NovelToon NovelToon

Embun Untuk Bara

Mertua fs Mandul

Ayla menghela nafasnya dengan kesal, menatap punggung ibu dan ayah mertuanya yang mulai pergi menjauh dari rumah mereka secara perlahan, perempuan tersebut menggenggam erat telapak tangannya sembari mencoba untuk memejamkan sejenak bola matanya.

Bisa-bisanya.

Dia mengeram sejenak.

Masih dia ingat ocehan wanita itu tadi saat ada dihadapan nya sebelum mama mertua nya perlahan berlalu dari pandangan nya tadi.

"6 tahun menikah belum juga memiliki anak, tidakkah kalian ingin coba memeriksa keadaan siapa tahu salah satu di antara kalian ada yang mandul"

Hah yang benar saja.

Ayla mendengus dengan kesal, menatap kearah ibu mertuanya dengan jutaan kekesalan sambil mencoba menahan merah di wajah nya.

Dia yang baru akan menelan makanan di hadapan nya seketika langsung kehilangan selera mendengar wanita tersebut bicara soal kata mandul.

Bagaimana bisa wanita tua cerewet tersebut menyebutnya mandul?, memangnya dia tahu apa dalam perjalanan rumah tangga dia dan putra wanita tersebut selama ini?!.

Dia hanya tahu semua berjalan sesuai cover depannya, seolah-olah dia adalah bagian paling pantas untuk disalahkan didalam rumah tangga putranya.

"Ma...aku…"

Ayla baru menjawab ucapan mertuanya itu namun tiba-tiba wanita tua tersebut berkata.

"Jika tahun depan tidak juga kunjung hamil dan memiliki anak, Maka jangan salahkan Mama jika Mama akan menjodohkan Bara dengan perempuan lain"

Wanita paruh baya tersebut mencetus dengan begitu kaasar, dia melahap makanan di hadapannya dengan perasaan setengah tidak berselera, keinginannya untuk menimang cucu hingga hari ini tidak kunjung terlaksana.

Bukankah cukup adil ketika dia mempertanyakan hal tersebut dan berpikir apa mungkin menantunya itu mandul?!.

Sebab ayla terlalu gila dengan karir nya, lupa pada dunia nyata yang sebenarnya Bara jelas mampu bahkan sangat mampu mensejahterakan kehidupan nya dari ujung kepala hingga ke ujung kaki nya.

Dia yakin karir Ayla yang membuat perempuan tersebut sama sekali tidak bisa hamil sampai hari ini.

Karena dia pikir bisa jadi Ayla mandul karena karir buruknya.

Jika hal tersebut benar jelas saja dia tidak memiliki kesalahan jika dia menawarkan perempuan pengganti untuk Bara, putranya harus bertahan dengan perempuan mandul meskipun karirnya cukup cemerlang.

Ayla sama sekali tidak menjawab ucapan dari ibu mertuanya tersebut, dia melirik ke ayah mertuanya, tapi laki-laki tersebut terlihat mengabaikan ibunya dan tidak membela dirinya sama sekali.

Meski bagaimanapun juga bukan kah pernikahannya dan Bara dulu diatur oleh laki-laki tersebut, jadi Ayla pikir seharusnya ayah mertuanya tersebut berusaha untuk membela nya meskipun sedikit.

Tapi alih-alih mendapatkan pembelaan dari laki-laki tersebut, ayah mertuanya malah tidak mengeluarkan suaranya sama sekali, melirik kearah nya sejenak kemudian membuang pandangannya.

Papa?!.

Ingin sekali dia berteriak kesal kearah papa nya tersebut.

Ayla benar-benar harus mencoba menahan perasaan nya, dia hanya bisa menghela kasar nafasnya, tidak bisa membuat pembelaan untuk dirinya sendiri

Mana Bara sama sekali tidak ada di antara mereka, hal itu membuat ayla semakin tersudutkan saat ini.

Hingga pada akhirnya kedua mertuanya Melesat pergi dari rumah mereka, seketika setelah tadi Ayla memejamkan bola matanya untuk beberapa waktu dia langsung membuka kembali bola matanya.

Sabarlah hati, ini bukan akhir dari pernikahanmu.

Batin Ayla.

*******

Kamar utama Ayla dan Bara.

21.45 Malam.

"Aku bosan waktu mama bertanya soal anak-anak"

ucap Ayla pada Bara, perempuan tersebut menatap ke arah suaminya ketika mereka telah berada di dalam kamar menjelang waktu tidur.

Ayla terlihat duduk di tepian ranjang sembari melipat kedua belah tangan yang menantap kearah Bara yang sejak tadi sibuk memainkan jemarinya di atas keyboard laptop nya.

wajah tampan mendominasi, alis lebat dengan bola mata menukik tajam, bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar wajahnya menambah tingkat ketampanan dalam rahang tegas wajah penuh kharismatik tersebut.

hidung mancung laki-laki tersebut disertai dengan bibir yang sensual dan menggoda perempuan manapun pasti jatuh cinta pada laki-laki tersebut.

Mendengar ucapan dari Ayla seketika membuat laki-laki itu diam, dia sama sekali tidak mengeluarkan suaranya, lebih memilih fokus untuk terus menghadap ke arah laptopnya.

"Bara…"

Ayla terlihat mengeram dengan kesal karena Bara mengabaikan dirinya.

"Tidakkah kamu mendengar kan aku? Aku bilang mama terus mendesak kita untuk memiliki anak"

"kita bisa melakukan nya malam ini, mencetak anak dan memberikan mereka seorang cucu"

laki-laki tersebut bicara dengan cepat, seolah-olah tidak ada beban sama sekali yang terlempar dibalik wajah tampan penuh kharismatik tersebut.

Bara pikir hanya sekedar mencetak anak jelas adalah urusan yang gampang.

"naik ke atas kasurmu dan aku akan melakukannya malam ini membuatmu hamil dan memiliki anak seperti yang orang-orang harapkan"

lanjut Bara lagi dengan nada yang begitu tenang, kemudian laki-laki tersebut menaikkan ujung alisnya, menunggu jawaban perempuan yang ada di ujung sana tersebut.

"Apa kamu bercanda? Tidak akan pernah, kau tahu? Aku tidak siap hamil dan memiliki anak yang hanya akan jadi beban batin untuk ku"

Bisa-bisanya perempuan tersebut bicara seperti itu tanpa rasa berdosa, dia melengos membuang wajahnya kemudian berkata.

Bara kembali melanjutkan pekerjaannya, cukup malas berdebat dengan istrinya tersebut.

"aku punya ide, bagaimana jika kamu mencarikan ibu pengganti untuk kita, itu merupakan solusi paling terbaik dalam hubungan pernikahan kita"

Lanjut Perempuan tersebut lagi cepat, dia pada akhirnya berjalan mendekati Bara dan meluncurkan ide gilanya.

"Bagaimana?"

Tanya nya lagi kemudian.

Bara sama sekali tidak menjawab, dia menghentikan gerakan tangannya pada keyboard laptop nya, bola mata laki-laki tersebut sejenak menatap ke arah wajah Ayla.

Seolah-olah ada jutaan kemarahan di balik bola matanya, memilih diam tanpa mengeluarkan suaranya.

*****

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu.

Lubuklinggau, 26 Oktober 2022.

MAKKK ini adalah karya yang Mak author ikutkan lomba, sebenarnya karya ini untuk sampul dan judul kisah SENJA DIATAS CAKRAWALA awalnya, tapi karena konsepnya salah akhirnya SENJA DIATAS CAKRAWALA tidak jadi di ikutkan lomba dan Novel ini berganti judul jadi EMBUN UNTUK BARA dengan konsep berbeda sesuai lomba.

2 novel yang Mak author kali ini rilis pure pakai alur santai Mak dan lebih kek ke kehidupan nyata saja, tapi di senja dan Cakrawala banyak bikin nangis, disini banyak mengandung plot twist.

Semoga readers suka dengan novel ini dan bisa mengisi hari-hari Mak sekalian yang mungkin setelah berkutat dengan beres-beres dan ngurusin anak seharian bisa berakhir berbaring baca novel ini🤭🥰❤️💋.

Pertemuan pertama dan kesepakatan

Villa puncak

Bogor.

Begitu keluar dari mobil nya, sopir pribadi Bara membantu laki-laki tersebut mengangkat barang-barang nya, sang asisten nya terlihat bergerak ikut membawa beberapa barang yang dibawa dari kantor tuan nya menuju kearah lantai atas menuju ke arah kamar milik tuan nya.

Bara sama sekali tidak mengeluarkan suaranya, berjalan tenang memasuki vila tersebut, demi apapun dia butuh menenangkan pikiran nya yang berkacamuk menjadi satu, tuntutan yang di minta mama nya dan Ayla membuat pecah kepala nya beberapa hari ini.

Anak?!.

Apa kau bercanda?, sial.

Umpat Bara didalam hati nya.

baginya Ayla terlalu banyak berhalusinasi dan memiliki keinginan yang terlalu tinggi, ingin memiliki anak tanpa ingin hamil dan melahirkan, dia pikir lama-lama Ayla sudah mulai melewati kapasitas nya.

dari perusahaan pada akhirnya dia lebih memilih untuk singgah di villa, menenangkan pemikirannya yang saat ini bisa dikatakan tidak baik-baik saja.

Dibalik rasa lelah yang menghantam dirinya, Bara memilih untuk masuk kedalam kamar di villa miliknya tersebut, dia mengabaikan siapapun yang ada di dekat nya, tengah malas berinteraksi dengan siapapun hingga saat ini.

Tapi sayangnya sebelum Bara masuk ke dalam kamar villanya tersebut tiba-tiba saja suara seseorang mengganggu pendengarannya.

"Saya benar-benar butuh uang bu, tidak bisakah ibu bantu carikan orang yang bisa saya pinjamkan uang?"

Bara menoleh ke arah sisi kirinya di mana dia mendengar suara saling sahut menyahut terus memenuhi ruangan samping tempat dia berdiri saat ini.

"Saya benar-benar butuh uang untuk pengobatan bapak, operasinya tidak mungkin ditunda lagi Bu, saya bisa menggadaikan surat rumah bapak saat ini"

Bara bergerak secara perlahan mendekat ke arah asal suara, mencari tahu siapa yang saat ini bicara.

sebuah dinding menjadi perbatasan untuk dirinya mencari tahu siapa pemilik suara tersebut, laki-laki itu bergerak mencari celah di antara dinding-dinding tersebut, sebuah kaca tanpa terlihat di bagian salah satu dinding itu, laki-laki itu mencoba untuk menetap ke arah balik kaca tersebut.

Dia berhasil melihat ke arah balik kaca di mana dia berdiri saat ini, sejenak bola matanya menatap sosok seorang gadis muda yang menatap ke arah sosok ibu-ibu hampir berusia setengah baya bicara dengan rasa panik sembari terus menggenggam telapak tangannya dan menggigit bibir bawahnya.

Seorang gadis dengan penampilan yang sangat sederhana.

Cantik dan mampu membuat Bara terpesona akan wajah indah nya.

tidak seperti gadis kota kebanyakan yang wajahnya dipoles dengan berbagai macam warna-warni kehidupan, wajah gadis tersebut cantik natural tanpa sesuatu yang mengganggu disekitar nya, begitu sederhana dengan penampilan yang apa adanya.

Sejenak bola mata laki-laki tersebut terus berusaha menatap sosok gadis tersebut untuk beberapa waktu.

"ibu juga tidak paham harus bantu cari pinjaman kemana neng, coba sama pak Darmo, beliau kan suka kasih pinjaman ke beberapa orang di sini, siapa tahu nanti di kasih"

wanita paruh baya tersebut adalah pegawai di kebun tehnya, jelas sudah tidak asing lagi dengan wajah wanita yang tengah bicara itu, sudah hampir 25 tahun wanita itu bekerja pada keluarga Bara.

Mendengar ibu tersebut berkata begitu, gadis yang ada di hadapannya itu terlihat menundukkan kepalanya dengan ekspresi yang sangat lesu.

"dia mau saya jadi istri ke 7 nya"

Jawab gadis tersebut pelan.

"Astaghfirullahul'adzim"

wanita paruh baya itu berucap pelan, ekspresi yang ditampilkan penuh dengan ketidakpercayaan jika laki-laki yang disebut menawarkan gadis yang ada di hadapannya menjadi istri ketujuh.

"Edan, memanfaatkan bocah yang sedang dalam keadaan terjepit"

wajah wanita itu terlihat kesal, mengumpan sambil berusaha untuk menahan kemarahannya.

"nanti ibu coba tanya sama beberapa teman yang lainnya, siapa tahu mereka bisa membantu"

pada akhirnya wanita itu mencoba menenangkan gadis yang ada di hadapannya, dan gadis itu hanya bisa menganggukkan kepalanya dan pasrah.

Bara tidak bergeming, menatap gadis tersebut untuk beberapa waktu, entahlah kenapa pada akhirnya terbesit satu pemikiran didalam dirinya.

Aku menemukan nya.

laki-laki tersebut langsung berbalik dan bergerak kembali menuju ke arah kamarnya.

"Semua sudah diletakkan di kamar tuan"

Asisten pribadinya bicara dengan cepat sembari menundukkan kepalanya.

"bantu aku sebentar untuk mengambil sesuatu"

Tiba-tiba saja Bara bicara pada laki-laki yang ada di hadapan yaitu dengan cepat.

"Ya tuan?'

Asisten nya bertanya sambil mengerutkan keningnya.

"Ambilkan aku uang tunai sekarang juga"

Tiba-tiba permintaan tuannya membuat laki-laki tersebut sedikit bingung.

"Berapa tuan?"

dia bertanya sambil menunggu jawaban laki-laki tersebut.

*******

Bara memperhatikan gadis dihadapannya tersebut untuk beberapa waktu, dia menelisik gadis yang ada di hadapannya tersebut untuk waktu yang cukup lama dari ujung kaki hingga ke ujung kepalanya.

seperti pandangan pertama ia saat dia melihat gadis itu bicara dengan wanita tua yang bekerja dengannya, dia tetap menatap gadis tersebut dalam pandangan jika gadis itu memang memiliki kecantikan Paripurna yang berbeda dengan kebanyakan di gadis-gadis kota.

dia memiliki nilainya tersendiri.

Gadis tersebut tampak meremas tangannya secara perlahan, sembari menundukkan kepalanya dengan perasaan yang cukup takut.

Bara tidak suka terlalu berbelit-belit untuk bicara kepada seseorang yang menjadi lawannya, dia pada akhirnya mendorong sebuah tas mendominasi berwarna hitam tepat di hadapan gadis tersebut.

Gadis cantik itu tampak bingung dan gemetaran sembari masih mengerutkan keningnya, dia mencoba menarik tas yang ada dihadapan nya kemudian membukanya secara perlahan.

Demi apapun, melihat apa yang ada didepan nya membuat gadis tersebut memejamkan sejenak bola mata.

Dan beberapa detik kemudian dia kembali membuka bola matanya, bohong jika bola mata gadis tersebut tidak membulat dengan sempurna, ketika dia melihat tumpukan uang berwarna biru dan merah ada di dalam tas dihadapan nya tersebut.

"Itu adalah uang muka, jauh lebih cukup dari sekedar biaya operasi"

Ucap Bara kemudian.

"Jika kamu menyetujui nya, cukup menandatangani surat perjanjian nya"

Lanjut laki-laki itu lagi.

Embun begitu nama gadis itu, dia terlihat diam, menatap beberapa lembar kertas yang telah dia baca tadi sebelum laki-laki tersebut menyerahkan 1 koper uang kepada nya.

Rahim sewaan, bayi tabung, surogasi.

itu artinya dia akan kehilangan masa depan nya.

mana yang lebih penting?!.

Masa Depan mu yang sebenarnya tidak akan pernah baik-baik saja, atau menyelamatkan ayah dari masa kritis dan sulit nya?!.

Gadis tersebut memejamkan sejenak bola mata nya, kemudian cara perlahan dia membuka bola matanya.

Dengan tangan gemetaran gadis tersebut meraih kembali kertas di hadapannya, memilih untuk menandatangani masa depan nya yang pupus demi sekoper uang yang ada di hadapannya.

Awal permulaan

London

Inggris.

"Beristirahat lah, besok pagi akan aku akan langsung menjemputmu di hotel dan kita akan pergi langsung ke rumah sakit"

Bara bicara cepat begitu dia mengantar Embun di depan kamar hotel yang ada di hadapannya, laki-laki tersebut menelisik wajah gadis yang ada di hadapannya untuk beberapa waktu, menikmati tiap lekuk wajah dari gadis tersebut dengan caranya sendiri.

mendengar ucapan laki-laki tersebut Embun hanya mampu menganggukkan kepalanya, seolah-olah paham besok kehidupannya akan berubah.

Koper Embun yang diseret oleh Bara secara perlahan berpindah tangan, gadis tersebut menerima koper miliknya tanpa banyak bicara, begitu Bara melangkah beranjak pergi meninggalkan dirinya gadis tersebut terlihat dia menatap punggung laki-laki itu untuk beberapa waktu.

Gadis tersebut menghela berat nafas nya untuk beberapa waktu, memilih membuka pintu hotel kemudian masuk kedalam nya.

Begitu Embun masuk ke dalam kamar hotel tersebut, dia berdiri di ambang pintu menata ruangan mendominasi berwarna putih Itu untuk beberapa waktu, tatapannya seolah-olah menembus ke arah bagian seluruh dinding di mana sebenarnya pikirannya masih berkelana entah ke mana.

Surogasi Mother!.

Bagaimana bisa dia benar-benar menerima menjadi surogasi mother saat ini? dimana surogasi mother adalah suatu pengaturan atau perjanjian yang mencakup persetujuan seorang wanita untuk menjalani kehamilan bagi orang lain, yang akan menjadi orang tua sang anak setelah kelahirannya.

Mereka tidak bisa melakukan nya di Indonesia, Karena pada dasarnya di Indonesia masih belum memiliki payung hukum yang tertuang dalam undang-undang tentang surogasi ini. Itulah sebabnya tindakan surogasi bisa dianggap ilegal di Indonesia. Di Indonesia hanya memperbolehkan metode bayi tabung, di mana ****** suami dan sel telur istri ditanamkan dalam rahim istri yang sah (yang memiliki sel telur tersebut).

Memang di dunia ini tidak semua negara dapat melegalkan surogasi. Beberapa negara yang tidak melegalkan surogasi selain Indonesia adalah Prancis, Malaysia, Jerman, Italia, Spanyol, Bulgaria, dan beberapa negara di Amerika Latin.

Sedangkan negara yang melegalkan surogasi dan memiliki payung hukum kuat terhadap hal ini adalah Amerika Serikat, Inggris, Denmark, Belgia, dan Irlandia. Masing-masing negara memiliki pertimbangan tersendiri terhadap surogasi, dan tentu juga didasarkan pada hukum yang berlaku di negara-negara tersebut.

Dan kini mereka berada di London, Inggris. Untuk menjalankan proses tersebut bersama Bara dan istrinya yang hingga saat ini belum juga kunjung dia lihat wajah nya.

Dia belum pernah bicara dengan perempuan tersebut untuk bertukar pendapat atau saling bertanya antara satu dengan yang lainnya.

Dan percayalah biaya surogasi yang harus digelontorkan tidak lah sedikit dan bisa membuat seseorang mati kejang mendengar nya dimana biaya nya berkisar antara 95.000 - 150.000 US dolar atau sekitar Rp1,3 miliar - 2 miliar. Harga ini di luar biaya lain-lain yang mungkin saja ditimbulkan.

Orang kaya memang luar biasa, uang seperti itu bukan perkara rumit untuk mereka pikir Embun.

dan dia tidak tahu apa alasan istri Bara ini harus menggunakan jasanya untuk melahirkan seorang bayi, apakah mungkin istri Bara tidak bisa hamil karena ada permasalahan serius pada rahim nya?!.

Gadis tersebut bergerak mendekati kasur milik nya, meletakkan koper ditangan nya di pinggir kasur kemudian membiarkan dirinya membaringkan tubuhnya di atas kasur mendominasi berwarna putih tersebut secara perlahan.

Besok semua kehidupan nya benar-benar akan berubah.

********

Rumah sakit xxxxxxx

London

10.00 pagi.

langkah kaki embun berhenti didepan sebuah ruangan yang ada dihadapan nya, dia menatap nyalang sejenak punggung Bara yang ada di hadapannya tersebut.

dia yakin begitu masuk ke dalam ruangan itu maka seluruh kehidupannya benar-benar berubah, dan dia akan menjadi seorang ibu.

"Please, sir"

Seorang perawat bicara ramah Kearah mereka, mengembangkan senyumannya juga pada Embun dan mempersilahkan mereka masuk kedalam ruangan yang ada dihadapan mereka.

begitu mereka masuk ke dalam ruangan tersebut, bola mata embun menatap kearah ruangan dokter yang ada di hadapannya tersebut, bergerak perlahan bersama Bara yang telah melangkah lebih dulu mendahului dirinya.

Ekspresi wajah laki-laki itu mendadak berubah menjadi dingin, sama sekali tidak ingin menoleh ke arah Embun, seolah-olah Bara memilih untuk mengabaikan gadis tersebut sejak masuk ke dalam ruangan di hadapannya itu tanpa banyak bicara.

Begitu mereka duduk di dalam ruangan dokter tersebut, gadis itu membiarkan kedua belah telapak tangannya saling bertautan untuk beberapa waktu.

Yah hari ini merupakan hari dimana kehidupan Embun akan berubah 180°, akan ada sesuatu yang tertanam didalam rahim nya sesuai kesepakatan bersama yang telah dia tandatangani bersama Bara kemarin.

seorang dokter perempuan berusia lebih dari 45 tahun terlihat menatapnya dengan ramah, dia mulai bicara soal beberapa prosedur yang sebenarnya tidak pernah embun ketahui dan pahami.

"Rileks,everything will be fine (Tenang, semua pasti baik-baik saja)"

Ucap dokter perempuan yang ada dihadapan nya itu.

Meskipun dokter itu berkata agar dia menjadi rileks, realita nya Embun sama sekali tidak bisa rileks dengan keadaan tersebut, ada jutaan kekhawatiran menghantam dirinya, sembari dia terus menatap ke arah dokter yang ada di hadapannya itu.

Ditengah keadaan yang cukup rumit dan membuat embun sedikit sulit menetralisir perasaan nya, tiba-tiba saja dari arah pintu depan muncul seorang perempuan yang masuk dengan gerakan tergesa-gesa ke dalam ruangan tersebut.

"Aku cukup sibuk hari ini, jadi mau tidak mau terlambat datang kemari"

Ayla tiba-tiba muncul dari arah belakang Embun, perempuan tersebut memilih untuk melihat embun beberapa waktu.

bisa Embun lihat sosok perempuan yang tengah berdiri di samping kanan nya tersebut tampak menatap ke arah dirinya.

Cantik dan elegan, tubuh tinggi putih dengan dandanan yang menghiasi seluruh permukaan wajah nya, berkelas dengan status sosial tinggi nya, jelas berbeda 180° dengan embun yang berpenampilan sederhana tanpa polesan apa-apa.

bagaikan langit dan bumi, juga bagaikan siang dan malam.

Ayla mendengus, membuang pandangannya seolah-olah mencibir penampilan embun wanita itu terlihat menaikkan ujung bibirnya.

"Apa prosesnya akan segera dimulai?"

Tanya Ayla kemudian lantas melirik ke arah Bara yang sejak tadi duduk di bagian kanan sudut ruangan tersebut.

"Kita akan memulainya dalam beberapa waktu, apa kamu sudah siap dan benar-benar meluangkan waktu kamu hari ini? aku cukup malas jika kita harus menundanya lebih lama karena jadwal pekerjaan ku di Indonesia jelas tidak bisa di undur-undur kembali"

Bara bicara dengan cepat, menatap kearah Ayla sambil menaikkan ujung alisnya.

seperti nya mereka tidak baik-baik saja, Embun pikir pasangan tersebut sebenarnya tidak benar-benar harmonis.

"Aku mengambil cuti khusus untuk beberapa hari"

Saat mendengar Ayla menjawab seperti itu, dokter perempuan dihadapan mereka berkata.

"that's good, we can start now(Itu bagus, kita bisa memulai nya sekarang)".

Dokter perempuan itu bicara dengan cepat menyambut kehadiran Ayla dan menunggu perempuan tersebut untuk menandatangani semua berkas-berkasnya, hari ini adalah waktunya mereka melakukan proses bayi surogasi.

Bara membuang pandangannya dari Ayla, melirik kearah Embun yang terlihat meremas kedua belah telapak tangannya.

laki-laki tersebut diam, tidak bergeming, hanya menaikkan ujung bibirnya untuk beberapa waktu.

Satu ingatan menghantam dirinya.

"Apa ini akan beresiko untuk keperawanan seseorang? maksudku tuan, aku masih perawan"

Entah apa yang Bara fikirkan, laki-laki tersebut kemudian memilih membuang pandangannya saat Ayla mencoba melirik ke arah dirinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!