****
Arga Dirgantara seorang pemuda tampan dan kaya. Menjadi incaran para gadis di SMA Pemuda kota K. Puluhan gadis mengantri untuk memberikan surat cinta. Banyak kado yang di dapatkan pria itu.
Ini membuat seorang gadis bernama Elia putri pratiwi merasa jengah. Elia adalah salah satu gadis cantik yang tak tergiur akan ketampanan Arga. Malah gadis ini merasa benci karena sikap pria itu seakan seperti seorang dewa.Siapapun gadis yang mengenalnya menganggap Arga bak pahlawan yang sangat di kagumi.
Tapi bagi Elia lelaki itu sangat menyebalkan selalu menyusahkan hidupnya. Gara gara lelaki itu setiap hari Elia harus belajar tanpa henti. Selalu di banding banding kan para guru...Selalu diremehkan....
Gara gara pria itu juga nilainya selalu di pertanyakan. Seolah hanya Arga yang pantas punya nilai bagus....
" aaa.... Arga menyebalkan.... " Elia kesal
karena lagi lagi nilainya dipertanyakan oleh guru kimia...karena nilai Arga dan Elia sama.... sepuluh...
" kenapa aku yang di pertanyakan.... kenapa tidak dia.... si Arga yang menyebalkan itu....
" teriak Elia lagi..
" Kamu gila ya.... "
sebuah suara yang tak asing di telinga nya.... iya itu Arga lelaki yang sangat di bencinya...
" ngapain kamu di sini... eh sejak kapan kamu disini... ! " tanya Elia
"Sejak kamu menyebut namaku dalam setiap ******* mu.... " jawab Arga santai...
duduk di belakang Elia
Elia sudah hafal dengan ucapan Arga yang selalu slengekan kalau ngomong dengannya. Maka sudah gak kaget lagi.
" kalau gak ada urusan sana pergi... husss husss " kata Elia kesal mengusir Arga.
" memang ini tempat kamu apa... ini tempat umum neng oneng.... " tanpa bergemik dari tempatnya
" tempat umum.... lo kira ini terminal... no pergi ke kantin no... tempat umum.... " kata Elia kesal
" lo aja yang ke kantin.... kan biasanya lo makannya banyak... neng oneng.... " kata Arga lagi
" ogah.... gue udah disini duluan kok.... lagian gue gak suka makan tuh.... " jawab Elia tak mau kalah..
" lalu yang biasanya ngabisin makanan kantin noh siapa.... " tanya dirga mengejek
" .... gak nyadar neng oneng..... habis makan bakso....makan mi instan... masih doyan krupuk sekantong... masih ambil gorengan.... gitu bilangnya gak suka makan.... neng... neng.... oon... neng..... " kata Arga sambil tertawa mengejek...sengaja menekan kata on seperti sebuah ejekan.
Mendengar ucapan Arga yang mengejeknya membuat darahnya mendidih...
Pasalnya ucapan Arga benar... Elia yang doyan jajan emang sering makan... bahkan sampai ibuk kantin geleng geleng kepala.
Tapi itu untuk meningkatkan sistem otaknya. Yang selalu di peras untuk belajar tiap hari.... membuatnya hanya full tenaga agar amunisinya strong....
Tapi Elia juga gak mau di ejek begitu.
" ih.... siapa sih loh... harus komentarin gue..
kenal juga enggak.... " kata Elia sambil mengernyit.
" gak kenal kok nyebut nyebut terus... hati hati nanti jatuh hati loh... "kata Arga mengejek...
" uwekkk.... uwekkkk... ih amit amit... gak akan....dan gak mungkin... pede sekali kamu... " ucap Elia berakting mau muntah...
" awas ya kalau jatuh cinta..... ha ha ha.... ' kata Arga lalu pergi meninggalkan Elia...
" Dasar stress.... jadi lupa kan marah sama lelaki itu.... gara gara ngejak debat terus.... ih Elia Elia oon sih kamu... "
..... kok aku ngehina diri aku sendiri sih... hah... auklah... kesel aku... "
sambil memukul kepalanya sendiri.
Setelah pelajaran usai.Elia segera pulang di jemput sang sopir. Elia gadis rumahan, jarang bergaul dengan teman temannya. Lebih banyak membaca buku dan novel di kamar....dari pada heng out bersama teman-teman.
Karena mami papinya sangat over protective. Tak memberi kesempatan Elia untuk bersenang-senang. Menjaganya bak seorang putri raja. lengkap dengan aturan kerajaan.
Membatasi setiap pergaulan. Tetapi memiliki banyak talenta. Melukis.... bermain gitar... nilai plus dalam akademisi.... tapi bukan cupu... update style baju terbaru tak pernah ketinggalan.
Tetapi hidupnya seperti terkurung dalam sangkar emas. Lulus SMA nanti dia sudah di siapkan untuk belajar ke luar Negeri. Dia adalah calon seorang dokter nantinya.
Hidupnya yang monoton membuatnya lebih senang dengan ketenangan. Tanpa suara bising yang merusak telinga.
Namun beda halnya dengan Arga.... Lelaki itu lebih suka hal yang bising. seperti suara musik rock yang memekakkan telinga.
Arga bukan anak yang bandel tapi lebih ingin jadi diri sendiri aja. Orang tuanya yang sibuk membuat nya kesepian, makanya dia ingin selalu merasa rame. Anak tunggal...yang hidup setiap hari dengan para pelayan. Tak pernah tau rasanya makan bersama keluarga.
Bahkan di hari ulang tahunnya. Meski kado mewah tak terlupa tapi kehangatan dan cinta orang tuanya tak pernah merasakannya.
Itu sebabnya Arga sering ngajak teman teman nya tidur dirumahnya...Selain asyik....bagi Arga seperti punya banyak saudara. Dia sangat loyal dan pandai bergaul...Membuat Leo, Subastian dan Mario sahabatan.
Mereka sudah bersahabat sejak sekolah dasar..... Karena orang tua mereka juga sama sibuknya.
Rumah Arga seperti hotel bagi mereka... banyak pelayan yang siap melayani mereka... Apalagi karena jarangnya orang tua Arga di rumah mereka begitu bebas mau apa aja... mau bising sampai pagi pun fine fine aja... mau party apapun bisa... asal gak ada cewek aja...
Arga sangat risih dengan perempuan perempuan yang selalu menempel dengannya...
Bukannya Arga tidak suka perempuan... tapi Arga lebih suka yang tidak merepotkan...
" aku tuh heran.... kamu itu keliatan nya gak pernah belajar.... tapi nilai kamu selalu yang tertinggi.... " kata Bastian sambil menepuk pundak Arga.
" aku salut banget sama lo brow... do saat kita bersama lo juga gak noleh tuh sama buku.... kok bisa secerdas itu sih otak lo.... " tambah leo
" mungkin dia jenius dari sononya... makanya gak butuh belajar... jawaban udah muncul sendiri... " tambah Mario.
" dengerin ya... di dunia ini yang punya otak jenius hanya beberapa.... itupun mereka juga belajar kali... gak langsung semua jatuh dari langit... " jawab Arga
" terus kapan lo belajar nya.... hah... " tanya Bastian.
" ya pagi lah.... habis sholat subuh... " jawab nya santai....
" kamu memang the best Ar... "kata leo...
" sudahlah... ayo makan... " ajak Arga pada sahabatnya itu...
drrrrttt ....drrrtt.... suara bunyi getar handphone Arga...
"assalamu'alaikum.... "
" waalaikum salam... "
" kenapa ma... tumben... " tanya Arga
" dimana kamu sayang... " jawab mamanya...
" dirumah ma... " jawab Arga singkat..
" sama siapa... " jawab mamanya..
"Sama Bastian...Leo dan Mario... " jawab Arga...
" oh... ya sudah...! "jawab mamanya
" InsyaAllah.... minggu depan mama papa pulang sebentar... "kata mama Arga..
" ooh... ya.... baik... " jawab Arga...
" ya sudah.... mama masih ada kerjaan... bay... bay... " kata mamanya...
tut.... tut...
(panggilan sudah berakhir)
" tante yang telepon Ar.... " tanya Mario
" ya... "jawab Arga sambil melempar handphone nya ke sembarang arah...
" terkadang aku berfikir.... apakah materi lebih penting dari pada anak... " kata Arga membuat mereka semua terdiam.
" mungkin.... buktinya mereka akan takut kalau saham anjlok... tapi gak pernah takut anaknya sakit atau mati sekalipun... " kata Leo
" kalian masih bisa berkomunikasi dengan mereka... sedang aku... kayak anak yang dibuang.... mereka tak pernah pulang sama sekali... aku seperti anak pembantuku.... " kata Mario
" sabar ya bro.... kita selalu ada buat kamu... iya kan gaeess... " kata Bastian menguatkan temannya....
" yo ... i..... " jawab mereka kompak...
****
keesokan harinya di sekolah...
Arga dan teman temannya turun dari mobil Lamborghini.... seperti biasa... para gadis gadis telah antri di sana...
seperti sekelompok pangeran yang di sambut para dayang... ada yang ngasih bunga... ngasih kado... ada yang ngasih surat cinta... bahkan loker mereka tak muat jika semuanya di terima...
selain Arga yang lain selalu dengan ramah menerima... tapi tak menyurutkan para gadis itu menyukainya seorang Arga Dirgantara....
Begitu juga dengan gadis bernama Silvi...
gadis manja yang sangat mengagumi Arga Dirgantara... bisa di bilang sebagai fans beratnya... karena orang tua mereka saling kenal...
Tapi Arga bukan lelaki yang peka... kata cuek sudah tersemat lama di dirinya... jangan heran jika dia tak kenal siapa silvi...
" kak Arga.... aku ingin ngajak kakak nonton bisa... hari ini aku ultah lo kak... " kata silvi sambil menggelayut manja di lengan Arga..
Arga melepaskan tangan silvi dengan kasar
walau tak sampai jatuh hanya membuatnya terhuyung menjauh dari Arga
" maaf... " jawab Arga singkat
lalu pergi...
di ujung sana Elia melihat betapa sombongnya lelaki itu....
" apa matanya buta...silvi di tolak.. "
gumam Elia.
" ha dasar...lelaki menyebalkan.... bodo amat... mau pacaran sama siapa bukan urusanku... " gumam Elia lagi..
Eliapun menuju kelasnya...
tiba tiba...
bugg...
kepalanya menabrak sesuatu..... karena kaget El pun mendongakkan kepalanya... ternyata si pria menyebalkan....
Melihat lelaki yang menabraknya adalah musuhnya.... Elia langsung naik darah....
" kenapa sih... pagi pagi harus sial ketemu kamu... "kata Elia sengaja
" jodoh kali... " jawab Arga santai
Badannya tertabrak dengan seorang lelaki...
" auw... sakit... " kata Elia mengaduh sambil kepalanya
" makanya neng.... oneng... jalan itu lihat ke depan.... jangan merem... " jawab lelaki itu...
" hiss... kamu yang menabrak... kamu yang marah.... dasar lelaki menyebalkan... " ucap Elia...
Tapi tak dihiraukan Arga... Arga berlalu tak menghiraukan omelan Elia...
" gak penting... " sambil berlalu
" eh.... kamu belum minta maaf main kabur aja... dasar.... kalau aku gak baik hati....aku ajak duel kamu.... " omelan Elia masih di teruskan.
Padahal yang di omeli udah pergi entah kemana....
pagi pagi moodnya sudah rusak... membuat Elia tak lagi bersemangat mendengarkan materi dari dosennya....
Pagi pagi ketemu lelaki menyebalkan... jatuh... kelas pagi jamkos lagi....
" Hisss... beneran nih.... ketemu lelaki satu itu bikin sial aku aja.... "
gumam Elia....
tiba tiba...
" mau nglanjutin marahnya gak... " kata seorang dari belakang
ternya Hendra.... cowok yang jadi favorit Elia...
"eh... kak... kak... Hendra... " kata Elia gugup
" aku lihat kamu sedang kesal sedari tadi.... "ucap Hendra...
" ah... tidak kak...gak kok kak....si....siapa yang kesal....he he he..."jawab Elia sambil menunduk...
" lalu kenapa.... bibir ini monyong terus sedari tadi.... " kata Hendra sambil duduk dekat Elia...
Meski Hendra adalah cowok favorit nya...tapi Elia tetap menjaga jarak....pada semua lelaki yang bukan muhrimnya....
Ini sebuah prinsip yang tak bisa di tukar dengan apapun... Bahkan Elia menjaga cintanya untuk seorang saja.... yaitu suaminya nanti....
Rasa cinta hadir kepada semua insan....jodoh.... rezeki... dan kematian adalah rahasia Tuhan...
kita harus bisa memilih cinta mana yang jadi jodoh kita....
apalagi seorang perempuan... saat hadir cinta.... akan membekas seumur hidupnya... begitu juga saat terluka karena cinta... akan di bawa sampai akhir hayatnya....
Karena itu sebagai seorang perempuan...Elia menjaga cinta nya...untuk seseorang yang menjadi suaminya kelak...
Meski Elia bukan lulusan pondok...tapi orang tua Elia selalu menanamkan syariat islam sedari kecil...
itulah kenapa Elia jarang bergaul dengan teman temannya.... apalagi yang namanya lelaki...
Meski terlihat galak... Elia punya sisi lembut juga...
" kamu sudah makan... " tanya Hendra
" belum kak... belum lapar.. " jawab Elia malu malu
" ayo ke kantin... kakak traktir... pasti lapar... habis marah marah... " ajak Hendra...
" gak kak.... maaf... saya ada sesuatu yang mau di kerjakan... lagi pula gak enak di lihatnya kalau kita hanya berdua... nanti ada yang ketiga... " balas Elia...
"baiklah... aku mengerti... meski kakak agak kecewa sih... baiklah kakak pergi dulu...tunggu kakak... kakak pasti bisa jadi imammu... ya dek El... " ucap Hendra tak lupa dengan senyum manisnya.
deg... deg...
dafa Elia berdebar debar... seakan jantungnya mau melompat...
" jangan pingsan... jangan pingsan.." batin Elia menahan rasa bahagia nya...
meski belum cinta tapi siapa yang tak meleleh dengan kata kata manis Hendra itu...
Elia terus melihat punggung Hendra yang telah berlalu... dengan senyum termanis nya...
" obatmu habis ya neng... " kata Arga mengagetkan Elia...
"eittt... datang gak di undang.... pulang gak diantar... ngapain sih... " balas Elia yang kaget karena tiba tiba ada suara
" kamu kira aku jaelangkung... " balas Arga
" lebih serem dari jaelangkung kali...
oh ya... tuan Arga yang terhormat... nama saya Elia... bukan neng... " balas Elia kesal karena selalu di panggil neng oneng...
" ogah... nama Elia terlalu manis buat kamu... gadis bar bar yang gak punya etitute... " balas Arga
" Hello... ane gak punya etitute....
hello.... yang suka ganti nama ane siapa...yang suka ngehina siapa.... kenapa ane yang gak punya etitute.... ente kali... tuan Arga yang menyebalkan... " balas Elia kesal...
" oh... neng...oon... neng... hello juga... saya ini senior kamu... terus panggil aku cuma nama... noh si Hendra ... kamu panggil apa...kak Hendra... emang apa bedanya... "balas Arga juga kesal... sambil menye menye menyebut kata mas
" tuh kan... oon lagi... lagi pula antum gak sebanding sama kak Hendra... udah ganteng... baik... sopan...jago main gitar....favorite banget... " balas Elia dengan wajah berbunga...memuji pria itu
" makan tu ganteng.... " balas Arga makin kesal sambil menyodorkan roti isi ke mulut Elia...
Sontak Elia melotot... meski tak membuang makanannya tapi malah mengunyahnya...
" eh... mubadzir.... " masih memakan roti isi itu sampai tandas.
Di sudut Arga terukir senyum yang di sembunyikannya...
" manis juga... neng oneng ini... ah gak... gadis stress ini gak mungkin membuat ku tertarik kan... " batin Arga sambil menggeleng gak jelas merasa ada yang aneh di otaknya.
" eh... ngomong ngomong... kenapa menolak gadis secantik silvi... "tanya Elia
" bukan urusan kamu... " balas Arga...
" kan... nanya doang... penasaran... padahal gadis itu cantik kan... atau... atau... " tanya Elia lagi
" atau apa... " balas Arga sambil melotot seakan tau apa yang di pikirkan El
" atau punya kelainan ya... " balas Elia
" kelainan apa maksudnya... "balas Arga lagi
" suka yang jelek mungkin... karena udah banyak yang cantik yang menempel.... " balas Elia
" kalau yang jelek itu kamu... mungkin.... " balas Arga
" gak mungkin... sampai kiamat pun ane ogah sama tipe lelaki menyebalkan seperti ente... " balas Elia
" emangnya aku bilang mau sama kamu... ih... geer amat neng oneng... merasa kecakepan... sorry... you bukan selera ae.... " balas Arga tak mau kalah...
" bodo.... " balas Elia kesal
kemudian berjalan menjauhi lelaki itu. lama lama stress jika berdebat dengan Arga terus...
****
Udah waktunya jam pulang.... semuanya keluar kelas... yang membuat Elia heran kenapa gadis se sekolah itu udah bergerombol rapi di dekat mobil Arga the genk
....
entah apa yang menarik dari mereka... tapi yang pasti gara gara mereka Elia harus jalan kaki ke gerbang... karena halaman sekolah penuh...
" menunggu jemputan dek.... " sebuah suara yang tak asing di telinga Elia...
Benar itu adalah Hendra... lelaki favorit nya...
" iya... kak.... " balas Elia singkat...
" mau bareng aku gak.... " tanya Hendra...
Hendra gak pernah pakai mobil ke sekolah... Hendra selalu pakai montor... bagi Elia itu lebih machoo... dari pada pakai mobil...
Tapi Elia tak mungkin mau di bonceng... karena dia menjaga dirinya... meski sebenarnya pengen.... Elia menjaga dirinya dari segala hal yang tidak di inginkan...
Menurut Elia sesuatu yang menimpa kita adalah sebab atas kesalahan kita... maka dari itu sebisa mungkin menjauhi dari perbuatan yang tidak di inginkan...
meski orang lain akan mengatai sombong... bukan masalah... asal dia tak rugi saja... biarkan anjing menggonggong kafilah berlalu...
" ada yang jemput... kak... " kata Elia lagi...
" ya udah... aku temani sampai jemputan kamu datang... " balas Hendra...
" gak papa...kak... kakak nanti kesorean loh... " balas Elia...
"Gak papa... cowok ini... " balas Hendra gak kalah keras kepala.
Mereka tak menyadari ada sepasang mata yang memperhatikan...
" Dasar gadis oon... " gumam Arga
ya... laki laki yang menatap Elia dan Hendra adalah Arga...
Arga pun jadi kesal lalu masuk ke mobilnya dan segera pulang...
Di depan gerbang Arga pun menghentikan mobilnya...
" neng.... oneng... bukan muhrim... dosa kalau berdua duaan... " kata Arga dengan marah...
" tau gak... emang kita berdua tapi yang ketiga itu setannya... ha ha ha.. " balas Elia sambil menunjuk Arga dan tertawa lepas...
" hah... kamu bilang... aku setannya... lo itu kuntinya... ha ha ha... " balas Arga kesal..
" kunti kok cantik gini... " balas Hendra menimpali ucapan Arga...
" ha ha ha... emang kak Hendra yang paling baik... " balas Elia sambil tersenyum manis pada Hendra
" ya dong... kan calon imamnya dek El... " balas Hendra dengan tersenyum manis
" uwekkk... uwekkk... " Arga yang berakting muntah...
tak lama sang sopir datang... menjemput Elia...
" saya pulang dulu ya kak.... " pamit Elia
" ya.. dek El sayang... " balas Hendra
Melihat Elia masuk mobil dan pergi Arga pun segera melajukan mobilnya...
" dek El sayang... cihhh... jijik sekali aku dengar nya... " gumam Arga
Entah Arga jadi kesal.... sapaan dek.... untuk Elia dari Hendra itu... membuat hatinya meradang...
Padahal selama ini tak ada satu namapun bisa bertahta di hatinya...
tapi kenapa nama Elia sangat lekat di pikiran nya akhir akhir ini...
Ini tahun terakhir dirinya di kota ini... beberapa bulan lagi dia akan ke Australia untuk kuliah di sana...
Arga merasa tak ingin meninggal kan kota ini... kenangan manisnya ada disini...
Sampai di rumah... Arga mandi untuk membersihkan tubuh nya... lalu makan.... terlihat papa mamanya sudah duduk di meja makan.
" Ar... sini... ayo makan... " tanya papa Arga...
" kapan sampai pa... kok Arga gak di suruh jemput... " tanya Arga
" baru sejam... " giliran mamanya yang menjawab...
" oh... " jawab Arga singkat
Hanya dentangan sendok dan piring yang saling beradu... gak ada pembahasan gak penting di meja ma kan... meski sekedar untuk basa basi..
Gak ada pelukan sayang untuk sang putra... gak ada hadiah untuk oleh oleh... hanya ada pembicaraan santai..... semua formal saja..
Arga sudah sangat terbiasa... ini bukan masalah besar baginya...
Rasanya tak ingin membayangkan saat nanti mereka tinggal bersama di Australia...
Gak akan ada yang bisa di jailin...
gak ada yang akan rame ngajak berantem... gak ada yang menyita perhatiannya selain Elia...
" Loh kok... jadi mikirin dia sih... pasti aku kena karma nih... "gumam
Arga tanpa sadar mengulas senyum...
" Gimana ya kalau aku bawa aja dia... ku taruh di koper gitu.... pasti makin menyenangkan perjalanan ku... "gumam Arga lagi...
" kalau ku tinggal pasti... seneng dia... bisa deket sama si Hendra itu... hah... menyebalkan... gimana ya biar dia ingat aku terus... gak lupa sama aku... " Arga masih bermonolog ria...
" mungkinkah setelah lima tahun dia akan tambah judes... atau tambah cantik ya... masih ingat aku gak ya.."
masih asik dengan pikiran nya sendiri...
" kok aku jadi mukirin itu sih... " masih bergumam
Tiga bulan lagi Arga akan berangkat... karena dia sudah di terima di salah satu universitas di Australia...
Arga mengambil jurusan bisnis... sesuai keinginan orang tuanya... sebagai penerus perusahaan papanya...
Meski masih sekolah Arga sudah sering bantu papanya untuk menghandel perusahaan yang ada di Indonesia... makanya Arga sebenarnya tanpa sekolah pun sudah siap menjadi seorang CEO... tapi karena papanya masih ingin agar Arga belajar lebih baik dulu
maka Arga harus tetap kuliah...
Bukan kuliah itu yang berat bagi Arga tapi ketidak nyamanan nya bersama kedua orang tuanya... yang selalu formal di rumah...
Arga kehilangan kehangatan keluarga dari kecil... makanya Arga lebih senang tinggal bersama sahabat sahabatnya ..
Hanya tinggal tiga bulan saja dia bisa berkumpul bersama sahabat sahabatnya... menikmati kebersamaan mereka di sini...
Ada lagi yang membebani hatinya... yaitu Elia... Rasa berat yang entah karena apa...
" aku ingin kamu bahagia neng oneng.... trimakasih telah beriku warna... " gumam Arga sambil memandang langit dari balkon kamarnya...
" aku sedih... gak bisa jailin dia lagi... jauh dari kamu pasti sangat sulit... jangan nakal ya... tetaplah jadi neng oon neng ku... jangan berubah... tunggu aku kembali... " gumam Arga sambil melihat foto instagram Elia yang sedang di lihatnya...
Mengusap layar ponsel dengan lembut...
" apa kamu menangis saat aku pergi... pasti kamu seneng banget kan... " gumam Arga lagi
Malam semakin larut tapi Arga gak bisa tidur... dia tetap memikirkan Elia sepanjang malam.... entah kenapa pikiran nya tak bisa di kontrol saat ini...
semakin memikirkan gadis itu ... semakin tak karuan.... ada rasa sedih... kangen... marah... dan bahagia...
Tapi Arga hanya bisa menatapnya dari kejauhan... gengsinya menjadi tembok penghalang untuk dekat dengan gadis itu....
Padahal hanya dengan Elia... hatinya merasa nyaman... hanya dengan Elia.... Arga bisa tersenyum tulus... tertawa lepas...
Malam dingin semakin sepi membawa tubuh Arga pun mulai lelap dalam mimpi...
sampai pagi menjelang Arga masih asyik di alam mimpi nya...
" tok... tok... tok... "
suara ketukan pintu...
" tuan muda.... sudah pagi... waktunya sarapan... di tunggu tuan besar dan nyonya besar.... tuan muda... " panggil bibi dari balik pintu kamar Arga...
Hari ini weekend.... acara rebahan by Arga.... mager.... cuma tiduran sepanjang hari... jangankan orang tuanya... Tuhannya saja di lupakan... kalau weekend gini....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!