NovelToon NovelToon

Mr. Bryan

Mall

Dua orang gadis sedang sibuk memilih pakaian di salah satu pusat perbelanjaan di kota Surabaya

"Ross bagusan mana?" Tanya Diana pada temannya yang bernama Rossa

'Diana Queenza' seorang gadis sederhana yang cantik jelita dan tubuhnya yang proposional itu membuatnya banyak di digandrungi para pria, namun karena beberapa kejadian buruk membuatnya enggan dekat dengan mahkluk yang namanya pria

Pertemuannya dengan sang teman Rossa terjadi saat mereka di pertemukan saat pendaftaran kuliah, namun di awal-awal kuliah ekonomi keluarganya menurun. Diana tidak dapat melanjutkan kuliah dan terpaksa berhenti.

Tapi dia merasa sangat beruntung karena di pertemukan dengan Rossa, meski dirinya berhenti kuliah Rossa tetap mau berteman dengannya.

"Kayaknya yang kanan deh" ucap Ross

'Rossa' dia juga seorang gadis sederhana dan cantik tubuhnya tinggi dan sedikit lebih berisi dari Diana.

Nasibnya lebih beruntung dari pada Diana, dia bisa melanjutkan kuliahnya sampai lulus menjadi desainer.

Saat pertama kali Diana mengatakan akan berhenti kuliah Rossa sangat kehilangan sosok teman sesama pecinta K-Pop, dia merasa kesepian di kampus karena tidak ada Diana.

Berulang kali Ross mengajak Diana untuk kembali kuliah dengan berbagai bujuk rayunya namun Diana tetap tidak bisa kembali.

Temannya itu hanya mengatakan padanya bahwa dia hanya ingin kursus jahit saja dari pada kuliah, dia tidak tahu alasan sebenarnya bahwa sebenarnya keadaan keluarga Diana sedang kesulitan ekonomi.

Beberapa tahun tidak bertemu, mereka berdua di pertemukan kembali setelah Ross lulus kuliah dan memulai bisnis bersama.

"Beneran?" Tanya Diana sekali lagi

"Iya, ambil yang itu aja" ucap Ross

"Ok deh"

Di saat keduanya tengah sibuk dan fokus memilih pakaian tiba-tiba Terlihat sebuah tangan kecil menarik pakaian Diana.

"Mommy Mommy" tampak seorang gadis kecil menarik-narik pakaiannya sambil memanggil dirinya Mommy.

Diana yang merasa pakaiannya di tarik menengok ke bawah

"Eh?"

"Mommy" panggil gadis kecil itu lagi

"Diana, sejak kapan kau punya anak? Kenapa kau tidak mengundang ku saat nikah?" Tanya Ross

"What? Anak siapa ini Ross?"

"Lah ini bukan anakmu ?" Ross balik bertanya

"Bukanlah, nikah aja belum" jawab Diana

"Lalu?" tanya Ross

"Entah"

"Mommy"

"Eh?" Lalu Diana berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Gadis kecil itu

"Mommy"

"Adik kecil kamu kesini sama siapa?" Tanya Diana

"Daddy" jawab gadis kecil itu dengan logat cadelnya

"Daddy?" Tanya Diana dan gadis kecil itu mengangguk

"Lalu sekarang di mana Daddy mu sayang?"

"Daddy cedang pilih baju"

"Oh, lalu kenapa kamu kesini sayang? Kenapa tidak menunggu Daddy?" tanya Diana

"Daddy lama Hana bocan Mommy" rengek anak itu

"Sutt... Diana" panggil Ross

"Apa?"

"Kenapa tuh bocah manggil kamu Mommy dari tadi?" tanya Ross

"Ya mana aku tau" jawab Diana

"Mommy, Mommy cidak inget Hana?"

"Aduh gimana ini sepertinya ni anak pikir aku ibunya kali?" Ucap Diana dalam hati

"Emmm Hana sayang kakak antar ke Daddy ya?"

"Em.... Cidak mau, Hana mau sama mommy" rengek Hana

"Tapi kakak masih pilih baju juga, Hana pasti juga bosen nunggu"

"Cidak papa kalau cama mommy"

Diana menatap temannya namun temannya itu hanya mengedikkan bahu.

"Hufff oke, tapi Hana jangan berdiri terus ya, Hana duduk di sana dulu oke?" Ucap Diana sambil menunjuk tempat duduk yang sudah di sediakan

"Oce mommy" jawab Hana sambil tersenyum manis

Lalu Diana membantu Hana duduk di kursi yang di sediakan

"Mommy"

"Ya?"

"Mommy nanti icut pulang cama Hana cama Daddy ya"

"Pulang?"

"Em" jawab Hana sambil mengangguk

"Tapi sayang..."

"Apa mommy cudah cidak cayang cama Hana? Tanya anak kecil itu dan matanya sudah berkaca-kaca

"Gawat nih kalau nangis bisa-bisa aku di marahin bapaknya nanti" gumam Diana

"Emm bukan gitu Hana, gimana kalau liat nanti oke? Sekarang kan kakak lagi pilih baju, Daddy Hana juga lagi beli baju kan? Kita liat nanti ya sayang?" Ucap Diana lembut

Hana menganggukkan kepalanya "oce mommy"

"Bagus anak pintar sekarang tunggu di sini oke"

"Oce mommy"

Diana kembali memilih baju bersama Ross, 15 menit kemudian.

"Ross aku sudah selesai, kamu masih lama gak?" Tanya Diana

"Iya sudah"

"Ayo cepat ke kasir, kasirnya tambah penuh itu" ajak Diana

"Iya"

"Oh ya ampun" Diana menepuk dahinya

"Kenapa?" Tanya Ross

"Hampir lupa aku, itu si Hana"

"Iya bener"

"Kamu ke kasir duluan aku bawa Hana dulu, setelah itu kita ke tempat informasi"

"Iya, sini punya mu sekalian tak bawa."

Setelah menyerahkan barangnya pada Ross, Diana menghampiri tempat Hana duduk

"Hana?"

"Mommy cudah celesai?"

"Iya, ayo apa Hana ngantuk?"

"Iya mommy"

"Ayo biar mommy gendong". Tanpa sadar Diana memanggil dirinya mommy

Diana membawa Hana dalam gendongannya menuju kasir.

Sedangkan di tempat lain seorang pria berparas tampan memiliki tubuh yang tegap dan tinggi tengah marah besar di sebuah toko pakaian pria.

"Bagaimana bisa kalian kecolongan menjaga putri ku?!!! Bukankah aku sudah bilang jaga putri ku sebentar saja!!"

"Maaf tuan"

Hanya kata maaf yang dapat di katakan para bawahan itu.

Pria itu sudah berulang kali mengatakan untuk menjaga putrinya baik-baik sampai dia selesai mengukur tubuhnya untuk membuat Jas, akan tetapi saat dia sudah selesai dia malah mendapati putrinya sudah tidak ada di sana.

"Cepat tutup semua pintu keluar mall, aku tidak mau tahu putriku harus di temukan secepatnya kalau tidak kalian akan tahu akibatnya!!!!"

"Baik Tuan"

"Rendy cepat periksa CCTV!!"

"Baik Tuan"

Pria tampan itu keluar dari butik untuk mencari putrinya

"Hana!! Hana!! Hana kau di mana sayang?"

Kembali lagi ke tempat Diana

Saat ini Diana tengah berdiri di dekat Ross temannya yang antri di kasir sambil menggendong Hana yang terlelap dalam pelukannya.

"Wah nak putri mu sangat cantik" puji seorang wanita paruh baya yang sedari tadi melihat mereka berdua

Diana tersenyum kemudian menjawab "terima kasih buk"

Wanita tua itu ikut tersenyum

Sudah 20 menit Diana berdiri sambil menggendong Hana, antrian memang cukup panjang di karenakan sekarang sedang diskon

"Emmm" Hana menggeliat di gendongan Diana

"Mommy" panggil Hana.

"Ya sayang? Hana sudah bangun?"

"Iya mommy"

"Apa macih lama mommy?" Tanya gadis kecil berusia 3 tahun itu

"Sebentar lagi ya itu kakak Ross sudah hampir selesai" Tunjuk Diana pada temannya

"Apa Hana lapar?" Tanya Diana pasalnya saat ini sudah masuk waktu makan siang

"Emm Hana lapar mommy"

"Ayo Diana" ajak Ross

"Sudah selesai?"

"Iya"

"Ayo kita makan dulu, Hana sudah lapar"

"Oke" mereka bertiga kemudian keluar dari butik itu dan tepat saat itu Hana melihat Daddy nya

"Daddy!!!" Panggil Hana

"Hana?" Pria yang sedang mencari putrinya itu mendengar suara yang memanggilnya

Dia memutar tubuhnya mencari Hana dan ia melihat Hana berada di dalam gendongan seorang gadis kemudian ia berlari menghampirinya.

"Hana Hana akhirnya Daddy menemukan mu sayang, kau baik-baik saja?".

Dia mengambil Hana dalam gendongan Diana kemudian memeluknya erat

"Dad...dy hana cidak bica na...fas" keluh Hana karena Daddynya memeluk terlalu erat

"Oh maaf sayang" ucapnya pada Hana

"Hana, Hana pergi ke mana kenapa tidak pamit ke Daddy?" Tanyanya

"Hana bocan nunggu Daddy jadi Hana keluar, lalu Hana ketemu cama mommy" ucap Hana menjelaskan pada Daddynya

"Mommy?" Ucap pria itu bingung

"Emmm icu mommy" ucap Hana sambil menunjuk pada Diana

Daddy Hana mengikuti kemana arah tangan Hana

Diana yang sedari tadi hanya diam melihat anak dan ayah itu tersenyum

"Assalamualaikum" ucap Diana

"Waalaikumussalam"

"Maaf tuan, tadi saya sedang berbelanja kemudian Hana menarik pakaian saya dan memanggil mommy". Jelas Diana karena ia tidak mau Daddy Hana berpikiran buruk terhadapnya

"Ah iya tidak apa-apa terima kasih sudah menjaga putri saya, nona?..."

"Diana".

.

.

.

 

Restoran

"Ah ya nona Diana, maaf sudah merepotkan" ucap Daddy Hana

"Tidak masalah tuan, Hana tidak merepotkan sama sekali" jawab Diana

Bryan Adams seorang CEO perusahaan yang bergerak di bidang property menggantikan ayahnya yang sudah pensiun.

Walaupun hidup bergelimang harta tidak bisa membuat rumah tangganya utuh, tiga tahun lalu tepatnya setelah Hana lahir dia bercerai dikarenakan istrinya yang Ketahun selingkuh.

"Dad" panggil Hana

"Iya sayang?" Bryan menundukkan kepalanya menatap Hana yang berada di gendongannya

"Apa boleh mommy pulang cama kita?" Tanya Hana pada Daddy nya hal itu membuat Diana kalang kabut

"Eh tidak perlu tuan, saya bawa mobil sendiri" tolak Diana

"Mommy, tadi Mommy cudah janji acan pulang cama Hana cama Daddy?" Ucap gadis kecil itu dan hampir menangis

"Tapi Hana.." ucap Diana

"Huaaa calau Mommy cidak pulang cama Hana, Hana mau icut mommy caja"

Gadis kecil itu menangis dan meronta ingin di gendong Diana, Bryan yang menggendong putrinya sampai kewalahan karena Hana meronta meminta di gendong Diana.

"Aduh gimana ini?"Mau tidak mau Diana menggendong kembali Hana

"Cup cup Hana jangan nangis oke, tadi Hana bilang lapar kan? Kalau Hana berhenti nangis nanti kakak temenin Hana makan gimana?" Ucap Diana mencoba menenangkan Hana yang meraung-raung

"Hiks Mommy janji hiks dulu pulang cama kita hiks" ucap Hana di sela tangisnya

Mendengar itu Diana menoleh pada Ross kemudian pada Daddy Hana

"Aduh gimana ini, anak ini masih kecil sudah pandai negosiasi" ucap Diana dalam hati

Bryan menghampiri putrinya kemudian mengusap punggung Hana yang masih berada di dekapan Diana

"Hana mau pulang sama mommy?" Tanya Bryan

Hana menoleh pada Daddy nya dan di balas anggukan cepat

"Oke, nanti Mommy ikut pulang sama kita, tapi Hana harus berhenti menangis" bujuk Bryan

"Oke Daddy" jawab Hana girang

"Tapi tuan..." Protes Diana namun langsung di potong oleh Bryan

"Nona Diana tolonglah saya sekali lagi" pinta Bryan

Bryan tidak tahu harus bagaimana karena jika Hana sudah menginginkan sesuatu tapi tidak di penuhi dia akan menangis meraung-raung seharian, Bryan menyadari kalau dia terlalu memanjakan Hana tapi dia tidak tahu harus berbuat bagaimana lagi.

"Udah Diana ikut saja, aku bisa pulang sendiri lagian kan cuma antar ke rumahnya, setelah itu kamu bisa pulang nanti aku jemput deh" ucap Cita membujuk temannya itu pasalnya ia tidak tega melihat Hana menangis seperti itu

"Baiklah" jawab Diana

"Kalau begitu kita makan terlebih dahulu" ucap Bryan

"Ross kau ikut juga ya" pinta Diana

"Apa boleh?" Tanya Ross tidak enak

"Tidak Masalah nona" jawab Bryan

"Baiklah ayo" jawab Ross

Sesampainya di restoran kedua gadis itu sedikit terpesona pasalnya mereka tidak pernah pergi ke restoran elit itu

"Di, restoran nya bagus banget" ucap Ross girang

"Suttt sudah jangan katrok" ucap Diana

"Ishhh kau kan juga sama" jawab Ross

"Iya tapi tidak segirang kau"

"Enggeh enggeh nona Diana maafkan saya". Ejek Ross pada temannya ini sambil mengatupkan kedua tangannya

"Mulai lagi kamu"

Sementara itu Bryan yang ada di belakang dua gadis itu sambil menggendong Hana hanya tersenyum melihat tingkah laku keduanya.

"Rendy apa tempatnya sudah siap?" Tanya Bryan

"Iya tuan silahkan di sebelah sini"

Mereka semua sudah tiba di private room

Bryan mengambil menu dan memberikannya pada Diana lebih dulu

"Silahkan nona pesanlah yang anda mau" ucap Bryan

"Terima kasih, Ross kau pesanlah dulu" ucap Diana memberikan buku menunya

"Oke."

"Hana" panggil Bryan

"Yes Daddy?" Jawab Hana

"Duduklah sendiri sayang kasian kakak Diana kalau terus memangku mu saat makan nanti" sejak tiba di ruangan itu Hana tidak mau duduk sendiri dia mau di duduk di pangkuan Diana

"No Daddy!! bucan kakak capi Mommy"  Ralat gadis kecil itu

"Huff oke, Mommy sekarang duduk sendiri oke? Bryan menghela nafas melihat tingkah laku Hana yang semakin pintar dan keras kepala.

"Oce Daddy". Lalu Hana turun dari pangkuan Diana dan duduk di kursi antara Diana dan Daddy nya

"Diana kau mau pesan apa?" Tanya Ross setelah dia memilih menu makanannya

"Kamu pesan apa?" Tanya Diana

"Seafood asam manis"

"Spaghetti bolognese saja" dia kemudian menyodorkan buku menu itu pada Bryan

Kemudian Bryan menekan tombol untuk memanggil pelayan, sesaat kemudian pelayan datang.

Saat Bryan menyebutkan menu yang mereka pesan Ross berbisik pada temannya itu

"Diana" panggil Ross

"Ya?"

"Sepertinya anak dan ayah itu suka padamu deh" ucap Ross

"Hus jangan ngomong sembarangan"

"Kenapa?" Tanya Ross

"Dia sudah punya anak jadi sudah pasti punya istri" ucap Diana

"Bisa saja kan dia duda, secara anaknya panggil kamu Mommy"

Diana terdiam mendengar ucapan temannya itu

"Sudahlah gak sopan berbisik di depan orang" ucap Diana

"Baiklah maaf" Ross menjauhkan badannya dari Diana

"Itu saja tuan?" Tanya pelayan itu

"Sebentar" ucap Bryan

"Nona ada yang mau kalian pesan lagi?" Tanya Bryan

"Tidak tuan" jawab Diana

"Minumnya nona?" Ucap pelayan

"Ah iya jus strawberry dan teh lemon saja" jawab Diana

"Baik ada lagi?"

"Tidak"

"Baik" kemudian pelayan itu membaca ulang pesanan mereka dan keluar

Suasana di dalam ruangan itu hening kecanggungan tercipta di ruangan itu lalu celotehan keluar dari mulut gadis kecil itu

"Mom"

"ya?"

"Nanti cuapi Hana ya" pinta Hana

"Tentu" jawab Diana sambil tersenyum pada Hana

"Hana" panggil Bryan memperingati

"Tidak masalah tuan" jawab Diana

Hampir 20 menit mereka menunggu dan di ruangan itu hanya terdengar celotehan dan tawa Hana yang sedang bercerita dengan Diana.

Ross sibuk memainkan ponselnya begitu juga dengan Bryan yang sedang mengecek pekerjaannya melalui tablet sambil sesekali melihat putrinya dan gadis yang di panggil mommy itu.

Sedangkan Rendy asisten Bryan sudah kembali menuju kantor selepas mengantar mereka ke ruangan private itu.

Makanan pun tiba mereka mulai makan, Diana sambil lalu menyuapi Hana sesekali ia makan.

"Daddy"

"Iya sayang?"

"Bica Hana minta udangnya Daddy?"

"Tentu saja sayang tunggu Daddy kupas kan dulu"

"Iya"

"Ini sayang"

"Thanks Daddy"

"Sama-sama"

"Em udangnya enak"

"Daddy kupas kan cuga buat mommy"

"Eh tidak usah Hana" tolak Diana

"Tidak apa-apa nona" jawab Bryan

"Mommy..." Hana memelas agar Diana mau makan pemberian daddy nya

"Anu tuan" sela Ross

Melihat Hana yang akan menangis lagi terpaksa Diana menyetujui itu

"Baiklah" jawab Diana

"Yey cepat Daddy" ucap Hana

"Ini" Bryan menyodorkan piring kecil berisi udang yang sudah di kupas kulitnya

"Terima kasih"

"Hem sama-sama" jawab Bryan

"Di" peringat Cita

"Tak apa sedikit saja"

"Ayo Mommy di macan ini enak loh."

"Iya"

"Bagaimana Mom enak?"

"Iya enak"

.

.

.

5 Milyar Tiap Bulan

"Di aku pulang duluan ya" Ross pamit pada temannya itu

"Oke..." Ucap Diana tidak semangat pasalnya ada rasa tidak nyaman dan juga takut, dia takut terjadi sesuatu karena dia sama sekali tidak kenal dengan mereka tapi melihat wajah Hana yang akan menangis saat dia mau pergi membuat Diana tidak tega meninggalkan gadis kecil itu

Ross mendekat pada temannya itu

"Ross aku takut" bisik Diana

"Kalau begitu sebaiknya kamu pulang saja denganku"

"Tapi aku tidak tega melihat Hana menangis"

"Hah... Aku tidak tahu harus berbuat apa" ucap Ross sambil menghela nafas panjang

"Bagaimana ini?" Tanya Diana

"Tenanglah, pelacak di ponsel mu masih ada kan?" tanya Ross

"Iya masih"

"Kalau begitu aktifkan pelacak nya lalu sembunyikan ponselmu, aku akan pantau lewat ponsel ku" bisik Ross

"Baik" lalu Diana mengeluarkan ponselnya dan mengaktifkan pelacak yang terhubung dengan ponsel Ross dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku Coat nya

"Kamu tenang saja, semuanya akan baik-baik saja kalau terjadi sesuatu padamu nyalakan saja alarm nya dan aku akan segera ke sana dengan polisi"

"Iya terima kasih Ross"

"Sama-sama, kalau begitu aku pulang dulu"

"Oke bye"

"Tuan" panggil Ross pada Bryan

"Ya?"

"Saya titip teman saya, saya membiarkan tuan membawanya dalam keadaan utuh dan tuan harus mengembalikan dia dengan kondisi utuh juga" ucap Ross tegas pada Bryan.

"Tenang saja nona saya akan menjaganya dengan baik seperti adik saya sendiri dan mengembalikan dia dengan utuh" ucap Bryan

"Baik, saya pegang kata-kata anda tuan"

Bryan menganggukkan kepalanya.

"Hana aunty pulang dulu ya, titip Mommy ya sayang" Ross mensejajarkan dirinya dengan Hana

"Tentu aunty Hana acan caga Mommy dengan baic" ucap Hana sambil tersenyum manis

"Terima kasih sayang" ucap Ross pada Hana

"Baiklah kalau begitu saya duluan tuan"

"Ya" jawab Bryan singkat

"Sampai jumpa tuan, Di aku pulang dulu kamu jaga diri baik-baik, bye Hana"

"Iya hati-hati di jalan" Jawab Diana

"Bye aunty" sahut Hana

"Iya.., tuan titip sahabat saya" ucap Ross lagi dari kejauhan

Bryan hanya mengangguk

"Nona Diana anda beruntung mempunyai teman yang sangat baik"

"Benar tuan, dia memang selalu menjaga saya" ucap Diana sambil tersenyum

"Mom" panggil Hana membuat Bryan dan Diana menoleh padanya

"Ya?"

"Gendong" ucap Hana sambil merentangkan kedua tangannya

"Jangan sayang ka.. Mommy pasti capek" larang Bryan

"Tidak apa tuan"

"Sini sayang" ucap Diana pada Hana

"Apa tidak apa-apa?" Tanya Bryan merasa tidak enak

"Yes, tidak apa-apa tuan"

Bryan tersenyum dia mengangkat Hana lalu memberikan Hana pada Diana

"Maaf merepotkan" ucap Bryan tidak enak

"Sudahlah tuan tidak apa, lebih baik kita pulang hari sudah sore" ucap Diana

Mereka pulang agak sore karena setelah makan siang Hana masih ingin bermain di Playground yang di sediakan restoran itu untuk pengunjung yang membawa anak.

"Baiklah ayo"

Bryan yang biasanya sangat irit bicara entah kenapa saat bertemu dengan Diana menjadi sedikit cerewet dari biasanya.

Apa lagi saat berhadapan dengan lawan jenis, biasanya dia akan enggan bicara.

Mereka bertiga menuju ke parkiran, sesampainya di parkiran Bryan membukakan pintu mobil untuk Diana.

"Hati-hati kepala anda nona" Bryan meletakkan tangannya di atas kepala Diana agar tidak membentur bagian atas pintu mobil.

"Terima kasih"

"Sama-sama"

Bryan masuk ke kursi kemudi, lalu mobil berjalan keluar parkiran restoran menuju jalan raya.

Di perjalanan

"Mommy, apa Mommy acan pulang ke lumah Hana?"

"Ah... Itu sepertinya tidak bisa sayang"

"Cenapa? Hana can pengen bobo cama Mommy cama Daddy"

"Emmm itu Hana sayang kakak tidak bisa menginap di rumah Hana"

"Cenapa? Lumah Hana bagus Mommy" rayu Hana agar Diana mau tidur dengannya

"Bukan begitu sayang. Kakak Harus kerja sayang"

"Mommy...." Rengek Hana

Diana menoleh pada Bryan dengan wajah frustasi

"Tuan tolong saya..."

"Ke ke ke" Bryan terkekeh mendengar rengekan Diana

"Tuan..."

"Hana Mommy tidak bisa menginap sekarang, Mommy kan harus kerja sayang". Ucap Bryan sambil mengusap kepala putrinya

"Mommy cerja apa?" Tanya Hana

"Cafe, kakak punya cafe yang harus di jaga"

"Cape?" tanya Hana

"Emm" Diana mengangguk

"Cenapa Mommy halus cerja? Can Daddy punya uang banyac, Mommy can bica minta Daddy."

"Gimana mau minta uang Hana kenal aja enggak, apalagi minta uang jatah, suami? Suami juga bukan" ucap Diana dalam hati

"Mom"

"Eh ya?"

"Dad" gadis kecil itu menoleh pada Daddy nya meminta untuk membujuk Diana

"Ya sayang?"

"Daddy tolong bujuk Mommy" pinta Hana

Bryan Hanya diam bingung harus bagaimana

"Apa Daddy tidac casih uang ce mommy?" tanya Hana karena daddy nya hanya diam

"Kasih kok" jawab Bryan

Diana melotot mendengar jawaban pria di sampingnya itu lantas ia menatap Bryan

"Telus Mommy cok celja cendiri?"

"Mommy Hana aja yang gak mau Daddy kasih uang"

"Wah parah ni, bisa-bisa aku yang kena getahnya" pikir Diana

"Mom"

"Ya sayang?" jawab Diana kelabakan

"Cenapa Mommy cidak mau uang yang di casih Daddy?"

Diana memijat keningnya yang tiba-tiba terasa berdenyut mendengar celotehan Hana di tambah saat ia melihat Daddy Hana pria itu tersenyum seakan-akan ia sengaja mengerjainya.

"Hah parah ni orang sebaiknya aku kerjain balik aja" ucap Diana dalam hati

"Em Hana sayang" panggil Diana

"Yes mom?"

"Bukannya Mommy gak mau sayang"

"Lalu?"

Sebelum melanjutkan ucapannya Diana menoleh pada Daddy Hana dan tersenyum

"Daddy nya aja pelit, Daddy kasih uang cuma dikit jadi sekalian aja Mommy gak mau" ucap Diana melempar kesalahan pada Bryan

"Daddy pelit? Jadi Mommy cuma di kacih dikit?" Tanya Hana membulatkan matanya

"Emm" sambil mengangguk dan membuat ekspresi wajah yang cemberut.

"Daddy!! Cenapa Daddy kacih uang ke Mommy dikit? Ceharusnya Daddy kacih uang banyak ke Mommy" Hana menghadap Daddy nya dan memarahinya

Bryan tidak menanggapi ucapan putrinya itu, dia hanya fokus pada jalan raya

"Daddy!!" Teriak Hana melengking membuat telinga Bryan sakit apalagi Diana yang tengah memangku gadis kecil itu.

Bryan menepikan mobilnya kemudian mendekati Hana tidak lebih tepatnya pada Diana sambil tersenyum manis.

Tapi tidak dengan yang di lihat oleh Diana saat ini pria itu seperti tengah tersenyum mengejek padanya.

Gelk "mampus gua" ucap Diana dalam hati

"Emm sepertinya yang dikatakan Hana benar,

Jadi uang yang di kasih Daddy kurang ya Mommy?" tanya Bryan sambil menatap kedua gadis berbeda umur itu bergantian

Deg, jantung Diana berdetak kencang saat dirinya di panggil Mommy oleh Bryan dan saat wajah tampan itu menatapnya sangat lekat, sesaat di terpesona dengan wajah tampan itu.

"Ekhm, iya Daddy kasih uangnya dikit jadi Mommy gak mau" jawab Diana .

"Sial aku jadi terbawa suasana" ucap Diana dalam hati

"Oh gitu, jadi Mommy Diana mau berapa?" Tanya Bryan lembut

"Nih orang ya". geram Diana dalam hati

"5 Miliar tiap bulan, apa Daddy bisa?" Tantang Diana

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!