NovelToon NovelToon

Memikat Hati Ustadz Dinginku

BAB 01. Prolog Naura

Seseorang menggoyang tubuhnya pelan

"Non bangun... non harus berangkat ke sekolah" sudah beberapa kali wanita itu mengulang kata tersebut, tetapi naura tak sedikit pun menghiraukannya. "Ckk bibi, sana deh... jangan ganggu" jawabnya ketus

Tak berapa lama datang kembali wanita tua

"Non Naura, bangun ya non, tuan dan nyonya pesan ke mbok, non harus sekolah" sambil mengusap lembut frontal gadis itu. "Mama sama papa udah pergi?" dengan suara serak khas bangun tidur. "Udah non, sekarang non segera mandi ya" hanya kekesalan yang terlihat di raut wajah gadis itu.

Beberapa saat kemudian ia keluar dengan seragam putih abu abu dengan sweater berwarna lilac. Postur tubuh yang tinggi dan berisi, rambut hitam terurai, kulit putih bening, hidung mancung dan bibir tipis membuat penampilannya sangat memukau. Begitulah naura, seorang gadis yang cantik jelita putri tunggal dari pak satryo dan bu anjani. Pengusaha sukses dan pemilik butik ternama di jakarta.

"Non makan dulu ya, sudah mbok siapkan sarapan nya". Naura hanya mengangguk tanda mengiyakan.

Setelah menikmati sepotong roti dan susu hangat ditambah satu potong buah apel, ia lalu berpamitan dengan wanita tua itu. "Mbok, naura pamit ke sekolah ya" menyalami wanita itu. "Iya non, belajar yang rajin ya non. Hati-hati dijalan"

Saat tiba di gerbang sekolah, seorang lelaki tampan memberikan senyuman kearah naura seolah menyambut kedatangannya.

" Pagi bidadari.. " sapa lelaki itu tetapi naura berlalu begitu saja.

" zal, gue ke sana bentar ya, lo gantikan gue" pinta lelaki itu kepada temennya.

"Ckk, dasar" kesalnya

Lelaki itu bernama Aditya Mahendra, ketua OSIS tertampan disekolah itu, sekaligus pacar naura

"Nana" panggil adit. Sementara Naura terus berjalan menyusuri koridor sekolah.

"Kamu kenapa, ada masalah lagi dirumah? " sambungnya sambil menahan sebelah tangan naura agar tidak terus menghindarinya.

"Gak kok" cuek naura

"Jangan bohong, kamu liat aku sekarang" naura pun membalikkan badannya ke arah adit

"Masalah sama orang rumahkan, cerita sama aku" seru adit lembut

"Hiks, kenapa gue gak bisa kayak anak lain? Kenapa papa sama mama gak pernah ada waktu buat gue?" ucapnya tanpa sadar bulir air mata sudah membasahi pipinya

"Sudah lah bby, aku paham apa yang kamu rasain sekarang, mungkin mereka lagi sibuk jadi mereka belum bisa ngasih perhatian lebih ke kamu" sambil memberi usapan lembut di pipinya

"Tapi sampai kapan?" tegas naura. "Hanya waktu yang bisa menjawab nya bby" lalu mengelus punggung tangan naura

"Yang perlu kamu tahu sekarang, aku akan selalu ada untuk kamu bby" sambil tersenyum

"Makasih bby, kamu udah selalu ada buat aku" timpal gadis itu

" Ya udah sekarang kamu segera masuk kelas sana" sambil mengelus pucuk kepala naura

"Temenin" Goda gadis itu sambil mengerucut kan bibir nya. "Mari tuan putri" balas adit

"Becanda bby, aku gak mau jadi bahan tontonan anak-anak lain karena jalan bareng Ketua OSIS tertampan" serunya sambil tertawa kecil

"Mulai deh kamu ya" sambil mencubit kedua pipi naura sampai memerah

"Awww.. Sakit ihhh, kamu kdrt" jerit naura

"Hmm, abisnya kamu gemoyy banget bby" namun naura hanya cemberut tidak terima

"Iya deh, maafin aku ya bby"

"Gak" kesal gadis itu dan berlalu meninggalkan adit, sebenarnya itu hanya akal-akalan naura saja agar tidak berlama-lama bersama adit

Setelah masuk kedalaman kelas tiga sahabat baiknya, ralat lebih tepatnya sahabat bar bar nya menghampiri nya.

"Na, gimana lo jadikan datang ke acara besok malam?" mulai yola

"Harus dong, kan kita udah janji, pokoknya kita berempat wajib datang" tegas tara

"Pakai apa kita besok malam?" tanya mela

"Kostum renang" jawab yola asal. "Ihh aneh lu la, masak ke acara formal pakai baju renang" ucap mela. "Lu yang aneh, emang udh berapa kali lu pergi ke acara beginian?" tegas yola

"Sering sih, hehhe" jawab mel menyeringai malu. "Terus ngapain lu nanya? " seru Yola kembali

"Ya kan... " belum sempat mel melanjutkan naura memotongnya "Udah deh bisa diem gak. Gue bingung ni"

"Kenapa na?" serempak ketiga temannya . "Ya, gue bingung. Bokap nyokap gue pasti gak bakalan kasi izin ke gue" jelas naura

"Jadi gimana na?" tanya mela

" Ihhh mel, kok elu malah balik nanya sih, harusnya lu ngasi solusi ke gue" kesal naura

"Sabar na, gimana kalau lu besok pergi aja gak usah izin ke ortu lu?" ide gila yola

"Tapi gimana caranya gue keluar rumah? Kalian kan tau seketat apa penjagaan rumah gue" sedangkan mereka hanya terdiam terlihat sibuk memikirkan.

"Ahh... Gue ada ide" senyum centil mel. "Serius lu? Tumben banget ota* lo berisi" yola menyela

"Ckk... Sini... " bisik mel kepada ketiga sahabatnya

" Wow, Wow, Wow... Gila keren parah ide lo mel" ucap tara sambil disertai tepukan tangan

"Siapa dulu... Mela gitu loh" sombongnya

"Tumben bener ota* ni anak bener, biasanya dia paling lemot" ucap yola

"Maksud nya? " tanya mel bingung

" Hah kan bener, Lola lagi" serentak yola dan tara menepuk jidatnya.

Tak lama kemudian guru telah memasuki kelas dan pelajaran pun dimulai.

Jam istirahat tiba, naura bersama ketiga sahabatnya ke kantin, terlihat banyak perempuan sedang berkerumun, jiwa kepo mel pun meronta mendatangi kerumunan itu. Sedangkan ketiga temannya tetap asik memesan makanan.

"Mel, lu pesan apa?" karena tidak ada suara naura pun menoleh kebelakang.

"Kemana tuh anak?" gumam naura

"Di sana deh kayaknya" tunjuk tara kearah kerumunan

"Guys, ter ternyata... " nafas tidak teratur memburu jantung mel. "Kenapa?" tanya yola ketus

"Aduh sebentar gue minum dulu..." sambil meminum jus milik tara sementara tara tampak kesal

"Gini guys, didalam kerumunan itu ada adit na, lagi foto sama cewek disna" jelas mel yang membuat naura kesal dan meninggalkan ketiga temannya.

"Lu kenapa sih mel bodoh banget" ujar tara "Loh, kan gue cuman ngasih info penting aja, emangnya salah? " jawab mel. "Elu gk salah, tapi terlalu jujur" tambah yola. "Emang salah ya gue jujur" timpal mela

Kedua sahabat nya berlalu pergi karena tak mau menguras tenaga dan pikiran lagi menjawab pertanyaan perempuan itu.

Sementara dibelakang halaman sekolah tepatnya dibawah pohon rindang, terlihat naura sedang bersedih.

"Kenapa sih, semua orang ga ada yang ngertiin gue" ucapnya sambil terisak "Elo lagi adit, gue percaya lo... Tapi elo malah ganjen ke cewek lain, kenapa sih semua orang sama aja" sambil teriak meluapkan emosinya

Gadis itu terus menangis tersedu sehingga ia tidak mendengar jika bel masuk telah tiba, ia terus saja menangis dan melamun sambil melempari ikan kecil di kolam tepat dihadapannya dengan batu krikil.

BAB 02. Masih kesal

Sementara keadaan didalam kelas sudah berbeda. Guru killer sudah memasuki kelas dan melihat satu bangku kosong. Ya, tentu saja itu bangku naura.

"Dimana naura? " tanya pak bandi sementara semua hanya terdiam. "Mela? "tanya pak bandi

" T tadi ada pak, tapi sekarang gak tau pak dimana..." jawab mel gugup

" Suruh dia nanti keruangan saya" tukas pak bandi

Akhirnya bel pulang telah berbunyi menandakan bahwa pembelajaran hari ini telah selesai...

"Aduh sumpah deh gue kalau pak Bandi yang ngajar, gue ngerasa macem tahanan, gak bisa gue bergerak sedikit pun" ucap tara

"Bener, liat aja matematik gue nilainya cuman 20, padahal udah mati-matian gue ngerjainnya" tambah yola sambil menunjukkan kertas nya

"Kalah lo semua, liat nilai gue 100" yola sontak menarik Kertas nilai tersebut

"Hahaha Gila loh, ini NOL dan lo tambahin kan di samping kiri 1 dan kanan nya 0" ejek yola

"Hehehe " hanya kata itu yang terlontar dari mulut mela

" Ehhh guys sebentar, kok naura belum kembali juga? " tanya tara

" Iyaa, cari yok tar, tinggalin aja si anak pak bandi sama nilai 100 nya" ucap yola penuh penekanan

Setelah mencari beberapa saat, akhirnya mereka menemukan naura sedang menunduk sambil tangannya memainkan percikan air di kolam

"Na, lo ngapain disini?" tanya tara namun tidak ada jawaban dari arah sana. Sampai akhirnya mereka mendekat

" Na, lo marah ya sama kita?" tanya yola

Sementara Naura hanya menggeleng

" Kalau lo gak marah ke kita, lo ngomong dong" tambah yola

" Gue mau pulang, udah selesai kan pelajaran pak bandi? " balasnya

" Udah na, tapi tadi pak bandi titip pesan katanya lu harus jumpai dia di ruangannya" ucap tara

"Besok, kalau inget, Ayo pulang" balasnya dengan santai

Karena tak ingin membuat mood naura kembali buruk, mereka pun hanya mengikutinya.

(Terdengar pengumuman dari atas forum)

Assalamualaikum

Selamat siang anak-anak bapak

..........

Suara itu semakin jelas karena mereka sekarang tepat berada ujung sisi forum itu. "Na, liat" sambil mengarahkan nya ke sumber suara itu.

"Wihh, keren banget sih laki lu, gue pengen deh punya laki kayak gitu, udah ganteng, keren abis, ketua OSIS, pinter, juara terus lagi tiap mewakili lomba disekolah kita, idaman banget deh pokoknya, meleleh gue na" ucap yola

"Bener banget, gimana sih na rasanya vidio call sama dia terus di bucini gitu" ucap tara sambil menumpang dagunya dengan tangannya

"Ambil... " Balas naura, sedangkan yola dan tara hanya terkejut mendengar kata itu

" Ihhh serius lo na?, ntar lo nyesel, gk hanya kita loh yang kagum sama laki lu" ucap yola

"Satu sekolah bahkan cewek - cewek diluar sekolahan kita juga banyak yang mengidolakan dia, jadi lo harus hati - hati jangan cuek amat Gini" tambah tara

Saat Naura melihat kearah forum, bum tatapan mata adit tepat mengarah kearah nya.

"Na, lo liat na, dia liat kearah kita na" jerit yola centil

Sedangkan naura, dia masi kesal dengan kejadian tadi di kantin jadi dia pergi begitu saja meninggalkan mereka semua

Setelah sampai dirumah, Naura langsung menuju kamarnya. Gadis itu merebahkan tubuhnya, rasa sedih bercampur kesal sedang dirasakannya. Benar sekali, gadis itu kesal akan ku. Gadis itu menghujat ku, merasa bahwa ini semua salah ku. Gadis itu menginginkan aku tak menceritakan hal apapun pun kepadamu. Karena gadis itu sedang tak suka kepadaku. Ingin aku memakinya dan mengatakan jika ini bukan kesalahan ku, dan cobalah belajar menerimaku... Harimu:)

POV Aditya

Seorang gadis berdiri diujung sana, bersama dua sahabat lainnya. Tapi mataku terus menuju kearahnya. Tak ingin rasanya aku melihat kearah lain. Tentu saja dia, Naura ku.

" Jadi, bapak mengumpulkan kalian semua disiang hari ini untuk memberitahukan jika teman kalian Aditya Mahendra kembali membanggakan nama sekolah kita dengan menjuarai olimpiade matematika tingkat nasional....... "

Aku menghiraukan kelanjutan dari pengumuman itu, karena ku rasa hal ini tidak perlu untuk diberitahukan seheboh ini, apalagi sampai mengumpulkan anak anak lain yang akan hendak pulang.

Aku terus fokus melihat naura diseberang sana, dan... tatapan kami saling bertemu, dengan refleks bibirku terbuka membentuk lengkungan senyum.

Tapi kenapa dia tidak mendekat kemari?

Tak lama kemudian gadis itu menoleh kearah lain seakan menghindarkan pandangannya dariku

Apa yang terjadi padanya lagi?

Setelah itu kulihat naura berlalu pergi ketika selesai berbicara dengan kedua sahabat nya.

Ada apa? Kenapa? Apa ada yang salah denganku?

Hanya kalimat itu yang dapat ku ucapkan setelahnya naura berlalu begitu saja meninggalkan ku.

.....

"Non naura makan dulu non " Suara ketukan pintu menyertai suara itu

" Non kenapa? Kok belum ganti baju non?" tanya mbok. Naura hanya menggelengkan kepala sambil menahan isak tangisnya

"Non kalau ada masalah cerita sama mbok, mbok selalu siap untuk dengerin cerita non" Usap lembut tepat di bagian punggungnya seketika naura langsung memeluknya

"Hiks mbok, kenapa semua orang gak ada yang sayang dan peduli sama naura?, padahal naura gak pernah minta yang aneh-aneh kok mbok, hiks"

"Kata siapa gak ada, buktinya mbok sayang sama non"

"Non naura itu udah mbok anggap seperti cucu mbok sendiri... meskipun tuan dan nyonya gak ada waktu untuk perhatiin non tapi kan udah ada mbok disini" sambungnya sambil merapikan helai rambut kebelakang daun telinganya.

"Non jangan sedih terus ya" ucapnya lembut

"Makasih ya mbok, udah mau sayang dan peduli sama naura hiks, naura juga sayang kok sama mbok" balasnya disertai pelukan erat

Tangan kasar berkerut itu mulai mengusap wajahnya menghilangkan bekas tetes kesedihan itu

"Mana senyuman manis peri cantik, mbok mau liat" Goda mbok narti sambil mencolek pipinya

"Ihhh mbok... "

" Ya udah kalau gitu sekarang non makan siang dulu"

"Hmmm iya mbok, nanti naura keluar"

"Mbok keluar dulu ya peri cantik, ingat jangan nangis lagi ya! Nanti banjir kamarnya" goda mbok kembali kepada gadis itu

"Ihhh mbok apaan sih" balasnya sambil memanyunkan bibir tipis itu. Sementara mbok narti sudah mengarah keluar kamar itu.

Setelahnya naura langsung bangun dari tempat tidur kearah pintu, tetapi bukan untuk keluar seperti yang mbok katakan, melainkan menutupnya agar tak ada lagi yang mengganggunya. Tanpa mengganti pakaian sekolahnya terlebih dahulu, kini naura telah kembali menghempaskan tubuhnya dengan kasar ditempat ternyaman. Hingga akhirnya naura terlanjur terlelap ke alam bawah sadarnya, pertanda itu kudengar saat suara nafasnya menyatu dengan hembusan angin, tidak terdengar lagi suara isak tangis itu, seperti menaruh sebuah harapan agar setelah terbangun nanti semua masalah yang terjadi dihari ini akan hilang, bersamaan dengan mimpinya saat terbangun nanti...

BAB 03. Peringatan awal Papa

Tak disadari sekarang jam sudah menunjukkan pukul 18.00 wib. Terakhir kali dia mengingat saat itu dirinya mendapat kan notifikasi WA dari lelaki yang menyebabkan matanya sembab saat ini. Tapi karena kantuk lebih menguasai dirinya akhirnya pesan itu belum terbaca.

"Ohh ya ampun tenyata kesedihan bisa buat gue menjadi kebo" gumam naura

Setelah selesai membersihkan diri naura keluar menuruni anak tangga dan menuju ruang keluarga. Terlihat dua orang yang naura inginkan perhatiannya melihat kearahnya.

"Naura, kemari... " panggil papa, tanpa menjawab dia mendatangi mereka

"Duduk" titahnya

"Kenapa tadi kamu bolos saat jam pelajaran berlangsung?" tanya papa

"Naura bukan bolos, tapi gak denger kalau bel masuk udah bunyi, jadi ketinggalan deh, biasa aja tuh" jawab naura santai

"Bisa sopan gak klau ngomong sama papa" tegur mama

"Papa gak suka kamu terus terusan kayak gini, jadi anak yang bandel, gak punya masa depan yang jelas" bentaknya

Sedangkan gadis itu, terlihat seakan menahan amarah ia menggigit ujung bibirnya

"Atau mungkin semua ini karena pengaruh teman-teman mu, mereka pasti yang memberikan efek negatif ini ke kamu" tegas mama padaku

"Cukup...Mama papa sadar gak naura begini itu karena kalian..." sambil berdiri

"Mama papa pernah gak nanya apa mau naura? Enggak kan, jadi berhenti sok peduli sama naura!" Setelah naura selesai berkeluh kesah, sejurus tangan kekar hampir mendarat diwajahnya

"Argh kamu... " Ucap papa, untung tangan itu masi bisa dijinakkan sehingga gagal mendarat pada pipi mulus naura

" Kenapa, papa mau tampar aku? Tampar pa, biar papa puas!" ucap naura menantang

Padahal dalam batin kecilnya menyesali kebodohan yang berani menantang papanya

"CUKUP NAURA, PA" bentak mama

"Jika kamu tidak bisa berubah, kami akan

pindahkan kamu ke pesantren" ancam papa

"Terserah" ucap gadis itu sambil berlari meninggalkan mereka

Saat tiba dikamar sebenarnya aku yakin naura merasa sangat bersalah atas apa yang telah diucapkannya tadi. Tetapi Amarah terlanjur menguasai dirinya. Dia kalap...kata itu yang mungkin mendeskripsikannya saat ini.

"Hiks mama papa jahat, mereka benar-benar tidak menyayangi ku lagi" Gumam naura sambil tersedu dengan bahu naik turun menahan suara isak tangis.

Hampir 3 jam naura terus menangis hingga waktu kini menunjukkan pukul 22.15 wib

Entah sudah seperti apa wajahnya saat ini, naura pasti tidak peduli itu.

Ting ....

ting ....

ting ....

terlihat notifikasi WA dari handphone naura pertanda ada beberapa pesan masuk. Naura mencoba melihat isi pesan tersebut

From : *Baby tampan idaman*

Benar sekali, pesan itu dari Aditya. Beberapa spam chat sangat banyak sebelumnya mengisi notifikasi pesan layar handphone naura

'Assalamu'alaikum bidadari'

'Kok kamu gak jawab pesan aku bby'

'Kamu marah ya sama aku?'

'Aku ada salah? Klau aku ada salah kamu bilang ke aku ya bby, biar aku perbaiki'

'Tapi aku mohon jangan diami aku kayak gini bby'

'Plisss Balas bby'

_Aditya_

seperti itu isi pesan aditya dan tidak lupa semua itu disertai dengan emoticon kasmaran anak muda. Tetapi langkah pertama yang dilakukan naura bukan membalas pesan itu, tetapi naura malah mencari kontak lelaki itu dan mengubah nama kontak aditya

To : *Sok ganteng*

'Diem deh lu berisik, gk usah chat yang gak penting'

_naura_

Seketika pesan itu langsung di read oleh sang penerima

From : *Sok Ganteng*

'Yaudah maafin aku udah ganggu kamu'

'Dan aku minta maaf jika hari ini aku udah buat kamu kesel'

Setelahnya Adit terlihat off dari WA nya.

"Dasar lelaki cuma segitu doang bujuk gue..." Gumam naura

Dilemparkan hpnya ke kasur. Dan Kalian pasti tau apa yang terjadi selanjutnya.

....

Pagi ini naura terbangun, ada kemajuan dibandingkan hari biasanya. Sebelum mbok dan bibi membangunkannya, naura sudah terbangun lebih dulu. Yaa, meskipun sudah pukul 07.15 wib

"Aaaa..." teriak naura kencang

Gimana tidak berteriak, seharusnya naura sudah bangun dan bersiap dari pukul 07.00 paling lambat dan sekarang malah terbangun pukul 07.15. "kemana sih Mbok dan bibi" Gerutu naura kesal. Tanpa banyak proses pengumpulan nyawa kini naura segera mandi dan bersiap-siap.

Setelah selesai bersiap Naura kini turun kebawah. Namun ada yang berbeda darinya jika kalian menyadari. Ya.. naura kini menggunakan kaca mata hitam. Tentu saja untuk menutupi matanya yang sembab. Setelah kejadian semalam karena Aditya ditambah masalah tadi malam dengan kedua orangtuanya.

Di sana terlihat mbok dan bibi sedang menyiapkan sarapan untuknya.

"Bibi, Mbok...kenapa gak bangunin naura? Lihat sekarang naura telat ke sekolahnya" ucap naura kesal

"Maaf non, tadi bibi udah mencoba bangunkan, tapi pintu kamar non kan di kunci non" jawab bibi

"Alah pembelaan" ucap naura sarkas

"Mbok juga gak coba bangunin naura?"

"Maaf non, tuan dan nyonya melarang mbok untuk membangunkan non, karena percuma juga, kata tuan dan nyonya mungkin non gak sekolah" jawab mbok

"Ihhh naura kesel sama kalian semua" ucap naura sambil pergi tanpa menyentuh hidangan yang telah disediakan

Ketika sampai disekolah, benar saja dia sudah terlambat. Terlihat di sana ada sekumpulan anggota OSIS tengah menghukum siswa lainnya.

"Hey lo... "ucap salah seorang perempuan OSIS itu kepada naura

" Gue? " sambil menunjuk dirinya

" Iyaa lo, memang siapa lagi? " ketusnya

" Lepasin kaca mata hitam lo itu" perintahnya

"Gak, gue gak mau" jawab naura

"Elo, udah terlambat sekarang berani membantah pula" timpalnya

"Iya gue tau salah, tapi jangan atur gue" ucap naura kembali

Tak berselang lama tangan perempuan itu menyambar kearah naura dan mengambil kaca mata hitamnya.

Dan kalian tau selanjutnya, semua siswa yang ada di sana tertawa melihat mata sebab naura "Kurang ajar ni anak" gumam naura

Setelahnya rambut perempuan itu dijambak dan di detik berikutnya mereka pun bertengkar.

Setelah sesi perkelahian selesai, mereka kini dibawa ke kantor BK. Mereka mendapatkan beberapa pertanyaan di sana. Setelah itu ortu mereka, ralat maksudnya naura karena perempuan anggota OSIS itu terselamatkan sebab mendapatkan pembelaan.

"Huh sebel banget gue" batin naura berteriak

Ketiga sahabat naura kini datang menghampirinya

"Na, lo gpp kan? Apa yang sakit?" tanya yola perhatian sambil memegang tubuh Naura

"Gue gpp, kalian santai aja" ucap naura

"Oiya na, itu kok ada adit disitu?" tanya mela penasaran

"Ya iyalah, diakan ketua OSIS jadi gimana pun dia juga harus tanggung jawab, benar kan na?" ucap tara sementara naura menjadi kesal mengingat kejadian yang baru saja terjadi

"Btw, dia pasti bela lo kan na?" tanya mel lagi

"Gue gak perlu ada yang bela" ketus naura sambil meninggalkan ketiga sahabatnya itu

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!