Terjebak MASA LALU
Keistimewaan (Prolog)
Nama Lengkap : Lee Jeon Woo
Panggilan : Jeon Woo
Usia : 30 Tahun
Tinggi Badan : 190 Cm
Karakter :
Dingin, Tegas, Tertutup, dan Misterius.
Profesi : CEO
Status : Single
Jeon Woo, adalah seorang pria spesial. Karna dia memiliki sebuah keistimewaan dalam tubuhnya, yg mungkin hanya di miliki satu atau dua orang di seluruh dunia.
Nama Lengkap : Kang Ji Hoon
Panggilan : Ji Hoon
Usia : 31 Tahun
Tinggi Badan : 192 Cm
Karakter :
Hangat, Bebas, dan Ekspresif.
Profesi : CEO
Status : Menikah
Walau sudah menikah. Tapi, Ji Hoon menikah tanpa dasar cinta.
Nama Lengkap : Park Hyerin
Panggilan : Hyerin
Usia : 30 Tahun
Karakter :
Manja dan Penuh Obsesi
Profesi : -
Status : Menikah
Hyerin begitu tergila_gila dan sangat terobsesi pada Ji Hoon. Hingga ia selalu melakukan segala cara, agar pria yg sudah menjadi suaminya itu bisa membuka hati untuknya.
Cerita ini berawal di sebuah rumah sakit, sekitar 30 tahun yg lalu.
Lee Man Hyuk
Permisi, Dokter.
Dr. Kim
Ah..Tuan Lee. Silahkan masuk.
Sambut sang dokter dengan senyum ramahnya.
Dr. Kim
Silahkan duduk Tuan dan Nyonya Lee.
Lee Inha
Terima kasih, Dok.
Sahut wanita cantik bernama Lee Inha itu.
Wanita cantik yg baru saja menjadi muda, dua hari yg lalu.
Lee Man Hyuk
Apakah ada hal yg serius? Sampai dokter memanggil kami berdua kemari..
Tanya pria tampan bermarga Lee yg baru saja di karuniai seorang putra tampan dalam pernikahan mereka itu.
Lee Inha
Apakah ada sesuatu yg serius..?
Timpal seng istri yg sedikit merasakan kecemasan tak biasa dalam hatinya.
Jika sebelumnya hanya sang suami saja yg dokter panggil keruanganya. Tapi entah kenapa pagi ini, dokter memanggil mereka sekaligus berdua.
Dr. Kim
Begini Tuan Lee, Nyonya Lee..
Ujar sang dokter yg memulai membuka suara, seraya menatap pada pasangan suami istri itu secara bergantian.
Dr. Kim
Kemarin kami telah melakukan pemeriksaan menyeluruh pada putra Anda..
Lee Inha
Semua hasilnya normal kan, Dok..?
Sela Inha dengan kecemasannya.
Sebenarnya, itu hanya serangkaian pemeriksaan biasa saja.
Dan semua bayi yg baru lahir, pasti akan mendapatkan pemeriksaan yg sama.
Tujuannya tak lain dan tak bukan, hanyalah untuk memastikan jika kondisi sang bayi memang benar_benar sehat dan normal.
Tapi tetap saja.. Sebagai orang tua, pasti pasangan orang tua baru itu merasakan kecemasan tersendiri jika itu sudah menyangkut tentang buah hatinya.
Dr. Kim
Sebenarnya, tidak ada kendala apapun. Hanya saja..
Lee Man Hyuk
Hanya saja apa, Dok..?
Sela Man Hyuk yg ikut tak sabar dibuatnya.
Dr. Kim
Putra Anda.. memiliki sesuatu yg tak biasa di dalam tubuhnya.
Pasangan suami istri itu sontak menoleh dan saling melemparkan tanda tanya dari tatapan mata mereka masing_masing.
Terlihat jelas, bahwa ada sorot cemas dan bingung dari mata keduanya.
Lee Man Hyuk
Apa maksud, Dokter?
Tanyanya seraya menoleh pada sang dokter lagi.
Lee Inha
Sebenarnya, ada apa dengan putra kami?
Inha pun ikut menimpali pertanyaan sang suami.
Dr. Kim
Dari hasil pemeriksaan yg kami lakukan..
Dr. Kim
Kami menemukan sebuah fakta yg cukup mengejutkan.
Man Hyuk dan sang istri hanya diam menyimak dan menunggu dengan perasaan was_was, prihal apa yg dokter itu akan sampaikan.
Dr. Kim
Putra kalian, memiliki..
Dr. Kim
Sebuah rahim, Tuan.
Ungkap dokter itu kemudian.
Yg sontak membuat kedua orang tua baru itu, merasa terkejut bukan kepalang.
Bahkan saking terkejutnya, mereka sampai membeku dan kehilangan kata_kata.
Dr. Kim
Dan dari pemeriksaan lanjutan yg kami lakukan malam tadi..
Dr. Kim
Menyatakan bahwa..
Dr. Kim
Rahim itu berkembang dengan baik, selayaknya rahim seorang perempuan pada umumnya.
Remuk redam perasaan mereka.
Sungguh tak di sangka, jika putra yg begitu di idam_idamkan justru lahir dalam kondisi berkelainan.
Sebagai seorang ibu, Inha sama sekali tak kecewa pada sang putra atas kondisi yg dimilikinya.
Ia hanya sedih, karna sang putra harus lahir dengan kondisi tak biasa pada tubuhnya.
Tak terbayangkan bagaimana putranya itu menjalani kehidupannya nanti ketika ia mulai beranjak dewasa.
Baru membayangkannya saja, sudah membuat Inha sedih dan terluka.
Tapi beda lagi dengan suaminya.
Pria itu tampak begitu kecewa dan tak terima dengan kondisi tak biasa yg di miliki oleh putranya.
Lee Man Hyuk
Tapi, Dokter.
Lee Man Hyuk
Apakah mungkin, jika rahim itu diangkat dari tubuh anak saya?
Lirihnya terkejut seraya menolah tak percaya kearah suaminya.
Inha sama sekali tak menyangka, jika sang suami bisa sampai berfikir untuk melakukan itu pada putra mereka yg bahkan baru dua hari saja usianya.
Lee Man Hyuk
Tolong lakukan itu, Dok..!
Lee Man Hyuk
Saya tidak ingin, memiliki putra yg memiliki kelainan dalam tubuhnya.
Makin terkejutlah ia, bahkan alisnya sampai mengkerut karna saking terkejutnya.
Sungguh..! Ia benar_benar tak menduga, hari ini ia mendengar kalimat kejam itu keluar dari bibir sang suami yg selama ini begitu baik di matanya.
Dr. Kim
Tapi itu tidak bisa kami lakukan.
Tolak tegas dokter itu dengan sopan.
Dr. Kim
Karna, selain melanggar kode etik kedokteran. Tapi itu juga dapat membahayakan nyawa putra Anda, jika tindakan itu tetap dipaksakan.
Dr. Kim
Terkecuali.. Jika rahim itu tidak berkembang dan akan menjadi benalu merugikan, maka wajib kami untuk melakukan tindakan pengangkatan.
Jelasnya penuh kesabaran.
Dr. Kim
Satu hal yg perlu anda pahami..
Dr. Kim
Kondisi putra Anda, bukanlah sebuah kemalangan ataupun ketidak beruntungan.
Dr. Kim
Justru, apa yg ia miliki ini adalah keistimewaan yg merupakan keajaiban yg Tuhan telah berikan.
Dr. Kim
Jadi, Tuan Lee, Nyonya Lee.. Saran saya, Anda berdua tidak perlu menyesali hal ini.
Tutur sang dokter bijaksana, untuk menguatkan dan melapangkan hati pasangan muda yg ada di hadapannya.
Lee Inha
Anda benar, Dokter.
Tiba_tiba Man Hyuk berdiri dari kursi, sambil menggebrak meja yg ada di depannya dengan penuh emosi.
Membuat sang istri terjingkat kaget setengah mati, sampai ucapannya seketika itu terhenti.
Lee Man Hyuk
KEAJAIBAN BULLSHIT..!!!
Serunya penuh amarah, lalu pergi meninggalkan Inha begitu saja.
Pintu ruang dokter itupun tak luput dari pelampiasan amarahnya.
Sontak membuat dokter dan Inha kembali terjingkat kaget karenanya.
Airmata wanita itu jatuh begitu saja, dengan tubuh bergetar menahan rasa sedih dan takutnya.
Dr. Kim
Tenanglah, Nyonya Lee.
Dr. Kim
Semua akan baik_baik saja.
Ujar sang dokter sembari mengulurkan selembar tissu untuk ibu muda yg tengah menangis di hadapannya.
Lee Inha
Terima kasih, Dokter.
Sahut Inha seraya menghapus airmatanya.
Sekarang Inha merasa begitu sedih sekaligus bingung, atas penolakan suaminya pada kondisi putra mereka.
Sebuah Rahasia
Sementara itu di tempat lain.
Kang Mirra
Apa ini rumah baru kita, Suamiku?
Dengan mata berbinar dan senyumnya yg lebar, wanita cantik itu menatap takjub ke dalam rumah yg baru saja dibuka oleh suaminya.
Kang Seo Han
Tentu saja, Sayang.
Kang Seo Han
Apa kau menyukainya..?
Sahut sang suami bangga setelah melihat reaksi yg ditunjukkan oleh istrinya.
Lagi pula, siapa yg tidak bangga jika kejutannya berhasil membuat sang istri bahagia.
Kang Mirra
Terima kasih, Sayaaaang....
Ujar wanita bernama Mirra itu sembari bergelayut manja di lengan suaminya.
Sungguh bahagia sekali hatinya.
Suaminya itu memang lelaki yg luar biasa.
Bukan hanya tampan, tapi juga sangat royal padanya.
Dan perlakuannya itu semakin menjadi_jadi saja, setelah setahun lalu Mirra memberikannya seorang putra.
Putra tampan dan sempurna yg mereka beri nama,
Kang Seo Han
Ini hadiah ulang tahunmu..
Kang Seo Han
Dan hadiah untuk ulang tahun Ji Hoon, akan menyusul dua hari lagi.
Dengan mesra ia rangkul bahu mungil istrinya, untuk ia giring masuk ke dalam rumah.
Di belakangnya ada tiga orang pelayan dan seorang baby sitter yg mendorong stroller bayi mereka.
Kang Mirra
Kau benar, Suamiku.
Kang Mirra
Dua hari lagi Ji Hoon ulang tahun pertamanya.
Kang Mirra
Jadi kita harus memberikan sesuatu yg istimewa untuknya.
Mirra mulai mengutarakan isi kepalanya.
Sebagai seorang ibu, tentu saja banyak menarik jika itu menyangkut tentang kebahagiaan putranya.
Apalagi ini adalah ulang tahun pertama sang putra, jadi pasti ia akan sangat antusias untuk menyambut hari istimewa itu tiba.
Kang Mirra
Walaupun dia belum mengerti, tapi aku ingin mengadakan pesta yg meriah untuknya.
Kang Mirra
Kau setuju, bukan..?
Ujar Mirra penuh semangat sambil terus melangkah ke dalam, dengan bahu masih berada dalam rangkulan.
Kang Seo Han
Apapun untukmu dan Ji Hoon.
Sahut pria tampan yg biasa di sapa Seo Han itu.
Tak lupa juga ia menyematkan kecupan lembut di puncak kepala sang istri yg selalu membuatnya jatuh cinta setiap waktu.
Rumah tangga Seo Han dan Mirra adalah gambaran rumah tangga yg nyaris sempurna, bahkan jarang sekali terjadi perselisihan diantara mereka.
Ibarat jalanan, rumah tangga mereka bak jalan bebas hambatan.
Mulus dan tanpa ada sedikitpun kesulitan yg menghadang.
Keadaan yg sangat bertolak belakang dengan keharmonisan Man Hyuk dan Inha, yg sedang berada di rumah sakit sekarang.
Dengan lembut dan penuh perasaan, ia belai kaca inkubator dimana ada putra kecilnya yg sedang terlelap dengan nyenyak di dalam.
Lee Inha
Apapun keadaanmu..
Lee Inha
Kau adalah putra kebanggaan ibu.
Butiran kristal bening kembali jatuh dari pelupuk mata indahnya.
Mengingat sang suami yg belum bisa menerima keistimewaan yg dimiliki oleh putranya.
Inha tak tau, entah sampai kapan lelaki itu akan terus menolak kondisi sang putra, tapi Inha tetap berharap semoga hati suaminya itu segera terbuka dan bisa menerima semuanya.
Lee Inha
Selamat datang, Sayang..
Lee Inha
Apa kau senang kita bisa pulang ke rumah?
Ujar Inha pada sang putra yg ada dalam gendongannya, sambil membuka pintu rumahnya.
Inha tampak begitu antusias dan bahagia membawa putranya memasuki rumah mereka.
Pagi ini Inha dan putranya telah di izinkan untuk pulang ke rumah, setelah harus menjalani pemulihan pasca melahirkan beberapa hari di rumah sakit.
Dan yah, walau sampai detik ini pun sang suami belum juga terbuka hatinya. Tapi tak apa.
Yg penting baginya sekarang adalah, ia sudah bisa pulang ke rumah bersama putra kecilnya.
Lee Inha
Naaaah.. Ini kamarmu, Sayang.
Lee Inha
Apa kau menyukainya..?
Tanya Inha pada sang bayi yg belum mengerti sama sekali.
Walau kebahagiaannya terasa tak sempurna saat ini karna penolakan sang suami, tapi Inha sama sekali tak peduli.
Ia hanya ingin menikmati momen_momen ini bersama sang putra yg begitu ia sayangi.
Inha yg sedang menikmati momen kebersamaannya dengan sang putra, langsung menoleh ke sumber suara yg ada di belakangnya.
Lee Man Hyuk
Aku ingin bicara.
Ujar Man Hyuk sembari masuk tanpa menutup pintu kamar putranya.
Sahut Inha dingin, sambil mengalihkan kembali pandangannya pada wajah sang putra yg ada dalam gendongannya.
Sejujurnya, ia masih begitu kecewa pada suaminya.
Mengingat bagaimana pria yg sudah 2 tahun menikahinya itu, telah menolak mentah_mentah kondisi tak biasa yg ada dalam diri putra mereka.
Sungguh menyakitkan rasanya.
Sakitnya melahirkan saja masih terasa, tapi pria itu justru tega menambah rasa sakit di dalam hatinya.
Hati Inha seketika berdesir mendengarnya.
Tapi Inha masih enggan untuk menoleh ke belakang dan lebih memilih untuk tetap diam.
Luka di tangan mungkin akan mudah sembuh dengan obat yg di oleskan.
Tapi luka di hati, tidak akan mungkin bisa sembuh hanya dengan satu kata maaf saja.
Lee Man Hyuk
Aku tau, aku sudah sangat melukai perasaanmu.
Ujar Man Hyuk sendu sembari memeluk sang istri dari belakang, beserta tubuh mungil sang putra sekalian.
Lee Man Hyuk
Maafkan aku yg telah begitu egois.
Lee Man Hyuk
Maafkan aku karna telah membuatmu menangis.
Ujarnya lagi seraya menumpuhkan dagunya diatas bahu sang istri terus saja diam.
Dalam diam.. Airmata Inha kembali jatuh dari pelupuk matanya, jatuh menetes tepat diatas pipi putih kemerahan putra mungilnya.
Lee Man Hyuk
Aku sudah menyadari semuanya.
Lee Man Hyuk
Dan aku juga sudah menerima kondisi putra kita sepenuhnya.
Man Hyuk melepaskan pelukannya, lalu perlahan memutar tubuh Inha untuk menghadap kearahnya.
Lee Man Hyuk
Dia adalah putraku..
Lee Man Hyuk
Dan apapun kondisinya, dia tetaplah putra kebanggaanku.
Ia kecup kening sang putra yg berada dalam gendongan istrinya.
Lee Inha
Apa kau bersungguh_sungguh dengan itu?
Lee Man Hyuk
Tentu saja, Sayang.
Sahut Man Hyuk seraya menghapus jejak basah di pipi sang istri dengan ibu jarinya.
Man Hyuk sengaja menjeda ucapannya.
Sembari menunggu reaksi dari istrinya.
Inha seketika mengernyitkan alisnya penuh tanya sekaligus curiga.
Dan reaksi itulah yg memang di tunggu oleh suaminya.
Lee Man Hyuk
Kita harus merahasiakan kondisi putra kita yg sebenarnya.
Tanya Inha yg merasa tak suka dengan ucapan suaminya.
Tentu saja Inha tak suka, karna ia merasa bahwa kondisi sang putra bukanlah aib yg harus di sembunyikan dari dunia.
Lee Man Hyuk
Semua itu harus kita lakukan, Sayang.
Lee Man Hyuk
Bukan aku malu mengakuinya, atau tidak mau menerimanya.
Lee Man Hyuk
Tapi ini kita lakukan, semata_mata untuk melindunginya dari segala kejahatan.
Lee Man Hyuk
Bukan tak mungkin.. Akan banyak resiko yg datang mengancam, jika sampai ada orang yg tau bahwa putra kita memiliki sebuah keistimewaan.
Tutur Man Hyuk dengan lembut untuk memberi sang istri pengertian.
Lee Inha
*Apa itu benar, Sayang..? Apa benar..jika itu akan membahayakan jiwamu..?*
(batinnya bertanya pada sang putra)
Hingga beberapa saat kemudian, Inha pun mengangkat pandangannya dari wajah putra kecilnya.
Lalu menatap kedua mata sang suami yg ada di hadapannya dan sedang menunggu tanggapan darinya.
Ujar Inha sembari menganggukkan kepala.
Dan sejak saat itu, kondisi bayi mungil itu menjadi rahasia mereka berdua.
Tak ada satupun yg tau kondisinya, kecuali mereka dan dokter yg menangani putranya.
Bahkan mereka sudah bertekad bahwa rahasia ini akan tersimpan rapat, dari seluruh dunia termasuk juga putranya.
Titik Awal Persahabatan
Tegur Seo Han pada sang istri yg baru saja membuka pintu utama rumah mewahnya.
Wanita cantik yg menggendong putranya itupun langsung menoleh kearah sang suami yg berdiri tak jauh di belakangnya.
Kang Seo Han
Kau mau kemana?
Tanya Seo Han seraya mendekat kearah istrinya.
Kang Mirra
Aku mau mengantar undangan ke rumah tetangga baru kita, Sayang.
Jawab Mirra dengan senyum menawannya.
Seo Han sontak mengernyitkan keningnya heran, sambil menyeringai tipis dan menatap aneh pada istrinya.
Pasalnya, selama tinggal dirumah lama mereka. Belum pernah sekalipun istrinya itu mau mengenal apalagi mengunjungi tetangga rumahnya.
Baru saja pindah, tapi wanita cantik itu langsung mau berkunjung ke rumah tetangga barunya.
Tapi, ah..sudahlah..! Bukankah itu perubahan yg baik dan patut di syukuri olehnya.
Kang Seo Han
Tapi hati_hati.
Kang Seo Han
Jaga putra kita.
Kang Seo Han
Dan sampaikan salamku untuk mereka. Katakan juga aku minta maaf karna tidak bisa ikut berkunjung, di karenakan aku ada meeting siang ini.
Ujar Seo Han seraya mengusap kepala sang istri penuh kasih sayang.
Kang Mirra
Baiklah, nanti akan aku sampaikan.
Kang Mirra
Dan kau, hati_hatilah di jalan.
Kang Seo Han
Iya, Sayang...
Dan setelah itu keduanya berpisah untuk kearah tujuan masing_masing.
Sedangkan Mirra pergi ke rumah tentangganya.
Kang Mirra
Wah.. Rumah ini benar_benar indah dan asri.
Matanya berbinar penuh kekaguman, begitu ia menginjakkkan kakinya di pelataran.
Rumah itu memang terlihat tidak semewah rumahnya. Tapi di sisi lain, rumah itu justru tampak lebih indah di bandingkan dengan rumahnya.
Asri, indah dan tampak sejuk memanjakan mata dan jiwa.
Mirra ketuk pintunya, sembari memanggil si pemilik rumah dengan hangat dan juga ramah.
Sampai tiba_tiba, dari arah belakang terdengar suara seorang perempuan yg menyahutinya.
Mendengar itupun, Mirra langsung menoleh kearah sumber suara.
Dan terlihatlah seorang wanita cantik berambut panjang tersenyum ramah kearahnya, dengan sebuah kereta bayi yg ada di hadapannya.
Lee Inha
Apa ada yg bisa saya bantu, Nyonya..?
Mirra sedikit tersentak dari lamunannya.
Karna sejujurnya, ia sama sekali tak menyangka jika ternyata tetangganya itu masih sebaya dengannya.
Atau bahkan masih jauh lebih muda beberapa tahun darinya.
Kang Mirra
Maaf, mengganggu.
Kang Mirra
Saya baru saja pindah ke rumah itu.
Ujar Mirra sedikit sungkan, seraya menunjuk kearah samping. Dimana letak rumahnya berada.
Lee Inha
Saya baru tau, ternyata sudah ada yg menempati rumah itu.
Sahut Inha dengan senyum lembut khas dirinya.
Lee Inha
Kalau begitu selamat datang, Nyonya. Semoga anda betah dengan rumah barunya.
Imbuh Inha lagi seraya mengulurkan jabatan tangannya.
Dengan senang hati, Mirra pun langsung menyambutnya.
Kang Mirra
Tapi, bisakah kita saling memanggil nama saja?
Tanya Mirra dengan senyum lebarnya.
Yg mana pertanyaan itupun langsung mencairkan kecanggungan diantara keduanya.
Lee Inha
Perkenalkan, nama saya Lee Inha.
Lee Inha
Panggil saja, Inha.
Ujar Inha yg belum melepas jabatan tangannya.
Kang Mirra
Saya, Kang Mirra.
Kang Mirra
Biasa di panggil Mirra.
Balas Mirra yg ikut memperkenalkan dirinya.
Dan setelah itu keduanya pun saling melepas jabatan tangan mereka, namun dengan senyum yg belum juga memudar dari bibir cantik keduanya.
Kang Mirra
Saya sengaja datang kemari, untuk menyampaikan undangan ini.
Ujar Mirra sembari mengulurkan undangan yg tadi di bawanya.
Dan dengan senang hati, Inha pun meraih uluran kertas yg terlihat mewah itu dari tangan wanita yg terus tersenyum ramah di hadapannya.
Lee Inha
Undangan ulang tahun?
Tanya Inha sesaat setelah ia membuka undangan yg di terimanya.
Kang Mirra
Ulang tahun pertama putraku.
Jawab Mirra sambil tersenyum bangga kepada sang putra yg sedari tadi anteng saja dalam gendonganya.
Balita satu tahun itu seolah ikut menikmati momen pertemuan sang ibu dengan tetangga barunya.
Sehingga ia sama sekali tak rewel, apalagi membuat ulah.
Kang Mirra
Saya harap, kalian bisa datang.
Lanjutnya lagi, sambil bergantian menatap Inha dan sang bayi yg terlelap di strollernya sejak tadi.
Lee Inha
Kami pasti datang, Mirra.
Kang Mirra
Syukurlah.. Ji Hoon pasti sangat senang, jika kalian semua bisa hadir di pesta ulang tahunnya.
Kang Mirra
Benar kan, Sayang..?
Ujar Mirra yg kemudian meminta pendapat putra kecilnya.
Dan tanpa di duga, balita itupun tertawa lebar menanggapinya.
Membuat dua ibu muda itu gemas sendiri melihatnya.
Kang Mirra
Waaaah... Kau lihat, Inha..?
Lee Inha
Iya. Dia begitu menggemaskan.
Kang Mirra
Sekarang sudah jelas bukan? Kalau Ji Hoon juga mengharapkan kedatangan kalian.
Lee Inha
Baiklah, Sayaaang.. Kami akan datang.. Hmm?
Ujar Inha sambil berpura_pura mencubit pipi gembul Ji Hoon yg menggemaskan.
Kang Mirra
Terima kasih, Inha.
Lee Inha
Sama_sama, Mirra.
Sahut Inha seraya menarik tangannya dari pipi balita tampan yg satu tahun lebih tua dari usia sang putra.
Baby Ji Hoon
Eee.. Eee....
Balita yg sedari tadi anteng itu, tiba_tiba saja memberontak dari gendongan ibunya seraya menunjuk bayi Inha yg ada di kereta dorongnya.
Kang Mirra
Eh..? Ada apa, Sayang..?
Mirra pun sedikit terkejut dan bingung melihat tingkah putranya.
Baby Ji Hoon
Eeee.. Eeeee....
Balita itu semakin kuat memberontak dari gendongan ibunya.
Ia juga mengulurkan tangan mungilnya kearah kereta, seolah ia begitu ingin menjangkaunya.
Lee Inha
Sepertinya Ji Hoon ingin berkenalan dengan putraku, Jeon Woo.
Yah, Jeon Woo. Lee Jeon Woo..!
Itulah nama putra istimewanya.
Kang Mirra
Sepertinya kau benar, Inha.
Sahut Mirra sebelum kemudian mendekatkan sang putra kearah kereta bayi Inha.
Balita itu seketika tertawa, saat ia sudah di dekatkan ke kereta.
Bahkan tangan mungilnya langsung menggapai tangan mungil bayi yg ada di hadapannya.
Tawanya semakin lebar begitu bahagia.
Apalagi saat tangan mungil Jeon Woo secara spontan ikut membalas genggam tangannya, membuat tawa Ji Hoon semakin lebar saja sampai memperlihatkan empat gigi susu yg sudah mulai tumbuh di dalam mulutnya.
Itulah pertemuan pertama mereka.
Pertemuan yg menjadi titik awal, dari persahabatan yg kelak akan terjalin diantara mereka.
Persahabatan yg tak terpisah, sampai mereka tumbuh dewasa bersama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!