"Papa tidak mau tahu kamu harus menikah dengan Lily, dia gadis pintar dan juga baik. Apa yang kurang darinya?!" Bentak tuan Rud pada anak sulungnya.
"Untuk apa menikah pa? Kenapa tidak papa suruh saja Eric menikah duluan!"
"Lizard adik mu masih keluyuran tidak jelas dan tidak memiliki pekerjaan pasti. Bagaimana dia akan menafkahi anak orang?!"
"Baiklah kalau begitu papa atur saja pernikahan itu. Tapi jangan salahkan saya jika gadis itu kabur suatu hari nanti"
Lizard melangkah pergi dengan kesal. Ia memasuki mobil Bugatti miliknya dan melaju kencang membelah jalanan ibu kota.
Tuan Rud duduk termenung dan menghela napas beberapa kali. Ia tidak membayangkan jika anak-anaknya akan jadi seperti ini.
Tuan Rud adalah seorang dokter senior yang memiliki sebuah rumah sakit ternama VC Hospital. Rumah sakit bergaya Belanda terletak di pusat ibu kota.
Di awal rumah sakit itu ia buka untuk penderita paru tapi lama kelamaan berkembang dengan alat canggih yang memenuhi standar rumah sakit besar jadilah rumah sakit itu di buka untuk umum.
Dokter Rud selalu berharap anaknya akan ada yang menjadi seorang dokter dan meneruskan dirinya mengelola rumah sakit. Tapi nyatanya berantakan semua, tidak ada yang menjadi dokter.
Si sulung Lizard berhenti dari kuliah kedokteran dan berbisnis. Usahanya terbilang sangat sukses tapi tuan Rud cemas karena ia mendengar selentingan kabar jika Lizard adalah gembong mafia.
Karena itulah ia ingin menikahkan Lizard agar anaknya itu segera bertaubat.
Sementara yang nomor dua yaitu Frederic yang biasa di panggil Eric juga sama saja tidak mau kuliah kedokteran. Ia malah lontang lantung tidak jelas suka hura-hura dan berpesta.
Si bungsu Meri memiliki kelainan fisik sehingga ia tidak mumpuni untuk menjadi dokter.
"Pa..." Suara Meri terdengar. Gadis itu duduk di atas kursi rodanya.
"Meri papa lelah menghadapi kakak-kakak mu"
"Sabar pa, Meri yakin kak Lizard adalah orang baik dan ia juga sayang dengan papa. Pasti dia akan menikah sesuai keinginan papa"
"Benarkah?"
"Iya pa, kalau boleh tahu siapa calon kak Lizard?"
"Dia bernama Lily, seorang dokter di rumah sakit kita. Dia baik dan berasal dari keluarga yang baik pula"
"Apa dia cantik pa?"
"Ya dia cantik pas untuk Lizard yang juga tampan"
***
"Seret dia bawa masuk ke ruang bawah tanah!" Suara Lizard yang dingin dan tegas menyuruh anak buahnya membawa seorang pria memasuki ruang penyiksaan.
"Berapa banyak kau mengkhianati ku?!". bentak Lizard sembari memainkan senpi di tangannya.
"Ti...tidak..jangan habisi aku tuan Lizard" pria itu memohon.
Mata tajam Lizard memandang dengan dingin seolah tidak lagi mengenal ampun.
"Bereskan dia!" Lizard meminta anak buahnya membereskan pria malang itu. Sementara dirinya pergi dari tempat itu untuk melihat seorang gadis.
Ia berencana akan mengancam gadis itu agar tidak lagi bermain-main dengan kehidupannya.
Lizard menghentikan mobilnya di tempat parkir VC Hospital. Ia melangkah lebar menyusuri lorong rumah sakit. Wajahnya tidak ramah ketika beberapa petugas yang mengenal nya menyapa.
"Yang mana Lily? Maksudku dokter Lily?" Lizard memandang satu persatu para dokter yang sedang berkumpul di ruang meeting khusus.
Bola mata birunya menjelajah setiap wajah perempuan di ruangan itu untuk menemukan gadis bernama Lily.
"Saya dokter Lily" seorang gadis menjawab dengan suara lembut.
Gadis itu tidak terlalu tinggi malah tergolong mungil. Wajahnya biasa saja menurut Lizard.
"Oh jadi kau yang bernama Lily, ikut dengan ku aku mau bicara" Lizard melangkah keluar ruangan dengan tergesa karena kesal.
"Jadi ini pilihan ayahku?" Lizard terlihat menyepelekan Lily.
"Gadis biasa saja apa kelebihan mu? kenapa kau berani untuk menikah dengan ku?"
Lily terdiam ia mengingat pembicaraan nya dengan dokter senior yaitu dokter Rud. Beberapa hari yang lalu dokter Rud memintanya untuk menjadi menantu utama di keluarga Van Camont.
"Jadi kau Lizard?" Lily terlihat tidak memiliki rasa takut. Ia memandang ke arah wajah tampan Lizard yang di tumbuhi jambang tebal. Pria tinggi tegap itu tersenyum memiringkan sudut bibirnya.
"Kau pikir siapa dirimu akan menikah dengan ku?"
"Oh jika kau keberatan menikah dengan ku maka tolak saja permintaan ayah mu" Lily hampir melangkah pergi. Tapi tangan Lizard mencekal lengannya.
Genggaman Lizard serasa ingin mematahkan tangan Lily.
"Dengar jangan main-main dengan ku dokter atau kau akan ada dalam bahaya!"
Lizard menunduk mengintimidasi Lily. Hidung mancungnya hampir menyentuh wajah Lily yang diam-diam menahan rasa takut.
"Kenapa harus mengancam ku? Bukankah pernikahan ini ayah mu yang mau. Kau bisa menolaknya jika memang tidak bersedia!" Kali ini Lily tidak menghiraukan Lizard ia berjalan kembali ke ruangan kerjanya.
Lizard tak bisa lagi membantah sang ayah. Ia setuju menikah dengan gadis pilihan ayahnya itu asalkan pekerjaannya tidak di usik. Selama ini tuan Rud mencoba untuk ikut campur dalam bisnis Lizard dan itu membuat nya kesal.
Setelah di capai kesepakatan bersama, Lizard Van Camont bersedia menikahi Lily.
Hari pernikahan semakin dekat. Berbeda dengan Lizard yang tidak peduli dengan pernikahannya Lily justru merasa senang. Entah kenapa meski ia melihat calon suaminya tidak menyukai dirinya tapi ia tulus membantu tuan Rud.
Tuan Rud sudah banyak membantu karir Lily dan juga usaha keluarga Lily. Ini saatnya ia membalas jasa tuan Rud.
Meski Lily harus mengorbankan hatinya juga. Ia tidak mencintai Lizard tapi ia akan menikah dengan pria itu.
Lily telah siap dengan gaun pengantin berwarna putih tulang. Gaun itu indah sekali dan membuat Lily semakin tampak berkilau. Riasan wajah yang natural serta anting berlian kecil yang menghias di telinganya sangat pas.
Di tangannya Lily menggenggam buket bunga mewah yang senada dengan namanya yaitu bunga Lily.
Ia duduk menunggu Lizard datang. Jika Lizard tidak datang dan membatalkan pernikahan juga tidak masalah bagi Lily.
Toh mereka tidak menikah karena cinta jadi wajar saja jika Lily juga menganggap sepele pernikahannya dengaan Lizard.
Tidak berapa lama Lizard muncul dengan jas pengantinnya. Ia nampak gagah dan tampan. Jambang tebal di wajahnya nampak rapi dan terawat.
Tidak ada senyum di wajah Lizard, sorot matanya menampakan kebencian pada Lily.
Lily tidak peduli dan tidak ambil pusing dengan tingkah Lizard padanya.
Acara pernikahan yang sakral telah di lakukan. Kini Lily dan Lizard telah menjadi sepasang suami dan istri.
Tiba lah saatnya untuk berciuman antara mempelai pria dengan wanita. Lily gemetar tertunduk. Jika harus berciuman Lily tidak siap.
Lizard hampir tertawa melihat wajah Lily yang ketakutan. Ia sengaja memanfaatkan momen itu untuk membalas Lily.
Lizard menarik pelan dagu Lily lalu menunduk dan mengecup bibir Lily. Lama kelamaan Lizard malah ******* bibir Lily di depan para tamu undangan yang riuh bertepuk tangan.
Hampir saja Lily refleks mendorong tubuh Lizard saat pria itu menciumnya dengan brutal.
Acara pernikahan selesai di mulailah babak baru. Lily tinggal di rumah Lizard. Semua barang-barangnya telah di pindahkan ke rumah Lizard yang besar dan mewah.
"Ini kamar mu dan disana kamarku jadi jangan mencoba merayuku!" Kata Lizard ketus.
Lihatlah dia memangnya siapa tadi yang semangat berciuman? Jangan harap aku akan merayu mu! -Lily-
Tuk..tuk
Pintu kamar Lily di ketuk dari luar.
"Kau?"
Seorang pria muda berdiri di hadapan Lily dengan masih mengenakan jas pendamping pengantin pria. Ia adalah asisten pribadi Lizard.
"Perkenalkan nona saya Timoti anda bisa memanggil saya Tim"
"Baiklah Tim ada apa?"
"Tuan Lizard memanggil anda ke ruang kerjanya"
"Baiklah aku akan datang setelah berganti baju"
Timoti pergi meninggalkan kamar Lily dan berjalan menuju ruang kerja Lizard.
"Dimana gadis itu?!"
"Sedang berganti baju tuan"
"Tim bacakan semua peraturan untuk nya"
"Baik tuan"
Tidak berapa lama Lily tiba di ruangan kerja Lizard.
"Duduk dan dengarkan baik-baik apa yang di ucapkan oleh Tim"
"Nona apa anda siap?"
"Kemarikan aku akan baca sendiri" Lily memicingkan alisnya dan meraih bolpoin.
"Oke aku setuju dengan semua yang tertulis disini" Lily langsung membubuhkan tanda tangan dan berdiri dari duduknya.
"Sudah tidak ada lagi kesepakatan lainnya?" Tanya Lily terkesan menantang Lizard.
"Beraninya kau! Kau menantang Lizard Van Camont?! Dasar gadis kampung! Kau jadi dokter juga karena bantuan papa ku bukan?!"
"Benar sekali tuan Lizard dan aku bersedia menikah dengan mu juga karena ingin membalas Budi terhadap tuan Rud yang baik hati"
Lily berbalik dan berjalan pergi meninggalkan Lizard yang geregetan dengan tingkah istrinya.
Lily memandang nama yang tertera di meja kerjanya.
"Suster siapa yang mengganti nama di meja saya?"
"Oh dokter Rud yang meminta nya dok"
Lily terdiam dan malas ambil pusing. Ia menjalankan prakteknya siang itu. Pasiennya sudah mengantri menunggu untuk di obati.
***
Sementara di kediaman Lizard...
"Bos ini dia orang yang berani membocorkan dokumen penting kita" Tim menyeret seorang pria memasuki ruang bawah tanah.
"Hmmm sungguh bernyali! Menarik sekali ! Aku ingin tahu siapa yang menyuruh mu?"
Pria itu gemetaran dan berkeringat. Wajahnya memucat karena pelipisnya di tempel pucuk senpi.
"Tapi tenang aku tidak akan menghabisi mu, aku sudah tahu siapa yang menyuruh mu tanpa kau harus mengaku!"
"Tim lakukan tugas mu, lalu kirim dia ke rumah sakit tempat istriku bekerja. Pastika dokter Lily sendiri yang memeriksa kondisi kacung ini"
"Baik tuan Lizard"
Lizard tersenyum dan mengenakan kacamata hitamnya. Ia berjalan menuju mobilnya untuk pergi ke VC Hospital.
Akan sangat menyenangkan jika aku melihat reaksi gadis bodoh itu! salah besar jika dia menantang Lizard Van Camont!
Siang itu dokter Lily mendapat seorang pasien dengan luka parah di tubuhnya.
"Dokter bagaimana?"
"Kenapa dia bisa terluka seperti ini?! Apa yang terjadi padanya? siapa yang membawanya kemari?"
"Aku yang membawanya kemari dokter" Tim muncul di hadapan Lily.
"Tim? kau membawa pria ini? kenapa dia bisa terluka separah ini?"
"Itulah akibatnya jika berani berkhianat dengan tuan Lizard" kata Tim dingin dan tenang.
Lily bergidik ngeri memandang Tim lalu menyaksikan pria yang kesakitan di atas ranjang rumah sakit.
"Apa yang telah kalian lakukan?! Dia bisa mati Tim! suster cepat siapkan pasien, kita akan adakan operasi"
"Baik dokter"
Lizard sekejam ini kau padanya, aku tidak mengerti.
"Tim, aku akan melaporkan kalian pada polisi!"
"Silahkan dokter"
"Lihat saja aku tidak main-main!"
"Baik dokter"
Lily menghela napas ia mengomel pada Tim sembari berjalan ke ruang prakteknya untuk berganti baju. Ia harus segera menangani pria sekarat yang di bawa oleh Tim.
Ponsel Tim berbunyi itu adalah telepon dari Lizard.
"Apa Lily sudah memeriksa korban kita?"
"Sudah tuan sekarang dokter Lily sedang berada di ruang operasi"
"Apa yang dia katakan?"
"Sepertinya dokter Lily marah pada anda, sedari tadi ia mengomel akan melaporkan anda ke polisi"
"Hahaha! Bagus Tim, dasar gadis bodoh dia pikir dia siapa akan melaporkan ku ke polisi!"
"Lalu bagaimana tuan?"
"Tunggu Lily pulang dan antarkan dia padaku, aku akan mengatakan dimana lokasi ku nanti"
"Baik tuan Lizard"
***
"Aku mau di bawa kemana?!" tanya Lily kesal saat Tim memaksanya turun dari mobil.
"Tuan menunggu anda di dalam"
"Tempat apa ini?"
"Seperti yang anda lihat dokter, ini restoran"
"Apa yang kalian rencanakan?"
"Tidak ada dokter"
Lily mengikuti langkah Tim memasuki restoran bergaya barat yang mewah.
Di sebuah meja khusus VVIP Lizard terlihat duduk tenang masih dengan stelan jasnya.
"Oh kemari sayang....." Lizard melirik tajam ke arah Lily.
Rasanya ketakutan muncul di benak Lily ketika melihat restoran itu kosong dan hanya mereka bertiga disana.
"Kau mau apa?!"
"Sttttt..... tenang sayang jangan berteriak begitu kau menakutiku" Lizard menahan tawanya.
Tim menarik kursi dan mempersilahkan Lily duduk.
"Siapkan menunya, istriku yang cantik sudah tiba dan akan makan malam bersama ku. Bukan begitu sayang?"
Lily jengah dengan pria dihadapannya.
Tim memanggil kepala chef di restoran itu yang merupakan teman dari Lizard.
"Daniel perkenalkan dia istriku dokter Lily"
Pria bernama Daniel itu tersenyum ramah. Ia meletakan menu yang sepertinya istimewa di hadapan Lily.
"Terimakasih Daniel aku yakin istriku senang dengan masakan mu ini"
"Ayo sayang kau pasti lapar setelah mengobati pasien mu yang aku kirim tadi"
Lili menatap tajam ke arah Lizard rasanya ia ingin menggigit Lizard hingga pingsan.
Tanpa Lily sadari ia malah tertawa setelah berkhayal menggigit Lizard dan Lizard hampir mati.
"Kenapa kau tertawa?! Apa kau sudah gila?!"
"Apa kau takut dengan orang gila?" Lily membalik keadaan ia berhasil mengintimidasi Lizard. Itu menurutnya.
Lizard diam dan memakan steak di hadapannya.
"Hmmm enak sekali bukan?" Lizard mengawasi Lily yang makan dengan wajah ceria.
"Daging apa ini? sepertinya aku belum pernah memakannya?"
"Itu adalah daging pilihan sayang"
"Daging pilihan?"
"Benar sayang aku memilih korban ku dan mengambil sedikit bagian dari mereka untuk di masak menjadi makanan"
Lily terdiam dan meletakkan sendok nya dengan gemetar. Wajahnya memucat dan tiba-tiba ia ingin muntah.
Lily histeris tidak karuan di hadapan Lizard. Ia tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Kau bukan manusia Lizard! Kau kejam sekali!"
"Hei Lily!" Lizard berdiri dari duduknya dan meraih pergelangan tangan Lily karena gadis itu seperti orang gila mengamuk tidak jelas dan ketakutan.
"Lily! Diam!" Lizard kehabisan akal menenangkan Lily.
"Aku hanya mengerjai mu gadis bodoh! daging itu hanya daging sapi biasa. Apa yang kau pikirkan?! sudah cukup!"
"Tim bawa dia ke mobil"
Lily berlari dan menubruk tubuh tegap Lizard. Ia menjambak rambut Lizard dan memukul dada pria itu.
"Hei apa yang kau lakukan?!"
"Aku tidak akan mengampuni mu Lizard jika kau menipuku seperti tadi!"
Lizard tersenyum dan merapikan rambutnya. Wajah tampannya terlihat puas setelah membuat Lily ketakutan dan hampir jantungan.
"Baiklah aku takut sekali dengan ancaman mu dokter! Sekarang ayo pulang masih ada kejutan di rumah"
"Lizard sudah cukup aku mohon jangan mengerjaiku lagi" Lily menangis sembari memelas pada Lizard yang duduk di sampingnya.
Mobil membelah jalanan kota, Lizard berkonsentrasi mengemudi tanpa menghiraukan Lily yang merengek.
Di belakang mobil Lizard ada Tim yang mengikuti dengaan mobilnya.
"Lizard apa salahku?"
"Kau tanya apa salah mu? Aku pikir kau gadis pintar dokter. Tapi kau tidak tahu apa salah mu?"
"Pernikahan ini adalah keinginan ayah mu, aku tidak bisa mengelak kau pasti mengerti kenapa aku tidak bisa menolak nya bukan?"
"Lily ....aku gemas sekali pada mu!"
Lizard menghentikan mobilnya di halaman rumah. Ia menarik Lily menuju rumah. Lily mencoba bertahan tidak mau berjalan. Tapi Lizard mengangkat tubuh Lily dengan mudahnya.
Ia menggendong Lily menuju kamar nya di lantai dua.
Dengan kasar Lizard melempar tubuh Lily ke atas ranjang.
Satu per satu Lizard melepas bajunya. Sekarang nampak tubuh Lizard yang kekar tapi tidak berlebihan.
"Apa mau mu?" Tanya Lily ketakutan dan duduk di ujung ranjang.
"Bukankah kita sudah menikah?"
"Kau jangan macam-macam Lizard! Ingat perjanjian kita?! Kau bilang kau tidak berniat menyentuhku!"
"Tapi aku berubah pikiran sepertinya akan menyenangkan jika aku bermain-main dengan mu. Bagaimana menurut mu sayang?" Lizard mendekatkan wajahnya ke wajah Lily. Aroma wangi rambut Lily membuat Lizard senang.
"Jangan berani menyentuh ku!" Lily menarik rambut panjangnya dari genggam Lizard.
"Tenang sayang kenapa panik? Aku hanya mencium rambut mu yang indah"
"Kau sudah gila Lizard!" Lily bergegas berlari dan pergi dari kamar Lizard.
Pria itu hanya menggertaknya. Lily tahu Lizard tidak akan menyentuhnya Karen ia tidak mencintai Lily. Lagi pula mereka sudah ada perjanjian hitam di atas putih.
Lily menyalakan air ke bathub dan mengisinya dengan sabun cair. Ia ingin berendam setelah ketegangan yang terjadi padanya.
Semua karena Lizard, pria aneh yang sungguh misterius. Lily melepas seluruh pakaiannya dan berendam di bathtub.
Air hangat membuatnya rileks tapi itu hanya sesat karena tiba-tiba Lizard muncul di hadapannya.
Pria itu seperti hantu yang setiap saat bisa muncul dimana-mana.
"Dokter biasakan mengunci pintu jika kau sedang mandi"
Lily mengutuki kebodohannya ia lupa mengunci pintu kamar.
Bagaimana ini batin Lily , jarak Lily dengan handuk cukup jauh.
"Kenapa panik sayang? kau mau aku membantu menggosok punggung?"
"Tidak perlu! Menjauh dari ku Lizard!"
"Baik...baik sayang jangan berteriak seperti itu" Lizard tertawa senang. Ia tidak menyangka mengerjai Lily ternyata bisa sangat menyenangkan dan membuatnya terhibur.
Lizard duduk di pinggiran bathub sembari memegang handuk untuk ia berikan pada Lily. Tingkahnya sudah mirip dengan pelayan di tempat spa.
"Aku mohon pergilah!"
"Kalau aku tidak mau dan ingin ikut mandi bagaimana?"
"Pergilah! kalau tidak aku akan berteriak meminta tolong"
"Menarik sekali sayang, pada siapa kau akan meminta tolong? Rumah ini besar dan luas. Di kelilingi pagar yang menjulang tinggi bagaimana kau akan meminta bantuan?"
Lizard mendekatkan tangannya dan hampir menyentuh pipi Lily. Belum sempat ia mengerjai Lily lebih jauh pintu kamar terdengar di buka.
"Lizard? Lily....?" Suara tuan Rud terdengar mencari keduanya.
Sial! Kenapa bisa ada papa di saat seperti ini? -Lizard-
Tuan Rud yang sudah terlanjur memasuki kamar dan melihat Lizard dan Lily berada dalam satu bathub membuatnya memalingkan wajah karena tidak enak. Kamar mandi di ruangan itu di buat dengan dinding kaca jadi terlihat transparan dengan cahaya lampu berwarna keemasan.
"Maaf papa tunggu kalian di bawah" Tuan Rud melangkah pergi. Hatinya mengembang karena terbukti pernikahan Lizard dan Lily berhasil. Nyatanya mereka ketahuan sedang bermesraan berdua.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!