Bagian 1
Di alam semesta ini, terdapat misteri-misteri yang belum di ketahui oleh umat manusia.
Manusia menjalankan kehidupan sehari-harinya, tanpa memperdulikan misteri apa yang ada di alam semesta ini.
Meski begitu, sebagian umat manusia. Baik itu, ilmuwan yang mempelajari sesuatu dengan alat sainsnya. Arkeolog, yang meneliti kehidupan suatu makhluk sebelum peradaban manusia di mulai. Ataupun sebagian masyarakat yang percaya, bahwa adanya alien di muka bumi ini.
Dan juga, kita semua mengetahui.
Bahwa kehadiran sebuah meteorit di alam semesta ini... merupakan sebuah pengetahuan umum, yang kita ketahui hingga saat ini.
Bersambung...
Next. Chapter 001 : Misi Ruang Angkasa.
By, Wafi Shizukesa.
Like dan jadikan favorit novel Author di rak buku kamu ya... salam hangat. 🤗✌️
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Prolog
Di alam semesta ini, terdapat banyak sekali misteri yang ‘tidak diketahui’ keberadaannya oleh umat manusia.
Meski begitu, beberapa dari mereka sedikit demi sedikit bisa dapat memecahkan suatu misteri dengan mengamati dan mempelajari ‘objek misterinya’ secara langsung, lalu memberikan kesimpulan bahwa apa yang sebelumnya mereka landaskan sebagai sesuatu hal yang bersifat teoretis. Kini telah berubah menjadi sesuatu hal yang sifatnya empiris.
Misteri ini mencangkup segala hal yang ada di alam semesta ini.
Salah satunya, yang juga merupakan misteri yang banyak diminati oleh umat manusia adalah ruang angkasa.
Apakah kalian salah seorang yang menyukai hal tersebut?
Bagian 1
[Roket telah mencapai orbit Mars... mulai mengkalkulasi jarak roket ke permukaan.]
Zaman telah berubah, dunia semakin mengarah menjadi lebih modern.
Sebuah pengumuman dikumandangkan, bergema dalam ruangan yang tertutup—sebuah sistem Artificial Intelligence yang terus dikembangkan akhir-akhir ini semakin mempermudah pekerjaan manusia terkhususnya mereka yang membutuhkan sistem tersebut dalam ruang lingkup pekerjaannya.
Ruangan yang di desain tidak lebih tampak seperti amfiteater yang setiap lantainya tersusun oleh meja yang membentang ke samping, sampai pada akhirnya di batasi oleh jalanan kecil yang memang dibuat memisahkan area kerja lainnya. Di atasnya dapat menampung sampai sembilan layar komputer, jika dihitung dari multiple monitor setup yang setiap perangkatnya terdapat sampai tiga layar monitor.
Pernyataan itu berlaku dalam keadaan ini.
Setiap area itu diisi oleh banyaknya tiga kursi yang juga ditempati oleh mereka yang saat ini sedang fokus apa yang menjadi tanggung jawabnya saat ini.
Ruangan tertutup ini memiliki ukuran yang tidak terlalu luas. Itu cukup sempit. Akan tetapi, tugas mereka yang selalu berada di depan layar komputer dan dalam keadaan yang selalu duduk menatap langsung layar monitor. Hal seperti itu sama sekali tidak mereka pedulikan.
[Memasuki atmosfer planet Mars. Jarak roket 11.400 meter di atas permukaan.]
Suara yang sama kembali terdengar.
Selain itu, apa yang berada di depan amphitheater adalah sebuah layar besar dengan kumpulan monitor yang sebagiannya berisikan bermacam-macam data yang berbeda. Namun saling berhubungan satu sama lainnya. Salah satunya yang juga paling mencolok dari kumpulan monitor yang ada, yaitu kumpulan monitor yang secara khusus berisikan sebuah gambar tiga dimensi dari sebuah roket ruang angkasa beserta juga datanya.
12 Januari 2036.
Ini merupakan waktu yang tepat untuk suatu perayaan khusus untuk umat manusia.
khusus dalam hal ini, ini adalah sebuah pencapaian bagi negara Jepang sendiri. Pasalnya, ini adalah menit-menit terakhir untuk mendaratkan roket mereka di suatu planet merah yang terkenal kaya akan oksida besinya.
Planet Mars adalah tujuan mereka. Bukan hanya Jepang saja, beberapa negara juga menerapkan tujuan yang serupa dalam hal ‘kolonisasi Mars’ sebagai tempat tinggal kedua selain daripada Bumi. Mereka benar-benar akan menjadikan planet Mars sebagai tempat tinggal utama di masa depan kelak.
Di sisi lain, alasan mereka rela melakukan hal tersebut juga demi kepentingan bersama dalam hal sains dan ilmu pengetahuan, yaitu dengan cara observasi langsung ke lapangan.
“Kecepatan roket, 98 meter per detik.”
“Tetap pertahankan kecepatan roket!”
(Baik.Akan kami usahakan!)
Tim bagian komunikasi sempat memberikan instruksi kepada awak roket. Lalu selanjutnya, suara pria yang merupakan salah satu awak roket meresponnya dengan baik.
[Jarak roket 11.000 meter di atas permukaan.]
“Bersiap melepaskan Origami 01 dalam, 10. 9. 8. 7. 6. 5. 4. 3. 2. 1. Sekarang!”
Tidak peduli bagaimana perspektif orang-orang menilainya.
Ambisi. Ya, keinginan atau hasrat yang kuat dimiliki oleh setiap umat manusia.
Sebagai penjelas, Origami 01 adalah sebuah markas portabel yang mana dalam proses pengoperasiannya menjadi sebuah markas, ialah dengan membuka lipatan bagian-bagian tertentu. Itulah mengapa markas ini dinamakan origami.
Seorang kru wanita dari “Kendali Pemisahan dan Peluncuran Markas” berseru, setelah ia mulai melakukan penghitungan mundur.
...
Sementara itu, di sisi lain di ruang angkasa.
[Melepaskan Origami 01...]
*Cesstt...*
Hampir tidak ada penundaan sama sekali antara perintah dari markas utama dengan operasi pemisahan yang saat ini terjadi secara langsung di atmosfer Mars yang tipis. Itu juga termasuk ke dalam suatu pencapaian yang diperoleh dalam bentuk kerja sama di bidang ruang angkasa antara Jepang dan juga Amerika Serikat.
Origami 01 memiliki bentuk yang serupa seperti sebuah pendorong roket yang diletakkan di kedua sisi badan roket utama.
Perbedaan mereka terletak dari ukurannya yang agak lebih besar dari badan roket utama.
Salah satu dari dua objek yang diduga pendorong roket tambahan itu tiba-tiba saja melepaskan diri dari badan roket utama. Badan roket utama sendiri adalah tempat di mana para awak astronot berada.
Origami 01 sendiri sebenarnya adalah sebuah markas portabel yang diangkut oleh objek yang diduga sebagai pendorong roket tambahan itu.
Setelahnya, roket utama kini masuk dalam mode stabilisator.
...
Pengurangan beban roket sedang terjadi, tervisualisasikan dalam bentuk hitungan data yang rumit.
Ditambah, sebuah animasi tiga dimensi yang terselipkan di dalamnya yang masih saling berhubungan, dengan bentuknya yang menyerupai struktur badan roket lengkap dengan apa yang mereka sebut Origami 01, kini sedang melepaskan dirinya yang juga tervisualisasikan melalui sebuah skema yang telah terencanakan.
Sementara di sisi lain, badan roket utama kini mengalami perubahan seketika dalam rotasi objek animasi tiga dimensi tersebut.
Beberapa sensor canggih telah mereka letakkan mengelilingi badan roket.
Itulah kenapa, apabila terjadi perubahan mendadak dari badan roket, maka hal itu akan berdampak juga di animasi tiga dimensi itu, yang juga ikut berubah mengikuti perubahan badan roket utama.
*Nit. Nit. Nit. Nit…*
“Perubahan tekanan roket cukup besar! Roket mulai keluar jalur!”
“Dimengerti! Melepaskan Origami 02, sekarang!”
Peringatan stabilisator roket yang telah mencapai batas kemampuannya berbunyi. Salah satu kru Navigasi Lintasan roket berseru, membuat kru lainnya dari Kendali Pemisahan dan Peluncuran Markas menyadarinya. Segera ia pun tahu, apa yang harus di lakukan olehnya.
...
[Melepaskan Origami 02…]
*Cesstt...*
Origami 02 menyusul, ‘pendorong roket’ lainnya, mulai memisahkan diri.
...
Proses yang dinamakan “pemisahan” itu, masihlah tahapan awal sebelum pada akhirnya Origami 01 dan Origami 02 berhasil didaratkan.
Untuk bagian ini, pendaratan Origami setidaknya melewati empat tahapan.
Pemisahan, pengaktifan pendorong, pemisahan pendorong dari markas portabel, lalu manuver pendaratan markas portabel begitu juga pendorong. Semua tahapan tersebut…—masing-masing Origami dikendalikan dan dijalankan langsung dari pusat kendali di Bumi oleh dua orang berpengalaman yang terlebih dahulu telah mengikuti uji simulasi pelatihan secara virtual maupun secara lapangan.
Bersamaan dengan itu, masing-masing dari mereka yang mengendalikan Origami diberikan pengawasan secara langsung oleh dua orang di ‘balik layar’. Yang mana, tugasnya ialah membantu lancarnya proses pendaratan dan juga antisipasi kalau-kalau terjadinya malafungsi pada sistem.
Di saat itulah, mereka mulai melakukan pekerjaannya.
“Baiklah. Sekarang waktunya! Memulai operasi pendaratan Origami 01 dan Origami 02. Pengecekan arah lintasan, penyesuaian posisi pendaratan. Mengaktifkan pendorong!”
Seorang pria yang merupakan pilot dari Origami 01 dan masih dari tempat yang sama seperti kru wanita sebelumnya, setelah menyelesaikan perkataannya, dirinya pun segera memulai pekerjaannya.
“Sepertinya usaha kita akan dibutuhkan di sini.”
“Ya, memang itulah tugas kita.”
Mereka sempat memulai perbincangan kecil sebelum pada akhirnya menjalankan tugas mereka mengendalikan Origami 01 dan Origami 02, melalui sebuah stik controller untuk dilakukannya sebuah pendaratan markas portabel itu di titik yang telah ditentukan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Ini mengenai perlambatan yang seharusnya terjadi antara instruksi markas utama dengan sistem roket yang berada puluhan juta kilometer jauhnya. Dan juga mengenai suatu pencapaian hasil kerja sama negara Jepang dan Amerika Serikat.
Project kerja sama itu telah menghasilkan sebuah satelit mandiri yang mampu dikendalikan dari planet Bumi. Bukan hanya satu, melainkan dua satelit mandiri yang telah mereka ciptakan. Kelebihan satelit itu bukan hanya sampai di sini.
Membicarakan teknologi di dalamnya, mari kita ambil salah satu satelit yang benar-benar mengandalkan sistem ‘kemandirian’-nya dalam menjalankan tugasnya.
Itu adalah satelit pemantau yang dinamakan “Eagle Eye”, yang saat ini berada dalam orbit Mars dan di program dapat mengikuti serta menyesuaikan jalurnya searah dengan jalur roket di orbit. Perannya sendiri adalah memantau kejadian langsung yang sedang terjadi di planet itu.
Lalu, satelit yang kedua dinamakan “Jarak dan Waktu”, letaknya jauh berkilo-kilo meter di luar orbit Mars. Untuk lebih tepatnya, benda itu terpasang di stasiun ruang angkasa milik perusahaan swasta itu, Japan Space and Intergalactic Agency, lalu satelit yang mereka sebut ‘Jarak dan Waktu’ memang memiliki peran penting sebagai perantara penguat sinyal antara kendali misi dengan satelit Eagle Eye dan roket.
Salah satunya, dalam hal respons komunikasi dan instruksi. Ini diambil dari namanya ‘Jarak dan Waktu’ yang berarti, meski jarak antara dua objek itu diperlebar, itu tidak mengubah sedikit pun waktu yang tengah berlangsung antara kedua pihak.
Meski begitu, kalau membicarakan suatu tempat yang lebih jauh dari planet Mars, tentu itu akan lain ceritanya. Mereka telah menyetingnya dalam jarak yang ideal, antara planet Bumi dan Mars. Berjarak 68 juta kilometer, tentu saja dalam posisi terdekatnya.
Itulah sebabnya komunikasi yang mereka jalin cukup lancar dalam melaporkan status satu sama lain.
...
“Origami 01 dan Origami 02 telah diluncurkan.”
“Ya, aku dapat melihatnya.”
“Sepertinya misi kali ini akan berjalan lancar tanpa kendala.”
“Ya, setidaknya untuk saat ini.”
Berada di dalam sebuah roket, begitu pun dengan rekan-rekan lainnya.
Ojima Akihito salah satu awak roket pria, memakai kostum astronaut khusus Mars yang tampak sama dengan yang lainnya. Dia melihat ke salah satu monitor di atasnya, memperlihatkan rekaman kedua markas portabel itu yang sedang diberlangsungkannya peluncuran di luar roket mereka.
Laporannya yang berakhir dalam sebuah percakapan kecil bersama rekannya. Okumura Hiroshi, lantas dirinya memberikan balasan pesimis akan tanggapan Ojima.
…
(Jarak roket ke titik pendaratan 22.440 meter!)
“Dimengerti! Menunggu arahan direktur untuk menanggapinya.”
Seorang kru pria dari bagian Satellite Communications, segera mengganti salurannya setelah dirinya mendapati seseorang dalam komunikasi yang diduga awak roket melapor statusnya.
...
(Direktur! Jarak roket ke titik pendaratan sekitar 21.830 meter. Kami menunggu arahan yang Anda berikan.)
“Hubungkan komunikasi kepada roket.”
(Baik!)
Kitatsuma Kamoto, yang sebenarnya Wakil Direktur Misi Mars sekaligus kru di bagian Satelit Pemantauan Roket di orbit Mars. Selagi duduk dan mengamati layar komputernya, dirinya meminta lawan bicaranya untuk menghubungkan saluran komunikasinya kepada roket.
Hanya satu alasan mengapa dirinya yang turun memimpin misi perjalanan Mars.
Yaitu, karena direktur Misi Mars yang sebenarnya, kini sedang mengikutsertakan dirinya dalam perjalanan ke ruang angkasa.
Karena itu, beberapa bulan sebelum keberangkatan roket ke planet Mars. Sempat terjadi perdebatan kecil, seperti, “mengapa harus direktur yang diterjunkan ke dalam misi itu?”, kira-kira begitulah pertanyaan umum yang dilontarkan.
…
Di dalam roket.
(Di sini Kendali Misi, kepada seluruh awak roket, apa kalian mendengarnya?)
“Wakil direktur?”
“Ya, kami dapat mendengarnya! Apa ada perubahan dalam prosedur, direktur!”
Ojima terkejut mendengar siapa yang berbicara lewat radio komunikasi.
Sementara Miura Mika, satu-satunya wanita yang ikut menjalankan misi perjalanan ruang angkasa, dia meresponnya dengan sangat profesional.
(Tidak ada. Prosedur tetap sama seperti yang sudah dijelaskan. Saat bahan bakar pendorong habis, lakukan tahapan pemisahan pendorong, kemudian dilanjut tahap manuver roket dan pendaratan akhir di permukaan mars menggunakan cadangan bahan bakar roket. Manfaatkan gravitasi Mars sebaik mungkin.)
“Dimengerti!”
“Baiklah, sepertinya itu akan mudah bagi kita.”
“Perkataannya seperti tanpa dosa sama sekali.”
“Oi, Ojima, kalau kamu menganggap serius perkataanmu tadi, jika nantinya kemungkinan terburuk yang terjadi. Aku akan benar-benar menghantui jiwamu sampai jiwamu benar-benar tidak tenang di alam sana.”
“Ah, ayolah! Aku hanya bercanda saja. Jangan di bawa serius, oke!”
“Mudah bagimu berkata seperti itu setelah tahu kalau semua tanggung jawab pendaratan roket berada di tanganku.”
“Hai, kamu benar-benar melupakan tugasku yang juga merupakan wakil pilot-mu?”
Pertanyaan Ojima Akihito tidak langsung dijawab dengan perkataan. Melainkan, respons yang diterimanya yaitu berupa tawa dari Okumura Hiroshi. Selagi tawa berlangsung, Hiroshi langsung saja memberikan jawaban atas pertanyaan itu:
“Maaf, aku hanya mengingat kalau kamu itu hanya seorang ahli botani saja.”
Di samping sarkasme terselubung di balik perkataannya. Namun, fakta itu tidak dapat di sangkal.
Mendengar hal itu, Ojima hanya bisa berdesis dan berkata “Cih, itu membuatku merasa sakit hati, tetapi itu memang benar”.
Selain itu, sedang duduk di kursi paling atas—keadaan roket horizontal, Ishikawa Yasuhiro bertugas dalam sendirian. Menemaninya dalam kesendirian ialah sebuah layar monitor yang juga dalam kondisi menggantung di atas dan itu terpampang persis di hadapan wajahnya yang searah dengan posisi duduk seluruh awak roket.
“Tidak salah, aku menunjukmu melakukan pekerjaan ini. Kamu telah berusaha dengan baik, Kitatsuma-san!”
(Direktur, kau seharusnya mengatakan itu saat semuanya telah berjalan dengan baik, bukan?! Tetapi yah, sudahlah. Terima kasih, direktur.)
Sambungan komunikasi pun terputus secara sepihak.
“Baiklah, semuanya! Kita memiliki waktu satu menit dua puluh detik sebelum bahan bakar habis.”
Ojima berseru, dengan lantang ia melaporkan statusnya.
***
Sementara roket masih melaju bebas di atmosfer Mars yang tipis.
Pendorong roket itu pun berhenti, seperti yang direncanakan, bahan bakar pendorong itu habis.
“Tahapan pemisahan pendorong, dijalankan!”
Untuk bagian ini, Okumura-lah yang bertugas melakukannya.
...
*Cesstt...*
Pendorong roket utama dilepaskan.
...
“Bagaimana dengan kecepatan dan jaraknya, Ishikawa?”
Miura bertanya kepada Ishikawa.
“Kecepatan stabil, 96 meter per detik. Ketinggian 7.200 meter di atas permukaan. Jarak 8.110 meter menuju titik pendaratan. Masih terlalu dini untuk melakukan manuver!”
“Kalau begitu, Ishikawa-kun, kalkulasikan waktu manuver roket!”
Kru astronaut lain yang disebut ‘direktur’ sebelumnya oleh Kitatsuma, dia pun memberikan seruan perintah kepada Ishikawa yang bertugas selaku perhitungan data yang kompleks.
“Baik!”
“Ojima-kun, bagaimana persiapan bahan bakar mesin roket dan OMS?”
Direktur masih melanjutkan perkataannya, dirinya lantas melontarkan sebuah pertanyaan kepada Ojima.
“Bahan bakar roket siap di aktifkan! OMS siap, komandan!”
“Roket akan melakukan manuver dalam 1 menit 25 detik.”
“Persiapkan diri kalian masing-masing, kita akan melakukan manuver pertama kita di Mars. Kami mengandalkanmu, Ojima-kun, Okumura-kun.”
“Baik!”
“Serahkan saja kepadaku.”
Bagian 2
Di Kendali Misi.
“Pemisahan pendorong!”
“Origami 01 status siap melakukan manuver sekaligus pendaratan pertamanya di planet Mars!"
—Aku tidak menyangkanya, ternyata lebih awal dari yang aku pertimbangkan.
“Origami 02 status siap melakukan manuver!”
—Tetapi, roket mereka masih bergerak mendekat menuju titik tujuan. Sepertinya kali ini, aku mengharapkan yang terbaik darimu, direktur!
Kitatsuma menatap dengan dalam ke arah layar komputernya, yang berlatarkan hitungan data dan animasi proses jalur pendaratan roket dalam bentuk tiga dimensi yang di dapat dari satelit pemantauan yang mengorbit Mars. Ia berpikir demikian dalam benaknya.
…
“Empat puluh detik sebelum melakukan manuver.”
Ishikawa melaporkan statusnya.
“Miura-kun, sambungkan komunikasi kepada Kendali Misi. Laporkan status roket saat ini!”
“Baik, komandan!”
Miura menyebut “komandan” dan itu merujuk kepada sang ‘direktur’ seperti apa yang sudah Kitatsuma sebut sebelumnya dalam percakapan mereka sebelumnya.
Di sini, mari kita sebut saja dirinya ‘komandan’.
...
*Zezztt.*
Suara sinyal radio komunikasi masuk.
(Roket JRS-Ultra, kepada Kendali Misi.Roket akan melakukan manuver sekaligus pendaratan pertama kami di planet Mars. Hitungan mundur dalam 20. 19. 18. 17...)
Kemudian, rangkaian kata di luar perintah kendali misi menggema di seluruh ruangan kendali misi. Mengikutinya adalah hitungan mundur di akhir perkataannya yang belum terselesaikan.
Seketika saja, ruangan menjadi hening.
Semua menunggu dan berharap-harap cemas menanti hasil yang akan mereka harapkan.
Di samping harapan mereka menanti keberhasilan pendaratan roket yang belum pasti. Mereka lebih mencemaskan kelima awak astronaut yang tengah menatap beberapa detik ke depan samar-samar takdir yang dinantinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!