NovelToon NovelToon

Menikahkan Suamiku

bab 1

Tut tut tut tut

Berulang kali ku hubungi, tetap bunyi itu yang terdengar. Jam menunjukkan pukul 00.30 wib.Tanggal 10 July 2019.Perasaan jengkel, marah dan sedih berkecamuk dalam diriku. Kemana lelaki s*tan itu.

"Brengs*k." geramku.Sambil duduk di tempat tidur pasien, dengan infus di tangan, aku membuka HP. Menatap pesan yang ku kirim tapi tidak ada balasan satupun. "benar benar keterlaluan. "

"Kenapa tak angkat telponku. "

"Kau tak membayar biaya rumah sakit."

"Kembalikan uang ku, kepar*t."

"Hei Hendra Setiawan, kembalikan uang ku. "

Hmmmm, tak ada satupun balasan. Dasar suami sialan.Apa yang dilakukannya.

****

"Suster Irma, bagaimana kabar pasien dikamar 270." tanya Suster jaga.

"Kondisinya buruk. Wanita yang malang. Kata dokter umurnya tinggal beberapa bulan lagi. Padahal masih sangat muda. Tapi suaminya tidak pernah datang menemani. " kata suster Irma.

"Sungguh malang. " suster jaga ikut bersimpati. "setidaknya mari kita rawat dia dengan baik. Agar ia tenang di akhir hidupnya. Semoga Tuhan memberinya keajaiban. "

"Aku pergi mengeceknya ya.Kasihan dia. Sudah waktunya minum obat. " kata suster Irma. Ia pergi menuju kamar 270,kamar rawat pasien atas nama Almahira Rengganis.30 tahun.

"Selamat pagi mba Almahira, saatnya minum obat. " suara lembut suster Irma sambil membuka pintu. Tapi, kamar itu kosong.Tempat tidur masih berantakan.Selang infus tergeletak di atas meja. Suster Irma segera mencari ke kamar mandi.

"Mba Almahira kemana ya. Tubuhnya kan masih lemah." gumam suster Irma.

Di pinggir jalan, depan rumah sakit Harapan Bunda.Seorang wanita kurus dengan switer coklat, membalut tubuhnya yang memakai seragam pasien. Di kepalanya terdapat topi rajut yang menutupi kepalanya yang telah digundul akibat operasi. Kacamata berbingkai hitam menjadi alat bantu penglihatannya selama ini.Dialah Almahira Rengganis. Berdiri menunggu taksi lewat.Jalanan masih sepi, karena baru pukul 05.00 wib. Udara dingin terasa sampai ke tulang. Tapi begitu memberi kedamaian. Beberapa kelopak bunga jatuh tertiup angin.

"Bunga yang cantik. Disaat aku berjuang dengan sel kanker ini, kalian tetap cantik meskipun layu. " Almahira menyetop taksi biru yang menyalakan lampu, tanda penumpang kosong.

"Selamat pagi, " sapa ramah supir taksi. Senyum kebapakan tersungging menyambut Almahira. Dengan cepat wanita itu membuka pintu penumpang dan duduk manis.

"Jln Kartini pak.Apartement Delima. " kata Almahira.

Senyum pak supir begitu ceria.Tanpa menoleh ia terus bercerita pada Almahira.

"Kau sedang sakit ya. Pasti cepat sembuh.Ini bulan baik. Banyak kebaikan yang akan hadir. " ujar pak supir.

"Tapi aku tak butuh kebaikan. Semua hanya kepalsuan. " ujar Almahira.

"Ah kau jangan pesimis gitu. Selalu ada harapan untuk esok. Yaitu hari ini. Aku pun selalu berharap, putriku yang cantik bahagia. Agar Tuhan menjaganya. " ujar pak supir.

"Iya.Semoga putri paman bahagia. " kata Almahira. Ia teringat kata kata almarhum ayahnya dulu.

flashback on

"Rengganis, kita akan pindah ke Batam. Ayah sudah menjual rumah kita. Kita akan memulai hidup baru di sana. " Kata ayah dengan gembira. saat itu Almahira baru berusia tujuh tahun.

"Iya ayah. Aku senang, semoga kita selalu bahagia di sana nanti ayah." Almahira memeluk ayah nya. Ia tak kalah gembira. Batam adalah kota kecil yang menyenangkan. Dulu pun ayah dan almarhum ibu bertemu di sana. Mereka menikah, lalu kembali ke Jawa. Ayah dan ibu asli Jawa Timur. Dengan modal yang terkumpul, keduanya membuka usaha restoran murah di Surabaya. Tiga tahun menikah, lahirlah Almahira Rengganis. Gadis kecil itu dilimpahi kasih sayang luar biasa oleh kedua orang tuanya.

Saat Almahira berusia lima tahun, sang ibu meninggal kecelakaan bersama nenek dan kakek. Otomatis, hanya ayah lah yang merawat Almahira. Tapi gadis kecil itu tak pernah sedih. Ayah selalu ada untuknya.

flashback end.

Almahira tersenyum. pak supir mengingatkannya pada sang ayah yang telah lama tiada. Mobil sampai di depan apartemen Delima.

"Ini ongkosnya paman. " Almahira menyodorkan uang seratus ribu. Tapi pak supir malah menolak sambil menggenggam tangan Almahira.

"Tak usah bayar. Gratis. Anggap saja itu uang dari seorang ayah yang sangat merindukan putrinya." kata pak supir. "Teruslah berbahagia. "

Taksi meluncur pergi. Almahira menatap sambil tersenyum. Ia membuka tangannya.Sebuah permen kacang jaman dulu terbungkus dengan uang merah.

"Ayah." airmata Almahira menetes. Ia teringat sang ayah yang selalu menyuruhnya tersenyum dan berbahagia. Sambil memberinya permen kacang.

"Anakku, jangan lupa bahagia. Ayah dan ibu akan selalu menjagamu. Ingat itu, Rengganis. " ayah tersenyum penuh kasih sayang.

"Ayah, Ayah, huuuu.. huuuu... aku merindukan mu ayah. " Almahira mengusap airmatanya. Ia membuka bungkus permen kacang.

"Permen kacang ini bisa mengembalikan suasana hati. " terngiang suara sang, ayah. Almahira tersenyum, sambil mengunyah permen kacang.

Kakinya melangkah memasuki gedung apartemen. Masuk lift yang kosong dan menekan angka 15.

"Kemana Hendra hingga tak sempat mengunjungi ku. Sesibuk apa kerja dia

" batin Almahira. Lift sampai di lantai 15.Kamar Almahira ada di ujung. Dengan santai ia berjalan menuju kamarnya. Sebuah kamar dengan dapur dan kamar mandi. Sudah lima tahun Almahira dan Hendra tinggal di situ.

Dua kantong sampah tergeletak di samping pintu.Almahira tahu itu sampah dari kamarnya. Luar biasa si Hendra, sibuk tingkat dewa hingga sampah saja tak sempat membuangnya. Kode kamar masih sama. Tanggal pernikahan mereka. Pintu sedikit terbuka. Saat Almahira ingin mendorongnya, terdengar suara yang sangat familiar di telinganya.

"Aduh Mas. Jangan terlalu kuat. Milikku bisa sakit. " suara manja seorang wanita. Almahira terkejut luar biasa.

"Sarah." Ia menutup mulutnya.Ingin masuk, tapi suara lelaki itu, suaminya sendiri, terdengar merayu.

"Sayang, bila aku tidak memasukimu. Aku selalu rindu. Aku sangat mencintaimu Sarah Amelia. " suara Hendra terdengar. Rasa sakit menusuk jantung Almahira. Airmata mengalir membasahi pipinya. Tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Bagaimana dengan Almahira, sayang. " terdengar suara Sarah.

"Kau jangan khawatir. Sebentar lagi ia akan mati. Dokter yang ku bayar untuk menanganinya telah menyuntik zat beracun di tubuhnya. Ia akan segera mati. Dan kita akan menikah seperti yang kau inginkan Sarah sayang. " ujar Hendra.Terdengar ******* seperti penyatuan dua manusia.

"Aku ingin ia cepat mati, dan kau bisa mendapatkan asuransi itu. Berapa semua klaimnya. " tanya Sarah disertai ******* nakal.

"800 juta rupiah. ahhhh... Sarah. " geram Hendra. Ia terus memompa.

"Besar juga. Kau bisa mengajak ku berlibur. Kita ke raja ampat ya. " kata Sarah.

"Iya sayang.Apa pun maumu. Kita harus sabar... ahhhh... tunggu Almahira bodoh itu mati. Lalu aku akan... " sepertinya Hendra akan sampai.

brak...

Pintu di gebrak dari luar. Kedua makhluk yang sedang bersatu itu terbelalak. Almahira berdiri dengan wajah penuh kemarahan.

"Almahira." jerit keduanya. Sarah langsung membungkus tubuh bug*lnya.Sementara Hendra terjatuh karena terkejut.Ia tak jadi keluar. Si otong menggelantung atuy atuy. wkwkwk.

"Jangan bermimpi!!!!!! Jahan*m seperti mu bisa mengambil uangku. " teriak Almahira dengan berapi-api. "dan kau pelac*r, jal*ng sial*n, wanita tidak tau diri. Sahabat ibl*s.Kau makanlah itu Fir'aun jahan*m."

"Almahira... sayang. Ini tidak seperti yang kau lihat. " Hendra berusaha mendekati Almahira.

"Almahira, berikan suamimu itu padaku.Kau kan akan segera mati. Aku akan menggantikan dirimu mengurusnya. " seru Sarah dengan tubuh tertutup selimut. Sungguh tidak tau malu.

"Ibl*s.Terkutuk." Almahira menarik rambut Sarah. "kurang baik apa aku padamu hah. Wanita miskin yang makan saja harus numpang di rumahku. Bajumu semua aku yang beli. Teganya kau membuka selangk*nganmu pada suamiku. " dengan beringas Almahira mendorong tubuh Sarah ke tembok.

"Sayang." Hendra bergegas menolong Sarah. Ia memeluk tubuh bug*l itu. "Almahira, kenapa kau tega dengan Sarah. Ia sahabat mu. "

"Sahabat????. anj*ng iya. Aku tak punya sahabat seekor anj*ng." maki Almahira.

"Tega kau , dia sedang hamil anakku. " seru Hendra.

"Hah.Hamil.bukannya kau mandul. " tunjuk Almahira pada Hendra.

"Apa." Hendra terkejut. Sarah terbelalak.

"Kau bohong!!!! kau hanya iri. Cepatlah kau mati Almahira. Aku benci padamu. " Sarah melempar Almahira dengan pas bunga. Lalu memukuli kepala Almahira dengan termos yang berisi air panas.

Tubuh Almahira terjatuh. Darah mengalir di bawah kepalanya.

"Hah, Almahira. "Hendra terkejut. Ia ingin menolak Almahira. Bagaimana pun, Almahira adalah istrinya. Mereka pernah saling mencintai. Walaupun dua tahun ini telah di isi dengan penghianatan. Sarah menarik tangan Hendra.

" Dia sudah mati. "bisik Sarah.

" Aku tak tau. "Hendra menggeleng. Ia menatap tubuh Almahira yang tergeletak. Darah makin banyak membasahi lantai.

Mata Almahira berkedip. Ia masih bisa melihat dua ibl*s itu berdiri telanj*ng.Tanpa malu.

" Aku tidak akan pernah memaafkan kalian. "ucap Almahira lirih. Perlahan matanya tertutup. Menyisakan gelap yang panjang.

*****

" Jangan lupa berbahagia, Rengganis. "ayah nampak tersenyum.

" ayah. "Almahira mengulurkan tangan ingin meraih tangan sang ayah.

" Almahira, Almahira. "seseorang menepuk punggungnya. Almahira tergagap. Reflek tangannya meraih kacamata min nya.

" eh. "Almahira terbelalak. Saat mengangkat wajah. Di depannya Gina tersenyum manis. Wanita cantik berwajah keibuan yang ramah. " kak Gina. "

"Kita memang tak ada libur bulan ini. Istirahat yang cukup. " senyum kak Gina mengingatkan Almahira kalau wanita cantik itu sudah mengundurkan diri sepuluh tahun yang lalu. Saat Almahira baru bertunangan dengan Hendra.

"Apa aku di Surga ya. " Bergegas Almahira ke kamar mandi perusahaan.

Almahira membasuh wajah nya di wastafel kamar mandi. Kembali ia tercengang.

"Hah.kok... wajahku muda begini. " menatap wajahnya di cermin wastafel,dengan gugup Almahira mencubit pipinya. Sakit. Ya. Itu yang ia rasakan. Matanya kembali terbelalak saat melihat HP pinknya yang menggantung di leher. Juga tanda pengenal karyawan kantor Unileveren.

"05.10.2009." baca Almahira di layar HP yang berwalpaperkan fotonya dan Hendra. "ahhhkkkkk."

"Kenapa aku bisa kembali ke sepuluh tahun yang lalu. " Almahira memukul kepalanya dengan tangan.

"Kau tidak makan siang, Almahira. " seorang laki-laki berwajah tampan datang membawa secangkit kopi.

Mata Almahira terbelalak melihat lelaki itu. Siapa ya???

bab 2

"Kau... " desis Almahira. Terbayang kelakuannya dengan sang sahabat. Tidak. Mantan sahabat. Siapa sudi bersahabat dengan ibl*s jahan*m.Dengan erat Almahira menggenggam permen kacang di tangannya.

"Almahira, apa kau baik baik saja. " tanya Hendra dengan senyum menawan. Almahira melirik dengan sengit. "kalau kau sakit, aku akan minta ijin pak Elang, biar ku antar kau pulang. "

Almahira menatap Hendra dengan penuh kebencian.

"Apa urusan mu. Pergi kau. " teriak Almahira marah. Ia mendorong tangan Hendra yang mencoba menyentuhnya.Hingga kopi di gelas yang di pegang lelaki itu terjatuh.Hendra terkejut. Menatap heran pada Almahira. Sepanjang hubungan mereka, tak pernah sekalipun gadis itu marah apalagi sampai membentak nya. Tapi hari ini Almahira sungguh aneh.

Tiba-tiba masuk seorang gadis cantik berwajah imut dan lugu.Darah Almahira langsung mendidih. Terbayang kelakuan sud*l wanita itu. Sok polos dan peduli. Padahal ibl*s betina.

"Sarah Amelia. " geram Almahira.

"Almahira, ada apa?. Aku mendengar suaramu sampai keluar. " ujar Sarah Amelia dengan wajah polos sok itu terkejut.

"Aku ingin membunuh kalian berdua. Dasar ibl*s." tanpa disadari airmata Almahira mengalir bagai anak sungai.

"Almahira." Sarah kebingungan. Begitu juga dengan Hendra Setiawan.

"Almahira.Suaramu terdengar sampai keluar loh. kau baik baik saja. " Gina Aisyah muncul dengan air mineral di tangan.

"Ah kak Gina, maaf... " Almahira menghapus air matanya dengan cepat.

"Sukurlah kalau kau baik baik saja. Pak Elang memanggilmu. " kata kak Gina sambil tersenyum. Bergegas Almahira berlari keluar. Meninggalkan dua manusia yang masih kebingungan.

"Ada apa dengan Almahira, mas Hendra. " tanya Sarah Amelia dengan sok perhatian.

"Entahlah.Dia seperti sedang marah. " jawab Hendra. "mungkin ia sedang ada masalah. "

"Oh mas tenang saja. Nanti biar Sarah yang akan bertanya padanya. Mas nggak usah ambil hati. " kata Sarah sambil tersenyum manis.

"Sarah memang baik. Tapi tak sepatutnya Almahira berkata kasar begitu. " ujar Hendra sok bijak.

"Sarah sudah biasa mas. Nanti Sarah akan bujuk agar Almahira minta maaf sama mas. Jangan khawatir mas. " suara lembut Sarah Amelia sungguh membuat Hendra Setiawan terpukau.

Di ruang manajer. Almahira terdiam.Ingatannya tentang lelaki itu buram. Mungkin mereka tidak punya interaksi yang penting, hingga tak ada ingatan tentangnya.

"Bapak memanggil saya. " Almahira menunduk. Di depan seorang Elang Samudra. Kepala manajer Unileveren Drinks. Tempat Almahira Rengganis bekerja sepuluh tahun yang lalu.

"Ini kantor Almahira. Jangan sampai masalah pribadimu mengganggu teman kerja. " pak Elang menatap Almahira dengan dingin.

"Maafkan saya pak. " kata Almahira terkejut. Kepala manajer Elang Samudra memang terkenal dingin dan galak. Tapi baru kali ini ia menegur Almahira.

"File ini sudah diperiksa. Kau tinggal mempelajarinya.Lalu segera bentuk tim untuk memulainya." Pak Elang menyerahkan maf biru pada Almahira. "lain kali, belajarlah mengontrol emosi. Bedakan masalah pribadi dan pekerjaan. "

"eh, pak Elang.Maafkan saya. " Almahira tertunduk. "Saya akan mencoba mengontrol diri. "

"Bagus.Jangan sungkan untuk bertanya bila kau mengalami kendala." ujar pak Elang.

"Baik Pak.Terimakasih." Almahira segera keluar dari ruang pak Elang, tapi kakinya tersandung tempat sampah, hingga hampir terjerembab. Untungnya sebuah tangan kokoh menyambar pinggangnya dengan cepat. Keduanya sama-sama terkejut. Almahira dengan cepat menyingkirkan tangan kiri pak Elang dari pinggangnya.

"Oh, maafkan aku. " kata pak Elang. Wajahnya langsung merah. Almahira pun sama, wajahnya seperti tomat masak. Malu sekaligus gugup.

"Tidak pak.Saya yang salah, tidak hati hati.Maafkan saya dan terimakasih. " Almahira bergegas pergi.Pak Elang menatap kepergian gadis dengan rambut panjang di kuncir itu.

Almahira membanting file di atas mejanya. Dengan wajah kesal ia pergi begitu saja. Sarah Amelia dan Hendra Setiawan menatap heran.

"Kenapa ia hari ini begitu kejam padaku. " pikir Hendra Setiawan. Sementara Sarah Amelia hanya melongo dengan tatapan heran.

"Apa Almahira baik baik saja. " Sarah muncul di balik kubik.

"Aku tak tau.Sepertinya suasana hatinya sedang buruk. " Jawab Hendra Setiawan.

"Bagaimana kalau kita beli mie ayam di simpang Empat.Kedai favorit Almahira. Dia pasti senang. " tanya Sarah Amelia sambil tersenyum.

"Ahhhh, ide yang bagus, Sarah. "seru Hendra Setiawan dengan senang. Sarah Amelia pun nampak gembira karena idenya diterima Hendra Setiawan.

Almahira masuk lift.Ia bingung dengan kejadian hari ini.

" Maaf, apa anda tidak keluar. "tanya seorang lelaki dan wanita yang berdiri di depan lift yang terbuka. Astaga, rupanya lift telah sampai di bawah. Dengan malu Almahira keluar.

" Aku harus keluar dari tempat ini."Almahira berdiri di halaman gedung Unileveren drinks. Sinar matahari begitu cerah. Kelopak bunga berjatuhan oleh hembusan angin. Senyum Almahira tersungging. Bunyi ponsel di saku celana Almahira membuat suasana hati gadis berkacamata itu kembali badmood. Ia melihat nama penelpon, Hendra Setiawan.Cih.Dengan geram ia memasukkan lagi hpnya ke saku celana. Beberapa saat kemudian, ponselnya berbunyi lagi.

"Ihhhh.Kenapa Fir'aun ini terus menggangguku. " Almahira membuka hpnya. "hah.Kepala manajer. " Ia terbelalak melihat nama kepala manajer. Segera di angkatnya. "hallo pak. "

"Almahira, ada penambahan berkas. Nanti kau pelajari ya. Kalau balik ke kantor lagi. Ku taruh di mejamu ya. " suara pak Elang.

"Baik Pak. Besok saya serahkan laporannya. " kata Almahira.

"Besok minggu nona Rengganis. " ujar pak Elang di sebrang telepon.Alamak.

"Kenapa aku bisa ada di sini. Aku yakin ini hanya mimpi satu malam. Aku harus segera bangun, dan membuat perhitungan pada pasangan lakn*t itu. " Almahira menatap ke halte bus. Nampak beberapa orang naik. Itu bus 65 ke Tanjung uncang.Segera Almahira ikut menaiki bis dan duduk menyendiri di belakang.

"Apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa aku bisa kembali ke waktu sepuluh tahun yang lalu. " Almahira meraba saku celananya. Ia tersentak. Saat menarik sesuatu di sakunya. "Hah." selembar uang merah terlipat rapi, berserta permen kacang.

"Ayah, " Almahira menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ia menangis. Mengingat uang dan permen kacang itu dari sang ayah. "Ayah, Ayah. "

"Almahira, berjanjilah.Kau akan sehat dan berbahagia nak. Kau akan bisa berlari kembali. Raihlah kebahagiaan yang selama ini kau perjuangkan.Berjanjilah.Kau akan bahagia. " ayah tersenyum menatap Almahira.

"Ayah, aku berjanji akan bahagia. Maafkan aku ayah. " Almahira menghapus air matanya. Bayangan ayah hilang meninggalkan senyum cerah untuk sang putri.

"Ayah, rupanya ayah yang membuatku kembali ke sini. Terimakasih ayah.kali ini aku tidak akan bodoh lagi. Aku tidak akan Terima di percaya oleh dua ibl*s itu. Aku akan berjuang untuk meraih kebahagianku. Aku tidak akan sudi kalian tipu. Awas kau Hendra Setiawan dan kau jal*ng, Sarah Amelia. Tunggu kejutan dariku. Aku akan wujudkan impian kalian untuk bersama. Tunggu pembalasanku. " Almahira menggenggam erat ponselnya. Ada puluhan pesan dari Sarah Amelia dan miscall dari Hendra Setiawan. Almahira menghapus wallpaper di hapenya. Menggantinya dengan foto kucing lucu.

Di kantor Unileveren drinks. Dari tadi Hendra Setiawan berusaha menghubungi Almahira. Tapi tak pernah di angkat oleh gadis itu.

"Ada apa dengannya. Tak pernah ia mengabaikan telponku seperti ini. " gumam Hendra Setiawan bingung.

"Apakah sudah ada kabar dari Almahira, pak Hendra. " tanya Sarah Amelia dari balik kubik.

"Hmmmm.Belum.Tak satupun telpon dariku yang diangkat. " jawab Hendra Setiawan.

"Pergi kemana dia.Aku sungguh khawatir. Almahira sangat ceroboh dan suka mengambil keputusan salah. " ujar Sarah Amelia.Raut wajahnya nampak penuh ke khawatiran.

"Iya.Aku pun menghawatirkan nya.Mungkin nanti aku akan mampir ke apartemennya.Lihat, tasnya saja masih di sini. " tunjuk Hendra Setiawan. Memang tas kerja Almahira masih tergeletak di kursi gadis itu.

"Ya sudah. Nanti kita berdua sama sama ke tempat Almahira. Akupun khawatir padanya. " kata Sarah Amelia.

"Tapi kemana dia ya. " gumam Hendra Setiawan.

"Hendra Setiawan. Ini masih jam kerja. " seru pak Elang. Lelaki berwajah dingin itu berdiri tak jauh dari meja mereka.

"Ya Tuhan.Kenapa ia selalu kejam dan menindas ku. " keluh Hendra Setiawan. "iya Pak. Maaf. " katanya. lalu mata fokus ke komputer lagi.

"Iya Pak. Maafkan kami. " Sarah Amelia pun berkata dengan ketakutan. Bisa gawat kalau sampai pak Elang memecatnya. Ia masih magang di Unileveren drinks. Bulan depan adalah terakhir dia magang. Semoga saja dia bisa di angkat jadi karyawan. Toh ada Almahira yang akan selalu membantunya. Wanita bodoh itu pasti akan menuruti semua kemauannya. Berbekal airmata dan wajah polos. Ia yakin, Almahira tak akan mampu menolaknya.

Sarah Amelia membuka ponselnya. Puluhan pesan yang dikirimkan ke HP Almahira tak satupun yang dibaca gadis itu.

"Kau berani mengabaikan ku. Dasar wanita tol*l." geram Sarah Amelia. Berani sekali Almahira mengabaikan pesannya. Ia sudah cukup berpura-pura baik dan perhatian kepada Almahira.Seringai jahat muncul di bibir merah gadis cantik itu.

bab 3

Almahira berdiri di depan pintu apartemen.Tangannya terulur memencet pasword pintu.

121292

"Masih sama. Ulang tahun ibl*s itu. ", batin Almahira. Ia lalu merestar pasword baru.

Almahira menatap isi apartemen mungilnya. Tempat yang ia tinggali selama sepiluh tahun. Walaupun ia menikah dengan Hendra Setiawan,tapi mereka tetap tinggal di apartemen itu. Di meja dekat pintu, dua pigura beda ukuran berdiri dan sebuah boneka sweety berwarna kuning. Yang besar foto Almahira bersisian dengan Hendra Setiawan.Dan di pigura kecil, Almahira dan Sarah Amelia, berfoto dengan wajah Sarah Amelia yang tersenyum lebar. Sementara Almahira dengan kacamata tebalnya hanya bisa tertunduk malu. BESTFRIEND. Begitu yang ditulis Sarah di atas foto mereka. Dengan seringai kemarahan, Almahira membuka pigura, mengeluarkan foto itu. Merobek dan membuangnya ke tempat sampah. Begitu juga fotonya dan Hendra Setiawan. Dirobek sekecil-kecilnya.

"Tada... aku juga membeli boneka yang sama dengan Almahira.Ini adalah simbol persahabatan kita.Aku menyukai Apa yang disukai Almahira.Apa yang menjadi milik Almahira, juga menjadi milikku. " ujar Sarah Amelia waktu itu. Tak ada yang menyangka, perkataan itu, ia juga menginginkan kekasih Almahira. Pantaslah, lelaki yang disukai oleh Almahira, selalu menyatakan cinta pada Sarah.

Boneka dan foto sudah terlempar ke tempat sampah, Almahira bergegas membongkar lacinya. Ia mencari buku tabungan, dan akhirnya menemukannya.

"Ah, ini dia. " Almahira memeriksa buku tabungannya. "empat puluh juta. Yang dua puluh adalah uang pensiun ayah, yang dua puluh lagi adalah tabungan ku. Tapi akan habis untuk bayar hutang. Ya Tuhan, harusnya aku mengingat nomor buntut atau lotre dari Teh Anik. Bagaimana ini. Aku harus merubah nasib ku. Aku tidak mau kembalinya aku ke sini jadi sia sia. Dan harapan ayah akan kebahagiaan ku, hanya angan angan. " ku coba mengingat ingat sesuatu.

Tiba-tiba ingatan ku tertuju pada si Fir'aun itu. Ya Hendra Setiawan. Lelaki itu seorang yang sangat tergila gila pada saham. Aku ingat ia menggunakan semua uang kami untuk membeli saham. Rumah dan tabungan masa depan di habiskan olehnya. Ia berjaya dengan naiknya harga saham. Tapi tak pernah sedikitpun ia membaginya dengan ku.

"Hmmmm, aku ingat, tahun ini adalah tahun kesuksesan Hendra Setiawan. Ya, aku harus mencobanya.Mengambil keuntungan dari lelaki itu. Aku harus merebut kesuksesan Hendra. Semoga aku bisa mengubah takdir ini. Tapi jika semua tetap mengharuskan aku menikah dengannya, aku akan melawan nenek sihir itu. Ibu dari Hendra Setiawan yang selalu menyiksaku. "Almahira menyimpan buku tabungan ke tempat yang aman.

Ponsel di saku celananya bergetar. Banyak pesan dari Hendra Setiawan dan Sarah Amelia yang masuk.

Hendra: Almahira... ada apa denganmu. Ayo kita bertemu, aku akan pulang dan mentraktir ayam goreng. Ayo kita bicara.

" Hmmm... tumben dia berinisiatif beli ayam goreng untukku. Biasanya juga jijik dan menghina. "gumam Almahira heran. Ia sengaja membuka pesan terbaru dari Hendra Setiawan.Lalu menghapus semuanya tanpa perduli berapa pesan yang belum di baca.

" Untuk sekarang aku harus cepat cepat pindah. Tapi sebelum itu, aku harus membalas mereka dulu, mereka harus merasakan penderitaanku dulu. "Almahira menutup hpnya.

Sementara di kantor Unileveren and drinks. Hendra Setiawan menatap balasan pesan dari Almahira.

Almahira: Nanti malam kita bertemu di Rindu Alam.

" Kok pesannya singkat sekali. Ada apa dengannya. "Hendra Setiawan bergumam heran. Biasanya Almahira akan membalas pesannya dengan permintaan maaf yang panjang.Gadis itu tak pernah mengabaikan pesannya sedikitpun. Tapi sekarang...

" Hendra Setiawan!!!. "suara menggelegar pak Elang Samudra mengejutkan lelaki itu. Hampir saja ia jantungan karena terkejut. " ini masih jam kantor. Apakah kerjamu hanya memandangi ponselmu itu. "

"Ma.. maafkan saya. " kata Hendra Setiawan dengan gugup.

"Apakah laporanmu sudah selesai. " tanya pak Elang Samudra dengan dingin.

"Su... sudah pak. Ini baru saya selesaikan. " Dengan gugup Hendra Setiawan menyerahkan map kuning yang lumayan tebal. Pak Elang Samudra segera memeriksa laporan itu.

"Kau yakin sudah memeriksanya. " tanya pak Elang Samudra dengan garang.

"Iya pak. Sudah semua. "jawab Hendra Setiawan berusaha tenang.

" Bukannya ada sepuluh sample minuman yang harus di uji. Kok ini cuma sembilan. Kamu lupa ya. "mata pak Elang Samudra menatap Hendra Setiawan dengan tajam. Seketika Hendra Setiawan menyadari kesalahannya. Oh, astaga. Kenapa ia ceroboh sekali. Kemarin waktu meeting sudah dijelaskan panjang lebar, dasar sial. Hendra Setiawan mengumpat dalam hati.

" Maafkan saya pak. Akan segera saya perbaiki. "kata Hendra Setiawan.

" Kerjakan dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai salah lagi. "kata pak Elang Samudra. Ia mengembalikan maf kuning berisi file uji klinis produk minuman pada Hendra Setiawan.

" Baik pak. "Hendra Setiawan mengangguk. Ia kembali ke mejanya.Membanting map itu dengan perasaan jengkel. " sialan kau Elang Samudra. Padahal usia kami sama. Kenapa ia bisa jadi kepala manajer. Sungguh sial. "umpatnya dalam hati.

Tiba-tiba wajah imut Sarah Amelia muncul sambil menempelkan kertas notes di dinding kubelik.

" Kita akan pergi minum malam ini. "pesan Sarah Amelia.Wajahnya nampak ceria. Hendra Setiawan nampak senang. Segera ia membalas pesan Sarah Amelia.

" Tidak. Malam ini Almahira mengajak ketemuan di Rindu Alam. "balas Hendra Setiawan. Sarah Amelia menyatukan jari dan jempolnya. Isyarat ok.Mencoba tersenyum semanis mungkin.

" Sialan kau Almahira. Kau mengabaikan pesanku. Dasar wanita bodoh. "geram gadis sok cantik itu.

Hendra Setiawan menatap kubelik Almahira. Tas tangan berwarna kuning milik Almahira masih tergeletak di kursinya.

" Almahira. Dia beda sekali dengan Sarah Amelia. Sarah begitu imut dan lucu. Sedangkan Almahira kaku dan serampangan. Ia tak pernah perduli apakah Hendra Setiawan terlambat atau tidak. "aku harus turun lebih dulu

Mobilku sangat berantakan. Kalau Almahira yang melihat, dia sudah biasa. Tapi ini, Sarah Amelia yang cantik, ah kalau ku pikir pikir selama ini Almahira sangat serampangan. Benar benar tak ada lembutnya. " batin Hendra Setiawan.

Di apartemen Almahira. Gadis itu membuka lemari pakaiannya.

"Astaga Tuhan. Model pakaian apa yang ku pakai selama sepuluh tahun ini. " Almahira terbelalak melihat pakaiannya yang tergantung di lemari. Benar benar serampangan.Ya Tuhan.

Almahira duduk di depan meja rias. Ada beberapa produk kecantikan di meja itu.

"Apa aku melakukan perawatan wajah ya. " Almahira memperhatikan wajahnya di cermin. "sepertinya aku merawat rambutku juga. " ia tersenyum sendiri. Mencubit pipinya yang kenyal. "ya Tuhan kenapa ada produk berbahaya ini. " Almahira meneliti wadah cream wajah yang ada di meja. Ia ingat beberapa waktu kemudian akan ada banyak kasus kasus skincare abal-abal yang diselidiki polisi. Banyak artis yang jadi bintang iklan produk tersebut yang terlibat. Almahira segera membuang semua alat kecantikan miliknya. Ia ingat semua itu adalah rekomendasi dari sahabat tercintanya. Sarah Amelia. Sekarang bukan lagi sahabat. Tapi musuh utama.

Almahira meraih catokan rambutnya. Lalu mencolokkan ke stop kontak. Saat itulah telponnya berdering. Almahira ingat. Dulu ia pernah mengalami situasi seperti ini. Dimana telponnya berdering saat ia akan memakai catokan rambutnya yang sudah panas. Saat itu ia tersangkut kabel, saat akan meraih ponselnya. Karena ada pesan masuk.

Dan akibatnya, lengannya terluka terkena catokan panas.

Almahira meraih ponselnya. Lalu memeriksa lengannya. Hmmm, tidak terluka. Berarti ia bisa mengubah takdir. Hmmmm, baiklah. Almahira memeriksa pesan dari Hendra Setiawan.

Hendra: aku pulang, dan aku membawa hadiah.

Hadiah. Almahira mencoba mengingat sesuatu. Ya dulu, kejadian yang sama pernah ia alami.

"Tada.... aku juga ikut. Hadiahnya adalah Sarah Amelia." wajah sok imut Sarah Amelia terbayang menenteng tiga botol minuman beralkohol.Di belakang berdiri dengan senyum puas, ya Hendra Setiawan. Alasannya mereka berjumpa di jalan. Padahal pergi bersama sama. "Aku yang bodoh, tidak menyadari betapa serasinya mereka. " batin Almahira. Ia tersenyum ibl*s.

"Baiklah, Sarah Amelia dan Hendra Setiawan. Aku akan mewujudkan impian kalian. Cinta penuh air mata yang berusaha kalian lindungi selama ini. Aku akan mengubah takdirku sendiri, juga takdir kalian berdua. Sarah Amelia, kau begitu menginginkan suamiku, jadi aku akan berikan takdir yang sangat kau impikan. Baiklah, misiku mewujudkan pernikahan suamiku dan sahabatku. "

Sambil tersenyum, Almahira menatap ponselnya.

maaf ya pembaca yang baik dan terhormat. Mungkin kalian merasa ini cerita mirip atau ada kesamaan ide. Terus terang, author suka baca novel romantis. Tapi selama ini malah menulis cerita horor dan misteri. Alhamdulillah, ini karya kedua yang genrenya romansa. Dan karya pertama time travel. Dan karya keempat yang liris. Terimakasih kalian sudah mau mampir ke karya kami. Wassalam.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!