masuk!"

Kinar masuk ke ruangan Martin dengan kaki bergetar.

"Pak, saya mau risen, ini surat pengunduran dirinya."

Kinar menyerahkan surat pengunduran diri pada Martin. Martin yang fokus di komputernya, ia langsung melihat ke arah Kinar dengan perasaan terkejut.

"Ada apa Kin?"

Kinar menggeleng pelan, air matanya semakin deras saat melihat wajah bingung Martin. Martin langsung berdiri, ia langsung mendekati Kinar, ia bingung saat melihat air mata Kinar yang begitu deras, selama ini ia tidak pernah melihat Kinar menangis dengan perasaan yang begitu terluka, ia pernah melihat Kinar menangis kejadiannya 5 tahun lalu, saat ia menolong Kinar yang hampir bunuh diri.

"Kenapa risen Kin? Apa saya memberikan pekerjaan begitu berat?"

Martin masih memakai panggilan dengan kata saya, karena sekarang memang masih jam kantor.

Kinar langsung memeluk Martin dengan sangat erat, bahkan hingga Martin susah untuk bernafas. Martin yang merasa susah bernafas, ia hanya diam mematung.

BAB. 3 Minta putus

Tangisan Kinar langsung pecah saat memeluk Martin.Tangan kanan Martin langsung menekan tombol kedap suara di ruangannya, lalu ia langsung membelas pelukan dari Kinar.

"Kenapa Kin?"

"Aku tidak mau kehilangan kamu. Hiks... Hiks..."

"Memangnya aku mau kemana Kin? Aku selalu ada untukmu Kinar sayang."

"Tapi aku yang akan pergi, aku yang akan meninggalkanmu. Hiks... Hiks..."

"Meninggalkan bagai mana?"

Martin langsung melepaskan pelukan Kinar, ia langsung melihat mata Kinar dengan tatapan bertanya.

"Karena aku ingin minta putus dari kamu Martin."

Kinar berbicara dengan satu tarikan nafas. Martin yang mendengar ucapan dari Kinar, jantungnya mendadak berhenti bedetak, entah apa kesalahan ia, tiba-tiba saja Kinar meminta mengundurkan diri dan meminta putus.

"Kamu serius Kin ingin mutusin aku?"

Mata Martin langsung memerah.

"Aku yakin, aku akan menikah dengan Arsen."

Kinar masih terus menangis. Sedangkan Martin merasa jantungnya berhenti berdetak untuk yang ke dua kalinya, ia tidak menyangka kalau Gadis yang ia cintai selama 5 tahun ini akan menikah dengan lelaki lain, apa lagi lelaki itu adalalah mantan Kinar sendiri, lebih tidak menyangka lagi hubungannya dan Kinar sudah 1 tahun ini, tapi Kinar memilih lelaki lain.

Lalu ia di anggap apa oleh Kinar selama 1 tahun ini? Apa Kinar sebatas kasian karena ia selalu saja menyatakan cintanya dengan Kinar selama ini? Martin mengusap wajahnya dengan kasar, ada rasa marah di hatinya saat kekasihnya memilih menikah dengan lelaki lain, jelas-jelas ia 1 bulan yang lalu sudah melamar Kinar, tapi Kinar belum siap untuk menikah, hingga sampai sekarang ia belum melamar langsung pada ke orang tua Kinar, karena Kinar masih belum siap untuk menikah.

"Bukan'kah Arsen sudah menikah?"

Martin sudah tau banyak kisah cinta awal mula Kinar menjalin hubungan bersama Arsen hingga Arsen memutuskan Kinar dan memilih wanita yang di jodohkan oleh orang tua Arsen.

"Aku akan di jadikan istri ke dua."

Tangisan Kinar masih tidak berhenti, ia sakit, bahkan lebih sakit saat melihat wajah kecewa dan marah dari kekasihnya.

"Lalu kamu anggap aku apa selama ini Kinar? Apa kamu selam ini hanya sebatas kasiahan menerimaku sebagai kekasihmu? Apa perhatian dan bukti cintaku selama 5 tahun ini masih belum bisa menyentuh hatimu?"

Tidak ada nada membentak di setiap ucapan Martin, ia memang kecewa pada kekasihnya, tapi ia tidak bisa membentak Gadis yang memutuskannya sepihak dan memilih lelaki lain, ia tidak tega, terlebih saat melihat tangisan kekasihnya, ia tidak bisa berbicara dengan suara tegas. Memang Martin kalau di luar pekerjaan ia akan selalu berbicara lemah lembut, berbeda kalau sedang di kantor, ia akan berbicara tegas dan lantang.

Kinar menggeleng kepalannya, ia memegang tangan kanan kekasihnya, namen sedetik kemudian kekasihnya menepis pelan tangan ia. Martin mudur satu langkah, nafasnya memburu, ia mengepalkan ke dua tangannya untuk menahan amarahnya.

"Aku mencintai kamu Martin, aku benar-benar mencintai kamu, aku tidak pernah menerimamu karena rasa kasihan. Hiks... Hiks..."

Martin menggeleng pelan, tidak ada orang yang bilang cinta, tapi rela melepaskan cintanya demi memilih lelaki lain, bagi ia kata-kata kekasihnya hanya sebuah kebohongan.

"Kenapa kamu harus menerimaku Kin?! Kenepa?!"

Suara Martin mulai tegas, matanya semakin memerah, kalau saja ia tidak malu, mungkin ia sudah menangis, rasanya begitu sakit saat tau kekasihnya masih mencintai lelaki lain dan mau menjadi istri ke dua.

"Karena aku mencintai kamu Martin, aku cinta kamu, tapi aku tidak bisa menolak permintaan Ayah. Maafkan aku Martin. Maaf."

Kinar langsung terduduk lemas, ia bukan hanya sedih melepaskan lelaki yang ia cintai, tapi ia lebih sedih saat melihat mata lelaki yang ia cintai akan menangis. Martin mendekati Kinar yang terduduk, ia duduk dengan posisi berjongkok.

"Maksud kamu apa?"

"Ayah ingin aku menikah dengannya karena mungkin tidak ingin berhutang budi, aku baru tau kalau Arsen bos Ayah di kantor. Arsen menginginkan punya keturunan, tapi istrinya tidak mau hamil."

"Jadi kamu menikah karena permintaan Ayahmu? Lalu bagai mana kalau sudah punya anak?"

"Aku akan meminta bercerai darinya, aku hanya ingin bersamamu."

Martin mengusap air mata Kinar dengan ke dua ibu jarinya.

"Tidak semudah itu kamu bisa bersamaku."

"Kenapa? Kamu tidak ingin bersamaku karena aku janda begitu?"

"Bukan itu, aku tetap menerima statusmu itu, tapi apa yakin Arsen akan melepaskan kamu begitu saja? Aku yakin kalau Arsen memilihmu karena ada alasan lain Kin, kamu adalah cinta pertamanya, aku takut kalau Arsen ingin memilikimu seutuhnya, bukan karena masalah keturunan saja."

"Aku tidak peduli, aku akan tetap.mencintaimu Martin, sampai kapan pun aku akan tetap mencintaimu, maaf karena aku dengan sengaja menorehkan luka di hatimu, sekali lagi maaf."

Martin langsung menarik Kinar dalam pelukannya, saat tau alasan Kinar akan menikah dengan Arsen karena permintaan dari Ayahnya.

"Tidak apa-apa Kin, aku juga sangat mencintaimu, hanya kamu satu-satunya wanita yang membuat aku jatuh cinta, jangan menangis, aku baik-baik saja."

"Bohong, aku tau kamu sedih dan ingin menangis."

Kinar mengaratkan pelukan dari kekasihnya, pelukan hangat yang selama 5 tahun ini ia rasakan, dan entah kapan ia akan merasakan lagi pelukan dari Martin, walau pun ia pernah mencintai Arsen, tapi pelukan Martin adalah pelukan terhangat selain pelukan dari Ayahnya.

"Martin, kamu harus janji kalau kamu tidak boleh memiliki kekasih, kamu harus menunggu aku hingga aku bercerai."

Martin mengecup kening Kinar sekilas.

"Aku tidak bisa janji Kinar, aku takut tidak bisa menepati janjiku, mungkin setelah ini aku akan kembali Australia, aku tidak bisa lagi tinggal di Bandung, aku takut tidak bisa berpikir normal, aku takut melakukan kejahatan untuk mendapatkanmu, aku tidak mau sampai berpikir buntu nantinya, dan lebih takut saat kamu bilang mencintai Arsen kembali, aku belum siap mendengar kata itu dari kamu."

Setelah mendengar jawaban dari kekasihnya, Kinar menangis semakin terisak, ia tidak sanggup kalau harus jauh dari Martin, ia takut pikirannya kacau dan kejadian 5 tahun lalu akan terulang lagi.

"Kinar, masalah apa pun yang kamu hadapi nanti, jangan pernah mengambil jalan pintas, kalau kamu mencintai aku, jangan pernah sampai berpikir akan bunuh diri, kita percayakan semuanya pada Allah, kalau kita memang di takdirkan untuk berjodoh, suatu saat kita akan di persatukan dengan ikatan pernikahan, hanya saja waktunya tidak tau kapan."

Kinar melepaskan pelukannya, ia menatap mata Martin dengan perasaan yang sangat bersalah.

"Apa pun yang terjadi nanti, aku akan tetap mencintaimu Martin."

"Tapi jika suatu saat aku pergi untuk selamanya? Kamu mau berjanji untuk melupakanku?"

Entah kenapa tiba-tiba saja mulut Martin mengucapkan kata itu, jelas-jelas ucapan itu sama sekali tidak ada dalam pikirannya sedikit pun.

"Aku tidak bisa janji, aku tidak mau kehilanganmu, apa yang mau kamu lakukan Martin?! Kalau kamu memang tidak bisa melepaskanku, aku akan memohon pada Ayah untuk tidak menerima pernikahan itu."

Air mata Kinar masih tidak mau berhenti, apa lagi saat mendengar permintaan dari kekasihnya yang menurut ia permintaan sangat konyol.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!