Disebuah lapangan yang luas terdapat seseorang yang berdiri sendiri,di kelilingi oleh tumpukan mayat orang-orang yang mati dalam pertempuran.Pria itu memegang sebuah pedang yang di arahkan ke lehernya sendiri.
Hey...
Menggenggam sebuah senjata berarti kematian mengikuti mu , begitu pula jika kau menggunakan sihir.
Jika kau tak menggenggam dan menggunakan sihir maka sebaliknya.
Terdengar suara orang yang begitu dekat dengannya di dalam kepala,pria yang berdiri di lapangan itu.
Jika ada kehidupan lain...
kau akan memilih hidup tanpa menggenggam sebuah senjata dan menggunakan sihir bukan..?
Slaaasshhh....!!
Pria itu menusuk lehernya menggunakan pedang yang ia pegang.
......................
...****************...
......................
"Yang mulia..! Yang mulia..!".Teriak seorang pelayan.
"Cepat...cepat bangun yang mulia Ren!!".Teriak pelayan itu sembari menarik selimut.
"Hmm..? jam berapa sekarang...?".Gumam Ren di tempat tidurnya.
"Sekarang jam 8 pagi..".Balas pelayan itu.
"Aku bangun jam 11 pagi kau tau...masih ada 3 jam lagi..".Ren pun menarik selimut nya dan kembali memejamkan matanya.
"Berapa lama kau akan tidurr..!!! karena seperti inilah kau di sebut sampah!!".Teriak pelayan itu dengan ketus sembari menarik selimut.
"Cepatlah bangun!!! yang mulia raja memanggil semua anggota keluarga untuk berkumpul..!! kau harus kesana sekarang..!!".Sambung pelayan itu.
"Tak ada masalahnya bukan jika aku tak datang..".Balas Ren dengan tak peduli.
"Aargghh...yang mulia bergegas cepat!! jika tidak...aku akan memanggil kepala pelayan..!".Ancam pelayan itu.
"Huh..itu tak berguna,jika dia datang kesini...".Balas Ren dengan senyum sombong.
Tak lama kemudian pintu kamar terbuka secara perlahan."Permisi...".terdengar suara wanita yang memasuki ruangan.
"Saya datang untuk menjemput anda yang mulia..".Ucap wanita itu setelah masuk ke ruangan.
Melihat wanita itu Ren pun langsung meloncat dari kasur nya dan hendak keluar lewat jendela kamarnya.Namun wanita yang masuk tadi dapat menghentikan Ren dan melempar nya hingga menabrak lemari buku yang ada di kamar.
"Ughh..sejujurnya..kabur setelah melihat wajah saya..itu bukan tindakan yang bagus terhadap seorang wanita..".Ucap wanita itu.
"Siapa yang wanita.!!!? kau 300 tahun dasar nenek tua!!".Teriak Ren yang bangun dari tumpukan buku.
Wanita itu adalah kepala pelayan,ia berasal dari ras elf nama nya adalah Efil.Ia sudah berkerja di kerajaan Silford selama 50 tahun yakni sejak kakeknya Ren yang menjadi raja.
Efil pun mendekati Ren yang berada di tumpukan buku itu ,mengangkat kepalanya dan menampar pipi kiri dan kanannya secara bergantian.
"Mulut anda masih busuk seperti bisanya yah,dan juga umur saya bukanlah 300 tahun...pastikan yang mulia tidak salah".Ucap Efil sembari menampar Ren.
"Jangan memukul ku..!!! jika tidak ayahku akan-".Ucap Ren ingin mengancam.
"Yang mulia bilang luka kecil tak masalah..".Potong Efil sembari menarik Ren keluar dari kamarnya.
"Orang tua itu!!!!".Teriak Ren dengan ketus.
"Jadi kita akan pergi ke tempat yang mulia raja".Ucap Efil.
"Ja~jangan tarik aku...tolong aku Latifa..!".Ucap Ren menyuruh pelayan yang membangunkannya pagi tadi.
"Latifa,baju yang mulia..".Ucap Efil.
"Baik kepala pelayan..".Balas Latifa dan langsung menyiapkan pakaian untuk Ren.
......................
...****************...
......................
Di ruangan tahta...
"Oh..nak, akhirnya kau datang...kau sangat telat para saudara mu sudah pergi duluan,Ren..".Ucap Sang Raja.
"Aku di paksa kesini,bukan datang...".Ucap Ren dengan ketus.
"Mulut busuk mu masih belum berubah..".Ujar sang raja.
"Ini salah saya dalam mendidik nya,saya minta maaf yang mulia..".Ucap Efil membalas ucapan raja.
Mendengar hal itu membuat Ren sedikit kesal.Kemudian Raja menjelaskan kenapa Ren di panggil kesana.
Kerajaan tetangga mereka Asylum sedang di serang oleh kerajaan dari utara,karena Asylum memiliki pertambangan mineral yang begitu melimpah.Karena sebuah perjanjian kerajaan Silford harus mengirimkan bala bantuan pada mereka,tetapi syaratnya harus ada seorang keluarga kerajaan.
"Ja~jangan bilang ayah mengirim ku kesana..!? bukannya ini tugasnya Kak Alfred?".Balas Ren yang tak terima.
"Kita tak boleh membiarkan Alfred pergi,karena ada seorang pahlawan di barisan musuh..".Ujar sang raja.
"Pahlawan..?".Balas Ren dengan heran.
"Pahlawan adalah orang yang sangat kuat bahkan mereka juga disebut sebagai manusia super".Jelas Efil.
"Mereka memiliki kekuatan khusus dan ada rumor yang mengatakan bahwa mereka sudah menghancurkan sebuah negara..".
"Melihat dari kekuatan mereka aku tak bisa mengirimkan Alfred yang pangeran mahkota, lagi pula Reinhart juga sedang sakit dan Fein sedang berada di negara lain saat ini...dan hanya kau pangeran ke -4 yang tersisa".Jelas Raja mengenai situasinya.
"Uhmm...bukannya kakak lebih baik dari pada aku.?".Balas Ren mencoba untuk kabur.
"Dia akan melayani sebuah negara nantinya,dan jika terjadi sesuatu padanya apakah kau mau menggantikannya?".Balas sang raja.
"Kenapa..? ayah tak menyuruhmu untuk mati,yang terpenting adalah fakta bahwa keluarga kerajaan mengirimkan bala bantuan".Sambung sang raja dengan sedikit tersenyum.
Raja pun memberi tahu jika Ren tak perlu bertempur,dan dia juga akan menyuruh Efil untuk ikut bersama Ren kesana.
Dengan muka yang menunjukan sebuah senyuman yang angkuh Ren pun menjawab ucapan raja.
"Mengerti...aku akan pergi ke sana untuk pertunjukan...aku tak akan menggenggam sebuah pedang ataupun menggunakan sihir...mungkin aku akan lari ketika melihat musuh...dan jika kita kalah sekalipun aku hanya perlu mundur..".Ucap Ren dengan senyuman angkuh.
"Kalau hanya seperti itu aku akan mengambil tugas ini..".Sambung Ren.
"Tak ada harapan..".Ucap sang raja sambil menghela nafas.
"Ayah ingin aku mendapatkan ketenaran dengan menyelamatkan Asylum?".Balas Ren.
"Kenapa..lagi pula aku adalah pangeran sampah dari Silford,aku hanya ingin kehidupan normal dan santai".Sambung Ren sambil menggarut kepalanya dengan tersenyum.
Setelah itu Ren pun meninggalkan ruangan tahta bersama dengan Efil yang mengikutinya.Di sebuah lorong istana ada seorang pria yang menyenderkan dirinya di dinding.
"Maaf..".Ucap Pria itu dengan pelan.
"Kak...kenap kau minta maaf?".Balas Ren dengan heran.
"Seharus nya ini adalah tugas ku..".Balas Alfred smbil berjalan mendekati Ren.
"Hufft..aku sudah bilang pada ayah tapi dia tak mengizinkan ku..".Ucap Alfred sambil menghela nafas pendek.
"Yah..tentu saja,negara membutuhkan mu.Jadi kau tak boleh mati...".Balas Ren.
"Tapi tetap saja..kau juga tak boleh mati..!..aku tahu kau adalah orang yang baik Ren,jika kau adalah sampah seperti yang mereka bilang,kau tak akan mungkin menerima tugas seperti ini..".Ucap Alfred sambil mengacak-acak rambut Ren dengan kedua tangannya.
"Kau berharap lebih padaku..?".Balas Ren sambil merapikan rambutnya dengan tangan.
"Jika kau takut maka larilah..Ren..".
"Haa..kau kira aku adalah orang yang akan mengorban kan nyawaku demi sebuah negeri..?".Balas Ren sambil menghela nafas.
Alfred pun tertawa kencang dan kembali mengacak-acak rambut Ren.Alfred pun menceritakan soal pengalaman perang yang ia ikuti pertama kali,pada saat itu ia merasa tidak bisa berhenti gemetaran.Alfred pun mengelus pelan kepala Ren.
"Kau berbeda Ren,kau tak pengaruh dengan hal itu...kau adalah orang yang kuat..!".Ucap Alfred menyemangati Ren.
"A~aku...aku..".Ucap Ren.
Dalam pertempuran mana mungkin aku gemetaran..
karena aku pernah terluka karena itu...
di dunia dimana kematian ada dimana-mana..
untuk melindungi diri...aku menggenggam senjata dan menggunakan sihir ku..
Aku bertarung dengan teman seperjuangan ku...bertarung..dan bertarung..satu mati...bertarung...kemudian yang lain mati...mati...
Tetap bertarung...seiring berjalannya waktu aku sudah menjadi penguasa senjata sihir...
Aku membunuh jutaan musuh...dan yang menunggu ku setelah itu hanyalah setumpuk mayat dan kesendirian...
Aku mengutuk teman seperjuangan ku...tapi aku tetap bertarung untuk bertahan hidup...untuk seorang pendekar pedang sihir yang hidup demi dirinya sendiri...
Yang menunggu dirinya hanyalah kesendirian...
Ren pun mengingat kejadian masa lalu nya sebelum ia berenkarnasi menjadi pangeran ke-4 Ren Fon Silford.
"Ren..?".
"Yang mulia..!?".
Mendengar hal itu Ren pun tersadar kembali dari lamunannya."Kuat..? ahahah aku hanya bodoh..aku tak peduli dengan medan pertempuran...dan mungkin ketika aku merasakannya aku akan gemetaran dan terdiam ketakutan..".Ucap Ren sambil tertawa dengan senyum palsunya,dengan kedua tangan di belakang kepala.
"Benar...kalau begitu bergantung lah pada Efil,dulu di juga selalu membantuku".Ucap Alfred sambil berjalan pergi meninggalkan Ren dan Efil.
"Oh yah...jangan terlalu marah pada ayah..".Sambung Alfred.
"Aku tak akan melakukannya..".Bals Ren dengan singkat.
Aku bukanlah orang yang akan menyalahkan orang lain terhadap suatu masalah.
Soal peperangan di Asylum...
Kemenangan bukanlah apa-apa bagiku...aku hanya ingin kehidupan tanpa menggunakan kekuatan ku
Apakah dengan begitu aku bisa mati dengan tersenyum yah...
Gumam Ren dalam hatinya sambil melihat ke atas.
......................
...****************...
......................
To be continue.....
Ren dan Efil serta para prajurit yang di pilih oleh raja pergi ke kerajaan Asylum menggunakan kapal udara.
"Kita akan segera mendarat yang mulia,tolong bersiap-siap lah..".Ucap Efil dengan sopan.
"Mmmm...yah aku tak bisa melakukannya ini adalah kali pertamanya aku naik kapal udara dan aku juga masih mengantuk..".Balas Ren yang masih tidur di kursi.
"Bagaimana jika anda keluar dan melihat pemandangan nya..?".Ucap Efil membuka jendela dan melempar Ren keluar.
"Oi..sialan..!! ini bukan candaan...!!".Teriak Ren dengan ketus saat terlempar keluar.
Baammm..!!!
Ren pun menghantam tanah,sebenarnya kapal udara itu sudah mendarat.
"Kita sudah sampai di Asylum...bagaimana perasaan anda yang mulia?".Ucap Efil dari balik jendela ruangan yang ada di kapal udara.
"Sangat buruk karena mu!!".Balas Ren dengan ketus sambil bangun berdiri.
Setelah Efil keluar dari kapal,mereka berdua pun berjalan menuju ke arah istana kerajaan Asylum.
"Kenapa pangeran ke-4 yang dikirim kesini..!?".
"Jika pangeran Alfred yang datang pasti...".
"Apa Silford mengirimnya karena mengira kita tak bisa memang...?".
Bisik-bisik orang yang menyambut di pelabuhan kapal udara di kerajaan Asylum,mereka merasa kecewa karena yang datang bukanlah pangeran Alfred melainkan pangeran yang di kenal sebagai pangeran tak berguna (sampah).
"Yah...ini terlihat sangat damai...".Ucap Ren mengabaikan semua omongan orang-orang dengan kedua tangan di belakang kepalanya.
"Betapa tak sopan nya mereka terhadap keluarga kerajaan!".Ucap Efil sembari melihat muka dari orang-orang yang mengatai Ren.
"Tindakan yang tepat terhadap pangeran sampah,jika mereka selalu bersikap seperti itu mungkin aku akan menyukai mereka".Ucap Ren dengan santai.
Ketika hendak keluar dari wilayah pelabuhan tiba-tiba ada seorang wanita yang berdiri di depan mereka.Wanita itu memiliki rambut berwarna merah dengan di kuncir kuda dan mata berwana kuning emas.
"Lama tak jumpa...sudah berapa tahun sejak saat itu..apa kau mengingatku..? pangeran Ren..!".Ucap Wanita itu.
"Putri Iris..".Gumam Efil.
"Iris..?".Gumam Ren sambil mengingatnya.
"Ah..kau adalah orang yang selalu mengajak kakak ku berduel...putri yang liar".Ucap Ren sambil menggelengkan kepalanya.
"Siapa yang kau panggil liar..!!!!".Teriak Iris dengan ketus."Huft..apa kau bisa berhenti bercanda?".Sambung Iris.
"Oke..oke..Ren Fon Silford...aku datang kesini memenuhi persediaan dan pasukan atas perjanjian".Balas Ren acuh tak acuh.
"Dan bagaimana keadaanya? bisakah kau memberi tahu ku?".Sambung Ren bertanya soal situasi Asylum.
Mereka pun naik ke atas benteng yang mengelilingi istana, dari sana terlihat pemandangan yang ada di medan perang.Bangunan kota yang hancur,mayat-mayat para prajurit.
"Hanya karena seorang PAHLAWAN... inilah keadaan kami saat ini.Pertempuran di kota terjadi 1 bulan yang lalu...keadaan nya tak terlalu buruk,sampai sang PAHLAWAN datang kemari..".Jelas Iris dengan ekspresi sedih,sambil melihat para prajurit yang terluka karena perang dari atas benteng.
"Jadi..hanya karena seorang pahlawan keadaannya jadi seburuk ini?".Ucap Ren dengan enteng.
"...Kau mungkin bisa bilang begitu karena kau belum pernah melihatnya...Dia..bukanlah manusia..jika kita bertarung mungkin hanya akan menjadi kematian yang sia-sia..".Balas Iris menatap kebawah.
"Tidak..mungkin kita akan menang..".Sambungnya dengan air mata yang jatuh.
Ren pun hanya bisa melihat nya,kemudian Iris menegakkan tubuhnya dan mengelap air mata nya."Aku ingin prajurit segera bekerja sekarang".Ujar Iris.
"Oke,kau bisa memerintahkan mereka sesuka mu...asal kau biarkan Efil tetap berada disisi ku..".Balas Ren.
"Hoo..begitu dermawan nya dirimu,apa kau ada niatan untuk bertarung?".Ucap Iris.
"Tak ada,lagi pula aku datang kesini hanya karena perjanjiannya butuh keluarga kerajaan,aku hanya hiasan disini...lagi pula kita akan kalah".Balas Ren dengan santai.
"K~kita akan kalah..kau bilang...".Ucap Iris dengan pelan.
"Tak ada kemenangan,jika komandan nya saja tak yakin akan menang".Balas Ren dengan ekspresi datar."Maafkan aku karena kami sudah memenuhi perjanjian nya,aku akan kembali ke kerajaan ku besok".Sambung Ren.
Iris yang mendengar kata-kata itu terdiam sejenak,kemudian ia mendekati Ren dan menarik kerah bajunya.
"Berhenti omong kosong.!!!!! apa kau akan meninggalkan kerajaan sekutumu.!!!?".Iris pun berteriak di depan Ren dengan penuh rasa kesal.
Sedangkan Efil sudah bersiaga di belakang Ren dengan tangan yang sudah memegang gagang pedang di pinggangnya.
"Apa kau meminta kami untuk tewas disini? maafkan aku tapi kami tak tertarik dengan bunuh diri..".Balas Ren dengan muka datar.
"Aku tak pernah mengatakan itu!!!".Balas Iris dengan ketus.
"Terserah kau mau mengatakan apa,aku juga akan bilang ke raja Asylum soal ini...sampai jumpa".Ucap Ren sambil berjalan pergi.
"K~kau....kau..dasar pangeran sampah..!!!!".Teriak Iris dengan penuh rasa kesal terhadap Ren.
Mendengar teriakan itu Ren pun berhenti dan menoleh ke arah Iris."Lalu..?".Balas Ren dengan tersenyum angkuh.
Mendengar jawaban itu Iris pun hanya bisa berdiri diam dan melihat Ren pergi menjauh.Ren dan Efil pun turun kebawah dari atas benteng,melewati tangga.
"Apa yang mulia ingin bertarung?".Tanya Efil.
"Apa maksudmu..? aku tak tertarik dengan pertarungan..".Balas Ren.
"Bagaimana pun melihat anda bisa tenang memutuskan sesuatu seperti itu,anda pasti akan menjadi swordman yang hebat,bagaimana jika meningkatkan keahlian anda dan kembali kemari nanti?".Ucap Efil.
"Aku tak berpikir begitu,apa yang aku inginkan adalah kehidupan yang tenang...jika aku bisa melakukannya dengan menjadi pangeran tak berguna,maka dengan senang hati akan kulakukan".Balas Ren dengan santai.
"Sangat naif..".Ujar Efil.
"Tak masalah bagiku".Balas Ren singkat.
"Jika aku memegang sebuah senjata,mungkin manusia hanya akan di kendalikan oleh rasa haus akan pertarungan".Sambung Ren.
Mendengar hal itu membuat Efil bingung."Apa yang anda maksud yang mulia?".
"Apa yang aku maksud adalah...saat mereka menggenggam sebuah senjata...orang-orang akan berpikiran menyimpang,mereka kira mereka menjadi kuat.
Itu langkah pertama menuju kematian,jika kau memegang sebuah senjata seolah-olah itu bukanlah barang yang berbahaya,maka kau tidak bisa kembali.Dan...kau hanya akan terus maju menuju kematian.
Itulah mengapa aku tak ingin memegang sebuah senjata...".Ucap Ren panjang lebar.
Mendengar hal itu Efil pun mengingat Ren yang masih kecil.Pada saat itu Alfred mencoba mengajak Ren untuk latihan berpedang,namun Ren menepis tangan Alfred dan pergi menjauh.
"Sepertinya kau masih membenci sebuah pedang yah, Ren..".Tiba-tiba terdengar sebuah seorang laki-laki.
"Tuan Zen...!".Ucap Ren terkejut.
Zen adalah raja dari kerajaan Asylum,nama panjangnya adalah Zen Haste Asylum.Kerajaan Asylum adalah kerajaan manusia,kerajaan ini memiliki sumber mineral yang begitu tinggi.
"Sudah lama tidak bertemu...ternyata kau sudah besar...terima kasih karena kau sudah datang..".Ucap Zen dengan tulus."Sepertinya putri ku sudah mengatakan sesuatu yang tidak pantas...maafkan aku".Sambung Zen dengan perasaan tak enak.
"..Yah...aku juga mengatakan beberapa hal yang sedikit..ahaha..".Balas Ren sambil menggarut kepalanya.
Raja Zen dan Ren pun berdiskusi mengenai peperangan itu,dan raja Zen pun meminta pda Ren untuk membawa putri nya ke kerajaan Silford jika Ren berniak kembali kesana sebagai permintaan terakhir Zen.
Raja Zen pun memberi tahu kenapa ia meminta Ren lah yang datang kemari,karena ia percaya jika Ren adalah orang yang sangat baik sekaligus pintar dan selalu tenang.
Raja Zen pun meminta Ren untuk membujuk Iris agar mau pergi ke Silford,karena jika Zen yang bilang Iris tak akan mau pergi.
"Sighh..baiklah beri aku waktu 5 hari..".Ucap Ren setelah mendengar permintaan Raja Zen.
"Maafkan aku,bukannya 1 hari?".Balas Raja Zen.
"Kau kira aku bisa membujuknya hanya dalam 1 hari..!!?".Teriak Ren dengan ketus dan pergi jalan menjauh.
"Oh yah jika saya tak dapat membujuknya dalam waktu 5 hari,saya akan mengirim 2 orang di kapal untuk mengantar mereka pulang.Bahkan dia memanggilku seorang pangeran sampah kau tahu?".Sambung Ren sambil berjalan.
"Ouh..kau...".Gumam Raja Zen ketika mendengar hal itu.
......................
...****************...
......................
To be continue...
Setelah menerima permintaan raja Zen,Ren pun memutuskan ingin melihat-lihat medan perang.Ia di pinjamkan sebuah kuda oleh raja Zen.
"Hei..Efil,apa aku..".Ucap Ren.
Ren pun mengingat teman-temannya di kehidupannya yang dulu.
Jangan terlihat sedih ketika memotong seseorang...sangat mudah menebak perasaanmu..
Kau masih sangat lemah...
Hahaa..##### sangat baik,aku tak bisa memikirkan hal selain itu.
Dia sangat baik.
ya..
Terlalu baik...
Lemah...
Siapa yang bilang itu!? siapa yang bilang kalau aku lemah!?
Ren pun kembali dari kenangannya."Apa aku Naif Efil?".Tanya Ren.
"Tidak masalah jadi naif,bukan?".Efil pun membalikkan kata-kata yang di katakan oleh Ren ketika di tangga.
Ren dan Efil pun berjalan masuk ke lokasi medan perang,dalam perjalanan mereka selalu bertemu dengan pasukan pengintai musuh.
"Mati kau...!! orang-orang Asylum..!!".teriak 2 orang prajurit pengawas musuh.
Namun Efil dengan mudahnya membunuh mereka berdua."Huft..lagi-lagi pasukan pengintai musuh...dengan ini sudah berapa orang?".Ucap Ren sambil duduk santai di atas kuda.
"11 orang..".Jawab Efil singkat.
Di setiap perjalan hanya ada tumpukan mayat,baik dari musuh maupun teman.Setelah melihat-lihat sekitar tidak ada tanda-tanda ada pasukan sekutu yang selamat.Efil pun mengusulkan pada Ren untuk kembali ke Asylum.
"Huft...mayat dari pasukan musuh sangat sedikit,dan pasukan dari Asylum banyak yang mati dengan pedang mereka sendiri.Mayat mereka pun juga tidak wajar".Ucap Ren sambil memegang dagunya.
"Kemungkinan sang pahlawan bukan hanya kuat,dari segi kemampuan sudah sangat berbeda...kita tidak boleh membuat strategi yang salah,jika tidak gerbang istana akan hancur.Aku akan membujuk raja Zen dan putri Iris untuk menyiapkan tempat pengungsian..".Sambung Ren.
Setelah itu Ren dan Efil pin melanjutkan jalan kembali menuju istana Asylum.Di tengah perjalanan tiba-tiba Ren meloncat dari kuda dan berlarian ke sudut-sudut bangunan hingga sampai ke sebuah lapangan kecil halaman belakang rumah seseorang.
Ia melihat ada seorang kesatria yang berlumuran darah mengalahkan beberapa prajurit dari pasukan musuh.
"S~siapa disana..!!?".Teriak kesatria itu ketika menyadari keberadaan Ren.
"Oh aku orang dari kerajaan Silford..".Balas Ren dengan sinkat.
"Ba~bantuan..? pasukan aliansi-".
Dubrak...!!!
kesatria itu pun terjatuh karena tak sanggup lagi berdiri,akibat luka yang ia terima ketika bertarung.Melihat hal itu Ren pun menyuruh Efil untuk menggunakan sihir penyembuhan pada kesatria itu.
Namun hal itu tak terlalu membantu,kesatria itu sudah terlalu banyak menerima luka hingga sihir penyembuhan tak dapat di gunakan.Tetapi kesatria itu memberi tahu jika ada 2 orang temannya yang terluka di pos dan meminta Efil untuk menyembuhkannya.
Setelah mendengar itu Ren pun menyuruh Efil untuk pergi kesana dan menyembuhkan kesatria itu,sedangkan Ren tetap di sana menemani kesatria yang sekarat itu.
"Apa kau melindunginya sendirian?".Tanya Ren sembari duduk di samping kesatria itu.
"Selain diriku ada 2 orang yang mati dahulu dan mempercayakan mereka padaku..".Balas Kesatria itu.
"Begitu yah...".Ucap Ren melihat ke arah langit.
"Hei orang Silford, hidup ku tak akan lama lagi...aku mohon padamu untuk...".
Sebelum kesatria itu menyelesaikan kalimatnya."Aku tahu...akan ku pasti kan mereka yang tinggal di pondok aman di dalam istana".Potong Ren.
"Tidak...bersama tuan putri dan yang mulia..menyelamatkan negeri ini...".Ucap Kesatria itu dengan nafas berat.
"Kau benar-benar setia yah...".Puji Ren.
"Aku tak keberatan dengan 2 permintaan mu yang pertama tapi untuk yang terakhir aku harus menolaknya,dengan situasi sekarang kita sudah tak bisa melakukan apa-apa.Lagi pula aku tak punya kewajiban untuk melakukannya".Sambung Ren.
"Haha...kau benar...aku dan kau tak punya kewajiban untuk melakukannya..".Balas kesatria itu dengan pelan.
"Kau tau aku sudah sekarat...mau sekecil apapun itu,jika negeri ini sedikit membaik.Aku bisa pamer ke rekan ku yang mati duluan jika hidup ku terasa berharga..dan aku..mati sambil tersenyum..".Ucap kesatria itu dengan senyum cerah di wajahnya.
Mendengar hal itu membuat Ren terdiam sejenak,kemudian Efil datang membawa kabar jika pihak istana akan segera datang untuk membantu evakuasi orang-orang yang ada di pos.
Ren pun berdiri dan berjalan sedikit di depan kesatria itu."Hei...boleh kan aku bertanya satu hal..?".Ucap Ren tanpa menoleh kebelakang.
"Bagaimana kau bisa mati sambil tersenyum..? aku juga...suatu saat...ingin mati sambil tersenyum...".
Mendengar hal itu membuat Efil dan kesatria itu kaget.Kesatria itu pun berdiri dan berjalan mendekati Ren secara perlahan.
"Oy..jangan banyak bergerak..!".Teriak Ren ketika melihat kesatria itu berdiri.
Kesatria itu tak mendengar kan kata-kata Ren dan berjalan mendekat sambil memberikan padang miliknya pada Ren."Hiduplah demi orang lain...tak hanya untuk diri sendiri,lakukan juga yang terbaik untuk orang lain...jika kau melakukan itu,menurutku kau bisa menjalani hidup dengan baik dan mati sambil tersenyum".Ucap kesatria itu pada Ren.
"Jadi kau ingin aku menerima permintaan terakhirmu..?".Ucap Ren.
"Haha..ketahuan yah..".Balas Kesatria itu sambil tersenyum.
"Kau benar...tetapi kurasa jawabanmu tak salah...orang yang kutahu mati dengan tersenyum,mereka mati demi orang lain.Aku tak pernah lupa dengan ekspresi puas dari wajah mereka,tetapi aku tak bisa menerimanya...Aku tak punya seseorang untuk dilindungi..".Ucap Ren.
Setelah Ren selesai mengucapkan hal itu Efil pun menarik sedikit ujung baju di lengan Ren,dengan tatapan yang sedih.
"Benar begitu..? bagi mu tidak ada,namun kenyataannya ada bukan? seseorang yang ingin kau lindungi.".Balas Kesatria itu.
Pada saat itu Ren pun terdiam sejenak.
Aku tak butuh tahta...atau pun kekuasaan..tidak apa menjadi pangeran yang buruk...walaupun begitu aku...
Pada saat itu tiba-tiba ada seorang pasuka musuh yang mencoba menyerang Ren secara diam-diam.
"Aku berubah pikiran".Ucap Ren dengan pelan.
Dalam sekejap prajurit musuh itu terhempas jauh tanpa terlihat ada yang menyerang.Efil pun menjadi sedikit panik."Yang mulia...jangan terlalu jauh dari saya..!!".Teriak Efil.
Mengabaikan ucapan Efil, Ren pun berjalan pelan mendekati kesatria itu."Aku akan menerima permintaan terakhirmu,Silford akan berjuang keras demi kerajaan Asylum..!".
"Sebutkan nama mu kesatria yang terhormat..!! atas nama Ren Fon Silford aku akan mengabulkan permintaan terakhirmu..!!".Ucap Ren berdiri tegak dengan memegang pedang yang di berikan oleh kesatria itu.
"Haha..ternyata kau...yang mulia Ren...a~aku...aku benar-benar lega..".Ucap kesatria itu dengan memberikan hormat,namun ia sudah di ambang batas dan terjatuh.
Ren pun menangkap kesatria itu."Rozen...Rozen Cabelt...itu adalah nama ku...pangeran Ren...aku titipkan negeri ini padamu...".Ucap Kesatria itu dengan nafas terakhirnya dan mati sambil tersenyum.
Kau meninggal dengan senyum yang indah...
"Efil apa kau bisa mempercepat pemindahan orang-orang di pos,ketika selesai aku akan berbicara dengan Tuan Zen..".Ucap Ren menurunkan kesatria itu secara perlahan.
Efil pun mencoba menghentikan Ren,yang ingin bertarung demi negeri ini.Namun hal itu tak dapat membuat Ren goyah.
"Bukan kah anda sendiri yang mengatakannya...saya tidak berniat bertarung,kita hanya mengantarkan bala bantuan dan pengungsian,walau pun anda akan di panggil pangeran yang buruk...aku tak akan mengangkat pedangku...jika anda mengangkat pedang tak ada jalan selain kematian...!!!! bukannya itu yang anda katakan..!".Teriak Efil.
"Kau benar...kita bisa hidup tanpa mengayunkan pedang,hidup dengan damai dan mati dengan tersenyum.Itu lah hal yang ku pikirkan dulu,namun Rozen bilang kalau itu adalah cara yang salah...aku pun menyadari soal itu,dan aku juga akan menepati janjiku pada Rozen".Balas Ren dengan begitu tenang.
"Walau pun anda hanya akan menambah korban jiwa dalam peperangan..?".Balas Efil.
"Yah...aku pikir begitu...keluarkan pedang mu Efil..! aku akan menunjukannya padamu,orang yang selalu memgawasiku..".Ujar Ren menarik pedang yang di berikan Rozen keluar.
"Apa yang anda katakan...".Belum selesai dengan kalimatnya Efil pun menarik pedangnya dan menangkis serangan dari Ren yang begitu cepat tepat berada di depannya.
"Jika kau ingin menghentikan ku,lawan aku dengan serius..!! kali ini aku akan mengayunkan senjata ku demi orang lain...itu bukanlah suatu hal yang buruk menurutku..".Ucap Ren sambil mengarahkan pedangnya pada Efil.
......................
...****************...
......................
To be continue......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!