NovelToon NovelToon

BAI WANG (Benih Mutiara Kakacauan)

Bab 01. Musnahnya Keluarga Bai

Benih Mutiara Kekacauan terlahir dari langit, menyebarkan spiritual di langit dan bumi dan menyelamatkan rakyat biasa dari bencana.

Benih Mutiara Kekacauan yang di anggap sebagai pembawa kebajikan, melindungi umat manusia. Namun semuanya malah di salah gunakan oleh orang yang memperebutkannya. Hingga akhirnya membuat kekacauan di dunia atas dan dunia manusia.

Banyak para Dewa yang mengetahui bening itu akhirnya memperebutkan nya untuk kepentingan mereka masing-masing, hingga akhirnya membuat banyak Dewa saling perang dan membunuh demi mendapatkan kekuatan dari Mutiara Kekacauan itu. Dan akhirnya perang besar pun terjadi dan membinasakan banyak Dewa dan juga membuat kekacauan dunia. 

Dewa Langit tertinggi yang melihat itu akhirnya memecah benih itu menjadi 7 bagian dan menyebarkan di penjuru dunia dan menyegelnya. Berharap tidak akan ada yang menemukan serta menyalahgunakan benih itu kembali. 

Namun bagi siapa yang mendapatkan dan menggunakan nya dengan baik, itu akan membawa kebaikan dan kedamaian untuk alam semesta.

Benih Mutiara Kekacauan terpecah menjadi 7 bagian. 

Benih Mutiara Kekacauan Putih, memiliki kekuatan angin.

Benih Mutiara Kekacauan Hitam, memiliki kekuatan kegelapan.

Benih Mutiara Kekacauan Hijau, memiliki kekuatan tumbuhan.

Benih Mutiara Kekacauan Merah, memiliki kekuatan api

Benih Mutiara Kekacauan Ungu, memiliki kekuatan petir 

Benih Mutiara Kekacauan Biru, memiliki kekuatan air

Benih Mutiara Kekacauan Emas, memiliki kekuatan cahaya

.

.

.

.

Di sebuah kota Jiangsu, terdapat beberapa keluarga yang memiliki pengaruh penting di kota itu, termasuk Keluarga Bai yang saat ini menepati keluarga nomor satu karena kekayaan yang dimilikinya tentang tambang bijih hitamnya.

Namun kejayaan keluarga Bai tidak berlangsung lama. Karena tiba-tiba keluarga Bai dibantai oleh beberapa orang misterius hingga akhirnya keluarga Bai pun binasa dalam satu malam dan hanya menyisakan seorang tuan muda tidak berguna yang saat itu sedang berada di sebuah sekte untuk menimba ilmu.

Bai Wang yang mengetahui keluarganya binasa langsung kembali ke Kota Jiangsu untuk melihat keadaan keluarganya. Namun saat sampai disana ia begitu terkejut karena kediaman nya telah rata oleh api.

Melihat itu, Bai Wang menangis, ia mengepalkan tangan, marah. Namun saat mengingat siapa pelakunya ia hanya bisa menunduk, karena dirinya sama sekali tidak mengetahui siapa pelaku yang membinasakan keluarganya.

Argh….!!! Teriaknya keras dengan derai air mata.

Namun saat dirinya terpuruk dan mencoba mengakhiri hidupnya, seorang gadis kecil datang dan memberikan sebuah batu mutiara berwarna emas dan sebuah giok hijau.

Saat dirinya memegang batu mutiara dan giok hijau itu, muncul sisa kesadaran ibunya. Bai Wang yang melihat matanya berkaca-kaca, wajah wanita yang sangat di sayangi kini ada di hadapannya.

"Putra ku, saat kamu mendapatkan batu mutiara ini mungkin ibu dan ayah mu sudah tidak ada di kediaman Wang. Ibu hanya berpesan kepada mu, jadilah kuat agar kelak orang-orang itu tidak membunuh mu," pesan nya membuat Bai Wang bingung, tidak mengerti dengan maksud pesan ibunya. "Pergilah ke arah barat di Kekaisaran Xing. Sembunyilah di sana untuk sementara waktu dan kamu akan aman. Dan jangan lupa simpanlah mutiara yang ada di tangan mu, karena itu akan berguna untuk mu. Dan untuk giok hijau ini juga simpanlah baik-baik karena itu adalah peninggalan dari keluarga ibu. Setelah diri mu kuat nanti, kamu bisa mencari ibu dan ayah di benua Changshi, " sambungnya setelah itu perlahan kesadaran itu hilang, menguap bersama udara.

Setelah mendengar pesan itu, Bai Wang meremas mutiara dan giok yang ada di tangannya hingga berdarah. Dan berdiri berniat pergi ke barat, seperti pesan yang diberikan ibunya. Ia berjalan keluar, berdiri di depan pintu gerbang kediaman Bai, menatap kediaman itu sebentar dan pergi menuju Kekaisaran Xing.

..

..

..

Perjalan pun di mulai.

Bai Wang yang telah pergi meninggalkan kota kelahirannya, kini menyusuri jalan di setiap kota, desa dan hutan. Ia berjanji kepada dirinya sendiri akan membuat dirinya menjadi kuat agar kelak bisa membalaskan dendam kepada kelompok misterius yang telah membantai keluarga nya. Walaupun ia tidak tahu siapa mereka sebenarnya dan dari mana asal kelompok itu, ia akan terus mencari. Dan ia pun sudah mengetahui ciri-ciri mereka dari penjelasan orang tua gadis kecil itu yang melihat di antara mereka. Orang misterius itu memakai tanda besi di bahunya, berupa kepala tengkorak, dan membawa sepasang sabit merah menyala dengan disertai rantai yang panjang keluar dari balik lengan nya.

"Aku harus menjadi kuat agar bisa membalaskan dendam keluarga Bai, dan mencari keberadaan ibu dan ayah," gumamnya memberikan semangat pada dirinya sendiri. 

Bai Wang seorang pemuda yang tidak berguna tidak bisa membangkitkan Jiwa beladiri nya, ia benar-benar di anggap sampah oleh keluarga serta orang di sekitar. Dan akhirnya ibu dan ayahnya mengirimkannya di sebuah sekte agar bisa membangkitkan jiwa beladirinya. Namun saat beberapa bulan kepergiannya, keluarga nya malah habis di bantai oleh sekelompok orang misterius itu. Entah apa yang diinginkan orang misterius itu, Bai Wang sungguh tidak tahu.

Saat ini Bai Wang ada di hutan, beristirahat karena kelelahan. Ia mengambil minum di sungai. Namun saat ia hendak meminum air itu, tiba-tiba ada suara seseorang yang membuatnya terkejut.

"Hah, sungguh melelahkan," ucap orang tersebut menggema di tempat itu.

Bai Wang yang mendengar mencari sekelilingnya, tidak ada seorang pun disana, "Siapa?" Tanyanya dengan suara keras dengan wajah sedikit takut.

Pria yang berbicara tadi tidak menjawab pertanyaan Bai Wang, ia malah berkata kembali dan membuat Bai Wang sedikit merinding karena ada suara itu kembali. Namun ia tetap tidak menemukan dimana orang tersebut.

"Sungguh udara yang sangat segar," ucap pria itu menghirup udara alam di sekitar.

Bai Wang tetap mencari keberadaan orang tersebut. Namun nihil, ia tetap tidak menemukan keberadaan orang itu. "Siapa kau? Keluar!" Teriak nya kembali dengan sikap siaga nya, menjaga diri, takut orang itu membunuhnya. 

Pria itu yang mendengar hanya menghela napas. Ia duduk di sebuah pohon tak jauh darinya, menatap Bai Wang dengan pandangan malas. "Kau tidak perlu tahu siapa aku. Namun kau harus menjawab pertanyaan ku. Siapa kau?" Tanyanya membuat Bai Wang malah bingung. Bukankah seharusnya dirinya lah yang bertanya, kenapa ini malah sebaliknya. 

Bai Wang diam, tidak menjawab. Ia berbalik bertanya tentang siapa pria itu, "Sebenarnya siapa kau? Jika kau berani keluar," teriaknya menantang.

"Benar-benar keras kepala," gumam pria itu dan melempar sesuatu ke arah Bai Wang. "Ambillah. Dan jika kita berjodoh, kau akan tahu siapa aku," ucapnya dan menghilang dari tempat itu.

Bai Wang yang menerima sebuah giok hitam menatap nya. Dan mencari sekeliling, siapa yang memberi giok itu. Namun tetap tidak menemukannya. 

"Siapa dia?" Gumamnya menatap giok itu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

 

.

.

.

Bersambung

 

Bab 02. Menuju Kekaisaran Xing

Setelah beristirahat cukup lama, Bai Wang pun melanjutkan perjalanan nya. Setiap kali ia berhenti, ia juga mencoba berkultivasi. Walaupun tidak ada hasilnya, ia tetap tidak pantang menyerah. 

Sebutan sampah memang benar-benar cocok untuknya. Namun hati dan pikiran serta semangatnya, tidak membuatnya sedih. Ia tetap berusaha sebisa mungkin untuk menjadikan dirinya kuat suatu saat nanti.

"Jangan pernah menyerah, semangat. Kamu pasti bisa Bai Wang."

Di perjalanan nya menuju Kekaisaran Xing, ia sering bertemu dengan hewan spirit. Namun karena ia tidak memiliki kekuatan dan belum membangkitkan Jiwa Beladirinya, ia hanya bisa menghindar dan bersembunyi saat bertemu hewan spirit yang memiliki kekuatan tinggi. Namun saat bertemu hewan spirit level rendah, ia mencoba menjadikan nya sebagai bahan latihan kekuatan ototnya.

Dan seperti saat ini, dengan sialnya Bai Wang bertemu sekelompok hewan spirit Serigala level 3. 

"Sialan! Kenapa aku sial sekali hari ini?" umpatnya dengan mengeluarkan pedangnya dan menodongkannya ke arah hewan itu. 

Ia menghadapi hewan itu dengan siaga, dengan kaki gemetar dan langkah perlahan mundur.

Beberapa Hewan Serigala itu berjalan perlahan mendekati Bai Wang dengan rasa haus, ingin memangsa..

Glek,

"Jika tidak bisa kabur, aku benar-benar akan mati," batinnya tidak yakin bisa mengalahkan mereka semua.

Melihat Serigala itu mulai maju dan mencoba menyerangnya, Bai Wang panik. Ia berbalik dan berlari dengan kencang untuk menghindari serangan Serigala

"Aaaaa…….jangan kejar aku dan jangan bunuh aku. Daging ku tidak enak," teriaknya sambil berlari terbirit-birit.

Serigala itu tetap saja mengejar Bai Wang dengan tatapan ganasnya. Sedangkan Bai Wang terus saja berlari dan menghindar tanpa menoleh. Ia tidak ingin mati konyol di makan Serigala Petir. Oleh sebab itu apapun yang terjadi jangan pernah berhenti.

Namun sialnya lagi, Bai Wang mendapatkan masalah dan akhirnya dia tidak bisa melarikan diri lagi. Dia bertemu dengan sekelompok Dinosaurus Kristal dengan jumlah yang cukup banyak. Dan akhirnya dia di kepung dari dua sisi, sisi belakang Serigala petir dan sisi depan Dinosaurus kristal.

"Benar-benar nasib sial. Mungkin kah aku akan mati disini?" gumamnya melihat hewan spirit yang mengelilinginya.

Ia menengadah ke atas, menatap langit. Pasrah dengan hidupnya. Jika dia mati disini maka balas dendamnya dengan sekelompok misterius itu akan berakhir. "Maafkan aku ibu, ayah. Aku tidak bisa menjadi apa yang kalian inginkan. Dan tidak bisa menemukan kalian serta membalaskan dendam keluarga kita," batinnya dengan mata memejam.

Di sebuah pohon tak jauh darinya, ada seorang wanita melihat Bai Wang yang pasrah menerima kematian. Bibirnya melengkung, membuat sebuah senyuman. Ia ingin bermain-main, dan wanita itu pun langsung melempar pedangnya ke arah Bai Wang hingga membuat ledakan besar dan membuat Serigala Petir dan Dinosaurus Kristal terlempar karena kekuatan itu. Sedangkan Bai Wang sendiri juga terpental dan terluka.

Duuar,

Uhuk…Uhuk…

Batuknya dengan memegang dadanya yang sakit akibat terkena ledakan kekuatan angin.

Gadis itu turun dari atas pohon dan berdiri di tengah-tengah tempat ledakan, mengambil pedangnya dan menatap remeh beberapa hewan spirit.

"Ayo maju. Akan ku cincang daging kalian," ucap nya menantang Serigala Petir dan Dinosaurus kristal.

Para hewan spirit bangun dan mencoba melawan gadis itu. Gadis cantik itu tersenyum dan menebaskan pedangnya, mengeluarkan kekuatan anginnya, hingga membentuk sayatan sabit yang mengarah ke arah hewan spirit.

Syuut ....

Boom....

Duuar…

Duuar…

Ledakan beruntun langsung mengenai hewan spirit itu. Namun mereka tidak mati, hewan spirit itu kembali bangkit dan menyerang secara bersamaan, mengeluarkan kekuatan mereka masing-masing.

Serigala Petir mengeluarkan kekuatan petir nya, membuat petir menyambar-nyambar mengejar gadis itu. Sedangkan Dinosaurus Kristal juga mengeluarkan kekuatannya dari mulutnya hingga membuat laser-laser bening mengarah dimana gadis itu berlari.

Gadis itu tersenyum. Menghindari setiap jurus mereka, melompat dan berlari. Setelah kedua kelompok hewan spirit itu menghentikan mengeluarkan kekuatan, gadis itu berdiri di atas, melayang dengan mata menatap Serigala Petir dan Dinosaurus Kristal. 

"Sayatan Sabit,"

Gadis itu mengeluarkan jurusnya dan menebaskan pedangnya secepat mungkin. 

Kekuatan berbentuk sabit dengan jumlah banyak terus menerus melesat ke arah Serigala Petir dan Dinosaurus kristal hingga menghasilkan ledakan beruntun.

Beberapa Serigala Petir dan Dinosaurus kristal yang terkena kekuatan sayatan sabit langsung mati. Sedangkan Ketua dari kelompok itu masing-masing kini masih bertahan, menatap ke atas penuh dengan kemarahan.

Auuu…

Lolong Serigala Petir karena marah dengan gadis yang mengganggunya.

Gadis itu memutar bola matanya malas. "Baiklah, aku tidak akan main-main lagi," ucapnya dan melesat secepat kilat, memegang senjata nya dan menebaskan pedang itu secepat mungkin ketubuh Serigala Petir dan Dinosaurus kristal.

Syuut….

Syuut….

Syuut….

Craas…. Craas…. Craas….

Tebasan tanpa henti gadis itu lakukan, hingga sekejap kemudian membuat Serigala Petir dan Dinosaurus kristal langsung mati seketika dengan tubuh yang terdapat banyak sayatan pedang.

Melihat kedua hewan itu telah mati, gadis itu memasuk kan pedangnya ke dalam sarung pedang. Dan setelahnya gadis cantik itu berjalan menghampiri Bai Wang yang terus menatapnya dari mulai pertarungan.

Gadis itu berdiri di depan Bai Wang yang masih bengong. Dia tersenyum dan melambaikan tangannya di depan wajah Bai Wang.

"Hei, kau tidak apa-apakan?" Tanyanya membuat Bai Wang langsung sadar.

"Ah, iya. Aku tidak apa-apa," jawabnya dan melihat tangan kecil di depannya. Gadis itu mengulurkan tangan, berniat membantu.

Bai Wang menerima bantuan itu, dan mereka pun berdiri saling berhadapan. 

"Apa kamu terluka?" Tanya gadis itu dengan wajah manisnya.

Melihat gadis cantik di depannya, wajah Bai Wang merona. Ia membuang muka agar gadis itu tidak melihatnya. "Cantik sekali dia," batinnya dan mencoba menormalkan pikirannya "Ehem…saya tidak apa-apa nona. Terimakasih karena telah menolong saya."

Gadis itu tersenyum, benar-benar membuat Bai Wang terpesona. "Sama-sama. Oh ya, ngomong-ngomong kamu mau kemana? Kenapa sendirian di hutan ini?" Tanya gadis itu penasaran.

"Saya ingin ke Kekaisaran Xing, nona."

"Kekaisaran Xing?" Jawabnya di angguki Bai Wang. "Kalau kamu mau Kekaisaran Xing kenapa harus lewat jalur hutan? Bukankah ini sangat membahayakan nyawa mu?"

"Mungkin memang benar membahayakan nyawa saya. Tapi saya harus berlatih untuk melawan hewan spirit level rendah agar saya bisa menjadi kuat," jawabnya membuat gadis yang duduk di sampingnya menatapnya.

"Menjadi kuat? Tapi ku lihat dia seperti tidak berguna. Bahkan melawan Serigala Petir dan Dinosaurus kristal yang levelnya cukup rendah dia tidak mampu. Benarkah dia ingin berlatih, atau sebenarnya ingin bunuh diri?" batinnya berpikir sambil menyentuh dagu, menatap Bai Wang.

Bai Wang yang di tatap seperti itu menjadi salah tingkah. "Ada apa dengan gadis ini? Kenapa menatap ku seperti itu?" Batinnya karena tidak terbiasa di tetap seperti itu oleh gadis cantik.

Takut tidak bisa mengontrol dirinya, Bai Wang beranjak dan berjalan pergi meninggalkan gadis itu yang masih setia menatapnya. 

Melihat Bai Wang pergi, gadis itu dengan cepat mengikuti. "Tunggu aku," teriak nya berlari, menyusul Bai Wang yang cukup tampan.

.

.

.

Bersambung.

 

  

 

Bab 03. Qian Xue

Gadis itu terus saja mengikuti kemana Bai Wang pergi. Sedangkan Bai Wang yang tidak mengenal siapa gadis itu, beberapa kali menghela nafas kasar. Apalagi saat mendengar gadis itu sama sekali tidak pernah berhenti berbicara.

"Kenapa masih mengikuti saya, nona? Saya sudah berterima kasih kepada anda. Jadi saya mohon jangan ikuti saya lagi," ucapnya mencoba memberi pengertian

Gadis itu hanya menaikkan sebelah alisnya mendengar kata yang di ucapkan Bai Wang, ia tidak peduli. Walaupun beberapa kali Bai Wang mengusirnya, ia akan tetap mengikuti. Karena saat ini ia tidak memiliki teman untuk menemani perjalanan nya. Dan oleh sebab itu, gadis itu tidak akan pergi meninggalkan Bai Wang sedikitpun sampai mereka sampai di Kekaisaran Xing.

"Aku tidak mengikuti mu, hanya berjalan bersama saja," jawabnya membuat Bai Wang kembali menghela nafasnya kasar. Dan akhirnya ia pun membiarkan gadis itu mengikuti nya terus, lelah memberi pengertian.

Cukup jauh dari tempat pertarungan tadi, kini mereka berdua kembali beristirahat karena malam telah tiba. Bai Wang menyalakan api untuk menjadi penerang dan penghangat tubuh mereka. Sebelum itu, Bai Wang telah memancing ikan di sungai untuk makan malam nya, mengganjal perutnya yang lapar. Dan saat ini Bai Wang sedang memanggang ikan tersebut.

Gadis yang terus mengikutinya itu menatap penuh keinginan dengan ikan yang di bakar Bai Wang, sampai-sampai air liurnya menetes karena begitu menginginkan ikan tersebut. Bai Wang yang melihat menyembunyikan ikannya, berharap gadis itu tidak menginginkan ikannya. 

Gadis itu yang melihat menjadi kesal. Ia menatap tajam Bai Wang dan menengadahkan tangannya, tanda meminta. "Berikan ikan nya," perintahnya seenak jidat.

"Apa?" Ucap Bai Wang tidak percaya dengan gadis di depannya yang tidak tahu malu meminta milik orang lain.

"Berikan," perintahnya lagi meminta.

"Ini milik ku," jawab Bai Wang menatap kesal.

"Milik mu," gumamnya pelan. Namun sedetik kemudian gadis itu menangis dengan keras, membuat Bai Wang gelagapan. 

Bai Wang tidak menyangka jika gadis di depannya akan menangis hanya karena tidak di beri ikan bakarnya. 

Hua……

Hua……

Hua……

Melihat itu Bai Wang sungguh sangat bingung. "Hei, ada apa dengan mu?" Tanya nya benar-benar tidak mengerti dengan tingkah gadis itu.

Gadis itu tidak menjawab dan juga tidak diam, ia terus menangis karena belum di berikan ikan bakar oleh Bai Wang. Bai Wang yang melihat gadis itu tetap tidak berhenti menangis, menghela nafas. Dan akhirnya membiarkan ikan bakarnya. "Nih," serahkan nya pada gadis itu.

Melihat Bai Wang memberikan ikan bakarnya, gadis itu langsung seketika berhenti menangis dan mengambil nya dengan cepat serta langsung memakannya dengan lahap. Bai Wang yang melihat hanya diam, namun dalam hati ia bertanya-tanya, mungkinkah gadis di depannya ini tidak pernah makan?

"Siapa namamu?" Tanya nya yang tidak mengetahui nama gadis yang mengikuti nya terus.

Mendengar pertanyaan Bai Wang, gadis itu langsung berhenti makan, menatap pemuda di depannya. "Apa kamu menyukai ku?" Tanyanya tidak masuk akal. 

Bai Wang mengerutkan kening, bingung dengan pertanyaan itu. Pikirnya, apa-apaan gadis di depannya ini? Bagaimana bisa gadis itu berpikir bahwa dia menyukai nya, sungguh pertanyaan yang aneh.

Bai Wang menghela napas dengan kasar, dan tidak memperdulikan lagi. Gadis cantik itu yang melihat, tersenyum kecil. Ia berdiri mendekati Bai Wang, dan duduk di sampingnya. 

"Jika kau ingin tahu siapa aku, maka kau harus memberitahuku siapa namamu," ucapnya menatap Bai Wang.

Bai Wang menoleh, menatap gadis di sampingnya, setelah itu mengalihkan pandangannya, melanjutkan membakar ikannya.

Merasa di cuekin, Gadis itu menjadi kesal. Dan memukul lengan Bai Wang sedikit kuat. Bai Wang menatap nya tidak percaya karena gadis itu sungguh berani. 

"Kenapa memukul ku?"

"Karena kau menyebalkan,"

"Bukankah anda sendiri tidak mau mengatakan nama anda, kenapa anda marah karena saya tidak mengatakan nama saya?"

Mendengar itu, gadis itu semakin kesal. Ia bersedekap dada dengan wajah cemberut. Bai Wang yang melihat sebenarnya sangat gemas, ingin sekali ia mencubit hidung mancung itu. Namun mengingat mereka tidak saling kenal, ia mengurungkan.

"Namaku, Xue Anxiu," ucapnya berbohong dengan nama aslinya yang sebenarnya adalah Qian Xue.

"Xue Anxiu," gumam Bai Wang, dan di angguki Qian Xue.

"Bagus bukan? Sekarang katakan siapa nama mu?" Tanyanya ingin tahu, karena penasaran dengan pemuda yang tidak memiliki jiwa beladiri itu.

"Bai Wang," jawabnya singkat.

"Bai Wang. Em, lumayan. Bolehkah kamu mengatakan kemana tujuan mu pergi Kekaisaran Xing?"

"Entah, aku tidak tahu. Aku hanya ingin kesana untuk menjadi kuat, membangunkan jiwa beladiri ku dan berlatih dengan sungguh-sungguh," jelasnya masih fokus dengan ikan bakar nya.

Qian Xue meliriknya sebentar, setelah itu fokus melihat api di depannya, "Bagaimana kalau kamu ikut dengan ku. Aku tinggal di sebuah perguruan. Jika kamu mau aku bisa mengantarkan mu kesana. Tapi saat sampai di sana kamu harus mengandalkan diri mu sendiri," jelasnya memberi tahu.

Bai Wang yang mendengar langsung menoleh, "Benarkah kamu akan mengantarkan ku kesana?

"Tentu saja. Aku adalah seorang gadis yang tidak pernah berbohong. Jadi kamu tenang saja. Dan aku akan menjaga mu sampai disana," ucapnya membuat Bai Wang senang.

"Baiklah, aku percaya dengan mu. Terimakasih karena mau menemani dan menunjukkan jalan untuk ku."

"Tapi ini tidaklah gratis," ucap Qian Xue membuat bingung.

"Tidak gratis?" gumamnya tidak mengerti. "Maksudnya?"

"Aku akan menjaga mu dan mengantarkan mu sampai perguruan itu asalkan kamu selalu memberikan ku makan setiap saat" jelasnya langsung di setujui Bai Wang.

"Baiklah, aku setuju," jawabnya cepat. Ia akan memanfaatkan gadis itu untuk menjaganya saat ada hewan spirit yang menghalangi jalannya nanti.

Dan setelah perjanjian yang saling menguntungkan itu, hari-hari mereka semakin dekat layak nya sepasang saudara hingga akhirnya mereka sampai di Kekaisaran Xing. 

Sampai di pintu gerbang kekaisaran, Bai Wang menatapnya dengan takjub. "Sungguh luar biasa,"

"Tentu saja. Sudah ayo, kita masuk dan menuju perguruan," ucapnya menarik tangan Bai Wang.

Bai Wang yang di tarik hanya bisa mengikuti langkah itu dan dengan menghela nafas kasar. Ia sungguh tidak habis pikir dengan Qian Xue yang seenaknya jidat.

Qian Xue terus menariknya masuk Kekaisaran Xing sambil melihat keramaian di kekaisaran itu. Bai Wang selalu menghela napas nya, apalagi saat melihat Qian Xue menariknya kesana kesini melihat sesuatu yang menurutnya menarik. 

"Tidak bisakah kita langsung menuju perguruan Xue," lelahnya karena mengikuti kemana Qian Xue.

"Nanti, kita lihat-lihat dulu yang menarik. Sayang jika dilewatkan," ucapnya antusias melihat orang yang berdagang di pinggir jalan. Dan akhirnya mau tidak mau, Bai Wang pun mengikuti gadis pengatur itu.

.

.

.

Bersambung

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!