NovelToon NovelToon

I Think I Love U

Prolog

Naina bergegas lari kepadaku, dengan wajah kesalnya mengeluh panjang lebar.

"Huhf, kami belum selesai untuk pertemuannya. Banyak sekali maunya orang itu. Aku dibuat kesal olehnya."

"Siapa yang kau maksud"? Tanyaku

"Siapa lagi kalau bukan ketua kelas songong itu." Jawab Naina dengan wajah penuh guratan emosi.

"Kamu pulang duluan saja, mungkin Aku akan lama dikampus."Lanjut Nian.

"Tidak, Aku akan menemanimu. Dimana kalian akan berkumpul?"Sahutku.

"Uhhhh, Kau sahabat yang sangat pengertian. Kami akan bertemu di gedung X."Ujar Naina

"Kau salah paham, Aku menemanimu karena aku menebeng pulang denganmu. Dahlah, ayok kita ke gedung X. Kalau Kau telat lagi, Si Ketos bakal menindasmu."Timpahku yang bergegas berjalan ke gedung X.

"Aiss, kau sama saja dengan ketua kelas songong itu. Hey, Chia tunggu Aku dong." Sahut Naina.

Naina mengejar Chia dan berjalan bersama ke gedung X. Chia menemani Naina dalam pertemuan kelompok tugas kuliah.

Chia dan Naina satu kampus, satu fakultas, dan satu kelas. Namun, kali ini Naina dan Chia tidak sekelompok.

Pertemuan kelompok ini merupakan pertemuan pertama untuk menyelesaikan tugas pertama di semester awal masuk kuliah. Yah, mereka merupakan mahasiswa baru yang mana belum saling mengenal dengan mahasiswa lainnya.

"Pergilah bergabung dengan kelompokmu! Aku akan menunggumu disini."

"Okey."

Aku menunggu Naina, disudut ruangan. Sembari memperhatikan mereka berdiskusi. Suasana mereka sangat tegang dan kaku. Mungkin, karena belum dekat satu sama lain. Jika diamati, lebih dominan Ketua kelas yang terus mengoceh panjang lebar dalam diskusi tersebut. Yah, walaupun dia menjengkelkan tapi dia adalah orang yang sangat bertanggung jawab dengan tugasnya.

"Brakkkk" suara pukulan meja yang sangat keras.

Seketika semua yang ada diruangan kaget, tak terkecuali Aku.

"Kalian ini b***h yah? Padahal, Aku sudah menjelaskan panjang lebar digroup chat. Kenapa laporan kalian tidak ada yang benar." Teriak salah satu laki-laki yang tampaknya dia yang memukul meja tersebut.

"Kalian bukan anak SMA lagi, pekerjaan kalian tidak becus. Dasar b***h, t****." Sambungnya.

Tidak ada yang membantah, semua yang ada disana hanya terdiam.

Walaupun demikian, Dia tidak harus memakai mereka seperti itu. Tetapi, itu urusan kelompok mereka Aku hanya bisa melihat dari kejauhan.

"Kau, Naina. Bagaimana caramu hingga bisa masuk di jurusan ini? Satupun laporan yang Kau buat tidak ada yang benar. Apakah Kau masih seorang bocah TK, yang laporannya seperti sampah ini?" Seru Andi yang tidak lain adalah Ketua Kelas di program studi Kami.

"Maaf, Aku akan memperbaikinya." Jawab Naina dengan mata yang berkaca-kaca.

Tidak bisa, mungkin jika dia memarahi semua orang Aku akan diam. Tetapi, memarahi dan memaki sahabatku adalah kesalahan besar.

Pria itu membuatku kesal. Dia pikir hanya dia yang paling pintar dan bertalenta.

Aku pun berdiri dan ingin memarahi, pria songong itu. Akan tetapi, langkahku terhenti.

"Kami salah, Kami minta maaf. Kami akan memperbaiki laporan tersebut sesuai dengan perintahmu. Tetapi, sangat salah jika kau memaki kami seperti tadi." Jawab salah satu pria yang ada dalam kelompok tersebut.

"Bukankah kelompok ini dibentuk, untuk saling membantu. Antara yang bisa dan tidak bisa. Saling menyokong dan mengajari. Jadi, jika ada kesalahan maka perlu untuk dikoreksi dan diperbaiki bersama." Lanjutnya

"Aku minta maaf, Aku akan memperbaiki laporan dan mengirimnya besok." Sambung Naina

"Malam ini, kirim laporannya malam ini. Pertemuan sampai disini."Timpah Andi yang kemudian pergi dengan wajah kesalnya.

Aku pun berjalan mendekati Naina, beberapa orang yang tadinya tegang menjadi lega saat Andi keluar dari ruangan.

"Kenapa Kau diam saat Dia memakimu. Jawab saja Kau masuk di kampus ini karena mendapat undangan langsung dari kampus tanpa tes sama sekali."Tukasku kepada Naina dengan wajah sangat kesal.

Semua orang melihatku, memarahi Naina. Naina hanya diam, Aku tahu dia juga sangat kesal.

"Coba lihat laporan yang Kau buat. Apa yang salah." Menarik laporan yang ada di tangan Naina.

Setelah diamati, memang banyak kesalahan didalam laporan tersebut. Mungkin jika Aku yang diposisi Andi, Aku juga akan marah. Tetapi, Dia tidak pantas memaki sahabatku.

"Kirim file laporanmu, Aku akan memperbaiki kesalahannya. Malam ini Kau nginap dirumahku."Ujarku kepada Naina.

"Apakah Kamu juga bisa membantuku?"Tanya salah satu pria yang ada di tempat itu.

"Kita tidak dekat kenapa Aku harus membantumu?" Jawabku

"Aku Kay, aku sekelompok dengan Naina. Bukankah, seharusnya Kau juga membantuku."

"Hah? Sudahlah, tadi Kau sudah membela Naina. Kirim saja laporanmu kepadanya, Aku akan memperbaiki kesalahan laporanmu. Ayok, Naina kita pulang." Kataku sembari meninggalkan ruangan.

*Bersambung*

Episode 1

"Dia pikir dia sangat hebat? Arghhh, Aku sangat kesal." Teriak Naina yang mengomel panjang lebar.

"Daripada Kau terus mengomel tanpa henti mending selesaikan laporanmu. Sudah kutandai yang salah."

"Ini juga baru mau Aku ketik."

"Oh, Iya. Ini kirim juga keteman kamu. Sudah Aku tandai yang perlu diperbaiki. Sama Ini referensi untuk laporan miliknya."Ujarku

"Hmmm, tumben Kau mau membantu orang?" Sahut Naina

"Hah? Apa salahnya menolong orang."Jawabku

Naina menatapku tajam, kemudian memegang keningku.

"Kau sakit atau salah makan? Nggak mungkin, seorang yang sangat ambisius dan pelit sepertimu mau membantu orang lain. Aku yang sahabatmu saja jarang Kau bantu."Timpah Naina

"Seburuk itukah, Aku dimatamu wahai sahabatku."Sahutku yang tidak terima dengan perkataan Naina.

"Ya, Kau tidak beda jauh dengan Si Ketua Kelas rese itu. Kaliankan sama-sama si penggila nilai, si perfeksionis dalam hal mengejar nilai dan prestasi."

"Apaan sih, cuman gara-gara Aku menolong teman sekelompokmu. Sampai Kau harus menyamakan Aku dengan si rese itu."

"Iya, siapa tahu Kau jodoh dengannya."

"Wah, semoga Kau yang berjodoh dengannya. Dahlah, Aku mau tidur. Buat sendiri laporanmu, byeeee..."Ujarku kesal sambil merebahkan badan dikasur dan meninggalkan Naina bergulat dengan laporannya.

Flashback On

Hari ini adalah hari terakhir masa orientasi mahasiswa baru. Kami dikumpulkan diaula fakultas masing-masing.

Aku dan Naina selalu bersama, kami berteman semenjak SMA. Kami pun sama-sama diterima dikampus dan jurusan yang sama.

Saking seringnya bersama, orang-orang memanggil kami Upin dan Ipin yah dibilang kembar sih tidak tetapi mereka selalu mengatakan Aku dan Naina sangat mirip, nyatanya itu tidak benar.

Namun, karena sering bersama apa yang Naina sukai Aku juga suka begitupun sebaliknya. Dan, apa yang tidak Naina sukai, aku pun begitu. Mungkin, ini kekuatan perbestiean.

"Astaga, kapan selesainya. Aku sangat lelah."keluh Naina yang sejak tadi bersandar dibahuku.

"Diamlah, Aku juga sangat lelah. Mereka hanya mengulang topik yang sama sejak tadi."Jawabku menahan kesal.

"Okey, mungkin sampai disini saja perkenalan jurusan dan program studi yang ada di fakultas kita."Penjelasan salah satu dosen fakultas.

"Baiklah, mungkin sampai disini. Ini juga sudah hampir malam jadi..." Belum selesai penjelasan dosen salah satu mahasiswa mengangkat tangan.

"Iya, kamu yang mengangkat tangan. Ada yang mau ditanyakan."

"Iya, Pak. Nama saya Andi saya ingin bertanya terkait perhitungan nilai dan sks"Jawab mahasiswa yang mengangkat tangan tersebut.

"Berapa banyak tenaga yang dia punya, dia tidak lihat kami sudah lelah."Ujar Naina.

Tidak hanya mahasiswa yang bernama Andi tersebut yang melayangkan banyak pertanyaan, salah satu mahasiswa yang lainnya pun terus menanyakan pertanyaan. Sehingga, sudah masuk waktu Magrib.

Pertanyaan dan jawaban terus berlangsung, mahasiswa-mahasiswa lain yang terlihat lelah hanya bisa diam tidak berani menegur. Mungkin, karena kami mahasiswa baru.

"Mohon maaf, Pak. Saya memotong tanya jawab ini. Memang pembahasan yang sangat menarik. Tetapi, dijadwal waktu pertemuan hanya sampai pukul 17.15 sekarang pukul 18:00. Kehidupan Kami bukan hanya perkuliahan saja, Kami masih memiliki urusan lain untuk dikerjakan."Timpahku dengan penuh keberanian.

Semua mata tertuju kepadaku.

"Oh, iya. Kamu benar."Jawab dosen tersebut.

"Baiklah, kalau begitu"lanjut dosen tersebut

"Pak, pertanyaa saya yang terkait nilai belum bapak jelaskan."Sahut Andi

Aku sangat kesal, dia membuatku naik pitam.

"Andi yah? Apakah kamu sedang datang bulan? Mohon maaf, para lelaki muslim lainnya mau menjalankan solat lima waktu. Dan kami yang sedang tidak datang bulan juga begitu. Bisakah pertanyaanmu diundur lain waktu, atau kau bisa bertanya langsung kepada dosen diruang dosen. Kau bisa meminta nomor dosen untuk menanyakan semua pertanyaanmu."Sarkasku dengan wajah kesal.

Suasana berubah menjadi tegang. MC pun masuk untuk menutup kegiatan. Karena memang waktu pertemuan telah usai.

Sejak pertemuan itu, Aku dan Naina sangat membenci pria bernama Andi tersebut.

Flashback off

Aku pun tertidur lelap meninggalkan, Naina yang sedang mengetik laporannya.

Toh, Aku sudah memperbaiki kesalahan-kesalahan didalam laporannya.

Episode 2

Hari ini Aku mengikuti pertemuan kelompok tugas kuliah. Tentu saja Aku yang menjadi Ketua kelompok. Mereka memilih Aku sebagai ketua karena Aku yang tegas dan cekatan dalam memimpin. Aku memberikan arahan dan penjelasan untuk persiapan presentasi tugas besok.

"Kalian hanya perlu memahami materi kalian masing-masing. Tapi, jika kalian ingin mempelajari semua materi, silahkan saja. Okey, sampai disini pertemuan kita. Kita lanjut nanti di group chat. Kalian bisa pulang."

Walaupun pertemuan ini singkat, tetapi cukup memakan waktu hingga hujan pun turun.

Naina tidak bersamaku, Aku menyuruhnya menungguku di kos salah satu temanku yang lain. Dia tidak membalas chatku ataupun mengangkat telpon dariku. Jika seperti ini, jawabannya cuman satu dia pasti ketiduran. Ria pun tak membalas chatku. Ah, mereka berdua terbawa suasana dinginnya angin hujan ini.

Oh, iya. Ria salah satu sahabatku dan Naina. Kami berteman saat masa orientasi mahasiswa baru. Kos-kosannya merupakan bascamp kami, yah tentu saja tempat istirahat. Kosannya tidak jauh dari kampus. Jadi, sangat efesien buat kami yang rumahnya jauh dari kampus.

Hujannya sangat lebat, Aku tidak membawa payung. Menerobos hujan yang lebat ini sangat tidak mungkin, karena Aku membawa laptop.

Teman-teman sekelompokku sudah pulang semua, salah satu diantara mereka menawarkan untuk mengantar Aku pulang. Namun, Aku menolak dengan alasan Naina akan menjemputku.

"Jika tahu Naina akan lambat menjemputku, kuterima saja tawaran mereka mengantarku. Dasar Naina, besok akan aku serang dirimu saat presentasi nanti."

Aku pun kembali duduk, menunggu hujan sedikit reda. Melanjutkan membuat PPT untuk presentasi besok.

Satu jam berlalu hujan tak kunjung berhenti.

"Sedang apa disini."Tanya seorang pria yang membuyarkan lamunanku.

"Menunggu hujan redah."Jawabku tanpa menoleh.

Pria itupun duduk diujung bangku, mungkin dia juga sedang menunggu hujan redah.

Tempat ini menjadi hening, hanya suara hujan yang terdengar.

"Sepertinya hujan ini sangat awet."Ujar pria itu memecahkan keheningan.

"Apakah dia sedang berbicara denganku." Batinku.

"Apa kau menunggu Naina?"sambung pria itu lagi.

"Iya."jawabku singkat.

"Kenapa dia belum datang?"tanya pria itu lagi.

"Dia sedang dialam mimpi."jawabku lagi.

"Mau kuantar? Hujan sepertinya sampai malam."

"Mmmm, jika tidak membuatmu repot."

"Tidak merepotkan. Ini pakai mantelnya."

"Kamu bagaimana? Nanti kamu basah kalau hanya Aku yang pakai mantel ini."

"Tidak masalah, jaketku anti air. Kau pegang tasku saja dibelakang. Ayok, naik."

"Baiklah. Antar Aku ke kosan Kamboja saja."

Pria itu pun mengantarkan Aku ke kosan yang Aku sebutkan. Sesampainya disana Aku mengucapkan terimakasih. Dia pun bergegas pergi.

Aku pun berjalan menuju salah satu kamar, tempat dimana Naina terbaring dan bermimpi.

"Wah, kalian sangat pulas yah."sembari berlari menindih kedua temanku itu.

"Chiaaaaa..... Berat...."Timpal Ria

"Tahu ahhh, Chia. Orang lagi tidur juga."Sambung Naina

"Ohhh, gitu. Tidur saja terus. Biarkan Aku menunggumu dibawa derai hujan."Sahutku

"Astaga, Chia. Maaf, Aku ketiduran sumpah."

"Masih hujan diluar, kamu kesini jalan kaki? Tapi, kamu tidak basah sama sekali."

"Kau menyumpahiku basah kuyup?"

"Tidak tidak... Lalu, Kau dengan siapa?"

"Lupa namanya, teman sekelompok Naina."

"Siapa? Cowok atau Cewek?"

"Ih, kepo banget kalian. Dahlah, ayok Naina kita pulang. Ntar kemalaman."

"Huuuuu, dasar pelit."

"Okey, aku beres-beres dulu."

Setelah beres-beres Aku dan Naina pamit pulang. Untungnya hujan agak redah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!