Pada malam yang gelap seolah tanpa sinar rembulan, Tasya duduk rebahan berteman kan android mencari sesuatu yang bisa menemaninya dalam kesunyian.
Mencari apapun yang dapat menghibur untuk menghilangkan kesendiriannya, Dia mencoba untuk menghilangkan kesendirian yang seolah-olah terus membawanya hidup dalam lamunan.
#Pengenalan
Tasya adalah gadis muda berusia 21 tahun yang polos, Gadis yang pendiam tersebut seolah tidak ada kisah spesial darinya untuk diceritakan. Karena dalam hari-hari yang dia lalui seorang diri yang hanya terdapat pandangan yang menggambarkan bahwa dia adalah gadis yang pemalu, Dalam arti merasa malu untuk bergaul pada semua orang terutama pada orang-orang di tempat kuliahnya.
Ya, begitulah kehidupan Tasya sehari-hari, Hanya kuliah dan belajar di rumah, Namun sikapnya yang pemalu tidak mengkarakterkan dia sebagai gadis yang cupu
Tasya menjalani hidup dengan kesendirian seolah tanpa memiliki batasan waktu.
Sementara disisi lain sebelum mengenal Tasya tertulis kisah yang menceritakan sebuah cerita tentang sesosok Mahluk berjenis laki-laki dari planet Mars yang turun ke Bumi untuk merasakan lingkungan mahluk di bumi.
#Sebelumnya...
(Mengingatkan kembali pada season pertama)
Dan di ceritakan pada suatu masa, Mahluk tersebut bermaksud untuk pergi ke Bumi.
Setelah sampai di bumi, Mahluk tersebut menamai dirinya Mahsat yang artinya mahluk tersesat.
Awalnya Mahsat tidak mengerti bahasa manusia, namun dengan kemampuannya semacam sihir. Hingga pada akhirnya dia pun bisa berbicara seperti manusia biasa.
Setelah menjelma dan mengerti cara berkomunikasi dengan orang-orang, Mahsat semakin tertarik untuk mengenali kehidupan dibumi.
Sampai suatu ketika, Mahsat tercengang melihat keramaian di sebuah taman. Dan secara kebetulan, Dia melihat seorang laki-laki sedang berjalan ke arahnya. Kemudian dia pun menyapa lelaki tersebut dan dari laki-laki tersebutlah dia mulai memahami bahasa manusia dengan cara bersalaman.
Setelah menyapa laki-laki tersebut Mahsat meneruskan langkahnya menuju taman, Tak lama kemudian Mahsat melihat ada dua orang wanita yang sedang ngobrol, Dan dia tertarik untuk ikut ngobrol " Sepertinya dua manusia itu sedang bertapa! Akan jauh lebih baik aku ganggu saja!" Ujar Mahsat dalam hati
Dengan berlahan Mahsat mendekati dua wanita tersebut
"Hai dua manusia! Bolehkah aku bertanya dua hal?" Tanya Mahsat mengejutkan
" Boleh! Ada apa ya?" Sahut salah satu dari dua wanita tersebut bingung
"Siapakah nama engkau?"
" Aku Ria! Wanita masa depan!" Jawab salah satunya
" Dan kau?"
"Aku Erni! Wanita perjuangan! Abang siapa ya? Kayak baru lahir!" Jawab yang satunya lagi kembali bertanya seolah bingung
Mahsat pun menjawab dengan jawaban yang membuat Ria maupun Erni semakin kesal.
Setelah beberapa saat berkenalan dengan Ria dan Erni, Mahsat pun terus mengikuti jejak mereka berdua, Sampai suatu ketika Mahsat meminta agar Ria maupun Erni memberi atau membelikannya makanan.
Singkat kata, Mahsat pun makan sembari menjelaskan siapa Mahsat sebenarnya. Awalnya mereka berdua tidak percaya bahwa Mahsat berasal dari planet Mars, Namun setelah Mahsat memberikan sedikit bukti akhirnya mereka berdua percaya tapi belum sepenuhnya, Semenjak dari mereka berdua, dia mulai tertarik dengan lawan jenis dan mengerti bahasa lingkungan sekitar.
Namun Mahsat memiliki keterbatasan waktu dan pantangan untuk hidup di bumi karena mengingat bumi bukanlah tempat asalnya.
Catatan: Mahsat sebenarnya adalah manusia asli tergolong manusia purba yang pernah terdampar di Mars, kemudian beradaptasi dan terikat sebagai penghuni mars sepenuhnya, hingga seiring berkembangnya zaman, Mahsat tertarik kembali ke bumi. Dan hal itu diluar ingatan maupun pengetahuan Mahsat sendiri.
Sementara di Mars Mahsat memiliki teman dari Pluto, Mereka berdua pernah bergabung dalam pertarungan galaksi sebelum Mahsat turun ke bumi beberapa ribu tahun silam.
Suatu masa, Di waktu setelah Mahsat turun ke Bumi, mahluk Pluto tersebut datang ke Mars menemui Mahsat.
Dan setelah mahluk pluto tersebut mengetahui bahwa Mahsat turun ke Bumi akhirnya dia juga turun.
Sayangnya, Sesampainya di bumi mahluk tersebut tidak menemukan jejak Mahsat, hingga pada akhirnya dia menjelma sebagai manusia untuk mencarinya.
Namun, Saat mencari Mahsat mahluk Pluto tersebut hanyut dalam perhatiannya pada Endah seorang gadis kota berusia 22 tahun.
Catatan: Adrianlah yang mengetahui tentang Mahsat sebenarnya, tidak bisa di pastikan bahwa Adrian memang berasal dari Pluto, namun kami menguatkan bahwa di antara mereka berdua memiliki hubungan pertemanan yang erat. Dan untuk mengetahui tentang mereka berdua ada di kisah yang kami tulis di cerita yang berjudul: Abad Beradaban Manusia.
#Selanjutnya...
Bersama heningnya malam sembari melihat ponsel, Tasya menemukan sebuah aplikasi novel yang menuliskan tentang banyak kisah imajinasi maupun nyata. Dan ada satu novel yang membuatnya tertarik untuk membacanya dengan judul Reinkarnasi.
" Hm? Jika cerita ini benar-benar nyata, Kira-kira gimana rasanya kalau punya temen yang sudah terlahir yang kedua kalinya?" pikirnya dalam hati
Detik jam pun semakin jelas terdengar mendekati tengah malam.
Namun malam ini Tasya terlihat gelisah hingga membuatnya tidak bisa tidur entah apa yang ada dalam pikirannya.
Karena gelisah, dia pun hendak membuka jendela kamar kosnya. Kesunyian malam menghantarkan Tasya dalam lamunan yang mendalam.
"hm? Kapan ya aku mendapatkan seorang cowok yang bisa membuat hidupku terhibur?" ucapnya dalam hati
Malam semakin larut mendekati pukul 01:00 pada akhirnya angin malam pun menghantarkan Tasya ke alam bawah sadarnya alias tidur dan bangun bersama terbitnya matahari.
Mengenali Mahluk pluto sejenak.
Sebelumnya..
Ketika mendarat di Bumi, mahluk asing tersebut tidak bisa mengenali Mahsat sama sekali, karena temannya tersebut sudah menjelma sebagai Manusia, oleh karena itu sangat sulit bagi mahluk asing tersebut untuk menemukan Mahsat.
Terlebih lagi, di Mars Mahsat bukanlah nama aslinya.
Hingga pada akhirnya, dia pun menjelma sebagai manusia, dan menamai dirinya adalah Adrian.
Suatu ketika, Adrian berjalan tanpa arah mencari jejak Mahsat.
"Sepertinya aku harus bergaul dengan manusia, agar mudah bagiku untuk menemukannya!" ujar Adrian
Sayangnya, Adrian berjalan tidak mengerti jalur yang mana yang harus ia titi, dia pun hendak memperhatikan orang-orang sekitar untuk meniru, Namun sayang, di jalan tersebut tidak ada satu orang pun yang berjalan kaki. Rata-rata yang dia lihat adalah sebuah robot yang melintas.
"Kemana para manusia? Dan kenapa ada Robot di bumi?" pikirnya bingung saat melihat mobil-mobil yang melintas
Kemudian Adrian melihat ada pembatas jalur jalan ditengah-tengah yang berbentuk garis terputus-putus.
"Oo, Mungkin itu garis jalan khusus manusia!" ungkapnya
Lalu ia pun meniti garis tersebut, dan berjalan tepat ditengah-tengah jalan raya.
Tiba disebuah tikungan, Adrian melihat garis yang dia titi menyambung tanpa terputus, ia pun bingung dan berhenti sejenak.
"Kenapa disini jalannya tidak terputus-putus? " ucapnya bingung sendirian
Tak lama kemudian, Dari arah berlawanan muncul sebuah mobil yang melaju cukup kencang, sopir mobil tersebut di kagetkan dengan penampakan seseorang yang berdiri di tengah jalan tersebut, hingga membuat sopir tersebut nyaris masuk ke jurang, beruntungnya sopir tersebut masih sempat mengerem.
Karena cemas, sopir tersebut menoleh Adrian dari jendela mobil dengan marahnya, dan ternyata sopir mobil tersebut adalah seorang perempuan.
"Mas! Kalau mau bunuh diri jangan di jalan raya! Di Rel kereta api aja, Biar cepat matinya!" bentak cewek tersebut
Namun setelah melihat ada seseorang di dalam mobil yang tadinya itu ia anggap adalah sebuah robot, Adrian pun semakin bingung, tanpa mendengarkan perkataan si cewek tersebut.
"Kenapa ada manusia di dalam robot itu?" pikirnya bingung
Karena tidak respon, hal itu membuat si cewek takut dan langsung pergi.
....
Kembali ke Tasya..
Ketika fajar berlalu menjelang pagi, Tampak sinar matahari berlahan mengusir beningnya embun pagi.
Tasya keluar dari kontrakannya menuju ke tempat kuliahnya, Meskipun hidup penuh dengan kesendirian namun semangatnya untuk kuliah tak pernah pudar demi mencapai masa depan yang memiliki banyak warna.
Begitu bening disertai senyuman manis yang seolah menebarkan sejuta keramahan Tasya melangkah dengan langkah yang pasti.
Secara kebetulan kontrakan Tasya dengan tempat kuliahnya cukup dekat dia pun cukup jalan kaki tanpa harus mengendarai pesawat terbang.
Saat pertengahan jalan Tasya di sapa oleh temannya yakni Ria, Pada akhirnya mereka berangkat bersama.
Dan pada saat berada di dalam kelas, Tasya melihat ada seorang cowok yang berhasil menarik perhatian
Cowok tersebut rada-rada lugu namun terlihat memiliki sifat buaya tingkat dewa, Bagaimana tidak, pada saat seorang dosen Nina yang cantik tak kalah cantiknya dengan Tasya ataupun Mahasiswi lainnya memasuki kelas Tasya. Cowok tersebut seolah rusak pelupuk mata yang tidak bisa berkedip.
" Siapa kamu?" tanya Buk dosen, seolah tidak suka dengan pandangan cowok tersebut.
" Mahsat Buk!" jawabnya berlagak lugu
" Kenapa kamu melihat saya seperti tadi?" bentak Buk Nina
" Saya bingung buk, Mana papan tulis mana buk dosen? Habis putihnya sama!" kelakar Mahsat
Mendengar pernyataan Mahsat tentu pelajar yang lainnya menyoraki Mahsat secara serempak kecuali Tasya.
Rasa penasaran Tasya akan Mahsat pun berawal dari sini.
Sembari menulis Tasya curi-curi pandang pada Mahsat yang mukanya pas-pasan tersebut sehingga membuatnya gagal konsentrasi.
"Siapa dia? Kenapa aku solah ingin mengenalinya! Padahal dia bukan orang yang spesial di kelas ini! Malah aku yang terus memperhatikannya!" pikir Tasya dalam hati
Kemudian pada saat duduk sendirian di Kantin, Tasya melihat ada King dan Maulana teman Mahsat.
" Kemana dia? Biasanya mereka selalu bersama tapi kok nggak ada ya? Aduh Tasya jangan harap kamu bisa berteman dengannya mana ada orang yang mau berteman dengan mu! " tutur dalam hati Tasya sedikit menggerutu
Tak lama kemudian Mahsat orang yang diam-diam di cari Tasya tersebut akhirnya nongol bergabung dengan King dan Maulana
" Panjang umur! Hm andai aja dia datang menyapa ku!" gumam Tasya
Namun karena terus-terusan memperhatikan Mahsat hal itu di ketahui oleh King, Dan King pun meminta Mahsat untuk mendekati Tasya.
" Sat! Kayaknya cewek itu merhatiin lo terus! Samperin gih!" kata King pada Mahsat
Tanpa kata menolak Mahsat meranjak dari tempat duduk bergerak mendekati Tasya.
" Kok dia ngeliatin aku! Jangan-jangan dia mau kesini! Aduh kok aku G.R ya!" tutur Tasya sedikit gugup
" Hai! Boleh aku nanya tentang banyak hal?" sapa Mahsat
" Boleh!" Tasya pun bingung bercampur gugup
Kemudian Mahsat menarik bangku tepat di depan Tasya dan itu membuat Tasya semakin gugup di luar kendali.
" Sebelumnya boleh ku tau namanya siapa?" tanya Mahsat sedikit membuat Tasya takut
" Tasya kak'!" jawabnya
" Dek Tasya kenalin aku Mahsat!" Tutur Mahsat
" Iya kak'! Ada apa ya?" tanya Tasya bingung
"Nggak! Cuman pengen kenalan aja! Tadi aku melihat ada sinaran rembulan dari arah sini, Dan ternyata sinar tersebut berasal dari wajah Dek Tasya yang begitu bening!" kelakar Mahsat dengan gombalannya
Mendengar gombalan Mahsat Tasya pun tersenyum dalam sedalam samudra atlantik.
Beralih ke Adrian sejenak.
Karena melihat si cewek pergi, Adrian tertarik untuk mengikutinya, Namun tentunya kecepatan mobil tidak sama dengan jalan kaki, Adrian hanya mengikuti arahnya saja.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, tiba lah Adrian disebuah gedung yang sangat besar.
"Waw! Benda apakah itu? Besar sekali!" kata Adrian dalam hati
Dia pun mendekati gedung tersebut.
Adrian melihat banyak orang keluar masuk dari gedung tersebut.
Tak lama kemudian, Karena terlihat mencurigakan satpam yang menjaga gedung tersebut menghampiri Adrian.
"Ada perlu apa pak?" tanya pak satpam
Namun sayangnya, Adrian tidak mengerti dengan ucapan pak satpam
"Bapak, kalau tidak ada keperluan silahkan bapak pergi!" usir pak satpam
Meskipun tidak mengerti bahasa, namun Adrian mengerti isyarat yang di berikan satpam yang mengusirnya melalui gerakan tubuh pak satpam tersebut.
Karena merasa sulit untuk berkomunikasi dengan manusia, akhirnya Adrian menyalin ilmu pengetahuan dari otak pak satpam secara replek.
Alhasil, Adrian pun berhasil menguasai bahasa manusia.
Tak lama kemudian, karena terlihat bertengkar, salah seorang cewek yang memiliki peranan di gedung yang di maksud keluar mendekati satpam dan Adrian.
"Ada pak?" tanya si cewek pada satpam
"Ini non, Orang ini keliatannya berniat jahat! Kerana pas saya tanya ada perlu apa, dia malah diam! Makanya saya usir saja!" terang satpam
"Jangan berprasangka buruk dulu dong pak! Siapa tau dia bisu makanya tidak menjawab pertanyaan Bapak!" ujar si cewek
Lalu si cewek pun mengajak Adrian bicara.
"Mas! Saya marketing di sini! Ada yang bisa kami bantu?" tanya si cewek
"Oh! Ini Mbak, Saya mau cari pekerjaan, apa disini ada lowongan?" jawab Adrian seolah tiba-tiba menemukan ide
"Giliran cewek yang nanya baru mau ngomong!" potong Satpam yang kesal dengan sikap Adrian
"O! Kebetelan ada mas! Jadi OB kalau mau" jawab si cewek
"Mau bangat Mbak!" sahut Adrian
"Nama saya Aulia! Panggil Aulia saja mas, jangan panggil mbak!"
Singkat kata, Adrian pun di suruh Aulia datang lagi besok untuk memberitahunya apakah terima apa tidak oleh meneger.
Kembali ke Tasya.
" Dek Tasya sendirian aja? Temennya mana?" Tanya Mahsat berlagak perduli
"Tasya nggak punya temen kak!" Jawab Tasya sedikit menggerutu dengan polosnya
Dalam hati Tasya, terdapat butiran-butiran kebahagiaan saat Mahsat mendekatinya, Karna dari tadi bisa mengenal Mahsat adalah harapan terbesar baginya
Dan karena terlihat seperti wanita yang polos, Mahsat pun merasa nyaman saat pertama mengenal Tasya
" Masak, cewek sebening Dek' Tasya nggak punya temen?" Tutur Mahsat sedikit merayu
" Bener kak'! Tasya nggak suka bergaul!" Terang Tasya tanpa adanya kata dusta
" Nggak boleh gitu! Bergaul dengan banyak orang itu, Akan membuat hidup kita banyak warna" Tutur Mahsat seolah menasehati
Sementara King dan Maulana menyaksikan atau nyimak pembicaraan Mahsat tersebut
" His! Serangan ular piton! Berlahan melilit!" Ujar King saat mendengar kata-kata Mahsat
" Gua khawatir! Jangan sampai Tasya terbunuh oleh rayuan Mahsat!" Sambung Maulana yang nyimak
Tasya menjelaskan bahwa dia memang tipe cewek yang suka menyendiri
" Iya Kak! Tasya punya temen kok'! Cuman nggak banyak!" Sahut Tasya sedikit menggerutu
Kemudian Mahsat berpura-pura haus dengan entah apa tujuannya
" Eh! Dek Tasya! Boleh minta minumnya nggak? Aku haus ni?" kelakar Mahsat
" Pesen aja kak'! Tasya yang bayarin!" Begitu baik tanpa ada rasa sungkan Tasya pun seolah memberikan apa yang di pinta Mahsat
" Nggak ah! Aku mau minum yang punya dek Tasya aja!" Ujar Mahsat sedikit menolak tawaran, Sembari mengambil gelas minuman Tasya
"Eh, Tapi kan udah Tasya minum! " Kata Tasya merasa tidak enak
"Nggak apa-apa!" Ujar Mahsat tidak keberatan lalu kemudian minum
" Kok' Nggak ada rasa nya?" Celetuk Mahsat dengan kerut alis di angkat ke atas seolah bingung
" Masak sih? Tadi rasa nya manis kok'!" Sahut Tasya heran
" Oo, Pantesan! Kalah manis di banding senyuman dek Tasya!" Tutur Mahsat Merayu
Seolah senyum yang dalam Tasya pun tidak bisa bicara apa-apa lagi " Hm!" Senyumnya sembari menutup mulutnya
Kemudian " Aduh!" Celetuk Mahsat sembari menutup kedua belah matanya dengan sebelah tangan
" Kenapa kak?" Tanya Tasya heran
" Sepertinya ada nama dek Tasya di pelupuk mata ku!" Terang Mahsat kembali merayu
Sementara King dan Maulana masih dalam keadaan nyimak, Saat mendengar rayuan Mahsat alhasil, Jiwa kepo mereka berdua beraksi
" Widiih! Dasar buaya!" Ujar King saat mendengar kata-kata Mahsat
Dan secara tiba-tiba" Aduh!" Celetuk Maulana sembari menutup matanya seolah menirukan gerakan Mahsat
" Napa Lo?" Tanya King sedikit heran
" Sepertinya mataku kelilipan kulit kacang!" Terang Maulana seolah mengejek Mahsat
"Hahaha! Ada-ada aja! Nggak kulit durian sekalian!" Tutur King sembari tertawa
" Hahaha! Dah lah! Kita cabut yok! Nggak tega gua, Liat cewek secantik Tasya terus-terusan dianiaya Mahsat dengan gombalannya itu!" Ajak Maulana untuk pulang menjauhi Mahsat
King pun setuju, Kemudian seolah pamit pada Mahsat " Bro! Kita pulang duluan ya!" Kata King meranjak dari tempat duduknya
" Eh! Tunggu dulu! Gua juga mau pulang!" Sahut Mahsat minta di tunggu
Dan Mahsat pun meranjak dari tempat duduknya seraya berkata " Dek Tasya! Sampai ketemu lagi ya! Masih banyak hal yang harus aku pelajari dalam hidup ini! Senang bisa berkenalan denganmu!" Tutur Mahsat pada Tasya
Tentunya dengan perasaan senang " Iya kak! Tasya juga!" Sahut Tasya
" Dah! Hati-hati di jalan ya!" Ucap Mahsat seolah membalikan kata
" Kaka' Yang hati-hati! Bukannya Tasya! " Sahut Tasya dengan nada yang lembut dan polosnya sembari membenarkan kata
" Iya ya!" Tutur Mahsat sembari menjauh
Mereka bertiga pun bermaksud untuk pulang
Sementara Tasya, Dalam hatinya seolah sedang berbunga-bunga, Bagaimana tidak, Orang yang tadinya jadi pusat perhatiannya, telah menghampiri nya sendiri, Seolah suatu mimpi yang menjadi kenyataan
Tak lama setelah Mahsat pergi, Ria dan Erni datang bergabung dengan Tasya.
Ria melihat Tasya tersenyum sendirian.
"Ciee! Kayaknya ada yang lagi jatuh cinta ni!" sapa Ria langsung duduk
"Siapa yang mau sama gadis cupu kayak aku? Meskipun ada orang yang aku suka itu hanya sebatas mimpiku aja, karena dia nggak mungkin suka sama aku!" sahut Tasya seolah menggerutu
"Eh, belum tentu! Oya ngomong-ngomong siapa orang yang lu maksud sya?" tanya Erni
"Iya! Jadi pengen tau siapa orang yang udah berhasil membuat lu jatuh cinta? Secara, lu nggak pernah tertarik sama yang namanya pacaran!" sambung Ria
"Ada deh! Tapi aku malu ngasih tau ke kalian! Karena ngeliat dari cara dia ngomong kayaknya banyak cewek-cewek yang suka padanya!" jawab Tasya
"Ngapain malu sih? Intinya siapapun orangnya gue dukung kok!" bujuk Ria
"Iya gue juga dukung! Tapi ngomong-ngomong gue lagi nggak bawak duit! Traktir gue dong!" kelakar Erni
"Mm! Modus lu kayak Mahsat aja!" canda Ria
Mendengar nama Mahsat, jiwa penasaran Tasya pun muncul.
"Mahsat?" tanya Tasya
"Iya, Mahsat cowok teraneh di muka bumi!" jelas Ria
"Lu kenal?" tanya Erni
Namun Tasya pura-pura tidak kenal, Karena dia malu untuk yang sebenarnya pada Ria dan Erni.
"Nggak! Aku cuman anehnya dengar namanya!" jawab Tasya
"Ya itu! Dari namanya aja udah Aneh!" sambung Ria
Selesai ngobrol mereka bertiga pun pulang, Namun Ria dan Erni bermaksud memperkenalkan Tasya pada seseorang yang selama ini diam-diam menyukai Tasya.
Di perjalanan.
"Eh, Sya! Kita mau kenalin lu sama seseorang!" kata Ria
"Oya? Siapa?" tanya Tasya sedikit penasaran
"Orangnya selama ini diam-diam menyukai lu Sya, Tapi dia nggak berani deketin lu secara langsung!" sambung Erni
"Cewek apa cowok?" sedikit bercanda
"Cowok lah! Masak cewek makan cewek!" jawab canda Ria
Setibanya di sebuah taman.
Sebelumnya, Ria dan Erni memang sudah janjian dengan orang yang di maksud, dan benar cowok tersebut sudah menunggu mereka, namun dalam kondisi gugup.
"Nah tu dia orangnya!" ujar Ria
"Hai yon! Udah lama nunggunya?" tanya Ria sedikit basa-basi
"Nggak kok!" jawab cowok
Kemudian Ria dan Erni bermaksud meninggalkan Tasya sesuai rencana.
"Eh, Sya! Kita tinggal bentar ya! Kita ada urusan mendadak!" kata Ria
"Terus aku gimana?" tanya Tasya sedikit ragu
"Kan ada dia! Bentar doang kok! Yon titip temen kita ya! Awas jangan di apa-apain!" kelakar Ria
Singkat kata, Ria dan Erni pun pergi namun tidak jauh dari Tasya.
Sedikit malu-malu Tasya duduk sebangku dengan Yon.
"Nama kamu Tasya ya?" tanya Yon
"Ya kak!" sambil mengangguk
"Aku Tion!"
Terlihat sangat tampan dan baik, Tasya pun merespon semua pertanyaan atau omongan Tion yang mengarah padanya.
Hingga obrolan keduanya pun nyambung.
Namun untuk soal perasaan, Dalam hati Tasya sudah terkunci pada nama Mahsat sementara untuk Tion, Tasya hanya mengikuti saran Mahsat untuk bergaul pada semua orang yang di yakininya baik.
*Beralih ke Mahsat
Mahsat kuliah mengikuti jejak Ria dan Erni, Dia tinggal di Kosan bersama dua sahabatnya King dan Maulana
Dan pada saat sedang berjalan kaki dari kuliah, Mahsat melihat ada dua orang cewek tanpa ada cowok, Mahsat dan Maulana tertarik untuk mendekati dua cewek tesebut
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!