NovelToon NovelToon

Dewi Abadi

Bab 1- Sampah

"Nona, makanlah sedikit nanti Nona sakit." Bujuk Xiao Mei, seorang pelayan setia Xiao Yunyue yang menemaninya dari kecil sejak di tinggalkan oleh sang ibu.

"Aku belum lapar Mei." Ujar Xiao Yunyue sambil menatap kosong ke depan.

"Nona, hiks hiks... Makanlah sedikit saja Nona, dari pagi Nona belum makan sedikit pun, aku mohon Nona." Ucap Xiao Mei sambil menangis.

'Entah sampai kapan hidupku terus begini Ya Dewa, aku sudah tidak tahan makan makanan basi terus hiks.' Xiao Yunyue menangis dalam hati, sambil mengingat masa-masa masih bersama dengan sang ibu.

Sejak usia lima sampai enam tahun, Xiao Yunyue kecil selalu di manja oleh Kedua orang tuanya terutama sang ibu. Tapi semenjak sang ibu pergi dari Keluarga Xiao dan mengetahui Xiao Yunyue tidak bisa berkultivasi, seluruh Keluarga Xiao termasuk sang ayah memperlakukan Xiao Yunyue layaknya bintang, hanya sang kakak yang selalu untuknya. Sang ibu pergi hanya meninggalkan sebuah kalung di leher Xiao Yunyue.

"Nona-.."

"Xiao Mei, masa depanmu masih panjang. Pergilah kembalilah ke keluargamu, disini kau hanya bisa menderita bersamaku." Ucap Xiao Yunyue sebelum Xiao Mei menyelesaikan perkataannya.

Buuk

"Nona, hamba sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain Nona di dunia ini. Hidup dan matiku hanya untuk Nona hiks hiks... Jangan usir hamba Nona, hamba mohon." Ucap Xiao Mei berlutut sambil menangis.

"Tapi Xiao Mei kam-...."

"Hamba mohon Nona, kalau hamba melakukan kesalahan tolong hukum hamba tapi jangan usir hamba dari kehidupan Nona Hiks hiks..." Ujar Xiao Mei.

"Huh, berdirilah Xiao Mei kamu tidak boleh berlutut seperti itu lagi di depan ku!" Tegas Xiao Yunyue.

"Baik Nona." Ucap Xiao Mei sangat senang karena Nonanya tidak mengusirnya dari sisinya.

"Baiklah mari kita makan Xiao Mei!" Ucap Xiao Yunyue sambil tersenyum karena Xiao Mei sangat setia padanya.

"Tapi Nona-..."

"Duduklah tidak ada bantahan!" Tegas Xiao Yunyue.

"Baik Nona." Ucap cepat Xiao Mei karena takut Nonanya akan marah padanya.

Hening tidak ada suara hanya dentingan sendok mereka berdua yang terdengar, Xiao Yunyue selalu mengingat pesan sang ibu bahwa "Tidak boleh bicara saat makan". Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang di kepalanya saat waktu makan.

Yun Xuexia ibu dari Xiao Yunyue bertemu dengan ayahnya Xiao Lan di dalam hutan saat sedang berlatih. Entah darimana munculnya, tiba-tiba Yun Xuexia sudah tidak sadarkan diri di belakang Xiao Lan. Saat Xiao Lan berbalik matanya terbelalak karena melihat seorang wanita sudah tidak sadarkan diri di belakangnya. Wajah sang wanita sangat pucat tapi juga sangat cantik, seluruh tubuhnya di penuhi oleh sayatan pedang, hanya wajahnya saja yang tidak ada sayatan. Buru-buru Xiao Lan menggendong wanita itu untuk menyelamatkannya karena sudah banyak kehilangan darah.

Pada saat itulah mereka jatuh cinta pada pandangan pertama, karena Yun Xuexia yang sangat cantik tidak bisa mengalahkan wanita manapun. Selama satu minggu merawat Yun Xuexia, seluruh tubuhnya yang luka sudah sembuh total dan Xiao Lan membawa Yun Xuexia ke Keluarga Xiao untuk menikahinya. Yun Xuexia dan Xiao Lan memiliki dua orang anak, pertama laki-laki bernama Xiao Jung dan Xiao Yunyue.

Xiao Lan memiliki dua orang istri, istri pertama Yun Xuexia dan istri kedua bernama Ming Rou. Ming Rou sendiri memiliki dua orang anak perempuan bersama Xiao Lan, anak pertama bernama Xiao Zhi dan anak kedua bernama Xiao Lin. Kedua anak ini yang selalu menindas Xiao Yunyue karena kondisinya yang buruk di tambah iri karena kecantikannya. Xiao Yunyue memiliki wajah yang sangat cantik seperti sang ibu, serta tubuhnya yang ideal tapi sayang bakatnya yang kurang memungkinkan.

Setelah selesai makan, Xiao Mei membereskan meja serta mencuci piring bekas makanan mereka, sedangkan Xiao Yunyue memilih kembali ke kamar untuk melanjutkan kultivasinya. Xiao Yunyue selalu tekun berkultivasi biar bagaimanapun keadaannya.

Sampai di kamar Xiao Yunyue mengambil sikap lotus untuk menyerap energi murni dari alam, sambil kultivasi Xiao Yunyue selalu berharap agar suatu saat dia bisa mengubah hidupnya dengan Xiao Mei pelannya yang setia. Xiao Yunyue menyerap energi murni dari alam tapi energi itu tidak bisa masuk ke meridiannya, seakan ada sesuatu yang menghalanginya untuk masuk. Tapi Xiao Yunyue tidak menyerah dengan keadaan, dia memiliki tekad yang kuat untuk mengubah kembali hidupnya.

Sudah satu jam menyerap energi murni dari alam tapi tetap saja energi murni itu tidak bisa masuk ke meridiannya. Saat Xiao Yunyue masih fokus untuk mengetahui penghalang apa yang menghangi meridiannya, tiba-tiba pintu kamarnya di tendang dengan paksa oleh seseorang dan memperlihatkan empat orang yang memasuki kamarnya. Empat orang itu tentu saja kedua saudari tirinya, sang ayah dan ibu tirinya Ming Rou.

"Wah ayah, lihatlah anakmu sangat tekun berlatih ya hahaha..." Ucap Xiao Zhi sambil tertawa sinis

"Zhi'er dia bukan lagi anak ayah, ayah tidak punya anak yang tidak berguna sepertinya. Jadi mulai sekarang jangan mengatakan bahwa dia anak ayah lagi. Anak ayah cuma hanya kalian bertiga Xiao Jung, Xiao Zhi, dan Xiao Lin!" Tegas Xiao Lan

"Hahaha Xiao Yunyue lihatlah, ayah tidak mengakui bahwa kamu adalah salah satu anaknya, sungguh miris sekali nasibmu cih ." Ucap Xiao Lin.

"Suamiku sekarang Jung'er sudah masuk di Akademi Wanyan, sudah saatnya kita mengungsikan Xiao Yunyue ke hutan hitam." Sambung Ming Rou pada suaminya.

Belum sempat Xiao Lan membuka suara, Xiao Zhi sudah mendahuluinya. " Ibu tenang saja, ayah pasti mengirim Xiao Yunyue ke hutan hitam hari ini juga, ayah jijik dengan anak tidak berguna sepertinya, cih menyusahkan ayah saja dasar sampah tidak berguna!"

"Tunggu apa lagi kamu ****** kecil, cepat bereskan semua pakaianmu, hari ini juga para pengawal akan mengantarkan kamu dengan pelayanmu itu ke hutan hitam!" Bentak Xiao Lan pada Xiao Yunyue.

"Cih dasar sampah menyusahkan orang saja. Ayah jangan kasih sepersen pun untuknya, biar aku mau lihat seberapa bertahannya dia di hutan hitam hahaha." Ucap Xiao Lin sambil tertawa meremehkan.

Hutan hitam adalah hutan yang memiliki kabut hitam tebal yang mengelilingi seluruh hutan, sehingga orang menamainya hutan hitam. Konon katanya tidak ada seorang pun yang berani masuk ke dalamnya karena tidak berani dengan kabut hitam yang mengandung racun yang mematikan. Banyak Hewan Spiritual yang ada di dalam hutan, karena belum pernah ada orang yang berani masuk untuk berlatih di sana atau sekedar berburuh. Jarak antara hutan hitam ke kota pun lumayan jauh, sehingga Xiao Lin sangat yakin Xiao Yunyue dan Xiao Mei tidak bisa bertahan lama di sana.

"Cepat ****** kecil"! Bentak ayahnya Xiao Lan.

"Baik ayah." Patuh Xiao Yunyue. Meskipun sang ayah tidak mengakuinya sebagai anak lagi tapi Xiao Yunyue masih tetap mematuhi perintahnya.

Bab 2 - Perjalanan Menuju Hutan Hitam

Selesai membereskan semua keperluan mereka, Xiao Yunyue dan Xiao Mei berjalan keluar dari rumah tempat selama ini mereka berteduh. Di depan rumah sudah ada belasan pengawal yang akan mengantarkan mereka ke hutan hitam. Sedangkan keempat orang yang tadi sudah pergi ke kediaman utama Keluarga Xiao, tidak peduli lagi dengan mereka seakan mereka orang asing.

"Cepat jalan kami tidak punya banyak waktu seperti kalian!" Bentak salah satu pengawal pada mereka.

Seketika Xiao Yunyue berhenti berjalan, dan langsung berbalik badan untuk melihat orang yang berani membentak mereka barusan. Ekspresi wajahnya sangat dingin, tatapan matanya sangat tajam seakan bisa memotong apapun. Pengawal yang tadi membentaknya langsung berkeringat dingin, seakan mata itu bisa menelannya hidup-hidup.

"Sekali lagi kamu membentak aku, hidupmu akan berakhir. Berani-beraninya pengawal rendahan sepertimu membentak ku!" Ucap Xiao Yunyue dengan dingin.

"Nona, ayo jalan jangan melayani orang seperti mereka." Ujar Xiao Mei dengan suara lembut.

"Huh!" Xiao Yunyue pun berbalik melanjutkan perjalanan mereka. Para pengawal mengikuti mereka dari belakang dengan patuh. Tidak ada suara apapun yang terdengar, hanya suara langkah kaki mereka seperti musik DJ yang terdengar.

Dari Keluarga Xiao ke hutan hitam lumayan jauh, dua hari penuh baru bisa sampai ke hutan hutan. Tidak ada barang berharga yang mereka bawah, hanya pakaian serta pedang usang di tangan Xiao Yunyue yang mereka bawah.

Menjelang malam mereka berhenti untuk beristirahat, karena saat malam bintang Spiritual akan sangat aktif untuk mencari mangsa. Mereka berjalan sambil mencari tempat yang aman untuk di jadikan tempat istirahat, tidak lama kemudian mereka menemukan sebuah gua yang cukup untuk menampung mereka. Para pengawal membagi dua kelompok, satu kelompok bertugas untuk berburu sedangkan kelompok lainnya mencari kayu bakar. Xiao Yunyue yang melihat itu cuma diam dengan tatapan mata dinginnya, terserah para pengawal itu mau melakukan apa, selagi mereka tidak menggangu kami berdua.

"Nona, kalau Nona mau mandi hamba akan mengantarkan Nona ke sungai, karena dari awal kita menuju ke gua ini hamba sudah mendengar suara deras air terjun." Ucap Xiao Mei lembut.

"Benarkah itu Mei." Ujar Xiao Yunyue dengan mata berbinar-binar.

"Benar Nona, sekitar dua ratus meter saja dari sini. Mari hamba antar." Ucap Xiao Mei sangat senang karena bisa melayani sang Nona.

"Baiklah ayo, kamu juga harus mandi. Dan juga mulai sekarang jangan sebut kamu pakai hamba lagi, pakai saja aku atau saya agar bagus kedengarannya. Ayo jalan jangan bengong!" Tegas Xiao Yunyue sambil berjalan duluan.

Kalau Nonanya sudah berkata begitu, dia hanya patuh mengekor di belakang sang Nona. Tidak lama berjalan mereka bertemu dengan kelompok pengawal yang berburu, seakan mengerti tujuan mereka salah satu dari para pengawal yang membentaknya tadi berkata. " Tidak jauh dari sini ada sungai Nona jadi harap berhati-hati, kami akan segera menyiapkan makan malam untuk Nona."

"Terimakasih." Ucap Xiao Yunyue dengan dingin tapi masih ada kelembutan di kata-katanya.

Para pengawal itu hanya bisa tersenyum seakan mengerti akan keadaan Nona mereka bersikap begitu, pengawal yang tadi membentaknya sangat menyesal dengan perlakuannya tadi, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena Tuan Besar mereka tidak menganggap Nona Xiao Yunyue ada. Jadi mereka hanya mengikuti arus, tapi siapa sangka Nona Xiao Yunyue akan bersikap tegas seperti itu.

"Baiklah mari kita siapkan makan malam untuk Nona, jangan buat Nona menunggu kita." Ucap salah satu pengawal di kelompok itu sambil berjalan, yang lain pun mengangguk setuju.

Sedangkan Xiao Yunyue dan Xiao Mei sudah sampai di air terjun. Xiao Yunyue tidak langsung mandi karena terpanah melihat pemandangan di depannya, air terjun yang sangat indah di penuhi banyak Bunga yang berwarna-warni.

"Wahh, Xiao Mei lihatlah ini sangat indah." Kata Xiao Yunyue dengan mata yang berbinar-binar, seakan lupa tentang semua perlakuan buruk yang menimpanya.

"I-ia Nona ta-tapi mari kita ma-mandi karena malam semakin larut takutnya ada Binatang Spiritual yang akan datang kemari." Ucap Xiao Mei terbata-bata karena menggangu kesenangan Nonanya.

"Hah, baiklah ayo." Ujar Xiao Yunyue.

Lima belas menit kemudian mereka sudah menyelesaikan ritual mandinya. Saat mereka akan kembali ke Gua, Xiao Yunyue melihat kalung pemberian ibunya samar-samar bersinar. Dia bingung sambil melihat sekitar tapi tidak terjadi apa-apa, jadi dia pun mengabaikannya begitu saja. Tapi saat melangkah lebih jauh dari air terjun, tiba-tiba seakan ada yang menariknya dengan kencang.

"Ackhh.... Xiao Mei ada apa dengan tubuhku, kenapa seperti ada yang menarik tubuhku. Ackhh Xiao Meiiiiii.....!" Teriak Xiao Yunyue sambil menahan tubuhnya sekuat tenaga agar tidak tersedot masuk ke dalam air terjun.

"No-No-Nona a-ada apa?" Ucap Xiao Mei tergagap karena khawatir sambil berlari mendekati Xiao Yunyue, tapi sayang dia terpental sangat jauh seakan ada dinding yang menghalanginya untuk mendekat.

"Ackhh Xiao Meiiiiii!" Teriak Xiao Yunyue terakhir kali saat tubuhnya tersedot masuk ke dalam air.

"Nonaaaaaa......." Teriak Xiao Mei sambil menangis saat melihat Nonanya tersedot masuk ke dalam air. Dia merutuki dirinya karena mengajak Nonanya mandi di air terjun.

Segera dia berbalik berlari kencang sambil menangis tersedu-sedu, untuk meminta pertolongan kepada para pengawal. "Hiks hiks No-Nona tunggu, a-aku pergi meminta pertolongan hiks hiks ya dewa selamatkan Nonaku hiks..."

Sedangkan saat ini Xiao Yunyue sudah hampir sampai ke dasar air terjun, dia bisa bernapas di dalam air karena berkat kalung pemberian sang ibu yang melindunginya. Lima menit kemudian Xiao Yunyue mendarat tepat di depan sebuah gua di dasar air. Saat Xiao Yunyue melihat ke dalam, gua tersebut sangat bersih seakan ada seseorang yang setiap hari membersihkan gua tersebut. Terlebih lagi di dalam gua itu sangat kering meskipun gua itu di dasar air, seakan ada penghalang yang menghalangi air agar tidak masuk ke dalam gua.

Xiao Yunyue sangat kebingung dengan kejadian yang tiba-tiba dia sudah berada di dasar air. Tapi tekadnya yang bulat dia seakan tidak peduli akan semua hal itu, dengan sangat hati-hati dia melangkahkan kakinya memasuki gua dengan sangat waspada. Saat kakinya baru menginjak satu langkah masuk ke dalam gua, matanya yang indah membulat sempurna saat melihat pemandangan di depannya. Ternyata di dalam gua itu sangatlah luas bisa menampung seribu orang, terlebih lagi ada banyak batu Kristal Roh tingkat tinggi yang berkedip-kedip menerangi kamar gua serta berbagai tanaman obat yang sangat langka berumur seribu tahun ke atas. Xiao Yunyue tidak bisa berkata-kata melihat ada begitu banyak harta yang terpampang jelas di depannya.

"I-ini..!" Xiao Yunyue tidak bisa melanjutkan perkataannya seakan tenggorokannya sedang bermasalah.

Matanya yang indah menyapu ke seluruh ruangan, ternyata tidak hanya ruangannya yang luas tapi masih ada empat kamar yang saling berhadapan di kiri kanan. Pintunya masing-masing masih tertutup dengan rapat. Tapi dia seakan lupa akan keempat kamar serta semua harta itu, matanya tertuju ke depan dan berhenti tepat di sebuah patung yang sama persis seperti dirinya.

Bab 3 - Menemukan Harta Berharga

Xiao Yunyue berjalan mendekati patung itu karena dia sangat penasaran kenapa patung itu sama persis dengannya. Berdiri tepat di depan patung itu sambil meneliti dengan serius sambil bergumam. " Kenapa patung ini sama persis dengan ku? Apa aku punya kembaran yang sudah lama meninggal?'' Ucap Xiao Yunyue sangat kebingungan sambil terus menatap patung itu.

Tidak mau mengambil pusing Xiao Yunyue melihat ke belakang patung itu. Tepat di belakang patung itu, ada dua buah kotak yang yang satu berukuran besar dan satu lagi berukuran kecil. Xiao Yunyue langsung mengambil kotak yang kecil dan membukanya. Saat kotak itu sudah terbuka, seberkas cahaya langsung terbang ke langit malam dan meledak di atas langit membuat suasana malam menjadi terang seketika.

Pada saat itu, Xiao Mei baru saja sampai di gua dan cepat-cepat memberitahukan apa yang terjadi pada para pengawal. Belasan pengawal itu terkejut sekaligus sangat khawatir akan terjadi sesuatu terhadap sang Nona, apa lagi Xiao Mei memberitahu mereka sambil menangis jadi mereka langsung lekas berlari kearah air terjun sebelum terlambat. Apa lagi tadi mereka melihat seberkas cahaya melintas ke arah langit malam.

Tidak sampai lima menit mereka sudah sampai di tempat mereka mandi air terjun. Mereka mencari dan memanggil-manggil nama Nona mereka tapi Nona mereka sama sekali tidak muncul apa lagi sekedar menyahut panggilan mereka. Sedangkan Xiao Mei sudah menangis sejadi-jadinya sambil merutuki kebodohannya, karena mengajak Nonanya datang mandi di air terjun.

Sedangkan orang yang mereka khawatirkan sedang duduk sambil melihat Api yang berukuran kepalan tangan anak kecil di dalam kotak kecil itu. Api itu adalah Api Abadi, Api yang Terkuat dan Terpanas di seluruh Alam Semesta. Api yang akan memilih sendiri sang tuan saat sang tuan yang sebelumnya sudah meninggal. Saat mendekatkan wajahnya dengan api tersebut, api itu langsung terbang masuk ke kening Xiao Yunyue. Sontak saja Xiao Yunyue langsung mundur ke belakang, tapi sayang kecepatannya kalah jauh dengan Api Abadi sehingga setelah Api Abadi itu masuk ke keningnya tidak langsung terjadi apa-apa, tapi setelah dua menit tiba-tiba seluruh tubuhnya seakan terbakar.

"Ackhh panas-panas hiks hiks." Ucap Xiao Yunyue sambil menangis, tapi Api Abadi itu seakan senang akan penderitaan Xiao Yunyue sehingga menambah suhu panasnya.

"Huh, aku tidak boleh menyerah begitu saja hanya karena panas yang tidak seberapa ini! Aku harus kuat agar semua orang tidak akan merendahkan aku lagi!" Ucap Xiao Yunyue penuh tekad yang kuat, sambil mengambil sikap lotus untuk mengontrol Api Abadi yang menyelimuti seluruh tubuhnya, dan juga sudah memilihnya sebagai tuannya.

Sekarang tubuhnya seperti manusia api, suhu panas Api Abadi itu menyebar luas sampai ke permukaan air, sehingga Xiao Mei dan para pengawal segera menjauh meski mereka sangat khawatir akan keadaan Nona mereka di dasar air. Seluruh pohon dalam radius satu kilometer hangus terbakar, tapi tanaman berharga yang ada di dalam gua tidak hangus terbakar seakan Api Abadi itu memiliki pikiran sendiri.

Satu jam kemudian, Api Abadi itu perlahan-lahan meredup karena Xiao Yunyue sudah berhasil mengontrol Api Abadi tersebut. Lima belas menit kembali berlalu, saat ini Xiao Yunyue sudah sepenuhnya mengontrol Api Abadi sehingga meridiannya sudah berjalan dengan lancar dan penghalang yang menghalangi Meridiannya sudah hancur lebur. Seluruh tubuhnya penuh dengan Energi murni alam dan tiba-tiba.

Bom

Bom

Bom

Bom

Bom.

Suara teredam terdengar terus menerus dari tubuh Xiao Yunyue, tapi masih belum berhenti sampai di sana. Tepat sampai di Rana Pertapa Suci 🌟³ baru berhenti. Di seluruh Alam Semesta terdiri dari Alam Rendah, Alam Imortal, Alam Dewa dan Alam Surga.

Di Alam Rendah sendiri di pimpin oleh empat kekaisaran di setiap Benua. Yang terdiri dari Benua Timur di pimpin oleh seorang Kaisar bernama Lou Qing Rou, Benua Tengah di pimpin oleh Qin Shan, Benua Utara di pimpin oleh Xe Luan, dan Benua Barat di pimpin oleh Tang Zhang.

Untuk basis kultivasi di Alam Rendah terdiri dari :

Pembentukan Tubuh

Transformasi Qi

Pertapa

Pertapa Suci

Raja

Raja langit

Kaisar

Dewa Langit

Dewa Bumi

Dewa Surga

Setiap tingkat terbagi menjadi 9 tahapan yang di sebut 🌟 ¹ - 🌟⁹. Sedangkan untuk Binatang Spiritual/Binatang Buas sama basis kultivasinya.

Setelah memperkokoh fondasinya Xiao Yunyue membuka matanya perlahan, senyum puas terpampang jelas di wajah cantiknya. Siapa yang tidak senang dengan satu hari Kultivasi langsung tembus ke Rana Pertapa Suci 🌟 ³, kalau orang lain yang melihat ini mungkin akan menangis darah haha.

"Saat ini seluruh tubuhku seringan bulu dan penuh dengan kekuatan, seluruh luka ku juga sudah sembuh total seperti tidak terjadi sesuatu pada tubuh ku."

"Berbagai racun di dalam tubuh ku juga sudah tidak ada lagi, hah syukurlah semua ini berkat Xiao Mei yang sudah mengajakku kesini. Aku juga harus melatihnya untuk berkultivasi sama seperti aku." Ucap Xiao Yunyue penuh semangat yang tinggi.

Setelah itu dia bangun untuk mengambil kotak besar yang satunya.

"Apa ini, kok agak berat ya hmm!" Ucap Xiao Yunyue heran.

"Buka sajalah". Lanjut Xiao Yunyue.

Saat kotaknya sudah terbuka, terlihat jelas ada sebuah buku usang dan sebuah cincin penyimpanan di atas buku usang tersebut. Yang menjadi pusat perhatian Xiao Yunyue hanya buku usang tersebut, karena buku itu sangat menarik perhatiannya. Dia mengambil buku usang tersebut dan membaca sampulnya "Teknik Pedang Dewi Abadi" buku ini sangat hebat, kalau buku ini jatuh ke tangan orang yang salah habis sudah dunia ini.

Xiao Yunyue tidak terburu-buru untuk mempelajari teknik itu, karena saat ini Xiao Mei dan para pengawal pasti sangat mengkhawatirkannya. Jadi sampai di hutan hitam baru bisa belajar teknik itu. Saat ini matanya yang indah tertuju pada cincin penyimpanan tersebut, saat melihat lebih jelas ternyata cincin penyimpanan itu sangat pas pada jarinya yang lentik jari telunjuknya. dia tidak tahu cara pengoperasiannya jadi dia cuma pakai saja di jari telunjuknya, lagian cincin itu sangat indah dan pas di jarinya.

Semua isi yang ada di dua kotak tersebut sudah di ludes habis oleh Xiao Yunyue. Jadi, saat ini dia menutup kembali kedua kotak tersebut agar di simpan kembali ke tempatnya. Tapi saat akan menutup kotak yang kecil dia bisa melihat tulisan seperti sebuah petunjuk bagi dirinya. Dalam tulisan itu mengatakan "Teteskan darahmu ke cincin penyimpanan agar cincin itu bisa mengenalimu sebagai tuannya. Setelah itu alirkan energimu ke cincin penyimpanan agar kamu bisa melihat isi di dalam cincin tersebut."

"Oho jadi begitu rupanya baiklah." Ucap Xiao Yunyue dengan senang, sambil melukai jarinya untuk meneteskan ke cincin penyimpanan.

whussss

Saat darah di teteskan di cincin tersebut cahaya sinar keemasan menyinari seluruh tubuhnya selama beberapa menit, hingga meredup kembali seperti tidak terjadi apa-apa. Setelah itu Xiao Yunyue langsung menyimpan buku usang tersebut ke cincin tanpa melihat ke dalam cincin penyimpanan tersebut.

setelah itu dia berjalan ke salah satu kamar sebelah kiri yang paling dekat dengan posisinya saat ini, saat sampai di depan pintu dia mencoba membuka pintu kamar tersebut, tapi sayang sekeras apapun dia berusaha pintunya masih belum bisa di buka. Tiba-tiba dia mengeluarkan Api Abadi di tangannya dan menempelkan telapak tangannya di pintu tersebut, setelah menunggu beberapa menit pintunya bergetar dan langsung bergeser ke kanan.

Sebelum pintu terbuka sepenuhnya mata indah Xiao Yunyue terbelalak saat melihat apa yang ada di depannya, setumpuk koin platinum, emas menggunung tinggi terpisah seperti Gunung. Segera tidak membuang banyak waktu lagi dia memindahkan semuanya ke cincin penyimpanan. Setelah itu dia melanjut aksinya ke kamar sebelah, seperti pintu pertama Xiao Yunyue melakukan hal yang sama. Di dalam kamar Xiao Yunyue melihat satu tungku pil, dan berbagai buku teknik di beberapa rak buku yang memenuhi ruangan kamar. Segera Xiao Yunyue memasukkan semuanya ke cincin penyimpanan.

Sekarang tinggal kamar sebelah kanan yang entah apa yang ada di dalamnya. Xiao Yunyue berjalan ke kamar sebelah kanan, seperti kamar-kamar sebelumnya Xiao Yunyue melakukan hal yang sama. Tapi dua kamar sebelah kanan, satu kamar berisi tanaman obat-obatan yang langka, berumur saratus tahun keatas. Sedangkan di satu kamarnya lagi berisi berbagai senjata tingkat Kuno sampai Dewa dengan rana rendah, menengah, dan tinggi, semua ludes masuk ke dalam cincin penyimpanan.

Senjata sendiri terbagi menjadi beberapa tingkatan :

Spirit

Spiritual

Master

Kuno

Legenda

Dewa dan

Surga

Setiap tingkat terbagi menjadi ³ tahap. Rendah, menengah, dan Tinggi. Di Alam Rendah senjata yang tertinggi hanya sebatas Master tingkat rendah, itu pun sudah sangat langka bagi mereka. Jadi kalau semua orang tahu bahwa Xiao Yunyue memiliki banyak senjata tingkat Kuno sampai Dewa, Xiao Yunyue pasti di buruh oleh mereka yang serakah.

Setelah merampok habis semua isi di dalam gua, termasuk batu Kristal Roh tingkat tinggi dan berbagai tanaman yang tumbuh di dinding gua, Xiao Yunyue berjalan ke patung tersebut untuk berpamitan.

"Hmmm, kamu persis sama seperti aku! Tapi mau bagaimanapun aku sangat berterima kasih kepada Senior karena sudah memperbolehkan aku untuk masuk ke tempat ini." Ucap Xiao Yunyue sambil membungkuk tiga kali di depan patung yang sama persis dengannyanya itu.

Seakan mengerti apa yang di ucapkan oleh Xiao Yunyue, patung tersebut mengeluarkan seberkas sinar keemasan ke arah kalungnya. Seketika seluruh tubuh Xiao Yunyue di penuhi sinar emas kehitaman, selama beberapa menit sebelum akhirnya meredup kembali. Sekarang Xiao Yunyue bisa membuka atau memasuki kalung yang ada di lehernya, karena di dalam kalung tersebut, terdapat dunia kecil yang sangat luas jadi Xiao Yunyue bisa memasukkan benda apapun termasuk benda hidup.

Setelah berpamitan, Xiao Yunyue keluar dari dasar danau tidak sampai satu menit dia sudah sampai ke permukaan air.

Whuss

"Nona, akhirnya Nona kembali hiks hiks hiks..!" Ucap Xiao Mei sambil berlari memeluk Xiao Yunyue erat. Setelah beberapa menit sudah merasa tenang, Xiao Mei membolak-balikan tubuh Xiao Yunyue sambil berkata. " No-Nona tidak apa-apa kan?" Di perlakukan seperti itu Xiao Yunyue sendiri malah merasa senang, karena masih ada orang yang mengkhawatirkannya.

Ya, sampai sekarang Xiao Mei dan para pengawal belum kembali ke gua tempat peristirahatan mereka, jadi saat Xiao Yunyue mendarat di tanah dekat air terjun, Xiao Mei bergegas kearahnya sambil memeluk Xiao Yunyue dengan erat.

"Ya, aku tidak apa-apa tenanglah!" Ucap Xiao Yunyue lembut, tapi ekspresi wajahnya masih tetap datar.

"Terima kasih semuanya!" Lanjut Xiao Yunyue kepada para pengawal Keluarganya.

"Sudah tugas kami Nona." Semua pengawal berkata dengan serempak.

"Baiklah, mari kita kembali untuk istirahat, karena besok kita akan melanjutkan perjalanan!" Ucap Xiao Yunyue sambil berjalan duluan diikuti oleh Xiao Mei.

"Baik Nona." Ucap para pengawal sambil mengekor Xiao Yunyue dan Xiao Mei dari belakang.

Setelah berjalan beberapa menit akhirnya mereka sampai di depan gua, tempat peristirahatan mereka. Setelah masuk ke dalam gua salah satu pengawal berkata. " Nona tadi kami membakar ayam hutan untuk Nona, Jadi-.."

"Baiklah mari kita makan bersama, tidak ada bantahan!" Tegas Xiao Yunyue sebelum pengawal tersebut menyelesaikan perkataannya.

"Baik Nona." Ucap mereka dengan semangat, karena ternyata sang Nona mengajak mereka untuk makan bersama tanpa memandang status.

Setengah jam kemudian.

"Terima kasih Nona sudah mau mengajak kami untuk makan bersama." Ucap salah satu pengawal dengan mata yang berkaca-kaca. Sedangkan Xiao Yunyue hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu para pengawal berjalan keluar gua untuk berjaga, sekarang hanya tinggal mereka berdua di dalam gua.

Xiao Yunyue bersiap untuk mengambil sikap lotus menyerap energi murni dari alam sambil berkata kepada Xiao Mei. " Tidurlah Mei karena besok kita akan melanjutkan perjalanan."

"Baik Nona." Ucap Xiao Mei sangat senang.

***********

Untuk penjelasan selanjutnya tentang tingkatan dari Buku teknik dan Pil, akan di Ch berikutnya.(◍•ᴗ•◍)❤

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!