NovelToon NovelToon

Belenggu Mr. Alvan!

Episode 1

"KAU IBLIS! KAU BENAR-BENAR MANUSIA BIADAB!!.." Pekik Ghea dengan tangan gemetar atas apa yang disaksikannya saat ini.

Dua lengan kekar menahan tubuh wanita itu agar tak berontak.

"PAPA!!!!...." Teriak histeris Ghea saat melihat sang papa diikat dengan tubuh luka-luka lalu dibawa beberapa orang berbaju hitam. "LEPAS!!!...."

Ghea menggertakan rahangnya, sorot mata wanita itu penuh dengan amarah saat pria tinggi dengan tubuh atletis mendekatinya. Pria yang sangat ia kenal, bahkan mungkin Ghea melihat sisi mengerikan dari pria ini baru sekarang.

Alvan menatap lekat wajah cantik dengan tatapan amarah itu, tatapannya dingin... Lelaki lembut dengan penuh perhatian yang selama ini Ghea kenal entah kemana, ya itulah sosok Alvan Ravindra sekarang.

"Bagaimana perasaanmu? sakit?..."

"Kau ini mau apa hah? jika mau kekuasaan, tahta, uang silahkan ambil!!! kenapa harus dengan menyakiti papa juga, iblis kau benar-benar iblis Alvan!..." Pekik Ghea ia terus berontak..

"Shuuuuutt!!!..."

Alvan menempelkan telunjuknya pada bibir Ghea. "Suatu saat kau akan mengerti, jangan terlalu menyayangi papamu dia tidak lain manusia dengan kepala tanpa otak....

PLAK!!...

Sebuah tamparan keras berhasil mendarat di pipi mulus Alvan.

"Tuan!!.." Para lelaki berbaju hitam hendak meringkus Ghea.

"Berhenti!..." Perintah Alvan.

Alvan kembali menatap Ghea keduanya saling tatap dengan sorot amarah masing-masing. Alvan tersenyum semakin menyulut emosi pada diri Ghea.

"Ini tak sebanding dengan penderitaan ku, bahkan sampai detik ini aku masih tersiksa akan dampaknya Gheanya Alisiya..." Bisik Alvan.

"Kau mengambil alih perusahaan papa! bisnisnya! kekayaan! bahkan papa sekaligus hampir mati karena ulahmu sendiri. Apa itu tidak sakit bagi diriku yang hanya memiliki papa di dunia ini, Alvan!!!..."

Tidak ada jawaban dari Alvan, di dalam rumah yang terdapat bekas tembakan ia menyuruh anak buahnya untuk memperlihatkan sesuatu. "Lihat dengan mata kepalamu sendiri!..." Lirih Alvan kepada Ghea.

Orang-orang berbaju hitam melakukan tugasnya, tidak lama ada tayangan yang ditujukan pada dinding, memperlihatkan sebuah video tampak lawas sekitar 6 tahun yang lalu.

Tubuh Ghea panas dingin, jantungnya berdebar kencang saat menyaksikan video yang berlangsung. Jeritan dari video itu sangat memilukan.

"Pap.... Papa....."

Ghea melihat hal mengerikan yang tak pernah ia duga, Alvan muda yang diikat dengan tangisan, menyaksikan seorang tubuh yang bersimbah darah di depannya.

"Dia kakakku Andre..." Timpal Alvan.

Ghea melotot bahkan menutup mulutnya saat melihat sang papa membelah perut Andre mencari sesuatu, Ghea menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Papa yang kau sayangi itu mencari USB bukti kejahatannya yang ditelan kakakku, mengobrak-abrik perutnya dengan pisau, memotong jarinya untuk sidik jari jejak kejahatan yang disimpan di tempat lain. Dan melakukannya di hadapanku.." Jelas Alvan dengan suara berat.

"Matikan!..." Suruh Alvan.

Seketika video itu menghilang.

Ghea lemas ia ambruk di lantai, papanya yang begitu penyayang lemah lembut melakukan tindakan kriminal yang begitu sadis. Bibir wanita itu tak berucap, tatapannya kosong menatap lantai.

Entah bagaimana perasaan Alvan muda saat itu.

Hening beberapa saat....

"Tetap saja aku akan membunuhmu, setelah kejadian ini entah bagaimana caraku untuk hidup kau telah menghancurkannya tanpa sisa..." Lirih Ghea matanya berlinang namun tanpa isak.

Alvan terdiam.

"I hate you Alvan!...."

Alvan meraih wajah cantik Ghea, entah dorongan dari mana lelaki tampan itu memiringkan wajahnya, menyatukan bibirnya dengan bibir ranum Ghea, me*umat dengan agresif atas dan bawah bergantian.

Para bodyguard seketika balik badan melihat aksi tuannya.

Ghea melotot tak terima, ciuman pertamanya di ambil begitu saja tanpa rasa hanya ada amarah, juga kondisi seperti ini. Wanita itu mendorong dada bidang Alvan hingga ciuman terlepas, Ghea menyentuh bibirnya yang basah. "Aku benar-benar akan membunuhmu!!!...."

Lelaki tampan itu berdiri, Alvan tertawa terbahak-bahak. "Kau tidak bisa membunuhku sampai kapanpun, dan aku tidak akan pernah menceraikan mu Gheanya....."

Episode 2

Kisah ini dimulai.....

Nox Company

Radit melotot uratnya mengambang setelah mendengar perkataan putra keduanya itu. "Alvan... K-kau menyukai sesama jenis!!???...."

"Ya pah dan itu alasan aku menolak dinikahkan dengan Fara.." Ujar Alvan sambil melirik ke arah Fara, wanita itu diam mematung terkejut dengan pengakuan Alvan.

Radit mondar-mandir dirinya belum pernah murka seperti saat ini. "Kenapa! kau sekarang tinggal putra papa satu-satunya penerus perusahaan Alvan, kenapa harus belok! bagaimana dengan orang-orang nanti. Apa yang membuatmu begitu hah!?..."

Hati Fara sakit sangat sakit sekali, ia bersaing bukan dengan perempuan lagi melainkan pria yang dicintai tunangannya itu. Mata Fara berkaca-kaca, ia tidak tahu harus bagaimana.

"Fara pulanglah dulu, masalah ini biar om yang urus..." Ucap Radit dengan nada kecewa.

"Aku kecewa Alvan!..." Pekik Fara disela isak tangisnya, setelah itu ia lari berlalu dari ruangan khusus perusahaan besar Nox Company.

Radit menatap tajam wajah putranya. "Siapa pria yang kau cintai itu! Alvan kau tidak menunjukkan tanda-tanda jika kau belok, kenapa harus pria! kau ingin membunuh papa apa gimana hah??..."

Alvan terdiam. "Maaf pah aku melakukan ini karena tidak mau menikahinya, aku tidak mencintai Fara bukan berarti aku belok. Putramu benar-benar pria normal yang sangat normal.." Batin Alvan.

Radit menyentuh pundak lebar putranya dengan erat. "Siapa pria yang kau cintai itu Alvan katakan! Riza? Bayu? atau Rey hah!!..."

"Pah... Ini hakku dan sangat privasi, untuk saat ini aku hanya bisa jujur dengan diriku yang sebenarnya.."

Radit semakin murka dengan putra satu-satunya itu.

PLAK!!

"Aghh!..." Ringis Alvan menyentuh pipinya yang panas akan tamparan keras sang ayah.

"Papa kecewa sama kamu sangat kecewa!!...." Bentaknya, dengan amarah yang menggebu Radit memilih meninggalkan ruangan Alvan.

Alvan menjatuhkan tubuhnya di kursi, ia menghela nafas panjang. "Hanya ini alasan yang dapat membatalkan pernikahan itu, maaf pah..."

Satu malam Alvan menginap di perusahaannya, untuk resiko ke depan ia sudah siap menghadapi.

Haikal lelaki tampan dan sudah berkeluarga, sekretaris Alvan yang terkenal dengan kepintarannya menghampiri Alvan yang sedang mengotak-ngatik laptop.

"Tuan Alvan, papamu menyuruhmu untuk pulang ke rumah utama sekarang juga, dan pekerjaan ini biar saya yang selesaikan..."

"Ck!...."

Hanya itu yang keluar dari mulut Alvan, seolah menandakan malas berdebat dan adu mulut dengan kedua orang tuanya.

...*...

...*...

"Mulai dari hari ini papa resmi mencabut jabatanmu sebagai pemimpin perusahaan besar Nox Company!.." Tegas Radit.

Alvan membulatkan matanya. "Pah!..."

"Papa memang mengakui bahwa kepemimpinan mu banyak membawa keberuntungan memperbesar kekuasaan, tapi karena kau telah mengecewakan papa itulah akibatnya!..."

"Apa hanya karena aku Gay?..."

"Alvan!!..." Bentak sang mama Diana, mata wanita itu tampak bengkak ditambah sekarang matanya kembali berkaca-kaca. Sesak sekali mendengar kata GAY..

Alvan merasa bersalah ini mungkin memang berlebihan hanya untuk sekedar menghindari pernikahan. "Maaf ma..."

Radit menatap tajam putranya. "Sebagai hukuman papa akan mengirim mu untuk tinggal di kampung A selama 7 bulan, tanpa kekuasaan tanpa uang. Ubahlah dirimu untuk menjadi normal kembali!..."

Alvan melotot, bagaimana bisa ia yang selama ini bergelimang harta tinggal di perkampungan untuk menjalani hukuman! apa dia jujur saja jika dirinya normal.

Tidak! sudah sejauh ini..

"Oke baik kirimkan saja aku ke sana jika itu mau papa..."

Diana tak kuasa menahan air mata, Radit terdiam keputusan yang benar-benar berat namun tak sebanding dengan pengakuan putranya yang belok. Benar-benar mengecewakan.

Sebelum pergi Diana memeluk putranya. "Bagaimana pun kamu mama tetap sayang, namun jangan mengecewakan mama Alvan ubahlah dirimu ke arah yang lebih baik lagi!.."

Alvan tersenyum. "Ma, aku tak tahan melihat kau menangis karena ulahku. Jangan beritahu papa hanya kita berdua saja, aku normal dan sama sekali tidak Gay. Untuk membatalkan pernikahan yang diinginkan papa aku terpaksa seperti ini..."

Diana terkejut namun juga begitu sangat lega. "Kau harus tinggal di kampung A selama 7 bulan Alvan, apa tidak keberatan?.."

Alvan terdiam tak langsung menjawab, pikirannya menerawang mengingat tujuan utamanya saat ini. "Sesekali aku akan pulang, hukuman ini akan ku gunakan dengan baik..."

Walau tidak mengerti makna ucapan sang putra, Diana hanya mengangguk sambil memeluk Alvan menyaksikan kepergian anak satu-satunya itu setelah Andre.

"Kak Andre akan ku mulai semuanya sekarang!..." Batin Alvan menancap gas mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Episode 3

Suasana yang asing begitu juga dengan lingkungan yang baru. Alvan menginjakkan kakinya di perkampungan A..

Ia membawa kopernya dibantu paman Rama asisten pribadi papa Radit yang sudah dianggap seperti keluarga. Sebuah kontrakan yang sederhana jauh dari kata megah namun di sana tempatnya sangat sejuk.

Alvan mengernyitkan dahinya membayangkan dia akan tinggal di kontrakan ini selama 7 bulan.

"Denahnya sudah ada kan paman? aku tidak mau mencari kebutuhan di kampung tersesat.."

"Tenang sudah paman urus..."

Alvan meraih kunci kontrakan, ia membuka pintu tempat yang akan ditinggalinya..

Isinya tidak buruk, papa Radit sangat pintar memilihkan kontrakan untuk Alvan, fasilitasnya cukup komplit. Namun yang membuat mata Alvan sakit adalah di sekitar dinding ruang tamu bahkan kamarnya dipenuhi gambar wanita hampir tak berbusana.

"Apa-apaan ini paman!??..."

Rama menggaruk kepala tak gatal. "Paman harus melakukannya sesuai apa yang papamu katakan, gambar 21+ ini juga mungkin akan membantumu normal kembali tuan...."

"Normal!...." Potong Alvan dengan raut wajah tak habis pikir.

"Ya, bukankah tuan.......

"Oke oke terserah, aku ikuti saja!..." Timpal Alvan yang hampir keceplosan, ia tidak mau gerak geriknya dicurigai Rama.

"Untuk saat ini semua kebutuhan tuan cukup, namun untuk ke depan untuk membayar kontrakan juga makanan tuan harus mencari uang sendiri. Dan yang di samping kontrakan itu adalah toko yang harus tuan kelola selama di sini untuk mendapatkan penghasilan.." Jelas Rama.

Rama merasa kasihan dengan hukuman yang dialami Alvan, CEO muda berkuasa yang hidupnya dipenuhi kemewahan harus terpental ke kontrakan layaknya anak rantau. "Sayang sekali dia harus Gay.." Batin Rama menyayangkan.

"Oke sekarang paman pamit kembali ke rumah.." Rama mengambil kunci mobilnya hendak pergi.

"Kunci mobil mau dibawa kemana? aku kesana-kemari menggunakan apa!..." Potong Alvan.

Rama menunjuk sebuah motor Vixion. "Itu yang akan anda gunakan tuan.."

"Ck! paman kau tidak harus se-patuh itu sama papa, mobil itu tinggalkan di sini bagaimana jika aku kehujanan saat beraktivitas!..."

"Maaf tuan...."

Setelah beberapa saat debat, Alvan mengalah jika melawan mungkin Radit akan menambahkan hukumannya.

Dengan raut wajah datar ia menyaksikan Rama pergi untuk kembali ke rumah utama.

Beberapa black card dan ATM disita Radit, tentu membuat Alvan cukup tersiksa. Namun tanpa sepengetahuan papanya ia menyimpan satu black card untuk jaga-jaga.

Hidup di perkampungan tanpa pembantu tanpa orang dikenal, Alvan harus terbiasa mulai sekarang.

Lelaki itu menatap beberapa saat foto 21+ yang terpasang. "Ini merepotkan perasaanku!..."

Alvan duduk di kursi ia membuka laptopnya mengotak-ngatik sesuatu, walaupun kini perusahaan diambil alih kembali oleh sang ayah ia tetap turun tangan tanpa sepengetahuan.

Setelah selesai membuka beberapa email, Alvan membuka satu file ia menatap lekat wajah yang tertera di sana. "Tidak akan lama lagi...."

Alvan berencana membuka tokonya besok saja, pekerjaan baru yang menurutnya menggelikan karena sebelumnya belum pernah.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20:00 malam..

Entah kenapa malam ini sangat gerah sekali bagi Alvan, ia membuka jendela kamarnya membiarkan angin segar masuk.

Alvan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri...

Tidak lama, sebuah tangan muncul dari celah jendela. Seseorang masuk ke dalam kamar Alvan dengan nafas terengah-engah. Padahal jendela itu sangat tinggi, tanpa pikir panjang orang itu langsung menutup jendela dan menguncinya.

Alvan yang sedang mengenakan handuk sepaha di kamar mandi terdiam mendengar suara jendela ditutup, ia menggigit sarung pisau belati untuk menarik isinya.

Crek!!...

Orang itu tak bergerak saat Alvan menempelkan pisau pada lehernya.

"Seorang wanita? malam-malam di kamar lelaki yang tak dikenal!..." Bisik Alvan kepada orang itu.

Wanita itu mengangkat tangannya. "Aku bukan orang jahat ataupun begal, aku hanya terdampar di sini untuk meloloskan diri..."

Alvan tak langsung menjawab namun tidak lama ia menjauhkan pisau dari leher jenjang wanita itu. Barulah wanita itu bisa bernafas lega.

Cukup terkejut bagi si wanita saat melihat Alvan yang hanya mengenakan handuk sepaha memperlihatkan bentuk tubuh kekarnya yang atletis, beberapa gambar 21+ yang terpampang juga membuat wanita itu terdiam.

"Apa mungkin aku meloloskan diri ke tempat yang salah!." Batinnya.

"Jika kau bukan orang jahat diamlah! akan ku periksa tubuhmu..."

"WHAT!!!...."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!