Hujan deras sejak tadi pagi berlanjut hingga malam hari. Entah berapa banyak air yang telah ditumpahkan oleh langit, suara derasnya hujan sesekali diselingi oleh suara guntur yang mengelegar.
Seorang pria berusia 45 tahun dengan mengenakan stelan jas warna hitam tampak keluar dari sebuah rumah sakit, ditangannya menggendong seorang bayi dengan berselimut kain warna biru.
Masih terngiang-ngiang ditelinga perkataan Tuannya.
"Bawa dia jauh pergi dari sini, dan pastikan bahwa dia tidak akan pernah kembali kesini lagi"
Pria dengan jas hitam itupun hanya bisa mengangguk dengan patuh.
Dan disinilah dia sekarang berada, didalam mobil yang sedang dia kendarai menembus derasnya hujan.
Disebelahnya bayi yang baru lahir beberapa jam yang lalu tertidur dengan pulas, seolah-olah tidak terganggu dengan deru mesin mobil.
Pria berjas hitam tersebut melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya,ternyata jam sudah menunjukkan pukul setengah satu malam dan dia belum tahu harus membawa kemana bayi yang tidak berdosa ini.
Sudah dua kota dia lewati,namun mobil masih melaju menembus gelapnya malam. Sampai akhirnya mobil memasuki kawasan hutan yang ada dipinggiran kota tersebut,walaupun tidak lebar namun jalannya sudah diaspal. Tiba-tiba mendadak mesin mobilnya mati, dengan menggerutu pria tersebut turun berniat untuk mengecek kondisi mesin. Hujan sudah berubah menjadi gerimis, dan suasana ditempat tersebut berkabut dan juga gelap.
Saat pria itu hendak membuka pintu mobil, samar-samar telinganya mendengar suara detikan timer dari arah belakang. Sontak matanya membulat saat menyadari sesuatu.
Bayi yang semula terlelap mendadak menggeliat dan menangis.
DUARRRR,,,,,
DUARRRR,,,,
Terdengar ledakkan yang sangat keras didalam hutan tersebut, berasal dari mobil yang dikendarai oleh pria berjas hitam itu dan dalam sekejap api berkobar melahap kendaraan roda empat tersebut.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keluarga besar pemilik AXA Group sedang bersukacita menyambut kelahiran pewaris selanjutnya. Seorang bayi mungil berjenis kelamin laki-laki sedang terlelap digendongan seorang pria yang usianya sudah mendekati enampuluh tahun, namun pria tersebut masih tampak gagah walau sebagian rambutnya sudah berwarna putih. Dialah Gibson Angkasa pendiri dari AXA Group, yaitu perusahaan terbesar dinegeri tersebut dan cabangnya juga ada di empat negara lainnya.
"Hahaha,,,cucuku sangat tampan sekali "Ucap Gibson tertawa dengan gembira.
Mereka yang ada didalam ruangan perawatan VIP tersebut juga ikut tertawa senang.
"Roger, kamu didik anak ini dengan baik, dia harus jadi pria yang tangguh karena pada nantinya dia yang akan memimpin perusahaan menggantikan dirimu "Ucapnya pada sang anak yaitu Roger Prakasa.
"Baik Pa, aku akan mendidiknya dengan baik"Jawab Roger patuh.
Gibson yang kini telah resmi menjadi seorang kakek kembali tertawa senang dengan masih menimang cucunya.
"Kamu akan beri nama siapa cucu Papa ini?"Tanya Gison.
"Aku memberinya nama Arion Arkasa Pa"Jawab Roger.
"Arion Arkasa,,nama yang bagus "Ucap Gibson.
Namun bayi yang baru berumur satu hari itu masih tidur dengan lelap, sepertinya dia tidak merasa terusik dengan suara-suara disekitarnya.
Setelah puas menengok cucunya, Gibson pun pergi menuju kantor AXA Group dengan diiringi beberapa pengawal.
Sedangkan Roger kembali mengurus istrinya yang masih tampak lemah. Tari Anatsya mengalami pendarahan hebat sehabis melahirkan bahkan dia juga sempat pingasan beberapa saat, namun beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan.
Sebenarnya Roger enggan menemani istrinya tersebut, dia menikahi Tari hanya karena dia adalah wanita pilihan papanya. Sedikit pun didalam hatinya tidak ada perasaan cinta pada wanita yang telah melahirkan putranya itu.
Gibson memilih Tari sebagai menantu karena dia berasal dari keluarga terpandang, ayah Tari juga merupakan konglomerat yang memiliki beberapa perusahaan tambang batu bara. Sedangkan ibunya adalah seorang desainer terkenal dan memiliki butik dengan pelanggan yang khusus dari kalangan atas.
Gibson tidak peduli apakah mereka saling mencintai atau tidak, karena bagi dia cinta itu tidaklah penting. Dalam hidup seorang Gibson hal yang paling penting baginya hanyalah harta, tahta dan kekuasaan.
Rumah tangga Roger dan Tari sudah berjalan hampir dua tahun, namun Roger selalu bersikap acuh tak acuh pada istrinya. Berbeda jika mereka berdua menghadiri sebuah acara, maka bisa dipastikan mereka terlihat sangat mesra di depan publik. Roger sangat pandai berakting mesra dengan istrinya di depan orang banyak, dan hanya orang-orang terdekatlah yang tahu bagaimana sifat asli dari seorang Roger Prakasa.
Tari yang menyadari jika suaminya tidak pernah mencintai dirinya hanya bisa pasrah, walaupun dia merasa sangat tertekan dengan kondisi rumah tangganya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Beberapa hari kemudian setelah kondisi Tari kembali pulih, dia dan bayinya pun diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.
Selama menantu Gibson tersebut berada dirumah sakit,mereka diperlakukan spesial oleh pihak rumah sakit karena AXA Group merupakan pemilik saham nomor satu dirumah sakit tersebut.
Tari beserta bayinya pulang bersama pengasuh dan juga beberapa pengawal milik papa mertuanya. Sedangkan Roger tidak bisa mengantarnya karena dia harus menghadiri rapat yang sangat penting.
Mobil yang dinaiki oleh Tari berhenti didepan gerbang sebuah mansion yang sangat megah, mansion tersebut didominasi oleh warna gold yang menambah kesan mewah.
Seorang security dengan menggunakan seragam lengkap membuka pintu gerbang yang tinggi dan lebar tersebut, lalu mobil pun memasuki halaman mansion yang sangat luas itu. Dibelakang mobil itu menyusul satu mobil lagi yang berisi empat pengawal kepercayaaan Tuan Gibson.
Begitu mobil berhenti, dengan sigap sang sopir turun dan membuka pintu mobil untuk Tari.
Lalu Tari pun turun dengan dibantu oleh seorang pelayan, sedangkan bayinya tetap berada digendongan seorang pengasuh.
Seorang wanita berusia empat puluh tahun yang biasa dipanggil Merli menyambut kedatangan Tari beserta bayinya, dia adalah kepala pelayan dikediaman milik Gibson Angkasa.
Gibson memang tinggal serumah dengan anak dan juga menantunya, semenjak istrinya meninggal delapan tahun yang lalu Gibson tidak pernah mencari pengganti lagi. Baginya semua wanita itu hanya mengincar harta dan selalu membuat dirinya susah. Sehingga ketika Roger lahir kedunia Gibson pun tidak pernah lagi mempedulikan istrinya, sampai akhirnya wanita yang telah melahirkan penerus dari AXA group itu sakit-sakitan karena tekanan batin, dan berakhir dengan meninggal dunia dalam kesedihan.
Tari melangkah masuk kedalam mansion, dia berjalan dengan tertatih karena bagian bawahnya masih terasa nyeri.
Sebenarnya disaat seperti ini dia ingin sekali sang suami memperhatikannya, namun apalah daya ketika sifat suaminya semua menurun dari papa mertuanya. Dingin, kejam dan arogan.
Tari masuk kedalam kamarnya, sedangkan bayinya masih diurus oleh pengasuh yang memang khusus hanya melayani keperluan bayi yang baru berumur beberapa hari tersebut.
Tari duduk didekat jendela, pandangannya nanar menatap kearah luar. Tanpa sadar dua butir air mata mengalir dipipinya yang pucat. Terlihat bahwa Tari sedang memendam duka, kecewa dan juga amarah.
...****************...
Disebuah ruangan kerja yang didominasi warna silver dan desain interior yang sangat elegan, terlihat Gibson duduk dikursi kebesarannya.
Untuk saat ini dia masih menduduki kursi kepemimpinan dari AXA Group, sebelum kedudukan itu pada nantinya akan diserahkan pada anaknya yaitu Roger Prakasa.
"Mulai saat ini kamulah yang akan menjadi Asistem pribadi saya" Ucap Gibson pada pria berusia kisaran duapuluh delapan tahun "Kamu menggantikan Asisten saya yang sebelumnya sudah mengundurkan diri, selain itu kamu juga tetap menjadi kepala pengawal "Lanjutnya.
"Siap Tuan "Jawab pria tersebut.
"Bagus Elard, semoga kesetiaanmu nanti berlanjut pada putraku"
"Saya siap mengabdi pada keluarga Tuan seumur hidup saya "Ucap Elard dengan mantap.
Terdengar suara gelak tawa Gibson memenuhi ruangan tersebut.
Uang memang bisa membuat kita dihormati dan disanjung, sekalipun kita salah jika uang berbicara maka kesalahan bisa menjadi sebuah kebenaran dimata orang-orang yang serakah, bahkan keadilan pun bisa dibeli.
Tapi benarkah semuanya bisa diubah hanya dengan lembaran kertas tersebut?
Lalu bagaimana dengan takdir itu sendiri?.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Terimakasih sudah mampir 🙏
Jangan lupa :
\=》Like
\=》Comment
\=》Favorit
\=》Vote
\=》Gift
🌹🌹🌹💙💙🌹🌹🌹
Sembilanbelas tahun kemudian,,,,
Kerajaan bisnis AXA group masih menduduki posisi pertama sebagai perusahaan terbesar dinegeri ini.Namun yang berganti hanyalah pemimpinnya,sekarang AXA group dipimpin oleh Roger Prakasa selaku pewaris tunggal dari perusahaan tersebut.
Sedangkan Gibson Angkasa diusianya yang sudah mencapai 77tahun,kini hanya berdiam diri dirumah dengan menggunakan kursi roda.Semenjak beberapa tahun belakangan ini kesehatannya perlahan mulai menurun,pria itu menderita penyakit jantung dan juga tekanan darah tinggi.
Sedangkan bayi yang dulu bernama Arion Arkasa kini tumbuh menjadi remaja yang sangat tampan,hidungnya mancung,garis rahang yang tegas,dan tubuh yang atletis.Kini dia telah resmi menjadi mahasiswa di kampus bergengsi yaitu Universitas Light Stars dan mengambil jurusan manajemen bisnis.Dirinya yang berasal dari keluarga kaya raya tentu saja bisa masuk ke kampus tersebut dengan mudah.Sebenarnya Arion tidak ingin terjun kebidang bisnis,dia lebih menyukai dunia fotografer dan juga musik.
Namun apalah daya,dari kecil dia sudah didik untuk terjun ke dunia bisnis.Papanya selalu mengingatkan bahwa dirinya adalah pewaris dari perusahaan AXA.
Arion dididik dengan cara yang keras,kerapkali dia dihukum oleh sang papa karena melanggar peraturan yang telah dibuat.Bahkan Roger tidak segan-segan mencambuk dan mengurung Arion diruang bawah tanah, jika Arion melanggar peraturan atau melakukan kesalahan.
Sedangkan Tari Anatasya yang menjadi ibu bagi Arion tidak pernah bisa berbuat banyak untuk putranya,dia hanya bisa diam ketika Arion sedang dihukum.Karena Tari sadar,percuma dia mencegah karena perkataanya tidak pernah digubris oleh suaminya.
Melihat ibunya hanya diam saja saat dirinya dihukum bahkan hanya karena melakukan kesalahan kecil ,membuat Arion menjauhi ibunya.Karena Arion berpikir,seharusnya seorang ibu mampu melindungi disaat anaknya disakiti bukan malah berdiam diri menyaksikan hal itu terjadi.
Tapi apakah Arion tahu apa yang dirasakan ibunya selama ini saat dirinya dihukum?.Tidak,Arion tidak pernah tahu apa yang dirasakan oleh wanita yang telah melahirkannya itu.
...****************...
Hari ini adalah hari pertama Arion masuk kuliah, setelah selama dua minggu mahasiswa baru mengikuti masa Orientasi.Namun disini selama masa Orientasi itu ada pengeculian bagi beberapa mahasiswa,yang artinya mereka bisa mengikuti acara tersebut bisa juga tidak.
Mereka yang tidak mengikuti acara tersebut tentu saja berasal dari keluarga kaya raya dan terhormat seperti keluarga Arion.
Bahkan Arion adalah salah satu dari mereka yang tidak mengikuti masa Orientasi tersebut.
Arion telah mengenakan pakaian yang rapi dan juga jas almamater dengan menggendong tas yang harganya mencapai ratusan juta,begitu juga dengan sepatu yang dikenakannya tidak kalah mahal dengan harga tasnya.
Dia menuruni tangga dan berniat untuk sarapan sebelum berangkat ke kampus.
Sampai dimeja makan dia mendengus kesal saat melihat kedua orangtuanya duduk disana sedang sarapan,sedangkan dibelakang mereka berdiri tiga orang pelayan yang siap melayani keperluan mereka selama sarapan.
Sedangkan pelayan yang lainnya sibuk mengurus sarapan untuk Tuan Besar atau kakeknya Gibson Angkasa.Sejak sakit-sakitan,kakek tua itu jarang sekali hadir di meja makan,segala keperluannya sudah diurus oleh perawat yang memang khusus melayani pria tua tersebut.
Arion juga tidak terlalu dekat dengan kakeknya tersebut,karena dia merasa sifat kakek dan juga papanya sama saja.Dirumah ini satu orangpun tidak ada yang mengerti tentang diri Arion,sehingga dia tumbuh menjadi anak yang cuek dan suka membangkang.Mungkin hal itu terjadi karena orang-orang disekitarnya terlalu menekan dan menuntut dirinya agar menjadi sosok yang sempurna.
"Selamat pagi Pa,Ma"Sapa Arion sekenanya,kemudian dengan sikap acuh tak acuh dia meraih setangkup roti dan juga minum segelas susu yang baru saja dituang oleh salah satu pelayan.
"Ingat Arion,kamu harus belajar yang rajin biar nilai kamu tetap bagus,jangan bikin papa malu lagi.Udah cukup papa keluar uang banyak demi kamu,biar nilai penerimaan kamu dikampus berada diurutan nomor satu,papa minta sekarang kamu pertahankan nilaimu itu "Ujar Roger.
Belum apa-apa dia sudah diultimatum oleh papanya.
"Aku tidak pernah meminta papa untuk melakukan semua itu,lagian uang papa banyak,jadi gak masalah jika melakukan itu berulang-ulang "Kata Arion cuek,kemudian tanpa menunggu jawaban papanya dia beranjak bangun.
"ARION,,,"Bentak Roger dengan mata melotot.
Namun sayangnya Arion tidak mempedulikan hal itu,dengan acuh tak acuh dia melangkah menuju garasi dan langsung masuk kedalam mobil yang akan dia bawa kekampus.
"Makin besar kelakuannya malah tambah buruk,seperti tidak pernah diajari oleh orangtua"Roger masih saja marah-marah.
"Udah Pa,jangan terlalu keras sama dia "Tari berusaha menenangkan suaminya.
"Kamu jangan bela dia terus,dia memang harus dikerasin biar jadi pria yang tangguh "Ucap Roger dengan intonasi tinggi.
Tari langsung diam mendengar perkataan suaminya selalu seperti ini disaat dia ingin membela putranya,ujung-ujungnya pasti dia sendiri juga kena marah.Makanya dia lebih banyak diam disaat melihat putranya dimarahi,walau dalam hati dia menjerit menyaksikan semua itu.
Akibat terlalu tekanan batin tubuh Tari tampak kurusan walau hal itu tidak mengurangi kecantikannya diusianya yang telah mencapai kepala empat.Roger selalu menyuruh istrinya untuk melakukan perawatan,katanya biar dia tidak malu mengajaknya jika ada acara yang melibatkan pasangan.
...****************...
Mobil Bugatti La Voiture warna hitam melaju membelah jalanan yang mulai ramai,mobil yang dikendarai oleh Arion itu selalu menjadi pusat perhatian pengguna jalanan.Karena mobil mewah yang harganya lebih dari duaratus milyar tersebut hanya dimiliki oleh segelintir orang dinegeri tersebut.
Arion mengemudikan mobil sambil mendengarkan musik,sesekali dia menyanyi mengikuti lirik lagu tersebut sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Disaat merasa kesal ataupun emosi,Arion akan selalu merasa lebih baik setelah mendengarkan musik.Apalagi lagu yang di dengar merupakan lagu favoritnya,pasti untuk sejenak semua beban dihatinya terlupakan.
Kini mobil Buggati tersebut memasuki parkiran kampus yang sangat luas,dan sudah pasti keamanannya juga terjamin.
Arion memarkirkan mobilnya ditempat khusus,tidak sembarang orang bisa parkir ditempat tersebut.
Orang-orang menyebutnya parkiran elit.
Begitu mobil Arion memasuki pelataran kampus,semua mata memandang dengan takjub.
Para gadis bertanya-tanya siapa pemilik dari mobil mewah tersebut,dan mereka pun langsung menjerit dengan heboh saat melihat Arion keluar dari dalam mobil tersebut.
Arion yang sudah biasa dikagumi oleh kaum hawa hanya bersikap cuek,sejauh ini pria yang berusia sembilanbelas tahun tersebut belum pernah terlibat urusan dengan seorang wanita.
Arion sadar,sekian banyak wanita yang mendekatinya tidak ada satupun yang benar-benar tulus mencintainya.
Dengan sikap dingin dan juga datar,Arion melangkah melewati para gadis yang sibuk mencari perhatiannya.
To be continue,,,,,
Terimakasih sudah mampir 🙏
Jangan lupa :
\=》Like
\=》Comment
\=》Favorit
\=》Vote
\=》Gift
🌹🌹🌹💙💙🌹🌹🌹
Arion melangkah menuju gedung fakultas Ekonomi yang terletak disebelah selatan area kampus.Sepanjang perjalanan menuju gedung fakultas,banyak gadis-gadis menatap dengan kagum kearahnya.Entah itu mahasiswi yang seangkatan dengannya maupun mahasiswi kakak tingkat.
"Gila tuh cowok ganteng bangett,,,"
"Aku mau dong jadi ceweknya,,"
"*Ahh sial,kenapa pas aku ada di*semester terakhir tuh cowok baru kuliah disini,kan aku gak bisa deketin dia,,,"
Seperti itulah bisikan -bisikan para gadis yang kebetulan melihat Arion lewat.
"Guys,,itu bukannya pewaris tunggal dari AXA ya?"
"Iya,,emang kenapa?"
"Aku kira anak konglomerat yang kekayaannya gak ada cara buat ngabisin itu kuliahnya diluar negeri "
"Suka-suka dialah,lagian kampus kita ini juga kampus bergengsi,jadi gak malu-maluin bangetlah "
"Sepertinya sekarang semua mata para wanita menatap fokus kearah dirinya "
"Saingan kita berat banget"
Itu sekilas obrolan sekelompok cowok-cowok yang kebetulan melihat Arion melintas.
Arion tidak menghiraukan sekitarnya,dengan raut wajah datar dan sikap yang dingin dia terus melangkah menuju fakultsnya.
"Rionn,,,,"Sebuah seruan dari arah belakang memanggil namanya.
Sontak Arion menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang,dia mendengus saat melihat ketiga sahabatnya sedang berjalan menuju kearahnya.
Mereka bertiga adalah sahabat dekat dari Arion sejak mereka duduk dibangku SMP.
"Akhirnya kita jadi anak kuliahan juga "Ucap Dafa Narendra,dia adalah mahasiswa jurusan hukum.Dan orangtuanya menjadi seorang pengacara yang sangat dihormati dan juga disegani.
"Kamu ngapain ikut kita kesini Daf?fakultasmu loh ada didekat gedung rektor"Tanya Felix Anderson ,kebetulan dia dan Arion satu fakultas.Dan orangtua Felix mempunyai perusahaan dibidang penyewaan jasa pengawalan atau bodyguard,namun selain itu dia juga mempunyai beberapa perusahaan lainnya.
Oleh sebab itu diantara mereka berempat Felixlah yang paling jago berkelahi,karena semenjak kecil dia tidak asing dengan yang namanya beladiri.Bahkan beberapa pengawal milik AXA group berasal dari perusahaan jasa pengawal milik papanya Felix.
"Aku lagi gak ada jadwal pagi,ntar siangan dikit baru ada "Jawab Dafa santai.
Sedangkan sahabat Arion yang lagi satunya memakai kacamata,bukannya terlihat cupu tapi hal itu malah membuat dia terlihat gagah dan jenius dialah Brady Qaisar.Orangtuanya mempunyai perusahaan game dan juga menciptakan beberapa aplikasi yang terkenal.Mengikuti jejak orangtuanya,kini Brady memilih untuk kuliah jurusan tehnik dan ilmu komputer.Dan kebetulan letak fakultasnya berdekatan dengan fakultas ekonomi.
"Udah yuk,kita ke fakultas,ngapain kita disini berdiri kayak pagar ayu "Kata Brady sambil melanjutkan langkahnya diikuti oleh Arion.
"Bukan pagar ayu,tapi kita ini pagar tampan"Balas Felix cengengesan,narsisnya kumat lagi.
"Kamu itu gak cocok jadi pagar tampan Fel "Ucap Arion sambil menoleh sekilas.
"Terus cocoknya apa?"Tanya Felix yang kini berjalan dibelakang Arion sedangkan disebelahnya Dafa.
"Jadi pagar besi karatan "Celetuk Dafa.
"Bhuahahaha,,,,,"
Mereka bertiga tertawa kecuali Felix yang kini memasang wajah kesal.
Plakk,,,,
"Ackhh,,,sakit Fell,,"Teriak Dafa sambil mengusap kepalanya yang dipukul oleh Felix.
"Rasain,,siapa suruh kamu samain aku dengan pagar besi karatan "Ucap Felix tanpa merasa bersalah.
Mereka berempat pun menjadi pusat perhatian orang-orang disana,terutama para gadis-gadis yang kini tambah heboh karena melihat sekelompok pangeran tampan.
Namun untuk urusan wanita mereka berempat mempunyai prinsip yang sama,yaitu tidak mau mendekati sembarang wanita.
Arion dan Felix masuk kekelas karena sebentar lagi mata kuliah pertama sedang berlangsung,sedangkan Dafa dan Brady masih berkeliling karena mata kuliah mereka berlangsung agak siangan.
●●●
Didalam kelas Arion duduk berdekatan dengan Felix,sambil menunggu dosen datang Arion mengedarkan pandangannya keseluruh ruang kelas.Dia melihat jika rata-rata teman sekelasnya itu berasal dari keluaraga yang berada,melihat dari penampilan mereka yang sangat modis dan glamour,kecuali sosok gadis yang duduk dipojok kelas.Arion melihat gadis yang tengah fokus membaca itu berpenampilan sederhana,bahkan sepatu kets yang dipakainya pun sudah butut.
Arion sedikit heran,kenapa gadis seperti itu bisa kuliah dikampus yang elit dan bergengsi.
Tidak lama kemudian dosen pun datang untuk mengisi mata kuliah pertama.Saat mengabsen Arion bisa mendengar jika gadis yang duduk dipojok itu menjawab ketika nama Elmira Lovania disebut oleh dosen.
Dua jam kemudian kelaspun berakhir semua orang dikelas Arion bergegas keluar,tapi ada saja beberapa wanita centil menghampiri Arion dan mengajaknya berkenalan.Bukan Arion namanya jika dia menanggapi hal tersebut, Arion lebih memilih untuk keluar kelas tanpa mempedulikan rengekan mereka yang sangat ingin berkenalan dengannya.
Sedangkan Felix yang melihat raut wajah mereka yang kecewa malah tertawa sinis.
"Makanya jadi cewek itu jangan keganjenan"Setelah berkata seperti itu Felix langsung keluar menyusul Arion yang sudah menunggunya di dekat pintu keluar.
Lalu mereka berdua pun menuju kantin yang terletak di dekat fakultas MIPA.
"Rion,kamu mau pesan apa?biar sekalian aku pesen?"Tanya Felix begitu kaki mereka sampai diarea kantin.
"Nasi goreng sosis sama orange jus "Jawab Ariom,lalu melangkah pergi untuk mencari tempat duduk.
Baru saja dia duduk disalah satu meja yang kosong,tiba-tiba dua orang gadis menghampirinya.
"Hay,boleh ikutan duduk disini gak ?"Tanyanya dengan senyum yang dibuat semanis mungkin,tapi hal itu malah membuat Arion mual.
"Gak,cari tempat lain sana "Usir Arion,bahkan dia tidak melihat orang yang mengajak bicara.
"Yaudah kalau gak boleh duduk disini,tapi boleh gak kita kenalan ?"Gadis itu masih belum menyerah untuk mendapatkan perhatian Arion,sedangkan teman disebelahnya hanya diam.
"Pergi nggak "Bentak Arion tajam,sontak semua pengunjung kantin menatap kearah mereka.
Melihat sikap Arion yang tidak bersahabat,kedua gadis itupun pergi dengan perasaan malu apalagi setelah dibentak di depan umum.
Sedangkan Arion hanya mendengus kesal sambil memainkan ponselnya.
Sedangkan dimeja lain, tiga orang gadis duduk sambil memperhatikan Arion semenjak pria itu datang bersama Felix.
"Kalian lihat,bagaimanapun caranya pria tajir itu harus jadi milikku "Ujarnya pada kedua sahabatnya.Dia adalah Shire Arabella putri dari pemilik sebuah rumah sakit terkenal dinegara tersebut.
"Tapi katanya susah banget buat dapetin dia"salah seorang sahabatnya bernama Anggia Zanna berkomentar.
"Ck,apasih yang gak bisa didapatkan oleh seorang Shire,tinggal bilang ke papa pasti semuanya bakal terwujud dengan mudah"ucap Shire dengan nada sombong.
Sedangkan temannya yang lagi satu bernama Fani Nathania,dia memang lebih pendiam dari yang lainnya.
"Ah ya,aku lupa kalau kamu punya orangtua yang bisa membuat keinginanmu terwujud,bahkan keinginan yang tidak masuk akal sekalipun "Ujar Anggia sambil terkekeh pelan.
Lalu mereka bertiga pun kembali memperhatikan Arion yang kini tengah menyantap nasi goreng bersama Felix.
"Dafa sama Brady gak kamu suruh kesini?"Tanya Arion.
"Udah tadi aku tanyain lewat WA,tapi kata Dafa dia masih ada kelas sedangkan Brady gak tahu,gak ada balas dia,mungkin masih ada dosen jadi gak sempat ambil ponsel "Jawab Felix.
Arion pun hanya manggut-manggut.
Selesai makan mereka bergegas pergi dari kantin yang semakin ramai oleh mahasiswa,mereka berdua ingin mencari tempat yang sepi untuk menenangkan pikiran sebelum mengikuti mata kuliah selanjutnya.
●●●
To be continue,,,,
Terimakasih sudah mampir 🙏
Jangan lupa :
\=》Like
\=》Comment
\=》Favorit
\=》Vote
\=》Gift
🌹🌹🌹💙💙🌹🌹🌹
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!