NovelToon NovelToon

Pacar Amnesiaku Ternyata CEO

BAB 1

Di sebuah desa nelayan yang terletak di sebuah pulau terpencil.Salah satu Pulau yang termasuk dalam kawasan Kepulauan Seribu.

Seorang gadis pemalu namun periang, yang memiliki wajah imut dan cantik alami yang bernama lengkap Faradilla Cahyani.Gadis yang sehari-harinya disapa dengan Dilla ini seperti biasa melakukan rutinitasnya membuat Ikan asin dari hasil Ayahnya melaut. Gadis itu sudah biasa membantu keduanya orang tuanya untuk bekerja dan mencari nafkah.

Sore itu Dilla sedang ingin mengangkat jemuran ikan asinnya.Jemuran ikan asinnya terletak di tepi pantai, tak jauh dari rumahnya.

Disaat Dilla sedang asyik memungut hasil ikan asin yang sudah mengering dan memasukkannya kedalam keranjang yang ia bawa satu persatu,Dilla tak sengaja melihat sesosok tubuh manusia yang ia kira adalah sesosok mayat laki-laki yang terdampar tak jauh dari tempatnya menjemur ikan.

Dilla yang penasaran mendekati sosok itu dan benar, sosok itu adalah seorang laki-laki.Dilla mencoba mengecek nadi nya,nadi pria itu masih berdenyut namun denyutan nya sangatlah lemah.

Dilla pun meminta bantuan para tetangga dan juga orang tuanya.

"Ada orang pingsan, ada orang pingsan..... " teriaknya.

Para warga pun berdatangan ke tempat itu.

"Ada apa Nak Dilla?,itu siapa?. " tanya salah satu warga.

"Saya juga gak tau Pak.Sepertinya dia bukan orang sini. " ujar Dilla.

"Apa dia masih hidup,kepalanya mengeluarkan banyak darah. " Ujar Ibunya Dilla yang baru saja tiba dan melihat ke arah laki-laki itu.

"Iya Bu, kepalanya terluka.Bagaimana kalau kita bawa kerumah aja Bu." pinta Dilla pada Ibunya.

"Bagaimana Pak kadus?." tanya Bu Ayudia Ibu dari Dilla kepada Pak kadus yang juga hadir ditengah-tengah warga nya itu.

"Karena rumah anda lebih dekat,kita bawa kerumah anda saja." ujar Pak kadus.

"Iya,gak apa-apa Pak.Ke rumah saya aja. " sahut Bu Ayu.

Akhirnya pria yang pingsan itu dibawa kerumah Dilla dan keluarganya.

******

Para warga sudah pulang kerumah masing-masing setelah seorang dokter selesai membersihkan luka dan mengobati luka dikepala pria itu.

Sebenarnya Dilla juga tahu soal pengobatan, dulu almarhumah neneknya adalah seorang tabib (dukun) yang bisa mengobati berbagai penyakit.Dilla banyak belajar dari neneknya itu, dan sering ikut nenek nya saat neneknya mengobati warga desa yang membutuhkan bantuannya. Tapi karena ini orang asing dan bukan berasal dari desanya, Dilla jadi gak berani untuk mengobatinya sendiri.Terlebih laki-laki ini kelihatannya masih muda dan dari pakaiannya terlihat formal dengan menggunakan kemeja berwarna biru langit dan celana kain khas orang yang bekerja kantoran.

Pak Kadus dan salah satu warga desa membantu mengganti pakaian yang di pakai oleh laki-laki itu.Di tubuhnya banyak sekali luka lebam, terutama dibagian perut dan dadanya.

Kini laki-laki itu sudah berganti pakaian, dia mengenakannya setelan baju milik Ayah nya Dilla yaitu Pak Yuda.

Pak Yuda Wiryawan ayahnya Dilla yang baru kembali dari melaut terkejut melihat ada seorang Pemuda yang terbaring di bale-bale dalam rumahnya.

"Siapa orang ini?, kenapa dia ada dirumah kita?. " tanya sang Ayah.

Dilla yang berada didalam kamarnya segera keluar dan memberi tahu sang Ayah kalau laki-laki itu adalah orang yang dia temukan terdampar dipantai sore tadi.

"Semua warga juga sudah tau Mas, kalau Pria ini akan tinggal di rumah kita sampai dia sembuh. " ujar Bu Ayu.

"Iya Yah,Ayah juga izinkan ya dia tinggal disini. Kasihan Yah,sepertinya dia banyak kehilangan darah dan juga dia belum sadarkan diri dari tadi. " Jelas Dilla pada sang Ayah.

"Ya sudah,Ayah juga kasihan melihatnya.Bagaimana kalau hal seperti ini terjadi kepada kita,Biarkan dia tinggal di sini." jawab Pak Yuda.

Malamnya, tubuh Laki-laki yang belum ia kenal itu menggigil dan juga suhu tubuhnya seperti sedang demam tinggi.Dilla merawat nya dengan setia dan dia juga menerapkan obat tradisional yang coba ia racik sendiri.Dilla menempelkan beberapa ramuan didahi laki-laki itu agar panasnya segera turun.

Sampai tengah malam, beberapa kali Dilla terbangun untuk mengecek apakah kondisi laki-laki itu sudah membaik atau belum.

Pagi harinya,tanpa Dilla sadari ternyata semalam dia tertidur disamping Bale-bale yang ditiduri oleh laki-laki misterius itu.

Saat Dilla masih nyenyak tertidur, Ibunya ingin membangunkannya dengan memanggilnya keras-keras.

"Dilla, Ibu mau antar ikan asin kepasar dulu ya. Kamu itu bangulah nak, ini sudah siang." Suara Ibunya dari arah dapur.

Mendengar suara itu, bukan hanya Dilla saja yang terbangun.Bahkan laki-laki yang pingsan itu pun juga ikut terbangun.

Mata keduanya bertemu sejenak,Dilla kaget bukan kepalang karena setelah membuka matanya, tangannya berada diatas tangan laki-laki itu, laki-laki itu juga melihat ke arah tangan Dilla yang memegangi tangannya.Dilla sejenak terpesona karena laki-laki itu terlihat sangat tampan jika dilihat dari jarak sedekat ini.Lebih tampan dari yang ia lihat kemaren dipantai.

Walaupun sekarang baju yang dipakai oleh laki-laki itu adalah kemeja koko milik Bapak nya Pak Yuda, tapi tak mengurangi ketampanannya.

Dilla segera bangkit dari lamunannya, dan segera pergi ke dapur menemui Ibunya.

"Bu,sepertinya laki-laki itu sudah sadar. " ujarnya memberi tahu sang Ibu.

"Bagus kalau dia sudah sadar nak, kan kita bisa tahu siapa dia. Coba kamu ajak dia bicara dulu,Ibu akan panggil Pak Kadus dulu agar beliau bisa datang kemari untuk melihatnya." ujar sang Ibu.

"Iya Bu,Dilla akan siapkan makanan dan minuman dulu buat dia,siapa tahu dia lapar. " ujar Dilla.

"Iya nak, buatkanlah" Jawab Bu Ayu, dan langsung pergi memberi tahu Pak Kadus dan juga warga yang lain.

*****

Dilla sedang menyiapkan nasi dan lauk di piring dan juga mengisi gelas dengan air putih.Lalu dia akan membawakannya untuk tamunya itu,tapi ternyata laki-laki itu sekarang sudah dalam posisi duduk di bale-bale dan menatap sekeliling ruangan.

"Saya sekarang ini sedang ada dimana,Mbak...eh Nona.?."tanyanya kepada Dilla.

Dilla menaruh nampan yang dia bawa disamping Laki-laki itu.

"Ini dirumah saya,Abang ini saya temukan pingsan di tepi pantai kemaren sore.Kalau saya boleh tau,Abang ini namanya siapa ya?. " tanya Faradilla dengan antusias.

"Pantai??." Laki-laki itu nampaknya sedang berfikir.

"Bang, kenapa, ada apa?. " tanya Dilla bingung. Karena laki-laki itu nampaknya juga sedang bingung.

"Saya tidak mengingat apa- apa. Siapa nama saya, saya siapa??. " tanya pada diri sendiri.

"Pelan-pelan saja mengingatnya,sekarang Abang makan dulu ya.Setelah itu baru minum obat yang diresepkan dokter, siapa tahu setelah itu Abang bisa mengingatnya. "

Dilla mendekatkan nampan yang berisi nasi, lauk,dan juga segelas air putih ke dekat Laki-laki itu.

Para Warga pun kembali mendatangi rumah keluarga Faradilla itu,mereka penasaran ingin tahu siapa, bagaimana dan apa penyebab laki-laki itu bisa terdampar di pulau mereka.

Namun Laki-laki itu jadi nampak ketakutan melihat banyaknya warga yang datang dan mengerumuni dirinya.

"Maaf Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, semuanya. Abang ini sepertinya sedang mengalami lupa ingatan, dia gak ingat sama sekali tentang siapa dirinya." Dilla menjelaskan yang sebenarnya kepada warga yang datang.

"Ooo, begitu. " jawab semua warga hampir kompak.

"Kalau seperti itu, bagaimana kita bisa memanggilnya?. " tanya salah satu warga.

Faradilla sejenak berfikir, dan sepertinya dia sudah menemukan nama yang cocok untuk sementara.

"Bagaimana kalau kita panggil Abang ini dengan nama...Banyu Biru. "usul Dilla.

" Kenapa Banyu Biru nak?. "tanya Ibunya Bu Ayu.

" Karena dia berasal dari lautan Bu yang warna airnya Biru."Jawab Dilla dengan yakin dan mantap.

Laki-laki itu nampaknya menyukai nama barunya itu,sementara belum ingat apapun tentang nama aslinya.Laki-laki itu akan tinggal di desa dan Pulau tersebut dengan nama Banyu Biru.

bagaimana kelanjutannya?????

Tentu saja di Bab selanjutnya 🤗🤗

BAB 2

Laki-laki yang sudah mendapatkan nama baru itu kini sedang mencoba untuk makan dan minum sendiri,tapi kelihatannya dia kurang menikmati makanan yang Dilla hidangkan.

Mungkin karena tidak sesuai dengan seleranya.

"Ada apa Bang Banyu?,Apa makanannya tidak enak?. " tanya Dilla.

Mata Dilla menatap Banyu dengan harap-harap cemas menunggu jawaban dari laki-laki didepannya.

"Eh... enak kok ...enak." Jawab Banyu karena merasa tidak enak hati.

"Kalau begitu buruan dihabiskan,setelah itu Abang Banyu minum Obatnya ya. " Ujar Dilla.

Gadis itu pun pamit karena harus melakukan pekerjaan rutinnya.

Banyu hanya menatap kepergian Dilla dan tidak berkata apa-apa.Walaupun sekarang dia sedang amnesia,tapi dia merasa kalau makanan yang sedang ia makan saat ini bukanlah makanan favoritnya.Rasanya sangat asing di lidahnya.

Lauk yang Dilla suguhkan hanya berupa makanan kampung, sayur lompong(batang keladi) ,sambel terasi dan juga ikan asin hasil buatan gadis itu dan keluarganya.

Banyu memaksakan mulutnya untuk menelan makanan itu, karena sejujurnya ia sangat kelaparan sekarang.Mungkin dari kemaren dia sama sekali belum makan apapun.

Akhirnya dia hanya menyisakan sedikit saja di piringnya.Sesuai apa yang tadi Dilla katakan padanya, Banyu mengambil obat yang sudah Dilla siapkan disamping tempat duduknya dan lalu meminumnya dengan air.

Sekarang Banyu menjadi bingung,kenapa rasanya tempat ini sangat asing baginya.Dia mencium bau ikan asin yang menyengat dirumah itu.Hampir saja dia memuntahkan isi perutnya.

Banyu memutuskan untuk melihat-lihat keluar rumah.Dari teras rumah yang sangat sederhana itu,Banyu melihat Dilla yang sedang sibuk menyusun ikan-ikan yang akan dijemur di damparan penjemuran ikan yang sudah ia dan Ibunya rendam semalaman dengan menggunakan garam.Tadi setelah mencucinya dua kali, barulah Dilla menjemur ikan-ikan itu.

Sedangkan Ibunya kini sedang mengantarkan ikan asin yang sudah kering kemaren ke pasar.Di pasar sudah ada pengepul yang akan membeli ikan-ikan asin hasil produksi Dilla dan keluarganya.

Banyu yang penasaran dengan apa yang sedang Dilla kerjakan kini sedang berjalan mendekati gadis itu.

"Kamu sedang apa?. " tanya Banyu.

"Apa Abang tidak lihat, saya sedang menjemur ikan untuk dijadikan ikan asin. " jawab Dilla sambil terus melakukan kegiatannya.

"Sebanyak itu??, apa kamu tidak capek?. " tanya Banyu lagi.

Dilla menghela nafasnya mendengar pertanyaan Banyu.

"Jelaslah saya capek, tapi ini adalah pekerjaan saya. Jadi saya harus mencintai pekerjaan saya, agar kami bisa tetap bertahan hidup. Di pulau ini hanya ada 2 desa, dan semuanya adalah Desa nelayan.Pekerjaan yang tersedia disini hanya berhubungan dengan Laut dan juga Ikan. " Jelas Dilla pada tamunya itu.

Tamu tak diundang tepatnya.

Sejenak Banyu berfikir,entah bagaimana dia bisa sampai di pulau ini. Entah kenapa juga dia tidak sedikitpun mendapatkan bayangan kalau dia pernah tinggal atau menetap di sini.

"Apa kamu mengenal saya sebelumnya?. " tanya Banyu Biru.

"Nggak, saya kemaren sore yang menemukan Abang terbaring disana,di bibir pantai. " tunjuk Dilla pada pasir yang disapu ombak.

"Disana?. " tanya Banyu Biru penasaran.

"Iya." jawab Dilla singkat.

Banyu pun berjalan menuju lokasi dimana dia ditemukan oleh Dilla kemaren.Dia mencoba mengamati daerah sekitar situ, dan mencoba mengingat-ingat dari mana dia berasal hingga bisa sampai disana.

Tiba-tiba kepalanya sakit sekali dan dia memegangi kepalanya yang sakit luar biasa.Kepalanya yang 🤕terluka itu begitu membuatnya tersiksa.

Banyu mengerang kesakitan, Dilla yang mendengar teriakannya sontak berlarian mendekati Banyu.

"Bang Banyu kenapa???. " tanyanya sambil memastikan luka dikepala Banyu tidak terbuka perbannya. Dilla jadi panik bukan main.

Dia sampai meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai dan mengantarkan Banyu untuk kembali ke rumahnya.

Sesampainya dirumah,Dilla mendudukkan Banyu yang masih meringis kesakitan di bale-bale tempatnya tidur semalam.

"Bang Banyu tunggu disini dulu ya, saya akan mencoba membuatkan obat yang bisa meredakan sedikit rasa sakit di kepala Abang"

ujar Dilla.

Banyu hanya menganggukan kepalanya, karena dia tidak tahan lagi dengan sakit kepala yang menyiksa ini.

Dilla pergi ke halaman belakang rumahnya, disana ada kebun tanaman obat peninggalan sang nenek yang selalu ia rawat dengan baik selama ini.

Banyak sekali jenis tanaman obat disini,Dilla memilih beberapa tanaman Obat yang ia butuhkan untuk meracik obat pereda nyeri khususnya dikepala seperti yang dirasakan oleh Banyu Biru.

Setelah satu jam, barulah obat racikan yang Dilla buat jadi,Obat yang mirip seperti jamu tradisional itu disaring nya dan diberi tetesan madu.

Jangan tanya pada Author ya resepnya, karena Author juga tidak tahu, ini resep turun temurun keluarga Faradilla Cahyani soalnya 🤭.

Dilla pun membawa obat itu ke hadapan Banyu dan meminta laki-laki itu meminumnya.

Banyu nampak meragukan minuman itu,dia memperhatikan nya secara seksama dan mengendus-endus baunya.

Dilla yang kesal dan tidak sabar jadi geram sendiri.

"Minumlah ,obat itu tidak akan membunuhmu, percayalah padaku!. " Ujar Dilla sambil mendekatkan gelas itu kebibir Banyu, dan memaksa laki-laki itu meminumnya.

Dengan sedikit merasa tertekan, Banyu meminum ramuan buatan Dilla. Ternyata tak sepahit yang dia kira.

"Bagaimana?, enak kan?. " tanya Dilla sambil mengambil kembali gelas yang sudah kosong.

"Iya, aku kira pahit,ternyata nggak. "jawab Banyu.

" Makanya jangan lihat luarnya aja,Abang gak akan tau rasanya kalau belum dicoba. "ujar Dilla dengan senyuman manisnya.

Banyu menatap gadis di depannya dengan tatapan meneliti, Mengamati setiap bentuk yang terlukis di wajah gadis cantik itu.

Banyu baru menyadari bahwa gadis yang berdiri dihadapannya ini ternyata cantik dan manis juga.

Matanya yang meneduhkan, senyumannya yang menghanyutkan, pipinya yang kemerahan, dan bulu matanya yang lentik, juga postur tubuhnya yang aduhai.Semua itu tersembunyi dibalik pakaian yang ia kenakan, Baju yang Dilla pakai memang sedikit over size dan juga bukanlah pakaian mahal.

Apalagi saat sedang bekerja, Dilla cenderung memakai pakaian yang sudah lusuh dan penuh dengan bau ikan asin.

" Bang Banyu kenapa ngeliatin nya kayak gitu banget?. "tanya Dilla gelagapan karena dari tadi Banyu terus saja memperhatikan dirinya secara intens.

" Gak kenapa-napa kok. "jawab Banyu.

" Ooo kirain. "

Dilla jadi Kege-eran.

"O iya, siapa nama kamu?. " tanya Banyu.

Dari sejak dia sadar, dia hanya mendengar Ibunya Dilla memanggil gadis itu dengan sebutan Dilla.

"Ooo, nama saya Faradilla Cahyani Bang. " jawab Dilla.

"Nama yang cantik,kayak orangnya. " sahut Banyu.

Kata-kata Banyu itu sukses membuat Dilla merasa tersanjung dan tersipu malu.

Banyu bisa melihat kalau gadis itu sedang merasa malu-malu padanya.

"Abang bisa memanggil saya dengan sebutan Dilla kayak yang lain." ujar Dilla.

Banyu hanya mengangguk disertai dengan senyuman. 😊

"Eee, kalau begitu sebaiknya Bang Banyu istirahat lagi barang sebentar.Nanti kalau saya sudah selesai menjemur ikan, saya akan antarkan Abang ke sungai untuk mandi. " ujar Dilla.

"Mandi di sungai??. " Banyu terkejut mendengarnya.

Tak tau entah bagaimana,tapi alam bawah sadarnya merasa kalau dia tidak pernah melakukan hal tersebut sebelumnya

**Bersambung 🤗

jangan lupa dukung karya author ini ya

Mohon dukungannya 🙏🙏🙏

like, komen, rate Bintang⭐ 5,dan juga jadikan novel favorit kalian 😘terimakasih**

BAB 3

Hari sudah menjelang siang, Dilla menepati janjinya untuk mengantarkan Banyu Biru mandi di sungai. Seperti yang ia ceritakan di sepanjang perjalanan ke sungai, ternyata air sungai ini sangat jernih dan mengalir dengan derasnya.

Memang jarak sungai ini cukup jauh dari rumah Dilla yang berada di tepi pantai,Banyu Biru sangat menikmati pemandangan disini. Begitu banyak anak-anak yang sedang bermain Terjun-terjunan dari atas batu besar yang ada dipinggir sungai.

Sorak sorai mereka membuat Banyu merasa gembira,bibirnya tersenyum melihat kemeriahan itu.Alam yang Asri dan udara yang sejuk sangat menenangkan kalbunya.

Faradilla yang datang untuk mandi dan mencuci pakaian bergabung bersama Ibu-ibu yang sedang mencuci dipinggir sungai itu.Kebanyakan dari mereka hanya mengenakan sarung yang diikatkan sampai ke dada.

Banyu yang seorang laki-laki merasa canggung melihatnya.

"Bang Banyu,ayo turunlah.Sebaiknya Abang segera mandi, ini sudah semakin siang.Nanti matahari semakin terik,aku harus mencuci baju yang kamu pakai." Teriak Dilla.

Gadis itu tidak mau kalau dia harus bekerja dua kali,kalau sampai lama menunggu baju yang masih dikenakan oleh Banyu Biru.

"Nanti aku pulangnya pakai apa?. " tanya Banyu.

"Tenang aja, sudah ku bawakan baju ganti buat kamu.Tuh di bawah handuk yang aku taruh diatas batu." ujar Dilla.

Ibu-ibu yang melihat mereka berdua berdehem -dehem.

"Neng Dilla kayaknya cocok ya sama Bang Banyu,satu nya cantik, satunya lagi ganteng. " ujar Ibu-ibu itu.

Dilla jadi salah tingkah mendengar pujian mereka.

"Bener Neng Dilla,kenapa kalian gak nikah aja ?!. "

Ibu-ibu itu malah menjodohkan mereka berdua.

Wajah Banyu jadi terlihat bingung, persis seperti orang linglung.Didalam hatinya ada getaran saat melihat Dilla mengganti bajunya yang basah dengan kemban seperti ibu-ibu yang lainnya.

Bukan hanya Dilla gadis yang ada di Sungai itu, tapi Dilla lah gadis yang paling bersinar disana.

"Kalau Neng Dilla gak mau, mending Kang Banyu nya buat Teteh aja. " Ujar Teh Cupi yang keturunan Sunda.

"Ah, Neng Cupi mah tidak cocok. Cocoknya sama anak Emak si Jamaluddin. " sahut Ibu-ibu yang menjodohkan Dilla dan Banyu tadi.

Banyu yang mulai mandi dan turun ke sungai merasakan dinginnya air Sungai, dia sengaja tidak membasahi kepalanya karena takut lukanya kena air.

Dilla terus memperhatikannya sambil terus mencuci pakaian yang tadi ia pakai, sekarang tinggal menunggu pakaian yang masih dipakai boleh Banyu.

Banyu yang merasa kedinginan segera menyelesaikan mandi nya dan naik ke atas keluar dari dalam sungai.

Nampak otot-otot di tubuh Banyu yang tembus pandang dari kemeja Koko yang ia kenakan dan sudah basah terkena air sungai.

Dilla terpesona melihat wajah dan tubuh Laki-laki itu, sampai mulutnya menganga dan matanya tak berkedip.

Banyu selesai berganti pakaian dibalik batu besar, kini dia sedang mengantarkan pakaian kotornya kepada Dilla untuk di cuci.

"Ini bajunya,terimakasih ya sudah mau mencucikan pakaian yang aku pakai. " Ujar Banyu.

Dilla nampak malu,karena ternyata kini Banyu sedang menatap kearahnya dan Banyu seolah tersihir dan tak berkedip.

Pesona gadis itu makin terlihat, karena sekarang kulit punggung dan bagian dada Dilla yang terekspos.

Banyu menelan salivanya dan secepatnya berlalu dari hadapan Dilla.

Pria itu kembali menonton anak-anak yang sedang bermain air tadi, sambil sesekali mencuri-curi pandang ke arah Dilla.

Begitu juga dengan gadis itu,sesekali mencuri-curi pandang ke arah Banyu dan tanpa sadar tatapan mata keduanya akhirnya bertemu.

Dilla dan Banyu secepat mungkin mengalihkan pandangan mereka dan tersenyum malu-malu.

*****

Akhirnya urusan cuci dan mandi itu selesai juga.Banyu dan juga Dilla kini sudah tiba dirumah dan sekarang Dilla sedang membuat makan siang di dapur.

Dilla yang tau kalau kemaren itu Banyu kelihatan kurang menyukai menu makanan yang kemaren,kini sedang membuatkan menu yang biasa digemari orang kota.

Dulu Dilla juga pernah ikut Bude nya ke Kota Jakarta. Bude nya ini adalah kakak dari Ayahnya Pak Yuda Wiryawan.

"Kamu sedang masak apa? ,baunya enak. " sapa Banyu tiba-tiba sudah ada disamping Dilla.

"Ooo, ini aku masakin sop ayam.Tadi Ibu beli ayam dipasar,karena dikulkas juga ada 🥔 dan wortel🥕juga kembang kol dan perlengkapan sup lainnya.Ya aku masak Sop ayam saja."jawab Dilla.

"Ooo." Banyu hanya ber O saja.

Dia juga gak yakin dia pernah memakan yang namanya sop ayam.Tapi sepertinya baunya enak dan harum. Menyegarkan di hidung.Pikirnya.

Menjelang Siang, Ayahnya Dilla yaitu Pak Yuda sudah pulang dari melaut karena air sedang pasang dan diramalkan akan ada badai. Padahal seharusnya air surut lah yang akan jadi pertanda datangnya badai🌀🌪.

Dilla menghidangkan makanan di atas meja makan dan mengajak semua orang yang ada dirumah itu untuk makan siang bersama.

Banyu yang merupakan tamu dan sekarang sedang amnesia mendapatkan perhatian lebih dari keluarga Dilla, mereka mempersilahkan Banyu untuk menambah makan lagi,Banyu merasa kali ini dia menyukai masakan ini.

"Kalau masih mau,nambah aja lagi. " ujar Dilla.

"Iya Nak Banyu,makan yang banyak ya biar lekas sembuh. " sambung Bu Ayu.

"Saya gak akan sungkan Bu, sop ayamnya enak banget.Kayaknya dulu saya sering makan ini. " ujar Banyu dengan santai nya.

"Gak pa-pa Nak Banyu,makan aja. " sahut Pak Yuda.

Banyu merasa bahwa keluarga sederhana ini sangat hangat dan bahagia.Walaupun hidup mereka sederhana,tapi mereka saling menghargai satu sama lain, saling menyayangi satu sama lain,dan hidup mereka harmonis.Tiba-tiba Banyu merasa seperti nya dia iri melihat kerukunan dan kekompakan Dilla dan kedua orang tuanya.

"Ada apa nak Banyu?. " tanya Pak Yuda.

"Ah, tidak ada apa-apa Pak." Jawab Banyu.

Ia pun mengalihkan pembicaraan dan mengajak Pak Yuda berkenalan.

"Kalau saya boleh tau,siapa nama Bapak dan juga Ibu?. " tanya Banyu.

"Oo iya, kita belum berkenalan ya. Nama saya Yuda, Yuda Wiryawan.Nah kalau istri saya ini namanya adalah Ayudia. " ujar Pak Yuda.

"Iya Nak Banyu, kamu panggil saja saya dengan panggilan Ibu, gak usah pake sebut nama ya. " Bu Ayu ikut memperkenalkan dirinya.

"Iya Bu,Pak.Sebelumnya,saya bingung sekali bagaimana caranya untuk mengucapkan terimakasih kepada Bapak dan juga Ibu, serta Dilla yang sudah mau menampung dan merawat saya disini.Saya juga gak tau bagaimana caranya agar saya bisa membalas semua kebaikan keluarga kalian terhadap saya." ujar Banyu.

Suasananya berubah menjadi melankolis.

"Sudah, gak perlu berterimakasih sama kami. Kami ikhlas kok membantu Nak Banyu.Nak Banyu tidak perlu merasa tak enak ya.kita ini sama-sama makhluk Tuhan, jadi harus saling membantu, begitu toh?. " ujar Pak Yuda.

"Terimakasih Pak Yuda, anda sekeluarga memang sangat Baik, saya jadi merasa beruntung karena sudah diterima disini." jawab Banyu.

*****

Malam itu, Banyu tak bisa tidur dengan nyenyak.Dia bermimpi buruk.

Didalam mimpinya dia melihat bayangan seseorang yang sedang bersimbah darah dan dibuang ke jurang.

Banyu terbangun dan berteriak" Tidakkkkkk. "

Dilla dan kedua orang tuanya jadi terbangun dari tidur mereka.

*****

Sementara itu di sebuah mansion mewah di Kota Jakarta.

Seorang gadis sedang menangis di pangkuan calon Ibu mertuanya.Gadis itu bernama Siska ,dia menangis karena dua hari ini tunangannya ternyata sudah menghilang dan tak tahu ke mana.

"Dimana Arya sekarang tante? , Siska sangat sedih. Siska gak mau kalau harus kehilangan Arya. " ratap wanita yang berpakaian kurang bahan itu.

😍😍😍

"Siapakah Siska?dan Siapakah Arya yang dia maksud ???? "

Stay tune terus ya🤗🤗

Jangan lupa jejaknya ditinggalin di mari ya gaess 😁😁😁

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!