Jam menunjukan jam 2 siang....
Oke pelajaran kita selesai sampai di sini dan jangan lupa kumpulkan tugas kalian minggu depan. Seperti biasa yang terlambat atau tidak membuat tugas saya akan langsung memberi nilai D mengerti !!.
"ya mengerti"
sambil bejalan keluar koridor kampus dengan tas di pundaknya dan berkas-berkas di tangannya jean tiba-tiba menabrak seseorang yang lain tidak bukan adalah devan.
"Devan apa kamu tidak melihat ibu sedang berjalan membawa banyak dokumen seperti ini! saya hampir terjatuh karena ulah mu dan liat dokumen-dokumen ini", membuat jean jengkel memunguti berkas-berkasnya.
"Aduh maaf bu devan tidak sengaja, lagian ibu susah bangat di ajak buat bicara sebentar barang saya saja, Jadi saya blok aja jalan ibu eh taunya malah jadi kaya gini", devan mengikuti jean memunguti dokumen-dokumen itu.
Selesai memunguti dokumen itu devan dan jean berdiri dan saling berhadapan.
"Devan bukannya saya tidak mau di ajak sama kamu untuk berbicara sebentar atau pun bertemu ya, Saya ini dosen di kampus ini devan, saya tidak mau ada cerita-cerita aneh di kampus ini tentang gosip dosen dan mahasiswa mengerti !!", ucap jean dengan dingin.
"Susah banget sih ngeluluhin hati bu dosen itu", membuat devan muram. Pasalnya dari semester 1 sampai sudah semester 6 gak ada progres.
Di ruangannya Jean masih merasa kesal dengan ulah devan yang selalu saja mengganggunya. "Itu anaknya yak udah w bilang dengan cara baik-baik sampai cara kasar gak berubah-ubah juga, udah 3 tahun masih aja ngejar-ngejar w", gerutu jean dalam ruangan.
Devan duduk termenung di tepi taman kampus sambil berfikir dalam lamunannya.
"Apa w gak pantes yak dapet cintanya bu jean, dia kaya gak suka gitu sama w dari awal sampai sekarang, padahal ni ya kalo di lihat-lihat w gak jelek-jelek amat malah cukup tampan, kaya, pinter, cewe-cewe aja banyak yang naksir. Atau jangan-jangan mata bu jean buta kali yak", ahh mikir apa si w ucap devan sambil mengacak-acak rambutnya.
Lamunan devan di buyarkan dengan kedatangan sahabatnya yaitu karin dan rafael.
"Hayo ngapain lo di sini sambil ngelamun", ucap rafael. "Ya apa lagi, jangan pura-pura gak tau dah lo", balas devan. "HAHAHAHA", tertawa rafael yg memecah keheningan.
"Lo yak van masih aja ngejar-ngejar bu jean udah jelas-jelas di tolak dari tingkat 1 sampai sekarang", ejek rafael.
Karin hanya tersenyum melihat dua sahabatnya selalu seperti itu. "Van emang lo cinta banget sama bu jean sampai bikin lo kaya orang bego kaya gini?", ucap karin.
Tanpa basa basi devan dengan yakin menjawab "Iya rin, w juga gak tau kok bisanya w jatuh cinta ama bu jean kaya gini", ucap devan sambil melihat pandangannya ke depan seperti kosong. "Sudah-sudah gak usah galau gaes sekarang kita makan kuy sekarang, w udah lapar nanti kita pikirin cara lagi buat bikin bu jean jatuh cinta sama lo van", ucap rafael menggandeng lengan devan dan karin bersamaan.
######
Di kantin sekolah
"Eh itu bukannya bu jean yak", ucap karin melihat ke arah wanita dengan rambut panjang sepinggang dan pakaian kerja yang modis duduk di pojok sendirian, sedang makan.
"Sepertinya iya", kata devan dan rafael bersamaan. "Pantes yak van lo suka banget sama bu jean orangnya cantik, pinter, bodynya bagus dan modis tapi sayang di tolak lo van", ucap rafael.
"Ye si kampret ngeselin banget, bukan masalah itu tapi ada sesuatu rasa yang lain membuat devan kesal. "Harusnya tu lo bikin w semangat jangan kaya gini, bikin w lemah aja".
"Hahaha", tawa devan dan rafael bergantian.
"Sudah-sudah jadi pada mau makan gak ni", ucap kiran yang jengkel dengan kedua sahabatnya,"kita kesini mau makan, isi perut bukan gossipin bu jean".
"Sorry rin kaya biasa yak rin", ucap devan dan rafael bergantian.
Di balas ehmm oleh karin.
###### sudah pukul 4 sore
Jean keluar ruangannya dengan terburu-buru ,tapa di sadari "brak" dia terjatuh.
"Aduh siapa si yang jalannya gak lihat-lihat, nyebelin baju w kan jadi kotor udah mana jatuhnya duduk sakit lagi ni pantat w", gerutu jean sambil membersihkan kotoran yang ada di baju dan badannya.
"Aduh maaf bu jean saya buru-buru", ucap pria itu sambil membatu jean berdiri. Jean melihat wajah pria itu, lalu berkata "eh... pak frans, jalannya lebih hati-hati lain kali pak" misal... tiba-tiba frans memotong ucapan yang ingin jean katakan selanjutnya, "kalo gitu saya duluan yak bu jean dan sekali lagi saya minta maaf", sambil berlalu pergi.
"Apa-apaan ni pak frans main tinggalin w aja, anterin pulang ke, apa ke basa basi dikit gitu.
kaku banget jadi cowok sok cool bangat kaya kulkas", ucap jean dengan berjalan.
###### Diparkiran kampus
Devan menunggu seseorang, sambil berdiri dan memainkan kan hpnya.
Dengan ngos-ngosan frans menghampiri devan yang sudah menunggu dari tadi.
"Hayo van", ucapkan frans sambil membuka kunci mobil dan mengajaknya masuk kedalam mobil . "Om lama banget si devan udah lumutan nungguin om di sini", ucap devan dengan kesal.
"Sorry van tadi om banyak kerjaan, lagian kamu ngabarin om mendadak kalo papi kamu sakit lagi dirawat di rumah", ucap frans sambil mengendarai mobilnya keluar kampus".
Devan yang akting untuk papinya agar omnya pulang ke rumah merasa cemas dan takut. "Aduh kalo ketahuan bisa celaka aku", kata devan gelisah tapi ia tutupi dengan gayanya sok cool.
(Ada sepasang mata memperhatikan mereka berdua dari ujung parkiran).
"Ya devan di paksa papi buat gak kasih tau om, eh malah jadi gini papi malah tambah sakit, lagian om kalo di telfon nomernya gak pernah aktif, jadi devan sendiri yang kasih tau om tanpa sepengetahuan papi", ucap devan jengkel karena omnya sok sibuk.
"Hehehe.... maaf yak lagian om malas pegang hp kalo mau menghubungi om lewat email aja" jawab frans. "Om ini tuh udah jaman canggih masih aja lewat email", ketus devan kalo gitu mah nanti yang ada om baru tau papi udah gak ada. (padahal devan tau banyak cewe-cewe yang telponin sama chat omnya di tambah omnya males ngeladeninnya).
"Kamu ini bicara apa si devan", frans yang melajukan kendaraanya lebih cepat.
Di dalam kamarnya jean berputar dengan pikirannya sambil berbaring di tempat tidurnya."Ada hubungan apa devan dan pak frans, mereka terlihat akrab sekali. Tapi kenapa kalo di kampus ketika papasan mereka seperti orang tidak mengenal satu sama lain. Ahm... ngapain juga di pikirin jean pusing amat, yang harus lo pikir tuh lo harus menghadapi hidup lo besok",ucap jean pada dirinya sendiri.
"Lebih baik w tidur ngumpulin tenaga buat menghadapi dunia yang begitu keras besok", selamat malam dunia untuk kita yang pekerja keras ucap jean menarik selimut.
###### Di kediaman willam
Frans dan devan telah sampai lalu masuk ke dalam rumah. "Mami papi ni om frans udah datang ni", ucap devan memanggil mami papinya menuju kamarnya.
Dari arah dapur tiba-tiba datang wanita paruh baya menghampiri frans lalu berbicara dan menyapa frans.
"Mas frans, ini mas frans bukan ?", sapa wanita paruh baya itu sambil melihat dari atas sampai bawah.
"Iya bi ningsih ini frans di", balas frans sambil menanyakan kabar bi ningsih yang sudah 10 tahun tidak ia lihat, "bi ningsih apa kabar?".
"Baik mas frans", sambil memeluknya kemudian melepaskannya pelukannya. "Mas frans tu kemana aja? kita semua di rumah ini kuatir sama mas frans dan mba liandra dan mas wildan juga kuatir", sambil mengusap air mata bi ningsih menangis".
Apa yang terjadi selama 10 tahun aku pergi dari sini batin frans.
Dari arah kamar keluar dua orang paruh baya sekitar umur 45 tahun menghampiri devan yang memanggil papi maminya.
"Pi mi ini om frans udah aku ajak datang ke rumah", ucap devan dengan semangat. "Dimana om mu devan?", kata wildan.
"diruang tengah pih", jawab devan. "Oke terimakasih yak nak udah bantu papi", ucap wildan pada anaknya. "Siap pi tapi jangan lupa yak pi hadiah devan, devan butuh kerja keras ngajak om frans kesini hehe... sambil garuk-garuk kepala". "Iya papi ingat kok nak tenang saja", ucap wildan. "Oke deh pi mi devan ke atas dulu yak", pamit devan.
"Iya nak", di balas oleh liandra.
Frans yang duduk di ruang tamu sambil melamun dengan semua pikirannya di kepalanya. Tiba-tiba ada suara yang tak asing terdengar memanggil namanya, "frans".
Frans melihat ke sumber suara itu dan melihat kaka dan kaka iparnya merasa aneh karena kata devan papinya sedang sakit dan dirawat di kamar, tapi tanpa frans sadari dengan tatapan kakaknya wildan sepertinya di begitu marah saat melihat frans.
Dan tiba-tiba wildan dan frans saling berhadapan satu sama lain, ia kira mendapat pelukan tetapi tamparan begitu keras yang ia dapatkan dari kakaknya. liandra kaget dengan apa yang dilakukan suaminya pada frans, dan menghampiri mereka berdua.
"Sayang sudah jangan emosi seperti ini kita bisa bicarakan dengan baik-baik", ucapa liandra menenangkan dan memegang tangan suaminya lalu mengajaknya duduk.
Frans yang kaget lalu mengerti kenapa devan membohonginya.
Frans dan wildan sekarang duduk dengan saling berhadapan satu sama lain.
"Frans !!", panggil wildan dengan suara keras "pulanglah ke rumah".
"Aku tidak mau pulang kak",ucap frans.
"Kau tidak tau sudah beberapa kekacauan yang kau lakukan 10 tahun yang lalu, apakah kau ingin menjadi pengecut yang terus-terus bersembunyi dan tidak bangkit dari masa lalu mu", kata wildan dengan tatapan tajam.
"APA MAKSUD KAKA", membuat frans marah dan mulai meninggikan suaranya.
Dengan suara datar wildan berkata, "frans di saat kau pergi dari rumah ini, papa mencari mu sampai dia mengalami kecelakaan dan koma beberapa hari sampai akhirnya papa meninggal".
Frans kaget dan juga marah jika ia mengingat kejadian 10 tahun yang lalu, dimana dia di tuduh menggelapkan uang dan menjual saham perusahaan. Pada saat itu frans masih umur 20 tahun dan baru menjadi ceo sementara, untuk menggantikan kakaknya di perusahaan dan banyak oknum yang ingin menjatuhkannya dan pada saat itu. Sebab saat itu wildan sedang di jepang mengontrol kantor cabang di sana.
"Frans apa kau tau sebelum papa meninggal dia sempat siuman, berkata pada kakak untuk membawa mu pulang dan meminta mu memaafkan papa yang sudah mengusir mu dan mempermalukan mu pada waktu itu".
Frans mulai menangis mendengar cerita kakaknya dan bertanya pada kakaknya, "apa papah tau siapa yang sudah memfitnah ku dulu ka?", tanya frans.
"Iya papah mengetahuinya", kata wildan. "Siapa orangnya kak?", muka frans mulai mengeras di liputi amarah.
"PAK JEREMMY NICOLAS !!".
Frans kaget dengar jawaban kakaknya, "om jeremmy ?! bukannya dia sahabat papa tapi kenapa dia seperti itu kak?".
"Dia punya mata-mata yang bekerja di perusahaan papah, dan saat itu ada kesempatan dia menjalankan aksinya dengan halus. Seperti itulah persaingan bisnis banyak noda hitam di dalamnya, siapa yang paling kuat bertahan dia akan kokoh",ucap wildan sambil melipat tangannya.
"Aku akan membunuh tua bangka sialan itu", ucap frans dengan penuh amarah. "Tunggu frans", wildan menghentikan frans yang hendak bangun. "Jangan gunakan tangan mu untuk membunuh hama seperti jeremmy, kita harus membuat dia mendapatkan balasannya atas perbuatannya", ucap wildan.
"Dia telah membuat keluarga kita berantakan, menipu menggunakan nama frans dan membuat hancur perusahaan yang papa dirikan selama ini", ucap frans dingin dengan amarah. Akan ku balas kau jeremmy tunggu saja!!
Liandra yang melihat raut kemarahan antara adik dan kaka ini begitu takut, dengan berani liandra memecahkan suasana mencekam ini, "frans apa kau sudah makan? ini sudah mau jam makan malam lebih baik kau makan di sini saja ajak liandra dengan ramah".
Frans menolak ajakan kaka iparnya karna ada kerjaan yang harus dia selesaikan.
Wildan melihat wajah istrinya yang nampak kecewa karna frans menolak ajakannya dan dia langsung menarik frans tanpa basa basi dan mengajaknya kemeja makan.
Wildan tau istrinya sudah memasak banyak makanan untuk menyambut frans dia tidak ingin liandra kecewa.
"Kau tidak boleh menolak ajakan kaka ipar mu itu tidak sopan", ucap wildan sambil duduk di meja makan.
"Iya kak, tapi kenapa kau selalu memperlakukan ku seperti anak kecil", kesal frans dengan ulah kakanya.
Wildan dan liandra hanya tertawa sebab meraka masih melihat frans yang lucu dan menggemaskan.
"Berhentilah mentertawakan ku", dengan wajah cemberut frans berkata.
Seseorang menuruni tangga dan menghampiri mereka di meja makan, lalu berkata "kayanya asik bener yak, papi sama mami ketawain apa si?", dengan entengnya devan bertanya dan duduk di meja makan tanpa rasa berdosa pada frans".
Ngetawain om kamu lah kata kedua orang tua devan. "Om emang ngelucu apa devan mau denger dong", ucap devan.
"Gak ada", jawab frans dingin. "Waw cool banget om", balas devan.
membuat papi dan mami devan ketawa satu sama lain. Dan frans merasa terhianati oleh devan karena telah di tipu (yah mau gimana lagi omnya susah banget buat di ajak pulang).
Selesai makan malam frans dan wildan bercerita-cerita sedikit di ruang baca, tentang 10 tahun apa yang frans lakukan selama ini.
selesai bercerita frans ijin pulang karena sudah larut kepada wildan.
"kenapa tidak menginap disini saja?", tanya wildan. "Lain kali saja kak, banyak kerjaan yang harus aku selesaikan", ucap frans. "Baiklah jika itu mau mu", wildan tidak dapat melarangnya karena frans sudah dewasa.
"Frans tapi ingat apa yang kaka katakan pada mu tadi diruang baca, kapan pun kamu ingin kembali pintu ini selalu terbuka", ucap wildan.
"Pasti kak aku akan pulang sampai waktunya tepat, aku harus membereskan pekerjaan ku yang lain", ucap frans. Baiklah kalo seperti itu, mereka saling berpelukan satu sama lain.
Wildan mengantar frans ke depan untuk pulang, "kak terimakasih untuk makan malamnya", ucap frans. "Kau ini yak sudah sana pergi, hati-hati jangan ngebut-ngebut", balas wildan. "Siap kapten", ucap frans sambil hormat masuk kedalam mobil dan menyalakan mesin mobil meninggal kediaman william.
"Ada-ada aja anak itu", dengan geleng-geleng kepala wildan berkata.
Wildan masuk kemar dan melihat istrinya masih terbangun dan duduk di tepi kasur sambil membaca. "Kau belum tidur sayang?",tanya wildan. "Belum aku menunggu mu papinya devan", ucap liandra sambil menutup buku dan menaruhnya dia atas meja samping tempat tidur.
Wildan tersenyum melihat istrinya begitu lucu.
"peluk", pinta liandra. Baiklah wildan masuk kedalam ranjang dan memeluk istrinya.
"Sayang apa Frans menginap disini?", tanya liandra. "Tidak dia pulang ,katanya ada hal yang harus di selesaikan", ucap wildan .
"Oh begitu.....
"Udah lebih baik kita tidur aku sangat mengantuk dan begitu lelah dengan hari ini", ucap wildan memeluk istrinya begitu erat.
Pukul 10 pagi di aula kampus dosen-dosen pada berkumpul untuk mengadakan pertemuan terkait tentang perkuliahan yang akan datang untuk semester ganjil dan bidang akademik di kampus ini.
Kampus hari ini di liburkan dan tidak ada mahasiswa/i yang masuk hari ini.
Di parkiran kampus datang dengan terburu-buru wanita yang baru memarkirkan sepeda motor bebeknya dan berjalan begitu cepat mengejar waktu untuk rapat. tiba-tiba dari arah berlawanan datang seorang pria berjalan dengan buru-buru yang menabrak dirinya dan jean.
"Brakk" keduanya jatuh bersamaan. "Aduh-aduh sial bangat hari ini w", ucap jean dengan nanda tinggi dia bicara terhadap orang yang menabraknya. "Yah apa kau tidak mempunyai mata saat berjalan", sambil bangun dan membersihkan kotoran yang ada di tangan dan bajunya dan begitu juga dengan pria itu.
Ketika mereka sudah berdiri dan saling memandang satu sama lain. "Lah pak frans bapak toh yang nabrak saya", ucap jean yang kini memandangnya.
"Ehm... sorry bu jean jika kita selalu bertemu seperti ini", ucap frans datar sambil membenarkan pakaiannya. "Iya tidak apa-apa pak frans, bukan Tuhan juga pertama kali mempertemukan kita seperti ini, atau mungkin kita berjodoh? "ucap jean yang menggoda pak frans sambil tersenyum.
Frans yang mendengar perkataan jean tak menghiraukannya.
"Kalo begitu saya duluan yak bu jean", frans berjalan meninggal jean yang masih mematung. "Wah w di tinggal sendirian gak asik banget si pak frans jadi laki, pak frans tunggu", ucap jean sambil mengejar di belakangnya.
Didalam aula jean celingak celinguk mencari bangku kosong, karena didalam aula sudah di penuhi dengan dosen-dosen yang akan mengadakan rapat. "Jean" teriak seseorang wanita memanggilnya dari barisan tengah-tengah. Jean melihatnya dan menghampiri wanita itu, siapa lagi kalo bukan thania teman sesama dosen selama jean menjadi dosen di sini.
"Lo lama banget datangnya untung ni bangku udah w ambil duluan", ucap thania. "Hehe.... sorry tadi ada problem sedikit jadinya agak lama", kata jean.
"Eh itu yang di depan kita bukan pak frans yak jean?",tanya thania sambil menunjuk ke arah frans. "sepertinya iya", ucap jean tidak tertarik karena pertemuannya tadi.
"Jean pak frans tuh ganteng banget yak, pinter,muda,badannya bagus impian para perempuan buat di jadiin suami yak jean?", kata thania dengan khayalannya dan di berikan deheman "Ehm... oleh jean.
"Jean lo tau gak ada gosip tau tentang pak frans? dengar-dengar ni dia mau di angkat jadi rektor tapi dia gak mau, katanya dia nolak", ucap thania. "Ehm kenapa yak pak frans nolak, bukannya itu impian para dosen untuk di angkat jadi rektor, mana dia masih muda lagi, keren banget kalo dia mau nerima tawaran itu", tutur thania.
"Mungkin dia lelah", jawab jean singkat dan thania manggut-manggut menyetujuinya.
Akhirnya rapat selesai jam 1 siang, dosen-dosen lain meninggalkan ruangan aula kampus secara bergantian. menyisakan beberapa dosen saja di sana.
"Habis dari sini lo ada kegiatan lain jean?", tanya thania. "Gak ada kegiatan", jawab jean singkat.
"Bagaimana kita ke mall jalan-jalan cantik",ajak tania". "Ehm boleh juga",balas jean.
Kemudian mereka pergi meninggalkan aula kampus dan sekarang berada di parkiran kampus. "Naik motor w aja", kata jean. "Oke deh", jawab tania. Kemudian mereka meninggalkan kampus dan jean melajukan motornya ke mall yang mereka ingin tuju.
Sampai di mall mereka menaiki lift dan menuju lantai 4 untuk mengisi perut meraka berdua karena mereka lapar, (sebab gak di kasih nasi kotak di rapat cuma snake aja cuy, haha... kampus doang elit makanan sulit huft..).
Ketika meraka selesai makan meraka turun ke lantai 3 untuk melihat pakaian dan alat-alat kosmetik, tanpa di sadari ada 3 orang yang menghampiri mereka berdua.
"Selamat sore bu thania dan bu jean", ucap devan dengan semangat.
Meraka berdua melihat ke arah orang yang memanggil nama mereka secara bersamaan thania dan jean melihat meraka bertiga dan berkata "kalian kok ada di sini".
"Iya kan hari ini kampus libur bu, jadi kita nonton di sini sambil jalan-jalan juga", ucap karin dengan senyuman. "Oh iya yak bener juga",kata Thania.
"Kalo begitu ibu kesana dulu yak", ucap jean mengajak thania pergi, (karena jean malas bertemu dengan devan mahasiswa yang selalu mengejar cintanya dan sudah di tolak masih tidak mau berhenti).
"Tunggu dulu bu jean devan menarik tangan jean dan menghentikan langkahnya". "Ada apa devan", ucap jean datar dan melepaskan tangan devan yang memegang tangannya.
"Bu jean apa kita boleh bicara sebentar", ucap deva dengan wajah memelas. "TIDAK", ucap jean tegas.
"Bu memang tidak ada kesempatan untuk saya di hati ibu?", bicara dengan keberanian di depan kedua sahabatnya dan bu thania ,serta pengunjung yang melihatnya.
"Wah apa ini yang di namakan dengan pengakuan cinta", ucap rafael dan di anggukan oleh karin dan bu thania.
"Wah Wah Wah devan benar-benar laki-laki sejati", ucap rafael sambil mengambil ponselnya dan merekamnya, (di dalam hati rafael berkata pasti devan nanti berterimakasih banget sama w kalo dia diterima bu jean, soalnya w yang merekam mereka hehe).
"Devan william saya ucapkan sekali lagi dengan jelas, saya tidak tertarik dengan kamu dan saya tidak tertarik dengan anak-anak seperti kamu yang belum benar mengurus dirinya sendiri, tapi sudah mengejar-ngejar cinta yang gak mungkin dapat saya balas", ucap jean mengejek.
"Maksud bu jean apa, saya tidak patas buat ibu?", tanya devan kecewa.
"Iya, seperti sekarang saja kamu lupa untuk menutup resleting celana kamu dan dengan berani bilang cinta sama saya !!", ucap jean meninggal kan devan yg mematung dan melihat kebawah celananya dengan malu langsung membenarkan celananya.
Karin, Rafael dan bu thania tertawa melihat adegan itu. "Haha... devan aduh ibu sakit perut melihat drama ini", ucap thania lalu pergi meninggal mereka bertiga dan mengejar jean dari belakang Sambil berkata "semangat yak devan".
Karin dan rafael hanya tertawa kecil melihat sahabatnya di tolak secara live."Sudah-sudah van kita pulang aja dari pada kita tambah malu disini", ajak rafael dan di iyakan oleh devan dan karin. "Lagian lo van bisa-bisanya lo nyatakan cinta di tempat kaya gini?", tanya karin sambil berjalan. "Yah mau gimana lagi untuk ketemu sama bu jean aja susah, nomer w aja di blok sama dia dan semua akun sosmed w juga", ucap devan dengan sedih. "Sedih banget jadi lo van", ucap karin datar sambil berjalan mendahului devan dan rafael.Lalu mereka bertiga pergi meninggalkan mall itu untuk pulang.
Disisi lain jean dan thania membayar belanjaan yang sudah mereka pilih dari tadi ke kasir.
"Thania w sebel banget tadi sama si devan bikin mood w ilang aja" kata jean. "Haha....tania tertawa, "tapi w akuin tu anak berani juga yak ngakuin cinta kaya tadi di liatin orang-orang". "Entahlah w juga gak abis pikir sama dia, udah w tolak dengan halus dan cara kasar tetap aja gak jarah pusing w memikirkannya, berasa ngajar 3 tahun kaya di teror", ucap jean males.
"Udahlah pusing w memikirkannya, mending kita pulang aja kayanya tenaga w abis tadi ngadepin si devan padahal cuma ngomong sebentar sama tuh anak", ajak jean kepada thania meninggalkan mall itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!