NovelToon NovelToon

Antara Aku Dan Kau

C 1 Pekerjaan Warisan

Seorang pria muda memasuki sebuah rumah mewah dengan mengendarai motor matic sejuta umat berwarna hitam dan kemudian memarkirkan nya di dalam garasi yang memang di khususkan untuk menjadi parkiran motor.

"Assalamu'alaikum Pak Slamet. " Lelaki muda itu menyapa tukang kebun yang tengah menyiram aneka bunga kesayangan Nona majikan nya itu.

Pak Slamet terlihat terkejut melihat kedatangan Anan dan kemudian menjawab salam Anan, "Waalaikumsalam Nan. Lah ngapain Kamu kesini?, nggak kuliah?" tanya Pak Slamet heran.

Anan tersenyum kecil kepada Pak Slamet dan berkata "Alhamdulillah, kuliah nya udah lulus Pak. Hari ini mulai gantiin Bapak yang mau pensiun jadi supir nya Nona Sea."

Pak Slamet menggelengkan kepala nya mendengar ucapan Anan, apalagi saat Anan memanggil Nona muda mereka dengan nama Sea ( Lautan ), saat yang lain memanggil nya Ara.

Sejak dulu Anan memang memanggil Nona muda itu Sea, karena sewaktu mereka kecil Pak Gunawan suka membawa Seara dan Anan kecil pergi ke pantai untuk melihat lautan.

Dan bagi Anan kecil Nona muda yang ramah dan baik hati itu ibarat lautan lepas yang tak akan pernah di ketahui di mana ujung nya, karena itulah sejak saat itu Anan memanggil nya Sea bukan Ara seperti yang lain nya.

Seara pun tidak keberatan ketika Anan memanggil nama kecil nya dengan Sea, karena ingin berbeda memanggil Anan, maka Seara pun memanggil nama kecil Anan dengan Dito. Dan Anan pun hanya mengizinkan Seara yang boleh memanggil nama nya dengan Dito.

"Sayang ijazah S2 Kamu dong Nan, kalau akhir nya Kamu malah jadi supir nya Nona Ara." Ucapan Pak Slamet di balas senyuman kecil oleh Anan.

Pria muda itu pun kemudian mulai mengelap mobil sambil bercengkrama dengan Pak Slamet.

"InsyaAllah nanti bisa berguna Pak, untuk saat ini Saya hanya menjalankan amanat Pak Gunawan yang akan menggantikan Bapak Saya kalau pensiun menjadi supir pribadi keluarga Gunawan. " Jawaban Anan hanya di balas anggukan kepala Pak Slamet yang masih terus menyirami bunga.

Tak lama kemudian sesosok wanita muda nan cantik keluar dari dalam rumah dengan mengenakan pakaian kerja casual nya celana panjang hitam, kemeja putih yang berbalut blazer hitam.

" Lho Dito, Kamu kapan datang? " Sapa wanita cantik itu kepada Dito yang sedang memanaskan mobil sambil mengelap badan mobil.

" Barusan Nona Sea. " Jawab Anan. Seara mengangguk pelan sambil memasang jam di tangan kiri nya.

" Kalau begitu, Saya sarapan dulu ya Pak Slamet, Dito. Kalau sudah selesai sebaik nya langsung sarapan saja ". Anan dan Pak Slamet menganggukkan kepala nya, sebelum Nona muda mereka yang baik hati itu masuk kedalam rumah yang langsung menuju ruang makan.

" Mbak Yuni, tolong siapkan juga sarapan untuk Pak Slamet dan Pak Agung ya. Kalau Dito tolong buatkan teh hangat dan roti yang semalam Saya bawa. " Mbak Yuni mengangguk pelan menjawab ucapan Seara.

Selepas sarapan, Seara menyempatkan diri untuk mengerjakan sholat Dhuha sebelum berangkat ke kantor nya.

Dito terlihat tengah memanaskan mobil milik Seara, ketika wanita cantik itu keluar dari dalam rumah nya.

Seara mendudukkan tubuh nya di kursi belakang penumpang setelah Dito membukakan pintu nya nya. Seulas senyuman di berikan Seara ada perlakuan Dito yang di balas Dito dengan sedikit menundukkan kepala nya kepada Seara.

"Kita ke apartemen nya Risa dulu ya To." Ucap Seara yang langsung di balas Dito " Baik Nona. "

Pria muda itu mengemudikan kendaraan dengan hati hati namun masih dalam kecepatan yang wajar. Sebenar nya Seara lebih suka mengemudikan mobil nya sendiri, sebelum sebuah kecelakaan yang menewaskan sang Ayah membuat nya harus menggunakan supir pribadi yaitu Ayah Dito, yang sehari hari nya menjadi supir keluarga.

Seara melepaskan kacamata nya lalu melihat ke spion depan, terlihat Dito tengah mengemudikan setir mobil dengan lihai.

"Kuliah Kamu gimana Dito?, Kata Pak Budiman, Kamu sudah lulus kuliah?. " Tanya Seara sambil menguncir rambut nya yang sejak masuk kedalam mobil itu tergerai.

" Alhamdulillah sudah selesai Non. " Seara mengangguk kecil menanggapi jawaban Anan.

" Kalau begitu, kamu bikin CV lalu kirim ke Saya, biar nanti Kamu bisa bekerja di kantor Saya. Sayang lho Dit, kalau pendidikan Kamu tidak Kamu pakai untuk bekerja. " Anan tersenyum kecil lalu melihat kearah Nona muda nya yang terlihat tengah menata rambut nya yang kini sudah terlihat rapi dan semakin membuat Nona muda nya itu terlihat cantik.

" Saya hanya ingin menjalankan amanat yang Tuan Gunawan berikan kepada Saya, untuk menjadi supir dan bisa menjaga Nona Sea. " Ucapan Anan membuat Seara berdecak kesal.

" Ya kan nggak harus jadi supir juga kalau untuk menjalankan amanat Papa dengan menjadi supir Saya Dito. Pasal nya sayang banget lho ijazah S2 Kamu kalau cuma buat dijadikan pajangan dinding aja. " Senyuman kecil Seara setelah berucap membuat Anan pun ikut tersenyum kecil.

" Kalau begitu, bagaimana kalau kamu jadi asisten pribadi Saya saja?, bukan dengan begitu Kamu bisa selalu menjaga Saya dan menjalankan amanat Papa? " Ucap Seara dengan nada memaksa.

"Kalau Saya jadi asisten pribadi Nona Sea, bagaimana dengan Mbak Risa? " Seara berdecak " Risa itu sekretaris saya, beda sama asisten yang harus selalu stand by dekat saya." Balas Seara.

" Kamu pikirkan saja dulu, kalau tertarik Kamu bisa hubungi saya langsung. " Ucap Seara setelah tiba di halaman parkir apartemen Risa.

Tampak seorang wanita sudah berdiri di halaman parkir dengan mengenakan busana yang seksi hingga membuat Seara berdecak kesal.

" Selamat Pagi Nona Ara, eh ada Anan " Sapa wanita bernama Risa itu saat membuat pintu samping pengemudi.

" Pagi Risa / Pagi Mbak Risa. " Balas sapa Seara dan Anan bersamaan.

" Lain kali pakai pakaian yang sopan Ris, Kamu mau bekerja bukan ke klub malam. " Risa menundukkan kepalanya, putri bos nya ini memang selalu frontal kalau berucap jikalau ada hal yang membuat nya kurang suka.

" Baik Mbak. " Jawab Risa pelan.

Seara pun melihat kearah Anan dari balik spion pengemudi.Tampak wajah tak nyaman Anan ketika melihat pakaian yang di kenakan Risa itu naik keatas, hingga membuat paha Risa terekspos.

Seara pun menyerahkan selimut kecil yang selalu berada di dalam mobil nya untuk menutupi bagian bawah Risa yang terbuka.

" Fokus kedepan Dit. " Seara berucap tegas ketika Anan masih terlihat canggung dan terganggu dengan penampilan Risa yang cukup menggoda, ketika pria muda itu mulai melajukan kendaraan.

" Baik Nona. " Anan pun membenarkan spion pengemudi hingga menampakkan wajah Seara yang tengah duduk di belakang yang sepertinya tengah mengawasi nya.

Selama perjalanan sesekali Anan melirik kearah Seara yang tampak sibuk membaca beberapa berkas dan tak pernah mengalihkan pandangan nya kearah Risa, walaupun selama perjalanan menuju kantor Seara, Risa selalu mengajak nya berbicara dan Anan hanya menimpali pembicaraan saja tanpa sedikit pun melihat kearah Risa, hingga membuat Risa pun kecewa.

Bagi Anan melihat Seara serius membaca berkas itu lebih menarik dibandingan Risa yang berpenampilan Seksi di samping nya.

C2. Asisten Dadakan

Setibanya di lobi perusahaan, Anan menghentikan laju kendaraan yang di supiri nya tepat di depan pintu masuk kantor.

Anan turun lebih dahulu untuk membukakan pintu Seara, hingga membuat Seara terkejut karena Anan tiba tiba ikut membantu nya merapikan berkas yang terlihat berserakan di kursi penumpang belakang.

Seara tersenyum kecil melihat Anan yang terlihat cekatan dan tak harus di suruh terlebih dahulu untuk membantu nya " Terima kasih. " Anan mengangguk pelan seraya tersenyum kecil kepada Seara setelah selesai membantu Seara.

Setelah menurunkan Seara dan Risa di lobi kantor Seara. Anan pun bergegas memarkirkan mobil di parkiran khusus karyawan yang berada di basement.

Pria muda itu menyempatkan diri untuk ke musholla yang berada di parkiran untuk melaksanakan sholat dhuha.

Tak lama selepas Anan melakukannya sholat Dhuha, sebuah panggilan dari Seara masuk kedalam ponsel nya.

Dengan sigap Anan pun segera mengangkat telepon dari Seara "Assalamu'alaikum Nona " Sapa Anan yang membuat Seara tampak terkejut di seberang sana.

"Waalaikumsalam Dit, Kamu lagi ngapain?, " Balas sapa Seara yang kini balik bertanya kepada Anan.

" Saya sedang di parkiran Nona Sea, ada yang bisa saya bantu Nona Sea?. " Terdengar suara helaan nafas pelan Seara dari balik telepon setelah Anan selesai berucap.

" Kamu ke kantor saya sekarang juga. Saya butuh bantuan Kamu! " Titah Seara yang langsung menutup telepon nya karena sebelum nya sempat terdengar nada sambung lain di saat percakapan nya dengan Anan.

Anan pun bergegas menuju lift untuk segera keruangan Seara yang berada di lantai 5.

Tak lama kemudian Anan pun tiba di lantai tempat kantor Seara berada.

Setiba nya di depan pintu ruangan Seara, Risa yang biasanya stand by di meja kerja nya yang berada di depan pintu ruangan Seara itu tidak tampak terlihat.

Ketika Anan hendak mengetuk pintu ruangan, terdengar suara Seara yang seperti nya sedang marah marah.

Awalnya Anan enggan mengetuk pintu, namun seperti nya Seara yang berada di dalam ruangan dan tengah menegur Risa itu tampak melihat siluet Anan dari balik pintu, hingga membuat Seara menjeda teguran nya kepada Risa dan meminta Anan untuk memasuki ruangan.

" Masuk Dit. "

Anan pun terpaksa membuka pintu ruangan Seara. Ketika Anan akan memasuki ruangan terlihat Risa tampak menundukkan kepala nya berdiri di hadapan Seara yang tengah duduk di sofa ruang kerja nya.

" Permisi Nona Sea." Seara hanya mengangguk cepat sapaan Anan, namun telapak tangan nya melambai kepada Anan seolah meminta Anan untuk menghampirinya.

Anan pun berjalan perlahan menghampiri Nona muda nya yang terlihat kesal melihat lembaran yang tengah di bacanya.

Anan baru saja tiba di samping kiri Seara ketika wanita cantik itu melempar lembaran kertas yang berada di tangan nya tadi.

" Kamu bisa kerja nggak Ris?. " Bentak Seara hingga membuat Risa dan juga Anan terkejut.

Risa menundukkan kepalanya sambil mengangguk pelan, namun hal itu tak membuat Seara puas. Wanita cantik itu melepaskan kacamata baca nya dan meletakkan nya dengan kasar di meja yang berada di hadapan nya dan kemudian meriah lembaran yang dilemparkan nya tadi lalu kemudian berdiri dan menghampiri Risa yang semakin menundukkan kepala nya dalam dalam.

" Kalau Kamu bisa kerja, nggak mungkin banyak yang salah kaya gini! " Ucap Seara memberikan lembaran tersebut kepada Risa dengan paksa.

" Perbaiki sekarang juga! " Titah Seara yang di angguki Risa.

Risa pun segera keluar dari ruangan Seara sebelum wanita cantik itu kembali marah dan membentaknya.

Seara menghela nafas pelan lalu menghempaskan kembali tubuh nya di sofa ruang kerja.

Anan masih berdiam diri di sisi kiri Seara yang tengah mengurut pelan batang hidung nya, helaan nafas pelan menguar dalam helaan nafas Seara dan setelah itu mengalihkan pandangannya ke sisi kiri nya untuk melihat Anan yang masih berdiri di sisi kiri nya.

"Kamu bisa desain grafis kan Nan?" Anan mengangguk pelan. Seara menggeser duduk nya, " Duduk sini, tolong Kamu lihat di bagian mana yang masih kurang." Anan mendudukkan dirinya di samping Seara dan kemudian melihat kearah laptop yang di sodorkan Seara.

Anan mulai sibuk memainkan mouse nya, sorot mata nya yang tajam menatap layar laptop, tak luput dari perhatian Seara yang sesekali melihat kearah Anan dan laptop secara bergantian.

"Ada beberapa sudut yang kurang namun memang tidak terlihat dengan kasat mata, tapi kalau gambar ini di realisasi kan pasti akan membuat pengerjaan nya bisa sampai beberapa kali pengerjaan nya, Nona." Seara tersenyum puas mendengar ucapan Anan, seperti nya tak sia sia Dia memanggilnya untuk membantu melihat hasil desain Risa.

" Kalau menurut Kamu untuk ornamen nya apa perlu ada pergantian?" Tanya Seara. " Sepertinya tidak usah Nona, ini sudah cukup, walaupun seperti agak memaksakan konsep yang harus di sesuaikan dengan ornamen nya." Jawab Anan.

"Kalau begitu, Kamu ikut Saya meeting dengan klien. Saya juga kurang suka dengan desain ini". Anan tersentak mendengar ucapan Seara, pria itu pun menanggapi ucapan Seara dengan ragu " Tapi Nona. "

" Kita berangkat sekarang. Mulai sekarang Kamu jadi Asisten Pribadi Saya " Seara mengangkat telapak tangan kanan nya saat Anan akan berucap, " Tidak ada penolakan!." Ucapan Seara itu pun akhir nya membuat Anan tidak jadi berucap.

C3. Meeting Pertama

Anan menghela nafas panjang, setelah selesai mengenakan pakaian yang diberikan oleh Seara untuk mengganti pakaian yang di kenakan nya pagi tadi.

" Seperti nya Papa memang sudah mempersiapkan Kamu buat jadi Asisten nya Dit, "

Senyum kecil Anan terbit saat mengingat ucapan Seara ketika menyerahkan satu setel pakaian yang masih terbungkus rapi di dalam lemari yang berisikan pakaian ganti Seara saat di kantor.

Pandangan nya beralih menyapu sekeliling ruangan yang menjadi ruang istirahat sang Nona yang berada di dalam ruang kerja nya.

Ruangan yang rapi dan bersih dengan warna peach yang merupakan warna kesukaan Seara, serta ruangan yang harum wangi peach membuat ruangan terasa segar dan menenangkan.

Tok Tok Tok

Lamunan Anan terhenti ketika terdengar bunyi ketukan pintu, pria itu pun bergegas membuka pintu kamar pribadi sang Nona, dan mendapati sang Nona sudah berdiri di depan pintu ruang istirahat nya.

Senyuman Seara membuat Anan salah tingkah. Padahal hal itu sudah biasa terjadi dalam keseharian mereka jika bertemu, namun entah mengapa kali ini senyuman Seara membuat wajah Anan terasa memanas.

" Pas kan? ". Seara bertanya sambil meneliti penampilan Anan. Anan mengangguk pelan tanpa berani melihat kepada sang Nona yang tengah merapikan kemeja yang di kenakan Anan.

Seara tidak menyadari kalau Anan saat ini tengah menahan nafas nya karena gugup, ketika Seara berdiri di hadapan nya dan tanpa sungkan wanita cantik itu merapikan kerah kemeja Anan yang tampak berantakan di bagian tengkuk belakang nya dengan kedua tangan nya.

Padahal dalam keseharian nya Seara termasuk seorang wanita yang enggan bersentuhan langsung dengan lawan jenis nya, termasuk kekasih nya Prasetyo.

" Ok, kalau gitu kita berangkat sekarang," Seara menepuk pelan bahu kanan Anan lalu menjauhkan tubuh nya dari Anan, sehingga pria itu kini bisa mengambil nafas.

Seara lalu berjalan menuju pintu keluar ruangannya di susul Anan yang berjalan di belakang nya.

Ceklek

Pintu ruangan Seara terbuka bersamaan dengan Risa yang akan masuk kedalam ruangan Seara.

Kedua bola mata Risa membulat melihat penampilan Anan yang berubah lebih rapi dan semakin membuat wajah tampan Anan semakin terlihat.

" Ehmmm " Dehaman Seara membuat Risa kembali sadar. Apalagi saat melihat Seara menatap tajam kepadanya hingga membuat Risa pun menundukkan kepalanya dalam dalam.

" Biasa aja liatinnya " Tegur Seara membuat Risa salah tingkah dan Anan hanya bisa berpura-pura menggaruk belakang leher nya.

" Semuanya sudah Kamu siapkan Ris?" Risa mengangguk lalu menyerahkan beberapa berkas kepada Seara

Seara memeriksa kelengkapan berkas yang Risa berikan lalu memberikan berkas tersebut kepada Anan yang langsung di terima oleh Anan dan kemudian memasukkan nya kedalam tas kerja Seara yang di pegang oleh Anan.

Wanita cantik itu kemudian berjalan meninggalkan ruang kerja nya di ikuti Anan dan Risa yang berjalan di belakang nya.

Anan bergidik ngeri kala sekilas melihat Risa yang sesekali menggoda nya dengan melemparkan tatapan genit nya kepada Anan.

Anan pun mempercepat laju langkah nya saat Risa dengan sengaja ingin mendekatkan tubuh nya kepada Anan ketika berjalan beriringan.

Seara menghentikan langkah nya hingga membuat Anan dan Risa pun mendadak menghentikan langkah nya pula.

Wanita cantik itu membalikkan tubuh nya dan melihat sekilas Anan yang berjalan menjauhi Risa ketika tubuh Risa akan menempel pada lengan kiri Anan.

" Kamu tunggu di kantor aja Ris, Saya dan Dito yang akan bertemu dengan klien nya." Ucapan Seara membuat Risa terkejut namun tak bisa menolak perintah sang bos, karena sang bos langsung melanjutkan langkah nya menuju lift yang di ikuti oleh Anan yang masih setia mengekor di belakang Seara.

Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam Seara dan Anan pun tiba di tempat mereka akan bertemu dengan klien Mereka.

Sebuah restoran yang menyajikan masakan khas Nusantara menjadi pilihan klien mereka untuk bertemu dengan mereka.

Seorang pria muda tampak melambaikan tangan nya kearah Seara yang terlihat tengah mencari seseorang ketika baru saja memasuki restoran tersebut, yang dibalas anggukan kepala oleh Seara.

Seara dan Anan pun berjalan beriringan menuju ke meja pria muda tadi.

" Selamat Siang Pak Wisnu, maaf kami datang terlambat." Salam Sapa Seara kepada pria muda tersebut.

" Selamat Siang juga Mbak Seara, Saya juga baru sampai kok" Balas sapa pria muda tersebut mengulurkan telapak tangan kanan nya kepada Seara.

" Maaf Pak " Wisnu tersenyum canggung saat Seara mengatup kedua telapak tangan nya sebagai ganti berjabat tangan dengan Wisnu.

Tak ingin melihat Wisnu tak enak hati, Anan pun akhir nya yang menjabat tangan Wisnu " Biar saya saja yang wakilkan Pak, karena Nona Kami memang tidak terbiasa berjabat tangan dengan yang bukan Mahram nya. " Wisnu menerima jabatan tangan Anan dan mengangguk memaklumi sikap Seara yang tidak menjabat tangan nya.

" Kalau begitu, silahkan duduk." Seara dan Anan pun duduk berdampingan. Anan mempersilahkan Seara untuk duduk di kursi yang berada di pojok.

Meeting berjalan lancar, Wisnu terlihat puas dengan apa yang Seara dan Anan sampaikan. Kerjasama pembangunan sebuah gedung perkantoran pun sudah di sepakati dan langsung di sah kan oleh seorang notaris yang menjadi kenalanan Seara.

Meeting pertama Anan pun selesai menjelang pukul 2 siang. Seara dan Anan yang belum melaksanakan sholat dzuhur pun bergegas meninggalkan restoran menuju apartemen Prasetyo kekasih Seara yang kebetulan berada tidak jauh dari tempat mereka bertemu klien mereka tadi.

Seara dan Prasetyo menjalin hubungan karena kesepakatan yang sudah kedua orang tua mereka buat ketika mereka masih kecil. Karena alasan itulah Seara selalu menjaga jarak dengan lawan jenis, terkecuali Anan.

Anan dan Seara sejak kecil memang selalu bersama sebelum Seara melanjutkan sekolah nya di Luar Negeri sepuluh tahun yang lalu. Dan disanalah Dia dipertemukan dengan Prasetyo oleh kedua orang tua mereka, sehingga mereka pun sepakat untuk mengikat kedua dalam perjodohan.

Rencana nya mereka akan bertunangan minggu depan, dan apartemen yang akan Seara dan Anan kunjungi itu adalah hadiah pertunangan mereka yang di berikan oleh keluarga Prasetyo. Dan sesuai kesepakatan Seara dan Prasetyo, sebelum mereka menikah Prasetyo lah yang akan menempati apartemen tersebut.

Anan memarkir kendaraan di basement apartment, setelah itu Pria itu pun menemani Seara berjalan menuju unit apartemen yang berada di lantai 7.

Setelah beberapa menit berada di dalam lift, mereka pun bergegas berjalan menuju unit apartment. Seara menekan nomor unit apartment.

Ceklek

Pintu apartment pun terbuka, Seara pun berjalan memasuki unit apartment, di susul Anan yang berjalan di belakang nya.

"Nona" Anan berbisik pelan kepada Seara kala kedua matanya melihat pakaian berceceran di dalam ruang tamu.

Seara menghela nafas pelan melihat pemandangan pakaian yang berserakan tersebut. Ada rasa kecewa, sedih dan pastinya sakit hati karena di khianati. Namun wanita cantik itu berusaha untuk tetap tenang dan tidak mau terbawa emosi.

Perlahan lahan mereka mengikuti ceceran pakaian yang berserakan hingga sampai di depan pintu kamar, yang sedikit tidak terkunci dan terdengar lah suara ******* dari dalam kamar.

Hati nya semakin sesak, namun akal sehat nya bekerja. Menyadari kalau Prasetyo adalah pria yang pandai bersilat lidah, Seara pun meraih HP nya dan langsung menghubungi seseorang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!