NovelToon NovelToon

Sorry My Suami

Hari Pernikahan

Pernikahan yang diinginkan oleh semua wanita adalah pernikahan dilandasi dengan cinta tanpa ada yang namanya paksaan.

namun, apa yang terjadi jika sang ayah lebih suka memaksakan kehendak nya kepada sang anak perempuan nya.

dia adalah Vechia yang di sapa dengan sebutan Ve.

Wanita cantik yang memiliki karakter sedikit sinis namun baik.

Vechia adalah anak dari pengusaha Abra company. Ayah nya adalah orang ternama dengan segala kekayaan yang mumpuni.

Vechia anak dari Dirga Abraham. Putri tertua dari keluarga Abraham. Vechia terpaksa menikah dengan seorang dosen di salah satu kampus ternama di kota itu. Dosen itu bernama Arkana, dosen tertampan di fakultas Ekonomi tersebut.

...****************...

"Kenapa juga aku bisa menikah dengan penjilat itu?" geram ve tak terima akan keputusan sang papa yang menikahi dirinya dengan pria itu.

"sampai kapanpun aku tidak akan mencintai nya"

"Dia yang menginginkan pernikahan ini, maka dia sendiri yang akan menjalani nya"

"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menerima dirinya di hidupku"

"Aku tidak pernah sudi pria seperti dia itu menjadi suamiku"

"Kau tunggu saja, aku akan membalas mu"

Begitulah serangkaian kata-kata mutiara yang ada di batin wanita cantik itu. Dia benar-benar tidak terima akan pernikahan yang terjadi hari ini.

Namun, apa yang hendak di kata. Seperti kata orang nasi sudah menjadi bubur.

Sementara di tempat lainnya.

"Yakin kamu dengan keputusan pernikahan ini Arkan?" tanya Romi selaku sabahat yang juga merupakan salah satu dosen di tempat Arkan mengajar.

"Iya Rom, kan kamu tau sendiri. Aku sangat mencintai dirinya. Meskipun ini sedikit agak salah di awal, tapi tidak apa aku bisa memperbaiki semuanya" ujar Arkan dengan semangat

"Tapi Arkan, jika kita mencintai seseorang yang tidak mencintai kita, itu hal yang sangat tidak menyenangkan Ar" jawab Romi

"Aku tau, tapi aku yakin suatu saat nanti dia pasti akan jatuh cinta padaku Rom" lanjut Arkan

"Terserah padamu Ar, aku sudah memperingati sebagai sahabat mu"

"Iya aku tau, terimakasih banyak atas nasehatmu Rom"

"Iya Ar, semoga pernikahan kamu ini memperoleh kebahagiaan ya Ar. Aku sebagai sahabat mu hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua"

Arkan mengangguk kepalanya.

"Semoga kamu akan berbahagia dengan nya Ar, aku padahal sangat khawatir jika perasaanmu padanya tidak akan terbalas kan seperti yang kamu harapkan. Jika suatu saat nanti itu yang terjadi, aku berharap kamu tetap kuat dan tabah Ar" batin Romi.

...****************...

kembali ke ruangan pengantin wanita

"Sayang, kamu cantik sekali" ujar sang papa.

"Pa.. apa tidak bisa pernikahan ini di batalkan saja? lagian ya aku tidak akan hamil. Aku tidak melakukan apapun malam itu" ucap Vechia membuat darah di tubuh papa Dirga mendidih.

Itulah Ve, semenjak sang papa menikah lagi lima tahun lalu dengan wanita yang sering di anggap orang asing oleh Ve, membuat hubungan ayah dan anak itu menjadi semakin memanas.

Ve yang bertahan dengan ego nya, Sedangkan sang papa juga bersikeras dengan egonya.

"Ve.. berapa kali papa katakan, jangan pernah ada niat untuk membatalkan pernikahan ini" tegas papa Dirga

"Sudah cukup papa menahan kesabaran dengan kelakuan kamu Ve"geram papa Dirga.

"Mas.. sudah.. jangan marah lagi, hari ini hari pernikahan Ve, hari bahagia Ve" ujar mama Sarah dengan lembut.

"Kau,,, diam.. tidak usah ikut campur dalam urusan keluarga ku. Perlu kau ingat kau bukan siapa siapa disini" sentak Vechia sengit menatap sang ibu sambungnya.

"Ve... cukup... kamu jangan membentak istri papa. Asal kamu tau dia...."

"Mas.. sudahlah.. jangan di terus kan, kita keluar sekarang ya ma" potong mama Sarah cepat.

"Tapi dia sudah sangat keterlaluan denganmu sayang" balas papa Dirga.

"Cih.. jangan bermesraan di depanku, aku sangat jijik melihatnya. Apalagi wanita sialan itu" sinis Vechia.

"Ve...!!!"Geram papa Dirga

"Mas... sudah..." ujar mama Sarah mengelus lengan papa Dirga untuk menurunkan emosinya.

"kakak... jangan seperti itu pada ibuku" ujar Nadia yang sedari tadi diam tanpa bersuara sedikit pun.

Nadia adalah anak papa Dirga dengan mama Sarah. Kemunculan nya menjadi sangat misterius untuk Vechia, pasalnya dia hanya memiliki jarak usia dengan Ve yaitu tiga tahun.

semakin membuat Ve membenci sang papa kala membawa mama Sarah beserta anak perempuan nya itu.

Vechia sangat kecewa dengan sang papa karena dipikiran Ve bahwa papa nya sangat sangat jahat karena telah menduakan sang mama yang telah melahirkan dirinya.

Namun, semenjak dari dulu sang papa selalu tegas mengatakan bahwa tidak ada kata perselingkuhan antara mama Sarah dengan papa Dirga.

Vechia menganggap itu hanya sebagai pembelaan dari sang papa terhadap kelakuan jahatnya.

"Cepatlah kamu keluar, di sana sudah ada pengantin pria dan juga penghulu. Jangan pernah mencoba untuk kabur Ve, camkan itu" ujar tegas papa Dirga pada Ve sebelum meninggal Ve di ruangan itu.

"Ve..." panggil Rita yang sedari tadi hanya diam tanpa memotong pertengkaran yang terjadi antara Ve dan sang papa.

"Kau lihat kan Rit, papaku berubah setelah menikahi wanita sialan itu" lirih Ve.

"sudah.. sudah.. jangan menangis lagi, kasian make up mu nanti luntur lho, nanti lama lagi mereka menunggu" ucap Rita menenangkan Vechia.

"Kau tenang lah, semua akan baik-baik saja. Ku lihat calon suami mu itu tampan kok" canda Rita.

"Aku tetap tidak akan menyukai nya"

"Iya iya.. aku tau" balas Rita.

"Entah apa yang membuatmu sangat tidaj menyukai pria pilihan orang tua mu Ve, ya meskipun kalian memulai nya dengan hal yang salah, namun tidak ada salahnya kamu menerima semuanya ya Ve. Lagian dia juga mencintai mu, lebih baiknya di hidup kita itu jika kita di suruh memilih kita lebih bagus dicintai bukan mencintai. Jika aku disuruh memilih aku tetap akan memilih dicintai Ve"

"Kamu ini sahabatku, atau sahabat penjilat itu sih Rit"

"Ve.. kamu tidak boleh berkata seperti itu, apa lagi dia suami kamu Ve"

"Masih belum Rita,,"

"Hanya tinggal beberapa menit lagi Ve kamu akan sah menjadi istrinya. Sebaiknya kamu lupakan saja mantan kamu itu"

"aku tidak pernah mengingat pandu lagi Rita, apa lagi dia sudah menjadi suami orang. Memang nya kamu pikir aku mau menjadi wanita rendah yang tega merebut nya dari istrinya"

"Mama tau kan, mungkin karena kemarahan mu, kamu mempunyai ide gila seperti itu"

"Ah... sudahlah.. Kita keluar saja"

"Cie... yang udah gak sabar pengen nikah" canda Rita.

"Rita..." pekik Vechia

"Hehehehe... iya pengantin baru jangan suka ngegas dong" kelakar Rita.

"Semoga nanti kamu tidak menyesal pernah mengucapkan hal seperti itu Ve" batin Rita.

Pernikahan Sendiri

Vechia keluar dari kamar yang merias dirinya dan duduk agak dekat ke arah Arkan duduk.

Di kursi itu mereka akan melangsungkan pernikahan dengan khusyuk dan keikhlasan hati.

Meskipun yang sangat menginginkan pernikahan ini dan mengharapkan pulau cinta yang sangat indah hanya Arkan sendiri.

Tak apa, meski rasanya hanya pernikahan sendiri, Arkan tetap senang karena menikah wanita yang dia cintai.

Arkan sempat terpesona oleh kecantikan Vechia yang dirias dengan sangat cantik dan anggun dengan balutan baju pengantin berwarna putih yang terlihat simpel tapi sangat sangat cantik dan cocok di pakai oleh Vechia.

"Ar.. jangan kelamaan lihatnya, dia belum sah menjadi milikmu" tegur Romi yang melihat Arkan terpesona hingga panggilan dari penghulu di abaikan.

Arkan sedikit tersentak, kemudian memfokuskan pandangannya kembali ke arah depan.

"Seperti nya calon pengantin pria kita sudah tidak sabar ingin segera menghalalkan wanita cantik ini" goda penghulu tersebut.

Arkan terlihat tersenyum senyum malu mendengar celetuk pak penghulu.

"Cih... dasar pria menjijikkan, kelakuan nya tidak ada yang berkelas sedikitpun" batin Ve menatap tak suka melihat kelakuan calon suami yang di anggap sangat membuat nya malu.

Sah!!!

Ijab qobul telah terucapkan, tibalah saat nya kedua pasangan suami istri tersebut bersalaman dan pengantin pria akan mencium kening sang mempelai wanita.

"Ya Allah, semoga ini menjadi awal yang baik untuk kami. Bukakanlah pintu hati istriku agar bisa menerima aku sebagai suaminya. Tolong bantu aku ya Allah" batin Arkan berdoa saat mencium kening sang istri.

"Cih... dia ini kenapa lama sekali menciumi keningku, apa dia tidak tau kalau kelakuan nya ini sangat menjijikkan. Cih.. jangan kau mengira aku tidak tau niat busukmu ketika ingin menikah dengan ku. Aku tau kau ingin menguasai seluruh harta keluarga ku. Aku tau pasti dengan pemikiran orang miskin seperti mu" batin Vechia menggerutu kesal terhadap pria yang sudah menjadi suaminya.

Satu jam berlalu, akhirnya mereka sah mendapatkan gelar sepasang suami istri.

Kedua pengantin itu sedang melangsungkan foto bersama di atas pelaminan nya.

Dekor pelaminan yang sangat sederhana namun cantik dengan nuansa Melayu dan lebih dominasi dengan warna putih.

"Pengantin wanita nya tolong lebih dekat lagi" pinta fotografer tersebut.

Vechia mendekat meskipun sedikit tidak nyaman berada di dekat orang yang di bencinya.

"Kepalanya menyandar di dada pengantin pria nya dan tersenyum" pinta fotografer itu lagi.

Vechia mendekat seperti permintaan sang fotografer.

"Jangan terlalu jauh, nanti mereka semakin curiga terhadap kita. Katamu kamu akan menang dalam pernikahan ini, kamu tidak mau kalah kan. Makanya kerjakan akting mu dengan sempurna" bisik Arkan pada Vechia.

Momen itu menjadi momen yang bagus bagi fotografer tersebut untuk mengambil gambar.

Orang orang sekitar menganggap itu sebagai bentuk keromantisan antar pasangan suami istri. mereka tampak seperti pasangan bahagia dengan senyuman di kedua bibir mereka.

Bunyi keriuhan memenuhi ruangan tersebut.

Vechia sudah cukup kesal dengan perkataan Arkan di tambah lagi dengan tepuk tangan tamu. Terpaksa ia menekan rasa kesalnya dan hanya menyisakan senyuman manis.

"Semoga kak Ve tidak menyakiti hati kak Arkan, aku sangat kasian jika itu terjadi" batin Nadya.

"Melihat mu seperti itu membuat ku sangat tidak percaya jika kamu tidak terpesona dengan keindahan wajah suami mu itu Ve" batin Rita tersenyum.

"Semoga yang aku khawatir tidak terjadi Ar, kamu itu pria baik. Semoga Allah memberikan kebahagiaan terhadap pernikahan kalian" batin Romi.

Kembali kepada pasangan pengantin. Kedua mempelai melangsungkan foto keluarga. Di sana Arkan sedikit sendu menatap hanya sang ayah yang berdiri dengan nya.

Ibu Arkan baru saja dua tahun lalu karena penyakit jantung yang tiba-tiba muncul.

Arkan sedikit berkaca-kaca matanya dan menghela nafasnya dengan pelan.

"Pengantin pria nya jangan menunduk terus, kita hari berfoto dengan bahagia " ujar sang fotografer.

Entah dorongan dari mana, Vechia menatap iba pada sang suami. Vechia tau betul bagaimana rasanya tidak memiliki ibu di sisi kita.

Tanpa di sadari oleh Vechia ia menggenggam erat tangan sang suami. Arkan sedikit tersentak dan menatap ke arah Vechia.

Tatapan yang Vechia berikan kepada Arkan seakan mengatakan bahwa ia tidak sendirian, di sini ada dia yang telah menjadi istrinya.

Arkan merasakan kehangatan akan genggaman tangan istrinya. Arkan tersenyum dan mengangguk pelan.

Arkan kembali fokus menghadap ke depan untuk melanjutkan sesi foto bersama tanpa melepaskan genggaman tangan istrinya.

Tiga jam berlalu, para tamu undangan telah ramai mengosongkan diri dari ruangan acara tersebut.

Tinggallah pihak keluarga dan sahabat kedua pengantin baru.

"Selamat ya kak, akhirnya kak Arkan menjadi kakak iparku. Aku senang sekali, nanti aku bisa minta ke kakak cara mengerjakan tugas kuliah ku yang tidak bisa aku kerjakan" ujar Nadya dengan antusias.

"Iya Nad, Kakak pasti akan mengajarkan mu" balas Arkan mengacak acak rambut Nadya dengan gemasnya.

"Cih.. satu penjilat satu anak tak tau diri, seharusnya mereka yang menikah lagian mereka terlihat cocok untuk kalangan kotor seperti itu" batin Vechia menatap interaksi kedua orang tersebut.

Nadya sangat dekat dengan Arkan sejak dia di bawa ke rumah papa Dirga dulu. Papa Dirga sangat dengan Arkan.

Karena biar bagaimanapun Dirga adalah anak dari mantan sopir papa Dirga. Arkan sudah di anggap sebagai anak angkat oleh papa Dirga.

Perbedaan status tidak menjadi hal yang membuat papa Dirga memandang rendah terhadap keluarga Arkan.

Semenjak kecil Ve sangat dekat pada Arkan karena telah menganggap Arkan sebagai kakaknya.

Arkan adalah pria pintar di bidang bisnis, ia sekarang menjabat sebagai CEO di perusahaan papa Dirga. Kegiatannya mengajar sebagai dosen di fakultas ekonomi hanya terjadi di hari Kamis.

Meskipun Arkan hanya mengajar satu hari dan memiliki dua kelas namun hal itu tidak menurunkan kepopuleran nya di kampus.

Arkan tetap di nobatkan sebagai dosen tertampan di kampus dan menjadi ikon idola kampus dari cabang dosen.

Namun, kekaguman itu sirna sudah saat kejadian di malam panas itu hingga membuat Vechia harus menerima pernikahan terpaksa dengan Arkan.

Kejadian karena tertangkap basah itulah yang membuat Vechia menghentikan kekagumannya pada sang suami yang dinilai sangat sempurna untuk menjadi suaminya.

Padahal tanpa di ketahui oleh Vechia ada rahasia yang di sembunyikan Arkan dan sang papa.

"Selamat ya nak Arkan, terimakasih telah menikah dengan putri papa yang satu ini. Putri papa ini memang sedikit keras kepala jadi kamu mau ya sedikit mengalah dengannya. Tapi papa yakin putri papa adalah wanita yang baik nak"

"Jika suatu saat kalian ada perbedaan pendapat hendaklah kalian bicarakan dengan cara yang baik tanpa ada melukai hati salah satu di antara kalian berdua. Semoga kalian berbahagia dan semoga papa juga cepat menggendong cucu yang lucu dari kalian berdua" nasehat papa Dirga pada Arkan.

Arkan mengangguk kepalanya dan memeluk sebentar sang papa mertua.

"Vechia sayang, kamu harus menerima baik buruk suami mu. Jangan sekali kali kamu membantah ucapannya. Ingat nasehat papa ya nak" lanjutnya pada Vechia dan memeluk sang putri.

"Nak Ve,, terima kasih telah menerima anak ayah, maafkan segala kekurangan yang ada pada anak ayah ya nak. Jika suatu saat Arkan menyakiti mu maka kamu harus katakan pada ayah biar ayah menghukum nya" Ujar pak Haris sang ayah.

"Iya yah,, terima kasih ayah telah menyayangi Ve" Be memeluk sang ayah mertua.

Tidak terbesit sedikit kebencian di hati Ve terhadap keluarga Arkan. Ia hanya membenci Arkan bukan keluarga nya.

"Kamu juga Ar, telah menjadi suami untuk Ve. Lindungi, sayangi dan jaga dia seperti kamu menjaga ibumu dulu nak. Jangan kamu sakiti dia, ayah dan ibu akan sangat membenci hal itu" nasehat ayah ada Arkan.

"Iya yah, Arkan akan menuruti ucapan ayah untuk selalu menjaga Vechia sebagai istri Arkan" balas Arkan memeluk sang ayah.

Suasana penuh haru akhirnya selesai dan kembali lah mereka ke rumah masing-masing.

Makan Malam Bersama

"Akhirnya acara resepsi sudah selesai. Ahh.. leherku sedikit sakit" ujar Arkan terduduk di atas ranjang king size milik sang istri di kamar nya.

Awalnya Arkan akan membawa istri ke rumah yang telah di sediakan, namun karena Vechia menolak dengan tegas dengan alasan dia sangat nyaman di rumahnya.

Mau tidak mau Arkan harus menuruti keinginan sang istri. Ia harus sedikit mengalah dengan keras kepala istrinya.

"Istriku mana ya, dari tadi aku belum melihatnya" tanya Arkan pada dirinya sendiri dan celengak celinguk mencari istrinya.

Arkan hendak keluar dari kamar untuk mencari keberadaan sang istri, namun ketika hendak membuka pintu kamar Vechia lebih dulu memasuki kamar tersebut.

"Eh.. istriku sudah datang. Baru saja aku ingin mencari mu, ternyata kamu masuk duluan" cecar Arkan dengan tersenyum manis.

Vechia tidak menjawab ucapan Arkan, Ve bahkan tidak peduli. Vechia hanya menatap ke arah suaminya dengan sinis dan melewati nya begitu saja.

Arkan menghela nafas pelan. Dia menutup kembali pintu kamar pengantin tersebut.

"Sayang.. bisa ambilkan baju untuk untukku, aku gerah ingin mandi" pinta Arkan pada sang istri.

"Kau punya tangan dan kaki. Jadi ambil sendiri, jangan pernah membuat ku repot"

"Tapi kan aku suami mu sudah sepantasnya kamu melayaniku sayang"

"Stop!! berhenti memanggilku dengan sebutan menjijikkan dari mulut mu itu" tegas Vechia.

ia benar-benar merasa sangat geram dengan ucapan kata "Sayang" yang di lontarkan sang suami kepada nya.

Arkan sedikit merasakan sakit hati, namun ia masih keras kepala untuk melawan istrinya itu.

"Terserah padamu, mau kamu jijik atau telingamu akan sakit mendengar kata itu, yang jelas aku tetap memanggil namamu dengan sebutan sayang karena sudah sangat jelas kamu adalah istri ku" balas Arkan tanpa beban sedikit pun.

Vechia semakin bertambah geram, ia mengentak kakinya dengan keras di lantai.

"Dasar tidak tidak tau malu, kamu kira aku akan luluh dengan kata yang keluar dari mulut sampah mu itu. Ibarat sampah meskipun sudah di daur ulang tetap saja berasal dari sampah. Jadi jangan berharap kamu akan menikmati kekayaan yang telah di berikan oleh papa kepada mu. Aku tau itu adalah niatmu untuk menjebak ku malam itu kan, aku tau persis bagaimana otak miskin seperti kamu itu berjalan dan menjadi penjilat orang orang kaya.

"Baik konon, tampang mu saja yang baik. Jika mereka melihat sisimu yang lain kau tidak lebih dari sampah yang menjijikkan" hina Vechia dengan lantang.

Vechia benar benar muak setiap mendengar suara yang di keluar dari mulut suaminya.

Arkan hanya terdiam sembari menahan amarahnya.

Arkan benar benar tak percaya mulut pedas sang istri benar benar membuat nya sakit hati.

Namun,, ia tetap membalas ucapan tersebut dengan tenang.

"Terserah padamu sayang, jika kamu menganggap ku sampah terserah aku tidak peduli. Namun, jangan salah kan aku jika suatu saat nanti kamu akan jangan cinta dengan dalam pada pria sampah seperti ku" balas Arkan sengit.

"Cih.. seujung kuku pun aku tidak akan berminat pada pria kotor seperti mu" tatapan kebencian yang dilontarkan Vechia padanya.

"Kamu jangan bilang sekarang sayang, masih ada waktu untuk membuat mu jatuh hati pada pesona ku"

"Kamu terlalu banyak bermimpi, sebaiknya kamu buang jauh jauh angan-angan mu itu. Sebaiknya kamu jangan terlalu tinggi bermimpi agar jatuh tidak akan terlalu sakit" sinis Vechia

"Kamu akan melihat bagaimana mimpiku ini menjadi nyata suatu hari nanti" balas Arkan dan berlalu ke kamar mandi.

Arkan dengan cepat ingin segera menyirami tubuhnya dengan air dingin agar amarahnya mereda.

Arkan bukan tipikal pria yang sangat sabar, sedari tadi ia sangat marah mendengar ucapan pedas istrinya namun ia juga tidak ingin marah pada istri nya.

Jika ia marah maka itu membuktikan ia tidak mampu berhadapan dengan sang istri.

...****************...

Di luar kamar

"Ma.. kak Ve sama kak Arka lama sekali, padahal ini hampir melewati makan malam lho" ujar Nadya lelah menunggu kedatangan pasangan pengantin baru itu.

"Sabar sayang, mungkin mereka belum selesai membersihkan diri" jawab mama Sarah tersenyum lembut

"Aku heran deh, kenapa kak Ve nggak mau nginep di hotel nya, secara kan ini malam pertama mereka"

"Mungkin kakakmu ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama kita sayang. Lagian ya papa sama Mama udah nyiapin liburan bulan madu untuk kakak mu"

"Yang benar ma? aku ikut boleh sekalian liburan"

"Dasar kamu ya, jangan Ngada Ngada gitu"

"Hehehehe.. becanda ma, masa aku mau gangguin kak Ve dan kak Arka nganu nganu sih." balas nya tersenyum

"Sudah... sudah.. kok pada balas ke sana sih, dan kamu juga nad, jangan pikir pikir gitu. Kamu harus fokus sama studi kamu biar bisa kerja bantuin papa dan kakak mu di perusahaan kita"

"Iya pa, Nad akan berusaha sekuat mungkin. Nad akan membuat mama sama papa bangga melihat kejayaan Nad nanti nya"

"Iya sayang.. papa selalu mendoakan kamu"

"Makasih papa"

Nadya memeluk mesra tubuh sang papa. Dari kejauhan ternyata Ve melihat interaksi mereka semua nya.

Hati Ve meras tercubit melihat interaksi tersebut.

"Dulu papa juga seperti itu padaku, namu semenjak mama pergi dan orang orang jahat itu ke rumah papa jadi serius bermanja-manja dengan ku lagi" batin Vechia

Arkan hanya melihat istrinya menatap mereka. Arkan tau sekarang istri nya iri melihat kedekatan Nadya dengan papanya.

Tak ingin membuat keadaan menjadi lebih panas, Arkan hanya terdiam sembari melihat sang istri menghapus air matanya.

Arkan benar benar tidak tega melihat istrinya yang baru beberapa jam tadi sudah sah menjadi miliknya menangis.

Namun, apa yang hendak di kata, Arkan tidak punya nyali untuk sekedar menenangkan, menghapus air mata istri nya atau memberikan pelukan hangat.

Arkan sadar hubungan nya dengan sang istri belum membaik, jadi dia mengurungkan semua keinginan nya itu.

Tak lama Vechia dan Arkan berjalan menuju meja makan.

Mama Sarah yang melihat hal itu menampilkan senyuman ramahnya menyambut kedatangan pasangan pengantin baru itu.

"Ayok sayang duduk, kita makan bersama" ujarnya dengan lembut.

Vechia dengan perasaan tidak suka ia duduk di kursi yang tersedia.

"Ve.. ambilkan nasi dan lauk pauk untuk suami mu. Kamu harus melayaninya"

Dengan perasaan penuh kedongkolan Vechia bergerak malas dan mengambil nasi beserta lauk pauk untuk suaminya.

"Makasih sayang" ujar Arkan tersenyum manis.

Vechia hanya membalas dengan senyuman tipis.

"Cie... pengantin baru sweet banget deh" sorak Nadya.

"Kamu ini nad, biasa aja" balas Arkan malu

"Cak elah,, pakek malu segala lagi. jadi pengen nikah" cecar Nadya membuat papa Dirga berdehem keras.

"Nad.. kita lagi makan, jangan bicara nanti tersedak" ujar lembut mama Sarah.

"Iya ma.. maaf"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

HAI... HAI..

AUTHOR KEMBALI MENYAPA DENGAN NOVEL BARU

SEMOGA KALIAN SUKA DAN TETAP MENDUKUNG NOVEL AUTHOR

JANGAN LUPA MAMPIR DI NOVEL AUTHOR YANG SUDAH TAMAT YA

...MENEMUKAN IBU...

DAN JUGA NOVEL ON-GOING

...MY EX SUAMIKU...

MOHON DUKUNGAN NYA DENGAN LIKE👍

KOMENTAR ✉️

VOTE⭐

DAN RATE BINTANG YA⭐⭐⭐⭐⭐🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!