Namaku Andy, seorang pelajar yang tidak ingin terlihat mencolok. Aku tinggal di sebuah kota kecil di Pulau Jawa. Hidupku biasa-biasa saja, tapi terkadang aku mengalami pembullyan yang luar biasa. Aku orang yang pendiam, maka dari itu ada saja anak nakal yang benar-benar ingin menggangguku. Aku ditendang tanpa alasan, diikat di sebuah kursi, lalu kepala ku dibenturkan dengan bola besar. Terkadang yang lebih buruk, aku dipukul beramai-ramai. Hidupku yang biasa-biasa saja juga benar-benar diwarnai dengan kesuraman masa mudaku.
Di sekolah, kelas 12A, "Hei, Andy!" Perkenalkan, nama dia Wina. Dia adalah satu-satunya gadis di kelas yang menyapaku. Dia benar-benar baik hati, terkadang aku diberi kunci jawaban saat ujian olehnya. Dia juga mengatakan ingin berteman denganku tanpa memperdulikan bagaimana penampilan diriku.
"Oh, hai Wina. Ada apa?" ucap Andy yang dalam hatinya juga kegirangan karena ada seseorang yang menyapanya.
"Tidak ada, sebenernya aku hanya ingin menyapamu saja."
"Bagaimana hari Minggumu kemarin? Apa menyenangkan?" ucap Wina.
"Ya, seperti biasa. Hari mingguku biasa saja, kau tahu."
"Andy, kau harus menikmati masa mudamu itu! Kamu harus keluar dari rumah di hari libur bersama teman-temanmu. Kau tahu, hidup itu cuma sekali, jadi nikmati selagi bisa."
Andy merenungkan nasib dan kegiatannya yang benar-benar sia-sia dan membosankan. Dia berpikir bahwa yang dikatakan oleh Wina adalah kebenaran, lalu mengatakan, "Baiklah, Wina. Aku akan mencoba melakukan banyak hal saat hari libur. Terima kasih, Wina."
"Oke, Andy. Bagus kalau begitu. Oh ya, aku pergi dulu ya. Harus istirahat di kantin. Bye."
Teman Wina yang pergi bersama ke kantin berbisik kepada Wina, "Wina, kamu kenapa ngobrol sama Andy? Dia culun dan suram, tau bisa dilihat dari mukanya."
Andy yang mendengar itu merasa sedih akan dirinya sendiri.
Saat pulang sekolah, Andy berjalan melewati jalan yang biasa ia lewati dan tiba-tiba...
"ADUHHH....."
"ADUH... SAKIT."
Andy masuk ke dalam selokan yang tidak tertutup karena Andy berjalan sambil melamun.
"Duh, apa-apaan ini? Siapa yang menaruh got di sini? Duh, sakit banget."
Dia terluka di bagian dengkul dan lukanya cukup besar.
Akhirnya, Andy sampai di sebuah perumahan elite. Deket rumahnya, disana banyak anjing besar yang galak. Andy biasanya takut lewat sini, tapi karena dia ingin cepat sampai rumah karena terluka, dia terpaksa.
Tiba-tiba...
"WOOF WOOF WOOF"
"GUG GUG GUG"
"AAAAAAAAA ADA ANJINGGGGG AAAAAA TOLONGGGG ANJINGNYA BESAR BANGET!" ucap Andy yang sedang panik.
Seketika, Andy berlari memaksakan kakinya, walau sedang terluka. Dan sialnya, Andy malah terjatuh yang kedua kalinya, lalu mukanya menghantam aspal jalan raya.
Anjing yang mengejar Andy kabur setelah Andy terjatuh. Andy terluka lagi di bagian dagu, dan kali ini darahnya lebih banyak.
Akhirnya, Andy sampai di rumah.
"Pa... Andy pulang."
Andy lupa bahwa bapanya meninggal Minggu kemarin karena serangan jantung.
"Pa, Andy pulang. Bapa dimana? Di halaman belakang ya?"
Andy terus mencari bapanya di sekeliling rumah dengan banyak luka di tubuhnya, sambil berfikir bapanya mungkin berada di suatu tempat di rumahnya.
Dan ketika ke kamar orang tuanya, akhirnya Andy mengingat bahwa bapanya sudah tidak ada sejak seminggu yang lalu. Dia terjatuh sambil menangis di depan pintu kamar orang tuanya, dan di dalam hatinya berkata, "Kini aku sendirian."
Besok harinya, Andy seperti biasa berangkat ke sekolah pagi sekali, di mana belum ada satu pun siswa yang datang. Andy duduk di belakang sambil melamun sendirian. Tiba-tiba, ada seseorang datang.
Dia Alman dan teman-temannya, laki-laki yang suka membully Andy.
"Woy, Andy. Dateng pagi banget si lu, sok rajin banget."
"Haha, benar lu, man. Andy kalo berangkat pagi banget, paling pengen dipuji," ucap teman Alman.
Andy berusaha mengabaikan mereka, tapi Alman kesal karena perkataannya tidak direspon. Lalu dia menendang paha Andy.
Dan Andy tetap diam.
Di kelas 12A, jam pelajaran dimulai. Waktu berlalu 40 menit sejak pelajaran dimulai, tiba-tiba Andy melihat uang di lantai, tidak jauh dari mejanya.
"Itu yang siapa? Aku harus mengambilnya dan mengembalikannya sebelum diambil orang," ucap Andy dalam hatinya.
Andy mengambil uang itu, lalu menyerahkannya ke meja ibu guru.
Ibu guru pun berkata, "Andy, ini uang siapa? Kamu jujur sekali."
"Hey, anak-anak. Tolong dengarkan sebentar. Ini si Andy menemukan uang di lantai, 10 ribu. Hayo, punya siapa? Ngaku yang jujur."
"Andy, hebat loh! Sudah jujur tidak mengambil uang, iya menemukan di lantai."
Alman yang mendengar perkataan tersebut merasa kesal dan berkata ke Andy, "Caper-caper, cari perhatian, woy! Dasar, gua tau lu cuma pengen dipuji sebenernya lu mau ambil itu duit kan."
Andy mengabaikan dia, walau rasanya tidak enak sekali ketika dia jujur tapi diperlakukan seperti orang bodoh yang mencari perhatian.
Malam harinya, di rumah Andy, Andy sedang terbaring di kamarnya sambil bermain game. Setelah selesai bermain, dia membuka media sosial dan mencoba berkenalan dengan orang secara online.
Tiba-tiba, sesuatu yang aneh terjadi. Layar hp-nya menjadi hitam dan hanya terdapat satu rekaman suara.
"Ini aneh, kenapa layar hpku jadi hitam? Padahal hpku baru ku beli satu bulan yang lalu sebagai hadiah ulangtahunku. Kenapa ini sudah rusak saja?"
"Eh...? Apa ini?"
"Rekaman audio?"
Audio itu diputar oleh Andy.
"...krek... Halo, Andy. Ini aku. Kita sudah lama kenal. Aku selalu mengikutimu sejak kau kecil. Kau pastinya tidak mengenal ku, tapi aku tahu banyak tentangmu."
"Mungkin ini saatnya kita bertemu langsung, Andy."
Seketika, hp Andy setelah memutar rekaman itu kembali normal, seolah-olah tidak ada kesalahan lagi.
Andy merasa sangat ketakutan dengan apa yang dia dengar barusan.
"Itu mengerikan, apa-apaan itu? Siapapun yang membuat rekaman itu, yang pasti itu tidak mungkin dia seumuranku. Itu terlalu gila, pasti dia orang jenius."
"Hacker pun tidak mungkin melakukan hal rumit hanya untuk sebuah audio yang bertujuan menakut-nakuti."
"Dan apa maksudnya dia mengenalku sejak aku kecil? Memangnya dia siapa?"
Andy pun merasa ketakutan dan bersembunyi di dalam selimutnya, kemudian tertidur.
Pagi hari tiba, Andy terbangun dengan wajah yang lelah karena tidak bisa berhenti memikirkan kejadian semalam.
Tiba-tiba...
Grrrrrhhgg
Wusssshh
Suara kamar Andy, yang tiba-tiba menjadi putih dalam sekejap saat Andy mengedipkan mata.
"Apa ini? Dimana aku? Aku tadi masih berada di kamar rumahku, kenapa semua ini jadi putih tanpa ujung seperti ini? Dimana aku? Apa aku mati?"
Dari sangat jauh, terdengar suara langkah kaki yang cukup besar. Andy pun melihatnya.
Dia melihat mahluk yang begitu, begitu sangat besar. Padahal jarak mereka masih sangat jauh, tapi Andy paham sebesar apa dia jika mahluk itu mendekatinya sampai membuat Andy tidak bisa bergerak maupun berkata-kata.
Mahluk itu berkata, "Andy, diam. Jangan takut."
Andy berkata dalam hati, "Bagaimana aku tidak takut? Dia benar-benar monster."
Semakin dekat, ukurannya tidak masuk akal.
Semakin dekat...
Andy benar-benar kaget.
Semakin dekat...
Semakin besar...
"SEBENERNYA, MAHLUK APA ITU???"
"SEBESAR APA DIA, WOY..."
Andy mengalami kejadian aneh, dia melihat mahluk yang tidak jelas bentuknya...
Semakin besar...
"Apa itu sebenarnya?"
"Dia benar-benar besar!" teriak Andy.
Wuish...
Seketika,
Mahluk yang amat besar tadi tiba-tiba mengecil seukuran dengan Andy. Wujudnya seperti manusia, namun agak tembus pandang layaknya hantu.
"Ka...kamu siapa? Apa mau mu?"
"Tolong jangan sakiti aku. Aku masih mau hidup."
Mahluk itu pun melihat Andy dengan tersenyum, lalu tertawa.
"Apa yang kau katakan? Apa aku semenyakutkan itu?"
"Tenang, kita sebenarnya sama, yaitu sama-sama manusia."
"Apa maksud mu kita sama? Jelas-jelas kamu itu sedikit tembus pandang, kamu pasti hantu, bukan manusia," ucap Andy yang sedang gemetar ketakutan.
Lalu mahluk itu tertawa lagi.
"HAHA... KAU LUCU SEKALI SAAT KETAKUTAN."
"Biarkan aku memperkenalkan diri."
"Namaku Lauren, aku seorang pria dan manusia biasa berasal dari planet Quartztro, jaraknya jauh sekali di luar galaksi Bima Sakti ini."
"Mungkin kalian, [para manusia bumi] menyebutkan mahluk dari luar bumi itu sebagai sebutan alien. Ya, mungkin aku seorang alien, hehe."
"Maa...Mana ada alien? Keberadaannya saja masih diragukan."
"Kau bohong, kau pasti hantu, bukan alien," ucap Andy.
"Dengar, Andy, satu hal yang perlu kau tahu."
"Berfikir alien tidak ada sama saja ketika kamu berfikir tidak ada hiu di lautan yang luas ini. Mana mungkin ada hiu?"
Andy pun terkejut dan berusaha berfikir bahwa yang dikatakan Lauren adalah kebenaran.
"Hey, Andy, kau tahu aku ini bukanlah Dewa, iblis, maupun jin, hantu, atau semacamnya."
"Aku memang tidak pernah melihat mereka, tapi aku percaya mahluk tak kasat mata itu ada."
"Aku hanya manusia biasa, dan di tempat ku, aku adalah manusia. Banyak yang lebih hebat dari ku," ucap Lauren.
"Bagaimana aku bisa mempercayai omonganmu? Siapa namamu sebenarnya, Lauren?"
"Sekitar 70 tahun yang lalu, saat aku menuju galaksi Bima Sakti untuk mencari kehidupan lain di sini, tapi aku dihadang oleh mahluk sebesar matahari yang ingin memakan ku. Mahluk itu begitu besar, aku berusaha lari darinya. Aku melewati banyak sekali galaksi, tapi mahluk itu terus mengikuti ku. Tapi ada momen di mana aku tidak sengaja bertemu dengan lubang hitam dan mahluk itu aku pancing, lalu aku berhasil membuatnya terhisap oleh lubang hitam."
"Karena pertarungan dengan mahluk itu, energiku terkuras dan membuat gelembung armorku rusak 70%, juga beberapa alat teknologi yang kumiliki hilang dan hancur."
"Lalu aku cepat-cepat memotong jalan mencari Lubang Cacing untuk mempersingkat waktu perjalanan ku."
"Beberapa waktu setelah memasuki Lubang Cacing, melewati ruang dan waktu, aku sampai di galaksi Bima Sakti dan menemukan bumi," ucap Lauren.
Andy: "Lalu, bagaimana kau bisa tahu semua tentangku?"
Lauren: "Saat aku sampai di bumi, aku melihat kondisi di sini. Di bumi sangat damai, tidak ada peperangan, tapi aku bisa melihat seperti apa sifat manusia di bumi. Aku tertarik dan berusaha mengamati selama puluhan tahun tanpa menunjukkan wujudku."
"Sampai akhirnya aku menemukanmu di rumah sakit saat aku sedang jalan-jalan disana. Kau baru saja lahir, orang tuamu terlihat senang dengan kehadiranmu. Dan aku melihatmu, kau memiliki sebuah potensi, kau memiliki aura kepemimpinan. Aku memperkirakan kau mungkin akan bahagia dan sukses saat besar."
"Ternyata, perkiraanku salah. Masa mudamu begitu suram," ucap Lauren.
Andy yang merenung sedih dan merasa pucat mendengarnya.
Lauren: "Kau tahu, Andy, aku bisa memberimu kesempatan untuk merubah nasibmu yang sekarang."
"Bagaimana caranya?" ucap Andy.
"Aku punya alat bantu. Alat ini benar-benar dilengkapi dengan teknologi tercanggih yang ada di planet asalku."
"Apa kau mau?"
"Apa kau mau menerimanya?" ucap Andy.
Lauren: "Ya, tentu saja."
"Oh, oke, Lauren."
Tiba-tiba, Lauren mengeluarkan sebuah alat dari dalam dadanya. Bentuk alat itu seperti otak, terlihat seperti otak yang dilapisi metal dan terdapat banyak garis merah di benda itu.
Lauren menunjukkannya pada Andy.
"Ini untukmu. Benda ini disebut Brain L. Brain L adalah pelindung otak yang membuat pemakainya mendapatkan keberuntungan luar biasa dan memiliki beberapa kemampuan di luar akal sehat manusia."
"Benda ini hanya ada 2 di seluruh alam semesta, dan aku memilikinya satu."
"Tapi benda itu terlalu berharga. Aku tidak pantas memiliki," ucap Andy.
"Kau pantas, Andy. Kau anak yang kuat dan hebat. Kau orang baik, Andy. Pantas merubah nasibmu," kata Lauren.
Andy yang mendengar perkataan itu dari Lauren pun menerimanya.
"Lalu, bagaimana cara memasang ini?" tanya Andy.
"Aku akan memasangnya di kepalamu, Andy, setelah kau terbangun dari tempat ini."
Andy: "Ngomong-ngomong, ini tempat apa? Kenapa semua di sini putih, tanpa tembok, dan tanpa ujung?"
"Ini adalah Ruang Antar Ruang. Ini mengapa aku bisa merubah wujudku sesuka hatiku untuk menakut-nakutimu. Sebenarnya, wujud kita tidak jauh berbeda ukurannya, hehe."
"Sialan," ucap Andy.
"Kamu masuk ke sini karena alatku. Dia berbentuk gelang, dan lokasinya sekarang berada di kasurmu."
Andy: "Seberapa canggih peradaban manusia di planet asalmu? Mengapa seolah semua bisa kau lakukan?"
"Peradaban asalku 700 kali lebih canggih dari peradaban manusia di bumi. Jika kau pergi ke sana, kau hanya akan terlihat seperti mahluk primitif, haha."
"Hah, sejauh itu perbedaannya? Aku penasaran, alat apa saja yang kalian ciptakan?" ucap Andy.
"Oh, iya, jika banyak teknologi canggih di planet asalmu, apa kamu percaya tuhan?"
"Aku percaya. Tuhan itu ada. Aku percaya pada mahluk gaib. Mereka, para mahluk gaib itu ada. Aku hanya tidak bisa melihat mereka. Aku tahu batasanku. Sesuatu yang tidak bisa kita lihat keberadaannya, bukan berarti tidak ada," ucap Lauren.
Andy: "Apa kau memiliki agama, Lauren?"
"Tidak. Aku tidak memiliki agama, tapi bukan berarti aku tidak percaya tuhan. Aku sekarang sedang mencari tuhanku. Aku tidak mau asal menyembah sesuatu untuk menggambarkan tuhanku. Apa kau punya agama, Andy?"
"Ya, tentu, aku punya agamaku sendiri yang sangat besar di bumi. Dan aku percaya tuhan itu ada," ucap Andy.
Lauren: "Oh, oke..."
"Oh ya, Andy, kita harus keluar untuk memasang Brain L ini. Kau siap, Andy?"
"Oke, aku siap."
"Ini akan sedikit sakit."
"TUNGGU, APA KATA-MU BARUSAN, LAUREN???"
"WOY, TUNG-"
Lauren dan Andy pun keluar dari Ruang Antar Ruang.
"AAAAAAAAA, SAKITTTTTTTTT! APA INI? KENAPA AKU MELIHAT BANYAK HAL ANEH AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA......."
Andy pingsan di kamarnya setelah yang dilakukan Lauren, dia mengalami hal aneh setelah itu dan terlelap tidur pulas Berjam-jam.
Dan inilah pertemuan pertama Lauren dengan Andy, Lauren telah lama kenal dengan Andy, Tetapi ini adalah pertemuan pertama bagi Andy.
Hari berikutnya, setelah peristiwa misterius di Ruang Antar Ruang, Andy terbangun dengan kepala yang masih pusing. Ia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi dan bertemu dengan Lauren. Semuanya terasa seperti mimpi, namun alat Brain L yang terpasang di kepalanya mengingatkannya bahwa semuanya nyata.
Andy keluar dari kamarnya dan melihat ayahnya sedang sarapan di dapur. Ayahnya terlihat lelah, wajahnya dipenuhi kerutan, dan matanya terlihat cemas. Andy pun duduk di meja makan dan menyapa ayahnya.
"Pagi, Ayah. Apa kabar?" ucap Andy.
"Ayah baik-baik saja, Nak. Bagaimana denganmu?" balas ayahnya sambil menatap Andy dengan penuh kekhawatiran.
Andy merasa sedih melihat ayahnya yang begitu lelah dan terbebani. Ia menyadari bahwa kehidupan mereka berdua tidak mudah setelah ibunya meninggal.
Seketika Andy yang terus menjerit selama 15 menit akhirnya jatuh pingsan selama 3 jam di kamarnya.
Setelah 3 jam berlalu, Andy akhirnya sadar dari pingsannya dan merasa berbeda dalam dirinya. Beberapa pengetahuan yang sebelumnya tidak dia ketahui tiba-tiba dimiliki olehnya.
Lalu, Lauren keluar dari gelang Ruang Antar Ruang dan berkata kepada Andy, "Apakah itu terpasang dengan baik?"
"Pemasangannya sudah tepat, tetapi kamu tidak memberitahuku bahwa rasanya akan sakit," ucap Andy.
Lauren tertawa, "Awokawokawok, sengaja aku tidak memberitahumu."
"Jadi, apa yang kamu rasakan sekarang?" tanya Lauren.
"Aku merasa biasa saja, seolah tidak ada apa-apa di kepalaku, tapi kepala ku sakit dan aku mendapatkan banyak pengetahuan baru," jawab Andy.
Lauren menjelaskan, "Ya, itu semua karena kekuatan Brain L. Mungkin kepribadianmu akan sedikit berubah karena kamu memiliki pengetahuan yang sebelumnya tidak kamu ketahui."
Andy melanjutkan dengan menjelaskan bahwa ia melihat dan memikirkan tentang banyak planet di luar galaksi Bima Sakti yang berpenghuni. Mahluk-mahluk di sana tidak aneh seperti alien yang digambarkan dalam film-film, melainkan mereka adalah manusia. Perbedaan sejarah, geografis, dan planet membuat mereka memiliki berbagai peradaban, ada yang masih berada di zaman batu dan ada yang telah sangat maju seperti planet asal Lauren.
Lauren menambahkan, "Sebenarnya, aku belum pernah melihat mahluk aneh seperti alien yang digambarkan manusia di Bumi. Mereka yang ada di luar Bumi semuanya adalah manusia, hanya bentuk hewan-hewan mereka yang berbeda. Sebagai contoh, sapi di Bumi memiliki bentuk yang berbeda dengan sapi di planet lain, tetapi manusianya tetap memiliki ukuran dan bentuk yang sama."
Andy mengerti, "Dan apa yang menarik menurutmu, Lauren? Elf, ya... Elf, mereka benar-benar ada!"
Lauren menjawab, "Di beberapa planet, terdapat manusia yang hidup berdampingan dengan elf. Namun, ada juga yang terjadi konflik antara mereka."
Andy menimpali, "Ya, aku tahu itu."
Lauren melanjutkan dengan serius, "Sebenarnya, hidupmu di Bumi tidak akan terlalu menarik jika kamu memiliki Brain L. Kamu harus pergi ke planet di mana ork, goblin, monster iblis, elf, manusia, dan naga hidup berdampingan. Biasanya, planet yang dihuni oleh mahluk-mahluk seperti itu memiliki sihir."
Andy terkejut, "Sihir?"
Ya, sihir. Apakah kamu tahu apa itu sihir? Apakah kamu sering bermain game yang bertema sihir?" tanya Lauren.
Andy menjawab, "Aku mengerti apa itu sihir. Aku sering bermain game dengan tema sihir."
Lauren tersenyum, "Tentu saja, itu ada."
Andy bertanya, "Bagaimana aku bisa pergi ke sana? Aku ingin pergi ke dunia seperti itu. Woaaah, sangat fantastis!"
Lauren menjadi murung, "Sebenarnya, aku bisa membawamu ke salah satu planet seperti itu, tetapi ada masalah."
"Mengapa, Lauren? Apa masalahnya?" tanya Andy.
Lauren menjelaskan, "Gelembung armorku yang bisa membawamu ke sana hanya cukup untuk satu orang dan satu kali perjalanan. Hal ini terjadi karena pertarungan dengan monster sebesar matahari yang pernah aku ceritakan padamu. Banyak alatku yang hilang dalam pertarungan itu."
"Lalu, jika kamu pergi ke planet tersebut, kamu tidak akan bisa kembali ke Bumi dan karena hanya cukup untuk satu orang, kamu akan hidup sendirian di sana. Aku tidak bisa ikut bersamamu."
Andy merasa bingung dengan pilihan tersebut dan akhirnya meninggalkan Lauren untuk tidur.
Pagi harinya, Andy terbangun dengan perasaan bingung seperti semalam dan pergi ke sekolah.
Di perjalanan menuju sekolah, Andy bertemu dengan Wina yang juga menuju ke sekolah. Andy merasa senang karena ini adalah pertama kalinya dia mengalami hal seperti itu. Biasanya dia jarang sekali bertemu dengan Wina kecuali di dalam kelas.
"Hai, Andy. Apa kabar?" sapa Wina.
"Kemarin kemana saja?" tanya Wina.
"Aku tidak enak badan, Win. Hehe," jawab Andy.
"Oh, ya sudahlah. Jaga kesehatanmu, Dy. Sampai ketemu lagi, dadah," ucap Wina sambil melambai.
Andy melambai balik ke arah Wina yang meninggalkannya menuju gerbang sekolah.
Sesampainya di sekolah, tiba-tiba Andy melihat seorang guru memanggilnya.
"Hey, Andy, kesini. Ada yang ingin guru bicarakan denganmu. Kita bisa ngobrol di kantin sambil makan bakso," ucap guru tersebut.
Andy bingung dengan maksud guru tersebut, tetapi ia ikut saja ke kantin untuk ngobrol Begitu mereka tiba di kantin, Andy duduk di meja yang telah disediakan oleh guru tersebut. Guru itu melihat Andy dengan penuh kekaguman.
"Ini bukan hanya tentang nilai kamu yang sangat baik," kata guru tersebut, "tapi juga jawabanmu pada soal esai yang luar biasa. Kamu benar-benar jenius, Andy. Jawabanmu tidak mencerminkan pola pikir seorang anak seusiamu. Aku sangat kagum padamu."
Andy merasa senang mendengar pujian dari guru tersebut. Ia tidak pernah menganggap dirinya istimewa, tapi sekarang dia mulai merasa bahwa kemampuannya memang berbeda dari yang lain.
Guru itu melanjutkan, "Aku memiliki hadiah kecil untukmu, sebagai penghargaan atas kemampuanmu yang luar biasa."
Guru tersebut mengeluarkan dompet dari sakunya dan memberikan sejumlah uang kepada Andy.
"Ini untukmu, Nak. Anggap saja sebagai hadiah kecil dari guru," ucapnya.
Andy terkejut melihat uang itu. "Maaf, Pak, mengapa saya diberikan uang ini?"
"Guru sangat kagum dengan kemampuanmu, Andy. Kamu pantas mendapatkannya," jawab guru tersebut.
Andy menerima uang tersebut dengan rasa terima kasih. Ia merasa bahwa hari ini adalah hari yang penuh dengan keberuntungan baginya.
Setelah pulang sekolah, Andy berjalan pulang sendirian menuju gerbang sekolah. Tiba-tiba, Wina memanggilnya dari belakang.
"Andy, tunggu!" seru Wina.
Andy tersenyum dan menjawab, "Hey, Wina. Ada apa?"
"Kita pulang bareng yuk, Andy," ajak Wina.
Andy merasa senang karena Wina mengajaknya pulang bersama. Mereka berjalan bersama-sama menuju rumah.
Saat mereka berjalan, tiba-tiba mereka melihat mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi menuju arah mereka. Mobil itu tampak seperti tidak terkendali dan mengarah langsung ke arah Wina.
Saat itulah Andy melihat sebuah penglihatan, di mana Wina terkena tabrakan mobil dan terpental sejauh 10 meter. Andy segera menyadari bahwa penglihatannya itu adalah peringatan nyata.
"Mobil!" teriak Andy, sambil berlari dan mendorong Wina menjauh dari mobil yang melaju dengan cepat.
Mereka berhasil menghindari kecelakaan itu, tetapi Andy jatuh dan mendarat di atas tubuh Wina. Mereka saling bertatap mata, dan di wajah mereka terpancar rasa terkejut dan rasa syukur.
Andaikata Andy tidak melihat penglihatan itu, mungkin nasib mereka berdua akan berbeda. Keduanya merasa bersyukur dan terkejut atas kejadian tersebut.
"Duh, kamu baik-baik saja, Wina?" tanya Andy khawatir.
Wina tersenyum lebar, "Iya, aku baik-baik saja berkatmu, Andy. Terima kasih telah menyelamatkanku."
Andy merasa senang karena dapat melindungi dan menyelamatkan Wina. Dia merasa bahwa kehadirannya di dunia ini tidak sia-sia. Keberuntungan dan kemampuan baru yang dimilikinya membuatnya semakin percaya diri.
Mereka berdua melanjutkan perjalanan pulang sambil bercerita tentang kejadian tadi. Andy merasa bahwa hari ini adalah hari yang berarti dalam hidupnya. Ia tidak sabar untuk melanjutkan petualangannya dengan Lauren dan alat Brain L yang dimilikinya.
Akhirnya, mereka tiba di rumah Wina. Andy berterima kasih pada Wina atas ajakan pulang bersama dan menyelamatkannya. Mereka berjanji untuk bertemu lagi dan berjalan bersama keesokan harinya.
Andy melanjutkan perjalanan pulang dengan perasaan bahagia dan penuh semangat. Ia menyadari bahwa kehidupannya telah berubah sejak bertemu dengan Lauren dan memiliki Brain L. Ia merasa bahwa ada misi besar yang menanti di depannya, dan ia siap menghadapinya dengan penuh keberanian.
Di dalam hatinya, Andy bertekad untuk menggunakan kekuatan dan pengetahuannya yang baru ditemukan untuk merubah nasibnya sendiri dan membantu orang-orang di sekitarnya. Petualangan yang menantinya akan membuka mata dunia yang lebih luas dan menguak misteri yang lebih dalam.
Hari ini adalah awal dari perjalanan Andy yang penuh dengan keajaiban, dan ia siap menghadapinya dengan penuh semangat dan tekad yang kuat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!