Dor... Dor..... Dor...
Suara tembakan terdengar nyaring, saat itu terlihat seorang paruh baya sedang memegang senjata, membidik kearah seorang pemuda tampan yang baru saja turun dari mobil sedan mewah berwarna hitam.
"Cepat selamatkan tuan muda, bawa dia pergi dari sini" Kata seorang pengawal yang mencoba melindunginya sambil membidik senjata membalas serangan dari lelaki paruh baya tersebut, seketika sekelompok orang berjas hitam dengan sigap menjadi pelindung.
"Cepat bawa tuan muda masuk kembali kedalam mobil, kami akan mengurus semuanya" Kata seorang pengawalnya sambil membuka pintu mobil.
Pria tampan itu masuk kembali kedalam mobil dan mobil pun melaju dengan kencang meninggalkan sekelompok orang yang melanjutkan perkelahiannya.
Digedung perkantoran yang menjulang tinggi bak mencakar langit, terlihat seorang pemuda tampan kulitnya putih serta tinggi badannya yg mencapai 185 cm, sangat tinggi untuk ukuran pria indonesia sedang berjalan tegak menggunakan setelan jas berwarna abu-abu di ikuti beberapa asisten dan karyawan berjalan di belakangnya. Membawa beberapa catatan mencoba mengikuti langkah pemuda tampan yang ada didepannya, pria itu berbelok kearah sebuah ruangan yang bertulis Presiden Direktur kemudian masuk kedalam ruangan kerja yang begitu luas lalu duduk di meja kerjanya.
"Pak Chan apa agenda kerja besok" Tanya pemuda tampan berwajah datar dan dingin. Pak Chan lalu membuka buku catatan dan membacakanya.
"Tuan muda besok pagi tuan ada rapat dengan dewan direksi, siangnya tuan ada meeting dengan investor dari jepang, sorenya memantau perkembangan pembangunan mall."Pak Chan membacakan agenda besok lalu menutup kembali catatannya.
Pria tampan itu menarik nafas panjang tampak diwajahnya ia sangat lelah, ia beranjak dari kursi kerjanya lalu duduk disofa yang nyaman didalam ruangan kantor itu.
"Pak Chan apa kau sudah tahu siapa yang menyerangku tadi pagi?" Tanya pria tampan itu dengan wajah penuh penasaran.
''Sudah tuan muda '' Pak Chan tertunduk
"Siapa dia?" Pemuda tampan itu duduk tegak sudah tak sabar mendengar penjelasan dari pak Chan.
Pak Chan menarik nafas panjang dan tertunduk dengan nada pelan ia mengucapkan.
"Ia adalah suruhan dari anak tiri kakek anda yang merupakan saudara tiri ayah anda, paman Yuga"
"Sial!!!... Lagi-lagi dia!!! kenapa saudara tiri ayahku itu tak henti-hentinya menyerangku"Pemuda tampan itu geram mendengarnya.
"Maafkan saya tuan muda tapi ia tidak akan berhenti sampai dia menghabisi nyawa tuan muda lalu mengambil semua harta tuan muda" Jelas pak Chan dengan suara lemah.
"Lelaki tua itu tidak akan pernah berhenti mengganguku sampai aku mati" Pria tampan itu sangat, marah ingin rasanya ia mencabik-cabik tubuh pamanya itu.
"Tenanglah tuan muda, kita bukanya tidak punya solusi dari masalah ini" Pak Chan mencoba menenangkan pemuda tampan itu.
"Apa solusinya Pak Chan? tapi tunggu jangan-jangan ini masih solusi dari almarhum kakekku dulu". Tuan muda tampan menebaknya.
"Ia tuan muda, anda benar ini adalah solusi dari almarhum kakek anda 5 tahun yang lalu jalan satu satunya tuan muda harus menikah dan memiliki pewaris" Pak Chan mengungkapkan dengan hati-hati.
"Menikah!" Pria tampan itu terdiam sejenak.
"Ia tuan muda paman anda menyerang anda karena anda sudah tidak punya siapa-siapa orang tua anda telah tiada dan anda tidak punya saudara, satu-satunya yang masih menjadi keluarga Dirgantara adalah paman anda Yuga, jadi jika terjadi sesuatu Kepada tuan muda dia yang akan mewariskan seluruh kekayaan keluarga Dirga dan perusahaan Dirgantara Mitra group." Pak Chan menjelaskan.
"Tapi itu tidak mungkin aku belum siap untuk menikah" Pria tampan itu mencoba menolak.
"Hanya itu solusinya tuan muda, lagi pula usia anda sudah menginjak 27 tahun usia yang pantas untuk tuan muda menikah" Mencoba membujuk.
"Kau benar pak Chan tapi aku tidak boleh memilih sembarangan wanitakan?"
"Ia tuan muda, karena kelak wanita yang akan menjadi istri anda akan menjadi pewaris semua harta kekayaan Dirgantara Minta grop. Jika tuan salah pilih bisa-bisa dia juga ikut melenyapkan tuan muda" Pak Chan mencoba mengingatkannya agar tuan muda tampanya tidak salah pilih"
"Saya akan mencarikan wanita terbaik untuk tuan muda saya pastikan dia memenuhi kriteria yang anda ingikan"
"Aku tidak akan menikah dulu pak Chan, aku tidak akan menikah dengan perempuan yang tidak aku cintai" Tuan tampan tersenyum tipis.
"Apa tuan sudah punya wanita yang tuan cintai?" Tanya Pak Chan penasaran.
"Ia, aku sudah punya gadis yang ku inginkan, tapi ini belum saatnya aku menikahinya, aku masih harus menunggunya, aku tidak akan menikah dengan gadis lain selain dia" Tuan muda tampan itu tersenyum dengan mata berbinar penuh misteri.
3 TAHUN KEMUDIAN
Radika Sanders adalah seorang pemuda tampan berusia 30 tahun. Ia berdarah campuran Jerman indonesia ayahnya berkebangsaan Jerman, hingga ia memiliki kulit putih serta tubuh tinggi seperti bule, Radika memiliki seorang adik perempuan berusia 17 tahun dan duduk di bangku kelas 3 sma bernama Kimberly Nayla Sanders. Kecantikan adiknya tidak perlu diragukan lagi, darah Jerman yang mengalir di dalam darahnya membuat wajahnya sangat cantik.Kulitnya putih mulus, mata bulat berwarna coklat, hidung yang mancung, serta rambut panjang lurus berwarna pirang membuat orang sering memanggilnya bule Jerman.
Radika dan Nayla adalah anak yatim piatu yang berjuang untuk hidup mandiri tanpa bantuan orang lain. Demi kehidupan mereka agar tercukupi, Radika bekerja dengan mengais rezeki dari club malam, ia bekerja sebagai Disk Jokey atau Dj disebuah club malam, bersama dengan kedua sahabat karibnya Aska dan Endy.Hirup pikuk dunia malam serta kehidupan glamornya yang penuh dengan sisi negatif mereka jalani bertiga, ini semua demi bertahan hidup.
Sebagai seorang adik Nayla sangat tidak menyukai jika kakaknya menjalani pekerjaan sebagai seorang Dj terlebih tanggapan orang-orang untuk seorang yang berkerja di club malam sangat buruk. Karena itulah dia sangat membenci kedua sahabat kakaknya. Endy dan Aska yang hanya membawa pengaruh buruk untuk kakaknya dengan gaya hidup mereka yang suka bersenang-senang dan membuat onar bak preman pasar membuat Nayla semakin membenci mereka.
Setiap hari sebelum ke sekolah Nayla harus mengawali harinya dengan bangun pukul 4 pagi. Mengurus pekerjaan rumah dari mencuci pakaian, memasak, membersihkan rumah dari kekacauan yang diciptakan kakak dan sahabatnya.
Tok....Tok.....Tok.....Terdengar ketukan pintu.
Nayla melangkahkan kakinya menuju pintu yang terketuk, dilihatnya jam dinding menunjukan jam 5 pagi, itu tandanya kakaknya telah pulang dari club malam.
kreek........
Pintu telah terbuka didepannya sudah berdiri 3 lelaki dalam keadaan mabuk, sempoyongan dengan bau alkohol begitu menyengat, berdiri menunggu pintu terbuka, bahkan salah satu diantara mereka sedang muntah diteras rumah.
Ueg.....Ueg......Ueg .Aska membungkuk muntah diteras.
"Ih....Menjijikkan" Nayla memejamkan matanya sambil meringis jijik melihatnya. Kakaknya langsung menorobos masuk kedalam rumah dengan langkah sempoyongan disusul Endy sahabatnya.
"Pagi Nayla cantik" Sapa Endy tersenyum manis berjalan sempoyongan sambil menepuk bahu Nayla, masuk kedalam rumah. Nayla yang terlihat kesal mengibaskan tangannya mencoba menghindari sentuhan Endy.Aska yang tadinya muntah didepan ikut menyusul masuk kedalam rumah, mereka bertiga berjalan menuju kamar lalu menjatuhkan tubuhnya di kamar Radika, tidur bertumpuk bak ikan dipasar. Itulah pemandangan yang harus dilihat Nayla setiap pagi saat mereka pulang kerja diclub malam, itu pula yang membuat Nayla sangat kesal pada sahabat kakaknya bagi Nayla sahabat kakaknya itu hanyalah benalu yang menumpang hidup dirumahnya dan selalu menyusahkan dirinya, karena harus memasak untuk mereka.
Nayla sangat letih, setelah membersihkan muntahan Aska di lantai teras rumah, kemudian mencuci pakaian tiga pria pemabuk itu, sekarang sudah waktunya ia memasak makanan untuk santap siang kakaknya dan kedua benalu yang tertidur di kamar
Saat memotong sayuran dimeja makan kakaknya yang telah bangun terlebih dahulu, Menarik kursi lalu duduk disamping nayla.
"Kamu masak apa Nay?"tanya kakaknya sambil memegang kepalanya yang masih pusing.
"Sayur cap cay dan ayam goreng" jawab Nayla ketus, terlihat diwajahya dia sedang kesal.
"Kamu marah ya sama kakak?" Dika menarik nafas pelan ia tertunduk dan sudah tahu perihal apa yang membuat adik tersayangnya marah dan selalu saja masalah ini jadi pemicu pertengkaran mereka.
"Pasti karena Endy dan Aska kan?" karena dua orang inilah yang paling di benci Nayla
"Ia, sampai kapan kita harus menampung benalu itu dirumah kita kak?" tiap hari aku harus membersihkan muntahan kalian, Nay capek kak..."Nayla mengomel sambil memotong-motong sayuran didepanya.
"Jangan bicara seperti itu Nayla mereka itu sahabat kakak" Dika mencoba membela sahabatnya.
"Sahabat" Nayla tersenyum sinis."Sahabat apa yang kerjanya malam mabuk-mabukan siang berkelahi cari musuh dasar mereka itu cuma biang onar" Hardik Nayla
"Nay jaga mulutmu sejak kematian orang tua kita cuma mereka yang kita punya" Dika menjelaskan.
Nayla beranjak mencuci sayuran yang dipotong-potongnya tadi sambil terus mengoceh.
"Tapi mereka itu numpang tidur dan makan di rumah kita belum lagi teman gerombolan kakak selalu datang kerumah mereka pikir ini rumah panti asuhan atau rumah singgah" Nayla tidak bisa menahan amarahnya, dia tidak peduli apakah Endi dan Aska mendengarkannya dari di luar.
Sebernarnya gadis kecil ini hanya lelah menjalankan tugas, yang menurutnya sangat berat untuk usianya yang masih remaja, belum lagi ia harus membagi waktu antara sekolah dan mengurus tiga kakak pemabuk yang selalu menyusahkannya.
Kakaknya hanya terdiam mendengarkan Nayla mengomel sambil membanting-banting peralatan makan tanda protesnya.
"Sudahlah Nay, hentikan ocehanmu itu, cepat selesaikan masakanmu, kakak udah lapar banget nih" Ucap Dika dengan wajah datar dan tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Kekesalan Nayla semakin menjadi mendengar ucapan kakaknya yang hanya cuek seolah tak peduli dengan amarah dan perasaannya.
"Bruk ...." Nayla melepaskan wadah sayuran dari tanganya dan terbanting dengan keras. Lalu mengucapkan jurus andalannya.
"AKU TAK MAU MEMASAK LAGI HARI INI" Kemudian berlalu pergi.
Dika tersentak wajahnya terlihat cemas kemudian segera bangkit dari kursi lalu memanggil nama adik kesayangannya. "Nayla...Nayla...mau kemana? kakak lapar banget nih, jangan marah, maafkan kakak" Teriak Dika melihat adiknya yang berlalu meninggalkannya.
Inilah yang aku takutkan jika bertengkar dengan Nayla ia akan mengeluarkan jurus andalanya. "Aku tak mau memasak lagi hari ini" Kalimat yang sangat menakutkan bagi kami karena kami akan kelaparan seharian
Di depan dapur langkah kaki Endy dan Aska terhenti saat mereka mendengar pertengkaran kakak adik ini, mereka berdiri kompak tertawa melihat kakak-adik ini bertengkar karena mereka, kemudian menghentikan tawanya saat Nayla lewat didepan mereka dengan mata melotot dan wajah penuh kemarahan. Langkah Nayla terhenti sejenak mengarahkan pandangannya pada dua lelaki yang ada di hadapannya.
"Aku harap kata-kataku tadi membuat kalian tersinggung lalu pergi dari rumah ini" Ucap Nayla ketus dengan senyum sinis kemudian berlalu pergi menghentak kakinya meninggalkan sahabat kakaknya.
Endy dan Aska kemudian masuk menuju dapur sambil tertawa melihat kekesalan Nayla, yang menurut mereka sangat menggemaskan apapun kata-kata bule Jerman tak pernah mereka dengarkan.
"ha..ha..haa.. Kau membuat bule Jerman marah lagi"Ucap Endi pada Dika yang duduk memasang wajah kusut tak bersemangat.
"Dia sangat lucu kalau lagi marah sungguh sangat menggemaskan" Aska tersenyum.
Sebenarnya Endy dan Aska sudah terbiasa melihat bule Jerman itu marah-marah apapun kata-kata kasar Nayla mereka sama sekali tidak memasukkanya ke dalam hati, karena menggapap Nayla adik kecil dan mereka sangat menyayangi Nayla.
Radika Sanders dan Kimberly Nayla Sanders merupakan anak yatim piatu. Ayah dan ibunya meninggal 11 tahun yang lalu, saat itu usia Radika 19 tahun dan adiknya nayla baru menginjak usia 6 tahun saat itu adalah masa-masa sulit yang harus dilalui kedua kakak beradik ini.
Kehilangan orang tua serta tak punya keluarga, membuat kakak beradik ini tumbuh menjadi pribadi mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Dika harus menjalankan tugas sebagai tulang punggung untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka serta membiayai kuliah dan sekolah adiknya, sedangkan si cantik Nayla harus merasakan beban sebagai ibu rumah tangga ia harus mengurus rumah, mulai mencuci pakaian, memasak, semua pekerjaan harus dia kerjakan sendiri diusianya yang sangat muda.
Beban kepergian orang tua merupakan pukulan yang sangat berat untuk Radika. Hari demi hari dilalui sangat menyiksa, bertahan hidup dengan menjaga seorang adik sangatlah tidak mudah, namun seiring waktu berlalu dia menemukan teman yang begitu peduli padanya tempatnya berbagi berkeluh kesah serta sependeritaan dengan Radika, mereka yang juga sama seperti Radika yatim piatu tak punya keluarga. Sahabatnya itu bernama Aska dan Endy karena merasakan penderitaan yang sama mereka jadi saling mengisi dan membantu satu sama lain, Dika sudah menganggap mereka saudara.
Ketenangan dan kesenangan Radika pada sahabatnya, sayang sekali tidak dapat di rasakan oleh si cantik Nayla, Nayla sangat tidak suka dengan mereka berdua karena semenjak ketiga pemuda tampan itu berteman rumah kecil nayla serasa seperti markas mafia, begitu banyak teman-teman mereka berkumpul dirumah dan itu membuatnya tidak nyaman. Hobi mereka yang berkelahi dan membuat onar bertingkah sesukannya hingga tak ada yang berani dengan mereka. Belum lagi kebiasannya jika mereka telah berkumpul diteras rumah Nayla dengan memetik gitar, menyanyi dengan suara yang keras membuat Nayla semakin kesal ia seperti merasa hidup dineraka dikelilingi begitu banyak pemuda menyebalkan.
Pesona mereka juga terkenal dimana-mana, setiap hari banyak gadis-gadis cantik yang datang kerumah nayla mencari ketiga sahabat itu, hanya sekedar berkumpul dan mengobrol sesuatu yang menurut Nayla membuang waktu saja.
Aska pemuda tampan usia 30 tahun seumuran Radika kulitnya putih bersih matanya bulat berwarna hitam sikapnya dingin, pendiam dan cuek tapi sorot matanya yang tajam sangat ditakuti. Tapi bagi Nayla lebih suka memanggilnya dengan sebutan tiang listrik karena tinggi badan Aska 185 cm dan jika dia berdiri sejajar dengan Nayla maka tinggi Nayla hanya sedadanya Aska.sedangkan ENDY pria imut 30 tahun dengan wajah manis dengan lesung pipi di wajah, sifatnya yang ramah, menyenangkan dan selalu ceria. Dibalik sifat manisnya dia ternyata seorang playboy yang suka bergonta ganti wanita. Itulah kedua sahabat Radika yang merupakan seorang Dj, pemabuk, biang onar, playboy, benalu numpang hidup semua itu tersimpan di ingatan Nayla.
Setiap hari Nayla menjalani kehidupan dengan mengurus kakak laki-lakinya beserta teman temannya, jika suasana hatinya sedang buruk dia akan keluar menuju teras, memarahi teman kakaknya yang begitu berisik dan rusuh.
Nayla berada dikamar sedang belajar dengan serius, ia akan mengikuti ujian akhir sekolah, ia belajar giat demi mendapatkan beasiswa ke Jerman dan juga pergi jauh dari gerombolan pemuda tanpa masa depan yang selalu berkumpul diteras rumahnya.
Apa salahku apa salah ibuku hidupku dirundung pilu tak ada yang mau yang menginginkan aku tuk jadi penawar rindu tuk jadi kekasih hatiku.
lagu cari jodoh wali.
Nyanyian keras teman Radika terdengar hingga kekamar. Membuat Nayla yang sedang belajar tak bisa fokus membaca buku yang ada ditangannya.
"Berisik sekali sih mereka, bagaimana aku akan belajar jika mereka terus menyanyi" Ucap Nayla lalu beranjak meninggalkan kamar menuju teras. Ia akan memberikan peringatan pada kakak dan teman-temannya.
Nayla berdiri di depan pintu rumah melipat kedua tangannya lalu menyandarkan sebelah tubuhnya ke dinding, mendengar lagu gerombolan yang menyanyi diteras rumah, belum ada yang melihatnya berdiri didepan pintu.
ibu-ibu bapak-bapak siapa yang punya anak bilang aku yang tengah malu karena cuma diriku yang tak laku laku. cari jodoh wali.
"Cih cari jodoh"Ucap Nayla tersenyum remeh,memutar bola mata jengah mengomentari lagu mereka.
Dika dan temannya mendengar ucapan Nayla kemudian kompak mengarahkan pandanganya pada nayla yang wajahnya memerah telah menahan amarah.
"Bule Jerman "Kompak mereka berucap, diantara gerombolan itu Dika duduk bersama Aska dan Endy.
"Hentikan nyanyian kalian, tentang cari jodoh itu, kalian tidak akan menikah jika kalian hanya terus berkumpul disini. Kalian akan menjadi jomblo abadi" Ucap Nayla ketus
"Nay" Tegur Dika ia tahu adiknya pasti akan marah lagi.
"Kalian pemuda tanpa masa depan, kalian ini tak punya pekerjaan lain, selain berkumpul dirumah ini" Teriak Nayla mulai tak bisa menahan emosinya.
"Kalian ini sudah dewasa, carilah pekerjaan yang baik lalu menikah, hidup dengan baik jangan berkumpul saja diteras rumah orang"Sindir Nayla kesal tangannya mulai terkepal.
"Nay, sudah hentikan ocehanmu" Tegur Dika tak enak pada temannya yang harus mendengar ocehan adiknya.
"Emm..Tapi siapa juga gadis bodoh yang mau menikah dengan kalian" Suara Nayla melemah menatap dengan tatapan remeh kehadapan pemuda didepannya.
"Nay" Bentak Dika suaranya meninggi.
"Kalau Nay, ngak bakalan mau menikah dengan pemuda pemabuk, pengganguran, preman seperti kalian." Hardik Nayla kembali tak dapat menahan dirinya.
"Jangan begitu bule Jerman bagaimana jika salah satu dari kami ditakdirkan menjadi jodohmu" Goda Endy menatap Nayla lekat.
"Ih...Itu tidak akan terjadi, mataku tidak buta untuk jatuh cinta pada kalian, apa jadinya hidupku harus berjodoh dengan kalian, mungkin aku akan jadi gila" Nayla memutar telunjuknya kehadapan pemuda yang ada didepannya lalu mengerucutkan bibirnya.
"Setiap hari aku berdoa pada tuhan,ya Tuhan jauhkan aku dari semua pemuda yang hidupnya kacau ini"Rancau Nayla berdoa mengangkat kedua telapak tangannya didada yang membuat pemuda didepannya malah bertambah gemas padanya. Nayla yang melihat pemuda dihadapannya hanya selalu menatapnya dengan senyuman manis membuatnya ingin pergi meninggalkan mereka, ia merasa hanya membuang waktunya meladeni mereka berdebat.
"Jangan berisik aku ingin belajar, jika kalian berisik aku akan menyiram kalian" Nayla melototkan matanya kemudian masuk kedalam rumah.
"Nay, memangnya teman kakak tanaman."Teriak Dika yang melihat Nayla telah masuk kedalam rumah.
Seluruh pemuda itu, saling bertatap kemudian tawa mereka pecah mendengar nasehat masa depan Nayla pada mereka.
Ha....Ha...Bule Jerman lucu banget sih"ucap mereka kompak
Seberapa kerasnya Nayla mengusir, bahkan menyiram air pada mereka, semua itu tidak akan berhasil mereka hanya mengaggap ocehan Nayla angin lalu dan bahagia melihat wajah Nayla yang menggemaskan saat marah.
Begitulah kehidupan Nayla yang begitu kesal pada teman kakaknya, dia tak sepemikiran dengan pemuda itu Nayla memiliki pikiran yang maju, memiliki cita-cita yang tinggi, ia ingin hidup dengan masa depan yang cerah, dimata Nayla teman kakaknya itu hanya pemuda tanpa masa depan biang rusuh, Nayla tak pernah menyadari jika semua pemuda itu begitu menyayangi dan melindunginya. Tak akan ada yang berani melukainya, semua siap pasang badan untuk menjaga Nayla. Walaupun Nayla selalu marah mereka hanya tertawa, karena mereka sangat menyangi Nayla. Bagi mereka Nayla adalah kesayangan mereka namun ia tak pernah mengerti jika betapa ia sangat beruntung dikelilingi pemuda yang tulus menjaganya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!