Universitas Gamaraja merupakan kampus yang masuk ke dalam jajaran kampus ternama. Memiliki banyak jurusan yang telah menghasilkan banyak sekali lulusan yang hebat. Hampir semua alumni memiliki pekerjaan yang sangat menjanjikan. Sekali pun memilih untuk membuka usaha, sering kali usahanya berujung pada kesuksesan. Karena itulah, persaingan masuknya pun sungguh ketat.
"Aku tidak menyangka telah berhasil masuk ke kampus ini," gumam seorang gadis sembari senyum-senyum sendiri.
"Hei yang di sana! apa yang membuatmu senyum-senyum begitu?"
...Deg.....
"Ah, tidak ada kak, maaf!"
"Sini kamu!"
"Habislah aku," benak gadis itu sembari berjalan ke depan, menghampiri senior yang memanggilnya.
"Siapa namamu?" tanya senior bertubuh tinggi dan memiliki kumis yang dirawat dengan baik.
"Cilla."
"Oh Cilla, sedang apa tadi?"
"Tidak ada kak."
"Kamu tersenyum sendiri, pasti ada alasannya bukan?"
"Itu.."
"Itu apa?"
{ "Duh, aku harus jawab apa?" } - ucapnya di dalam hati.
"Apa?" tanya senior dengan nada rendah.
"Maaf kak! saya terlalu senang karena bisa diterima di kampus ini."
"Emm.. tentu saja, kamu beruntung."
"Iya kak."
"Tapi kamu harus memperhatikan senior di depanmu!" ucap senior tadi dengan nada yang tiba-tiba meninggi membuat Cilla terkejut seraya menundukkan kepala.
"Kamu mengerti?"
"Iya kak, saya mengerti."
"Kalau kamu.."
"Sudah-sudah, alasannya senyum bisa dimaklumi. Jangan mempersulitnya lagi!" sela salah seorang senior lain yang terlihat begitu tampan dan ramah.
"Baiklah kalau Saka sudah bicara. Kembali ke barisanmu Junior!"
"Iya kak."
Cilla sempat melirik ke arah senior yang barusan membelanya dan senior itu tersenyum ke arahnya. Cilla salah tingkah seraya lekas menunduk sembari berbalik kembali ke barisan.
"Ternyata namanya Saka, nama yang benar-benar cocok dengannya, kak Saka yang tampan," benak Cilla sembari menahan senyum.
"Dengarkan semuanya!"
Seorang senior perempuan sedang berbicara.
"Per hari ini, kalian telah resmi menjadi mahasiswa dan mahasiswi kampus Gamaraja. Seperti yang telah kalian ketahui, seluruh mahasiswa dan mahasiswi akan tinggal di asrama kampus. Kalian tentu bingung melihat kampus yang sebesar ini. Tenang saja, kalian akan dibimbing oleh fasilitator regu masing-masing untuk berkeliling. Fasilitator kalian akan menunjukkan setiap bangunan yang ada di dalam kampus ini. Mulai dari gedung fakultas, ruang dekan, perpustakaan, kantin, supermarket hingga gedung asrama yang akan kalian tinggali nanti. Di dalam kampus ini juga ada apotik hingga klinik. Jadi, jika sewaktu-waktu kalian merasa kurang sehat, bisa langsung datang ke sana tanpa perlu keluar dari kampus kecuali dalam kondisi tertentu yang sudah tidak bisa ditangani di sini."
"Wah! kampus Gamaraja sungguh luar biasa," puji beberapa junior yang tentu merasa takjub sekaligus bangga.
"Di sisi barat, ada danau juga, danau buatan tentunya. Di sana telah disediakan beberapa perahu karet yang bisa kalian gunakan jika ingin meregangkan otot dengan mendayung."
"Wah.. keren."
"Baiklah, tidak perlu berlama-lama lagi. Silahkan para fasilitator untuk membawa regu masing-masing berkeliling! pukul sebelas siang kumpul lagi di sini!"
"Baik," jawab para fasilitator.
...🍁🍁🍁...
Agenda berkeliling pun dimulau. Setiap regu memiliki urutan rute yang berbeda-berbeda. Ada yang mulai menuju ke kantin lebih dulu, ada juga yang ke perpustakaan dulu. Begitu pun dengan yang lainnya. Untuk regu Cilla sendiri, kini tengah berjalan menuju ke lokasi asrama. Di depannya, berdiri dua gedung yang menjulang. Itulah asrama laki-laki dan asrama perempuan.
"Di sinilah nantinya, kalian akan tinggal," ucap fasilitator.
"Setelah seluruh agenda ospek selesai, kalian akan diberikan nomer gedung dan kamar masing-masing. Setiap kamar akan dihuni maksimal tiga orang. Di setiap kamar, telah dilengkapi dengan ranjang, lemari dan juga meja belajar. Ada balkon juga yang bisa kalian gunakan untuk menjemur pakaian. Ada beberapa kamar mandi di setiap lantai. Semuanya dilengkapi dengan tempat mencuci pakaian."
"Ada beberapa taman juga di beberapa bagian kampus. Kalian akan melihatnya saat kita berkeliling ini nanti."
"Baiklah, kita lanjutkan ke sana!"
"Iya kak."
Satu persatu tempat telah Cilla ketahui. Hari pun telah beranjak siang. Terik menyengat tanpa kasihan. Bulir-bulir keringat pun berjatuhan saat sesuatu yang dingin menyentuh tangannya, Cilla menoleh.
"Senior.." panggil Cilla pelan.
Senior Saka hanya tersenyum sembari menggoyang pelan air mineral dingin di tangan Cilla.
"Terima Kasih!"
Senior Saka mengangguk lalu berjalan menjauh. Cilla tersenyum senang sembari memeluk botol air mineral pemberian senior Saka.
...🍁 Bersambung...🍁...
Usai berkeliling, semua mahasiswa baru dikumpulkan di tepian danau. Di sana cukup rindang. Banyak sekali pepohonan dan juga ada beragam bunga yang ditanam dengan sangat rapi. Sungguh memanjakan mata yang memandang.
"Agenda hari ini sudah selesai. Kalian bisa membawa barang-barang kalian ke kamar asrama masing-masing. Ohya, kalian bebas keluar masuk kampus tapi, ada jam malam untuk asrama yaitu jam sepuluh malam. Semua gerbang asrama akan ditutup pada jam sepuluh. Jika kalian ingin tetap masuk di atas jam tersebut maka kalian harus mendapat izin dari manager asrama. Namun, tidak akan semulus itu sebab, manager asrama akan menelpon orang tua kalian terlebih dahulu untuk mengabarkan pelanggaran tersebut."
"Waduh.."
"Sudah cukup jelas ya?"
"Jelas kak."
"Baiklah, kalian boleh bubar."
Semua MABA (Mahasiswa Baru) mengambil tas besar milik masing-masing lalu berjalan menuju asrama. Jalanan menuju asrama ini melewati jembatan yang berada di tepian danau sehingga, mereka harus berjalan bergantian. Cilla berjalan perlahan sembari mengedarkan pandang, menikmati keindahan kampus kebanggaan. Sialnya seorang MABA tersandung tepian jembatan membuatnya sedikit oleng dan reflek mencari pegangan. Kebetulan, Cilla yang ia pegang membuat gadis itu hilang keseimbangan.
"Aaaaaaa!"
..."Byuuurrrr"...
Cilla dan MABA itu pun terjebur ke danau buatan. Semua mata memandang ke arah keduanya. Beberapa di antaranya bergerak cepat coba memberi pertolongan.
"Berdirilah! danau ini tidak begitu dalam!" teriak salah seorang MABA laki-laki dari tepian.
"Ah benar, tidak dalam," gumam Cilla yang kini telah basah kuyup.
Ia pun berjalan ke tepian lalu, MABA laki-laki itu mengulurkan tangan untuk membantunya.
"Terima kasih!" ucap Cilla.
"Maafkan aku ya!" sela seorang MABA perempuan yang menyebabkan keduanya terjebur ke danau buatan.
"Emm.. tidak apa-apa, kamu tidak sengaja melakukannya."
"Aku benar-benar minta maaf!"
"Iya-iya, tidak masalah."
"Ranselmu jadi basah juga."
"Ah.. Ransel.. oh tidak, baju-bajuku..!"
"Maaf ya, aku akan membantumu mencucinya."
"Emm.. tidak apa-apa, aku hanya terkejut saja. Tidak masalah, aku bisa membersihkannya sendiri. Ranselmu juga basah, kamu akan sibuk dengan itu."
"Sekali lagi, aku minta maaf!"
"Iya."
MABA Perempuan itu pun mengangguk lalu beranjak pergi dari sana. Sementara MABA penolongnya menatap datar kepadanya. Ganis menautkan lagi ranselnya lalu bergegas ke asrama hendak membongkar seluruh bawaannya.
...🍁🍁🍁...
"Kamu.. yang terjebur ke danau tadi kan?" tanya teman satu kamarnya.
"Iya."
"Wah kita sekamar, namaku Nita."
"Aku Lina."
"Senang sekamar dengan kalian, namaku Cilla."
"Emm.. itu, lebih baik segera kamu bongkar ranselmu!" ucap Nita.
"Oh iya, ransel.."
Cilla pun bergegas membongkar ranselnya. Mengeluarkan seluruh barang bawaan. Memilah antara yang basah dan yang masih bisa terselamatkan. Beruntung, tidak sampai separuh pakaian yang basah.
"Syukurlah," seru Cilla merasa lega.
"Aku akan mandi dulu dan mencuci pakaian-pakaian ku!"
"Iya Cil, semangat!" sahut Lina.
Ketiganya pun tertawa cekikikan.
...🍁🍁🍁...
"Baru juga hari pertama, kenapa sudah sesial ini sih?" gerutu Cilla sembari mencuci pakaiannya.
"Hemm.. tidak sepenuhnya sial. Aku bertemu dengan dua orang yang tampan."
Cilla mulai senyum-senyum sendiri.
"Senior tadi namanya Saka. Kalau MABA penolongku.. namanya siapa ya?"
"Huh.. sudahlah, hatiku cukup senang mendapatkan perlakuan istimewa dari kak Saka. Dia adalah idolaku mulai dari sekarang. Hemm.. aku rasa, aku menyukainya."
Cilla tertawa cekikikan.
...🍁 Bersambung... 🍁...
Hari berikutnya, semua MABA melakukan ospek kedua. Kegiatan hari ini berfokus pada pengenalan tata cara pemanfaatan fasilitas di kampus. Mulai dari uang elektronik, cara peminjaman buku di perpustakaan hingga pemberian informasi mengenai jenis-jenis kendaraan umum yang bisa mereka naiki untuk menuju kampus atau ke lokasi-lokasi terdekat yang lain.
Siang harinya, diinformasikan bahwa semua MABA akan menjalani ospek luar kampus esok hari. Barang bawaan yang wajib dibawa pun telah diumumkan. Semua MABA dipersilahkan untuk kembali ke asrama untuk mempersiapkan diri dan beristirahat lebih awal agar kondisi fit untuk kegiatan panjang esok hari. Ospek luar kampus ini akan membutuhkan fisik yang sehat dalam pelaksanaannya nanti.
...🍁🍁🍁...
Di kamar, Lina datang seraya lekas meletakkan dua kresek besar berisi camilan.
"Banyak sekali Lin.." ucap Nita.
"Tentu saja, besok kita akan menjalani ospek luar kampus. Kita diminta untuk menyiapkan diri agar fit. Itu adalah pertanda kalau agenda besok akan menguras energi. Karen itulah, aku menyiapkan semua makanan ini."
Nita dan Cilla saling berpandangan.
"Apa menurutmu tidak kebanyakan?"
"Aduh Cilla, fisik kita pasti akan dihajar habis-habisan. Butuh banyak makanan untuk memulihkannya lagi."
"Hemm.. baiklah, aku akan ke supermarket kampus untuk membeli beberapa camilan juga."
"Itu baru benar."
"Kamu ikut gak Nit?"
"Gak usah Cill, aku sudah ada walau pun gak sebanyak dia," jawab Nita sambil melirik ke arah Lina.
"Hei.. jangan meledekku ya!"
Ketiganya pun tertawa.
...🍁🍁🍁...
Supermarket kampus lumayan besar. Semua keperluan mahasiswa pun ada di sana. Mulai dari makanan, peralatan tulis, tas hingga pakaian. Cilla cukup terperangah awalnya. Matanya benar-benar dimanjakan dengan beragam jenis tas dan juga pakaian. Namun, ia harus menahan diri dan hanya fokus pada rak-rak makanan.
"Benar-benar luar biasa kampus tercintaku ini. Aku benar-benar beruntung bisa masuk ke sini."
Jemarinya memilah satu demi satu snack yang dijajakan hingga kemudian ia melihat jajanan favoritnya. Segera ia raih tapi tangannya kalah cepat. Ada tangan lain yang telah lebih dulu mengambil. Reflek, Cilla menoleh ke arahnya.
"Kamu.."
Ternyata, dia adalah MABA laki-laki yang menolongnya saat terjebur ke danau kemarin.
"Hanya tinggal satu, ambil saja untukmu!" ucap MABA tersebut sembari meletakkan snack incaran keduanya ke dalam keranjang belanjaan Cilla.
"Vano, sini!" panggil seorang MABA laki-laki yang lain.
"Oh Vano namanya," ucap Cilla di dalam hati.
Setelah MABA itu berjalan menjauh, Cilla baru sadar kalau dia belum berterima kasih dengan benar atas pertolongan yang telah ia terima.
"Ah, kenapa aku tidak berterima kasih lagi tadi? atau.."
Tiba-tiba muncul sebuah ide di otaknya. Ia pun lekas bergegas melanjutkan belanjanya lalu membayar semua belanjaannya di kasir. Namun, ia tidak langsung kembali ke asrama melainkan menunggu Vano. Melihat Cilla berdiri di samping pintu supermarket, Vano pun berhenti.
"Apa kamu ada perlu denganku?" tanya Vano kepada Cilla.
"Iya."
Kedua teman Vino pun mulai menggoda mereka.
"Baru juga dua hari ospek, sudah dapat cewek," celetuk salah seorang teman Vano.
Alih-alih menanggapi, Vano malah menunjukkan wajah datarnya seraya mengayunkan kepala isyarat meminta kedua temannya untuk pergi.
"Oke-oke, kita gak akan ganggu."
Kedua temannya pun meninggalkan Vano dan Cilla.
"Ada apa?" tanya Vano kemudian.
"Bagini, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menolongku di danau kemarin."
"Oh, kebetulan saja aku tahu. Jika itu orang lain, tetap akan aku tolong."
"Hemm.. iya, terimakasih dan ini hadiah kecil sebagai tanda ucapan terima kasih," ucap Cilla sembari memasukkan snack incaran keduanya tadi ke dalam kantong belanjaan Vano.
"Aku pergi dulu!" pamit Cilla kemudian seraya berlari kecil kembali ke asrama.
Vano membuka kantong belanjaannya, memeriksa barang apa yang telah Cilla masukkan.
"Snack ini.."
Vano tersenyum.
"Gadis yang lucu."
...🍁 Bersambung.. 🍁...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!