Silakan Dibaca.
Benua Rising, ialah benua yang memiliki ukuran sangat luas. Lautan dan daratan di benua itu, memiliki perbandingan 50:50, atau bisa dikatakan setara.
Di benua itu, tepatnya wilayah kerajaan Fireland. Terdapat sebuah desa yang hancur dan berbagai puing-puing bangunan berdiri di sana.
Desa ini telah mengalami penjarahan dan tentu pelaku dari kejahatan tersebut ialah bandit serigala yang bernaung di gunung Rox.
Tak jauh dari desa itu, terdapat bangunan kuno yang berdiri dengan megah. Banyak orang yang telah menjelajahi bangunan tersebut, akan tetapi mereka tidak menemukan adanya harta karun.
Sampai akhirnya bangunan kuno itu ditinggalkan. Namun, kali ini terdapat seorang anak berumur sepuluh tahun tengah berjalan lemah menuju ke dalam bangunan tersebut.
Iris matanya merah tajam, rambutnya perak, pakaian yang ia pakai berlumuran dengan darah. Tangan dan kaki memiliki berbagai luka sayatan.
Entah bagaimana, anak tersebut dapat selamat dengan luka yang begitu mengerikan. Anak ini terus berjalan sampai akhirnya, ia tiba di ruangan luas.
Anak tersebut terus berjalan tertatih-tatih. Namun, di saat ia berada di tengah-tengah ruangan. Pandangannya kabur dan jatuh ke lantai.
Nafasnya berangsur melemah dan akhirnya ia mati di tempat.
Detik demi detik berlalu, embusan angin dari luar begitu kencang memasuki ruangan tersebut. Satu tetes darah anak itu, perlahan terbentuk dan akhirnya menyentuh batu hijau zamrud di lantai.
Ketika darah menyentuh batu tersebut, sinar hijau terang mulai bercahaya. Kemudian, sinar itu perlahan bergerak menyelimuti anak yang terbaring mati itu.
Selepas itu, sinar mulai meredup diiringi dengan dentuman keras dari jantung anak itu. Jantungnya berdebar-debar, luka yang ia derita juga pulih.
Tubuh anak itu bergetar sekejap, kemudian tenang dan bulu-bulu matanya bergerak, sampai akhirnya ia membuka matanya.
“Hm!”
Anak itu hanya bergumam pelan sebelum bangun. Tepat ketika ia duduk, pandangannya menyapu seluruh ruangan. Ia mengerutkan keningnya dan berkata dengan nada pelan.
“Aku berada di mana?”
***
Bumi, tahun 2893, Asgardan.
Planet biru yang luas tanpa adanya wilayah daratan. Seluruh bagian planet ini sepenuhnya ialah lautan. Hal ini karena terjadinya bencana alam yang sangat kuat.
Tepat pada 293 tahun yang lalu, Bumi mengalami bencana alam tsunami super. Di mana samudra hindia dan pasifik naik membentuk tsunami yang paling kuat.
Seluruh wilayah daratan dan negara-negara yang hidup di tempat tenggelam di dasar laut. Sementara para umat manusia terbang di angkasa yang luas.
Mereka semua mulai menentang alam semesta sendiri, dengan pesawat yang memiliki kecepatan satu jam dapat menempuh perjalanan seratus tahun dengan pesawat bumi dulu.
Migrasi tersebut di catat dalam sejarah dan keberhasilan migrasi benar-benar menakjubkan. Para manusia sendiri mulai mendarat di planet yang telah ditentukan.
Layaknya gelombang tarikan, mereka memanfaatkan gelombang magnet di lautan alam semesta. Meski kacau, tetapi jika diperhatikan dengan serius, mereka tidak akan memasuki zona kehancuran.
Tiba di planet baru, para manusia mulai menyesuaikan lingkungan baru. Mirip dengan bumi, tetapi seluruh tempat rindang penuh akan pohon.
Planet itu akhirnya dinamai dengan Prabumi. Mereka sepakat dengan nama itu, karena pra menandakan rancangan. Bumi adalah nama planet sebelumnya.
Selepas penetapan nama, planet berangsur-angsur berubah karena para manusia. Sampai akhirnya 2700, planet ini sudah berubah mirip dengan bumi. Di mana teknologi sudah melampaui batas.
Tim penyelidikan luar angkasa, mulai meluncurkan kembali. Tepatnya mereka kini bergerak kembali menuju bumi. Hal ini karena, para manusia sudah memiliki teknologi kuat yang dinamai WC4359.
Sebuah teknologi yang digunakan untuk mengontrol air dalam skala besar. Sampai akhirnya, tahun terus berlalu dan tepat hari ini tahun 2893 juli.
Seluruh lautan bumi dimanfaatkan orang-orang untuk sumber daya. Sementara bencana alam seperti gempa, tsunami dll, mulai mereka tekan yang berujung berhasil mempertahankan fenomena tersebut.
Di bumi tahun 2893 ini, terdapat seorang pemuda yang memakai jas putih tebal. Ia berjalan menyusuri koridor yang luas, di mana tangannya kini tengah memegang sesuatu yang paling dicari para ilmuwan lainnya.
“Professor Al, serahkan segera mini atom S5. Jika tidak, kamu akan menanggung resikonya!”
“Maaf, barang ini tidak akan kuserahkan kepada kalian! Pemikiran kalian benar-benar busuk! Ingin menghancurkan bumi dan pergi kembali ke prabumi dengan perasaan tidak bersalah!”
“Kau tidak tahu apa-apa, Prof. Semua ini, bumi ini sudah mati dan dengan berkurangnya banyak orang. Kami semua dapat menikmati sumber daya di Prabumi!”
Pemuda itu mengatupkan giginya, ia kemudian menyeringai dan bertanya dengan nada ringan. “Kalau itu keinginanmu maka...”
Pria di depannya menyusut dan segera melebarkan matanya. “Berhenti!”
“Terlambat!”
Booom!
Ledakan atom menghancurkan seluruh planet bumi. Ledakan tersebut kuat, bahkan batu di luar angkasa hancur satu persatu. Planet lainnya bergetar sebentar.
***
Di ruangan yang gelap nan dingin, terlihat satu cahaya bersinar tengah bergerak maju. Cahaya itu terlihat tersesat di dalam kegelapan tersebut, sampai akhirnya pandangan ruang berubah.
Tengkorak berceceran di mana-mana, tanah tandus dan pohon-pohon yang tersisa batang. Tepat di tengah ruang tersebut terdapat sosok makhluk dengan sayap hitam lebar di belakangnya.
Sosok itu menyeringai ketika melihat bola cahaya yang berada tepat di depannya itu. Kemudian, cahaya tersebut berangsur-angsur berubah menjadi sosok manusia yang tak lain pemuda jas putih tebal sebelumnya.
“Aku di mana? Bukankah aku sudah mati?”
“Hahaha, akhirnya ada orang yang datang kesini. Nak, sebuah berkah dirimu datang ke persimpangan ini!”
Pemuda itu memandang ke arah sosok bersayap hitam di depannya. Ia menyusut dan sedikit terkejut melihat makhluk itu.
“Siapa kamu?” pemuda itu bertanya penuh rasa penasaran. ‘Siapa dia, mengapa mirip dengan deskripsi iblis. Juga, melihat lingkungan yang suram, apakah makhluk di depanku benar-benar iblis?’
“Ya, aku adalah iblis sesuai dengan pemikiranmu!”
Pemuda itu terkejut ketika pemikirannya diketahui sosok di depannya. Ia bingung dan merasa takut. Namun, ketika dirinya melihat berbagai makhluk di dunia dulu, ia menjadi lebih rileks.
“Jadi, Iblis. Apa yang kau inginkan dariku?”
“Kamu akan aku reinkarnasikan di dunia yang rapuh. Ingat Dunia ini tidaklah normal, serta aku akan memberikanmu hadiah untuk hidupmu. Namun, hadiah ini acak dan tentu saja buruk. Sementara takdirmu, tidak akan berada di kendaliku. Namun, kau harus menyelesaikan satu misi dariku untuk menebus kebebasan tersebut!”
Iblis tersebut berkata dengan jelas, pemuda itu terkejut sampai akhirnya ia merenung. Ia pernah mendengar bahwa Iblis bukanlah makhluk yang taat, jadi pasti perjanjian tersebut akan diabaikan.
Namun, ia tetap akan memilih bereinkarnasi ke dunia yang ditentukan tersebut.
“Aku bersedia, juga tepati janjimu tentang kebebasan itu!”
“Ya, kebebasanmu serta hadiah keduamu akan kuberikan ketika tugas yang kuberikan selesai.”
Pemuda itu mengangguk, kemudian seberkas cahaya gelap menyelimuti tubuh pemuda tersebut. Sampai akhirnya ia tertelan habis, meninggalkan ruangan dan iblis yang tengah menyeringai.
***
“Jadi, aku bereinkarnasi dan sekarang aku berada di tubuh anak ini.”
Terlihat anak kecil yang berpakaian layaknya bangsawan. Pakaiannya putih dan penuh akan bercak darah.
Ketika asyik mengamati tubuhnya, anak kecil itu merasakan gelombang rasa sakit tepat di kepalanya. Berbagai informasi terkait tubuh tersebut mulai masuk.
Tak butuh waktu lama untuk integrasi pikiran tersebut.
‘Arven Fishar. Seorang putra baron terendah, yang berkedudukan di Kota Loan. Anak ini dianggap sampah yang buruk, sehingga ia dikirim kesini untuk dibunuh oleh para bandit!’
Arven mengamati tubuhnya kembali, ia juga merasakan getaran hati yang menandakan bahwa kebencian anak ini lebih dari kebencian normal.
“Karena aku yang menempati tubuhmu kali ini, maka istirahatlah dengan tenang. Untuk balas dendam, akan kuselesaikan dengan kejam!”
Seringai Arven muncul dan itu terlihat mengerikan. Namun, di tengah keseriusan Arven. Suara elektronik terdengar begitu nyaring.
[Integrasi telah sepenuhnya berhasil.]
[Selamat Tuan Rumah, berhasil bergabung dengan System Villain.]
To be Continued.
Silakan Dibaca.
Arven terkejut ketika mendengar nama sistem yang dirinya dapatkan. Ia tidak menyangka mendapatkan sistem tersebut. Namun, ketika ia mengingat iblis, ia seketika paham dengan sistemnya.
“Sistem, aku sekarang berada di mana? Juga, ingatan ini... Aku sebenarnya seorang tuan muda. Namun, karena aku tidak berbakat dalam sihir, akhirnya dikirim ke desa ini untuk memimpin.”
[Menjawab : Tuan sekarang berada di Desa Sadney. Desa yang penuh akan kesedihan dan orang-orang lemah. Desa ini menjadi sasaran para bandit beberapa dekade lalu.]
“Apakah bandit itu menghancurkan seluruh Desa Sadney?”
[Menjawab : Menurut data dan informasi yang didapat, pertempuran itu menjadi kemenangan bandit. Mereka mengambil beberapa perempuan dan meninggalkan laki-laki dengan keadaan sekarat.]
“Oh, menarik.” Arven melebarkan sedikit matanya, kemudian mulai menajam dan seringai di wajahnya terlihat begitu mengerikan.
“Sistem, jelaskan fungsimu terlebih dahulu.”
[Menjawab : Baik, Tuan.]
[Fungsi Sistem.]
[- Status.]
[- Misi.]
[- ???]
[- ???]
“Hanya ini saja ternyata... Apakah ada misi hari ini?”
[Misi Perdana Penjahat.]
[+ Misi : Bunuh Penduduk Sadney.]
[- Hadiah : Job acak.]
[- Durasi : 2 Hari.]
[- Gagal : Mati.]
[+ Misi : Bunuh Bandit Serigala.]
[- Hadiah : Kalung Peningkatan.]
[- Durasi : 3 Hari.]
[- Gagal : Neraka.]
Arven menyusutkan matanya, ia sedikit tidak percaya melihat misi yang begitu memaksa. Namun, sebagai penduduk bumi yang hidup tahun 2890 an. Ia tidak merasa itu sulit.
“Membunuh adalah hal yang biasa. Sistem, apakah ada paket pemula?”
[Menjawab : Ada Tuan, apakah ingin membukanya?]
“Buka!”
[Selamat, Tuan mendapatkan Bloody Knife.]
[Selamat, Tuan mendapatkan skill : Summon Minion.]
[+Summon Minion : Rank F (Lv.1)]
[- Minion ialah monster tingkat tembaga 5. Monster ini memiliki tinggi 108cm. Ia berpakaian layaknya prajurit dengan tombak di tangannya.]
[- Kapasitas Summon : 5 Minion/jam.]
[- Mana : 10.]
[- Tingkatkan Level : 10 EP.]
Arven tersenyum melihat hadiahnya kali ini. Memang, penjahat ialah tokoh yang paling kuat. Namun, sering kali para penjahat lupa akan dirinya sendiri.
“Sistem, bagaimana cara mengeluarkan Bloody Knife.”
[Menjawab : Tuan, tinggal membayangkan senjata tersebut.]
Arven memahami dengan cepat, ia mengulurkan tangan kanannya dan pisau pendek muncul. Pisau itu gelap dengan garis merah membentuk jejak darah.
“Apakah ini Bloody Knife?” gumam Arven, ia tertarik dengan pisau tersebut. Haus darah dan aura membunuh yang meluap.
Arven segera menekan pisau tersebut. Ia belum pernah melihat pisau seperti itu, di kehidupan sebelumnya. Bumi 2893 hanya tempat bagi siapa kuat dan berkuasa, ialah yang menang.
“Sistem, apakah kamu bisa menunjukkan informasi Bloody Knife?”
[Menjawab : Bisa, Tuan.]
[- Bloody Knife : Item Rank C.]
[- Pisau yang ditempa oleh dark dwarf, penuh akan kegelapan dan rasa haus darah.]
[- Efek : Pendarahan kuat.]
[- Spesial : Setiap pisau berlumuran darah berbeda orang, ketajaman dan kekuatan pisau meningkat. (Pasif.)]
Arven tidak menyangka pisau yang ia pegang sangat kuat. Dirinya memegang erat, lalu rasa haus darah dan aura membunuh berangsur-angsur menghilang.
[Selamat, Bloody Knife mengenali pengguna.]
[Selamat, Tuan meningkatkan level.]
[Selamat, Tuan mendapatkan kontrol aura.]
[+ Kontrol Aura : Rank S (Pasif.) (Lv.1)]
[- Kemampuan para ahli, di mana pengguna dapat mengontrol aura kekuatan, kematian dan dominasi.]
[- Tingkatkan Level : 110 EP.]
Arven seketika menerima berbagai informasi terkait kontrol aura. Ia sebelumnya juga mendapatkan informasi memanggil minion.
Ketika Arven menyerap informasi tersebut, ia memejamkan matanya. Sampai seluruh informasi telah masuk, ia membuka mata.
Kilatan cahaya emas melintas di iris mata merahnya. Senyum di wajahnya terukir begitu dalam. Arven merasa keadaan yang penuh luka, kini kembali sehat.
“Sistem, tunjukkan Statusku!”
[+ Status.]
[- Nama : Arven Fishar.]
[- Umur : 17 Tahun.]
[- Julukan : Putra Baron, Terlahir Kembali.]
[- Level : 02.]
[- Exp : 12/68.]
[- Str : 5.]
[- Def : 3.]
[- Spd : 6.]
[- Mana : 180.]
[- Mana Regen : 2/10 Menit.]
[- Skill :]
[1. Summon Minion: Lv 1.]
[2. Kontrol Aura : Lv 1.]
[- Level Sistem : 01.]
Arven yang melihat statusnya sedikit mengangguk. Ia akhirnya paham bahwa dirinya hanya dapat memanggil minion 18 kali.
Arven menghirup nafas dalam-dalam, kemudian mengembuskannya sebentar. Target awal kali ini tepat di depan matanya. Arven tidak bisa ceroboh, karena ceroboh ialah yang membuat para penjahat kalah.
Maka dari itu, Arven mempersiapkan beberapa rencana untuk membunuh para penduduk desa Sadney. Ia tidak terlalu peduli, apakah penduduk itu benar atau salah. Pemikiran seperti itu, baginya sangatlah naif karena di mana pun tempatnya, yang kuat dan berkuasa ialah pemenang.
Di saat Arven merencanakan penghancuran. Di desa Sadney sendiri, para penduduk sudah mulai memasuki keadaan pemulihan. Mereka memiliki ekspresi marah terhadap bandit Serigala.
Namun, yang paling membuatnya marah ialah kerajaan sendiri. Mereka selalu menuntut hasil panen, tetapi perlindungan saja tidak diberikan.
“Sial, istriku diculik para bandit bajingan itu!” teriak amuk warga1. Ekspresinya geram dan penuh akan kemarahan.
“Kerajaan benar-benar tidak berguna. Mereka mengirimi kita bangsawan rendah apalagi tidak memiliki sihir sama sekali.” Warga2 kesal dengan sikap para kaum kerajaan.
Namun, mereka hanya bisa meneriakkan rasa tidak puas di belakang. Inilah yang selalu dilakukan oleh penduduk lemah, mereka sama sekali tidak ada niatan untuk menjadi kuat.
Tepat ketika mereka sedang marah dan sedih, suara ledakan keras gerbang desa terdengar di telinga para warga. Pandangan mereka segera beralih ke arah gerbang yang berasap.
Tubuh para warga bergetar hebat. Mereka tidak menyangka akan ada penyerang kembali.
“Si-siapa yang menyerang desa kembali?”
“Berakhir, kita sudah berakhir!”
Para warga mulai putus asa, rasa takut menjalar di seluruh tubuh. Tepat saat mereka sudah kehilangan semangat, bayangan lima sosok berpakaian prajurit bergerak dengan langkah imbang.
Ketika melihat lima prajurit itu, para warga sedikit menyusutkan matanya. Mereka mengira akan ada banyak orang yang menyerang. Namun, hanya lima saja.
Hal ini membuat rasa pemberontakan dalam hati para penduduk, menjadi sengit. Mereka bangkit dengan ekspresi wajah marah.
Para warga ada 25 orang. Sementara lawan mereka hanya lima prajurit saja. Apa yang harus mereka takutkan? Sama sekali tidak ada.
“Mereka memiliki pakaian prajurit lengkap, bagaimana kalau kita jarah mereka untuk membunuh para bandit?”
“Itu bagus, aku setuju dengan pemikiranmu!”
“Kalau begitu, mari kita serang mereka. Satu lawan kelilingi dengan lima orang!”
“Yah!”
Para warga berlari mengepung lima prajurit tersebut. Tatapan mereka penuh akan rasa amarah dan keserakahan. Mereka layaknya singa yang sudah siap menerkam mangsanya.
Namun, yang tidak diketahui para warga ialah, sosok yang tengah duduk di atap rumah. Sosok itu tersenyum melihat betapa lucunya orang-orang lemah tersebut.
Sosok tersebut ialah Arven Fishar. Ia duduk sambil memegang potongan daging berwarna putih.
“Ada 25 orang yang cocok untuk dijadikan pion. Sepotong daging ini cukup untuk 60 orang.”
Arven memandang ke arah potongan daging tersebut. Kemudian informasi terkait daging itu muncul di depannya.
[+ Daging Transformasi Rendah : Rank SS.]
[- Daging yang dapat mengubah makhluk hidup menjadi monster. Setiap makhluk yang memakan daging ini, akan setia kepada orang yang telah meneteskan darahnya.]
[- Peringatan : Hanya dapat digunakan satu kali.]
[- Level Monster : Setara Level 10.]
To be Continued.
Level : 01-99.
Rank : F, E, D, C, B, A-, A, A+, S-, S, SS, SSS.
Silakan Dibaca.
Para penduduk melesat melawan lima prajurit yang dikeluarkan oleh Arven. Mereka menyerang tanpa membawa apa pun dan percaya bahwa tubuh mereka dapat mengatasi lima prajurit tersebut.
Lima minion sama sekali tidak menganggap ancaman. Mereka sendiri memiliki level lima, sementara para penduduk hanya level satu dan paling tinggi memiliki level dua.
Tepat saat para penduduk tiba, para Minion mulai bergerak. Satu Minion menghadapi lima penduduk. Dengan permainan tombaknya, Minion mulai melumpuhkan satu persatu organ tubuh dari para penduduk.
Tak butuh waktu lama, para penduduk menemui jalan buntu melawan Minion tersebut. Mereka menggertakkan giginya karena tidak bisa menyerang bahkan menangkap Minion tersebut.
Mata mereka melotot merah, layaknya orang yang sudah gila dengan keinginan. Lonjakan amarah membuat mereka memasuki mode berserk, di mana Level mereka naik satu kali.
Arven yang berada di kejauhan sedikit tertarik dengan perubahan tersebut. Ia tidak menyangka bahwa para penduduk memiliki kemampuan tersembunyi.
“Sistem, apa itu?”
[Menjawab : Penduduk Desa Sadney, ialah berasal dari Klan Amon, di mana mereka memiliki kondisi khusus, yaitu kondisi amukan atau bisa disebut Mode Berserk.]
[Mode Berserk sendiri memiliki kegunaan. Naiknya satu level. Kekuatan, kecepatan dan ketahanan meningkat sepuluh kali. Jika, mereka berada di level satu, mereka layaknya berada di level empat.]
Arven terperanjat. Ia terkejut dengan informasi tersebut, rencana yang disusunnya mungkin akan mengalami kendala. Jika dirinya tidak turun tangan.
“Berapa persen mengalahkan mereka tanpa bantuanku, Sistem?”
[30%.]
“Jika, aku ikut. Berapa persen kemenangannya?”
[50%]
Arven terkejut melihat bahwa jika dia ikut hanya menambah 20% saja. ‘Apakah aku selemah itu?’ pikir Arven dalam-dalam. Namun, ia segera menghirup nafas dalam-dalam.
“Demi pion dan peningkatan level!” Arven mengeluarkan Bloody Knife miliknya. Tatapannya menajam, kemampuan membunuh yang sudah terasah semenjak kecil muncul.
Kembali ke pertempuran, 25 penduduk segera melesat kembali ke arah lima prajurit. Mereka yang sudah dirasuki amukan, segera menekan para prajurit tersebut.
Penekanan mereka benar-benar berguna. Meski prajurit level lima, tetapi para penduduk level empat dan jumlah mereka ada lima.
Prajurit Minion mulai kesusahan menghadapi para penduduk tersebut, kecepatan lawan semakin cepat. Mereka menyerang, tetapi ada yang menyerang balik. Hal ini terus terjadi, sehingga tidak ada ruang bagi mereka untuk menyerang.
Namun, ketika salah satu prajurit melakukan kesalahan. Ia diserang oleh tiga penduduk lainnya. Prajurit tidak bisa menahan serangan tersebut sehingga melesat ke arahnya dengan cepat.
Tepat saat serangan akan menggores armor, sosok hitam melintas dengan cepat dan memotong halus lengan para penduduk yang menyerang tersebut.
Slash!
Tiga penduduk yang menyerang terkejut, ketika melihat tangan mereka terputus. Mereka tidak dapat merespons, sampai kepala mereka berputar dengan cepat, mereka akhirnya menyadari.
Namun, mereka bertiga tidak bisa melakukan apa pun karena ketiganya mati terpenggal oleh sosok hitam yang melintas tersebut.
Para penduduk sisanya terkejut dengan kejadian tersebut. Mereka semua segera sadar ketika kelima prajurit mulai menyerang balik.
“Mundur!” teriak salah satu penduduk dengan keras, ia merasa bahwa perlawanan kembali percuma karena adanya anomali yang tengah mengganggu pertempuran.
Namun, ketika para penduduk mundur, mereka mendengar suara di telinga masing-masing. Salah satu dari para penduduk segera menyadari bahaya lewat.
“Siapa yang mengizinkan kalian mundur?”
Lintasan pedang terlihat melesat ke arah kepala beberapa penduduk. Ketika pedang sudah menebas keempat penduduk, pedangnya segera dihentikan oleh penduduk yang akan ditebas terakhir.
Ding!
Dua pedang saling berbenturan satu sama lain, akhirnya sosok yang menyerang mereka terlihat. Ia adalah seorang pemuda yang memiliki rambut perak dengan iris mata merah tajam.
Para penduduk terkejut dengan kehadiran orang itu. Mereka jelas mengenalnya karena sosok tersebut ialah tuan muda yang seharusnya membantu mereka.
“Berhenti! Mengapa Anda menyerang kami!” salah satu dari penduduk berteriak ke arah pemuda yang menyerang mereka tersebut.
Pemuda yang tak lain Arven Fishar, memandang ke arah penduduk dengan dingin. Ia kemudian berkata dengan santai, seolah-olah tidak menganggap keberadaan penduduk itu sama dengannya.
“Mengapa aku menyerang kalian? Bukankah sudah jelas? Kalian menyerang prajuritku seenaknya saja! Apakah aku salah, menyerang kalian?”
“Tapi, prajuritmu menyerang tempat kita terlebih dahulu!”
“Oh, apakah kamu yakin? Bukankah kalian ingin merampas armor mereka untuk kepentingan pribadi?”
Setetes keringat dingin mengalir di kening mereka. Jelas bahwa pemuda di depannya telah mengetahui semuanya.
Para penduduk menggertakkan gigi, salah satu dari mereka yang menjadi pemimpin penduduk menatap ke arah Arven dengan seringai.
“Karena kamu sudah mengetahuinya, maka tidak ada jalan untukmu kembali! Serahkan armor prajuritmu agar ka-“
Belum sempat pemimpin warga menyelesaikan kalimatnya, sebuah pisau melintas melewati pipi kanan dan menyobek telinga kanannya.
Pisau tidak berhenti, sampai akhirnya menancap tepat kening salah satu warga. Seluruh warga penduduk melebarkan matanya dan menatap ke arah warga yang keningnya tertancap pisau.
“Sungguh, orang-orang bodoh. Kalian akan mati di tempat ini.” Arven berkata dengan ringan, akan tetapi sebelum ia bergerak. Ia mulai berpikir dan bertanya kepada mereka. “Nah, kalian ingin membalaskan dendam bukan?”
Para penduduk yang semula marah karena rekannya terbunuh, mereda dalam sekejap ketika mendengar kata balas dendam.
“Ya, apakah kau akan menyerah dan memberikan armor itu?”
“Tidak,” jawab Arven. Para penduduk ingin melesat membunuh Arven ketika mendengar jawaban tersebut. Namun, kalimat selanjutnya membuat mereka berhenti.
“Aku ada cara agar kalian bisa membalaskan dendam tersebut. Bagaimana, apakah kalian ingin menerimanya?”
Para penduduk tampak berpikir, mereka saling memandang satu sama lain. Kemudian, pemimpin penduduk memandang ke arah Arven dan berkata dengan dingin.
“Apa yang akan kamu tawarkan?”
Arven tidak marah, ia menyeringai dalam hati. Kemudian, dirinya mengeluarkan sepotong daging berwarna putih.
“Makanlah ini, kekuatan kalian akan meningkat!”
Para penduduk menatap ke arah daging tersebut, putih. Entah mengapa berbeda dengan daging yang mereka lihat sebelum-sebelumnya.
Namun, mereka tidak ada yang maju karena takut bahwa daging itu beracun.
“Apakah kamu mencoba membuat lelucon? Daging putih seperti itu, dapat membantu kami! Berhentilah bercanda, Arven Fishar!”
Pemimpin penduduk meraung dengan marah. Sementara Arven sendiri mengangkat bahunya dan berkata dengan ringan.
“Jika kalian tidak mencoba, bagaimana kalian bisa tahu? Cobalah secuil, itu saja sudah cukup. Juga, mengapa daging ini putih karena daging ini dibuat oleh seorang ahli alkimia.”
Mendengar kata alkimia, para penduduk melebarkan matanya. Siapa yang tidak tahu alkimia, jelas mereka paham karena alkimia ialah profesi seseorang yang bergerak di bidang kekuatan sihir.
Mereka meneliti dan menempatkan sihir di benda mati. Alkimia sendiri sangatlah terkenal, hanya orang-orang yang memiliki status tinggi yang dapat menemuinya.
Para penduduk jelas terkejut, ketika mendengar daging putih di tangan Arven ialah buatan Alkimia. Mata mereka seketika menunjukkan keserakahan.
Sementara Arven sendiri hanya tersenyum ringan, akan tetapi di dalam hatinya menyeringai lebar.
‘Ikan sudah masuk ke kail, waktunya untuk mengangkatnya.’
To be Continued.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!