NovelToon NovelToon

Bintang Samudera

Bab #01 Digrebek warga

Hari ini cuaca sangat cerah, teriknya matahari tak menyurutkan semangat seorang gadis berparas cantik yang bernama Bintang Kejora.

Bintang, begitulah orang orang memanggilnya. Gadis berparas cantik dan berkulit putih bersih itu terlihat baru saja keluar dari area kampus.

Hari ini jadwal kuliahnya tidak terlalu padat. Setelah selesai dengan segala urusannya di kampus, Bintang memutuskan untuk langsung pulang ke kontrakannya. Jarak antara kampus dengan kontrakannya tidaklah terlalu jauh, hanya beberapa menit saja dengan berjalan kaki.

Ceklek..

Pintu kontrakan terbuka, gegas Bintang melangkah masuk dan tak lupa mengunci kembali pintunya.

Rasa gerah karena cuaca yang panas membuatnya ingin segera mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin.

Dikontrakkan ini, kamar mandinya tidak berada di dalam kamar, melainkan terletak di belakang bersebelahan dengan mini dapur.

Bintang masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.

Sementara itu di depan kontrakannya, ada seorang pemuda yang sedang mencoba membuka pintu dengan memasukkan kunci yang dipegangnya.

Dia adalah Banyu Samudera, pemuda tampan yang biasa disapa dengan sebutan Sam, baru saja mengontrak di tempat itu. Namun sialnya sang pemilik kontrakan salah memberi kunci rumah. Kunci yang diberikannya adalah kunci cadangan milik Bintang.

Setelah berhasil membuka pintu rumah, Sam langsung saja masuk ke dalam kamar. Melihat ada kasur yang empuk, Sam segera merebahkan badannya.

"Ah.. tubuhku rasanya lelah sekali. Sebaiknya aku istirahat sejenak." ucap Sam seraya memejamkan matanya.

Sam sudah memasuki alam mimpinya. Tidurnya lelap sekali, mungkin efek dari rasa letih.

Sementara Bintang belum menyadari jika ada seseorang yang sedang tertidur di ranjangnya. Karena dirasa sudah cukup lama berada di dalam kamar mandi, Bintang pun akhirnya menyudahi ritual mandinya.

Bintang keluar dari kamar mandi dengan memakai bathrobe dan rambutnya yang basah digelung dengan handuk kecil.

Ceklek..

Pintu kamar terbuka, menampakkan sosok pria yang sedang tertidur dengan pulas. Bintang yang terkejut dengan apa yang yang dilihatnya, seketika itu juga dia menjerit sekuatnya.

"Aahhhh......!!!" jerit Bintang, mengundang perhatian para penghuni kontrakan lainnya.

Mereka pun beramai-ramai menghampiri kontrakan Bintang. Mereka yang penasaran dengan suara jeritan Bintang, langsung saja menerobos masuk untuk melihat lebih jelas ada apa gerangan yang terjadi.

Brakk....

Suara pintu yang di dobrak oleh warga, mereka khawatir terjadi sesuatu dengan Bintang.

"Ada apa Bintang? Kamu gak kenapa-kenapa kan?" tanya buk Reni tetangga sebelah kontrakannya.

Bintang yang masih syok, tampak diam terpaku bahkan sama sekali tak mendengar apa yang di ucapkan oleh buk Reni.

"Ada apa ini, apa terjadi sesuatu dengan Bintang?" tanya warga lain yang ingin tahu.

"Bintang, kamu kenapa? Kog diem aja.."

Bintang seperti orang gagu yang tak dapat berucap, setelah mengerjap beberapa kali, barulah dia tersadar. Perlahan namun pasti dengan tangan gemetar Bintang menunjuk ke arah dalam kamarnya. Sontak semua mata mengikuti arah tangan Bintang.

Dan apa yang terjadi setelahnya, mereka semua kaget dengan penampakan dalam kamar Bintang. Disana sedang terbaring sosok pria lebih tepatnya sedang tertidur pulas tanpa pakaian. Mengapa bisa? Ya, Sam tidur dengan bertelanjang dada. Itu adalah salah satu kebiasaannya bila tidur.

Mereka semua tidak percaya dengan apa yang sedang mereka saksikan ini. Warga yang sedang berkerumun itu pun saling memandang tak percaya. Dan sepertinya sebagian orang sudah menarik kesimpulan dengan apa yang mereka lihat.

"Wah Bintang, ternyata kamu diam diam menyimpan laki laki didalam kamarmu ya..." celetuk salah seorang warga.

"Apa maksud kamu menjerit tadi ingin menunjukkan ini pada kita semua ya..!!" ucap buk Kokom si julid.

"Kamu mau pamer ya, kalau kamu itu udah berbuat mesum.." timpal yang lainnya.

"Astagfirullah, gak seperti itu ibu-ibu. Saya menjerit tadi karena kaget ada orang lain di kamar saya." ucap Bintang.

"Halah ngeles, bilang aja kalau kamu emang sengaja mau nunjukin ke kita semua, kalo kamu punya pasangan mesum yang tampan. Iya kan..!!" ucap si propokator buk Ina.

"Iya bener tuh, gak nyangka ya, kelihatannya aja alim, gak taunya mesum.." sahut ibu-ibu yang lain.

'Ya Allah, mimpi apa aku semalam. Kenapa aku bisa mengalami kejadian seperti ini... Lagian itu cowok siapa sih, kenapa dia bisa ada di kamar ku...' bathin Bintang.

"Bintang, kenapa kamu malah bengong, benarkan yang saya katakan kalau kalian itu pasangan mesum. Pasti kalian baru selesai hoho hehe kan...!!" sarkas buk Kokom.

"Itu tidak benar buk, saya tidak kenal dengan pria itu.." ucap Bintang membela diri.

"Sudah gak usah ngeles lagi, yang jelas kalian harus di sidang sekarang juga di rumah pak kyai. Setujukan ibu-ibu.." tanya buk Kokom pada ibu-ibu yang lain.

"Setuju...." jawab mereka serempak.

Sementara itu si tersangka Sam, tetap tertidur pulas dan sepertinya tak terusik sama sekali dengan keributan yang terjadi. Kebo banget kan si Sam.. Di situasi yang genting seperti ini, dia malah masih betah berada di alam mimpinya. Bener bener ya si Sam..🤭🤭

Bab #02 Disidang warga

"Bangun woi..." teriak buk Kokom membangunkan Sam.

Namun Sam tetap bergeming di tempatnya, sama sekali tak terusik dengan teriakan buk Kokom.

Karena gak berhasil dibangunkan oleh ibu-ibu, akhirnya pak RT yang turun tangan langsung.

"Nak Sam, bangun dulu nak.." ucap pak RT sambil menepuk bahu Sam beberapa kali.

Sam mengerjapkan mata beberapa kali untuk mengumpulkan nyawanya kembali. Sepertinya tidurnya kali ini terusik karena tepukan pak RT di bahunya.

Dengan wajah bantalnya khas orang baru bangun tidur, Sam mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Dilihatnya ada beberapa orang yang sedang memandangnya dengan berbagai ekspresi. Sam pun bingung.. 'Ada apa ini, kenapa ada banyak orang di kamarku..' bathin Sam.

Sampai akhirnya tatapan netranya berhenti tepat pada sosok gadis yang menunduk sambil terisak pelan.

'Apalagi ini, kenapa gadis itu menangis.. terus kenapa tatapan mereka tajam sekali, seperti ingin mencabik-cabik tubuhku...'

"Apa nak Sam sudah sadar sepenuhnya..?" tanya pak RT menyadarkan Sam dari lamunannya.

"Sudah pak, ini ada apa ya pak? Kenapa banyak orang di kamar saya? Memangnya apa yang terjadi pak..?" tanya Sam dengan raut wajah heran.

"Nanti kita jelaskan di rumah pak kyai, sekarang nak Sam pakai dulu bajunya. Kita tunggu di luar.." ucap pak RT.

"Sudah, sekarang kita keluar semua. Kita tunggu nak Sam di luar saja. Biarkan dia memakai pakaiannya terlebih dahulu." ucap pak RT menginterupsi para warga yang masih berada di didalam kontrakan Bintang.

Sementara itu, Bintang juga sudah berpakaian dengan lengkap dan sudah berada di luar bersama dengan buk RT.

Buk RT tampak terus menguatkan Bintang, bahwa semua akan baik baik saja. Beliau sangat mengenal baik siapa Bintang. Buk RT percaya pada Bintang, tak mungkin dia berbuat seperti apa yang dituduhkan oleh para warga.

Bintang adalah sosok gadis yang baik, tak pernah sekalipun berbuat hal yang aneh-aneh. Tutur katanya santun, tak pernah menyinggung perasaan orang lain. Bintang sudah lama tinggal di kontrakannya. Beliau juga menyakinkan bahwa ini semua hanya kesalahpahaman saja.

Pak RT beserta para warga berbondong-bondong ke rumah pak kyai. Kyai Abdullah adalah seseorang yang di segani dan merupakan tetua di lingkungan RT tersebut.

Jangan lupakan ekspresi wajah Sam yang penuh dengan tanda tanya. Mimpi apa semalam Sam, hari ini tidak ada hujan tidak ada petir, dia diarak oleh warga seperti seorang tersangka saja.

Beberapa menit kemudian, mereka telah sampai di kediaman pak kyai. Kyai Abdullah pun tampak terkejut dengan kedatangan para warga beramai-ramai ke rumahnya.

"Assalamualaikum pak kyai.." ucap pak RT memberi salam.

"Waalaikumsalam.., ada apa gerangan bapak dan ibu sekalian datang ke kediaman saya beramai-ramai seperti ini..?" tanya kyai Abdullah kepada para warga.

"Begini pak kyai, kami ingin anda menjadi penengah atas kesalahpahaman yang terjadi ini." ucap pak RT.

"Memangnya kesalahpahaman apa yang sudah terjadi pak RT..?" tanya kyai Abdullah.

"Begini pak kyai, warga memergoki pemuda ini sedang tertidur di dalam kamar kontrakan Bintang. Dan warga berasumsi kalau Bintang dan pemuda ini adalah pasangan mesum." jelas pak RT.

"Tapi itu tidak benar pak kyai, saya saja tidak mengenal orang itu, tiba tiba saja dia ada di kamar saya pak kyai.." sela Bintang yang tidak terima dirinya dituduh pasangan mesum.

"Siapa namamu anak muda..?" tanya kyai Abdullah pada Sam.

"Nama saya Banyu Samudera pak kyai, biasa dipanggil Sam.." jawab Sam.

"Coba ceritakan pada saya, apa yang sebenarnya terjadi.." tanya kyai Abdullah pada pak RT.

"Sebenarnya ini cuma kesalahpahaman saja pak kyai, sebenarnya saya yang salah disini. Sam ini adalah pengontrak baru di kontrakan saya, tadi saya mempercayakan anak saya untuk memberikan kunci kontrakan pada Sam. Ternyata anak saya salah memberikan kunci pak kyai, dia memberikan kunci cadangan milik Bintang kepada Sam." terang pak RT.

"Terus masalahnya dimana..?" tanya kyai Abdullah lagi.

"Begitu Sam sudah masuk ke kontrakan dan beristirahat, Bintang keluar dari kamar mandi dan terkejut melihat ada orang asing di dalam kamarnya. Spontan Bintang berteriak dan mengundang perhatian penghuni kontrakan lainnya pak kyai. Mereka semua masuk untuk melihat apa yang terjadi. Lalu atensi mereka tertuju pada Sam yang tertidur di kasur dengan bertelanjang dada. Lalu pandangan mereka tertuju pada Bintang yang hanya mengenakan bathrobe. Akhirnya warga menarik kesimpulan, bahwa Bintang dan Sam baru saja berbuat mesum." jelas pak RT.

Kyai Abdullah tampak serius menyimak penjelasan dari pak RT.

"Tapi saya tidak berbuat seperti apa yang dituduhkan oleh mereka, pak kyai. Saya juga tidak mengenal orang itu.." ucap Bintang.

Merasa dirinya disebut dengan sebutan orang itu, Sam pun buka suara.

"Nama saya Banyu Samudera, panggil saja Sam.." ucap Sam dengan tegas. Kelihatan banget kalau Sam ini seseorang yang berwibawa dengan karakter yang dingin.

Bintang yang mendengarnya hanya meliriknya sekilas dan kembali fokus menatap pada pak kyai.

Sejenak suasana menjadi hening, karena pak kyai juga sedang mempertimbangkan solusi apa yang tepat dalam kasus ini. Hingga terdengar suara salah seorang warga yang menginterupsi memecah keheningan.

"Pak kyai, apa gak sebaiknya dinikahkan saja mereka berdua ini.., karena mereka bukan mahram dan berada dalam satu ruangan yang sama. Barangkali saja sudah terjadi zinah diantara mereka pak.."

"Betul itu pak kyai, sebaiknya segera dinikahkan saja. Agar lingkungan kita tidak terkena azab Allah, karena ada pasangan mesum di sekitar kita.." ucap warga yang lain.

"Iya betul itu pak kyai, disegerakan saja.." seru warga lainnya.

'Apa.. menikah..? Yang benar saja, masa aku harus menikah dengan orang yang gak aku kenal sama sekali. Bagaimana ini... semoga saja pak kyai tidak mengiyakan perkataan warga tadi.., bagaimana dengan masa depan ku nanti, kuliahku juga belum selesai..' bathin Bintang bergejolak.

'Apa... menikah..? Takdir apa ini ya Allah, aku kabur dari rumah untuk menghindari perjodohan. Dan sekarang, aku harus menikah karena kesalahpahaman. Tapi sepertinya tidak ada ruginya juga, kalau aku menikah dengan gadis ini. Kelihatannya dia gadis baik baik dan cantik..' bathin Sam dengan bibir sedikit melengkung.

"Baiklah, saya sudah mempertimbangkan solusinya. Tapi sebelumnya saya akan bertanya lebih dulu pada yang bersangkutan.." ucap kyai Abdullah.

"Nak Sam dan nak Bintang, apa kalian bersedia di nikahkan..?" tanya kyai Abdullah.

"Apa..!! menikah...??" jawab Bintang tak percaya dengan pertanyaan pak kyai.

Hening beberapa saat, hingga akhirnya mereka berseru secara bersamaan.

"Saya..."

"Saya..."

"Cieh..., udahlah mbak Bintang, setuju aja, udah kompak ini..." seru buk Kokom dan lainnya.

Bab #03 Keputusan

"Saya..."

"Saya..."

"Cieeh... udahlah mbak Bintang, setuju aja, udah kompak ini..." seru buk Kokom dan lainnya.

"Iya nih mbak Bintang, nak Sam juga ganteng kog, banget malah.."

"Rugi tau mbak, nolak rejeki cowok ganteng gini.."

"Iya tuh, mbak Bintang juga gak punya cowok kan.., masih jomblo ini.."

Begitulah suara suara sumbang para emak. Sekarang mereka malah menjodohkan, tadi aja julid banget. Emang ya, kalau yang namanya emak emak gak ada lawan deh. Semua pendapatnya tetap nomor wahid.. Bapak bapak mah, minggiiirr....

"Tenang... tenang..,semuanya harap tenang dulu. Mari kita dengarkan pendapat nak Bintang dan nak Sam terlebih dahulu. Mereka juga berhak mengemukakan pendapatnya." ucap pak kyai Abdullah menginterupsi para warga.

"Bukankah, untuk mencapai suatu mufakat, kita harus mendengarkan pendapat dari kedua belah pihak..?"

"Silahkan nak..." lanjut pak kyai.

"Saya tidak mau menikah pak kyai, karena saya tidak melakukan seperti apa yang dituduhkan oleh warga." ucap Bintang.

"Hem..." kyai Abdullah terlihat manggut-manggut mendengar perkataan Bintang.

"Lalu bagaimana dengan nak Sam..?" tanya pak kyai pada Sam.

"Kalau saya setuju dinikahkan dengan Bintang, pak kyai.." jawab Sam dengan tegas dan lugas.

"Apa..!! Tapi saya tidak setuju, kita juga tidak saling mengenal...!" bantah Bintang.

"Nanti juga bakalan kenal, kalau kita udah nikah dan tinggal bareng." jawab Sam.

'Apa apaan sih nih cowok, ngebet banget mau nikah. Kenal juga nggak.. Lihat ekspresinya datar gitu, ketus lagi... hiiii...' bathin Bintang bergidik ngeri.

"Dosa loh mengumpat calon suami sendiri.." ucap Sam, menohok Bintang.

'What.., gimana dia bisa tau, apa dia cenayang..?!" bathin Bintang berperang.

"Saya bukan cenayang, saya manusia kayak kamu.." cetus Sam lagi.

'Sebaiknya aku diem aja deh..' bathin Bintang.

"Nah gitu kan lebih baik, kelihatan manisnya.."

"Jangan manyun, nanti aku salah fokus.." ucap Sam melirik Bintang yang memanyunkan bibirnya.

"Ceh.." Bintang mencebikkan bibir.

'Lucu juga, jadi tambah semangat buat nikah. Kayaknya nanti hari hariku bakalan menyenangkan nih.. Gak sabar pingin cepat halal..' bathin Sam.

"Sudah sudah, harap tenang dulu jangan berdebat. Saya akan memberi sedikit wejangan yang akan mengarah pada keputusan akhir nantinya." interupsi kyai Abdullah.

"Kalau menurut pandangan saya, kejadian yang terjadi hari ini adalah hal yang sudah menjadi ketentuan Allah SWT, bisa dikatakan ini adalah takdir yang sudah digariskan oleh Allah untuk kita semua khususnya untuk nak Bintang dan nak Sam...

Jodoh, rejeki dan maut, itu semua sudah menjadi ketentuan Allah. Kita sebagai hamba-Nya hanya wajib menjalaninya dengan ikhlas. Jalan takdir seseorang itu memang berbeda-beda, sudah ada porsinya sendiri. Kalau yang terjadi dengan nak Bintang dan nak Sam ini merupakan jalan takdir jodoh. Jodoh pertemuan lebih tepatnya.." ucap kyai Abdullah.

"Lalu keputusannya bagaimana pak kyai..? Apakah mereka akan tetap dinikahkan atau akan dikenakan sanksi lain pak...?" tanya pak RT mewakili warga.

"Dinikahkan, jika diantara keduanya tidak keberatan dan ikhlas. Tapi apabila salahsatunya keberatan dan tidak setuju, maka akan dipertimbangkan kembali sanksinya..." terang kyai Abdullah.

"Pak kyai, bukankah sanksi ini sudah berlaku sejak dulu di lingkungan kita ini. Apabila ada sepasang anak manusia yang tidak terikat pernikahan, kedapatan sedang berdua dalam satu ruangan, wajib hukumnya untuk dinikahkan.." cetus salah seorang warga.

"Iya betul itu pak kyai..." sahut warga lainnya.

"Sebaiknya dinikahkan saja pak kyai, bukankah ini sudah menjadi takdir mereka..." usul warga.

'Takdir... menikah.... ya Allah, apa benar takdir ku seperti ini, jika memang ini takdir dariMu, aku bisa apa ya Allah, aku pasrah padaMu ya Allah..' bathin Bintang.

Sebenarnya kyai Abdullah setuju dengan usulan para warga, agar Bintang dan Sam dinikahkan saja. Tapi tentunya pak kyai tidak mau mengambil keputusan secara sepihak. Takutnya nanti akan ada pihak yang merasa dirugikan.

"Baiklah, seperti yang sudah saya katakan tadi, bahwa pernikahan tidak boleh dilakukan apabila dari salah satu pihak merasa terpaksa atau mendapat tekanan dari pihak lain. Namun mengingat aturan yang berlaku di lingkungan ini, maka sanksi pernikahan harus dilakukan. Tapi sebelumnya, saya akan bertanya terlebih dahulu pada nak Bintang dan nak Sam.."

"Apa kalian berdua siap, menjawab pertanyaan saya dengan sejujur jujurnya...?" tanya kyai Abdullah.

"Siap pak kyai..." jawab mereka bersamaan.

"Ekhem...." pak kyai berdehem sebelum memulai.

"Apa nak Sam sudah pernah menikah sebelumnya? Atau mungkin saat ini masih berstatus suami...?"

"Tidak pak kyai, saya belum pernah menikah. Dan saat ini, saya tidak sedang terikat dengan siapapun. Saya single." jawab Sam tegas.

"Kalau nak Bintang, apa nak Bintang sudah pernah menikah?"

"Belum pak kyai, saya belum pernah menikah.."

"Atau sedang terikat pertunangan dengan seseorang, mungkin....?"

"Tidak juga pak kyai, saya tidak sedang terikat dengan siapapun. Status saya single.." jawab Bintang.

"Kalian berdua tidak sedang terikat dengan siapapun, statusnya sama sama single. Jadi, apa kalian berdua bersedia menerima sanksi pernikahan ini..?!" tanya kyai Abdullah pada keduanya.

"Saya bersedia pak kyai.." jawab Sam mantab.

"Kalau nak Bintang...??" tanya kyai Abdullah pada Bintang, karena Bintang masih diam, belum memberikan jawaban.

"Saya... saya bersedia pak kyai.." jawab Bintang.

"Alhamdulillah...." ucap para warga serentak.

Lain halnya dengan Sam. "Yes.." ucap Sam dalam hati.

Entah mengapa Sam terlihat semangat sekali menikahi Bintang. Ekspresinya juga sangat jauh sekali dari karakternya yang cool, sulit diartikan. Apa mungkin Sam sudah jatuh cinta pada pandangan pertama..??

"Tapi saya minta waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya pak kyai.." ucap Sam.

"Apa tidak sebaiknya dinikahkan sekarang saja pak kyai..?" usul warga.

"Iya betul, takutnya nanti mereka kabur pak kyai..." usul yang lain.

"Saya tidak akan kabur pak buk, saya akan tetap disini.., saya hanya perlu mengurus berkas saya. Karena saya ingin menikah sah secara hukum dan agama." jawab Sam.

"Betul itu yang dikatakan nak Sam. Semuanya perlu di persiapkan, karena mereka akan menikah di KUA nantinya. Kita harus hargai keputusannya." ucap pak kyai.

"Dan untuk masalah tempat tinggal, nak Sam akan tinggal di kontrakan saya. Jadi kalian tidak perlu khawatir kalau nak Sam akan kabur. Karena sebelumnya juga, dia memang berniat tinggal di kontrakan saya.." ucap pak RT memberi pengertian kepada para warga.

"Jadi keputusan finalnya gimana pak kyai, kapan mereka akan melaksanakan ijab kabulnya..?" kali ini buk Kokom yang bertanya.

"Tiga hari dari sekarang, tepatnya hari Kamis setelah sholat dzuhur." jawab kyai Abdullah.

"Dan nanti, saya yang akan menghubungi pihak KUA. Untuk urusan berkasnya, bisa diurus dari sekarang nak Sam.." ucap pak RT.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!