Blue skyla gadis yang sangat bisa berpura-pura, dengan menampilkan wajah polosnya. Namun jangan salah dengan gaya pakaian yang masih terbilang girly dan sentuhan kesan sedikit tomboy. Blue sangat menyeramkan jika sudah masalah perkelahian, lawannya bisa saja patah tulang atau meninggal. Tapi itu ia sembunyikan, ia memperlihatkan pada orang bahwa dirinya gadis peramah dan sangat sopan. Tentu pada orang yang juga sopan terhadapnya.
Blue skyla lebih menyukai jika dirinya dipanggil sky, daripada di panggil Blue. Ia memiliki dua orang kakak laki-laki yang begitu memanjakannya, begitu pula dengan papi dan mami nya. Mereka sangat menyayangi adik wanita satu-satunya.
Menjadi seorang yang di manja dan paling bontot di rumahnya, tidak membuat dirinya hanya bergantung pada kakaknya apalagi orang tuanya. Blue belajar beladiri, memanah, menembak dan beberapa yang ia senangi. Ia tidak mau menjadi wanita yang mempunyai segalanya, tapi tidak bisa mampu untuk menjaga dirinya sendiri. Blue tidak mungkin hanya mengandalkan orang-orang suruhan papi nya. Tidak ada yang mengetahui itu, jika dirinya sudah banyak berlatih sendiri tanpa bantuan keluarganya. Apa yang dirinya harapkan? Tidak ada, hanya bersenang-senang dengan yang ia lakukan sendiri.
Magenta alvarendra pria dengan mata yang tajam dan rahang yang kokoh, membuat dirinya terlihat menyeramkan. Walaupun sangat manis ketika tersenyum, tapi itu tidak bisa di lihat oleh sembarang orang. Ia lebih suka jika orang lain tidak mengusik hidupnya, tidak suka di tanya-tanya karena ia malas untuk menjawab pertanyaan yang tidak penting menurutnya. Dirinya lebih suka di panggil al atau genta saja. Ia membenci warna itu, karena menurutnya warna namanya sangat mencolok dan dapat merusak mata orang yang memandang. Maka dari itu Genta hanya menyukai warna dark, seperti hitam, coklat dan abu-abu. Warna putih sesekali ia mengenakannya.
Genta anak tertua dari dua bersaudara, namun adiknya sudah lebih dulu meninggalkannya bersama ibunya. Genta selalu menyalahkan dirinya sendiri karena kepergian adik dan ibunya. Menurutnya, mereka pergi itu karena Genta sendiri yang tidak mampu menjaga nya.
Genta berusaha menjadi lebih mandiri setelah ibu nya meninggal, dan papa nya menikah lagi. Genta tidak pernah mau menganggap ibu baru nya itu sebagai ibu nya. Apalagi menolehnya, ia hanya berbicara sesekali pada papanya dan mbok di rumahnya yang sejak dulu sudah menjadi asisten rumah nya, yang ia dapatkan kasih sayang itu dari mbok.
Magenta, nama yang ia benci jika orang memanggil dengan nama itu lengkap. Karena ibunya menyukai warna itu, alasan lain ia tidak ingin selalu terbayang dengan almarhum ibunya yang sedang mengenakan warna terang itu.
Genta selalu merasa kuat padahal ia rapuh, di temani dua sahabatnya dua sahabatnya yang selalu ada untuknya. Kasih sayang yang ia harapkan dari ibu kandung tidak ada di dalam ibu tirinya. Entah karena dirinya yang tidak terlalu dekat, atau memang ibu tirinya itu sendiri yang tidak ingin dekat dengan Genta.
Edward Sagara : papi Blue.
Ferania lestari Sagara : mami Blue.
Arystan elang Sagara : kakak pertama Blue.
Carel langit Sagara : kakak kedua Blue.
Blue skyla Sagara.
Angga birendra : papa Genta
Aletta Cantika : ibu tiri Genta
Miageandra alveana : adik Genta
Sekar syvena : ibu kandung Genta
Magenta Alvarendra.
Yuhhuuu.... Ini cerita baru bebu, jangan lupa mampir di cerita bebu yang lain. Tapi mungkin akan slow up, karena masih menyelesaikan yang lain. Pengen aja gitu secepatnya mempublish cerita ini, semoga tidak membuat readers bosan dengan kata-kata yang sedikit membingungkan. Selalu belajar dan terus belajar, berikan kritik dan sarannya di kolom komentar ya teman-teman semua, bebu masih sangat pemula dalam menulis.
IG : @istimariellaahmad98
Annyeong chingguya...
"Pagi ayang-ayang aku," pekik nya dari atas tangga, Blue berlari menghampiri orang tua serta kakaknya.
"Pagi princess." Jawab semuanya. Blue mencium semuanya secara bergantian.
Blue yang terbiasa bangun pagi, ia tidak pernah di bangunkan dari sejak masuk sekolah dasar. Blue sudah bisa bangun tanpa bantuan mami nya. Pagi ini ia akan pergi ke sekolah dan sarapan dulu tentunya.
"Mau makan apa, Sky?" Tanya mami nya yang siap menyendokkan makanan, begitu juga dengan papi dan kedua kakak nya. Mereka menunggu Blue terlebih dahulu mengambil makanan, baru mereka akan mengambilnya. Walaupun Blue sudah sering mengatakan jika dirinya tidak perlu di perlakukan seperti itu, tetap saja mereka memanjakan nya berlebihan.
"Princess papi mau makan apa?" Tanya papi nya.
"Oh ayolah, jangan berlebihan. Cukup makan tanpa menunggu Sky dulu, Sky sudah kecil." Ucapnya membuat keluarganya tertawa.
"Maka dari itu kita memanjakan kamu, tinggi badan saja hanya 160 an." Ucap kakak nya seperti meledek.
"Height shaming namanya, dari pada kak Arystan dan kak Carel, masa ada tinggi badan yang sampai 180 an persis seperti titan. Sky disini seperti princess yang masih imut-imut."
"Tentu saja amit-amit setelahnya, kalau kita mah ganteng. Iya kan rys?" Tanya Carel pada kakak nya.
"Panggil gue kak Arys, rel. Gue abang lo." Ucapnya membuat Carel hanya terkekeh.
"Ngarep banget sih lo gue panggil kak Arys, orang cuma beda dua tahun doang."
"Doang? Tapi lo tetep adek gue."
"Terus kak, ayo adu jotos. Siap terus lawan." Teriakan tepuk tangan dari adiknya membuat mereka berdua berhenti. Mami dan papinya sudah terbiasa melihat ketiga anaknya, anak lelakinya yang ribut, dan anak bontotnya yang menyoraki.
"Kenapa makin di adu sih dek, orang bukan ayam." Sahut Carel.
"Berarti kak Carel sering sabung ayam. Pi, mi, marahin kak Carel."
"Kamu pernah sabung ayam rel?" Tanya papi Edward.
"Mana ada pi, kalau nonton pernah dulu, kan diajak papi." Ceplos Carel membuat mami melirik suaminya.
"Kapan nonton sabung ayam segala? Kenapa hanya bareng Carel." Arystan hanya memainkan ponselnya, karena banyak drama di rumah nya. Carel dengan watados nya mengajak Blue mengobrol.
"Waktu itu Carel yang papi jemput, jadi sekalian aja diajak nonton." Papi Edward sudah takut istrinya marah.
"Jemput anaknya, masih sempat buat nonton orang lagi adu ayam."
"Kebetulan aja lewat mi, papi kan penasaran."
"Bukan penasaran mi, tapi papi sudah merencanakan nya dari kantor." Kompor Carel yang suka jika mami nya memarahi papi.
"Lain kali kalau papi nonton lagi, ajak mami sekalian yah? Atau kita sekeluarga nonton bareng." Ucapnya membuat ketiga anaknya menatap mami nya. Bagaimana bisa mami nya yang sosialita mau nontonin orang mengadu ayam.
"Kenapa kalian menatap mami seperti itu?"
"Mami gak marah?" Tanya Blue
"Mami bukan marah karena papi nonton sabung ayam? Tapi karena gak diajak nonton bareng?" Tanya Carel.
Mami mengangguk. "Yaelah mi, nanti Carel ajak mami lihat sabung jangkrik ya. Teman Carel banyak yang balapan jangkrik nya juga mi."
"Kak Carel ternyata temannya aneh, gak salah kalau kak Carel seperti mereka. Atau mereka yang ketularan anehnya kak Carel?"
"Betul Sky, Seperti nya Carel yang menularkan keanehannya pada temannya di kampus." Arystan meletakkan ponselnya.
"Kalau Carel aneh, kenapa cewek-cewek di kampus pada ngejar Carel?"
"Paling juga mau nabok, atau cewek di kampus kak Carel aneh semua." Ucap Blue tertawa.
"Iya, cuma kamu yang imut dan tidak aneh." Jawab Carel mencubit pipi adiknya gemas.
"Carel, adek gue sakit pipinya." Arystan mengusap pipi Blue yang di cubit Carel.
"Oh Kak Arystan, jangan lebay dong itu hanya cubitan manja dari kak Carel yang tampan ini." Arystan dan Blue pura-pura ingin muntah.
"Gue gak akan biarkan adek gue lecet."
"Gue juga gak mau kali princess gue lecet." Blue pindah di tengah kakak nya, ia memisahkan mereka berdua agar tidak semakin berlanjut.
Lalu mereka melanjutkan sarapannya yang tertunda, akibat obrolan abstrak nya tentang adu ayam.
Selalu dukung othor bebu sayang, annyeong love...
Baca juga cerita bebu yang lain.
IG : @istimariellaahmad98
See you...
Seseorang sedang berkutat dengan pekerjaan di ruangan nya, ia fokus dengan pekerjaan itu disana. Namun saat ada orang masuk, ia bisa tahu siapa yang datang tanpa ia melihatnya. Ia begitu peka terhadap sekitarnya, yang mungkin ada beberapa orang yang juga sepertinya.
"Tolong! anjing gue Genta." Ucapnya menatap Genta yang tetap tidak mengalihkan pandangan nya dari berkas.
"Gue udah sering bilang, gue gak mau ada anjing masuk di tempat gue." Ucapnya datar.
"Tapi tolong gen, cuma lo yang gue kenal." Ucapnya memohon
"Teman lo banyak, kenapa baru sekarang cari gue? Pergi dari sini bel." Usir Genta pada Arabella mantan kekasihnya yang masih terus dekat dengannya.
"Gue mohon gen, anjing gue kesakitan."
"Gue sudah bilang berkali-kali, jangan bawa anjing di tempat gue, bangsat." Genta sudah malas menahan amarah pada wanita di depannya.
Arabella yang memang menutup telinga dengan ucapan Genta, ia tetap disana pura-pura tidak mendengar.
"Gue muslim bel, elo paham itu. Gue cuma mau elo keluar sekarang." Usir nya dengan pelan.
Arabella menggelengkan kepalanya, ia tidak mau keluar dari ruangan Genta.
"KELUAR..." Pekik Genta menggebrak mejanya menyuruh Arabella keluar, namun tetap saja ia menulikan pendengaran nya. Sampai ada petugas dari luar yang masuk.
"Siapa yang membiarkan wanita ini masuk dengan anjingnya? Saya ingatkan lagi pada kalian semua yang ada disini. Siapa pun yang datang dan membawa anjing, tapi kalian tetap menerima nya. Kalian saja yang periksa, jangan saya. Mengerti kalian?"
"Mengerti dok." Jawab mereka serentak.
"Elo denger ya bel, gue muslim dan lo harus ingat itu. Di tempat ini gue shalat, hargai kepercayaan gue." Genta sudah kesal, ia langsung keluar tanpa berpamitan pada mereka semua, termasuk Arabella yang masih diam mematung. Genta yang ia kenal memang irit bicara dan berkata kasar, kini lebih lagi dari sebelumnya.
Magenta, laki-laki dengan gayanya sendiri. Cara nya sendiri dalam menghadapi orang-orang, dan menjalani kehidupan nya. Ia melaju dengan mobilnya dengan kecepatan sedang, di dalam mereka merasa bersalah karena sudah membiarkan Arabella masuk.
Genta dengan tujuan yang tak jelas menurutnya saat dirinya merasa marah, ia hanya ada satu tujuan jelas, ke makam adik dan ibunya. Genta memarkirkan mobilnya, dan turun untuk masuk ke pemakaman. Namun saat dirinya akan masuk, ia di tabrak seorang gadis yang sedang terburu-buru dengan seragam sekolah nya.
"Maaf." Ucap nya berlalu pergi dengan berlari sekuat mungkin.
"Aneh." Ucap Genta menoleh sebentar, ia tidak mau ambil pusing dengan gadis itu, lalu melanjutkan lagi jalannya. Setelah sampai, Genta menaburkan bunga yang ia bawa sambil menyiram air.
"Assalamu'alaikum, ibu, dan adik aku yang paling cantik." Genta berjongkok di tengah makam dari ibu dan adiknya yang berdampingan.
"Kalian apa kabar? Genta disini baik dan juga tidak baik. Genta tidak menyukai papa dan istri barunya itu. Genta tidak menginginkan nya ada untuk menggantikan posisi ibu." Air mata nya mengalir begitu saja saat dirinya berbicara pada ibu dan adiknya.
"Genta yakin wanita itu tidak baik, dia tidak suka jika Genta berada di rumah. Sejak saat itulah Genta lebih memilih tinggal di apartemen pemberian ibu saat Genta ulang tahun. Genta hanya sesekali pulang untuk melihat mbok dan papa dari jauh."
"Adik aku yang cantik, semoga kamu bisa membawa ibu jalan-jalan di surga ya. Kalau kalian sudah bahagia, jangan lupa untuk mengajakku kesana." Genta mencium batu nisan adik dan ibunya bergantian. Begitulah jika dirinya merasa marah dan butuh teman untuk berbagi, ia akan bercerita pada makam ibu dan adik nya.
Bukan tidak mempunyai teman, namun ia merasa lebih nyaman ketika bercerita pada ibu dan adiknya.
Selalu dukung othor bebu sayang, annyeong love...
Baca juga cerita bebu yang lain.
IG : @istimariellaahmad98
See you...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!