NovelToon NovelToon

Pengkhianatan Cinta Pertama

Bab 1. Aku

Namaku Riri. Riri Saputri. Bapakku adalah seorang dokter umum dan mamaku adalah psikologi pendidikan yang sekarang bekerja sebagai pegawai asuransi. Aku adalah seorang anak tunggal yang terkadang suka sepi dan terkadang suka keramaian. Saat aku masih di kandungan mamaku, kami tinggal di daerah cibubur dekat dengan praktek klinik bapakku bekerja. Tapi sebelum mamaku di nikahi bapakku mamaku ikut kakek dan nenekku di daerah Bekasi. Lalu setelah aku lahir, aku kembali ke Bekasi. Bapakku membangun rumah di sebelah rumah nenek kakekku dari mamaku, supaya rumahnya bisa bersebelahan dengan mereka. Kalo kata orang aku tuh cucu kesayangan kakek nenekku. Kakekku adalah seorang TNI AL yang gagah dan ganteng hehe. Kalau nenekku adalah seorang guru TK dulu, makanya waktu kecil aku sering diajari dengan nenekku. Itu dari mamaku. Kalau dari bapakku, kakekku seorang TNI AD yang juga ganteng dan gagah, tapi sebelum aku lahir kakekku dari bapak sudah meninggal, jadi aku tidak sempat bertemu beliau dan nenekku seorang ibu rumah tangga yang suka membaca buku dan memelihara tanaman. Di keluarga bapak, aku bukan cucu kesayangan. Karena aku jarang main kesana, kalau dengan nenek kakek dari mama karna bersebelahan rumahnya. Jadi dekat dan menjadi cucu kesayangan deh.

"Ririiiiiiiiii banguuuuuun!!! Kamu nih bangunnya siang terus. Nanti rejekinya di patok ayam. Nanti kamu telat ke sekolah." Hahahaha setiap pagi pasti selalu ribut bangunin aku karna selalu susah bangun pagi. Dan yaahh setiap pagi aku selalu sarapan satu gelas susu putih dan telur ayam kampung setengah matang. Aku si anak mageran dan penyayang hewan. Cita-cita ku dulu banyak sekali, ingin menjadi dokter hewan, offroader, pelukis, guru, penyanyi, psikologi dan penulis. Yah impian anak-anak pasti banyak lah. Belum ada beban kehidupan. Jadi rasanya mau jadi apapun yang disukai. Tapi sampai akhirnya aku mengubah cita-cita ku menjadi seorang dokter yang bisa menyanyi dan menulis.

***

Bapakku adalah seseorang yang penyabar. Mungkin menurutku dia adalah seorang ayah yang paling sabar di dunia ini. Dia tidak pernah memarahi atau membentak ku. Jika aku salah, bapak lebih suka menasehati ku di bandingkan memarahiku. Nah kalo mamaku tuh baru paling galak kalo di rumah hehe. Kalau aku gak mau belajar atau malas mengerjakan tugas mama pasti mengomel sepanjang hari. Dan jurus sakti ku adalah menangis jika di marahi, supaya mamaku tidak marah lagi deh.

"Kamu tuh apa-apa susah ya, belajar susah, bangun pagi susah, makan susah. Maunya apasih nak? " Mama mengomel karna aku terlalu susah diatur.

Yang pasti aku hanya terdiam dan menunduk lalu siap-siap menangis deh. Tapi semakin aku dewasa mama sudah jarang memarahiku karna aku mulai sadar tidak enak di marahi orang tua terus-menerus. Bapakku si penyabar hanya selalu mengingatkanku agar jangan membuat mama marah, jika sudah ancang - ancang mama akan marah, aku pasti sudah di beri kode sama bapak. Dan pastinya jika mamaku marah akan ada nenek kakekku yang membela hehe, dasar aku si cucu yang di manja.

Sekarang aku sudah dewasa, dan aku ingin bercerita kisah cintaku di SMA dulu. Ya Cinta Pertamaku waktu SMA. Laki-laki berlesung pipi dan hitam manis berasal dari Jambi. Begini ceritanya:

Bab 2. Masuk SMA

Pagi itu, cerah sekali. Hari pertama aku masuk SMA. Sekolahku aman, nyaman, tentram dan sejuk. Aku bersekolah di daerah Halim, Jakarta Timur. Aku berdiri di depan gerbang sekolah berbaris mengantri untuk masuk dan di cek kelengkapan MOS (Masa Orientasi Sekolah) yang sudah di perintahkan kakak - kakak OSIS.

"Yuk baris yang rapih adik - adik." Kata ketua OSISnya dengan wajah sok galak.

Saat giliranku maju, dia menatapku dari atas sampai bawah.

"Selamat pagi Ka... " Sapaku

"Iya pagi.. Bawa apa aja lo? Lengkap gak nih yang gue suruh? " Sambil memegang - megang name tag yang ku buat sendiri dengan ukuran besar.

"Saya bawa petai untuk kalungnya ka, saya sudah bawa bekal makan dan minum. Lalu juga saya membawa buku tulis untuk mencatat, sepatu saya warna hitam. Rambut saya sudah di kuncir rapih, saya bawa permen dan name tag berbentuk hati sesuai aturan ka." Jawabku dengan sok lembut.

"Oke bagus, lo boleh masuk. Masuk sesuai kelas yang udah diatur ya dek." Katanya sambil tersenyum.

"Baik ka."

Akhirnya bisa lolos. Walaupun aku anak yang cuek dan terkadang pemalas, aku paling anti tidak lengkap membawa perintilan - perintilan yang sudah diatur. Jadi pasti aku tidak akan di hukum.

Dan hari pertama itu sangat melelahkan sekali. Bagaimana tidak, kegiatan full seharian pengenalan sekolah, guru - guru dan para kakak - kakak OSIS. Belum lagi tetap memakai perintilan kemana - mana. Yang gak banget tuh bawa petai. Bau dan aku memang tidak suka dengan petai. Kegiatan MOS berlangsung selama 3 hari. Saat hari ketiga, pada penutupan acara MOS semua bagian ekstrakulikuler menampilkan performnya. Dari basket, futsal, paskibra, dance, cheerleaders, paduan suara, teater, drumband, english club, dan masih banyak lagi kegiatan ekskul lainnya. Dan ada satu ekstrakulikuler yang ku taksir, yaitu drumband. Yaa sebenarnya pertama aku lihat kakak - kakaknya cakep - cakep sih dan aku suka musik. Dan aku ingin mencoba ikut organisasi itu. Hari itu juga aku mendaftar, lalu perkenalan dengan senior - seniornya. Ternyata banyak peminatnya dan akupun terkejut karna peminatnya hampir satu sekolah loh.

"Oke selamat sore adik - adik." Kata salah satu kakak senior organisasi drumband.

"Sore kaaaaakkkkk..." Serempak aku dan teman - temanku menjawab.

"Terimakasih sudah mau bergabung di drumband dan kami senang sekali ternyata banyak peminatnya. Perkenalkan saya Gita ketuanya dan ini wakil saya Titi. Saya disini memegang alat melodi. Melodi sendiri terdiri dari Bells, Pianika dan Harpa yaa. Nah kalo Titi ini juga melodi yaa adik - adik. Disini ada beberapa bagian, yaitu ada melodi, perkusi, dan colour guard. Oh iya dan juga ada mayoret disini. Kalo ada yang berminat silahkan yaa... "

"Besok sudah mulai latihan yaa yang sudah mendaftar. Nanti akan dibagi - bagi perbagian latihannya. Perkusi dengan perkusi. Melodi dengan melodi. Dan colour guard dengan colour guard. Oke adik - adik.. selebihnya besok boleh ditanya - tanya ke kakak - kakak bagiannya yaa... " Timpal si ka Titi.

Setelah kami semua ikut pengarahan dan perkenalan satu - satu dengan semua senior, dan akhirnya kami pulang. Besok aku sudah mulai belajar seperti biasa. Belajar menjadi anak SMA.

***

"Hai Ri... " Sapa teman sebangku ku.

"Hai Lan.. seneng juga yaa bisa satu sekolah lagi sama temen SMP." Jawabku sumringah mengawali hari pertama menjadi anak SMA.

"Iya rame nih kita dari SMP banyak yang masuk sini. Eh lo ikut drumband juga yaa.. asik kita satu ekskul."

"Iya yaaa. Lo mau pegang apa Lan?"

"Gue sih colour guard Ri. Kalo lo?"

"Gue mau melodi deh. Kayaknya pianika dulu deh."

"Asikk asikkk... nanti kita bareng yaa ke ruang drumbandnya Ri."

"Okeee."

Saat istirahat sekolah kami semua perkenalan dan pembagian pengurus kelas. Dan aku terpilih menjadi bendahara 1, dan Lani menjadi bendahara 2. Itu awal mula aku punya sahabat di SMA. Lani adalah teman SMP ku dulu, tapi dulu kami hanya sekedar teman sekolah. Tapi sekarang kami jadi akrab, karna kami satu kelas, satu bangku dan satu kepengurusan kelas.

"Ri. Nanti lo yang nagih - nagih duit kas yaa. Gue gak tega hehehe. Gue yang bikin pembukuannya deh." Kata Lani berbisik.

"Hahahahahaha... iyaa gampang itu mah. Nanti gue juga yang pegang uangnya yaa.."

"Iya deh boleh. Gue takut kalo pegang uang kas. "

Saat hari pertama aku dan Lani menagih uang kas, semua masih rajin membayar dan ada satu orang cowok yang selalu tersenyum kepadaku setiap aku menagih uang kas, namanya Yori.

"Hai Riri.. " Sapanya sambil tersenyum.

"Iya Yori.. Kamu bayar kas yaaa." Balas juga sambil tersenyum juga.

"Gue lunasin minggu ini yaa Ri.."

"Oke.. Terimakasih yaaa."

Dari sejak itu dia sering tersenyum dan melihatku dari kejauhan. Tempat duduk kami jauh. Dia duduk di paling belakang dan aku duduk di kedua nomer depan.

"Cieee Riri... Yori suka sama lo tuh kayaknya." Lani meledek tiba - tiba saat aku sedang menghitung uang kas.

"Duh apasih Lan, gaklah itu dia emang ramah aja." Jawabku kesal.

"Liat aja nantiii." Kata Lani terus meledek ku.

Bab 3. Namanya Yori

Jam pulang sekolah tiba, saatnya aku ke ruangan drumband dengan Lani. Tapi sebelum itu kami ke kantin terlebih dahulu untuk membeli makan dan minum. Dan pastinya aku membeli indomie goreng pedas, ditambah tetelan dan 2 butir bakso beli di tempat bude pakde dan minum es teh dari saiki. Rasanya seperti dapat uang puluhan juta, bahagia sekali. Saat aku duduk di kantin, tiba - tiba dari kejauhan Yori dan satu temannya bernama Bani, ia juga teman sekelasku datang menghampiriku dan Lani.

"Hai... Lo latihan drumband kan hari ini?" Tanya Yori kepadaku.

"Oh iya hai... iya aku latihan drumband kok." Jawabku sambil mengunyah bakso.

Lalu dia tersenyum melihat tingkahku dan tiba - tiba duduk di sampingmu.

"Makan yang banyak yaa Ri." Katanya dengan logat Jambinya itu.

"Iya... Lo gak makan?" Tanyaku.

"Ini mau beli makan sama Bani. Gue duduk disini yaa sama Bani."

"Eh Bani... Bani.. duduk sebelah gue aja, jangan ganggu mereka." Ceplos Lani.

"Oh pdkt nih? Baru juga masuk nih Yor hahaha." Ledek Bani sambil tertawa.

"Ih apasih kalian ini, aku kan sama Yori temen sekelas. Pada ngeledek ajadeh." Jawabku sambil tertawa juga.

Yori hanya tersenyum dan tertawa saja mendengar ledekan Bani dan jawabanku. Tak lama makanan mereka jadi dan kami pun makan bersama sebelum berlatih drumband. Ku kira hari ini akan menjadi waktu yang panjang dan melelahkan untukku yang pemula ikut ekskul drumband.

"Alhamdulillaaahhh. Yuk yuk kita latihan. Nanti di cariin ketuanya. Gak boleh telat." Kata Yori sembari menarik tanganku.

Aku terkejut dan malu di depan Bani dan Lani. Dan mereka hanya tertawa kecil melihat tingkah Yori.

"Eh... iya iyaa tu... tunggu Yor, gue mau bayar dulu." Jawabku agak gagap.

"Eh si Yori main gandeng ajaa lu. Kaget tuh si Riri di gandeng lo. Permisi dulu dong hahahahaha... " Teriak Bani meledek.

"Gercep banget si Yori ya Ban." Timpal Lani.

Dan setelah aku membayar makananku, Yori tetap menungguku. Apakah itu jelas dia mendekatiku? Atau hanya aku yang baper? Ah aku baru saja masuk SMA, masa sudah memikirkan itu. Aku belum pernah pacaran sebelumnya, aku hanya anak sekolah yang belajar dan bermain saja dari dulu. Pernah ada rasa pada teman sekolah jaman SMP tapi hanya rasa suka, tidak ingin sampai memiliki. Apa mungkin Yori akan jadi pacar pertamaku nanti?

***

"Lan, jangan gitu dong. Aku gak mau ah nanti dikiranya aku kecentilan lagi sama Yori." Kataku pada Lani sambil berbisik.

"Eh kenapa sih Ri? Kan Yori yang deketin kamu. Gapapa sist, siapa tau kannn siapa tau cieee.... " Jawab Lani sambil meledek ku lagi.

"Ehhhh ayo kita latihan!!! Perkenalan alat - alat dan pemanasan dulu kita yahh.." Teriak Ka Titi kepada kami semua.

Aku berlatih di kelas dan khusus anak - anak melodi yang ada di dalam. Terdiri dari pianika, bells dan harpa. Kami perkenalan alat - alat terlebih dahulu, lalu kami memulai pemanasan dengan memainkan dari nada rendah ke nada tinggi. Begitu seterusnya sampai 15 menit. Lalu setelah itu kami coba belajar lagu Indonesia Raya, karena lagu yang wajib di bawakan saat upacara hari senin. Lalu Lani belajar dasar - dasar tarian tanpa menggunakan bendera. Dan Yori berlatih dengan teman - teman perkusi nya dengan memukul sesuai tempo.

Hari pertama awal - awal sangat melelahkan, tapi lama kelamaan aku mulai enjoy dengan ekskul drumband. Menikmati setiap harinya berlatih dan menghafal setiap lagu yang diajarkan. Sampai pada akhirnya kami mencari gerakan untuk formasi saat ada event dari luar.

"Ri.. Capek ya? " Tanya seseorang dari belakangku.

"Eh... hehehe iya nih capek. Tapi seneng sih

Lo gak ada capeknya yaaa.. " Jawabku sambil tersenyum setelah tau siapa yang bertanya.

"Mau gue beliin minum?" Tanya dia lagi.

"Eh gak usah Yor, gue udah bawa kok," Jawabku lagi.

"Nah nah kan baru awal - awal latihan udah cinlok aja nih. " Tiba - tiba Lani muncul sambil meledek kami.

Lalu setelah itu kami semua tertawa saja bersama - sama saling berdiskusi lagu apa saja yang sudah di hafal dalam latihan. Dan sejak saat itu, Yori jadi sering memperhatikanku dan menggangguku. Apalagi kami sekelas, saat aku tidur di kelas pun dia menggangguku dengan mengambil kacamata ku.

"Ih Yori, mata gue burem nih gak pake kacamata. Sini doong... " Kesal aku, tapi aku berdebar.

"Gapapa.. Biar gue jadi mata buat lo sini." Lalu dia menggombal di depan teman - teman sekelasku saat istirahat. Serentak teman - temanku berteriak "Cieeeeeeee Ririiiii........"

Aku pun mengejar - ngejar Yori agar dia tidak menggodaku, dia masih tetap memakai kacamata ku dan sambil tertawa - tawa. Aku tidak marah tapi kesal, ya senang. Karna dia manis, lucu dan menyenangkan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!