NovelToon NovelToon

Mysterious Hero

1. Legenda Pengendali Elemen Tanah

"Hey kalian tau rumor yang sedang beredar belakang ini?"

"Rumor apa?"

Di depan sebuah rumah makan, tiga orang gadis asik mengobrol sambil menikmati makanan mereka. Gadis pertama adalah penyihir air. Dia memakai jubah berwarna biru dan tongkat sihir dengan bola kristal aquamarine di ujung nya. Rambut nya berwarna hitam panjang dengan hiasan jepit rambut bunga berwarna biru muda.

Gadis kedua mengenakan pakaian berwarna hitam dengan rambut di ikat ke samping kanan dan membawa pedang di punggung nya. Terlihat jelas dia adalah seorang assassin.

Gadis ketiga adalah seorang Elf dengan diri khas telinga runcing dan iris mata hijau muda yang indah. Gadis Elf itu memiliki rambut pirang pendek dengan ujung berwarna hijau.

Kelihatannya, mereka bertiga adalah petualang yang sedang singgah di kota itu setelah menyelesaikan misi mereka.

"Tentang legenda pengendali elemen tanah?" Tanya gadis Elf itu sambil meminum minuman nya.

"Oh! Yang menjadi topik panas belakangan ini? Tentang kemunculan sang pengendali sihir elemen tanah itu kan?" Sahut sang assassin tampak antusias. Ia pun cukup penasaran dengan rumor itu benar atau tidak. Beberapa informasi memang sudah dia dapatkan, tapi masih belum cukup untuk membuatnya benar-benar yakin.

Sang penyihir air mengangguk dan sedikit berbisik. "Saat kita melawan monster untuk menyelesaikan misi di hutan kegelapan sebelumnya, tanpa sengaja aku melihat penyihir elemen tanah!"

BRAK!

Gadis assassin itu menggeprak meja sambil menatap terkejut dan tak percaya, mengabaikan tatapan orang-orang yang mengarah pada nya. "Apa?! Kau tidak bercanda kan?" Tanya nya dengan wajah serius.

Sang gadis Elf menambahi. "Kau yakin dia tidak menggunakan alat sihir? Sekarang sudah banyak alat sihir di buat untuk menguatkan sihir kan? Orang yang terlahir tanpa sihir pun bisa menjadi penyihir sekarang." Ucap gadis Elf. Ia mengambil keripik di depan nya dan memakan nya sambil memandang Sang penyihir dengan tatapan tak tertarik.

Pasalnya, teknologi dan sihir semakin maju sekarang. Banyak alat sihir seperti tongkat dan lain sebagainya yang di penjual belikan dengan bebas di setiap kerajaan. Bahkan orang yang terlahir tanpa sihir pun bisa memiliki sihir dengan menggunakan alat sihir itu.

"Aku tidak berbohong! Aku tidak melihat dia menggunakan alat sihir apapun!"

"Aku gak percaya. Bisa saja dia menggunakan cincin sihir?"

"Aku yakin dia tidak menggunakan alat sihir apapun. Lagipula jika menggunakan alat sihir, kekuatan sihir nya hanya sampai level 3 bukan? Tapi sampai mampu mengendalikan golem tanah seperti itu, bukannya membutuhkan setidaknya level 5 untuk membuatnya dapat bergerak sesuai keinginan pengguna?"

Mendapati teman nya menemukan sesuatu yang menarik, gadis Elf itu mulai tertarik mendengarkan. Yang ia tau, alat sihir hanya mampu mengeluarkan sihir paling maksimal mencapai level 3. Ditambah dengan sulitnya pengontrolan sihir elemen tanah, membuat golem yang dapat di gerakkan hanya dengan pikiran pengendali nya tentu membutuhkan sihir yang kuat. "Tapi bukannya pengendali elemen tanah sudah menghilang 5 abad lalu? Tidak ada yang tau alasan mereka menghilang, seakan lenyap tanpa sisa begitu saja."

"Maka dari itu sekarang tak ada penyihir yang dapat mengendalikan elemen tanah." Gadis assassin itu melanjutkan. "Bahkan anak yang terlahir dengan elemen itu tak akan bisa hidup lama bukan?"

Tentu itu bukan menjadi hal yang mengejutkan lagi, untuk semua anak yang terlahir dengan kekuatan elemen tanah tak akan bisa hidup lama. Biasanya mereka akan meninggal saat baru lahir atau masih dalam kandungan. Ada yang bilang karena mereka tak bisa mengendalikan kekuatan itu, tapi ada juga yang bilang itu karena alasan lain, tapi untuk jelas nya masih belum di ketahui sampai sekarang.

"Aku tau, tapi saat aku mencoba mendekatinya, dia langsung menghilang. Yang ku lihat... Dia memiliki mata emas yang indah."

"Perlukah kita laporkan ini pada ketua guild? Jika itu benar, ini akan menjadi penemuan yang hebat kan? Jika kita bisa bertemu dengan nya, misteri pengendali elemen tanah menghilang akan terpecahkan." Usul Sang assassin.

"Aku rasa tidak." Mendengar tolakan dari sang gadis Elf, kedua teman nya lantas memandang ke arah nya." Nenek ku bilang, sebelum seluruh pengendali elemen tanah menghilang, ada malapetaka yang datang. Kemunculan pengendali elemen tanah itu di ramalkan akan mengusir malapetaka yang akan menimpa semua makhluk di dunia."

"Jadi kaya tolak bala gitu ya?" Sahut si assassin.

"Betul. Di saat pengendali elemen lainnya sudah tidak mampu menghadapi masalah dan bencana yang melanda dunia ini, saat itulah Sang pengendali elemen tanah datang sebagai sosok pahlawan yang akan menyelamatkan dunia dari kehancuran."

"Jika begitu, artinya ada bahaya yang sedang mengintai semua makhluk di dunia ini?" Tanya Sang penyihir.

Sang gadis Elf mengangguk. Ia menatap kedua rekan nya serius. "Kemungkinan sih gitu. Tapi apa itu... Masih belum ada yang ta-"

"Permisi, ini pesanan kalian." Secara tiba tiba seorang pemuda ber rambut hitam datang sambil membawakan makanan penutup yang ketiga gadis itu pesan tadi. Kedatangan pemuda itu cukup membuat ketiga nya terkejut. Pasalnya, mereka sama sekali tak merasakan aura sihir dari pemuda itu.

Sang penyihir pun tersadar dari lamunan nya dan tersenyum. "Terimakasih banyak."

"Ngomong ngomong, kalian sepertinya tertarik dengan legenda pengendali elemen tanah itu ya?" Tanya pemuda itu.

"I-iya. Kami hanya sedikit tertarik saja." Sahut sang assassin yang langsung di tanggapi anggukan oleh kedua rekan nya.

"Jika begitu, ku beritahu sedikit rahasia. Kebetulan aku petualang sama seperti kalian. Menurut buku kuno yang pernah ku baca, pengendali elemen tanah itu tidak menghilang, tapi bersembunyi dan terus mengawasi dalam diam. Menunggu waktu yang tepat untuk menyingkirkan malapetaka yang akan datang ke dunia ini. Diantara mereka, ada satu orang yang di sebut sebagai pahlawan dengan kekuatan dasyat yang bertugas untuk melindungi dunia. Itu yang ku tau. Tolong rahasiakan ya." Ujar pemuda itu sambil meletakkan jadi telunjuk nya di dekat bibir dan mengedipkan sebelah mata nya.

Kemudian pemuda itu sedikit menunduk dan kembali menjalankan tugas nya sebagai pelayan, melayani para pelanggan lain. Sedangkan ketiga gadis itu masih terdiam mematung. Sampai akhirnya salah satu dari mereka tersadar.

"Wow... Kita mendapatkan informasi yang sangat bagus!" Ujar sang penyihir.

Gadis assassin itu mengangguk. "Tapi darimana dia tau tentang itu? Tapi..." Gadis itu tampak memperhatikan pemuda itu yang sedang melayani pembeli lain dengan senyuman manis dan menawan nya. "Sepertinya dia tidak asing."

Kedua rekan nya kembali memperhatikan pemuda itu. "Bukankah dia Ruka? Ruka Leilas, pemuda dengan kecantikan nomor satu di Kerajaan Sagya." Ujar sang gadis Elf yang langsung membuat kedua rekan nya menatap serius pada nya.

"Kecantikan? Dia perempuan?" Tanya si penyihir.

"Bukan, dia laki laki. Cuma karena kecantikan nya itu, bahkan bukan hanya mengalahkan laki laki, tapi juga mengalahkan perempuan." Ucap sang gadis Elf.

Ada benarnya. Jika di perhatikan, penampilan pemuda itu begitu rupawan, namun juga terkesan misterius pada tatapan mata nya. Iris emas yang berkilau mampu membuat orang lain seakan terhipnotis akan kecantikan nya.

"Tapi... Bukannya dia menjadi ketua badan keamanan di Star Magic Academy? Akademi terbesar di Kerajaan Sagya. Apa yang dia lakukan di sini?"

"Benar juga..."

2. Yang Dinanti

"Hey, kau serius mau jadi anggota keamanan? Disini kau juga murid loh..." Seorang pemuda ber iris ungu mendekati pemuda seusia nya yang sedang bersiap membuka pintu gerbang Star Magic Academy. Akademi terbesar di Kerajaan Sagya.

Pemuda yang di tanya itu tersenyum lembut. Jari lentik nya mengambil sebuah kartu berwarna coklat dengan hiasan pola berwarna emas, senada dengan mata nya dan bulan sabit perak di tengah nya. Ia kemudian mendekatkan kartu itu ke arah pintu gerbang yang mulai terbuka. Pintu itu di lapisi oleh sihir pelindung, sehingga hanya guru dan staf akademi yang bisa membuka nya.

"Ini sudah tugas ku bukan? Kau sendiri tau alasan ku datang ke Akademi ini." Jawab pemuda itu dengan senyuman yang masih mengembang.

Ruka Leilas. Seorang pemuda berusia 15 tahun yang terkenal karena kecantikan nya di Kerajaan Sagya. Ia memiliki iris mata berwarna emas yang indah dan selalu tersenyum hangat pada semua orang.

Ruka berbalik menatap manik lavender sobat nya itu. "Lagi pula... Mana mungkin aku melewatkan kesenangan menyambut murid di hari pertama sekolah?" Senyuman itu kini berubah menjadi seringaian yang membuat pemuda di hadapan Ruka menggigil melihat nya. Ditambah lagi kilatan misterius di mata emas Ruka yang menambah kesan mengerikan.

Feir, pemuda itu hanya menghela nafas. Ia menundukkan kepala nya dan menepuk pundak sobat nya itu. "Sejujurnya aku juga menantikan itu." Wajar Feir terangkat menunjukkan senyuman dan antusias. "Mari kita buat para bangsawan dan Pangeran itu mengenal Star Magic Academy dengan baik."

Ruka mengangguk. "Tentu saja." Mata nya masih memandang pemuda ber mata ungu lavender di hadapan nya. Teman nya yang satu ini walau kadang terlihat tak peduli, tapi jika sudah membahas hal hal yang berkaitan dengan menjahili orang langsung bersemangat.

Begitulah sifat Feir Rombush. Sahabat baik Ruka yang juga merupakan rekan nya di Star Magic Academy. Feir sendiri sebenarnya adalah seorang pangeran dari Kerajaan Vampir yang di tugaskan oleh orang tua nya untuk membantu Zion menyelesaikan misi nya.

Sejujurnya di awal Feir sempat menolak, namun akhirnya dia setuju untuk membantu Ruka. Alasan nya hanya karena dia berhutang budi pada Ruka karena pernah menyelamatkan dirinya. Jika saat itu Ruka tidak ada di sana, mungkin dia tak akan hidup sekarang.

"Baiklah... Aku akan mengurus murid murid lain nya di asrama. Selamat bersenang-senang..." Ujar Feir dan berlalu pergi. Ruka hanya mengangguk untuk menanggapi.

'Hari yang indah...'

"Ya, kau benar."

Ruka menggenggam liontin kristal berwarna putih bersih yang di kenakan nya. Walau tipis, liontin kristal itu sempat bersinar beberapa detik lalu kembali meredup.

Angin berhembus mengibarkan rambut hitam nya. Ia menarik nafas dalam dan menghembuskan nafas nya perlahan. Misi nya akan di mulai sekarang.

*****

"Hey Feir, dimana Leilas?" Tanya seorang gadis ber rambut hitam tidak terlalu panjang, dengan hiasan jepit rambut merah di kepala nya.

Dia adalah Laura Swelly. Seorang anak dari seorang penyihir terhebat Kerajaan Sagya. Dia memiliki sihir yang dapat mengendalikan elemen cahaya murni. Kemampuan nya dalam pengendalian sihir cahaya dan sihir suci sangat handal, bahkan Laura mendapat predikat penyihir cahaya terkuat ke dua di Kerajaan Sagya.

Siapa yang pertama? Tentu saja, salah satu pangeran dari Kerajaan Sagya itu sendiri.

Kembali pada Feir yang di tanyai oleh Laura hanya menunjuk ke arah gerbang di mana Ruka sedang memandangi gerbang yang sudah kembali tertutup. Namun di depan nya, masih ada beberapa murid yang berkerumun karena atribut sekolah yang tidak lengkap. Tidak peduli dengan protesan atau derajat mereka yang kebanyakan adalah para bangsawan, dengan kasar dan tegas Ruka mendorong mereka yang tidak berpakaian rapi dan tidak mengenakan atribut yang lengkap untuk keluar.

Semua orang tau, STAMY, atau Star Magic Academy adalah akademi yang memiliki peraturan yang ketat. Terlambat sedikit saja, hukuman sudah menanti mereka.

Ruka tidak memulangkan mereka, hanya memberi peringatan untuk segera melengkapi atribut mereka sebelum masuk ke akademi. Namun bukan hanya itu. Bagi mereka yang terlambat, Ruka juga akan memberikan tempat khusus di barisan terdepan saat upacara penyambutan di laksanakan.

"Eum... Apa ini tidak berlebihan? Mereka semua bangsawan loh..." Bisik Laura. Semua tentu tau, walau tidak semua bangsawan, biasanya mereka yang memiliki derajat yang tinggi seperti bangsawan atau pangeran pasti memiliki sikap ingin di hormati dan kadang tak peduli dengan peraturan. Bisa saja mereka yang tidak terima akan melapor pada orang tua mereka yang akan membuat Ruka terkena masalah.

Feir menghela nafasnya. "Kau tau bagaimana Ruka kan? Dia bukan orang yang akan takut dengan hal seperti itu. Lagipula... Semua orang akan tau siapa dia nantinya." Ujar Feir dan berpaling pergi. Masih ada yang harus ia lakukan untuk upacara penyambutan nanti.

Laura hanya memandang datar kepergian Feir.

Di sisi lain, seorang senior menghampiri Ruka yang tampak menggiring beberapa anak untuk berdiri di panggung saat acara penyambutan. Tak ada guru yang protes tentang itu. Beberapa murid baru tampak berbisik-bisik setelah melihat keberanian Ruka pada para bangsawan itu.

Lain hal nya dengan para senior yang sudah mengenal Ruka hanya terdiam tak berani mengucapkan sepatah kata pun.

Mereka semua tau, walau selalu mengumbar senyuman hangat dan terkenal akan... Ekhem, kecantikannya di Kerajaan Sagya, Ruka Leilas adalah ketua badan pengawas termuda di STAMY, yang langsung di rekrut oleh kepala sekolah yang tanpa ragu langsung memberikan posisi ketua kepada nya.

Hanya butuh waktu sebentar untuk semua murid memahami alasan kepala sekolah menjadikan Ruka sebagai ketua badan keamanan di STAMY. Ruka memiliki sikap yang dewasa dan tegas. Tapi di balik itu, yang paling terkenal adalah lidah beracun nya.

Bukan benar-benar beracun dalam arti itu, namun kata kata nya yang sungguh tajam tanpa ragu di keluarkan nya.

Upacara penyambutan sudah di laksanakan. Sekarang tinggal waktu yang di tunggu tunggu oleh Feir dan Ruka pun tiba.

"Kemudian, mari kita sambut ketua ketua perwakilan siswa."

Mendengar itu, kebanyakan senior berkeringat dingin melihat senyuman Ruka. Mereka berjalan menaiki panggung bersama para OSIS. Ruka menatap anak anak yang sejak awal berdiri di atas panggung dengan tatapan miris.

Setelah OSIS dan perwakilan murid memberikan pidato nya, mereka pun turun.

Kecuali Ruka.

"Dan sekarang, pihak sekolah memiliki peringatan untuk siswa yang melanggar peraturannya. Silahkan, ketua badan Pengawas Star Magic Academy, Ruka Leilas."

3. Malaikat Berhati Iblis

"Dan sekarang, pihak sekolah memiliki peringatan untuk siswa yang melanggar peraturannya. Silahkan, ketua badan Pengawas Star Magic Academy, Ruka Leilas."

Saat itu juga para senior, guru dan staf STAMY mengucapkan doa agar para murid baru menguatkan mental dan hati mereka.

Di panggung, seorang pemuda ber mata emas tersenyum manis sembari menatap hangat para murid murid baru di depan nya. Ia memberikan sapaan halus membuat ketegangan sedikit berkurang bagi para murid baru. Namun lain halnya dengan para senior yang justru sebaliknya.

Karena mereka tau, ada makna lain di balik senyuman itu.

"Halo semua... Selamat datang di Star Magic Academy. Kalian yang berhasil masuk ke sini adalah kalian yang mengerjakan ujian dengan jujur dan menunjukkan kemampuan serta prestasi kalian yang baik."

Di pandang nya wajah para murid murid yang tampak meremehkan ataupun menahan tawa. Jelas saja, karena banyak dari mereka yang melakukan kecurangan seperti membawa contekan atau semacamnya.

Sebagai Akademi elit di Kerajaan Sagya, tentu saja itu menjadi incaran untuk para bangsawan untuk menyekolahkan anak mereka di sini. Sampai tak jarang, banyak yang melakukan kecurangan untuk bisa masuk ke sini.

Ruka berbalik memandang para murid yang berdiri di atas panggung sedari tadi. Ya, mereka adalah murid yang mendapat tempat khusus karena terlambat atau tak mengenakan atribut yang lengkap.

Ruka mendekati salah satunya. Dia adalah Neon Farel. Bangsawan dari keluarga Farel. Ruka tak merubah ekspresi nya. Masih tersenyum hangat dan manis.

"Bukankah kau Neon Farel, keluarga bangsawan kelas atas yang bertugas di bagian militer? Orang tua mu pasti bangga karena kau menjadi murid di Akademi ini." Ujar Zion sambil tersenyum. Mendengar pujian itu, tentu Neon tersenyum sombong.

Ia berjalan maju beberapa langkah merasa percaya diri dan berfikir dirinya akan di lepaskan. Karena biasanya ketua badan keamanan akan bersikap tegas menghadapi murid sepertinya, tapi justru berbanding terbalik dengan Ruka yang hanya tersenyum manis.

Dalam pikiran Neon, mungkin Ruka memahami derajat nya sebagai bangsawan kelas atas dan membiarkan nya pergi begitu saja.

Namun yang terjadi justru di luar dugaan Neon.

"Tapi... Apa bangsawan seperti keluarga mu tak memberi tahu cara berpakaian yang baik? Bahkan gelandangan saja bisa berpakaian lebih baik dari mu." Lanjut Ruka setelah melihat celana yang sengaja di robek bagian lutut nya, baju yang tidak di masukkan dan dasi yang tidak di kenakan dengan benar, bahkan benik bagian atas baju nya sengaja di buka.

Beberapa orang tampak tertawa mendengar ucapan Ruka yang begitu jujur dan terang terangan. Di sisi lain, Neon terlihat kesal sekaligus malu karena ada yang berani mempermalukan bangsawan kelas atas seperti nya.

"Laura, bisa tolong jahit celana nya yang robek? Sepertinya dia tidak bisa menjahit nya sendiri. Kasihan nanti jika dia harus menjahit sendiri. Kan repot kalau tangan nya sampai tertusuk jarum dan menangis seperti anak kecil." Ujar Ruka sambil tersenyum manis. "Kurang baik apa lagi coba? Star Magic Academy bahkan memberikan fasilitas menjahit seperti ini." Lanjut nya.

Laura yang berada di samping panggung langsung mengangguk dan naik ke atas, menarik Neon untuk turun dan membawa nya ke ruangan lain. Neon sendiri tak bisa protes atau mengeluh. Dirinya sudah cukup di permalukan saat ini.

Ruka mengalihkan pandangan nya pada murid murid perempuan, kemudian mengambil sebuah jaket dan sapu tangan lalu berjalan turun dari panggung, mendekati salah seorang gadis.

Gadis itu mengenakan pakaian yang cukup ketat hingga memperlihatkan jelas lekuk tubuh nya. Selain itu, ia juga mengenakan rok yang lebih pendek dari seharusnya. Ditambah dengan make up yang begitu tebalnya. Sepertinya dia lebih cocok jadi model daripada penyihir.

Sebenarnya tak masalah ber make up di sekolah ini. Namun, dalam peraturan sekolah tetap melarang para wanita memakai make up yang berlebihan.

"Kau Michela Stivany kan? Begitu cantik. Penampilan mu pasti menarik perhatian banyak pria di sini." Ruka berhenti sejenak dan memakaikan jaket yang di bawa nya tadi. "Tapi kau tentu tau peraturan sekolah. Apa kau tak bisa membedakan pakaian untuk bayi dan anak seusia mu? Lihat saja... Pakaian mu kekecilan sampai memperlihatkan dua semangka begitu. Bisa tolong ganti pakaian mu dulu? Kasihan para lelaki yang beriman kuat akan tersiksa."

"Tapi kau-"

Namun belum sempat Michela memprotes, Ruka sudah lebih dulu menarik nya dan memberikan sapu tangan pada gadis itu.

"Bersihkan juga make up mu." Ujar nya sambil tersenyum.

Michela hanya bisa menerima sapu tangan itu dan berjalan ke ruangan di belakang panggung. Ia tak ingin semakin di permalukan di hari pertama sekolah. Apalagi di hadapan para bangsawan dan Pangeran kerajaan Sagya, yang juga menjadi salah satu murid di tahun ajaran baru ini.

"Baiklah, dua contoh buruk di lepaskan. Saya harap tak akan ada lagi yang seperti itu di hari hari selanjutnya." Senyuman Ruka mengembang membuat para murid kembali merasa tenang setelah sebelumnya tegang karena takut di jadikan sebagai contoh yang buruk.

Kini mereka tau di balik sifat Ruka yang lembut dan murah senyum, ada kekejaman yang bahkan melebihi iblis. Ditambah dengan lidah beracun dan kata kata tanam nya membuat semua orang tak berani bermacam macam dengan nya.

Wajar saja Ruka mendapat julukan 'Malaikat berhati iblis dengan lidah beracun.' yang terkenal di Akademi. Tidak bisa di sangkal lagi betapa menyeramkan nya Ruka, tapi juga memberikan rasa tenang dan nyaman di saat saat tertentu.

"Baiklah, karena waktu juga semakin siang dan mereka juga sepertinya sudah lelah untuk berdiri." Ruka memandang anak anak lain yang sedang berdiri di belakang nya.

"Star Magic Academi hanya merekrut orang-orang elit dan kemampuan sihir tinggi untuk belajar di sini.Tujuan kalian di sini adalah untuk meraih cita cita ataupun meneruskan usaha keluarga kalian. Tapi ingat, status dan latar belakang kalian di sini bukanlah hal yang bisa di banggakan. Jangan menganggap diri kalian hebat hanya karena kalian adalah bangsawan atau pangeran di sini."

"Bagi kalian yang masuk ke Akademi ini dengan cara curang, bersiaplah untuk mendapat hukuman nya. Kami hanya memilih orang yang benar-benar pantas, bukan penyuap yang menggunakan harta untuk masuk ke sini. Jika kalian tak suka dengan peraturan sekolah ini, maka keluar! Kami ya menerima anak anak pengecut untuk bersekolah di sini. Di luar sana masih banyak anak anak berprestasi yang lebih baik dari kalian. Yang bisa masuk ke sini dengan jujur dan menunjukkan kemampuan mereka secara murni, bukan dari kecurangan. Saat pendaftaran, kami sudah memberikan lembaran berisikan peraturan sekolah beserta formulir. Kalian sudah tau sendiri apa yang akan terjadi jika kalian melanggar nya."

"Sekian, ini adalah peringatan dari sekolah. Kami tak akan segan segan mengeluarkan kalian yang berbuat semena-mena di sini." Ruka sedikit menunduk dan kembali menatap murid murid yang berdiri di belakang nya. "Dan kalian, jangan anggap ancaman ini hanya untuk kalian. Kalau pun tak ada yang di hukum sekarang, aku juga akan mengatakan itu. Sekarang, kembali ke tempat duduk kalian"

Murid murid yang tadi berdiri di belakang Ruka pun langsung turun menuju tempat duduk masing masing. "Oh ya, terdapat peraturan tidak tertulis di Akademi."

"Tentunya setiap sekolah akan memiliki murid murid yang berkonflik baik di sengaja atau tidak. Maka dari itu, kami memberikan dua pilihan untuk kalian menyelesaikan nya. Pertama, dengan membiarkan pihak sekolah yang menyelesaikan masalah kalian atau yang kedua, dengan duel. Terserah mau duel pengetahuan, kekuatan, senjata atau lainnya, asal masalah selesai dan sekolah tak akan bertanggung jawab Sama sekali dengan apa yang terjadi setelahnya."

"Mudah kan? Jadi kalian pasti akan memikirkan baik baik jika akan membuat masalah. Tenang saja... Orang tua kalian juga sudah tau tentang ini. Jadi jika kalian pulang dengan pakaian compang camping dan penuh luka, semua orang di sini sudah menjadi saksi, jika sekolah tak akan bertanggung jawab." Ujar Ruka. Senyuman kembali terlihat di wajah beberapa murid 'jelas bakal ada yang langgar sih...'

Kebanyakan murid laki laki yang mendengar itu justru bersorak dalam hati mendengar nya. Bahkan ada yang hampir bersorak namun langsung terdiam begitu melihat Ruka. Walau begitu, mereka tetap senang karena sekolah memberikan kebebasan pada mereka untuk menunjukkan kemampuan.

"Baiklah, terimakasih untuk Ruka Leilas yang sudah memberikan peringatan pada murid murid, dan pada murid murid baru yang sekarang sudah secara resmi bergabung dalam Star Magic Academy. Sekarang silahkan kalian keluar dan beristirahat."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!